12 0 269 KB
MODUL 5 FORWARD MODELLING Aqil Muqaffi Rosyad Al – Mahmudy (12117102) Abstract Quantitative interpretation is an analysis of the subsurface model of a cross section of Bouguer anomalies using polygon methods created by Talwani. This method has been made in GRAV 2DC software. When making an interpretation, look for a model that produces a suitable and fit response with observational data or field data. So that it is expected that the condition of the model can represent or approach the actual situation. In processing this data, we will discuss forward modeling using GRAV 2DC software. Keywords: Density, depth, width , GRAV 2DC software.
Sari Interpretasi kuantitatif merupakan analisis model bawah permukaan dari suatu penampang anomali Bouguer dengan menggunakan metoda poligon yang diciptakan oleh Talwani. Metoda tersebut telah dibuat pada software GRAV 2DC. Pada saat melakukan interpretasi, dicari model yang menghasilkan respon yang cocok dan fit dengan data pengamatan atau data lapangan. Sehingga diharapkan kondisi model itu bisa mewakili atau mendekati keadaan sebenarnya. Pada pengolahan data ini akan dibahas mengenai forward modelling menggunakan software GRAV 2DC. Kata kunci: Densitas, depth, width, software GRAV 2DC. *
Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera. Email:[email protected]
I. PENDAHULUAN
mengasumsikan
Salah satu metode dalam geofisika
massa
adalah metode gayaberat. Metode
gayaberat kemudian membandingkan
Gayaberat adalah metode dalam
dengan
geofisika
untuk
Interpretasi kuantitatif merupakan
bawah
analisis model bawah permukaan
yang
menyelidiki
dilakukan keadaan
dan
dari
rapat massa nya (ρ = gram/
Bouguer
Besarnya
densitas
permukaan
dapat
di
bawah
diestimasikan
rapat
menghitung
efek
gayaberat
permukaan berdasarkan perbedaan ).
distribusi
suatu
yang
penampang dengan
diamati.
anomali
menggunakan
metoda poligon yang diciptakan oleh Talwani.
Metoda
tersebut
telah
dengan beberapa cara seperti Metode
dibuat pada software GRAV 2DC.
Nettleton
Pada saat melakukan interpretasi,
(1976)
dan
metode
Parasnis.
dicari model yang menghasilkan
Untuk melakukan interpretasi bawah
respon yang cocok dan fit dengan
permukan dapat dilakukan dengaan
data pengamatan atau data lapangan.
interpretasi kualitatif dan interpretasi
Sehingga diharapkan kondisi model
kuantitatif.
kualitatif
itu bisa mewakili atau mendekati
dilakukan dengan mengamati data
keadaan sebenarnya.. Metoda yang
gayaberat berupa anomali Bouguer.
digunakan
Dengan interpretasi ini dapat dilihat
gayaberat secara umum dibedakan
arah penyebaran anomali atau nilai
kedalam dua cara :
anomali
Interpretasi
yang
interpretasi
dihasilkan.
dapat
Hasil
tetapi
tidak
sampai
Pemodelan kedepan (forward
-
Inversi (inverse modelling)
Forward
modelling
merupakan
memprediksi
atau
memperoleh besaran matematisnya.
proses
Interpretasi
menghitung
kuantitatif
dilakukan
pemodelan
modelling)
menafsirkan
pengaruh anomali terhadap bentuk benda,
-
dalam
data berdasarkan
untuk memahami lebih dalam hasil
model matematis yang telah diberi
interpretasi
nilai
kualitatif
dengan
tertentu
pada
parameter
membuat penampang gayaberat pada
modelnya.
Sedangkan
Inverse
peta
modelling
menggunakan
metode
kontur
interpretasi
anomali.
Teknik kuantitatif
inversi
yang
secara
otomatis
menentukan posisi, kontras densitas, dan geometri tubuh batuan. Pada pengolahan data kali ini akan dilakukan
forward
modelling
menggunakan software GRAV2DC untuk melakukan pemodelan bawah permukaan
berdasarkan
hail
perhitungan yang telah dilakukan pada praktikum sebelumnya. Data yang digunakan adalah peta residual dari data gravity 2 yang telah dilakukan slice beberapa kali.
