Foraminifera Besar Benthonik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORAMINIFERA BESAR BENTHONIK A. Foraminifera Besar Benthonik Ordo foraminifera ini memiliki bentuk yang lebih besar di bandingkan dengan yang lainnya. Sebagian besar hidup didasar laut degan kaki semu dan type Letuculose, juga ada yang hidup di air tawar, seperti family Allogromidae. Memiliki satu kamar atau lebih yang dipisahkan oleh sekat atau septa yang disebut suture . aperture terletak pada permukaan septum kamar terakhir. Hiasan pada permukaan test ikut menentukan perbedaan tiap–tiap jenis. Foraminifera besar benthonik baik digunakan untuk penentu umur. Pengamatan dilakukan degan mengunakan sayatan tipis vertical, horizontal, atau, miring di bawah miroskop. Pemberiam sitematik foraminifera benthonik besar yang umum ( A. Chusman 1927). a. Famili Discocyclidae Mempunyai cangkang discoidae atau lenticular. Pada bentuk megalosfeer, kamar embrionik biasanya biloculer, sedang pada bentuk mikrosfeer, kamar embrionik terputar secara planispiral. Mempunyai septasepta sekunder yang membatasi kamar-kamar lateral. Genus Aktinocyclina : kenampakan luar bulat, tidak berbentuk bintang, di jumpai rusak – rusak yang memancar. Genus Asterocyclina : kenampakan luar seperti bintang polygonal, dijumpai rusak – rusak radier. Genus Discocyclina : kenampakam luar merupakan lensa, kadang bengkok menyerupai lensa, kadang bengkok menyerupai pelana, kelilingnya bulat dengan/ tanpa tonggak – tonggak. b. Famili Camerinidae Genus Asslina : kenampakan luar pipih (lentukuler) discoidal, test besar ukuran – 50 mm, di jumpai tonggak – tonggak. Genus Cycloclypeus : kenampakan luar seperti lensa dan kamarsekunder yang siku – siku terlihat dari luar. Genus Nummulites : kenampakanü luar seperti lensa, terputar secara planispiral, hanya putaran terluar yang terlihat, pada umumnya licin. c. Famili Alveolinelliadae Genus Alveolina : kenampakan luar berbentuk telur/slllips (fusiform), panjang kurang lebih 1 cm. Genus Alveolinella : bentuk sama deganü Alveolina panjang sumbunya 0,5 – 1,5 cm serta ada suatu kanal (pre septa). Celah – celahnya tersusun menjadi 3 baris dan tersusun bergantian, tetapi sambung menyambung. d. Famili Miogpsinidae Bentuk test pipih, segitiga atau asimetris, kamar embryonik bilocular terletak dipinggir (eksentris) atau dipuncak (apical ) terdiri dari protoconc yang hampir sama besar.



Kamar embryonik ini seluruhnya dikelilingi oleh kamar-kamar nepionik. Kamar-kamar median berbentuk rhombik atau hexagonal yang memanjang, pilar-pilar dapat terlihat jelas. Genus Miogypsian : kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong hingga bulat, kadang seperti bintang/pligonal, permukaan papilliate, sering di jumpai tongkak. Genus Miogypsinoides ; kenampakan luar terbentukü segitiga, lonjong dan kulit luarnya datar. e. Famili Calcarinidae Genus Biplanispira : kenampakan luar pipih hinggaü seperti lensa, discoidal, hampir bilateral simetri dengan/tanpa tonggak. Genus Pellatispira : kenampakan luar seperti lensa (lentikuler) dan bulat sering dijumpai tonggak. f. Famili Orbitoididae Golongan ini mempunyai test besar, lenticular/discoidal, biconcave, berkamar banyak dimana hubungan antara kamar-kamarnya dilakukan dengan stolon (pori-pori yang terbentuk tabung), dinding lateralnya berpori dan tebal, dimana terdapat kamar-kamar dan pillar-pillar. Untuk bentuk yang megalosfer, kamar utamanya terdiri dari : 1. Kamar embrionik/”initial chamber”/”nucleoconch” Merupakan kamar permulaan yang tersusun dari beberapa inti. Berdasarkan jumalah dan kedudukan inti-inti tersebut dapat dibedakan beberapa bentuk yang akan membedakan penamaan sub-genusnya. Dari susunan inti-intinya, nucleoconch dapat berbentuk : o Bilocular, terdiri dari protoconch dan deuteroconch beberapa deuteroconch lebih kecil dan mengelilingi protoconch polylepidina. Biasanya terdapat pada bentuk yang microsfeer. denteroconchsama besar dengan protococh Isolepidina atau sebagai Lepidocyclina ss.  deuteroconch lebih besar dari protoconch dan menutupi sebagian Nephrolepidina. deuteroconchbesar sehingga melingkupi seluruh protoconch Eulepidina dan trybliolepidina. o Trilocular, terdiri dari 3 nucleuconch Orbitoides o uadrilocular, terdiri dari 4 nucleoconch Orbitoides 2. Kamar nepionik/”pery-embryonic chamber” Merupakan kamar-kamar yang mengelilingi kamar embrionik, terletak antara kamar embrionik dan kamar-kamar post nepionik. Berdasarkan letak dan susunan kamar nepionik dapat digunakan untuk klasifikasi golongan Ortoididae (Tan Sin Hok, 1932) 3. Kamar post nepionik/”median or equatorial chamber”



Merupakan kamar-kamar yang terbentuk setelah kamar nepionik. Pada sayatan horizontal, kamar ini dapat mempunyai bentuk yang bermacammacam, seperti rhombie hexagonal, spatulate, arcuate, ogival. Bentukbentuk kamar post nepionik ini juga merupakan kendala dalam klasifikasi foraminifera besar. 4. Kamar lateral Merupakan rongga-rongga yang letaknya teratur, terletak di atas dan di bawah lapisan tengah (median layer). Pada genus Lepidocyclina, kamar lateral ini dapat terbentuk lensa, menyudut atau membulat. · Genus Lepidocyclina : kenampakan seperti lensa (lentiluler) pipih cembung, discoidal, permukaan test papilate, halus reticulate, pinggirnya bisa bulat, kadang seperti batang atau polygonal. B. Fungsi Foraminifera Besar Benthonik Masalah–masalah Geologi yang menghubungkan dengan umur suatu batuan sampai sekarang masih mempergunakan foraminifera planktonik di samping juga mengunakan metode – metode lain yang lebih teruji dan lebih tepat. Penentuan kisaran umur dengan mengunakan foraminifera planktonik, dilakukan degan langkah – langkah sebagai berikut : Menganalisa fosil foraminifera palakton dari suatu batuan sampai ke tingkat spesiesnya. Mempergunakan acuan Blow (1969) dalam penetuan kisaran umum dari fosil foram plankton yang telah diamati dan dianalisa. Menetukan kisaran umur fosil foram plankton yang muncul akhir dan umur yang punah awal. Maka umur batuan yang didapatkan merupakan suatu range dari hasil nomor C Lalu dengan menggunakan foraminifera benthonik maka dapat ditentukan lingkungan pengendapaannya, sehingga penggabungan dari foraminifera planktonik dengan foraminifera benthonik dapat menghasilkan umur dari suatu lingkungan pengendapan tertentu. C. Contoh Foraminifera Bentonik Besar



Lepydocyclina Sp.



Komposisi test tersusun oleh material gampingan maka diprediksi hewan ini hidup di daerah laut dalam tepatnya pada daerah bathyal atas dengan kedalaman sekitar 200 – 500 m yang masih berada dalam zona CCD (calcite compensation depth) jadi kandungan kalsit masih melimpah, dengan temperature hangat yang mempunyai kandungan karbonat cukup jenuh. Temperatur lingkungan laut dimana organisme ini hidup relatif tinggi karena kemampuan sinar matahari untuk menembus hingga dasar laut. Sehingga mikroorganisme penghasil makanan (melalui fotosintesis) yang menjadi mangsa mikrorganisme bentonik semacam organisme ini memiliki jumlah yang melimpah. Pada kedalaman pada lingkungan foraminifera bentonik ini, dengan ciri – ciri lingkungan yang kadar salinitasnya yang cukup tinggi, dan kekeruhan air yang cukup tinggi dan lingkungan tersebut memiliki energi gelombang yang tinggi. Dengan kondisi lingkungan yang masih termasuk pada zona CCD (calcite compensation depth) maka dengan kandungan kalsit atau karbonat yang tinggi maka proses fosilisasi yang terjadi cukup tinggi, dimana mineral kalsit akan melindungi tubuh foraminifera tersebut sehingga terfosilisasi Lingkungan hidup foraminifera ini pada daerah neritik luar sampai bathial tengah (100 - 1000 meter), dimana pada kedalaman yang sekian maka daerah tersebut ,masih termasuk ke dalam daerah CCD sehingga masih ada kandungan karbonatnya.



FORAMINIFERA BENTONIK BESAR MATA KULIAH MIKROPALEONTOLOGI



Disusun oleh :



Gilang Suryawan 270110150124 GEOLOGI A



FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2016