Ekstraksi Ultrasonik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSTRAKSI ULTRASONIK Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Farmakognosi – Fitokimia II



OLEH Afri Yanti



1113102000081



Lisa Ibrahim



1113102000030



Fifi Nur Hidayah N.



1113102000078



Puspa Novadianti S.



1113102000028



Sabilah Visa D. S.



1113102000018



Yuni Rahmi



1113102000042



Zuha Yuliana



1113102000007 KELAS BD



Dosen Pengajar: Ismiarni Komala,M.Sc.,Ph.d.,Apt



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MARET/2015



EKSTRAKSI ULTRASONIK A. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi adalah



proses



pengambilan



senyawa



kimia



dari



simplisia



menggunakan pelarut organik. Ekstraksi memiliki berbagai macam prosedur sesuai dengan sumber alam yang diakan dibuat ekstrak dan kandungan kimianya. Pemilihan metode ekstraksi disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan atau aplikasi ekstrak tersebut. Beberapa tujuan dari ekstraksi adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui kandungan bioaktif atau senyawa dalam sumber alam tersebut 2. Mengelompokkan kandungan secara struktural 3. Identifikasi metabolit sekunder Prosedur Ekstraksi 1. Penyiapan Sampel  Pemilihan ( berdasarkan bagian tanaman, dan dipilih secara random)  Identifikasi 2. Pengeringan bagian tanaman (daun, bunga, rimpang, dll) 3. Perajangan atau reduksi ukuran partikel 4. Pencampuran bahan dengan pelarut Pemilihan Pelarut 1. Pelarut Polar : air, etanol, metanol 2. Pelarut Semi-Polar : Etil Asetat, Diklorometan 3. Pelarut Non-Polar : N-Heksan, Petroleum Eter, Kloroform Jenis-Jenis Ekstraksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Maserasi Pemanasan dengan air mendidih Sokletasi Ekstraksi Fluida Super Kritik Ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik Sublimasi Destilasi Uap



B. Pengertian Metode Ekstraksi Ultrasonik Ekstraksi ultrasonik (sonokimia) adalah modifikasi dari metode maserasi. Esktrak diproses menggunakan ultrasound (gelombang ultrasonik) berfrekuensi, dengan getaran yang tinggi, yaitu 20kHz. Prinsip kerja ini yaitu dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui medium yang dilewati. Saat gelombang merambat, medium yang dilewati akan mengalami getaran. Medium perambatan dengan cairan dikenal dengan nama ekstraksi ultrasonic bath. Getaran akan memberikan



pengadukan intensif terhadap proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga akan meningkatkan proses ekstraksi. Metode ekstraksi ultrasonik juga dikenal dengan sonokimia, yaitu pemanfaatan efek gelombang ultrasonik untuk mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi pada proses kimia. Keuntungan utama ekstraksi gelombang ultrasonik antara lain efisiensi lebih besar, waktu operasi lebih singkat, dan biasanya laju perpindahan masa lebih cepat jika dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan soxhlet (Garcia dan Castro, 2004). Ekstraksi ultrasonic bath dengan menggunakan gelombang ultrasonik merupakan ekstraksi dengan perambatan energi melalui gelombang dengan menggunakan cairan sebagai media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas perpindahan energi, sehingga proses ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode ekstraksi konvensional. Gelombang ultrasonik menyebabkan tegangan mekanik sehingga sampel menjadi partikel dengan ruang-ruang yang kecil dan gelombang ini juga dapat menimbulkan efek kaviasi (dapat memecah dinding sel). Ukuran partikel dan ruang yang kecil tersebut akan meningkatkan kelarutan metabolit dalam pelarut, dan efek kavitasi akan memudahkan senyawa keluar dari dinding sel.Proses ekstraksi yang efisien juga bergantung pada frekuensi instrumen, seperti panjang gelombang, waktu dan temperatur dari ultrasonik. Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi. Pemanasan pada bahan yang akan diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa ekstrak. Hal-hal yang mempengaruhi kemampuan ultrasonik untuk menimbulkan efek kavitasi yang diaplikasikan pada produk pangan antara lain karakteristik ultrasonik seperti frekuensi, intensitas,amplitudo, daya, karakteristik produk (seperti viskositas, tegangan permukaan) dan kondisi sekitar seperti suhu dan tekanan (Williams, 1983). Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Enesty Winnie Winata (2015), semakin lama waktu ektraksi dengan Ultrasonik, semakin tinggi kadar senyawa (antosianin). Hal ini terjadi karena semakin lama waktu ekstraksi maka semakin lama pula bahan akan terpapar oleh gelombang ultrasonik. Terpaparnya bahan tersebut menyebabkan zat terlarut keluar dari dinding sel dan masuk ke dalam pelarut sehingga ekstrak yang dihasilkan semakin meningkat hingga titik jenuh larutan. Ultrasonik bersifat mudah diaplikasikan. Faktor lain berpengaruh terhadap ekstraksi adalah proses blansing. Untuk meminimalisir hilangnya senyawa pada bahan, maka sebelum proses ekstraksi, dilakukan blansing terlebih dahulu. Proses blansing bertujuan untuk menginaktivasi enzim yang ada didalam bahan, sehingga pada saat proses ekstraksi, komponen dalam bahan dapat dipertahankan karena enzim tidak dapat



merusak komponen yang diinginkan yaitu senyawa fenol. Tujuan blansing yang lain adalah untuk mengoptimalkan proses ekstraksi. Pada penelitian tentang ekstraksi antosianin ubi jalar, proses blansing sangat berpengaruh terhadap karakteristik bahan. Semakin lama blansing, ekstrak yang dihasilkan akan semakin banyak. C. Prinsip Kerja Ekstraksi Ultrasonik Prinsip kerja ekstraksi ultrasonik yaitu dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik.Ketika ultrasonik merambat dalam suatu cairan berisi bahan yang akan diekstrak, getaran ultrasonik berkecepatan tinggi akan menyebabkan medium yang dilewati bergetar. Getaran akan memberikan pengadukan intensif terhadap proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga akan meningkatkan proses ekstraksi. Selain itu, gelombang ultrasonik tersebut pun akan menghasilkan kavitasi gelembung dalam bahan pelarut. Ketika gelembung ini pecah di dekat dinding sel, maka gelombang kejut yang dihasilkan dan cepatnya cairan bergerak akan menyebabkan dinding sel pecah. Oleh karena itu, isi dari sel akan keluar menuju pelarut. Terdapat efek ganda yang dihasilkan dari gelombang ultrasonik yaitu pengacauan dinding sel sehingga membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan, diikuti dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga meningkatkan transfer massa antara permukaan padat-cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel secara mekanis dan meningkatkan transfer material. Menurut Balachandran (2006), penggunaan ultrasonik akan menaikkan harga diffusifitas efektif pada proses perpindahan massa dimana efek ini akan maksimum pada waktu yang singkat. Ji (2006) menyatakan bahwa gelombang ultrasonik mampu meningkatkan difusi pelarut dalam suatu zat, dimana pengaruh gelombang kavitasi yang dihasilkan tidak hanya disekitar partikel tetapi juga langsung ke titik pusat zat tersebut. Sementara itu, Garcia (2004) melaporkan bahwa waktu ekstraksi ultrasonik lebih singkat dibandingkan dengan ekstraksi soxhlet untuk menghasilkan jumlah rendemen produk yang sama pada proses ekstraksi lemak dari biji tumbuhan. Selanjutnya, Garcia (2003) juga menyatakan bahwa ekstraksi dengan bantuan ultrasonik memiliki banyak



keunggulan dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan soxhlet diantaranya mampu menaikkan rendemen produk. Kecenderungan yang sama juga dilaporkan oleh peneliti lainnya. Ma (2007) melakukan ekstraksi hesperidin dari penggan (citrus



reticulata)



