Ekivalen Print [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurusan Sipil Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Mercu Buana



12 MODUL 12



PERENC. GEOMETRIK JALAN (3 sks) MATERI KULIAH : Pengertian tentang struktur perkerasan jalan metoda Bina Marga, prinsip dasar, parameterparameter perencanaan, Nomogram, perencanaan pelapisan tambahan/overlay dan konstruksi bertahap. POKOK BAHASAN :.



Pengertian tentang struktur perkerasan jalan metoda Bina Marga. Oleh Ir. Nunung Widyaningsih,Pg.Dip.(Eng)



12.1



Pelapisan Tambahan/Overlay



12.1.a. Data yang diperlukan : Dari Daftar IX Nilai kondisi perkerasan jalan, kondisi perkerasan jalan lama dinilai sesuai daftar IX tersebut dimana dibagi menurut lapis perkerasannya yaitu lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi bawah.



12.1.b Contoh Soal:



Rencanakan suatu lapisan tambahan jalan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun 1990 seperti tersebut dibawah ini, dengan umur rencana 15 tahun. Susunan perkerasan jalan lama: Asbuton (MS 744)



: 10,5 cm



Batu pecah (CBR 100): 20 cm Sirtu (CBR 50): 10 cm.



Hasil penilaian kondisi jalan menunjukan bahwa pada lapis permukaan asbuton terlihat crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda dengan kondisi 60% akibat jumlah lalu-lintas melebihi perkiraan semula. FR = 1,0 dan CBR tanah dasar = 4%



Data-data lalu lintas:



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



= 2000 kend



Bus 8 ton (3+5)



= 600 kend



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 100 kend



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 60 kend



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)



= 20 kend.



----------------------------------------------------------------------LHR 1990



= 2690 kend/hari/2jurusan



Perkembangan lalu-lintas (i) :6%



Bahan lapis tambahan adalah asbuton (MS 744)



Penyelesaian: LHR pada tahun ke 15, dengan rumus ADT n = ADT0 (1 + i )n



Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



= 4793,1 kend



Bus 8 ton (3+5)



= 1437,9 kend



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 239,7 kend



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 143,8 kend



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)



= 47,9 kend.



Dihitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaran sebagai berikut:; Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



=



(18.16) + (18.16) = 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 4



4



( 8.16) + (58.16) = 0.0183 + 0.1410 = 0.1593



Bus 8 ton (3+5)



= 3



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 5



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 6



4



4



( 8.16) + (88.16) = 0.1410 + 0.9238 = 1,0648 4



4



( 8.16) + (14 8.16) .0,086 = 0.2923 + 0.7452 = 1,0375 4



4



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)=



(6 8.16) + (14 8.16) .0,086 +  58,16 +  58,16 = 1,0375 + 0,1410 + 0,1410 = 1,3195 4



4



4



4



Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan):



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Kendaraan 2 ton = 0.5 × 2000 × 0.0004 = 0.4 Bus 8 ton



= 0.5 × 600 × 0.1593 = 47,79



Truck 13ton



= 0.5 × 100 × 1,0648 = 53,24



Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0.5 × 60 × 1,0375 = 31,125 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0.5 × 20 × 1,3195 = 13,1954 ------------------------------------------------------------------------LEP



= 145,749



Menghitung LEA(Lintas Ekivalen Akhir): Kendaraan 2 ton = 0.5 × 4793,1× 0.0004 = 0,959 Bus 8 ton



= 0.5 × 1437,9 × 0.1593 = 114,529



Truck 13ton



= 0.5 × 100 × 1,0648 = 53,24



Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0.5 × 239,7 × 1,0375 = 74,596 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0.5 × 47,9 × 1,3195 = 31,600 ------------------------------------------------------------------------LEA



= 349,300



Menghitung LET: LET (15thn) = ½ (LEP+ LEA) = 248



Menghitung LER: LER (15thn) = LET x



UR = 248 x 15/10 = 372 10



Mencari ITP : Dari CBR tanah dasar = 4% maka dari grafik IV atau gambar 1 (korelasi DDT dan CBR) didapat DDT= 4.3



IP (UR) = 2,0 dan FR = 1,0 dan IP0 = 3,9 – 3,5 , makaLER (15thn) = 372 didapat :



ITP = 8,8 Menetapkan lapis tambahan:



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Kekuatan jalan lama: Asbuton (MS 744) 10,5 cm



= 60%. 10,5 . 0,35 = 2,2



Batu pecah (CBR 100) 20 cm



= 100% . 20. 0,14 = 2,8



Sirtu (CBR 50) 10 cm



= 100% . 10 . 0,12 = 1,2



--------------------------------------------------------------------------



ITP



yang ada tinggal



= 6,2



Λ ITP = ITP(15thn) − ITP(ada) = 8,8 − 6,2 = 2,6 2,6 = 0,35D1 D1 = 7,4cm ≈ 7,5cm Asbuton (MS 744) = 7,5 cm



Susunan perkerasan:



Asbuton (MS 744) = 7,5 cm



Asbuton (MS 744) 10,5 cm Batu pecah (CBR 100) 20 cm Sirtu (CBR 50) 10 cm



12.2



Konstruksi Bertahap



Konstruksi bertahap digunakan antara lain karena: •



Keterbatasan biaya sesuai dengan umur rencana, karena itu perkerasan direncanakan dalam dua tahap, missal tahap pertama 5 tahun dan tahap berikutnya 15 tahun







Kesulitan dalm memperkirakan perkembangan lalu-lintas dalam jangka panjang







Kerusakan setempat selama tahap pertama dapat diperbaiki dan direncanakan kembali sesuai data lalu lintas yang baru..



