Elixir, Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLIDA “ FORMULASI SEDIAAN ELIXIR CHLORPHENIRAMIN MALEAT (CTM) ”



Dosen Pengampu : 1. Ariel Dwi Puspitawati, S.Si., Apt 2. Andi Cahyani, S.Si. Apt



Disusun Oleh : Kelompok 3 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Rani Sulistiyaningrum Nadiah Nur Anisa Putri Anggraini A. Wulan Romadhini Fitri Rif’atus Shomita M. Bagus Hermawan



(18010300008) (18010301035) (18010300015) (18010300011) (18010300025) (18010300025)



PROGRAM STUDI DIII FARMASI STIKES RS ANWAR MEDIKA 2020



1. Tujuan Dapat membuat dan mengevaluasi bentuk sediaan elixir untuk penggunaan obat dalam sesuai dengan formula. 2. Resep 3 : Pembuatan Elixir R/ Chlorpheniramin Maleat tab VI Nipagin 0,1 % Sukrosa 40 % Corrigen Coloris q.s Corrigen Odoris q.s Alkohol 70% q.s m.f elixir 60 ml s.tdd cth I pro : An. Dito (7 tahun) 3. Kelengkapan Resep  Nama Apotek/Rumah Sakit  Alamat Apotek/Rumah Sakit  Nama Dokter  SIP Dokter  Tanggal Penulisan Resep  Alamat Pasien dan Nomer Telepon Pasien 4. Kelarutan Bahan dan Pe rhitungan No. Bahan 1. Chlorpheniramin Maleat (CTM)



2.



Nipagin



3.



Sukrosa



Kelarutan Larut dalam 4 bagian air 1 gr = 4 ml 0,024gr x 1x = 4ml × 0,096 ml = 0,096 ml 1 Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih 1gr = 20ml 0,06 gr x 1x = 0,06 × 20 = 1,2 = 1,2ml 1 Karena ketentuan di FI edisi 3, istilah kelarutan sangat mudah larut artinya jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat adalah kurang dari 1. Jadi saya mengusulkan 1 gr sukrosa larut dalam 0,8 ml air jadi pada resep : 1gr = 0,8ml 24gr A A= 19,2 ml



5. Permasalahan dan Penyelesaian No. Permasalahan 1. Corrigen coloris tidak disebutkan apa dan jumlahnya hanya disebutkan q.s (secukupnya) 2. Corrigen Odoris tidak disebutkan apa dan jumlahnya hanya disebutkan q.s (secukupnya) 3. Dalam resep tertera alkohol 70% tapi di laboratorim hanya tersedia alkohol 96%



4.



5.



Alkohol 70% disebutkan q.s (secukpnya), menurut BPOM standar pemakaian alkohol tidak boleh lebih dari 1% Sediaan elixir adalah sediaan campuran dari alkohol dan pelarut, tapi dalam resep tidak terdapat pelarutnya



Penyelesaian Saya mengusulkan menggunakan pewarna makanan dan mengusulkan jumlanya 1 mg



Saya mengusulkan menggunakan essen citri dan mengusulkan jumlanya 1 ml



Jadi alkohol 70% diganti dengan alkohol 96% dengan cara menghitung presentasenya dengan rumus (v1.v1=v2.v2) Valkohol 96%×96% = Valkohol 70%×70% Valkohol 96% = 700 ml % 96% Valkohol 96% = 7,29 ml Vair untuk membuat alkohol 70% = 10ml-7,29ml = 27 ml Jadi saya mengusulkan menggunakan alkohol 96% sebanyak 1%, yaitu : 1gr × 60 ml = 0,6 ml 100 gr Jadi saya mengusulkan pelarut aquadest ad 60 ml