pel



dan



melaporkan



bahwa



penggunaan



ultrasonik



dapat



mempersingkat waktu ekstraksi dan akan meningkatkan hasil ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, semakin lama pula bahan akan terpapar oleh gelombang ultrasonik dari ultrasonic sistem bath, mengakibatkan pecahnya dinding sel pada bahan sehingga mengeluarkan zat terlarut (solute) ke dalam pelarut (solvent). Semakin lama waktu ekstraksi, kuantitas bahan yang terekstrak juga akan semakin meningkat dikarenakan kesempatan untuk bersentuhan antara bahan dengan pelarut makin besar sehingga hasilnya akan bertambah sampai titik jenuh larutan (Mandal, et.al., 2007). Penambahan waktu tidak memberikan konsentrasi yang nyata dengan lama ekstraksi terhadap proses ekstraksi saat larutan menjadi jenuh. D. Instrumentasi Alat Ultrasonik Ekstraksi menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dilakukan dengan sonotrode dan tangki reaksi kaca. Lapisan mantel ganda dari reaktor memungkinkan kontrol suhu ekstraksi dengan sistem pendingin yang memanfaatkan sirkulasi air. Transduser terhubung ke tanduk. Terdapat pula penguat (booster). Sonotrode ditenggelamkan ke tengah cairan. Ekstraksi ultrasonik yang kontinyu dilakukan dengan alat yang terdiri dari pompa sirkulasi. Inletyang berisi air dan bahan yang akan diekstrak berada di dalam gelas beker besar. Pipa-pipa membawa aliran dari gelas beker berisi inlet ke pompa, kemudian ke tabung sonikasidengan aliran yang menaik. Tabung sonikasi khusus dipasang ke sonotrode. Selanjutnya, aliran keluar dari tabung sonikasi menuju gelas beker outlet.



Gambar 1Instrumentasi Ultrasonik Sumber: http://www.mdpi.com/1422-0067/14/3/5750/htm



Gambar 2 Pompa-pompa Sirkulasi pada Instrumentasi Ultrasonik Sumber: http://www.mdpi.com/1422-0067/14/3/5750/htm Vibrasi yang dikeluarkan transduser biasanya terlalu rendah untuk penggunaan praktikal sehingga dibutuhkan pembesaran atau penambahan kekuatan dari gerakan tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan tanduk, yang merupakan elemen resonansi. Normalnya, tanduk mempunyai setengah dari panjang gelombang, tetapi panjang gelombang tersebut dapat ditambah dengan penumpukansatu tanduk ke tanduk lainnya dan begitu seterusnya. Namun, metode ini jarang digunakan. Tegangan yang terus-menerus pada stepped horn membutuhkan perawatan yang baik karena tanda (mark) pada nodal region akan membentuk “kenaikan tegangan”, yang menyebabkan keausan metal pada high-magnificationhorn. Bahan untuk tanduk akustik



membutuhkan rendahnya kehilangan akustik, bersifat inert secara kimia, sifat dinamik yang tinggi terhadap keausan , serta resisten terhadap erosi akibat kavitasi. Hal-hal tersebut dapat dipenuhi dengan campuran titanium, alumunium, perunggu alumunium, dan stainless steel. Campuran titanium merupakan yang paling unggul dibandingkan bahan lainnya. Campuran alumunium terlalu lunak untuk penyorotan cairan, sehingga berdampak pada amplitudo terakhir berkurang sebanyak 0,75 dan 0,5 dibandingkan dengan campuran titanium dalam hal memberikan kekuatan pada transduser. Tanduk yang dibuat dari bahan yang bersifat dinamik terhadap keausan dan resisten terhadap erosi akibat kavitasi akan menjadi panas sehingga terjadi transfer panas terhadap reaksi.



Gambar 3 Kurva amplitudo dan tegangan dari tiga desain tanduk yang banyak digunakan. (Mason, 1990) E. Cara Kerja Cara kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut. 1. Sampel dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dan kering. Sampel kemudian dihancurkan. 2. Sampel dan pelarut dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki. 3. Lakukan ekstraksi ultrasonik dengan menyalakan ultrasonik generator dan kondensor 4. Ekstrak didapat



Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi. Pemanasan pada bahan yang akan diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa ekstrak. Terdapat efek ganda yang dihasilkan, yaitu pengacauan dinding sel sehingga membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan, diikuti dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga meningkatkan transfer massa antara permukaan padat-cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel secara mekanis dan meningkatkan transfer material. Pelarut yang digunakan dalam metode ekstraksi ultrasonik harus mempunyai volume yang cukup untuk merendam matriks bahan agar proses pengeluaran zat terlarut berjalan lebih optimal. Volume tidak boleh pula berlebihan karena dapat menyebabkan terhambatnya transfer energi gelombang akibat diserap oleh pelarut sebelum sampai ke matriks bahan. Teknik ekstraksi ultrasonik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan teknik soxhlet. Adapun perbandingan ekstraksi soxhlet versus ekstraksi ultrasonik (Soni et al. , 2010) yaitu sebagai berikut. No



