13 0 3 MB
E-BOOK #INVESTINGJOURNAL
Edisi : “Getting Ready for Santa Claus Rally 2020”
14 November 2020
www.emtrade.id
02372/DJAI.PSE/03/202 0
GUNAKAN KODE PROMO SO35
Saham Diskonvaganza 2020 What to Aware? Bursa global mengalami penguatan yang cukup signifikan yakni Indeks S&P dan Dow Jones naik 66,21% dan naik 64.35%. Kenaikan bursal global didorong kepastian akan Presiden Biden yang akan memberikan stimulus. IHSG sudah naik 41% sejak 24 Maret 2020, mencapai puncaknya pada 11 November 2020 pada angka 5520. IHSG saat ini berada dalam trend bullish dengan support di area 5200. Ada potensi IHSG di akhir tahun 2020 di area 6000. Kerap kali diakhir tahun, muncul sebuah fonema Santa Claus Rally. Salah satu bentuk seasonality yang terjadi di bursa saham. Ini adalah fenomena kenaikan bursa saham yang terjadi di minggu terakhir Desember dan beberapa hari pertama bulan Januari tahun depannya. Lalu bagaimana strategi yang tepat untuk menghadapi fenomena tersebut? Saham apa saja yang bisa
diburu selain saham big caps? Saham apa saja yang akan diuntungkan dalam situasi ini? Saham apa yang akan membagi dividen dan berapa banyak? Saham apa yang masih murah, secara nominal dan secara valuasi, dan mempunyai kinerja bagus? Bagaimana strategi tradingnya? Yuk baca sampai habis ya!
Global:
Pemilihan Presiden masih menjadi penggerak indeks Amerika Serikat Joe Biden pada akhirnya terpilih sebagai Presiden AS ke-46 dengan meraih 290 suara elektoral dan Partai Republik diperkirakan akan mempertahankan kendali mayoritas Senat Pemilihan senat ini juga diperhatikan investor Ini terkait kebijakan-kebijakan besar ekonomi termasuk stimulus fiskal akan bergantung pada pihak mana yang memiliki kendali mayoritas
Harapan investor pilpres AS akan lancar tanpa gugatan Jika pilpres berjalan lancar tanpa gugatan, pembahasan stimulus akan lebih cepat dilakukan guna membantu pemulihan ekonomi
lebih cepat.
Peningkatan jumlah rata-rata kasus Covid-19 di AS membuat pelaku pasar masih cukup khawatir sehingga laju bursa global pun sedikit tertahan Mengingat adanya rencana AS untuk lockdown 6 minggu kedepan
Vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech, dalam menjalani uji klinis fase III, dikabarkan 90% efektif dalam mencegah infeksi Covid-19 Berdasarkan proyeksi saat ini, perusahaan berharap dapat memproduksi secara global hingga 50 juta dosis vaksin pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021 Bursa saham bersiap menguat di 2021
Negara Rusia juga hadir dengan vaksin yang bernama Sputnik 5 Vaksin ini diklaim memiliki tingkat keefektifan 92% berdasarkan hasil awal uji klinis fase ketiga kepada 16 ribu relawan Publikasi hasil sementara menunjukkan adanya peluang bagi warga Rusia untuk menjalani vaksinasi massal pada beberapa minggu mendatang jika tidak ada halangan.
Departemen Tenaga Kerja US melaporkan adanya penurunan klaim tunjangan pengangguran (continuing) sebesar 6,64% per Oktober (dari 7,7 juta menjadi 7,2 juta jiwa) Perbaikan data ini mengindikasikan mulai normalnya kembali roda ekonomi dan diharapkan mendongkrak tingkat
daya beli masyarakat.
Rilis data inflasi AS per Oktober turun ke level 1,2% (sebelumnya 1,4%) Angka tersebut masih berada di bawah rata-rata inflasi yang dicanangkan oleh Powell sebesar 2% Tingkat inflasi inti juga turun ke level 1,6% Walaupun demikian, proyeksi perbaikan aktivitas ekonomi di Kuartal IV diyakini mampu mendongkrak kembali tingkat inflasi AS.
Nasional:
Kasus baru Covid-19 di Indonesia sudah mulai melandai Masyarakat sudah bisa menyesuaikan dengan gaya hidup sosial disctancing untuk mengurangi kasus baru
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2020 sebesar 79,0 lebih rendah dibandingkan dengan 83,4 pada September 2020 Meski demikian, kami melihat kontraksi IKK ini hanya bersifat sementara, seiring optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi dalam tiga bulan mendatang masih cukup tinggi, di dorong oleh realisasi PEN pada tahap selanjutnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengestimasikan produksi batubara akan terus meningkat seiring dengan pulihnya permintaan dunia Data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) saat ini menunjukkan bahwa realisasi produksi batu bara sampai Oktober masih baru mencapai 453,62 juta ton (82,47%) dari target tahun ini Menjadi sentimen positif untuk trading batu bara
Sri Mulyani mengatakan bahwa ekonomi Indonesia sudah mulai rebound di Kuartal III Sebanyak 12 dari 17 sektor ekonomi pulih dengan 3 sektor jagoan yaitu pertanian, informasi dan jasa keuangan.
Defisit anggaran terhadap PDB di 2021 diproyeksikan masih berada di level 5,5% (tahun ini 6,3%) Penerimaan negara perlu digenjot diimbangi dengan belanja negara agar likuiditas di masyarakat meningkat dan roda ekonomi bisa segera kembali normal.
Investor menantikan rilis data Defisit Neraca Pembayaran (Current Account Deficit/CAD) yang diproyeksi masih akan mencatatkan angka defisit tipis (sebelumnya US$2,9 miliar atau 1,2 persen dari PDB) Perbaikan data neraca dagang dan neraca pembayaran di Kuartal II diharapkan mampu semakin menekan tingkat defisit.
Akhir tahun ada Window Dressing dan Santau Class Rally Window Dressing sebagai strategi untuk mendesain ulang portofolio agar tampak lebih bagus Santau Class Rally yang mana kecendrungan harga saham akan menguat kenaikan harga saham 2021 akan sangat terasa Manfaatkan peluang ini untuk investing dan trading
Berikut adalah update data ekonomi terkini: DATA INDIKATOR EKONOMI TERKINI Indikator
Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi (Q3-2020 YoY)
-3,49%
Inflasi (Oktober 2020 YoY)
0,07%
Suku Bunga BI-7DRR
4%
Defisit Anggaran (Q3-2020)
-4.16% PDB
Cadangan Devisa (September 2020)
US$ 133,7 miliar
Neraca Dagang (September 2020 YoY)
Surplus USD 2.44 miliar
Ekspor – Impor (September 2020 YoY)
-0.51% dan -18.15%
Indeks Kepercayaan Konsumen (Oktober 2020)
79,9%
Penjualan Retail (September 2020)
-10.2%
PMI Manufaktur (Oktober 2020 MoM)
47,8
Bursa Saham Global – Nasional Bursa global mengalami penguatan yang cukup signifikan yakni Indeks S&P dan Dow Jones naik 66,21% dan naik 64.35%. Kenaikan bursal global didorong kepastian akan Presiden Biden yang akan memberikan stimulus. IHSG sudah naik 41% sejak 24 Maret 2020, mencapai puncaknya pada 11 November 2020 pada angka 5520. IHSG saat ini berada dalam trend bullish dengan support di area 5200. Ada potensi IHSG di akhir
tahun 2020 di area 6000. Namun pelaku pasar, masih menanti transasi pergantian Presiden Amerika Serikat, sehingga masih akan cukup volatile hingga awal 2021 nanti.
Chart IHSG (Daily)
Chart IHSG (Monthly)
POIN-POIN STRATEGI Saat ini merupakan momen terbaik untuk mendapatkan saham diskon, yang jarang sekali terjadi dan sudah dinanti selama 10 tahun lebih.
Strategi saat crash : Jika pada trend harga saham sideways / naik, kita mencari saham2 yang trending up untuk trading dengan strategi Super Trader, sedangkan ketika terkoreksi tajam, strategi yang digunakan adalah value investing dan juga swing trading.
Kriteria saham investing : o
Bisnis model defensive, tidak terdisrupsi bahkan diuntungkan dari pandemic Covid 19 ini.
o
Manajemen perusahaan bonafid, good corporate governance
o
Profitabilitas rasio profitabilitas semua kami pertimbangkan, namun yang terpenting bagi investor retail adalah EPS atau laba bersih per lembar saham. Kami memilih saham yang memiliki pertumbuhan EPS sustainable dari tahun ke tahun
o
Valuasi valuasi kami nilai secara historical. Beberapa saham seperti BBCA dan UNVR dianggap memiliki valuasi yang mahal jika dibandingkan dengan sektoralnya. Meski demikian, mempertimbangkan 3 poin sebelumnya, wajar jika valuasi perusahaan tersebut lebih mahal/premium karena dari bisnis model, manajemen, dan profitabilitasnya lebih sustainable. Tidak bisa membandingkan perusahaan premium dan perusahaan lain apple to apple. Oleh karena itu, kami memilih untuk melihat diskon valuasi secara historical.
Strategi beli saham: o
Kita tidak pernah tahu batas bawah market di angka berapa, yang bisa kita lihat adalah tanda reversal di depan mata dan juga suplai dan demand
o
Cara beli saham dengan lump sum bukan berarti beli banyak dalam sekali gebuk / sekali borong dalam sehari. Namun tetap harus disebar. Ingat! Tidak ada orang yang tahu bottom market pas di angka berapa. Jangan ngetes kedalaman kolam dengan 2 kaki. Cash is the king!
o
Cara menyebar / mencicil beli tergantung cashflow / besaran modal yang dimiliki. Di EMTrade akan diberi tahu kapan mulai masuk dan besaran modalnya berapa untuk mencicil (berapa % dari portfolio).
o
Swing trading harus ikuti realtime di EMTrade daftar di www.emtrade.id atau ellenmay.com/emtrade
Money Management Ala Emtrade Di tahun 2020 ini , manfaatkan kesempatan untuk investasi di saham - saham berfundamental bagus yang sedang terdiskon. Lalu apa yang harus kita lakukan? Yuk simak dan terapkan beberapa point penting berikut : 1.
Pisahkan porto investasi dan trading Anda! Selain itu modal juga dipisah ya.
2.
Untuk porsi investasi sebesar 80% dan trading 20% (Tahun 2020 adalah investing year! Manfaatkan kesempatan langka ini yah).
3.
Untuk investasi , maksimal beli saham 5 saja yah. Tidak perlu borong banyak saham. Lakukan strategi cicil beli sehingga artinya bagi modal Anda ke dalam beberapa kali pembelian. Kami akan infokan secara realtime kapan waktunya cicil beli. Nah, kami juga sudah menginfokan level support atas saham-saham invetasi tersebut sebagai reminder (Cek di pesan berikutnya yah!).
4.
Nah untuk trading , fokusnya adalah Belajar yah. Jangan terburu - buru ingin cepat untung dan jangan agresif karena kondisi market dalam kecenderungan turun. Start small dan bagi pemula, beli maksimal 10 saham saja. Jangan kalap borong semua saham. Dan pastinya jangan lupa prinsip Cut Lossess Short and Let Profit Run artinya batasi risiko sedini mungkin dan kita akan hold saham yang masih kuat untuk naik.
5.
Masih bingung? Yuk lihat ilustasi berikut!
Modal awal = Rp 100 juta dan dibagi menjadi: Investasi (80%) = Rp 80 juta Jadi, buat invetasi, porsi per saham max adalah Rp 80 juta : 5 saham = Rp 16 juta/saham Rp 16 juta dibagi 4x cicil beli (estimasi hingga akhir tahun) = Rp 4 juta tiap kali beli saham Trading (20%) = Rp 20 juta
Jadi buat trading Rp 20 juta / 10 saham = per saham porsi beli maksimal Rp 2 juta Rp 2 juta ini porsi single Anda. Jadi, kalau kita bilang beli half, artinya beli Rp 1 juta saja yah. Untuk saham investasi, kalian bisa memilih dari 12 saham referensi EmTrade yaitu BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ICBP, INDF, HMSP, GGRM, UNVR, KLBF, TLKM, ASII.
Contoh:
Seperti ilustrasi di atas, kita akan beli 5 saham untuk investas. Masing-masing porsinya Rp 16 juta/ saham ya dengan dicicil 4x (sampai Desember). Jadi buat cicil beli investasi maksimal Rp 4 juta / saham tiap bulan. Sebagai contoh, kita pilih 5 saham untuk investasi yaitu BBCA, BBRI, ICBP, HMSP, dan ASII.
Perhatikan ilustrasi cicil beli saham investasi berikut ini ! September
Oktober
November
Desember
Harga/lbr
Lot
Nilai
Harga/lbr
Lot
Nilai
Harga/lbr
Lot
Nilai
Harga/lbr
Lot
Nilai
BBCA
27,575
1
Rp2,757,500
24,200
1
Rp2,420,000
28,000
1
Rp2,800,000
30,000
1
Rp3,000,000
BBRI
3,150
12
Rp3,780,000
2,850
14
Rp3,990,000
3,200
12
Rp3,840,000
3,500
11
Rp3,850,000
ICBP
10,350
3
Rp3,105,000
9,700
4
Rp3,880,000
10,250
3
Rp3,075,000
10,625
3
Rp3,187,500
HMSP
1,475
26
Rp3,835,000
1,240
32
Rp3,968,000
1,400
28
Rp3,920,000
1,600
24
Rp3,840,000
ASII
4,700
8
Rp3,760,000
4,100
9
Rp3,690,000
4,350
9
Rp3,915,000
5,250
7
Rp3,675,000
Dari ilustrasi tersebut ada perubahan jumlah lot untuk cicil beli setiap bulannya karena harga saham juga berubah. Namun ketika cicil beli nominal untuk cicil beli saham mendekati Rp 4 juta sebagai nilai maksimal cicil beli tiap bulannya.
6. Tak ketinggalan, gimana nih cara atur risiko ketika trading? Menyambung contoh di atas, kalau misal per saham Rp 2 juta dan kerugian max 10% , artinya kerugian maksimal Rp 200 ribu . Kalau level stoploss tertembus, maka disiplin cut loss yah. Seringkali kita batasi kerugian di bawah 10% juga untuk proteksi modal . Jadi secara persentase rugi per saham dibandingkan total modal kurang dari 1% (Rp 200 ribu dari Rp 20 juta = 1%).