6. Tinjauan Bahan a) Chlorpheniramin Maleat / CTM (FI III, hal 153 - 154) Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit Kelarutan : larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%), sukar larut dalam eter Jarak lebur : 132˚ sampai 135˚ BM : 390,87 Khasiat dan penggunaan : Antihistaminikum Dosis maksimum : sehari 40 mg b) Nipagin / Metil paraben (FI III, hal 378) Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir, tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti tebal Suhu lebur : 125˚ sampai 128˚ Khasiat dan penggunaan : zat tambahan, zat pengawet c) Sukrosa (FI IV, hal 762) Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau



berbentuk kubus, atau serbuk putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih d) Alkohol (FI IV, hal 596-598) Pemerian : tidak berwarna, rasa panas, berbau khas, berbentuk cairan jernih Kelarutan : Sangat muda larut dalam air, kloroform dan eter Indikasi : Pengawet anti mikroba, desinfektan e) Aquadest ataau Aqua destilasi (FI III, hal 96) Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa f) Essen orange (martindle, hal 680) Pemerian : terbuat dari kulit jeruk yang masih segar yang diproses secara mekanik dan terkandung lebih kurang 90% lemon Kelarutan : mudah larut dalam alkohol 90% Indikasi : pewarna dan pewangi g) Oleum citri atau minyak jeruk ( FI III, hal 455) Pemerian : cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas rasa pedas dan agak pahit Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%), larutan agak beropalesensi dapat bercampur dengan etanol mutlak Indikasi : zat tambahan, zat perwarna dan perasa 7. Perhitungan Dosis Dosis CTM :  DL CTM anak-anak : (......../0,35mg) DL = 1h : n × DL n + 12 : 7 × 0,35mg 7 + 12 : 0,129 mg



Dosis CTM dalam 1 sendok teh dengan 60 ml elixir 6 tab : untuk 60 ml 60 ml : ? cth (5ml) 60 ml = 12 × minum (12 cth) 5 ml 1 cth ................................mg CTM



1 cth elixir 24 mg/60ml atau 1 cth elixir = 24 mg/12×cth = 24mg/12cth = 2mg/cth Dosis CTM 1h = 3× 1cth berisi ml CTM = 3× 2mg/cth = 6 mg/cth ......................(over dosis)  DM CTM = (............./40 mg) 1h = n × DM n + 12 = 7 × 40 mg 7 + 12 = 14,74 mg % = 6 mg × 100% = 0,4070 × 100% = 40,70 % 14,74 mg 8. Alat dan Bahan No. Alat 1. Mortir 2. Stamper 3. Batang Pengaduk 4. Pipet Tetes 5. Kaca Arloji 6. Gelas Ukur 100 ml 7. Cawan Porselin 8. Spatula Kaca 9. Corong Gelas 10. Beaker Gelas 9. Penimbangan Bahan No. Nama Bahan 1. Chlorpheniramin Maleat 2. Nipagin



Bahan Chlorpheniramin Maleat Nipagin Sukrosa Pewarna Makanan Essen Jeruk Alkohol 96% Aquadest



Perhitungan dan Jumlah 6 Tablet = 24 mg = 0,024 gr 0,1 gr × 60 ml = 0,06 gr 100 ml



3.



Sukrosa



40 gr × 60 ml = 24 gr 100 ml



4.



Pewarna Makanan



Secukupnya (Di usulkan 1 mg) = 0,001 gr



5.



Essen Jeruk



Secukupnya (Di usulkan 1 ml)



6.



Alkohol 96%



1 gr × 60 ml = 0,6 ml 100 gr



7.



Aquadest



60 ml – (0,024gr+0,06gr+24gr+0,001gr+1ml+0,6ml) = 60 ml – 25,685 = 34,315 ~ 34,3 ml



10. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengukur aquadest dan memanaskan sebagian (1,5 ml) untuk melarutkan nipagin 3. Ambil 6 tab CTM, masukkan kedalam mortir, gerus ad halus, sisihkan 4. Mengukur aquadest untuk melarutkan CTM,masukkan ke dalam beaker glass, tambahkan no 3 sedikit demi sedikit, aduk ad larut (jika kurang larut bisa dibantu dengan memanaskan di waterbath dengan di aduk terus ad larut), sisihkan 5. Menimbang sukrosa, masukkan dalam mortir gerus ad halus, sisihkan 6. Mengukur aquadest sebanyak 19,2 ml, masukkan beaker glass untuk melarutkan sukrosa, lalu tambahkan no 5, sedikit demi sedikit, aduk ad larut 7. No 6, tambahkan sedikit demi sedikit no 4, kemudian aduk ad larut, sisihkan 8. Menimbang nipagin, masukkan dalam mortir gerus ad halus, sisihkan 9. Air yang sudah dipanaskan tadi lalu ditambahkan nipagin sedikit demi sedikit, aduk ad larut 10. No 7 tambahkan no 9 sedikit, aduk ad larut. 11. Kemudian mengukur alkohol 0,6 ml, kemudian masukkan kedalam no 10 sedikit demi sedikit, aduk ad larut 12. Tambahkan pewarna dan peraroma oil sedikit demi sedikit ad larut dan homogen, masukkan kedalam botol 13. Kemudian tambahkan sisa aquadest ad tanda batas kalibrasi. 14. Saring dengan kertas saring 2 kali untuk mendapatkan hasil yang jernih, tutup botol 15. Kemas, beri etiket dan label 11. Evaluasi a) Organoleptis Meliputi uji bentuk sediaan, bau, warna, menggunakan panca indera. b) Uji Kejernihan Dilarutkan secara visual oleh praktikan dengan mengamati sediaan hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih dan tidak mengandung pengotor di dalamnya. c) Uji berat jenis Diuji dengan menggunakan piknometer. Timbang piknometer kosong (w1), Piknometer diisi dengan air sampai penuh, bagian luar piknometer di lab sampai kering dan ditimbang (w2). Buang air tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yan g sama pada saat pengukuran air suling dan timbang (w3). Hitung bobot jenis cairan Rumus : rx = b-a c-a



keterangan : rx : bobot jenis sampel a : berat piknometer kosong b : berat sampel sebelum diuji c : berat sampel air d)



Uji PH Menguji PH sediaan menggunakan alat uji PH (PH meter, PH universal)



e)



Viskositas Kekentalan Menggunakan viskometer oswold yang sudah bersih, pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai perhitungan. Catat hasil dan lakukan perhitungan dengan rumus. Diusahakan saat kita melakukan perhitungan kita menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan. Rumus : X = x1 . t1.p1 t2 . p2 keterangan : x : viskositas cairan sampel x1 : viskositas cairan pembanding t1 : waktu aliran cairan sampel t2 : viskositas aliran cairan pembanding p1 : massa jenis cairan sampel p2 : massa jenis cairan pembanding



f)



Uji volume perpindahan Botol 60 ml yang sebelumnya telah dikalibrasi. Sediaan elixir yang telah jadi kemudian dimasukkan kedalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi. Tuang kembali elixir dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.



g)



Tabel uji hedonik untuk packing Berikan tanda √ ( Centang ) pada nilai yang disukai No. Spesifikasi Nilai Kerapihan Warna



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Amat sangat suka Sangat suka Suka Agak suka Netral Agak tidak



9 8 7 6 5 4



Kenampakan informasi sediaan



7. 8. 9.



suka Tidak suka Sangat tidak suka Amat sangat tidak suka



3 2 1



12. Data Hasil Praktikum (Evaluasi) No. Evaluasi 1. Uji Organoleptis



2.



Uji Ph



3.



Uji Volume terpindahkan Uji berat jernih



4.



Hasil Bentuk sediaan : cairan jernih Bau : khas aroma jeruk Warna : kuning muda Rasa : pahit Ph 5 -



Pikno kosong : 23,2 gr Isi : 49,9 gr Bobot jenis sampel=berat isi-berat piknometer kosong = 49,9 gr - 23,2 gr = 26,7 gr 5.



Uji viskositas



0,8 sekon



6.



Uji Kejernihan



1) pada kertas hitam : tidak ada partikel melayang 2) pada kertas putih : tidak ada partikel melayang



13. PEMBAHASAN Dalam praktikum kali ini, praktikan membuat sediaan obat dalam bentuk elixir. Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula. Chlorpheniramine maleas atau yang lebih dikenal dengan CTM ( zat aktif ) memiliki rasa yang pahit dan tidak berbau seperti tertera pada monografi sehingga ditambahkan corigen saporis atau pemanis seperti yang digunakan dalam formula yaitu sukrosa. Dalam formula juga ditambahkan coriden odoris dan disini kami menggunakan perisa atau aroma jeruk agar lebih disukai. Formula dari eliksir CTM adalah CTM sebagai zat aktif, alkohol sebagi pelarut, dan aquades sebagai pelarut, sukrosa sebagai pemanis, nipagin sebagai pengawet, serta menambahkan bahan perisa orange atau jeruk. Setelah sediaan jadi, dilakukan uji kontrol kualitas yaitu organoleptis, kejernihan, berat jenis, pH, dan viskositas. Uji yang pertama yaitu uji organoleptis. Uji organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra. Hasil evaluasi uji organoleptis menunjukkan warna kuning cerah dengan rasa pahit dan memiiki aroma jeruk. Dan untuk uji yang kedua yakni uji kejernihan. Pada uji kejernihan ini dilakukan dengan cara meletakkan kertas berwarna hitam pada setiap sisi dan diberikan cahaya apakah terdapat bahan - bahan yang belum terlarut dengan sempurna. Dan untuk yang kedua digunakan ke rtas putih dan diberikan perlakuan yang sama seperti pada uji kejernihan yang pertama. Dari hasil yang dilakukan uji pada kedua kertas tidak menunjukkan adanya zat atau partikel asing maupun bahan aktif ataupun bahan eksipien yang belum terlarut sempurna. Uji yang ketiga yakni diuji dengan menggunakan piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan r ua n g, ya n g d ite mp a t i c a ir a n. I n i u n tuk in i d ib u tu hk a n wa d a h u nt uk me nimba ng ya ng dina maka n p ik no mete r. Kete litia n me tode p ik no mete r a k a n b e r t a m b a h h i n g g a m e n c a p a i k e o p t i m u m a n t e r t e n t u d e n g a n bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml ( Ansel ; 466 ). Dengan cara menimbang piknometer kosong (w1), Piknometer diisi dengan air sampai penuh, bagian luar piknometer di lab sampai kering dan ditimbang (w2). Buang air tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yan g sama pada saat pengukuran air suling dan timbang (w3). Hitung bobot jenis cairan



Rumus : rx = b-a c-a keterangan : rx : bobot jenis sampel a : berat piknometer kosong b : berat sampel sebelum diuji c : berat sampel air Dari rumus diatas diperoleh hasil : a. b.



Pikno kosong = 23,2 gr Pikno + isi = 49,9 gr Jadi berat jenis = pikno besrta isi – pikno kosong = 49,9 gr – 23,2 gr = 26,7 gr



Dan pada uji yg ketiga adalah uji Ph. Suatu senyawa yang bersifat asam atau basa lemah akan berubah kelarutannya dalam air denganmengubah pH larutan. Perubahan pH dapat merubah bentuk senyawa asam atau basa lemahmenjadi bentuk garamnya yang lebih mudah larut. Parameter yang perlu diketahui adalah harga pKadan pKb senyawa tersebut.Berapa pH yang harus dimiliki sediaan untuk membuat sejumlah X zat A terlarut dapat dihitung dengan rumus : [H+] Ks = Konstanta kelarutan zat AK Ka = Konstanta disosiasi asam lemahS St = Kelarutan total zat A (yang diinginkan)



Dan pada uji Ph ini dilakukan dengan pH universal dengan cara sedian larutan yang sudah jadi dalam beaker glass, masukkan kertas pH universal tunggu beberapa detik lalu angkat dan cocok an dengan keterangan yang ada pada kemasan pH universal. Dan pada praktikum kali ini didapati hasil sedian elixire dengan pH 5. pH disesuaikandengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus samadengan pH usus antara 5 sampai 7. Viskositas Kekentalan Pada uji yang ke lima ini adalah uji kekentalan dengan menggunakan viskometer oswold.Dipilih alat ini karena viskositas ostwald digunakan untuk mengukur sampel encer atau kurang kental serta termasuk hukum newtonain. Dengan menggunakan viskosimeter yang sudah dibersihkan, pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai perhitungan. Catat hasil dan lakukan perhitungan dengan



rumus. Diusahakan saat kita melakukan perhitungan kita menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan. Rumus : X = x1 . t1.p1 t2 . p2 keterangan : x : viskositas cairan sampel x1 : viskositas cairan pembanding t1 : waktu aliran cairan sampel t2 : viskositas aliran cairan pembanding p1 : massa jenis cairan sampel p2 : massa jenis cairan pembanding Dari uji ini didapati hasil viskositas sebesar 0,8 sekon. Dan banyak hal yang dapat mempengaruhi viskositas sebuah larutan seperti berat molekul, kekuatan antar molekul. Untuk uji yang terakhir yaitu uji partikel terpindahkan. Uji ini dirancang sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspensi yang dikemas dalam wadah dosis ganda, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket. Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah untuk diuji. Dengan cara :  Larutan oral, suspensi oral dan sirup dalam wadah dosis ganda, kocok sedian.  Botol 60 ml yang sebelumnya telah dikalibrasi. Sediaan elixir yang telah jadi kemudian dimasukkan kedalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi. Tuang kembali elixir dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi. Penyimpanan Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudahmenguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan pada wadah tertutup rapatdan tahan cahaya. ( Ansel hal 343)



