Endoskopi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ENDOSCOPY Endoskopi Gastrointestinal (EGI) adalah suatu tehnik dalam bidang Ilmu Gastro-enterologi-Hepatologi untuk melihat secara langsung keadaan didalam saluran cerna bagian atas (SCBA), disebut Esofagogastroduodenokopi (EGD) dan saluran cerna bagian bawah (SCBB) disebut kolonoskopi, serta saluran organ padat pankreohepatobilier



disebut



ERCP



(Endoskopic



Retrograde



Cholangio



Pancreatography) ( Syafruddin AR. Lelosutan,2004). Endoskopi digunakan untuk mendiagnosa kondisi kesehatan pasien yang dicurigai memiliki gangguan pada saluran cernanya seperti masalah lambung, inkontinensia dan infeksi saluran kemih (ISK). Beberapa endoskopi khusus diadaptasi dapat digunakan untuk mengobati kondisi tertentu, seperti batu empedu. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi esophageal dan motilitas lambung dan mengumpulkan sekresi dan spesimen jaringan untuk analisa lebih lanjut. (Brunner & Suddarth’s, 2010 hal 991). Tindakan EGI diharapkan lebih dapat mendukung semua rencana tindakan diagnostic-terapeutik di bidang ilmu Gastroenterologi-Hepatologi penyakit dalam, aspek ilmu bedah digestif maupun bidang-bidang ilmu kedokteran lainnya. Oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman tentang anatomi-fisiologi normal saluran cerna, indikasi-kontraindikasi dan manfaat, komplikasi dan risiko tindakan EGI serta langkah-langkah prosedur melakukannya.



1



A. Konsep Teori 1. Definisi Endoskopi Endoskopi adalah metode untuk melihat bagian di dalam tubuh menggunakan tabung fleksibel yang memiliki kamera kecil di ujungnya. Alat ini disebut endoskop. Ada banyak jenis endoskopi. Masing-masing alat diberi nama sesuai dengan organ atau daerah yang diperiksa, misalnya: a. Saluran cerna bagian atas (gastroskopi) b. Usus besar (kolonoskopi) c. Rongga perut atau rongga di luar usus (peritoneoskopi atau laparoskopi) d. Saluran empedu dan pancreas (endoscopic retrograde cholangio pancreaticography/ERCP) 2. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan



Sumber:



http://www.pintarbiologi.com/2014/11/anatomi-dan-fisiologi-



sistem-pencernaan.html 3. Klasifikasi Endoskopi Pemeriksaan endoskopi dibagi menjadi 2 berdasarkan letak saluran pencernaan yaitu: a. Esofagogastroduodenokopi (EGD) untuk Saluran Cerna Atas



2



Sumber : Gambar 1. (http://www.1800endoscope.com/3meterscopes.html)



Sumber:



https://www.google.co.id/search?q=gastrointestinal&client=ms-



androidsamsung&prmd=inbv&source=lnms&saX&ved=0ahUKEwiDjrk5sPPAhV GsI8KHWVNBs4Q_AUIBygB&bih=559#tbm=isch&q=gastroskopi&img rc=NmPrUw4KcKqGCL%3A Gastroskopi adalah suatu tindakan pemeriksaan terhadap esophagus, lambung, dan duodenum dengan menggunakan alat endoscope fiberoptic yang fleksibel. Melaului endoskop dapat juga dimasukkan forcep biopsy atau brush



cytology untuk



pemeriksaan



jaringan.Pemeriksaan



gastroskopy memerlukan anesthesi lokal dan dilakukan diruangan endoskopi.



3



Esophago Gastro Duodenoscopy (EGD) adalah tes diagnostik dengan menggunakan endoskop untuk memeriksa kerongkongan, lambung dan usus bagian atase. Dokter mungkin juga mengambil sampel tisu untuk pemeriksaan lebih lanjut. b. Kolonoskopi untuk Saluran Cerna Bawah



Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan oleh seorang pemeriksa (biasanya seorang gastroenterologis) untuk mengevaluasi bagian dalam kolon (usus besar) dengan menggunakan alat yang disebut kolonoskop. Ujung kolonoskop dimasukkan ke dalam anus dan melalui usus besar dan berakhir di sekum (Marks, 2010).Kolonoskop berbentuk tabung panjan, tipis, dan lentur, yang melekat pada kamera video kecil dan terhubung ke layar TV. Ada varian yang lebih pendek dari kolonoskop, yang disebut sigmoidoskop, yang digunakan untuk masalah yang terbatas pada bagian bawah usus besar. Kolonoskopi saat ini merupakan salah satu alat diagnostik dan teraupetik yang sangat penting untuk menangani pasien-pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian bawah. Selain mempunyai kemampuan diagnostik visual, alat kolonoskopi bisa digunakan untuk pengambilan sampel jaringan (biopsi) untuk konfirmasi histologis dan juga bisa digunakan sebagaialat terapi pada kasus polip atau reseksi kanker secara dini (Chan, 2011).



4



Ketepatan diagnostik dan keamanan terapi kolonoskopi sangat tergantung pada kualitas pembersihan kolon atau persiapan usus. Persiapan usus yang kurang telah terbukti secara signifikan menghalangi kemampuan diagnostik kolonoskopi standar. MenurutChan (2011) bahwa persiapan usus yang bersih merupakan salah satu aspekyang paling sulit dalam tindakan kolonoskopi. Murdani (2007) menyatakan bahwa akurasi hasil pemeriksaan ataudiagnosis pada kolonoskopi tergantung dari kualitas persiapan yaitupembersihan kolon. Persiapan usus pada kolonoskopi yang tidak baikmenyebabkan tidak bersihnya kolon sehingga bisa mengakibatkan lolosnyalesi, pembatalan tindakan, menambah waktu prosedur serta menambahseringnya komplikasi karena kurang tepatnya keputusan diagnosa pasienyang pada akhirnya mengakibatkan kurang tepatnya terapi selanjutnya. Dampak



tidak



bersihnya



persiapan



kolon



terhadap



pasien



adalahmemanjangnya lama waktu tindakan kolonoskopi sehingga rasa tidak nyamanatau nyeri yang dirasakan pasien semakin lama. Apabila dampak tersebut tidakdiatasi secara keperawatan pada akhirnya membuat pasien menjadi trauma dan ketakutan.



4. Tujuan Pemeriksaan Endoskopi a. Gastroskopi



Gastroskopi dilakukan untuk mengetahui kondisi selaput lender lambung dari atas ke bawah dan melihat apakah ada iritasi, luka atau tumor serta kelainan – kelainan pada tenggorokkan, lambung, duodenum. Selain itu pada saat dilakukan tindakan dokter juga dapat mengambil sample untuk pemeriksaan biopsi atau foto dari selaput lendir, sehingga dapat dipelajari secara menyeluruh tentang kondisi saluran cerna.



5



b. Kolonoskopi a. Identifikasi lesi dalam lumen usus besar. b. Evaluasi kelainan usus besar yang ditemukan pada pemeriksaan radiologi. c. Evaluasi perdarahan saluran cerna yang tidak diketahui sumbernya. d. Evaluasi adanya keganasan usus besar, termasuk follow up pasca pengangkatan tumor ususbesar. e. Menegakkan diagnosa dan pengobatan pada penyakit inflamasi f.



usus besar. Mengenali tempat terjadinya perdarahan/pengangkatan polip yang tidak terdeteksi dengan perabaan atau infeksi saat operasi



5. Indikasi a. Gastroskopi 1) Nyeri perut berulang 2) Hematemesis melena 3) Tertelan bahan kaustik atau benda asing 4) Termoinum bahan korosif 5) Dysphagia 6) Penyakit gangguan asam lambung. 7) Sangkaan inflamasi mukosa. 8) Sakit menelan atau sulit menelan 9) Muntah berulang 10) Terapi intervensi: kauterisasi, dilatasistriktur, ekstraksi benda asing b. Kolonoskopi



1) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah 2) Diare lebih dari 2 minggu 3) Skirining untuk Inflammatory Bowel Disease (IBD) 4) Survey keganasan 5) Terapi intervensi: polipektomi, ekstraksibenda asing, dilatasi striktur, kauterisasi 6. Kontraindikasi a. Kontraindikasi absolut 1) Sangkaan perforasi usus 2) Peritonitis akut b. Kontraindikasi relatif 1) Gangguan perdarahan dan/atau gangguantrobosit 2) Neutropenia 3) Pasien dengan risiko perforasi 7. Resiko Dilakukannya Pemeriksaan Endoskopi



a. Infeksi 6



b. Robeknya organ c. Perdarahan yang berlebihan d. Reaksi alergi terhadap anestesi



8. Persiapan Alat dan Pasien



a. Gastroskopi 1. Persiapan Umum a) Psikologis Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran



pemeriksaan



endoskopi



antara



lain



dengan



mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut. b) Administrasi (1) Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent) ditandatangani oleh klien atau keluarga (2) Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan masing-masing rumah sakit 2. Persiapan Khusus a) Gastroskopi merupakan endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau esofagogastroduodenoskopi (EGD): (1) Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan/tindakan endoskopi (2) Gigi palsu dan kacamata harus pemeriksaan/tindakan ensodkopi (3) Sebelum pemeriksaan/tindakan



dilepas



endoskopi.



selama Orofaring



disemprot dengan xylocain spray 10% secukupnya.



7



Dibawah ini merupakan contoh penggunaan obat pencahar dengan modifikasi atau menurut situasi dan kondisi klien: Bila menggunakan obat pencahar cair: 1) 12 jam sebelum pemeriksaan (Fleet I): Tuangkan ½ botol Fleet ke dalam gelas dan ta,bahkan air sampai 1 gelas lalu minumkan ke klien. Kemudian diikuti dengan [puasa makan, tetapi minum 2-3 gelas per jam. 2) 3 jam sebelum pemeriksaan (Fleet II): Tuangkan sisa ½ botol Fleet seperti di atas dan tetap minum 2-3 gelas per jam. Bila menggunakan Niflect Powders: Obat pencahar ini sebaiknya diminum minimal 8 juam sebelum pemeriksaan (menurut petunjuk pemakaian). Pastikan bahwa buang air besar klien sudah berwarna minimal cairan kuning jernih atau putih air 1 jam sebelum pemeriksaan dilaksanakan. Hal-hal yang harus disampaikan kepada klien antara lain: 1) Harap membawa hasil pemeriksaan yang ada sebelumnya 2) Jangan cemas bila terjadi diare setelah minum obat pencahar 3) Tekankan mengikuti aturan yang ada (prosedur persiapan agar mendapatkan hasil yang maksimal) 3. Persiapan Alat a. b. c. d. e. f. g.



Skop yang dibutuhkan gastroskopi Sumber cahata (light source) Suction pump Printer endoskopi dengan kertasnya Monitor TV Sarung tangan steril Beberapa aksesori sesuai kebutuhan 1) Injektor varises esophagus 2) Ligator esophagus 3) Biopsi forcep gastroskopi h. Mouth piece i. Satu set peralatan cuci 8



j. k. l. m. n. o.



Anestesi lokal spray Jeli pelumas skop Kassa atau tisu Baju skot kerja Obat-obatan (emergency) bila diperlukan Oksigen bila diperlukan



b. Kolonoskopi Persiapan fisik yaitu membersihkan usus besar dengan dari sisasisa makanan. Dengan demikian lesi yang kecil yang mudah tampak sehingga dianogsa dapat dibuat sedini mungkin dan pengobatan segera bisa diberikan (Nizman Oesman,1999). 1. Persiapan Umum a) Psikologis Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran



pemeriksaan



endoskopi



antara



lain



dengan



mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut. b) Administrasi (1) Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent) ditandatangani oleh klien atau keluarga (2) Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan masing-masing rumah sakit 2. Persiapan Khusus Gastroskopi merupakan endoskopi atas atau saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau colonoscopy: a) Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap atau bubur maizena). b) Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium difosfat, sodium klorida, potassium klorida, sodium bikarbonat) misalnya fleet dan niflec. 3. Persiapan Alat 9



