Filsafat Ilmu - Perkembangan Filsafat Abad Renaissance [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Talitha Sikalei NIM : 8196172020 Kelas : B1 2019 A. Filsafat Pada Abad Renaissance (Abad 15-16) Istilah renaissance berasal dari prancis yang yang dalam bahasa latin re+nasci berarti kebangkitan kembali. Orang yang pertama kali menggunakan istilah tersebut adalah Jules Michelet, sejarawan prancis terkenal. Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai periode kebngkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Itali. Bila dikaitkan dengan keadaan, renaissance adalah masa antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat dipanadang sebagai masa peralihan , yang ditandai dengan sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat astrologi, kepercayaan yang bersangkutan dengan dunia hitam, perang-perang agama, dan sebagainya dan di sisi lain muncul ilmu pengetahuan alam modern serta mulai berpengaruhnya suatu perasaan hidup baru. Pada saat itulah muncul usaha-usaha penelitian empiris yang lebih giat yang pada akhirnya memunculkan sains bentuk baru. Renaissance muncul karena aktifitas manusia pada saat itu sangat dibatasi oleh gereja. Dominasi kristen sangat kuat terhadap manusia dan pemerintahan, sampai-sampai raja tidak mempunyai peran saat itu. Dan apabila orang berbuat yang merugikan gerejaa, maka akan dibunuhnya, misalnya saja kasus Copernicus yang menyebutkan bahwa matahari sebagai pusat tata surya. Disamping itu, hidup manusia selalu dikaitkaa dengan tujuan akhir (ekstologi), pada hakikatnya kehidupan manusia sudah ditentukan oleh Tuhan. Dengan adanya pembatassan yang dilakukan oleh gereja, maka muncullah gerakan kultural pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting, para kesatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, namun setelah gereja mendominasi dan berpengaruh kuat, hal yang demikian itu tidak diperoleh, hingga muncullah renassance. Awal dimulai dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dari Descrates (15961650 M) untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat, zaman renaissance kurang menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan seni dan sains. Dalam hal ini, Descrates sering disebut sebagai tokoh pertama filsafat modern. Ciri utama dari renaissance adalah rasionalisme yang menetapkan bahwa kebenaran berpusat pada akal, tetapi



setiap akal bergantung pada subjek yang menggunakannya. Oleh karena itu, seorang filosof rasionalis menekankan bahwa berpikir sebagai wujud keberadaan diri, jika seorang berpikir berati ia ada, ajaran ini diajarkan oleh Descartes.



Ciri renaissance ialah sebagai berikut: 1. Humanisme Humanisme merupakan pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini merupakan pandangan yang tidak menyenangkan bagi orang-orang yang beragama, oleh karena itu zaman itu sering disebut juga zaman humanisme, ini muncul karena kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan dunia, 2. Rasionalisme Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu adalah kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika. Rasonalisme ada dua macam, dalam bidang agama dan filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme Rasionalisme dalam bidang agama adalah kemampuannya untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. 3. Empirisme Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan peranan akal, istilah empirisme diambil dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Empirisme sebagaai lawan rasionalisme berpendapat bahwa pengetaahuan diperoleh dari pengalaman dengaan cara observasi/penginderaan baik pengalamaan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Pengalaman merupakan faktor fundamental, dan ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.



4. Materialisme Paham ini di pelopori oleh Lamettrie (1709-1751). Bagi dia manusia tak lain dari mesin begitu pula halnya dengan binatang, sehingga tak ada bedanya antara manusia dengan binatang. Ia mengingkari prinsip hidup pada umumnya. Ia mencoba membuktikan, bahwa badan tanpa jiwa mungkin hidup, sedangkan jiwa tanpa badan tak mungkin ada, jantung katak yang dikeluarkaan dari tubuh katak masih berdenyut beberapa detik (hidup kata Lamettrie), sedangkan tak mungkin ada katak, jika tak ada badannya! Demikianlah nyata benar, menurut Lamettrie bahwa prinsip hidup itu tak ada dan tentu tak ada prinsip hidup yang rohani. B. Dampak Renaissance 



Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.







Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.







Munculnya faham pemikiran baru seperti humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materealisme.







Runtuhnya dominasi gereja.







Menguatnya kedudukan kaum borjuis sehingga mereka tumbuh menjadi kelas penguasa.







Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera.



C. Tokoh-tokoh Zaman Renaissance Setiap gerakan baik besar atau kecil akan menghasilkan tokoh-tokoh yang tidak akan lepas dari sejarah pergerakan tersebut. Begitu pula renaissance, gerakan yang mampu mengubah cara berfikir eropa menjadi lebih maju dan modern juga mempunyai tokoh yang harus kita ketahui bersama. Pada zaman renaissance terdapat tokoh di berbagai bidang, baik itu di bidang seni dan budaya, ilmu pengetahuan, penjelajahan, ataupun di bidang filsafat. Diantara tokohtokoh tersebut adalah: 1. Niccollo Machiavelly Machiavelly lahir pada tahun 1469 di Florence, meninggal dunia tahun 1527 pada umur 58 tahun, ayahnya adalah seorang ahli hukum, tergolong anggota keluarga terkemuka tetapi tidak begitu berada. Machiavelly hidup pada saat puncak kejayaan renaissance di Italia, dan pada saat itu italia masih terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negara yang bersatu



seperti Prancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidak mengherankan jika pada masa ini Italia lemah secara militer meskipun briliant dalam segi kultur. Di kala Michiavelly muda, Florence diperintah oleh penguasa Medicine yang mashur, Lorenzo. Setelah Lorenzo meninggal dunia tahiun 1492, beberapa tahun kemudian penguasa Medicini diusir dari Florence. Florence menjadi Republik (Republic Forentine). Pada tahun 1498, Machiavelli yang berumur dua puluh sembilan tahun, memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun setelah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam berbagai misi diplomasi atas namanya, melakukan perjalanan ke prancis, jerman, dan di dalam negeri italia. Tahun 1512, Repuplik Forentine digulingkan dan penguasa Medicine kembali memegang tampuk kekuasaan, Machiavelly di pecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medicine. Meski disiksa ia tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya di bebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu ia pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casiano, tidak jauh dari Florence. Semasa hidupnya, Machiavelly menulis beberapa buku, yaitu; 



The prince, karya paling monumental di tulis pada tahun 1513







The discources upon the first ten books of titus livius







The art of war, dan sebagainya.



2. Lorenzo Valla (1405-1457) Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu ungkapannya yang sangat terkenal adalah Mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pahala tertinggi. Hasil karyanya antara lain adalahDe volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas manusia berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya. Judul buku De falso credita et ementita Constantini donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh Kaisar Constantinus



sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas bukan gaya bahasa abad ke-4 melainkan abad ke-8. 3. Dante Alighiere (1265-1321) Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasal dari keluarga kaya raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang otoritas moral Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antara lain adalah La Vita Nuova (The New Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria (pembersih jiwa), danparadiso (surga). 4. Francesco Petrarca (1304-1374) Lahir pada 20 Juli 1304 M di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikar.