Efek Fotolistrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM



OLEH, KELOMPOK : IV NAMA : 1. Ma’firani Syam 2. Weldis Sato 3. Arifayo Reinaldi 4. Ririn 5. Nurasia B 6. Abdul Khaliq D. Nasief ASISTEN : Rai Agustini



(A 241 14 020) (A 241 14 047) (A 241 14 062) (A 241 14 084) (A 241 14 107) (A 241 14 116)



LABORATORIUM FISIKA MODERN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2016



LEMBAR KOREKSI PERCOBAAN II EFEK FOTOLSTRIK



Kelompok



: IV



Asisten



: Rai Agustini



Hari/tanggal



Keterangan



Paraf



KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika Modern mengenai “Efek Fotolistrik”. Selanjutnya penulis berterima kasih kepada kak Rai Agustini selaku asisten praktikum yang telah memberikan bimbingan dalam praktikum dan penulisan laporan ini. Selanjutnya penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kritik dan masukan terhadap penyajian laporan praktikum ini. Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan selamat membaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan khususnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Wassalamu’alaikum wr,wb. Palu, Desember 2016 Penulis



Kelompok IV



DAFTAR ISI Halaman SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR KOREKSI ......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2. Tujuan Percobaan ............................................................................... 2 1.3. Alat dan Bahan ................................................................................... 2 BAB II EFEK FOTOLISTRIK ........................................................................ 3 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 6 3.1. Jenis Penelitian ................................................................................... 6 3.2. Waktu dan Tempat ............................................................................. 6 3.3. Prosedur Kerja .................................................................................... 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 8 4.1. Hasil Pengamatan ............................................................................... 8 4.2. Analisa Data ....................................................................................... 9 4.3. Pembahasan ........................................................................................ 12 4.3.1. Ma’firani Syam ......................................................................... 12 4.3.2. Weldis Sato ............................................................................... 15 4.3.3. Arifayo Reinaldi ....................................................................... 19 4.3.4. Ririn .......................................................................................... 22 4.3.5. Nurasia B .................................................................................. 25 4.3.6. Abdul Khaliq D.Nasief ............................................................. 28 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 30 5.1. Kesimpulan......................................................................................... 30 5.2. Saran ................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32



LAPORAN SEMENTARA ................................................................................ 33 BIOGRAFI .......................................................................................................... 35



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Ahli



fisika



Inggris



James



Clerk



Maxwell



mengemukakan



bahwa



setiap perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet, dan setiap perubahan medan magnet akan memicu munculnya medan listrik. Selanjutnya Maxwell menunjukkan bahwa kelajuan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa sama dengan kelajuan gelombang cahaya. Akhirnya Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Pada pemahaman fisika klasik (sebelum abad ke-19), konsep gelombang elektromagnetik dari cahaya belum mendapat dukungan eksperimental. Kemudian ahli fisika Jerman Heinrich Hertz tahun 1888 membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik benar adanya dan berperilaku tepat seperti ramalan Maxwell. Dalam eksperimennya, Hertz mendapati bahwa percikan sinar pada transmisi terjadi bila cahaya ultra ungu diarahkan pada salah satu logam. Selanjutnya, ditemukan bahwa penyebab percikan ini adalah elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi. Gejala percikan elektron tersebut kemudian dikenal dengan efek fotolistrik. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen, kita dihadapkan pada situasi dimana paham klasik yang selama puluhan tahun diyakini sebagai paham yang benar, terpaksa harus dirombak. Paham yang dimaksud adalah konsep cahaya sebagai gelombang tidak dirombak, fenomena efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan secara baik. Paham yang baru yang mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik adalah bahwa cahaya sebagai partikel namun demikian, munculnya paham baru ini menimbulkan polemik baru. Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang telah dibuktikan kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan dengan



fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomena yang disebutkan tadi tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai partikel. Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengeksperimenkan percobaan efek fotolistrik untuk mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen dan untuk menentukan nilai konstanta Planck



1.2. Tujuan 1. Mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen 2. Menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperimen



1.3. Alat dan Bahan 1. Filter optik (Filter: 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm), 2. Apertures (Apertures: diameter 2 mm, diameter 4 mm, diameter 8 mm) 3. Caps (Caps: Photodiode, Lampu Mercury), dan Sekrup 4. Mercury Light Source Enclosure 5. Basis 6. Photodiode Enclosure 7. Power Supply 8. Fotolistrik Efek Aparatur 9. Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru 10. BNC Connector Cable untuk Photodiode Enclosure 11. Kabel Power untuk fotolistrik Efek Aparatur



BAB II EFEK FOTOLISTRIK



Efek fotolistrik adalah emisi elektron dari permukaan logam saat radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak atau ultraviolet) dari frekuensi yang tepat bersinar di metal. Pada saat penemuannya, model gelombang klasik untuk cahaya meramalkan bahwa energi elektron dipancarkan akan meningkat karena intensitas (brightness) dari cahaya meningkat. Sebaliknya ditemukan bahwa energi dari elektron yang dipancarkan adalah berbanding lurus dengan frekuensi cahaya, dan bahwa tidak ada elektron akan dipancarkan jika sumber cahaya tidak di atas frekuensi ambang tertentu. Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya atau gelombang elektromagnetik pada umumnya. Elektron yang terlepas pada efek fotolistrik disebut elektron foto. Fenomena ini pertama kali diamati oleh Heinrich Hertz (1886-1887) melalui percobaan tabung lucutan. Hertz melihat bahwa lucutan elektrik akan menjadi lebih muda jika cahaya ultraviolet dijatuhkan pada elektroda tabung lucutan (sebagai bahan elektroda digunakan logam natrium). Ini menunjukkan bahwa cahaya ultraviolet dapat melepaskan elektron dari permukaan logam atau sekurang-kurangnya memudahkan elektron terlepas dari logam. Pengamatan Hertz ini kemudian diselidiki lebih lanjut oleh P. Leonard sekitar 18 tahun. Kemudian pada tahun 1905 secara teoritis, Einstein berhasil menjelaskan fenomena ini.



Gambar 1. Set Percobaan Untuk Mengamati Efek Fotolistrik



Skema percobaan untuk mempelajari efek fotolistrik disajikan pada gambar di atas. Peralatan utama terdiri atas plat logam, jendela, galvanometer, dan potensiometer. Plat logam A dan logam K ditempatkan dalam tabung kaca yang dihampakan. Penghampaan ini diperlukan untuk meminimalkan tumbukan antara elektron-foto dengan molekul-molekul gas. Sisi tabung yang berperan sebagai jendela terbuat dari bahan kuarsa, melalui jendela inilah berkas cahaya monokromatis ditembakkan ke plat K sehingga plat melepaskan elektron-foto. Galvanometer (G) digunakan untuk mendeteksi adanya arus listrik yang dihasilkan oleh elektron foto tersebut (sering kali disebut arus fotoelektrik). Potensiometer (hambatan geser) diperlukan untuk mengatur beda potensial antara plat A dan plat B. Cahaya monokromatis ditembakkan ke plat K yang potensialnya dibuat lebih positif terhadap plat A ternyata untuk cahaya dengan frekuensi tertentu, galvanometer (G) mendeteksi adanya arus listrik. Ini menunjukkan bahwa elektron-foto yang dipancarkan oleh plat K mampu mencapai plat A walaupun plat A memiliki potensial yang lebih negatif dari pada plat K. Ini juga berarti bahwa ketiak terlepas dari plat K elektron sudah memiliki tenaga kinetik yang cukup besar untuk menembus potensial penghalang yang dipasang antara plat K dan A. Untuk menghentikan gerakan elektronfoto (ditunjukkan dengan tidak adanya arus fotoelektrik yang melalui G), diperlukan potensial penghalang V tertentu. Beda potensial yang mampu menghentikan gerak elektron-foto tercepat ini disebut potensial pemberhenti (stopping potential), yang diberi lambang Vo. Di dalam emisi fotolistrik, cahaya yang menumbuk sebuah benda menyebabkan elektron lepas. Model gelombang klasik meramalkan elektron bahwa ketika intensitas cahaya dinaikkan, amplitudo dan energi cahaya yang juga bertambah. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak fotoelektron energi kinetik yang dipancarkan. Akan tetapi, menurut teori kuantum, kenaikkan frekuensi cahaya akan menghasilkan dengan energi yang membesar, tidak bergantung pada intensitas. Sumbangan pemikiran dari Albert Einstein dalam masalah efek fotolistrik menguatkan gagasan Max Planck tentang kuantitasi energi dan sekaligus membuktikan bahwa cahaya ( foton ) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel. Dengan demikian



gagasan Max Planck yang semula masih diragukan, akhirnya dapat diterima secara luas. Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar. Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya mengikuti prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu foton harus diserap dan digunakan untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi dipancarkan kembali. Jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari atom, dan sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas. Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran.Hukum emisi fotolistrik: 1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektron yang dikeluarkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan. 2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan. 3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya. 4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10-9 detik.