Deskripsi



Ekstraksi Soxhlet



Ekstraksi Ultrasonik



. 1 2 3 4



Waktu ekstraksi Ukuran sampel Penggunaan pelarut Keuntungan



3 – 48 jam 1 – 30 g 100 – 500 mL Tidak membutuhkan filtrasi



10 – 60 menit 1 – 30 g 30 – 200 mL Multiple ekstraksi



Sampel



Dibersihkan



Tanah, Rumput



Dirajang



Pelarut Pelarut



Sampel dan pelarut dimasukkan ke Analisis: dalam tangki. Ultrasonik generator dan Dikeringkan kondensor dinyalakan  Rendemen Ekstraksi dengan Ultrasonik.  Berat Jenis WaktuDiuapkan dan Suhu diatur  Komponen DireduksiDisaring Ditimbang Ekstrak Ukuran Diayak Filtrat Partikel Ampas  Dll



Gambar 4Bagan Proses Ekstraksi Menggunakan Metode Ultrasonik F. Parameter Pada Proses Sonokimia Tenaga ultrasonik pada proses-proses kimia tidak secara langsung kontak dengan medan yang bersangkutan, akan tetapi melalui media perantara yang berupa cairan. Gelombang bunyi yang dihasilkan oleh tenaga listrik (lewat transduser), diteruskan media cair ke medan yang dituju melalui fenomena kavitasi. Fenomena kavitasi yaitu terbentuknya gelembung kecil pada media perantara, yang lama kelamaan gelembung akan bertambah besar dan akhirnya pecah atau collapse dan mengeluarkan tenaga besar, tenaga inilah yang digunakan untuk proses kimia. Fenomena ini dapat digambarkan seperti gambar berikut.



Gambar 5 Fenomena Kavitasi Sumber:T. J. Mason(1999) 1. Frekuensi Meningkatnya frekuensi akan memperkecil tekanan minimum sehingga energi lebih banyak diperlukan untuk menentukan kavitasi dalam sistem. 2. Viskositas Pelarut Semakin kental pelarut maka kavitasi akan semakin sulit terbentuk sehingga efeisensi proses berkurang. 3. Tegangan Semakin rendah tegangan permukaan pelarut, kavitasi akan semakin sulit terjadi. Pelarut yang lebih volatil sering digunakan dalam proses sonochemistry karena pelarut ini mempunyai tekanan uap yang tinggi yang bisa memudahkan terbentuknya gelembung. Uap pelarut ini akan mengisi gelembung tadi sehingga energi yang diperlukan untuk terbentuknya kavitasi lebih kecil. 4. Gas-gas Terlarut Adanya gas terlarut atau gelembung gas dalam suatu cairan, bisa berperan sebagai inti terjadinya kavitasi. 5. Tekanan Luar Kenaikan tekanan luar akan menyebabkan bertambahnya intensitas untuk terjadinya pecahnya



kavitasi



sonochemical. 6. Suhu



dan



secara



konsekuen



akan



meningkatkan



pengaruh



Tingginya suhu akan menaikkan tekanan uap dalam medium sehingga kavitasi akan mudah terbentuk. 7. Intensitas Bertambahnya intensitas sonikasi akan meningkatkan proses sonochemical. G. Jenis Ultrasonik 1. Cleaning Bath Ultrasonic Ultrasonik jenis bath secara umum memiliki:  Daya transduser: 1 sampai dengan 5 W/cm2.  Frekuensi: 40 kHz.  Kapasitas 1,5 L (satu transduser) sampai dengan 50.000 (atau lebih dari 1 



transduser). Medium: air plus sedikit surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan.



Beberapa jenis cleaning bath, yaitu:



 



Indirect cleaning bath, Direct cleaning bath. Direct cleaning bath ultrasonic lebih cocok digunakan pada proses kimia



dengan bahan yang bersifat tidak volatil dan volumenya relatif besar. Sedangkan untuk jenis indirect cleaning bath ultrasonic digunakan untuk bahan yang mudah menguap, maka wadah (erlenmeyer atau gelas beker) perlu dilengkapi dengan penutup. Adapun kelebihan dan kekurangan pemakaian ultrasonik jenis cleaning bath pada sono chemistry adalah sebagai berikut. a. Kelebihan:  Mudah didapat secara umum atau luas.  Tidak mahal.  Daerah akustik terdistribusi secara merata.  Dapat menggunakan gelas reaksi biasa.  Bath dapat digunakan sebagai tempat reaksi. b. Kekurangan:  Daya kurang besar (maksimum 5 W/cm2).  Energi masuk harus dikaji pada setiap sistem, karena tenaga yang diperlukan bergantung pada ukuran bath, jenis wadah, posisi wadah dalam   



bath. Frekuensi ultrasonik tidak sama secara universal. Sulit untuk mengontrol suhu. Secara umum tidak mempunyai adjustable power.



Gambar 6 Direct Cleening Bath Ultrasonic Sumber: T. J. Mason, dkk (1997) 2. Summersible Transducer Ultrasonic Submersible transducer ultrasonic adalah salah satu jenis ultrasonik cleaning bath dengan transduser yang tercelup di dalam sistem. Alat ini digunakan apabila larutan tidak korosif, dan kelebihan adalah letak transduser yang bisa dipindah-pindah, wadah apapun dapat diubah menjadi ultrasonik bath, penggunaan transduser bisa lebih dari satu.



Gambar 7 Summersible Transducer Sumber:T. J. Mason (1999) 3. Ultrasonik Jenis Probe (Horn) Ultrasonik memiliki beberapa



jenis



konfigurasi



reaktor



gelombang,



diantaranya sistem tanduk getar, batch, rambatan frekuensi ganda, rambatan frekuensi triple,



sistem



batch



dengan



getaran



longitudinal, homogenizer



tekanan



tinggi, homogenizer kecepatan tinggi dan plat oriffice (Gogate et al., 2006). Ultrasonik Sistem Tanduk Getar adalah salah satu sistem ultrasonik yang sering digunakan adalah ultrasonik tanduk getar. Ultrasonik tanduk getar menggunakan gelombang yang ditransmisikan dengan frekuensi 16-30 kHz dengan daya hingga 240W. Luas penampang iradiasi tergantung dari kedalaman celup tanduk getar dan bisa digunakan untuk mengatur intensitas iradiasi. Konfigurasi ultrasonik sistem tanduk getar ini bisa digunakan untuk kebutuhan merusak jaringan sel tanaman, homogenisasi, dan proses-proses percepatan reaksi kimia. Peralatan ultrasonik sistem tanduk getar terdiri dari generator pembangkit gelombang, tanduk getar, pengatur frekuensi, pengatur amplitudo, dan tanduk getar. Penyangga tanduk getar bisa menggunakan rangka atau statif. Efisiensi pembangkit gelombang ultrasonik jenis ini paling rendah dibandingkan jenis lain yang telah berkembang. Efisiensi rambatan energi dari tanduk getar ke cairan terhadap input total energi berkisar 7,6 % (Susilo, 2007). Kelebihan ultrasonik jenis ini yaitu dapat dikontrol, karena menggunakan horn yang telah dimodifikasi, maka tidak ada kontaminasi oleh fragmen logam dari probe yang dicelup. Kekurangannya, ukuran wadah reaksi terbatas.