II. METODOLOGI
Diagram Alir ; Gambar 1. Diagram alir
Langkah dari praktikum ini adalah :
1. Lakukan pemisahan peta residual dan regional 2. Buka peta residual, pilih map > digitized 3. Grid > slice 4. Buka
software
GRAV2DC
>
system opt > begin 5. Masukkan peta residual yang telah di slice dengan format *.dat 6. Lakukan interpretasi berdasarkan forward
modelling.
III. HASIL DAN PENGOLAHAN
DATA
Peta Residual
Gambar 2. Peta Residual
Hasil Forward Modelling
Gambar 3. Hasil Forward Modelling
Lapisan kelima memiliki densitas sebesar 2,7 +
IV. ANALISIS Forward
modelling
dilakukan
dengan
0.000350 = 2,700035 yang dapat diperkirakan
menggnakan software GRAV2DC yang dapat
bahwa lapisan tersebut adalah Dolomite.
menggambarkan bawah permukaan berdasarkan
Lapisan keenam memiliki densitas sebesar 2,7 -
peta anomaly residual yang telah didapatkan.
0.005000 = 2,695 yang dapat diperkirakan bahwa
Yang mempengaruhi pengolahan data dengan
lapisan tersebut adalah Dolomite.
menggunakan software GRAV2DC diantaranya
Lapisan keetujuh memiliki densitas sebesar 2,7 +
adalah density, depth dan width.
0,02 = 2,702 yang dapat diperkirakan bahwa
Pada pensgolahan data ini didapatkan error
lapisan tersebut adalah Dolomite.
(misfit) sebesar 3.47 yang dapat diartikan bahwa model
tersebut
sudah
mendekati
model
sebenarnya.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemodelan tersebut dapat
Forward
dilihat
memprediksi
bahwa
dibawah
permukaan
tersebut
modelling
merupakan
atau
proses
menghitung
data
terdapat perlapisan batuan yang memiliki berbagai
berdasarkan model matematis yang telah diberi
densitas. Batuan disekitar lapisan tersebut adalah
nilai
hasil intrusi magma yang mengalami kristalisasi.
Forward
Lapisan pertama memiliki densitas 2,7 + 0,00009
GRAV2DC untuk melakukan pemodelan bawah
= 2,700009 yang dapat diperkirakan bahwa
permukaan berdasarkan hail perhitungan yang
lapisan tersebut adalah Dolomite.
telah dilakukan pada praktikum sebelumnya
Lapisan kedua memiliki densitas sebesar 2,7 –
sehingga didapatkan model dengan error atau
0,0012 = 2,6988 yang dapat diperkirakan bahwa
misfit sebesar 3.47 yang artinya telah hampir
lapisan tersebut adalah Dolomite.
mendekati model sebenarnya.
Lapisan ketiga memiliki densitas sebesar 2,7 –
Praktikan menyimpulkan bahwa batuan sekitar
0,000414 = 2,699586 yang dapat diperkirakan
dari daerah yang dimodelkan adalah batuan
bahwa lapisan tersebut adalah Dolomite.
sediment berjenis Dolomite dikarenakan nilai
Lapisan keempat memiliki densitas sebesar 2,7 +
densitas yang dihasilkan dan juga berdasarkan
0.011875 = 2,7011875 yang dapat diperkirakan
hipotesis praktikan yang memberikan kedalaman
bahwa lapisan tersebut adalah Dolomite.
maksimum
tertentu
pada
modelling
parameter
modelnya.
menggunakan
permodelan
sedalam
software
3km.
DAFTAR PUSTAKA 1. Blakely, Richard.J. 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Application, Cambridge Univ Press 2. https://www.academia.edu/12028606/Metode_ Gravity_Gaya_Berat_dalam_Eksplorasi_Geot ermal (diunduh) 3. Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., dan Keys, D.A., 1990, Applied Geophysics, Cambridge Univ Pres 4. Sihombing, Roy Bryanson, PEMODELAN DAN
ANALISA
PERMUKAAN
STRUKTUR DAERAH
BAWAH PROSPEK
PANASBUMI KEPAHIANG BERDASARKAN METODE GAYABERAT, UNI