Epidemiologi Konsep Penyakit Diare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EPIDEMIOLOGI KONSEP PENYAKIT DIARE A.    Definisi Diare Diare berasal dari kata diarrola (bahasa yunani) yang berarti mengalir terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. (Smeltzer& Barre,2002).        Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari 3 kali/hari ), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi atau feses cair (Smeltezer&Bare, 2002). Diare merupakan pengeluaran feses yang sering berupa cairan abnormal dan encer. Diare dapat digolongkan menjadi ringan sedang atau berat, akut atau kronis, meradang atau tidak meradang. Gangguan ini merupakan manifestasi dari transportasi cairan dan elektrolit yang abnormal (Muscari, 2005) B. Gejala Penyakit Diare Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai : 1.      Muntah 2.      Badan lesu atau lemah 3.      Panas 4.      Tidak nafsu makan 5.      Darah dan lendir dalam kotoran Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.



C. Cara penularan  Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan. D. Faktor Penyebab Diare             Diare dapat dikatakan sebagai maslah pedriatrik sosial karena diare merupakan salah satu penyakit utama yang terdapat di negara berkembang dimana adanya faktor yang mempengaruhi terjadinya diare pada balita itu sendiri yaitu diantaranya faktor penyebab (agent), penjamu (host), dan faktor lingkungan (environment) (Suharyono, 2008).



E.   Interaksi Host, Agent, dan Environment dalam Timbulnya Penyakit Diare Analisis triad epidemiologi KONSEP SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (TRIAD EPIDEMIOLOGI) Triad Epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah model bagaimana penyakit menular menyebar. Triad epidemiologi terdiri dari agen, pejamu dan lingkungan. Ketiga faktor ini saling terkait dan bersinergi satu sama lain. Ketika salah satu dimensi tidak seimbang, missal ketika imunitas pejamu rentan atau lingkungan cuaca berubah, atau jumlah sumber penyakit bertambah, akan menyebabkan ketidak seimbangan kesehatan seseorang yang akan menyebabkan sakit.



1. Host Faktor-faktor  yang dapat menimbulkan penyakit pada penjamu adalah a.     Daya tahan tubuh terhadap penyakit Apabila daya tubuh host baik maka virus tidak dapat masuk ke dalam tubuh,apabila daya tahan tubuh jelek dan host tidak memelihara personal hygiene yang baik maka virus dengan mudah masuk dalam tubuh host. b.      Umur          Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada kelompok usia 21-40th (51,2%) dan pada anak-anak (75%) jadi diare lebih sering menyerang pada anak-anak. c.       Jenis kelamin Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka kejadian diare sekitar 86,8% dan jumlamnya lebih banyak dari pada perempuan sekitar 21% di karenakan laki-laki kurang bias memelihara personal hygiene yang baik. d.      Adat kebiasaan          Bila host kurang bias memelihara personal hygiene maka sangat mudah virus masuk dalam tubuh. 2.     Agent a.   Golongan biologi Virus: retovirus, E.coli, Shigella dan salmonella, virus colerae  b.  Golongan fisik  Diare di sebabkan karena infeksi pada usus 3.     Lingkungan a.   Lingkungan fisik



Keadaan lingkungan yang stuktur cuaca kering lebih sering terkena diare .daerah dengan stuktur keadaan geografis kurang baik lebih sering terkena diare di karenakan kurang pengetahuan.  b.   Lingkungan non fisik             Lingkungan dengan sosial ekonomi yang rendah serta adaptasi kebiasaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik dalam memelihara personal hygiene sangat berpontensial terjadinya diare. Penyebab Terjadinya Diare 



Jarang mencuci tangan setelah ke toilet







Jarang membersihkan dapur dan toilet







Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih







Tidak menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya



c.    Lingkungan biologis Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang kurang terjaga kebersihannya seperti kotoran binatang maka dapat dengan mudah virus masuk dalam tubuh apabila host tidak menjaga kebersihan. Virus dari diare dapat dibawa oleh human reservoir.     Interaksi faktor host, agent, dan environment pada penyakit diare merupakan interaksi antara ketiga variabel tersebut. Lingkungan yang tidak bersih dapat menyebabkan kuman penyebab diare berkembang dengan pesat. Perilaku host juga dapat menjadi penyebab kuman penyebab diare masuk ke dalam tubuh host sendiri melalui jalur fecal oral. Di negara berkembang seperti Indonesia, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Salah satu faktor yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan tinja), dan kondisi kesehatan rumah. Sanitasi Lingkungan Sanitasi Lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,



dan sebagainya. Dalam kehidupan, lingkungan selalu berhubungan dengan kegiatan manusia. Lingkungan mempunyai pengaruh yang relative besar dalam hal peranannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. F. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor lingkungan dan pengetahuan tentang penyakit berkaitan dengan faktor pemberian edukasi oleh tenaga kesehatan, Lingkungan dengan sosial ekonomi yang rendah serta adaptasi kebiasaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik dalam memelihara personal hygiene, kebiasaan



prilaku



sanitasi lingkungan yang meliputi penggunaan air bersih,



penggunaan jamban (pembuangan kotoran/tinja), kebersihan rumah, dan pembuangan limbah dengan kejadian diare. Karena penggunaan sanitasi lingkungan tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kehidupan manusia, jika keadaan sanitasi lingkungan kotor atau tidak sehat, maka akan menyebabkan terjadinya masalah besar. Salah satunya yaitu dapat menyebabkan mewabahnya penyakit diare



Daftar Pustaka Mubasyiroh. R, 2007. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Beberapa Regional Indonesia Tahun 2007. Buletin. Penelitian. Kesehatan. Suplemen. 2010: 24-31. Irawan, A. (2014). Hubungan Antara Aspek Kesehatan Lingkungan dalam phbs Rumah Tangga Dengan Kejadian Penyakit Diare di Kecamatan Karangreja tahun 2012. Unnes Journal of Public Health, 2(4). https://doi.org/10.15294/ujph.v2i4.3058 Rasyid Roslaili, machmud Rizanda, Dini Fitra. 2015. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013. Vol 4, No 2 (2015) > Dini Wiku A. (2007, Juni 1-10) faktor risiko diare pada bayi dan balita di Indonesia: systematic review penelitian akademik bidang kesehatan masyarakat. Makara, Hannif, Mulyani N.S, Kuscithawati S, 2011. Faktor Risiko Diare Akut Pada Balita.Berita Kedokteran Masyarakat, vol 27. No. 1. Maret 2011: 10-17. Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan Praktik