Well, sekarang kita bahas lebih lanjut yah.. Kalau misal dari awal Anda siap tanggung risiko 10% dari total modal, artinya Rp 20 juta x 10% = Rp 2 juta (siap untuk jadi biaya sekolah dan belajar). Rp 2 juta adalah batas kerugian maksimal dari satu portofolio Kalau setiap trading, rugi Rp 200 ribu , maka kita punya kesempatan 10 x untuk membatasi risiko Dan kalau belinya half , maka rugi Rp 100 ribu dan kita punya kesempatan 20 x untuk membatasi risiko
Gimana? Udah mulai paham kan pentingnya manajemen risiko! Cut loss adalah hal yang harus siap dihadapi dan jadikan ini sebagai moment belajar sehingga mindset dan skill trading serta investing lebih berkembang yah.
Saham yang akan bagi Deviden Saham yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat ini adalah saham ITMG dan IPCM. Adapun rinciannya adalah : Keterangan /
KINO
Saham Dividen/
Rp 20
lembar saham Cum Date
16 Nov 20
Ex Date
17 Nov 20
Recording Date 18 Nov 20 Payment Date
8 Des 20
Terdapat beberapa tanggal penting dalam dividen yaitu
Cum date tanggal terakhir investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk
mendapatkan dividen selama saham tersebut tidak dijual hingga ex date Cum date dan ex date yang digunakan adalah tanggal cum date di pasar regular
Ex date hari pertama di mana investor yang ingin membeli saham tertentu tidak berhak lagi mendapatkan dividen.
Recording date tanggal pencatatan investor saham yang telah membeli saham tersebut dan berhak mendapatkan dividen.
Payment date tanggal seorang investor akan menerima dividen tersebut.
Top Down Analysis Investasi Saham Macro Economy Sectoral Analysis
Top Down Analysis adalah salah satu pendekatan untuk menganalisis fundamental perusahaan. Urutan Top Down Analysis biasanya digambarkan dengan piramida terbalik
Business Model Management
dengan urutan makro ekonomi, sector, bisnis model, manajemen perusahaan, dan terakhir adalah numbers.
Numbers
Makro ekonomi mengenai kondisi ekonomi dengan skala global atau nasional. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam analisis makro ekonomi, yaitu kebijakan fiskal & moneter, GDP, inflasi, suku bunga, data pengangguran, neraca dagang negara dan yield obligasi negara dan kondisi non ekonomi yang mempengaruhi dunia seperti COVID-19 atau perang.
Setelah melihat makro, kita bisa memilah sektor mana saja yang terdampak dengan kondisi makro. Seagai contoh misalnya saat terjadi pandemi seperti saat ini, kita bisa mengurutkan dari sektor yang paling terdampak hingga sektor yang tidak terdampak. Setelah melakukan analisis sektoral, kita bisa memilih saham mana yang memiliki potensi dikoleksi.
Pertama kita harus mengenal dulu model bisnisnya. Secara sederhana model bisnis bisa diartikan
bagaimana cara perusahaan tersebut dalam memperoleh pendapatan. Biasanya tiap sektor memiliki ciri khas model bisnisnya sendiri. Seperti sektor konstruksi yang mendapatkan pendapatan dari kontrak, berbeda dengan ritel yang mendapatkan pendapatan dari penjualan barang. Setelah itu kita lihat bagaimana manajemen perusahaan tersebut. Melihat bagaimana perusahaan melakukan inovasi dalam menghadapi persaingan atau track record ketika menghadapi krisis. Inovasi menjadi salah satu komponen penting dalam menilai suatu perusahaan untuk melihat kemampuan adaptasi perusahaan di setiapn kondisi.
Menghitung Harga Wajar Saham Saat situasi seperti ini, muncul saham-saham yang mulai salah harga atau undervalued untuk berinvestasi. Metode relative valuation berbasis price to earning ratio (PER) adalah metode sederhana yang bisa digunakan untuk menghitung valuasi harga saham. PER yaitu perbandingan harga saham (price) terhadap laba per lembar saham (earning per share / EPS).
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung earning per share (EPS). EPS didapatkan dari laba dibagi dengan jumlah saham beredar. EPS yang digunakan haruslah EPS tahunan. Jika data yang tersedia adalah EPS kuartal, maka harus disetahunkan terlebih dahulu. Agar lebih jelas, mari kita hitung valuasi saham ASII dengan metode PER.
Langkah 1. Siapkan data ASII ASII sudah mengeluarkan laporan leuangan kuartal II dengan EPS Rp 281. EPS kuartal II ini harus disetahunkan atau annualized untuk menghitung valuasi ASII. Bagaimana caranya? EPS Kuartal II ASII senilai Rp 281. Maka untuk menyetahunkan EPS ASII adalah dengan cara: = EPS x 2 = Rp 281 x 2 = Rp 562 Langkah 2. Menentukan PER ASII PER yang dapat digunakan untuk mencari nilai wajar dapat menggunakan rata-rata PER dalam lima tahun terakhir. Maka didapatkan PER ASII senilai 17x.
Untuk PER tahunan sendiri didapatkan dari harga saham (close) dibagi dengan EPS. 2015
2016
2017
2018
2019
Price
6000
8275
8300
8225
6925
EPS
357
374
466
535
536
PER
16.81x
22.13x
17.81x
15.37x
12.92x
Average
17x
Langkah 3. Menentukan Nilai Wajar ASII Setelah EPS dan rata-rata PER ditemukan, langkah terakhir ada menentukan nilai wajar ASII. Untuk memudahkan, kita bisa memasukan angka PER rata-rata dan EPS 2020 yang disetahunkan ke dalam rumus PER. PER= Price/EPS 17X= Price/(Rp 526)
Kemudian kita bisa menemukan nilai wajar ASII dengan persamaan berikut Price =EPS x PER Price=Rp 562 x 17 Price=Rp 9554
Didapatkan bahwa nilai wajar ASII adalah Rp 9554. Jika dibandingkan dengan harga penutupan ASII 19 Agustus 2020 maka ASII sudah terdiskon 44.6%. Sedangkan untuk saham 2nd liner, kami menambahkan perthitungan price/earnings to growth ratio (PEG).Indikator ini sebagai model valuasi untuk mengukur kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, dan harapan pertumbuhan perusahaan.
PEG = PER / CAGR
di mana,
Contoh perhitunggan CAGR:
Contoh Perhitungan PEG:
Perhitungan Margin Of Safety atau MOS dapat diperoleh dengan rumus:
Dari hasil perhitungan akan menunjukkan angka yang maknanya:
Poin-Poin Penting dalam Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan 1. Laporan Neraca
2. Aset
Aset Lancar ✓ kas dan setara kas,
Aset Tidak Lancar (Tetap) ✓ Aset tetap : pajak dibayar di
muka /
✓ piutang,
kelebihan pajak, tanah, gedung, kendaraan,
✓ perlengkapan,
peralatan.
✓ beban dibayar di muka (pajak, uang
✓ Aset investasi investasi saham, obligasi, etc
muka, biaya, sewa, asuransi, iklan), barang dagang (inventori). ✓ Manufaktur bahan baku, persediaan barang setengah jadi & barang jadi.