BAB III METODE PENELITIAN



3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu jenis eksperimen murni. Eksperimen murni yaitu suatu jenis eksperimen yang secara langsung dilakukan di laboratorium dimana dalam jenis ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.



3.2. Waktu dan Tempat Waktu : Rabu, 14 Desember 2016 Jam



: 07.30 WITA sampai dengan selesai



Tempat : Laboratorium Fisika Modern FKIP P.Fisika Universitas Tadulako



3.3. Prosedur Kerja 1.



Menyiapkan alat dan bahan



2.



Merangkai alat seperti gambar di bawah ini



Gambar 3.1. Rangkaian alat percobaan efek fotolistrik 3.



Memposisikan Mercury Lamp tertutup dengan Lampu Mercury Cap dari kotak Filter Optical. Dan Photodiode dengan Photodiode tersebut Cap dari kotak Filter Optical.



4.



Menyalakan tombol POWER pada posisi ON kemudian tombol Mercury Lamp di power suplly di posisi ON



5.



Menyalakan power pada Photoelektric Efek Apparatus



6.



Mengatur tombol posisi 10-13 pada current



7.



mengatur posisi Rentang ke -2 - 0 V pada voltage.



8.



Membiarkan sumber cahaya dan peralatan untuk pemanasan selama beberapa menit.



9.



Mengkalibrasi arus Photoelektric Efek Apparatu dengan mengatur nilai arus menggunakan current calibration pada posisi nol.



10.



Untuk lubang bidik 2 mm 1) Pada jendela photo dioda, tempatkan lubang bidik yang akan digunakan dan filter 365 nm . 2) Membuka Cap pada Mercury Lamp. Sehingga cahaya merkuri akan masuk pada photo dioda. 3) Menyusuaikan arus pada tombol currentmenunjukan angka nol 4) Mencatatat besarnya potensialyang terjadi pada tabel pengamatan. 5) Menutup jendela Mercury Lamp dengan cap. 6) Mengganti filter 365 nm dengan filter 405 nm. 7) Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm. 8) Mengganti filter 405 nm dengan filter 436 nm. 9) Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm 10) Mengganti filter 436 nm dengan filter 546 nm. 11) Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm 12) Mengganti filter 546 nm dengan filter 577 nm. 13) Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm 14) Menutup Mercury lamp dengan cap 15) Memasukkan data yang diperoleh kedalam table hasil pengamatan



11.



Untuk lubang bidik 4 mm 1) Mengulangi langkah pada lubang bidik 2 mm



12.



Untuk lubang bidik 8 mm 1) Mengulangi langkah pada lubang bidik 2 mm



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



Hasil Pengamatan 1.



2.



Untuk lubang bidik 2 x 10-3 m No



𝜆 (m)



Vs (V)



f ( Hz )



Warna



1.



3,65 x 10-7



-1,452



8,22 x 1014



Hijau



2.



4,05 x 10-7



-0,994



7,41 x 1014



Hijau Muda



3.



4,36 x 10-7



-0,901



6,88 x 1014



Ungu



4.



5,46 x 10-7



-0,407



5,49 x 1014



Hijau Tua



5.



5,77 x 10-7



-0,274



5,20 x 1014



Orange



Untuk lubang bidik 4 x 10-3 m No



𝜆 ( nm)



Vs (V)



f ( Hz )



Warna



1.



3,65 x 10-7



-1,087



8,22 x 1014



Hijau



2.



4,05 x 10-7



-0,649



7,41 x 1014



Hijau Muda



3.



4,36 x 10-7



-0,614



6,88 x 1014



Ungu



4.



5,46 x 10-7



-0,330



5,49 x 1014



Hijau Tua



5.



5,77 x 10-7



-0,298



5,20 x 1014



Orange



3. Untuk lubang bidik 8 x 10-3 m No



𝜆 (m)



Vs (V)



f ( Hz )



Warna



1.



3,65 x 10-7



-0,547



8,22 x 1014



Hijau



2.



4,05 x 10-7



-0,275



7,41 x 1014



Hijau Muda



3.



4,36 x 10-7



-0,248



6,88 x 1014



Ungu



4.



5,46 x 10-7



-0,291



5,49 x 1014



Hijau Tua



5.



5,77 x 10-7



-0,301



5,20 x 1014



Orange



4.2



Analisa Data 1. Untuk lubang bidik 2 x 10-3 m



No



𝜆 (m)



Vs (V)



f ( Hz )



f.V (VHz)



f2 (Hz2)



1.



3,65 x 10-7



1,452



8,22 x 1014



11,94 x 1014



67,57 x 1014



2.



4,05 x 10-7



0,994



7,41 x 1014



7,37 x 1014



54,91 x 1014



3.



4,36 x 10-7



0,901



6,88 x 1014



6,20 x 1014



47,33 x 1014



4.



5,46 x 10-7



0,407



5,49 x 1014



2,23 x 1014



30,14 x 1014



5.



5,77 x 10-7



0,274



5,20 x 1014



1,42 x 1014



27,04 x 1014



4,028



33,20 x 1014



29,16 x 1014



226,99 x 1014







Slope =



̅̅̅̅̅̅ 𝑓̅ . 𝑉̅ − (𝑓. 𝑉) 𝑓̅ 2 − ̅̅̅ 𝑓2



6,640𝑥1014 . 0,8002 − (5,832 𝑥1014 ) = 44,090𝑥1028 − 45,398𝑥1028 =



5,313 𝑥 1014 − 5,832 𝑥 1014 −1,308𝑥1028



−0,519 𝑥 1014 = −1,308𝑥1028 = 3,968 𝑥10−15 volt/Hz h = e . Slope = 1,6 𝑥10−19 . 3,968 𝑥10−15 = 6,349 𝑥10−34 Js ℎ0 − ℎ KP = | | 𝑥100% ℎ0 = |



6,626 𝑥10−34 − 6, 349𝑥10−34 | 𝑥100% 6,626𝑥10−34



0,277 𝑥10−34



= | 6,626𝑥10−34 | 𝑥100% = 4,181 𝑥10−2 𝑥100% = 4,181 %



2. Untuk lubang bidik 4 x 10-3 m No



𝜆 (m)



Vs (V)



f ( Hz )



f.V (VHz)



f2 (Hz2)



1.



3,65 x 10-7



1,087



8,22 x 1014



9,31 x 1014



67,57 x 1014



2.



4,05 x 10-7



0,649



7,41 x 1014



4,81 x 1014



54,91 x 1014



3.



4,36 x 10-7



0,614



6,88 x 1014



4,22 x 1014



47,33 x 1014



4.



5,46 x 10-7



0,330



5,49 x 1014



1,81 x 1014



30,14 x 1014



5.