Standar persiapan alat pada kegiatan kolonoskopi diagnostik: a. Skop yang dibutuhkan kolonoskopi b. Sumber cahata (light source) c. Suction pump d. Printer endoskopi dengan kertasnya e. Monitor TV f. Sarung tangan steril g. Beberapa aksesori sesuai kebutuhan 1) Injektor varises anus / hemoroid 2) Biopsi forcep kolonoskopi h. Satu set peralatan cuci i. Anestesi lokal spray j. Jeli pelumas skop k. Kassa atau tisu l. Baju skot kerja m. Obat-obatan (emergency) bila diperlukan 9. Langkah-langkah prosedur a. Gastroskopi Tenggorokan akan disemprot dengan suatu bius lokal dan menerima obat melalui urat darah halus/vena untuk membantu lebih santai selama dilakukan pemeriksaan. Anda akan dibaringkan kesamping pada kondisi nyaman ketika Endoscope di masukkan dengan hati-hati melalui mulut. Setelah tindakan/ prosedur Upper Endoscopy anda diharuskan istirahat sekurang-kurangnya 15-30 menit dan boleh melakukan diet normal lagi setelah 1 jam. Jika anda diberi obat penenang, anda harus ditemani oleh keluarga atau teman yang bisa bertanggung jawab dan dilarang mengemudi/ menoperasikan mesin/ minuman alkohol selama 24 jam. Ketidaknyamanan pada tenggorokan selama 1 atau 3 hari. Prosedur pemeriksaan gastroskopi: 1) Informed concent 2) Pada dewasa puasa (makan dan minum) selama 6-8 jam. Pada bayi dan anak puasa (makan dan minum selama 4-6 jam 3) Melepaskan perhiasan dan gigi palsu klien 4) Menjelaskan kepada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin akan dingin dan gelap, serta klien tidak dapat berbicara selama pemeriksaan gastroskopi 5) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan 10



a) b) c) d) e)



Selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar Pemberian anestesi local spray pada pharing posterior Pemberian sedative, opiate untuk penenang Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent ke kiri Endoskopi akan masuk melalui mulut, esophagus sampai ke



duodenum f) Selama pemeriksaan, TTV klien g) Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan laboratorium 6) Mengantarkan klien ke ruang endoskopi 7) Menganjurkan kepada klien untuk menarik napas dalam saat pemeriksaan atau bila merasa mual 8) Setelah klien kembali dari ruang endoskopi: a) Monitor TTV dan adanya tanda-tanda perdarahan serta perforaso b) Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi sims sampai sedasi lokal anestesi berkurang c) Menganjurkan kepada klien untuk puasa 1-2 jam setelah pemeriksaan atau sampai refleks kembali normal b. Kolonoskopi



Pada tindakan colonoscopy dibutuhkan kesabaran pasien, sering muncul perasaan tekanan, perut kembung karena gas atau kram sewaktu-waktu selama dilakukan tindakan. Dokter akan memberikan obat melalui urat darah halus/ vena untuk membantu anda menjadi santai. Pasien berbaring ke samping atau ke depan (terlentang) di saat Kolonoskopi dimasukkan naik melalui usus besar. Tindakan tersebut biasanya berlangsung sekitar 15-45 menit. Setelah tindakan / Prosedur Colonoscopy anda perlu istrirahat selama 1-2 jam karena ke kembungan udara yang masuk sewaktu prosedur tindakan dilakukan akan menjadi lebih nyaman setelah pasien keluarkan. Jika obat penenang digunakan, anda sebaiknya ditemani oleh keluarga atau teman yang bisa bertanggung jawab dan pasien dilarang mengemudi / mengoperasikan mesin, minum alkohol selama 24 jam. Dokter yang menangani akan memberitahu setelah pemeriksaan dilakukan tentang apa yang terlihat dibagian usus besar. Jiki