✓
Aset tidak berwujud goodwill (nama baik), franchise, hak paten, merk dagang, dsb
3. Liabilitas (Utang)
Liabilitas Lancar (Jangka Pendek) ✓ utang bank jangka pendek, ✓ utang usaha, ✓ beban akrual (sudah terjadi di periode ini tapi belum dibayar), ✓ utang obligasi, ✓ utang jangka panjang yang akan jatuh tempo < 1 tahun
4. Ekuitas (Modal) •
Modal disetor
•
Modal saham
•
Laba ditahan
•
Share premium capital gain (kenaikan harga saham)
Liabilitas Tidak Lancar (Jangka Panjang) ✓ utang jangka panjang yang jatuh tempo > 1 tahun, ✓ utang obligasi, ✓ imbalan kerja karyawan dll yang > 1 tahun
5. Laba Rugi Perusahaan Dagang
Laba Rugi Perusahaan Jasa
6. Laporan Peruabahan Ekuitas
7. Laporan Arus Kas (Cashflow) Arus kas dari aktivitas
21
•
operasi (operational activities) operasional, pajak, pendapatan, bunga, piutang, utang, dll
•
investasi (investing) jual beli investasi, return investasi, jual/beli asset tetap
•
pendanaan (financing) utang bank, obligasi, treasury (buy back)
Rasio Laporan Keuangan 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset lancarnya. Rasio likuiditas terdiri dari beberapa rasio seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
Current Ratio = Aset Lancar : Utang Lancar
Quick Ratio = [(Kas + Investasi jangka Pendek + Piutang) : Utang Lancar] x 100%
Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham ICBP. Rumus Current ratio : Aset Lancar/Utang Lancar. Current Ratio ICBP: Rp 19,751,045/Rp 7,332,801= 2.7x
Rumus Quick ratio: (Kas setara kas + Investasi jangka Pendek + Piutang)/Utang Lancar. Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham ICBP. Quick Ratio ICBP: (Rp 8,904,198 + Rp 1,184,641 + Rp 5,768,111)/ Rp 7,332,801 = 2.16x
22
Rumus Cash ratio: Kas setara kas/Utang Lancar. Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham ICBP. Quick Ratio ICBP: Rp 8,904,198 / Rp 7,332,801 = 1.21x
2. Rasio Arus Kas Cash ratio = [(kas + setara kas) : utang lancar] x 100%
2. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini penting bagi investor untuk melihat kinerja suatu perusahaan seperti mengukur efisiensi perusahaan dalam memperoleh laba. a. Profit Margin = (laba bersih : penjualan) x 100% b. Gross Profit Margin = (laba kotor : penjualan bersih) x 100% c. Net Profit Margin = (laba bersih setelah pajak : penjualan bersih) x 100% d. Return on Equity (ROE) = (laba bersih setelah pajak : ekuitas) x 100% e. Return on Assets (ROA) = (laba sebelum bunga dan pajak : total aktiva) x 100%
Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham MYOR. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share adalah rasio untuk mengukur laba perusahaan yang dibagikan ke para pemegang saham. EPS juga biasanya digunakan untuk menghitung rasio pembayaran dividen. Jadi EPS menjadi rasio penting untuk investor dalam menilai profitabilitas perusahaan. EPS bisa dihitung dengan: laba bersih setelah pajak /jumlah saham beredar
23
EPS MYOR Q1 2020
= Rp 949,829,206,540/22,358,699,725 lembar = Rp 42.5
Gross Profit Margin (GPM) Gross profit margin adalah rasio yang mengukur efisiensi harga pokok atau biaya produksi untuk menghasilkan laba kotor. Semakin besar GPM, semakin efisien kegiatan operasional perusahaan. Semakin kecil GPM, maka perusahaan dinilai kurang efisien dalam melakukan kegiatan operasional. GPM bisa dihitung dengan: (laba kotor/total pendapatan atau penjualan bersih) x 100%. Sebagai contoh menghitung rasio GPM dan lainnya, kita akan meggunakan laporan keuangan MYOR kuartal1 2020.
GPM MYOR Q1 2020
= (Rp 1,656,951,464,577 / Rp 5,379,537,546,423) x 100% = 30.8%
24
Nett Profit Margin (NPM) Nett profit margin adalah rasio untuk membandingkan pendapatan perusahaan dengan laba bersih setelah pajak. Semakin besar NPM, semakin baik perusahaan mengonversi pendapatan menjadi laba bersih. NPM bisa dihitung dengan: (laba bersih setelah pajak/total pendapatan atau penjualan bersih) x 100%
NPM MYOR Q1 2020
= (Rp 949,829,206,540 / Rp 5,379,537,546,423) x 100% = 17.7%
Return on Assets (ROA) Return on Assets adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan mendapatakan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROA akan semakin baik kinerja perusahaan. . ROA bisa dihitung dengan: (laba bersih sebelum pajak dan bunga atau EBIT/total aset) x 100%.
25
ROA MYOR Q1 2020 = (Rp 1,266,014,439,917-Rp 104,879,840,761+Rp 12,423,652,644)/(Rp 19,474,546,511,239) x 100% = 6%
Return on Equity (ROE) Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan mendapatakan laba dari modal perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik kinerja perusahaan. ROE bisa dihitung dengan: (laba bersih setelah pajak /total ekuitas) x 100%.
26
ROE MYOR Q1 2020
= (Rp 949,829,206,540/Rp 10,846,852,689,295) x 100% = 11%
3. Rasio Dividen a. Dividend Yield Dividen yield memberi informasi berapa persentae keuntungan dividen tunai kepada pemegang saham. Dividen yield membandingkan dividen tunai dan harga saham. Informasi dividen tunai per saham yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham bisa didapatkan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) di situs IDX.
Dividend yield bisa dihitung dengan: (dividen tunai per saham / harga saham) x 100% . Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan tahun 2019 MYOR.
27
Dividend yield MYOR
= (dividen tunai per saham / harga saham) x 100% = (Rp 30 / Rp 2190) x 100% = 1.37%
b. Dividend Payout Ratio Dividen payout ratio adalah persentase laba yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rasio ini bisa melihat perbandingan laba yang dibagikan dan laba yang ditahan untuk pengembangan perusahaan. Informasi laba yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham bisa didapatkan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) di situs IDX.
DPR bisa dihitung dengan: (total dividen yang dibayarkan / laba bersih tahunan) x 100% . Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan tahun 2019 MYOR.
Dividend payout ratio MYOR = (total dividen yang dibayarkan / laba bersih tahunan) x 100% = (Rp 670,760,991,750 / 2,039,404,206,764) x 100% = 32.89%
28
4. Rasio Solvabilitas a. Total Debt to Total Assets Ratio (DAR) Debt asset ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya dengan aset. DAR yang kecil lebih baik karena semakin besar utang perusahaan dibandingkan dengan total asetnya. Sehingga aset perusahaan tidak cukup untuk membayar utang perusahaan.
Debt ratio = (total utang : total aset) x 100%
Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.