5,77 x 10-7



0,298



5,20 x 1014



1,55 x 1014



27,04 x 1014



2,978



33,20 x 1014



21,7 x 1014



226,99 x 1014







Slope =



̅̅̅̅̅̅ 𝑓̅ . 𝑉̅ − (𝑓. 𝑉) 𝑓̅ 2 − ̅̅̅ 𝑓2 6,640𝑥1014 . 0,596 − (4,340 𝑥1014 ) 44,090𝑥1028 − 45,398𝑥1028



=



3,957 𝑥 1014 − 4,340 𝑥 1014 = −1,308𝑥1028 −0,383 𝑥 1014 −1,308𝑥1028



=



= 2,928 𝑥10−15 volt/Hz h = e . Slope = 1,6 𝑥10−19 . 2,928 𝑥10−15 = 4,685 𝑥10−34 Js ℎ0 − ℎ KP = | | 𝑥100% ℎ0 = |



6,626 𝑥10−34 − 4,685𝑥10−34 | 𝑥100% 6,626𝑥10−34



1,941𝑥10−34



= |6,626 𝑥10−34 | 𝑥100% = 2,929 𝑥10−2 𝑥100% = 2,929 %



3. Untuk lubang bidik 8 x 10-3 m No



𝜆 (m)



Vs (V)



f ( Hz )



f.V (VHz)



f2 (Hz2)



1.



3,65 x 10-7



0,547



8,22 x 1014



4,50 x 1014



67,57 x 1014



2.



4,05 x 10-7



0,275



7,41 x 1014



2,04 x 1014



54,91 x 1014



3.



4,36 x 10-7



0,248



6,88 x 1014



1,71 x 1014



47,33 x 1014



4.



5,46 x 10-7



0,291



5,49 x 1014



1,60 x 1014



30,14 x 1014



5.



5,77 x 10-7



0,301



5,20 x 1014



1,57 x 1014



27,04 x 1014



1,662



33,20 x 1014



11,42 x 1014



226,99 x 1014







Slope =



̅̅̅̅̅̅ 𝑓̅ . 𝑉̅ − (𝑓. 𝑉) 𝑓̅ 2 − ̅̅̅ 𝑓2



6,640𝑥1014 . 0,332 − (2,284 𝑥1014 ) = 44,090𝑥1028 − 45,398𝑥1028 =



2,204 𝑥 1014 − 2,284 𝑥 1014 −1,308𝑥1028



−0,080 𝑥 1014 = −1,308𝑥1028 = 6,116 𝑥10−16 volt/Hz h = e . Slope = 1,6 𝑥10−19 . 6,116 𝑥10−16 = 9,786 𝑥10−35 Js ℎ0 − ℎ KP = | | 𝑥100% ℎ0 6,626 𝑥10−34 − 0,979 𝑥10−34 = | | 𝑥100% 6,626𝑥10−34 5,647 𝑥10−34



= |6,626 𝑥10−34 | 𝑥100% = 0,852 𝑥10−2 𝑥100% = 0,852 %



4.3. Pembahasan 4.3.1. Ma’firani Syam Efek fotolistrik merupakan peristiwa dipancarkannya elektron ketika permukaan suatu logam disinari cahaya. Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajarai efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen serta menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperimen. Adapun fungsi dari alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain filter optik (365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm) untuk membuat perubahan halus hanya pada gambar, apertures (diameter: 2 mm, 4 mm, 8 mm diameter) sebagai pengendali besar lubang di depan sensor terbuka. Caps yang terdiri atas photodiode sebaga alat untuk pendeteksi cahaya, lampu Mercury terdiri dari tabung dalam untuk menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas Argon serta tabung luar untuk menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung, Mercury Light Source Enclosure sebagai sumber foton/elektromagnetik dengan beberapa panjang gelombang, basis berfungsi untuk memfokuskan sinar, Photodiode Enclosure sebagai pendeteksi cahaya, Fotolistrik Efek Aparatur untuk memunculkan foto elektron dipermukaan fotodioda ketika sel disinari, Banana-plug Tali patch (Merah dan Biru) sebagai penghubung alat-alat, BNC Connector Cable sebagai kabel power untuk fotolistrik serta Power Supply berfungsi sebagai pengubah arus dari tegangan AC menjadi arus DC. Pada percobaan ini terdiri atas 3 perlakuan yaitu untuk ukuran lubang bidik berdiameter 2 mm, 4 mm dan 8 mm, dimana setiap lubang bidik dipasang pada fotodioda yang masing-masing menggunakan 5 filter yang masing-masing memiliki panjang gelombang yang berbeda (365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm dan 577 nm). Setiap filter tersebut dipasang pada lubang berbentuk tabung, dari lubang Mercury Light Source Enclosure berbentuk tabung ini akan memancarkan cahaya/elektron yang diteruskan pada jendela fotodiode (lubang bidik) dan akan menimbulkan perubahan arus pada power supply yang diakibatkan oleh pancaran sinar/cahaya tadi, dan untuk mengetahui potensial



henti yang dihasilkan yaitu dengan memutar tombol pada power supply sampai arus menunjukkan angka nol pada layar serta catat potensial henti yang tertera pada layar. Adapun hasil pengamatan diperoleh untuk perlakuan 1 dengan lubang bidik berdiameter 2 mm, setiap pergantian filter dengan panjang gelombang 365 nm; 405 nm; 436 nm; 546 nm; dan 570 nm diperoleh diperoleh besarnya potensial penghentinya berturut-turut sebesar -1,452 V; -0,994 V; -0,901 V; 0,407 V; dan -0,274 V. Untuk lubang bidik berdiameter 4 mm, setiap pergantian filter berturut-turut sebesar -1,087 V; -0,649 V; -0,614 V; -0,330 V; dan -0,298 V, serta untuk lubang bidik berdiameter 8 mm, setiap pergantian filter dengan panjang gelombang berturut-turut sebesar -0,547 V; -0,275 V; -0,248 V; -0,291 V; dan -0,301 V. Nilai potensial penghenti yang diperoleh pada setiap perlakuan semuanya bernilai negatif (-), hal ini disebabkan posisi tombol voltage pada fotoelektrik efek apparatus diatur pada posisi 0 volt sampai -2 volt sehingga nilai voltage yang dapat diukur hanya potensial yang bernilai -2 volt sampai 0 volt. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, semakin besar panjang gelombang oleh filter, maka nilai potensial henti yang diperoleh akan semakin kecil atau sebaliknya. Berdasarkan literatur, fotolistrik tergantung pada frekuensi cahaya yang datang, dimana hubungan antara frekuensi pada panjang gelombang adalah berbanding terbalik sehingga semakin besar panjang gelombang maka frekuensinya semakin kecil. Sehingga, semakin kecil frekuensi maka potensial hentinya juga semakin kecil. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan juga diperoleh bahwa semakin besar lubang bidik yang diberikan, maka semakin besar intensitas cahaya yang masuk, maka semakin kecil nilai stopping potensial yang diperoleh dan begitupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena berdasarkan teori gelombang cahaya, atom akan menyerap energi dari gelombang elektromagnetik yang datang dan sebanding dengan luasnya yang menghadap ke arah gelombang datang. Sedangkan berdasarkan literatur, fotolistrik tidak bergantung pada intensitas cahaya yang datang. Intensitas cahaya berhubungan dengan jumlah foton. Banyaknya jumlah foton tidak berpengaruh pada energi kinetik elektron



sehingga intensitas cahaya tidak akan berpengaruh pada besar beda potensial penghenti. Tujuan kedua dari percobaan ini adalah menghitung nilai konstanta planck. Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh nilai konstanta planck untuk perlakuan 1,2 dan 3 berturut-turut adalah 6,349 x 10-34 Js; 4,685 x 10-34 Js dan 0,979 x 10-34 Js. Berdasarkan literatur, nilai konstanta planck sebesar 6,626 x 1034



Js. Perbedaan nilai yang diperoleh tersebut dapat terjadi karena tidak semua



energi cahaya dari lampu mercuri secara maksimal diubah menjadi energi listrik sehingga nilai stopping potensial yang terukur tidak maksimal pula ataupun kepekaan alat yang digunakan sudah menurun. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai persentase kesalahan yaitu 4,181%, 2,929%, dan 0,852%. Kesalahan tersebut mungkin terjadi karena kurangnya keterampilan praktikan dalam menggunakan alat sehingga pada saat memutar tombol voltage yang terputar adalah tombol kalibrasi sehingga kalibrasi awal berubah dan mengakibatkan nilai stopping potensial yang terukur juga berbeda dengan kalibrasi awal. Adanya perbedaan panjang gelombang dan frekuensi dari cahaya tampak menimbulkan warna yang berbeda pula yaitu berdasarkan hasil pengamatan warna yang dihasilkan pada filter optik untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm berturut-turut adalah hijau, hijau muda, ungu, hijau tua dan orange. Sedangkan berdasarkan literatur warna dari panjang gelombang tersebut berturut-turut ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam melihat warna yang dihasilkan pada jendela photo diode ketika filter diletakkan dan cahaya merkuri masuk pada photo diode tersebut.



4.3.2. Weldis Sato Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu logam ketika disinari oleh cahaya, ketika frekuensi cahaya yang diberikan melewati frekuensi ambang logam tersebut. Efek Fotolistik adalah satu dari gejala lepasnya elektron dari permukaan suatu benda. Bila seberkas cahaya (yang memenuhi syarat tertentu) jatuh pada permukaan suatu benda maka elektron-elektron pada permukaan benda itu akan terbebaskan dari ikatannya sehingga elektron-elektron tersebut terlepas.



Percobaan efek fotolistrik



dirancang untuk menentukan nilai fungsi kerja sel foto, konstanta Planck, dan tenaga kinetik maksimum fotoelektron. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari efek atau gejala efek fotolistrik secara eksperimen dan menentukan nilai konstanta planck melalui eksperimen. Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu, kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhempas keluar hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik, diperoleh bahwa banyaknya elektron yang terlepas dari permukaan logam (katoda) sebanding dengan intensitas cahaya yang menyinari permukaan logam tersebut. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Filter optik yang berfungsi sebagai penangkap sinar yang dipancarkan oleh mercury lamp dan meneruskannya dalam bentuk gelombang menuju photodioda. Cap berfungsi untuk menutup jendela mercury lamp. Mercury Light Source Enclosure berfungsi sebagai Penguat saat memiliki sensitivitas yang tinggi dan sangat stabil dalam rangka meningkatkan akurasi pengukuran. Photodiode Enclosure berfungsi sebagai tempat keluar masuknya cahaya. Power Supply berfungsi untuk memberikan atau menyuplai arus listrik yang sebelumnya diubah dari bentuk arus listrik AC menjadi DC. Fotolistrik Efek Aparatus berfungsi untuk menghasilkan efek arus fotolistrik. Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru berfungsi sebagai penghubung arus dari power supply menuju



photo diode dan BNC Connector Cable berfungsi untuk menghubungkan Photodiode Enclosure. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pengaruh intensitas cahaya terhadap arus fotoelektrik adalah berbanding lurus. Ketika tombol ON-OFF pada perangkat pengukuran konstanta Planck dihidupkan dan belum dinaikkan intensitas cahanyanya, pada layar belum ada arus yang terbaca. Kemudian, saat intensitas cahaya dinaikkan, penunjukkan arus pada layar juga meningkat. Semakin meningkat intensitas, semakin tinggi pula jumlah arus yang terbaca pada layar. Sehingga dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya berbanding lurus dengan kuat arus fotolistrik. Hal ini menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas dari permukaan (disebut sebagai elektron-foto). Apabila tegangan (Vs) diperkecil, arus ikut mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vs), layar menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron yang keluar dari permukaan logam. Potensial Vs ini disebut potensial penghenti. Pengaruh intensitas cahaya terhadap energi kinetik elektron-foto berdasarkan percobaan yang dilakukan yaitu intensitas cahaya tidak bergantung pada energi kinetik elektron-foto. Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan partikel cahaya (foton) yang membentur permukaan logam. Sehingga apabila intensitas cahaya dinaikkan maka energi yang diterima elektron juga meningkat. Akibatnya, energi atau elektron-foto yang dihasilkan juga meningkat sehingga arus fotoelektrik yang dihasilkan juga meningkat. Pada percobaan menggunakan tiga ukuran untuk lubang bidik yaitu lubang bidik 2 mm, 4 mm, dan 8 mm yang kemudian dengan panjang gelombang yang ditentukan untuk setiap lubang bidik berturut-turut yaitu 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, dan 577 nm. Pada setiap panjang gelombang akan ditentukan stopping potensialnya. Dimana pada saat cahaya dari lampu mercury mengenai panjang gelombang yang telah ditempatkan pada jendela photodiode, maka panjang gelombang tersebut akan memancarkan elektron yang diteruskan



kedalam hingga akan menimbulkan arus listrik sebagai akibat dari laju pancaran elektron. Kemudian untuk menentukan stopping potensialnya kita lakukan dengan memutar skalar voltmeter sampai nilai yang ditunjukkan oleh ammeter tepat pada angka nol. Dari hasil pengamatan yang diperoleh nilai konstanta Planck untuk lubang bidik berdiameter 2 mm yaitu sebesar



6,349 𝑥10−34 Js. Lubang bidik



berdiameter 4 mm yaitu 4,685 𝑥10−34 Js. Lubang bidik berdiameter 8 mm yaitu sebesar 9,786 𝑥10−35 Js. Dari hasil yang diperoleh, nilai konstanta planck yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan rata-rata sebesar 4,0042𝑥 10−34 J.s sedangkan pada literature sebesar 6,625 𝑥 10−34 J.s. Perolehan nilai konstanta planck pada praktikum tidak sesuai dengan literature akan tetapi nilainya mendekati literature. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian dalam mengamati nilai stopping potensial saat setelah mengatur penunjukan angka nol pada penunjukan ammeter, pada saat melakukan kalibrasi alat kurang tepat. Selain itu, alat yang digunakan (dalam hal ini fotodioda) ruangnya kurang hampa udara, sehingga masih ada terdapat molekul-molekul udara yang dapat mengurangi energi elektron. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang sangat mempengaruhi nilai stopping potensial, dimana semakin besar panjang gelombang maka nilai stopping potensial akan semakin rendah begitupula sebaliknya. Selain itu juga dapat diamati bahwa semakin besar diameter lubang bidik, maka akan semakin besar nilai stopping potensial yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan karena berdasarkan teori gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap energi dari gelombang elektromagnetik yang dating dan sebanding dengan luasnya yang menghadap kearah gelombang datang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya tegangan yang diperoleh, kemudian terbukti atau tidaknya konstanta planck yang diperoleh. Faktor-faktor tersebut antara lain intensitas cahaya yang diberikan, lalu panjang gelombang yaitu yang terdapat pada filter warnanya (merah, kuning, hijau, dan biru), dan stopping potensialnya. Telah diketahui bahwa



pemasangan filter warna untuk mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap efek fotolistrik yang nantinya digunakan untuk mencari nilai konstanta Planck. Maka semakin besar panjang gelombangnya, energi yang dihasilkan akan semakin kecil, karena energi pada hal ini besarnya sama dengan tegangan yang dicari, oleh karena itu ketika menggunakan filter warna merah yang juga telah diketahui bahwa memiliki panjang gelombang yang besar, akan dihasilkan tegangan yang kecil. Kemudian untuk intensitas cahaya yang diberikaan dengan menggunakan empat variasi, dengan menggunakan intensitas cahaya yang rendah maka akan diperoleh tegangan yang rendah pula, tetapi apabila menggunakan intensitas yang besar maka tengangan pun ikut bertambah besar. Dapat dikatakan bahwa intensitas sebanding dengan energi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengamatan, juga dapat dilihat warna yang berbedabeda ketika filter optik di ubah (panjang gelombangnya di ubah). Hal ini menandakan bahwa panjang gelombang mempengaruhi warna yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengamatan adalah untuk panjang gelombang 365 nm dihasilkan warna hijau, untuk panjang gelombang 405 nm dihasilkan warna hijau muda, untuk panjang gelombang 436 nm dihasilkan warna ungu, untuk panjang gelombang 546 nm dihasilkan warna hijau tua, dan untuk panjang gelombang 577 nm dihasilkan warna orange. Hasil pengamatan tersebut ternyata berbeda dengan literatur dimana untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm seharusnya warna yang diamati berturut-turut adalah ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning.



4.3.3. Arifayo Reinaldi Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya electron dari permukaan logam karena ada foton yang mengenai logam tersebut ketika logam disinari cahaya atau gelombang elektromagnetik yang gelombang tertentu.



Elektron-elektron



memiliki



yang terlepas



tersebut



panjang disebut



fotoelektron (fotolistrik). Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu, kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar dan electron akan terhempas keluar hanya jika energy dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Tujuan dalam percobaan ini yaitu untuk mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen dan menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperimen. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Filter optik yang berfungsi sebagai penangkap sinar yang dipancarkan oleh mercury lamp dan meneruskannya dalam bentuk gelombang menuju photodioda. Cap berfungsi untuk menutup jendela mercury lamp. Mercury Light Source Enclosure berfungsi sebagai Penguat saat memiliki sensitivitas yang tinggi dan sangat stabil dalam rangka meningkatkan akurasi pengukuran. Photodiode Enclosure berfungsi sebagai tempat keluar masuknya cahaya. Power Supply berfungsi untuk memberikan atau menyuplai arus listrik yang sebelumnya diubah dari bentuk arus listrik AC menjadi DC. Fotolistrik Efek Aparatus berfungsi untuk menghasilkan efek arus fotolistrik. Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru berfungsi sebagai penghubung arus dari power supply menuju photo diode dan BNC Connector Cable berfungsi untuk menghubungkan Photodiode Enclosure. Pada percobaan ini, digunakan 3 ukuran lubang bidik dengan diameter tiap lubang yaitu 2 mm, 4 mm, dan 5 mm. Kemudian digunakan juga 5 panjang gelombang yang berbeda-beda yaitu 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, dan 577 nm. Adapun tujuan dari penggunaan 5 panjang gelombang yang berbeda yaitu untuk menentukan nilai tegangan atau potensial penghenti dimana pada saat cahaya dari lampu merkuri tepat mengenai panjang gelombang yang



ditempatkan pada photodiode sehingga akan timbul arus listrik akibat dari pancaran electron. Adapun untuk langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu, menyiapakan alat dan bahan kemudian merangkainya seperti gambar yang ada pada prosedur kerja. Setelah itu, memposisikan Mercury Lamp tertutup dengan Lampu Mercury Cap dari kotak Filter Optical dan Photodiode dengan Photodiode tersebut Cap dari kotak Filter Optical lalu menyalakan tombol POWER pada posisi ON kemudian tombol Mercury Lamp di power suplly di posisi ON dan menyalakan power pada Photoelektric Efek Apparatus. Kemudian mengatur tombol posisi pada current dan mengatur posisi rentang pada voltage lalu membiarkan sumber cahaya dan peralatan untuk pemanasan selama beberapa menit. Setelah itu, mengkalibrasi arus Photoelektric Efek Apparatus dengan mengatur nilai arus menggunakan current calibration pada posisi nol. Langkah selanjutnya adalah memasang lubang bidik dan filter yang akan digunakan. Kemudian membuka Cap pada Mercury Lamp. Sehingga cahaya merkuri akan masuk pada photo diode lalu menyesuaikan arus pada tombol current menunjukan angka nol lalu mencatatat besarnya potensial yang terjadi pada tabel pengamatan kemudian menutup jendela Mercury Lamp dengan cap. Adapun hasil pada analisa data,dengan menghitung nilai kemiringan grafik yang diperoleh dari data hasil percobaan yang kemudian dikalikan dengan massa elektron diperoleh nilai konstanta planck untuk lubang bidik berdiameter 2 mm,4 mm dan 8 mm berturut-turut adalah 6,349 x 10-34 Js, 4,685 x 10-34 Js dan 9,786 x 10-35 Js berdasarkan hasil tersebut persentase kesalahan yang diperoleh yaitu berkisar antara 0,852% sampai 4,181%. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai tegangannya maka semakin besar panjang gelombangnya dan sebaliknya. Kemudian lubang bidik yang digunakan juga dapat mempengaruhi potensial penghentinya karena semakin besar diameter lubang bidik maka semakin besar pula potensial penghentinya. Kemudian panjang gelombang memiliki warna yang berbeda-beda pula, untuk panjang gelombang 365 nm dihasilkan warna hijau, untuk panjang gelombang 405 nm dihasilkan warna hijau muda, untuk



panjang gelombang 436 nm dihasilkan warna ungu, untuk panjang gelombang 546 nm dihasilkan warna hijau tua, dan untuk panjang gelombang 577 nm dihasilkan warna orange. Hasil pengamatan tersebut ternyata berbeda dengan literatur dimana untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm seharusnya warna yang diamati berturut-turut adalah ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning.



4.3.4. Ririn Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanyalogam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultra ungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Elektron yang terlepas pada efek fotolistrik disebut electron foto (fotoelektron). Istilah lama untuk efekfotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa electrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah. Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energy dari beberapa electron volts sampa ilebihdari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, electron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. Dalam percobaan fotolistrik ini, adapun tujuannya yaitu untuk mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen serta menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperimen. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain filter optik (Filter: 365nm, 405nm, 436nm, 546nm, 577nm) digunakan untuk membuat perubahan halus hanya pada gambar dan Apertures (Apertures: 2 mm diameter, 4 mm diameter, 8 mm diameter) berfungsi sebagai pengendali seberapa besar lubang di depan sensor terbuka. Caps (Caps: Photodiode, Lampu Mercury), dan Sekrup yaitu untuk Photodiode sebagai alat untuk pendeteksi cahaya sedangkan lampu Mercury terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi Mercury untuk menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas Argon berfungsi untuk keperluan start. Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung, Mercury Light Source Enclosure sebagai sumber foton/elektromagnetik dengan beberapa panjang gelombang, basis berfungsi untuk Memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan “pn”, Photodiode Enclosure alat untuk pendeteksi cahaya, Fotolistrik Efek Aparatur untuk memunculkan foto electron dipermukaan fotodioda ketika sel disinari, Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru berfungsi sebagai alat



penghubung yang biasa digunakan dengan cara dicolokkan dan BNC Connector Cable untuk Photodiode Enclosure Aparatur biasanya digunakan untuk analog dan Serial Digital Interface sinyal video, antenna sambungan radio amatir, elektronik penerbangan maupun untuk video perangkat pada video komersial, kabel power untuk fotolistrik Efek berfungsi untuk memberikan data VGA Card yang berjenis PCI keatas yang membutuhkan daya lebih untuk bekerja, serta Power Supply berfungsi sebagai pengubah arus dari tegangan AC menjadi arus DC. Adapun prosedur kerja pada percobaan ini ialah pertama tama menyiapkan alat dan bahan, kemudian merangkai alat dan bahan sesuai pada modul praktikum, dan langkah selanjutnya ialah melakukan langkah-langkah pada prosedur kerja untuk lubang bidik masing-masing berdiameter 2 mm, 4 mm dan 8 mm dengan menggunakan filter optik sebesar 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, dan 577 nm. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai tegangan dipengaruhi oleh panjang gelombang. Semakin besar panjang gelombangnya semakin kecil nilai tegangannya maka dan sebaliknya. Adapun hasil pengamatan diperoleh untuk setiap pergantian filter dengan panjang gelombang 365 nm; 405 nm; 436 nm; 546 nm; dan 570 nm diperoleh diperoleh tegangannya untuk lubang bidik berdiameter 2 mm berturut-turut sebesar -1,452 V; -0,994 V; -0,901 V; 0,407 V; dan 0,274 V. Untuk lubang bidik berdiameter 4 mm berturut-turut sebesar -1,087 V; -0,649 V; -0,614 V; -0,330 V; dan -0,298 V, dan untuk lubang bidik berdiameter 8 mm berturut-turut sebesar -0,547 V; -0,275 V; -0,248 V; 0,291 V; dan -0,301 V. Kemudian lubang bidik yang digunakan juga dapat mempengaruhi potensial penghentinya karena semakin besar diameter lubang bidik maka semakin kecil potensial penghentinya. Hal tersebut dapat dilihat dari perlakuan untuk panjang gelombang 365 nm, diperoleh potensial penghentinya untuk lubang bidik berdiameter 2 mm; 4 mm dan 8 mm berturut-turut adalah 1,452 V; 1,087 V; dan 0,547 V



Adapun pengaruh dari panjang gelombang terhadap warna yang dihasilkan pada filter optik berdasarkan hasil pengamatan adalah untuk panjang gelombang 365 nm dihasilkan warna hijau, untuk panjang gelombang 405 nm dihasilkan warna hijau muda, untuk panjang gelombang 436 nm dihasilkan warna ungu, untuk panjang gelombang 546 nm dihasilkan warna hijau tua, dan untuk panjang gelombang 577 nm dihasilkan warna orange. Hasil pengamatan tersebut ternyata berbeda dengan literatur dimana untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm seharusnya warna yang diamati berturut-turut adalah ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning.



4.3.5. Nurasia B Efek fotolistrik adalah fenomena yang terjadi ketika cahaya yang menyinari permukaan logam yang menyebabkan ejeksi elektron dari logam tersebut. Pada tahun 1905 albert Einstein (1879-1955) mengusulkan bahwa cahaya dapat digambarkan sebagai kuanta energi yang berperilaku sebagai partikel. Sebuah foton adalah partikel radiasi elektromagnetik yang memiliki massa nol dan membawa kuantum energi. Energi dari foton cahaya kuantasasi sesuai dengan persamaan E=hv. Dari pengamatan diketahui bahwa cahaya frekuensi tertentu dari cahaya dapat menyebabkan ejeksi elektron. Jika frekuensi cahaya datang terlalu rendah (lampu merah) maka tidak ada elektron yang dikeluarkan bahkan jika intensitas cahaya yang sangat tinggi atau itu menyinari ke permukaan untuk waktu yang lama jika frekuensi cahaya lebih tinggi atau itu menyinari permukaan untuk waktu yang lama jika frekuensi cahaya lebih tinggi (lampu hijau) maka elektron lampu dikeluarkan dari permukaan logam bahkan jika intensitas cahaya rendah itu menyinari hanya untuk waktu yang singkat. Frekuensi minimum ini diperlukan untuk menyebabkan ejeksi elektron disebut sebagai frekuensi ambang. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen dan menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperiment Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini yaitu filter optic (filter, 365nm, 405 nm, 436nm, 546nm, 577 nm), Apertures (apparatus Diameter 2 mm, diameter 4 mm, diameter 8 mm) Caps ( caps; photo diode lampu mercury), dansekrup. Mercury light Source Enclosure, Basis, Photodiode Enclosure, Power Supply, FotolistrikefekAparatur, Banana-plug Tali patch, merah dan biru, BNC connector cable, Kabel power. Adapun jenis penelitian yang dilakukan yaitu jenis ekspriment murni. Eksperiment murni yaitu suatu jenis Eksperiment yang secara lansung dilakukan dilaboratorium dimana dalam jenis ini penelitian dapat mengontrol semua variable luar yang mempengaruhi jalannya Experiment.



Adapun prosedur kerja yang kami lakukan yaitu merangkai alat, menyalakan tombol power pada posisi on kemudian tombol mercury diposisi on, menyalakan power pada photo elektrik Efek apparatus, mengatur tombol posisi 10-13 pada current, mengatur posisi rentang -2-0 V pada voltage, membiarkan sumber cahaya dan peralatan untuk pemanasan selama beberapa menit, mengkalibrasi arus photo elektrik efek Apparatus dengan mengatur nilai arus menggunakan current calibration pada posisi nol, Untuk lubang bidik 2 mm, pada jendela photo diode tempatkan lubang bidik yang akan digunakan 356 nm, membuka cap pada mercury lamp, hingga cahaya mercury akan masukpada photo diode. Menyusuaikan arus pada tombol current menunjukkan angka nol, mencatat besarnya potensial yang terjadi pada table pengamatan.Menutupi jendela mercury lam dengan cap. Mengganti filter 356 nm dengan filter 405 nm. Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm. Mengganti filter 405 nm dengan filter 436 nm. Mengulangi langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm, Mengganti filter 436 nm, dengan filter 577 nm. Mengulangi langkah k-2 s/d 5 pada perlakuan di filter nm. Menutup Mercury lam dengan cap. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam table hasil pengamatan. Untuk lubang bidik 4 mm, mengulangi langkah pada lubang bidik 2 mm. Untuk lubang bidik 8 mm, mengulangi langkah pada lubang bidik 2 mm. Untuk Hasil pengamatan diperoleh nilai dari lubang bidik 2 x10-3m λ 3,65x10-7 m, Vs -1,452 V, f 8,22X1014 Hz; λ 4,05x107 m, V -0,994 V, f 7,41x1014 Hz, λ 4,36x107, V -0,901 V f(Hz) 6,88x1014, (m) 5,46x107 V(V) -0,407, f(Hz) 5,49x1014, (m) 5,77x107,V(V), -0,274, f(Hz) 5,20x1014. Dan untuk Analisa data yang kami peroleh pada lubang bidik 2x10-3m= 4,181x10-2x100% = 4,181 % Untuk lubang bidik 4x10-3m =2, 929x10-2x 100% =2,929% Untuk lubang bidik 8x10-3m =0,852x10-2x100%= 0,852% Berdasarkan hasil pengamatan, ketika panjang gelombang pada filter di ubah maka warna yang dihasilkan filter optik juga berbeda-beda berdasarkan hasil pengamatan adalah untuk panjang gelombang 365 nm dihasilkan warna hijau, untuk panjang gelombang 405 nm dihasilkan warna hijau muda, untuk panjang gelombang 436 nm dihasilkan warna ungu, untuk panjang gelombang



546 nm dihasilkan warna hijau tua, dan untuk panjang gelombang 577 nm dihasilkan warna orange. Hasil pengamatan tersebut ternyata berbeda dengan literatur dimana untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm seharusnya warna yang diamati berturut-turut adalah ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning.



4.3.6. Abdul Khaliq D. Nasief Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu logam ketika disinari oleh cahaya, ketika frekuensi cahaya yang diberikan melewati frekuensi ambang logam tersebut. Adapun tujuan percobaan yang kami lakukan adalah pertama, mempelajari efek/gejala efek fotolistrik secara eksperimen, dan yang kedua, menentukan nilai konstanta Planck melalui eksperimen. Dalam percobaan yang kami lakukan, adapun alat bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain yaitu Filter optik dimana Filter terdiri atas 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm yang berfungsi sebagai penyaring cahaya yang di pancarkan serta untuk membedakan warna dari filter yang disinari oleh cahaya, kemudian, Apertures yang 2 mm, 4 mm , 8 mm fungsinya untuk mengatur besar kecilnya tegangan yang dimiliki oleh cahaya, Caps dimana Caps terdiri atas Photodiode, Lampu Mercury, Fotolistrik Efek Aparatur berfungsi sebagai pengukur tegangan dalam volt, Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru berfungsi sebagai kabel penghubung, BNC Connector Cable untuk Photodiode Enclosure kemudian Sekrup berfungsi untuk mengukur tegangan dari cahaya yang dipancarkan agar mudah terbaca di Fotolistrik Efek Aparatur, kemudian untuk Mercury Light Source Enclosure, Basis, Photodiode Enclosure, Power Supply sebagai sumber tegangan, Kabel Power untukfotolistrik EfekAparatur berfungsi untuk mengalirkan listrik. Dari hasil pengamatan kami memperoleh nilai konstanta Planck untuk lubang bidik berdiameter 2 mm yaitu sebesar 6,349 x 10-34 J.s. Untuk Lubang bidik berdiameter 4 mm yaitu 4,685 x 10-34 J.s. Untuk Lubang bidik berdiameter 8 mm yaitu sebesar 9,786 x 10-35 J.s. sedangkan pada literature sebesar 6,626 x 10-34 J.s. Berdasarkan percobaan yang dilakukan , nilai konstanta Planck yang berdiameter 2 mm, 4 mm, dan 8 mm, yang kami dapat belum sesuai dengan literatur hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan seperti kurang teliti dalam mengkalibrasi alat yang digunakan. Peristiwa efek