14. Kesimpulan 1. Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif apabila ibandingkan dengan sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkoholnya,elixir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alcohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya menjadikan elixir lebih disukai daripada sirup. 2. Elixir harus mengandung komponen diantaranya yaitu : zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet. 3. Uji yang diperuntuhkan untuk sediaan ada 5 macam yaitu seperti : uji organoleptis, pH, viskositas, berat jenis, kejernihan atau homogenitas. 4. Uji evaluasi Elixir : A. organoleptis a. Bentuk sediaan : cairan jernih b. Bau : khas aroma jeruk c. Warna : kuning muda d. Rasa : pahit B. Ph :5 C. Kejernihan a. Pada kertas hitam : tidak ada partikel melayang b. Pada kertas putih : tidak ada partikel asing D. Berat jenis : 26,7 gr



Daftar Pustaka Farmakope Indonesia edisi 3 Anief, Moh. 2010. ILMU MERACIK OBAT DAN PRAKTIK. (Prof. Drs. Moh. Anief Apt. 2010) Duin,Van. BUKU PENUNTUN ILMU RESEP DALAM PRAKTEK DAN TEORI. (Dr. C.F.Van Duin) Fickri, Djelang Zainuddin. FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN SIRUP ANTI ALERGI DENGAN BAHAN AKTIF CHLORPHENIRAMIN MALEAT (CTM). Journal of pharmaceutical care anwar medika. Ambari,Yani. 2018. UJI STABILITAS FISIK FORMULASI ELIXIR PARACETAMOL KOMBINASI CO-SOLVENT PROPILEN GLIKOL DAN ETANOL. Journal of pharmaceutical care anwar medika. (online) : http://jurnalrsam.stikesrsanwarmedika.ac.id/index.php/jpcam/article/view/1 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. KURIKULUM INTI Pendidikan Diploma III FARMASI. (online) : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/10/KURIKULUM-INTI-D3-FARMASI-2016.pdf



Lampiran Cara pembuatan 1. Mengukur aquadest untuk melarutkan CTM dan Mengukur aquadest, memanaskan sebagian (1,5 ml) untuk melarutkan nipagin.



2. Menggerus tablet CTM ad halus



3. Memasukkan aquadest + sedikit demi sedikit CTM kedalam beaker glass, kemudian aduk ad larut (jika kurang larut bisa dibantu dengan memanaskan di waterbath dengan di aduk terus ad larut)



4. Menimbang sukrosa, masukkan dalam mortir gerus ad halus, sisihkan



5. Mengukur aquadest sebanyak 19,2 ml, masukkan beaker glass untuk melarutkan sukrosa, lalu tambahkan sukrosa, sedikit demi sedikit, aduk ad larut



6. No 5, tambahkan sedikit demi sedikit ke no 4, kemudian aduk ad larut, sisihkan



7. Menimbang nipagin, masukkan dalam mortir gerus ad halus, sisihkan



8. Air yang sudah dipanaskan tadi lalu ditambahkan nipagin sedikit demi sedikit, aduk ad larut 9. No 8 tambahkan ke no 6 sedikit demi sedikit, aduk ad larut



10. Kemudian mengukur alkohol 0,6 ml, kemudian masukkan kedalam no 10 sedikit demi sedikit, aduk ad larut



11. Tambahkan pewarna dan peraroma oil sedikit demi sedikit ad larut dan homogen, masukkan kedalam botol 12. Kemudian tambahkan sisa aquadest ad tanda batas kalibrasi. 13. Saring dengan kertas saring 2 kali untuk mendapatkan hasil yang jernih, tutup botol



Evaluasi



( Hasil uji ph, ph = 5 )



( Uji viskositas )



( Uji berat jenis dengan menggunakan piknometer )