Debt to asset ratio MYOR = total hutang atau liabilitas / total aset = Rp 8,627,693,821,944 / 19,474,546,511,239 = 0.44 x
b. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utangnya dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini mencerminkan kemampuan ekuitas pemegang saham untuk menutupi semua hutang dalam hal terjadi penurunan bisnis. Semakin kecil DER, semakin baik.
Debt to equity ratio = (total utang : ekuitas) x 100%
29
Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.
Debt to equity ratio MYOR = total hutang atau liabilitas / total ekuitas = Rp 8,627,693,821,944 / 10,846,852,689,295 = 0.80 x
5. Rasio Aktivitas Activity ratio adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan mengelola asetnya. Seperti melihat bagaimana perputaran piutang suatu perusahaan atau persediaan produk dari perusahaan tersebut. Selain itu juga mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan dari aset mereka.
a. Perputaran piutang = (penjualan kredit bersih/ rata2 piutang) x 100%
at least 12 higher better b. Perputaran inventori = (COGS / average inventory) x 100%
Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham MYOR. Inventory Turnover Inventory turnover ratio (perputaran persediaan) adalah rasio untuk mengukur efektivitas mengelola
barang persediaan perusahaan. Inventory turnover harus dibandingkan dengan industri atau perusahaan sejenis untuk mengetahui baik atau buruknya inventory turnover perusahaan.
Inventory turnover ratio bisa dihitung dengan: (HPP / (Persediaan periode ini + Persediaan periode lalu)/2)). Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.
30
Inventory turnover MYOR : (HPP / (Persediaan periode ini + Persediaan periode lalu)/2)) : (Rp 3,772,622,081,846 / (2,877,012,552,776 + 2,790,633,951,514) /2)) : 1.31x
Kita juga bisa menghitung daily sales inventory (DSI) dengan mengalikan ((Persediaan periode ini + Persediaan periode lalu)/2) / HPP) x 365 menjadi 0.75 x 365 hari= 274 hari. DSI ini bisa melihat berapa lama rata-rata persediaan perusahaan bisa dikonversi menjadi penjualan.
Receivable Turnover
Receivable ratio digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengkonversi piutang menjadi kas perusahaan. Semakin tinggi receivable turnover berarti semakin banyak piutang berarti semakin baik perusahaan mengelola piutangnya. Receivable turnover bisa dihitung dengan: (Penjualan/(Piutang periode ini + Piutang periode lalu)/2)).
31
Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.
Receivable turnover MYOR : (Penjualan/(Piutang periode ini + Piutang periode lalu)/2)) : (Rp 5,379,573,546,423 / (5,209,764,155,724 + 5,901,994,049,176) /2)) : 0,97x
Fixed Asset Turnover Ratio
Rasio ini untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset teapnya. Rasio ini menunjukan produktivitas aset teap dalam memperoleh pendapatan. Untuk mengetahui baik buruknya rasio perusahaan, perlu dibandingkan dnegan industri atau perusahaan sejenis selama bertahun-tahun.
32
Fixed asset turnover bisa dihitung dengan: Penjualan/Aset tetap Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.
Fixed asset turnover MYOR : Penjualan/Aset tetap : Rp 5,379,573,546,423 / 6,541,458,889,970 : 0,84x
6. Rasio Perbankan a. CAR = Total Modal/Aset Tertimbang Menurut Risiko b. NPL = Kredit Macet / Total Kredit c. NIM = Pendapatan Bunga/Aktiva Produktif d. BOPO = Beban Operasional / Pendapatan Operasional e. LDR = Total Kredit / (Total DPK + Modal Disetor) x 100%
f.
CASA = (Current Account + Saving Account) / Total DPK x 100%
7. Rasio Valuasi a. PER = Price / earnings b. PBV = price / book value c. PEG = PER / CAGR
33
Jenis – Jenis Karakter Saham Defensive
Basic & primary needs
Pangsa pasar besar
Economic moat
Tahan krisis
Sektor: Consumer goods, Cigarettes, Utility, Farmasi
Cyclical
Terpengaruh kondisi ekonomi, siklus bisnis, alam
Bukan primary needs, bersifat substitusi
Naik saat economic boom, turun saat resesi
Tidak tahan krisis
Sektor: finance, property, agriculture, mining
Turnaround
Dari jelek jadi bagus
Perubahan (business model, sales, cost, product, management)
Risiko ketidakpastian
Mulai diakumulasi
Sektor: Retail, Infra, Property
Fast Growing
34
Revenue & profit naik konsisten
Punya produk kuat / brand
Inovatif
Masih punya ruang berkembang
Various sector
DISCOUNTED STOCKS
35
BIG CAPS
Investasi fokus saham yang menjadi penggerak IHSG / kapitalisasi besar karena akan diborong oleh institusi di masa diskon seperti saat ini yaitu saham : BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, UNVR, INDF, ICBP, HMSP, GGRM, KLBF, TLKM
Kami lebih suka sektor consumer goods UNVR, INDF, ICBP, HMSP, GGRM, KLBF untuk blue chips daripada perbankan karena NPL / kredit macet potensi meningkat
Exposure investing saat ini maksimal 20% (artinya maksimal 20% dari total modal untuk investasi jangka panjang)
Poin-poin rangkuman fundamental perusahaan untuk investasi jangka panjang :
1. PT BANK CENTRAL ASIA (BBCA) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Anz
EPS
Rp 836
Rp 945
Rp 1049
Rp 1159
Rp 1084
NPL
0.3%
0.4%
1.4%
1.3%
0,4%
36
Valuasi Valuasi BCA cenderung premium dan saat ini sudah mulai mencapai harga wajarnya 2.20% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
PER
BBCA
Tahun
Current
29.47x
2016
2017
18.54x
Diskon 2018
23.17x
24.79x
Harga
Valuasi (%)
2019
28.84x
2.20%
Rp 24.614
Wajar MOS
29.80%
Harga terakhir
Rp 31.950
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 610
Rp 730
Rp 805
Rp 825
Rp 309
NPL
0.44%
0.70%
0.85%
1.20%
0.5%
37
Valuasi Valuasi BNI cenderung premium dan saat ini sudah mulai berada di harga wajar 34.70% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
PER
BBNI
Tahun
Current 2016
18.27x
2017
9.06x
2018
13.56x
Harga
Diskon
10.93x
2019
9,52x
Valuasi (%)
34.70%
Rp 3.298
Wajar MOS
71.30%
Harga terakhir
Rp 5.650
3. PT BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. (BBRI) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 214.04
Rp 236.93
Rp 264.66
Rp 281,31
Rp 153
NPL
1.09%
0.88%
0.92%
1.04%
0.9%
38
Valuasi Valuasi BRI cenderung premium dan saat ini sudah mencapai harga wajar 66.80% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
Tahun
Current PER
BBRI
2016
26.09x
10.89
2017
Diskon 2018
15.36x
13.83x
Harga