Metoda perencanaan konstruksi bertahap didasarkan pada:



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Tahap kedua diterapkan bila jumlah kerusakan pada tahap pertama diterapkan sudah mencapai 60% sehingga sisa umur tahap pertama mencapai 40%. Dengan demikian :



ITP2 = ITP − ITP1 ITP didapat dari Lampiran dengan LER = 2,5 LER2 ITP ITP 1 didapat dari Lampiran dengan LER = 1,67 LER1 ITP ITP 12.3



Contoh: Direncanakan suatu tebal perkerasan untuk 2 jalur, data lalu-lintas 1981 seperti dibawah ini, umur rencana adalah : tahap I 7 tahun dan tahap II 13 tahun. Jalan dibuka tahun 1985 dengan I selama pelaksanaan 5% pertahun. FR = 1,0 CBR tanah dasar = 4%.



Data lalu-lintas: Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



= 1000 kend



Bus 8 ton (3+5)



= 300 kend



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 50 kend



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 30 kend



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)



= 10 kend



---------------------------------------------------------LHR 1981



= 1390 kend/hari/2 jurusan



Perkembangan lalu-lintas i = 6%



Bahan-bahan perkerasan: Asbuton (MS 744) Batu pecah (CBR 100) Sirtu (CBR 50)



Penyelesaian: LHR tahun 1985 dengan rumus: ADT n = ADT0 (1 + i )n Kendaraan ringan 2 ton (1+1) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



= 1215,5 kend



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Bus 8 ton (3+5)



= 364,7 kend



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 60,8 kend



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 36,5 kend



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)



= 12,2 kend



LHR pada tahun ke 7 dan akhir umur rencana 20 tahun adalah:



Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



= 1827,7 kend dan 3898,3 kend



Bus 8 ton (3+5)



= 548,4 kend dan 1169,6 kend



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 91,4 kend dan 195,0 kend



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 54,9 kend dan 117,1 kend



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)



= 18,3 kend dan 39,1 kend.



Dihitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan sebagai berikut:



Kendaraan ringan 2 ton (1+1)



=



(18.16) + (18.16) = 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 4



4



( 8.16) + (58.16) = 0.0183 + 0.1410 = 0.1593



Bus 8 ton (3+5)



= 3



Truck 2 as 13 ton (5+8)



= 5



Truck 3 as 20 ton (6+7.7)



= 6



4



4



( 8.16) + (88.16) = 0.1410 + 0.9238 = 1,0648 4



4



( 8.16) + (14 8.16) .0,086 = 0.2923 + 0.7452 = 1,0375 4



4



Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5)=



(6 8.16) + (14 8.16) .0,086 +  58,16 +  58,16 = 1,0648 + 0,1410 + 0,1410 = 1,3195 4



4



4



4



Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan): Kendaraan 2 ton = 0.5 × 2000 × 0.0004 = 0.4 Bus 8 ton



= 0.5 × 600 × 0.1593 = 47,79



Truck 13ton



= 0.5 × 100 × 1,0648 = 53,24



Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0.5 × 60 × 1,0375 = 31,125 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0.5 × 20 × 1,3195 = 13,1954 -------------------------------------------------------------------------



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



LEP



= 145,749



Menghitung LEA(Lintas Ekivalen Akhir): Kendaraan 2 ton = 0.5 × 1827,7 × 0.0004 = 0,366 Bus 8 ton



= 0.5 × 548,4 × 0.1593 = 43,680



Truck 13ton



= 0.5 × 91,4 × 1,0648 = 48,661



Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0.5 × 54,9 × 1,0375 = 28,479 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0.5 × 18,3 × 1,3195 = 12,073 ------------------------------------------------------------------------LEA



= 133,258



Menghitung LET: LET (7thn) = ½ (LEP+ LEA) = ½ (88,643+133,258) = 110



LET (13thn) = ½ (LEA7+ LEA20) = ½ (133,258+248,297) = 191 Menghitung LER: LER7 = LET7 x UR/10 = 110 x 7/10 = 77 1,67 LER7 = 129



LER (13thn) = LET13 x



UR = 191x 13/10 = 248 10



2,5 LER13 = 620



Mencari ITP : Dari CBR tanah dasar = 4% maka dari grafik IV atau gambar 1 (korelasi DDT dan CBR) didapat DDT= 4.3



IP (UR) = 2,0 dan FR = 1,0 dan IP0 = 3,9 – 3,5 , maka 1,67 LER7 = 129



ITP 7 = 7,5 2,5 LER13 = 620 ITP 7+13 = 9,6



Menetapkan tebal perkerasan:



ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



9,6 = 0,35 D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10 = 0,35 D1 + 4 D1 = 16 cm 7,5 = = 0,35 D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10 = 0,35 D1 + 4 D1 = 10 cm. Susunan perkerasan:



6 cm 10 cm



Asbuton (MS 744) =10 + 6 cm Batu pecah (CBR 100) = 20 cm Sirtu (CBR 50) = 10 cm



20 cm 10 cm



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 11



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN



Perenc. Geometrik Jalan/Teknik Sipil/FTSP/Universitas Mercu Buana/Modul ke 12



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB



Ir. Nunung Widyaningsih Dipl.Eng. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN