Fisiologi Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL



DOSEN PENGAMPUH :



WIDYA PANI,SKM,SST,M.KES DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 ALYA AGUSTYA (PO7124120053) NEVI AMRIANI (PO7124120025) RARA FARISKA (PO7124120032)



PRODI DIII KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALU TAHUN 2021



MATERI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL A. Definisi Sistem Perkemihan Sistem perkemihan berperan penting dalam eliminasi sampah dari tubuh, dan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem perkemihan melakukan fungsi ini dengan mengatur komposisi, volume, dan tekanan darah yang melewati ginjal. Sistem ini secara continue membuang dan mereabsosi air dan subdtansi terlarut dalam darah, mengeliminasi setiap substansi yang tidak dibutuhkan atau yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam tubuh, sementara substansi lain yang berguna untuk tubuh tetap dipertahankan. Selama kehamilan, fungsi sitem perkemihan mengalami perubahan karena adanya faktor seperti kadar hormon, pembesaran uterus, dan perubahan volume cairan yang bersirkulasi dalam sistem kardiovaskular dan sistem limfatik. Tubuh tetap dapat berfungsi secara efektif walaupun terjadi perubahan tersebut sehingga kehamilan tetap berada dalam parameter normal. Produk sisa metabolisme pada janin dibuang dari darah melalui plasenta. Akan tetapi, urine tetap diproduksi dan diekskresi, dan berperan dalam cairan amnion sekitar janin. Setelah pelahiran, sistem perkemihan bayi sudah cukup matur untuk membuang smapah metabolisme dari darah dan untuk keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh bayi. B. Fisiologi Sistem Perkemihan Kehamilan Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16. Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius. a. Perubahan struktur anatomi sistem Perkemihan pada kehamilan



Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler. BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin.



b. Ginjal Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system kardiovaskuler. Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan tidak hamil sama saja. c. Ureter Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi, perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita. Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada ke arah kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri rongga pelvik. d. Vesica Urinaria



Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau serangan infeksi. C. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Sampai Persalinan Pada Sistem Perkemihan a. Kehamilan Peningkatan limbak pada uterus yang hamil dapat berdampak pada penghambatan aliran urin melalui sistem perkemian dan penyimpanan urin dalam jumlah besar di kandung kemih. Akibatnya, wanita hamil akan mengalami peningkatan frekuensi kencing, di awal kehamilan akibat pembasarannya uterus dalam rongga panggul, dan saat akhir keamilan akibat uterus memenuhi rongga abdomen (Baston, 2003). Peningkatan jumlah hormon yang bersirkulasi, terutama progesteron, menyebabkan dilatasi pelvis ginjal dan kaliks ginjal, menyebabkan obstruksi ureter, terutama ureter sebalah kanan. Dilatasi pembulu darah juga memperlambat aliran urine (Coad, 2002). Faktor ini menjadi predisporsi wanita hamil mengalami infeksi saluran kemih yang sering mengenai ginjal pada (Kotak 11.2). Wanita hamil sering terbangun tengah malam untuk kencing. Hal ini disebut nokturia dan terjadi akibat aliran balik vena (venous return) yang kurang baik selama berdiri atau tegak sehariaan, yang tentu saja menghambat pasase urine. Natrium diretensi oleh tubuh. Setelah aliran balik vena lebih lancar karena berbaring saat tidur malam, peningkatan kadar natrium dara sedikit meningkatkan produksi urine, sehingga wanita tersebut menjadi lebih sering ingin kencing. Peningkatan cairan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler maupun sistem limfatik meningkatkan laju filtrasi glomerumus ginjal. Akibatnya, ginjal menjadi tidak mampu mereabsorbsi beberapa substansi sepenuhnya, dan sisa-sisa substansi tersebut akan diekresi ke urine. Hal ini merupakan fenomena fisiologis selama kehamilan, dan disebut sebagai penurunan ambang batas ginjal. Glukosa dapat ditemukan dalam urine wanita yang memiliki kadar gula darah normal.



b. Persalinan Selama persalinan, kandung kemh sedikit naik diatas simfisis pubis, seiring dengan makin masuknya janin ke panggul. Hal ini dapat menyebabkan restriksi utetra, dan menyebabkan retensi urine. Jika karena retensi urine, kandung kemih sangat membesar sehingga hal tersebut dapat mengganggu kemajuan persalinan. Tonus kandung kemih dapat menghilang dan terjadi luka pada uretra, menyebabkan disuria (Stables, 1999). Pemeriksaan kondisi wanita yang bersalin meliputi urinalisis rutin untuk memastikan ibu dapat beradaptasi dengan meningkatnya kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan fisiologis ini, laju metabolisme akan meningkat. Energi ekstra yang diperlukan selama persalinan didapatkan dari cadangan glukosa, namun jika seiring kemajuan persalinan, cadangan glukosa ini tidak digantian oleh nutrisi yang cukup, lemak akan dipecah sebagai sumber energi. Hasil samping metabolisme lemak adalah keton. Keton diekresi oleh ginjal sehingga dapat ditemukan pada urinalis, kondisi ini disebut ketonuria. Biasanya asupan makanan dan minuman wanita yang bersalin dibatasi, sehingga ketonuria sering terjadi (Enkin et al, 2000). Ketonuria dapat mempengaruhi kemajuan persalinan. c. Pasca persalinan Keluarnya urin meningkat selama 7 hari setelah persalinan, karena jumlah cairan sirkulasi menurun dan produk sisa metabolisme terkait involusi uterus (kembalinya uterus ke ukuran semula) sudah kembali ke keadaan seperti sebelum hamil (Harrison, 2003). Kadang fungsi kandung kemih kembali normal secara perlahan karena beberapa faktor seperti lamanya persalinan yang lama dan terjadi kerusakan dasar panggul selama pelahiran. Adanya jahitan dan lebam dapat menimbulkan ketakutan psikologis pada wanita untuk berkemih secara normal. Persalinan dengan penyulit seperti pendarahan dapat lebih memperberat kerusakan sistem perkemihan (Kotak 11.3). Sistem perkemihan memerlukan waktu sekitar 6 minggu untuk kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Infeksi saluran kemih terjadi pada 2-4% ibu.



D. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester I, II, dan III pada system Perkemihan. a. Trimester I Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul dan ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah karena adanya hormone kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktifitas fisik dan asupan makanan. Sejak minggu ke-10 gestasi pelvic ginjal dan ureter berdilatasi. Ginjal pada kehamilan sedikit bertambah besar panjang bertambah 11,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Protein urine secara normal disekresikan 200-300mg/hari, bila melebihi 300 mg/perhari maka harus diwaspadai terjadi komplikasi. b. Trimester II Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, Karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester kedua, kandungan kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah ke atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemi,menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih berisi sedikit urine. c. Trimester III Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdelatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu manampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.



DAFTAR PUSTAKA https://id.scribd.com/document/323324374/SISTEM-PERKEMIHAN-PADA-IBU-HAMIL