Valuasi (%)
2019
66.80%
15,64x
Rp 2.051
Wajar MOS
95.02%
Harga terakhir
Rp 4.000
4. PT BANK MANDIRI Tbk. (BMRI) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 295.85
Rp 442,28
Rp 536,04
Rp 588.90
Rp 401
NPL
1.53%
1.18%
0.67%
0.84%
0,82%
39
Valuasi Valuasi Bank Mandiri cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 20.14% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
PER BMRI
Tahun
Current
15.59x
2016 19.52x
Diskon
2017
2018
18.09x
13.76x
Harga
Valuasi (%)
2019 13.03x
-20.14%
Rp 5.859
Wajar MOS
11.83%
Harga Terakhir
Rp 6.250
5. PT INDOFOOD Tbk. (INDF) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Anz
EPS
Rp 472
Rp 473
Rp 474
Rp 559
Rp 648
ROA
6.4%
5.3%
5.1%
6.1%
6.7%
ROE
12.0%
10.8%
9.9%
10.9%
12.1%
40
Valuasi Valuasi INDF cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 34.74% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
Tahun
Current PER
INDF
2016
10.96x
16.79x
2017
2018
16.12x
Harga
Diskon 2019
15.72x
14.18x
Valuasi (%) -34.74%
Rp 10.124
Wajar MOS
-29.87%
Harga Terakhir
Rp 7.100
6. PT INDOFOOF CBP SUKSES MAKMUR Tbk. (ICBP) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Anz
EPS
Rp 309
Rp 326
Rp 392
Rp 432
Rp 580
ROA
12.6%
11.2%
13.6 %
13.8%
16.2%
ROE
12.6%
11.2%
13.6%
18.89%
23.4%
41
Valuasi Valuasi ICBP cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 46.26% sejak dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
Tahun
Current PER
ICBP
2016
16,72x
27.75x
2017
Diskon 2018
27.30x
2019
26.66x
25.81x
Valuasi (%) -46.26%
Harga Rp 15.508
Wajar
MOS
-37.45%
Harga Terakhir
Rp 9.700
7. PT UNILEVER INDONESIA Tbk. (UNVR)
Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 168
Rp 184
Rp 238
Rp 194
Rp 191.00
ROA
38.2%
37,00%
44.7%
35.8%
33,90%
ROE
135.8%
135.4%
123.0%
140.0%
82.2%
42
Valuasi Valuasi UNVR cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 33.21% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
UNVR
Tahun
Current
Diskon
PER
2016
2017
2018
2019
Valuasi(%)
40.65x
46.26x
60.86x
38,12x
43.35x
-33.21%
Harga
Rp 9.032
Wajar MOS
-14.19%
Harga Terakhir
Rp7.750
8. PT GUDANG GARAM Tbk. (GGRM) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 3.470
Rp 4.030
Rp 4.050
Rp 5.655
Rp 3.913
ROA
10.60%
11.61%
11.28%
13.83%
9,65%
ROE
16.86%
18.38%
17.26%
21.36%
14.00%
43
Valuasi Valuasi GGRM cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 48,81% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
GGRM
Tahun
Current
Diskon
PER
2016
2017
2018
2019
Valuasi(%)
10.64x
18.41x
20.79x
20.65x
9.37x
-48.81%
Harga
Rp 68.053
Wajar MOS
-37.88%
Harga Terakhir
Rp 41.650
9. PT HM SAMPOERNA Tbk. (HMSP) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 110
Rp 109
Rp 116
Rp 118
Rp84
ROA
30.02%
29.37%
29.05%
26.96%
23,32%
ROE
37.34%
37.14%
38.29%
38.46%
33,66%
44
Valuasi Valuasi HMSP cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 60.35% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
Tahun
Current PER
HMSP
2016
2017
34.82x
17.20x
2018
43.39x
Harga
Diskon 2019
31.98x
17.80x
Valuasi (%) -60.35%
Rp2.829
Wajar MOS
-48.92%
Harga Terakhir
Rp 1.445
10. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. (TLKM) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
EPS
Rp 196.19
Rp 223.55
Rp 182.03
Rp 188.40
Rp 224
ROA
16.2%
16.5%
13.1%
12.5%
12.5%
ROE
27.6%
29.2%
23.%
23.5%
28,00%
45
2020 (Anz)
Valuasi Valuasi TLKM cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 39.46% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
PER TLKM
Tahun
Current
13.32x
2016 20.29x
2017 19.86x
Diskon 2018
20.60x
Harga
2019 21,07x
Valuasi(%) -36.79%
Rp 4.557
Wajar MOS
-34.39%
Harga Terakhir
Rp 2.990
11. PT ASTRA INTERNATIONAL INDONESIA Tbk. (ASII)
Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 374
Rp 466
Rp 535
Rp 536
Rp 463
ROA
7.0%
7.8%
7.9%
7.6%
7.6%
ROE
13.1%
14.8%
15.7%
14.3%
13.7%
46
Valuasi Valuasi ASII cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 42.32% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
ASII
Tahun
Current PER
2016
2017
2018
2019
Valuasi (%)
12.75x
12.9x
15.4x
17.8x
22.1x
-42.32%
Harga
Rp7.869
Wajar MOS
Diskon
-25.02%
Harga Terakhir
Rp 5.900
12. PT KALBE FARMA Tbk. (KLBF) Profitability EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
EPS
Rp 49.03
Rp 51.25
Rp 52.39
Rp 53.48
Rp 58
ROA
15.44%
14.76%
13.76%
12.52%
12.75%
ROE
18.86%
17.66%
16.33%
15.19%
16.39%
47
Valuasi Valuasi KLBF cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 21.34% dihitung dari PER Tertinggi
Ticker
PER KLBF
Tahun
Current
25.59x
2016 30.88x
Harga
48
32.96x
2018 29.00x
2019 30.29x
Valuasi(%) -21.34%
Rp 1.776
Wajar MOS
2017
Diskon
-15.83%
Harga Terakhir
Rp 1.495
Tabel Bluechip On Discount
49
Sectoral Update and Stock Picking CIGAR BUTT INVESTING
50
Cigar Butt Investing Picking up discarded cigars and taking the last few puffs out of them - quite unappetizing, but still technically good value.
Kriteria Cigar Butt •
Business sedang tertekan
•
PBV < 1
•
Cocok untuk retail (liquidity matters for institution)
•
Risiko : Value trap
Property update (sectoral) •
Terpukul pada Q2 karena pandemic
•
Relaksasi PSBB, aktivitas ekonomi semakin aktif
•
Jam operasi mall lebih panjang
•
Penjualan hingga Sept 2020 di atas 75% dari target
•
Suku bunga masih ditekan / murah
•
Omnibus Law Valuasi masih sangat murah dibandingkan dengan recovery
•
Disahkannya UU Cipta Kerja
•
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat ini terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana relokasi investasi ke Indonesia
Property Residential Summary Stock Updates •
SMRA Sales tinggi di Q3. Dapat pinjaman Rp 1,1 T untuk membantu likuditas dan mendorong operasional; Peluncuran kota baru; disc based on RNAV 68%
•
BSDE Satu-satunya emiten property yang tidak menurunkan target di 2020. Membangun proyek
100ha merupakan JV dengan Mitbana Pte Ltd. PBV 0.57x. Secara valuasi masih murah dengan PBV 0.57x dengan disc to RNAV 77% •
CTRA Pada Q2 stabil tidak terlalu terdampak pandemic lebih stabil. Ekspansi keluar negeri (Hanoi Vietnam, Phnom Phen Kamboja dan Shenyang,China); Meluncurkan cluster baru di Makassar ;PBV 0.95x; disc to RNAV 76%
•
PWON Mall sudah mulai beroperasi. Fokus di bidang proyek apartemen di Surabaya; PBV 1.32x; disc to RNAV 77%.
51
•
ASRI penjualan Rp 1.9 triliun pada Sept 2020 atau 77% dari target. Terbitkan obligasi global untuk refinancing, bunga maksimum 13% p.a; ikut dalam program Tapera PBV 0.24x; disc to RNAV 77%
Property Industrial Stock Updates •
BEST kerjasama dengan perusahaan yang berbasis di Jepang dapat meningkatkan penjualan pemasaran; PBV 0.39x ; disc based on RNAV 84%
•
SSIA Proyek Subang Smart and Sustainable City 2000Ha yang mulai dijual 4Q20; Valuasi cukup murah PBV 0.55x
•
KIJA memiliki landbank industri terbesar di Jababeka (diversifikasi lahan untuk pengembangan industri, logistik, infrastruktur, dan wisata) dengan luas 5.108 (ha); Valuasi cukup murah PBV 0.82x
•
DMAS tidak mendapat relokasi pabrik dari China dan terancam Rebana Golden Triangle; valuasi PBV 2.03x ; cashflow kuat
Construction update (sectoral)
UU Cipta Kerja
Proyek pemerintah membangun rumah untuk penghasilan rendah
Pasal UU Cipta Kerja terkait pengelolaan landbank negara untuk proyek strategis.
Penundaan proyek karena pandemic
Badan Pengelola Dana Investasi (SWF) yang dimiliki negara akan mulai berjalan bulan depan mendorong pembangunan infrastruktur sehingga pendanaannya tidak membebani APBN
SWF bisa diinvestasikan untuk pembangunan jalan tol dan mendorong efisiensi
Construction Industrial Stock Updates
WIKA Dapat kontrak baru senilai Rp 4,9 triliun ; Dapat proyek baru pembangunan venue olahraga di Solomon; Valuasi cukup murah PBV 0.80
WSKT menjual kepemilikan 30% di KKDM pemegang konsensi Tol Becakayu. Rencana divestasi langsung tol pelabuhan Cibitung-Tanjung Priok Valuasi cukup murah PBV 0.64x
ADHI mengajukan proposal PMN dan berencana right issue sebagai langkah mendapatkan dana untuk investasi proyek; perolehan kontrak baru Rp 6,2T (naik 32%); Valuasi cukup murah PBV 0.38x
52
PTPP sepakat melakukan dua divestasi 14% kepemilikan tol Cisumdawu senilai 50 miliar dan 25% Prima Multi Terminal senilai IDR 371 miliar’; Valuasi cukup murah PBV 0.52x
WTON menurunkan capex menjadi Rp 377 miliar dari Rp 948 miliar. Utilisasi 2Q20 51%, turun dibanding 2Q19 83.3%; Valuasi cukup murah PBV 0.68
WEGE turunkan target kontrak baru sebesar 70% menjadi Rp 3.5 triliun. 1H20 target kontrak baru terealisasi 40% dari target ; Valuasi cukup murah PBV 0.85x
OTHERS 1. Retail update (sectoral)
Vol sales terpukul pada Q2 karena pandemic Relaksasi PSBB meningkatkan traffic customer ritel Penjualan ritel membaik dan Mall dan resto (dine in) mulai diperbolehkan kapasitas 50% Pertumbuhan negatif mulai membaik dari Mei 2020 sebesar -20,6% YoY menjadi hanya -9,2% YoY di bulan Sept
Stocks : RALS Jumlah Customer ritel mulai membaik ; memiliki kas dan setara kas senilai Rp2,3 triliun dan tidak memiliki pinjaman bank (strong balance sheet); Efisiensi biaya operasional penurunan opex sebesar -54% yoy di 2Q20 (biaya karyawan dipangkas sebesar 46,7%) LPPF Banyak penutupan toko yang berkinerja buruk dan berhenti menjual merek yang berkinerja buruk ; Rebranding dengan mengubah tagline menjadi "Pay Less Feel Good“; mulai penjualan online seperti di JD.ID; penurunan opex sebesar 44% yoy
53
SECOND LINERS EMtrade menyukai saham-saham yang bertahan di tengah pandemic Covid-19 dan diuntungkan dari situsasi ini. Sebagian besar sector tersebut berasal dari sector konsumsi. Pemilihan saham didasarkan pada penilaian model bisnis, manajemen, kemampuan menghasilkan laba, dan juga valuasi.
• Kegiatan operasional dan produk emiten
• Kemampuan emiten mencetak laba
Model Bisnis
Likuiditas • Kondisi kas emiten dibandingkan utang
54
Profitabilitas
Valuasi • Nilai wajar emiten terdiskon
1. PT BUYUNG POETRA SEMBADA Tbk. (HOKI)
Model Bisnis PT. Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) bergerak dalam bidang pengolahan dan distribusi beras bermerek premium. Emiten ini mulai listing pada 22 Juni 2017.
Profitability Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Anz
Net Profit
43,8M
48,0M
90.2M
240.5M
48 M
EPS
18,65
24
38
44
20
ROA
11,84%
8,31%
11,89%
12,22%
5,76%
ROE
19,91%
10,08%
16,02%
16,17%
7,05%
Liquidity Tahun Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Q1
2020 Q2
1,3x
4,6x
2,7x
3,0x
2.5x
3,3x
Cash Ratio
0,0x
0,41x
0,23x
0,21x
0,01x
0,02x
DER
0,68x
0,21x
0,35x
0,32x
0,35x
0,25x
Liquidity Ratio
55
Valuasi Tahun
Indikator
56
2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
PER
20,16x
14.33x
19,21x
21.36x
43.75x
PBV
4,02x
1,70x
3,08x
3.50x
3.24x
Harga Wajar
Rp 366
Harga Terakhir
Rp 875
PEG
-7.42
MOS
139.0%
2. PT SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk. (CLEO)
Model Bisnis PT. Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), melakukan bisnis sebagai Tanobel dan beroperasi sejak 17 September 2003. Emiten memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan mulai listing pada 05 Mei 2017.
Profitability Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Anz
39,3 M
50,2 M
63,3 M
130,8 M
129,4 M
EPS
3,57
4,97
6.00
11.00
10,48
ROA
8,47%
7,59%
7,59%
10,50%
9,7%
ROE
19,81%
16,84%
9,96%
17,06%
15,04%
Net Profit
Liquidity Tahun Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 Q1
2020 Q2
0,6x
1,2x
1,6x
1,2x
1.41x
1,3x
Cash Ratio
0,01x
0,03x
0,2x
0,3x
0,01x
0,08x
DER
1,34x
1,22x
0,31x
0,62x
0,35x
0,62x
Liquidity Ratio
57
Valuasi Tahun
Indikator
58
2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
PER
22,63x
30.38x
47.33x
45.91x
45.80x
PBV
4,49x
6.08x
5,36x
7.91x
6,71x
Harga Wajar
Rp 432
Harga Terakhir
Rp 480
PEG
1,64
MOS
8.3%
3. PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL Tbk. (SIDO) Model Bisnis PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bergerak dalam bidang industri herbal seperti industri medis (farmasi), herbal, kosmetik, makanan dan minuman yang berkaitan dengan kesehatan. Emiten mulai listing di BEI sejak 18 Desember 2013.
Profitability Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
480,5 M
533,8 M
663,8 M
807,7 M
827,6 M
EPS
33
36
45
54
28.71
ROA
16,08%
16,90%
19,89%
22,84%
24,03%
ROE
17,42%
18,43%
22,87%
26,35%
26.90%
Net Profit
Liquidity Tahun Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Q1)
2020 Q2
8,3x
7,8x
4,2x
4,1x
5,0x
5,5x
Cash Ratio
4,6x
4,3x
2,2x
2,1x
2,73x
2,56x
DER
0,08x
0,16x
0,15x
0,15x
0,13x
0,12x
Liquidity
Ratio
59
Valuasi Tahun
Indikator
60
2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
PER
16,23x
15.29x
18.98x
21,73x
30,09x
PBV
2,83x
2,82x
4,34x
5.73x
7.44x
Harga Wajar
Rp 523
Harga Terakhir
Rp 820
PEG
1.97
MOS
56.9%
4. PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. (ULTJ) Model Bisnis PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) bergerak di industri makanan dan minuman. Emiten memproduksi berbagai minuman seperti susu, jus buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diproduksi dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature). Perusahaan mulai listing sejak 2 Juli 1990.
Profitability Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
709,8 M
718.4 M
701.6 M
1T
1,1 T
EPS
61
61
60
89
96
ROA
16,81%
13,88%
12,63%
15.67%
15.94%
ROE
20,45%
17.11%
14,69%
18.32%
18.12%
Net Profit
Liquidity Tahun Indikator
61
2016
2017
2018
2019
2020 (Q1)
2020 Q2
Liquidity Ratio
4,8x
4,2x
4,4x
4,4x
5.03x
5.29x
Cash Ratio
2,6x
2,6x
2,3x
2,4x
2.73x
2,52x
DER
0,22x
0,23x
0,16x
0,17x
0,13x
0,14x
Valuasi Tahun
Indikator
62
2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
PER
18,69x
21,23x
22,50x
18.88x
17.40x
PBV
3,79x
3,56x
3,27x
3.43x
3,15x
Harga Wajar
Rp 1.981
Harga Terakhir
Rp 1.665
PEG
1,06
MOS
-16.0%
5. PT MAYORA INDAH Tbk. (MYOR)
Model Bisnis PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) bergerak dalam bidang pembuatan makanan, permen dan biskuit. Perusahaan menjual produknya baik di pasar domestik maupun luar negeri. Emiten mulai listing sejak 4 Juli 1990.
Profitability Tahun
Indikator 2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
Net Profit
1,4 T
1,6 T
1,7 T
1,5 T
1,9 T
EPS
60,49
71,18
76,62
65,24
93.33
ROA
10,49%
10,69%
9,76%
8,03%
10,23%
ROE
21,63%
21,68%
20,09%
15,74%
16,56%
2016
2017
2018
2019
2020 (Q1)
2020 Q2
Liquidity Ratio
2,3x
2,4x
2,7x
3,4x
3,69x
4,4x
Cash Ratio
0,4x
0,5x
0,5x
0,8x
1,04x
2,03x
DER
1,06x
1,03x
1,06x
0,99x
0,80x
0,16x
Liquidity Tahun Indikator
63
Valuasi Tahun
Indikator
64
2016
2017
2018
2019
2020 (Anz)
PER
27,19x
28,38x
34,19x
32.56x
25.82x
PBV
5,23x
6,14x
6,86x
5.13x
5,10x
Harga Wajar
Rp 2.517
Harga Terakhir
Rp 2.410
PEG
2.28
MOS
-18.6%
KINERJA EMTRADE Selama bulan Januari – Oktober 2020, EMtrade berhasil mencetak kinerja yang cukup apik di tengah kondisi IHSG yang sangat fluktuatif. Berikut terlampir kinerja saham terjual di bulan Oktober 2020 :
Nah, untuk mendapatkan kinerja kami dari bulan Januari – September 2020, yuk langsung kunjungi www.ellen-may.com/emtrade . Nanti langsung kontak ke admin kami yah untuk minta kinerja nya!
Salam Profit!
65
EXISTING STOCKS - 2020
66
SUPER TRADING JOURNAL
SWING TRADING JOURNAL
67
Swing trading untuk jangka pendek ikuti realtime EMTRade, daftar di www.ellenmay.com/emtrade atau www.emtrade.id sertakan kode SO8 untuk dapatkan bonus 1 bulan tambahan setiap pembelian 12 bulan Edukasi Online EMTRADE
Berburu saham murah untuk investasi jangka panjang bluechips & second liners
Daftar Istilah
CAR : Capital Adequacy Ratio (Rasio kecukupan modal untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian perbankan) CKPN : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Dana cadangan yang disisihkan emiten perbankan untuk meng-cover adanya kredit macet) MA : Moving Average MoM : Month on Month NPL : Non Performing Loan (Indikator kesehatan perbankan yang menunjukkan tingkat kredit macet) IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan Inflasi : Kenaikan harga secara keseluruhan PDB : Produk Domestik Bruto Resistance : Batas atas/suatu area harga yang menahan pergerakan harga untuk naik Support : Batas bawah/suatu area harga yang menahan harga untuk terus turun The Federal Reserve : Bank Sentral Amerika YoY : Year on Year
68
Disclaimer
EMTrade adalah layanan online yang dibuat untuk tujuan memberi informasi dan edukasi, sehingga dalam keadaan apa pun tidak boleh dianggap atau dimaksudkan sebagai nasehat, rekomendasi, penawaran / perintah untuk melakukan beli / jual saham yang dimaksud.
User harus memahami bahwa nilai saham dapat berfluktuasi dan harga saham juga dapat naik atau turun. Semua informasi yang disajikan dalam EMTrade adalah hasil dari analisis baik secara teknikal dan fundamental. Fasilitas stock pick yang diberikan merupakan case study atas edukasi yang sudah diberikan sehingga user bisa belajar lebih efektif, bukan sebagai nasihat / perintah beli & jual.
EMTrade dan pejabatnya, direktur, rekanan, pihak terkait dan/atau karyawan (disebut "Perwakilan") tidak bertanggung jawab atas konsekuensi kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul dari penggunaan atau ketergantungan dari penggunaan layanan baik secara langsung atau tidak langsung.
Setiap informasi yang terkandung di sini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Semua informasi yang disajikan untuk digunakan oleh user EMTrade dan tidak boleh direproduksi, diubah dengan cara apa pun, dikirim, disalin atau didistribusikan ke pihak lain secara keseluruhan atau sebagian dalam bentuk atau cara apa pun tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari EMTrade. EMTrade dan
perwakilannya tidak bertanggung jawab atas tindakan dari pihak ketiga dalam hal ini.
Semua informasi yang disajikan oleh EMTrade tidak ditujukan atau dimaksudkan untuk distribusi atau digunakan oleh orang atau entitas yang merupakan warga negara atau penduduk atau berlokasi di wilayah, negara bagian, negara atau wilayah yurisdiksi lainnya dimana distribusi, publikasi, ketersediaan atau penggunaan layanan ini bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku.
69