11



dibutuhkan biopsi, hasil akan selesai selama 3-5 hari kerja. Hasil tersebut akan dikirim ke dokter yang merujuk/ mengirimkan. Walaupun Colonoscopy adalah suatu prosedur yang sederhana. Untuk itu harus mendiskusikan faktor-faktor komplikasi, resiko dan efek yang ditimbulkan setelah melakukan pemeriksaan ini kepada dokter anda atau menghubungi bagian endoscopy Rumah Sakit tempat anda periksa. 10. Komplikasi a) Gastroskopi 1) Perforasi Tindakan gastroskopi menyebabkan lubang pada jaringan di esophagus, dada, atau perut. Jika ini terjadi maka akan merasakan sakit pada leher dan perut, kesulitan bernafas, demam. Namun jika lubangnya kecil maka dapat sembuh dengan sendirinya dan akan diberikan antibiotic untuk mencegah infeksi. 2) Perdarahan



Beberapa kasus dimana akibat dari tindakan gastroskopi mengenai



pembuluh



darah



dan



menyebabkan



perdarahan,



meskipun kasus ini langka namun pernah terjadi. b) Kolonoskopi: 1) Dinding usus tertusuk atau terpotong 2) Perdarahan dubur yang berlebihan dan berkepanjangan 3) Sakit perut yang parah 4) Demam dan menggigil setelah 2 minggu tindakan



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 12



Endoskopi adalah metode untuk melihat bagian di dalam tubuh menggunakan tabung fleksibel yang memiliki kamera kecil di ujungnya. Pemeriksaan endosckopi dibagi menjadi 2 berdasarkan letak saluran pencernaan yaitu esofagogastroduodenokopi (egd) untuk saluran cerna atas dan kolonoskopi untuk saluran cerna bawah. Tujuan pemeriksaan endoskopi dilakukan untuk mengetahui kondisi selaput lender lambung dari atas ke bawah dan melihat apakah ada iritasi, luka atau tumor serta kelainan – kelainan pada tenggorokkan, lambung, duodenum. Indikasi pada gastroskopi yaitu nyeri perut berulang, hematemesis melena dan tertelan bahan kaustik atau benda asing, sedangkan indikasi pada kolonoskopi yaitu perdarahan gastrointestinal bagian bawah, diare lebih dari 2 minggu,



dan



Kontraindikasi



skrining



untuk



pemeriksaan



Inflammatory



endoskopi



yaitu



Bowel



Disease



kontraindikasi



(IBD). absolut



kontraindikasi relatif. Resiko dilakukannya pemeriksaan endoskopi adalah infeksi, robeknya organ, perdarahan yang berlebihan, dan reaksi alergi terhadap anestesi. Komplikasi dari pelaksanaan gastroskopi yaitu perforasi dan perdarahan, sedangkan komplikasi dari pelaksanaan kolonoskopi dinding usus tertusuk atau terpotong dan perdarahan dubur yang berlebihan dan berkepanjangan. B. Saran Dari kesimpulan yang ada, alangkah baiknya kita sebagai perawat mengetahui langkah-langkah atau prosedur dalam memasang alat endoskopi, karena berhubungan dengan penyembuhan pasien. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan



pengetahuan



kita



terhadap



endoskopi.



13



prosedur



pemasangan



alat



DAFTAR PUSTAKA Pasricha PJ. Gastrointestinal Endoscopy. In: Goldman L, Schafer Al, eds. Goldman’s Cecil Medicine. 24th ed Philadelpia, Pa: Elsevier Saunders; 2011: chap 136 Priyanto, Agus, Sri Lestari. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika. Hadi, Sujono. 1991. Gastroenterologi. Bandung: Alumnni.



14