Gambar 8 Horn Ultrasonic Sumber: T. J. Mason, dkk (1997) H. Kelebihan dan Kekurangan 1. Kelebihan Teknologi ekstraksi ultrasonik dapat mengurangi waktu dan pelarut yang dibutuhkan, sehingga dapat digunakan untuk memperoleh tingkat rendemen yang lebih tinggi dan ekstrak lebih baik. Hal ini disebabkan karakteristik yang dioperasikan pada suhu rendah sehingga baik untuk mengurangi kehilangan panas yang disebabkan oleh faktor suhu. Selain itu pula untuk menghindari penguapan zat karena titik didih rendah serta untuk mempertahankan zat aktif biologis. Frekuensi ultrasonik yang tinggi juga membuat penetrasi yang tinggi yang memfasilitasi adhesi dan campuran antara cairan diekstraksi dan meningkatkan efisiensi ekstraksi. Penetrasi adalah ... sedangkan adhesi merupakan ... Kavitasi ultrasonik gelembung juga bisa membuat molekul yang lebih kecil dan lebih aktif. Selama molekul aktivasi ultrasonik, kelompok molekul dapat mengurangi nilai Hz dalam waktu singkat. Hal itu berarti jumlah dan panjang dari ikatan antar-molekul berkurang. Berkurangnya jumlah dan panjang ikatan antar-molekul akan menyebabkan kenaikan permeabilitas dan kelarutan serta peningkatan kadar oksigen. Sebagai tambahan, tubuh manusia dapat menyerap nutrisi dan mempercepat metabolisme dengan adanya molekul yang lebih kecil tersebut. Sedangkan keuntungan yang lain dari metode ekstraksi ultrasonik adalah sebagai berikut. a. Efisiensi lebih besar. b. Waktu operasi lebih singkat. c. Laju perpindahan lebih cepat jika dibandingkan dengan metode sokletasi.



d. Tidak membutuhkan penambahan bahan kimia dan bahan tambahan lain e. Prosesnya cepat dan mudah, yang berarti prosesnya tidak memerlukan biaya tinggi. f. Prosesnya aman karena tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan pada struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan yang digunakan. g. Meningkatkanekstraksi lipid dan protein daribijitanaman, sepertikedelai (misalnyatepungkedelaiatau yang dihilangkanlemak) ataubibitminyaklainnya. h. Menyebabkan peningkatan senyawa fenolik, dan alkaloid dengan adanya peningkatan proses ekstraksi. i. Dapat digunakan untuk ekstraksi besar (skala industri). 2. Kekurangan a. Membutuhkan teknisi yang kompeten dalam penggunaannya. b. Harga alat yang mahal. c. Dapat menyebabkan gangguan fisik baik pada dinding maupun membran sel biologis dan terjadi penurunan ukuran partikel. Efek tersebut berdampak pada penetrasi pelarut yang lebih baik terhadap material sel yang pada akhirnya akan meningkatkan laju perpindahan massa pada jaringan serta memfasilitasi perpindahan senyawa aktif dari sel ke pelarut (Novak et al., 2008). Hal ini dapat terjadi apabila sebelumnya didahului oleh fenomena runtuhnya gelembung yang dihasilkan oleh kavitasi (Rodrigues and Pinto, 2006).



DAFTAR PUSTAKA Balachandran S., Kentish S.E., Mawson R., Ashokkumar M., 2006. Ultrasonic enhancement of the supercritical extraction from ginger, Ultrasonics Sonochemistry, Vol. 13, pp. 471-479. Cameron, D.K and Wang, Ya-Jane. 2006. Application of Protease and High-Intensity Ultrasound in Corn Starch Isolation from Degermed Corn Flour. Journal Food Sience University Of Arkansas : September/October 2006, Volume 83, Number 5.Page 505-509. Fuadi, Anwar. “Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe”. Jurnal Teknologi, Vol. 12, No. 1, April 2012: 14-21.



Garcia J.L.L., Castro M.D.L., 2004. Ultrasound-assisted soxhlet extraction : an expeditive approach for solid sample treatment, Application to the extraction of Total Fat from oleaginous seeds, Journal of Chromatography A, Ed. 1034, pp. 237-242. Garcia J.L.L., Castro M.L.L., 2003. Ultrasound: a powerful for leaching, Trends in Anal. Chem., Vol. 22, pp. 41-47. Gogate,



P.R.,



R.K.



Tayal



dan



A.B.



Pandit.



2006. Cavitation:



A Technology



on The Horizon. CURRENT SCIENCE, VOL. 91, NO. 1, 10 JULY 2006. Hartutil, Sri, dan Supardan, Muhammad Dani. Opttimasi Ekstraksi Gelombang Ultrasonik untuk Produksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Menggunakan Response Surface Methodology (RSM). AGRITECH, Vol. 33, No. 4, November 2013. http://www.mdpi.com/1422-0067/14/3/5750/htm Ji. J., Lu X., Cai M., Xu Z., 2006. Improvment of leaching proses of Geniposide with ultrasond, Ultrasonics Sonochemistry, Vol. 11, pp. 43-48. Keil, F. J. 2007. Modeling of Process Intensification. In Alupului, A., Ioan Calinescu, and Vasile Lavric. 2009. Ultrasonic Vs. Microwave Extraction Intensification of Active Principles From Medicinal Plants. AIDIC Conference Series, Vol. 9 2009 page 1-8. Kuldikole, J. 2002. Effect of Ultrasound, Temperature and Pressure Treatments on Enzym Activity and Quality Indicat=ors of Fruit and Vegetables Juices. Dissetation der Techischen Universitas Berlin. Berlin. Lida, Y., Tuziuti T., Yasui K., Towata A., and Kozuka T.2002. Control of Viscosity in Starch and Polysaccharide Solution with Ultrasound After Gelatinization. Journal of National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST).Nagoya, Japan. Liu, Q. M., et al. 2010. Optimization of Ultrasonic-assisted extraction of chlorogenic acid from Folium eucommiae and evaluation of its antioxidant activity. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 4(23), pp. 2503-2511. Ma Y., Ye X., Hao Y., Xu G., Xu G., Liu D., 2007. Ultrasound-assisted Extraction of hesperidin from Penggan (Citrus reticulate) peel, Ultrasonics Sono-chemistry, Vol. 15, pp. 227-232. Mandal, V., Mohan, Y., and Hemalatha, S. 2007. Microwave Assisted Extraction – An Innovative and Promising Extraction Tool for Medicinal Plant Research. Pharmacognosy Reviews , 1 (1): 7-18.



Mason, T.J., Paniwynk L., Lorimer J.P., 1996, The uses of ultrasound in Food Technology, Ultrasonics Sonochemistry, Vol. 3, pp. S253-S260 Mason, T. J. 1990.Introduction, Chemistry with Ultrasound.Edited by T.J Mason. Elsevier Applied Science.London. McClements D.J. 1995. Advances in The Application of Ultrasound in Food Analysis and rocessing. Trends Food Sci. Techn. 6, 293-299. Navas, M. J., Jimenez-Moreno, A.M., Bueno, J.M., Saez-Plaza, P., and A.G. Asuero. 2012. Analysis and Antioxidant Capacity of Anthocyanin Pigments. Part IV: Extraction of Anthocyanins. Critical Reviews in Analytical Chemistry, 42:313-342. Petigny, Loïc, et. al. Batch and Continuous Ultrasound Assisted Extraction of Boldo Leaves (Peumus



boldus Mol.).Int.



J.



Mol.



Sci. Maret



2013, 14(3),



5750-5764;



doi:10.3390/ijms14035750 Shah, Yatish T., dkk.. 1999.Cavitation Reaction Engineering. New York: Kluwer Academic/Plenum Publisher. Sarker, Satyajit D. 2006. Natural Produk Isolation Second Edition. Totowa New Jersey : Human Press. Susilo,



B.



2007.



Studi



Penggunaan



Ultrasonik



untuk



Transesterifikasi



Minyak.



Pengembangan Industri Integratednya. Hotel Senayan Jakarta. SBRC LPPM – IPB Bogor. ISBN 978-979-1312-11-0. Suslick, K. S. 1988. Ultrasounds: Its Chemical, Physical and Biological Effects. VHC Publishers,



New York.



T. J. Mason. 1999. Sonochemistry. New York: Oxford University Press Inc. Williams, A.R. 1983. Ultrasound: Biological Effects and Potential Hazards. Academic Press. Winnata, Enesty Winnie, Yunianta. “Ekstraksi Antosianin Buah Murbei (Morus Alba L.) Metode Ultrasonic Bath (Kajian Waktu dan Rasio Bahan : Pelarut)”. JURNAL PANGAN DAN AGROINDUSTRI, Vol. 3, No. 2 p.773-783, April 2015. Zhang, H., Yang. X., and Wang, Y. 2011. MAE Of Seconsary Metabolites From Plants: Current Status and Future Directions. Trends in Food Science & Tecnology, 22 : 672 -688.