fotolistrik tidak akan terjadi bila frekuensi cahaya yang digunakan lebih rendah dari frekuensi ambangnya. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai tegangan dipengaruhi oleh panjang gelombang. Semakin kecil nilai tegangannya maka semakin besar panjang gelombangnya dan sebaliknya. Kemudian lubang bidik yang digunakan juga dapat mempengaruhi potensial penghentinya karena semakin besar diameter lubang bidik maka semakin besar pula potensial penghentinya. Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya tegangan yang diperoleh tersebut antara lain intensitas cahaya yang diberikan, lalu panjang gelombang yaitu yang terdapat pada filter yang warnanya merah, kuning, hijau, dan biru, dan stopping potensialnya. Telah diketahui bahwa pemasangan filter warna untuk mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap efek fotolistrik yang nantinya digunakan untuk mencari nilai konstanta Planck. Panjang gelombang juga mempengaruhi warna yang dihasilkan pada filter optik berdasarkan hasil pengamatan adalah untuk panjang gelombang 365 nm dihasilkan warna hijau, untuk panjang gelombang 405 nm dihasilkan warna hijau muda, untuk panjang gelombang 436 nm dihasilkan warna ungu, untuk panjang gelombang 546 nm dihasilkan warna hijau tua, dan untuk panjang gelombang 577 nm dihasilkan warna orange. Hasil pengamatan tersebut ternyata berbeda dengan literatur dimana untuk panjang gelombang 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm seharusnya warna yang diamati berturut-turut adalah ultra ungu, violet, biru, hijau dan kuning.



BAB V PENUTUP



5.1. Kesimpulan 1. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu



logam ketika disinari oleh cahaya, ketika frekuensi cahaya yang diberikan melewati frekuensi ambang logam tersebut. (Nurasia B) 2. Semakin besar panjang gelombang maka nilai potensial hentinya akan



semakin kecil, begitu pula sebaliknya. (Abdul Khaliq D. N) 3. Semakin besar diameter lubang bidik maka semakin kecil nilai potensial



penghenti yang diperoleh, begitu pula sebaliknya. (Arifayo Reinaldi) 4. Perbedaan panjang gelombang menimbulkan warna pada filter yang



berbeda-beda pula (Ririn) Adapun warna yang diperoleh pada percobaan ini adalah -



Untuk λ = 365 nm, warna pada filter adalah hijau



-



Untuk λ = 405 nm, warna pada filter adalah hijau muda



-



Untuk λ = 436 nm, warna pada filter adalah ungu



-



Untuk λ = 546 nm, warna pada filter adalah hijau tua



-



Untuk λ = 570 nm, warna pada filter adalah orange



5. Nilai konstanta planck diperoleh melalui persamaan (Ma’firani Syam)



h = e . Slope dimana, Slope =



̅̅̅̅̅̅ 𝑓̅ . 𝑉̅ − (𝑓. 𝑉) 2 2 ̅̅̅ 𝑓̅ − 𝑓



6. Adapun nilai konstanta planck yang kami peroleh ialah (Weldis Sato)



-



Untuk lubang bidik berdiameter 2 mm, h = 6,349 x 10-34 Js



-



Untuk lubang bidik berdiameter 4 mm, h = 4,685 x 10-34 Js



-



Untuk lubang bidik berdiameter 8 mm, h = 0,979 x 10-34 Js



5.2.



Saran Untuk percobaan selanjutnya mahasiswa dapat mempelajari terlebih dahulu



literatur atau informasi lainnya yang berkaitan dengan percobaan Efek Fotolistrik sehingga pada saat praktikum sudah ada dasar dan dengan percobaan diharapkan dapat menambah pemahaman awal kita.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2012). Konstanta Plank. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/ wiki/konstanta plank. [14 Desember 2016]



Anonim. (2013). Efek Fotolistrik. [Online]. Tersedia: http://teknosains.com/i/efek foto listrik. [14 Desember 2014)



Surya, Y. (2009). Fisika Modern. Tangerang: Kandel



Tim Penyusun. (2016). Penuntun Praktikum Fisika Modern. Palu: Universitas Tadulako



BIOGRAFI



1.



Ma’firani Syam Nama saya Ma’firani Syam lahir di Sengkang,



Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 30 Juli 1996. Saya adalah anak ke dua dari sembilan bersaudara (tujuh perempuan dan dua lakilaki) pasangan dari Bapak Drs. Syamsu, M.Si dan Ibu Asriani. Saya memulai bangku pendidikan di SD Tondo pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Al-azhar Palu dan tamat pada tahun 2011, pendidikan selanjutnya berhasil penulis selesaikan di SMA Al-azhar Palu pada tahun 2014. Berkat dorongan dan semangat dari kedua orang tua, keluarga, guru-guru serta penulis sendiri, akhirnya penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi Universitas Tadulako dan Alhamdulillahirabbil’alamin berhasil masuk melalui jalur SNMPTN sebagai Mahasiswi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Fisika. Hingga saat ini penulis sementara menyelesaikan perkuliahan untuk mencapai gelas sarjana (S1).



2.



Weldis Sato Nama saya Weldis Sato di lingkungan keluarga biasanya di panggil giantri. Tapi teman-teman tahunya atau biasa di panggil weldis, saya berjenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 24 februari 1996, beragama Kristen. Saya anak pertama dari tiga bersaudara dan sebuah keluarga yang dikepalai oleh bapak Yusman Sato dan ibu Ramlia. Papa dan Mama saya bekerja sebagai petani. Adik saya yang pertama bernama Enjels Slamet Sato yang sekarang duduk



dibangku pendidikan SMA kelas 10 dan yang kedua bernama Anal chayo Sato yang duduk dibangku pendidikan SD kelas 6. Pada saat umur 4 tahun saya memulai karir pendidikan dijenjang TK Ebenhaezer Mayakeli selama 2 tahun yang berada di desa Mayakeli selesai pada tahun ajaran 2001/2002 dan mendapatkan ijasah, saya melanjutkan ke jenjang SD di SD Negri Mayakeli yang berada di desa Soe selama 6 tahun selesai pada tahun ajaran 2007/2008 dan mendapat ijasah, kemudian saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu SMP, saat SMP saya bersekolah di SMP Negri 3 Tonusu yang berada di desa Tonusu selama 3 tahun dan mendapat ijasah pada tahun ajaran 2010/2011, lalu saya melanjutkan ke jenjang SMA di SMA GKST 2 TENTENA yang berjarak ±7 km dari Mayakeli, di SMA saya menimba ilmu selama 3 tahun lamanya, setelah 3 tahun tepatnya pada 2013/3014 saya menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan ijasah SMA. Pada tahun 2014 setelah lulus SMA saya melanjutkan pendidikan di kampus Universetas Tadulako, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, program studi pendidikan Fisika sampai sekarang, meski sebelumnya sempat mengikuti tes SNMPTN di universitas yang sama tempat saya saat ini mengambil jurusan pendidikan matematika dan pendidikan kimia namun gagal, akhirnya saya mengikuti tes SBMPTN dan berhasil menjadi salah satu mahasiswi di prodi pendidikan fisika sampai saat ini.



Saya memilih pendidikan fisika awalnya karena dorongan orang tua, saya tidak pernah berfikir atau bercita-cita akan mengambil jurusan pendidikan fisika apalagi menjadi seorang guru. Akhirnya saya lulus pada tahap tes dan orang tua berkata mungkin sudah disitu Tuhan tempatkan saya pasti apapun yang terjadi masalah apapun dimana saya berada



pastinya Tuhan selalu bersama-sama dengan saya dan



memberkati apa yang saya kerjakan dan lakukan. Jadi di sini saya termotifasi semoga kelak saya menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan dapat memuliakan nama Tuhan. Sampai saat ini saya masih bisa bertahan karena doa dari orang tua dan temanteman.Terima kasih,Tuhan Yesus Memberkati.



3.



Arifayo Reinaldi Nama saya Arifayo Reinaldi Molindo biasa



di panggil fayo, saya berasal dari keluarga yang sederhana. Saya lahir pada tanggal 3 januari 1996 di Taripa kabupaten poso. Saya anak pertama dari dua bersaudara nama adik saya Gideon molindo , sekarang masih duduk di bangku SMA GKST 2 Tentena. Saya memiliki seorang ayah yang sangat hebat bagi saya yang bernama Rofli Molindo, ayah saya bekerja sebagai pegawai PLN di kota tentena dan ibu saya tercinta bernama Lindouwu SE.MM , ibu saya bekerja sebagai seorang guru di SMK Negeri 1 Pamona Utara dan SMA Harmoni Pamona Utara. Saya tumbuh dan besar di kota yang damai dan aman yaitu kota tentena kabupaten poso. Saya berasal dari suku Pamonaya itu suku asli Poso. Saya mempunyai hobi bermain musik dan di bidang olahraga hobi saya bermain basketball. Saya pertama kali menginjakan kaki di dunia pendidikan yaitu di TK Dorkas Tentena kemudian lanjut di sekolah dasar SD GKST 1 Tentena sampai kelas 3 kemudian saya pindah di SD Negeri 1 Taripa sampaikelas 5 dan kemudian pada kelas 6 saya pindah di SD Negeri 1 Tentena sampai lulus, kemudian lanjut di SMP Negeri 1 Pamona Utara , kemudian lulus dan lanjut di SMA Negeri 1 pamona utara sampai lulus. Ketika SMA saya pernah mengikuti lomba tenis meja tingkat Kabupaten di Poso. Kemudian saya pernah mendapat prestasi ketika SMA akan tetapi prestasi yang kurang baik yaitu mendapat juara 1 umum lambat dan itu membuat saya semakin terpacu untuk sekolah. Ketika lulus dari SMA saya lanjut kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Tadulako Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan prodi pendidikan Fisika yang berada di kota Palu Sulawesi Tengah sampai sekarang masih aktif. Saya berasal dari kota Tentena Kabupaten Poso tempat yang paling aman menurutku, dan sekarang saya tinggal di jalan Sisingamangaraja atau di singkat Sigma



4.



Ririn Nama saya Ririn, saya lahir di kota palu



tempatnya ditondo, 11 januari 1996, saya adalah anak ketiga dari lima bersaudara, ayah saya bernama Alwi dan ibu saya bernama Hestin. Ayah saya adalah seorang wirausaha dan ibu saya adalah seorang guru. Saya mempunyai dua orang kakak dan dua orang adik. Kakak pertama saya bernama Rini dan kakak kedua saya bernama Rena, dan adik saya bernama Rani dan Agus Mftah. Kedua kakak saya alhamdulillah sudah menikah dan kedua orang adik saya masih sekolah. Pada umur 6 tahun saya memulai pendidikan di jenjang SD Al-khairaat tondo, yang berada di wilayah tondo ngapa. Setelah saya selesai pada tahun 2008 dari jenjang SD dan mendapatkan ijasah. Kemudian saya melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMP, pada jenjang SMP, saya bersekolah di SMP Negeri 19 Palu, yang berada di wilayah perdos tempatnya di jalan tadulako 2. Di SMP inilah saya menimbah ilmu selama 3 tahun lamanya, seiring waktu berlalu selama 3 tahun saya menyelesaikan pendidikan pada tahun ajaran 2011 dan saya mendapatkan ijasah SMP. Kemudian di lanjutkan kejenjang berikutnya yaitu SMA. Dimana saya bersekolah di SMA Negeri 5 Palu, yang bertempat di kelurahan tondo ngapa, dimana saya menuntut ilmu selama 3 tahun dan saya menyelesaikan pendidikan di tahun 2014. Kemudian saya melanjutkan lagi kejenjang yang lebih tinggi yaitu berkuliah di Universitas Tadulako jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan pada tahun 2014 sampai sekarang sedang menjalani semester 5. Terget saya selesai pada tahun ajaran 2017, dan semoga itu bisa tercapai dan akan menjadi seseorang yang sukses dikemudian hari. Amiiiin Saya suka warna pink, suka makanan pedas, hobbi saya dengar musik, membaca dan mencoba hal yang dianggap baru. Suku saya kaili, agama saya islam. Saya berharap suatu saat nanti saya bisa menjadi seorang guru. Dan bisa menjadi panutan untuk anak-anak didik saya. amin



5.



Nurasia B



Nama saya Nurasia Basri Harunsering di panggil Cia, biasa di kampus dipanggil Cia. Saya beragama Islam dan berjenis kelamin perempuan. Dan hobi saya membaca dan jalan-jalan. Saya terlahir dari pasangan Basri Harun dan Hasmawati yang lahir di desa Baras, kecamatan Baras Kabupaten Mamuju Utara pada tanggal 11 November 1996. Saya anak kelima dari tujuh bersaudara. Saya mulai masuk sekolah dasar umur 6 tahun, saya dimasukkan di SD Negri 001 Masimbu yang berada di kabupaten Mamuju Utara, tidak jauh dari tempat tinggal saya. Setelah lulus dari SD, pada tahun 2007 saya melanjutkan ke SMP Negri 3 Pasangkayu, kecematan Baras, setelah lulus dari SMP Negri 3 Pasangkayu padatahun 2010 saya melanjutkan sekolah ke SMA Negri 4 Pasangkayu. Pada tahun 2013 saya lulus dari SMA saya melanjutkan perguruan tinggi saya di Universitas Tadulako



6.



Abdul Khaliq D. Nasief Nama saya adalah Abd.Khaliq D. Nasief sering



disapa dengan Khaliq. Saya lahir di Kalumbatan, 28 Mei 1994. Sayaanak ke-4 dari 5 orang bersaudara. Saya lahir dari keluarga sederhana dan kurang mampu. Nama ayah saya adalah Dewana Nasief (almarhum) dan nama ibu saya adalah Nuraefah. Ayah saya dulunya bekerja sebagai seorang wiraswasta dan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Kakak saya yang pertama adalahAshari D. Nasief, kakak saya yang kedua bernama Elvi, kemudian kakak saya yang ketiga adalah Nurfitrah dan adik saya satusatunya adalah Muh.Hidayatullah (almarhum). Kebetulan saya suku BAJO, memancing adalah menjadi hobi saya. Selain itu, saya juga senang berenang dan bermain futsal. Sejak kecil saya selalu dinasehati oleh orang tua saya agar selalu rajin beribadah, jujur dan baik terhadap sesama. Ketika berumur 6 tahun, saya memulai pendidikan di SDN 1 Kalumbatan, Kabupaten Banggai Kepulauan. Sekolah terapung adalah sebutan yang cocok untuk SDN 1 Kalumbatan ini, karena tempatnya yang berada di atas laut. Ini menandakan bahwa suku BAJO adalah sahabat alam dan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan laut. Kemudian setelah lulus saya melanjutkan pendidikan menengah di SMPN 1 Totikum Selatan. Berbeda dengan semasa SD lalu, di SMP ini saya bertemu dengan banyak lagi teman baru. Ketika menginjak kelas VII, saya mengikuti lomba olimpiade fisika antar sekolah se-Kabupaten dan akhirnya mendapat juara pertama saat itu. Setelah lulus dari SMPN 1 Totikum Selatan, saya melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Totikum. Ketika menginjak menginjak kelas XI, saya kembali mengikuti OSN bidang fisika antarsekolah se-Kabupaten dan mendapat peringkat ketiga. Tentu saja hal ini membuat saya senang dan semakin bersemangat untuk belajar fisika. Bagi saya, fisika adalah bagian dari hidup saya, karena fisika telah mengajarkan saya pengalaman yang begitu besar dan sampai detik ini tak akan pernah saya lupakan hal itu. Setelah lulus dari SMAN 1 Totikum, saya melanjutkan pendidikan ke Universitas Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah. Saya mengambil Jurusan Pendidikan



MIPA, Program Studi Pendidikan Fisika. Saya mulai kuliah di Universitas Tadulako pada tahun 2014 sampai sekarang. Saya memilih program studi pendidikan fisika karena dorongan dari keluarga saya tercinta yang menyarankan menjadi seorang pendidik. Dan saya berpikir untuk mengambil bidang yang saya rasa bisa saya tempuh akhirnya saya memilih Jurusan Pendidikan MIPA, Program Sudi Pendidikan Fisika. Saya ingin menjadi seorang pendidik yang baik bagi diri sendiri dan berguna bagi orang lain terutama orang tua.