Four Levers of Control [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN “Teori Landasan Sistem Pengendalian Strategik”



KELOMPOK 5



Risa Dwi Jasika



(P2C318032)



Anggie Rizka Safitri



(P2C318006)



Akbar Alkhalil



(P2C318026)



PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini berada dalam situasi yang semakin tinggi. Dampak ini semua telah membuat semua sektor usaha, baik pemerintah maupun swasta untuk harus benar-benar memperkuat semua sektor yang ada dalam organisasi, agar terhindar dari kerugian atau kegagalan dalam menjalankan operasional organisasi (Anthony,2005). Manajemen kontrol sistem disini berfungsi memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan evaluasi (Widener, 2007).



Pada



kenyataanya,



organisasi



menghadapi



kesulitan



dalam



menyeimbangkan berbagai penggunaan Management Control Systems (Speklé, 2001). Simon (2000), berpendapat bahwa kerangka Levers of Control (LOC) yang dimplementasikan akan mengarahkan perilaku karyawan, sehingga keempat kontrol sistem yang ada pada kerangka Levers of Control (LOC) tersebut dapat memfasilitasi organizational learning. Levers of Control memiliki 4 kontrol sistem yaitu belief system, boundary system, diagnostic control system, dan interactive control system yang bekerja sama untuk manfaat perusahaan. Belief system menjelaskan tentang nilai-nilai inti organisasi, boundary system menjelaskan kepada karyawan tentang apa yang mereka tidak bisa lakukan, diagnostic control system memotivasi karyawan untuk melakukan serta menyelaraskan perilaku karyawan dengan tujuan organisasi, dan menyediakan mekanisme pemantauan, sedangkan interactive control system yaitu proses komunikasi dua arah antara manajer dengan bawahan pada berbagai tingkat organisasi (Simon, 2000). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka Levers of control akan dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.



1.2. Rumusan Masalah 1. Apa kegunaan sistem pengendalian strategik? 2. Apa yang dimaksud dengan Four Levers of control? 3. Bagaimana peran Beliefs and Boundary Systems terhadap sistem pengendalian strategic.



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Kegunaan Sistem Pengendalian Strategik Sistem pengendalian strategic adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai apakah program strategis keseluruhan harus diubah, dan mempertanyakan arah dasar dari strategi (Camillus & Veliath, 1984). Pengendalian strategis bertujuan untuk memungkinkan manajemen senior untuk menentukan apakah unit bisnis berkinerja memuaskan dan memotivasi para manajer unit bisnis untuk memastikan hal ini terus berlanjut. Sebagai sistem kontrol tersebut akan melibatkan tujuan organisasi antara manajer unit bisnis strategis dan manajemen eksekutif (Henry, 2011). Pengendalian strategik sangat penting karena berkonsentrasi terutama pada sifat terdalam dari proses manajemen strategis. Konsep ini berfokus pada pencapaian tujuan manajemen proses untuk mengevaluasi efisiensi organisasi. Menurut literatur, pengendalian strategic menilai kekuatan dan kelemahan lingkungan eksternal dan internal. Elemen-elemen ini tidak akan mencapai tingkat potensi maksimumnya kecuali jika mereka secara spontan dikendalikan dan mengukur kemajuan organisasi bersama dengan aspek strategis utama mereka (Esfahani et.al, 2012). Perlunya pengendalian strategis terkait dengan sifat-sifat internal proses manajemen strategis. Oleh karena itu, ada penekanan khusus pada "mencapai tujuan manajemen". Manajer tidak dapat merancang sistem kontrol di tempat yang kosong. Sistem ini harus menjadi bagian dari proses rantai strategis. Dengan demikian, kontrol strategis biasanya dilakukan oleh manajemen tipe untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen ingin diberdayakan. Informasi proses ini diperlukan sebagai paket yang telah dikembangkan di wilayah operasional. Manajer tipe ingin dapat menerapkan strategi yang dipilih (Esfahani et.al, 2012).



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



2



2.2. Four Levers of Control 2.2.1. Levers of Control Levers of control (LOC) adalah sebuah model yang berfokus pada pencapaian strategi dalam sistem pengendalian manajemen, model ini terdiri dari empat alat yang terdiri dari (1) belief systems, (2) boundary systems, (3) diagnostic control systems, dan (4) interactive control system. Kekuatan dari keempat elemen tersebut dalam mengimplementasikan strategi adalah ketika digunakan secara bersamasama, bukan secara individual. (Simons, 1995). Kerangka kerja LOC menegaskan bahwa ketidakpastian strategis dan risiko mendorong pilihan dan penggunaan sistem pengendalian, yang pada dasarnya berdampak pada organisasi melalui pembelajaran organisasi dan efisiensi penggunaan perhatian manajemen. (Widener, 2007). Keempat elemen tersebut digambarkan pada gambar dibawah ini (Simons, 1995) :



Sumber : R Simons (Control in an Age of Empowerment) 2.2.2. Beliefs Systems Belief system atau sistem kepercayaan merupakan serangkaian definisi organisasi yang eksplisit yang dikomunikasikan oleh para manajer senior secara formal dan ditegakkan secara sistematis untuk memberikan nilai-nilai dasar, tujuan dan arahan bagi organisasi Sistem kepercayaan formal dibuat dan dikomunikasikan STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



3



melalui dokumen seperti kredo, pernyataan misi, dan pernyataan tujuan (Simons, 1995:34). Tujuan utama dari beliefs systems adalah untuk menginspirasi dan memandu pencarian dan penemuan organisasi. Ketika masalah muncul dalam menerapkan strategi, beliefs systems membantu peserta untuk menentukan jenis masalah yang harus diatasi dan solusi. Lebih penting, tanpa adanya masalah, beliefs systems memotivasi individu untuk mencari cara baru dalam menciptakan nilai (Simons, 1995:36).



2.2.3. Boundary Systems Boundary systems adalah bagian kedua dari levers of control, sistem ini menggambarkan domain aktivitas yang dapat diterima bagi peserta organisasi. Tidak seperti beliefs systems, sistem ini tidak menentukan impian yang positif. Sebagai gantinya, mereka menetapkan batasan, berdasarkan risiko bisnis yang ditetapkan, untuk pencarian peluang (Simons, 1995:39). Sistem batas mengkomunikasikan tindakan yang harus dihindari karyawan. Tujuannya adalah untuk memungkinkan karyawan berinovasi dan mencapai area pra-bayar tertentu (Widener, 2007).



2.2.4. Diagnostic Control Systems Diagnostic control system adalah sistem informasi formal yang digunakan manajer untuk memantau hasil organisasi dan mengoreksi penyimpangan dari standar kinerja yang telah ditetapkan. Sistem ini merupakan tulang punggung kendali manajemen tradisional, dirancang untuk memastikan pencapaian tujuan yang dapat diprediksi. Anehnya, apa yang kuat (dan berpotensi berbahaya) tentang sistem-sistem ini adalah fakta bahwa kurangnya perhatian dari pada manajer. Sistem ini juga melaporkan informasi faktor-faktor keberhasilan penting yang memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada arahan organisasi (Simons, 1995:59). Tiga fitur yang membedakan diagnostic control systems: (1) kemampuan untuk mengukur output suatu proses, (2) keberadaan standar yang telah ditentukan



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



4



terhadap hasil aktual yang dapat dibandingkan, dan (3) kemampuan untuk mengoreksi penyimpangan dari standar (Simons, 1995:59).



2.2.5. Interactive Control Systems Interactive control systems adalah sistem informasi formal yang digunakan manajer untuk melibatkan diri secara teratur dan pribadi dalam kegiatan pengambilan keputusan bawahan. Berdasarkan ketidakpastian strategis unik yang mereka rasakan, manajer menggunakan sistem ini untuk mengaktifkan pencarian. Beberapa manajer menyebut sistem ini "personal hot buttons" . Interactive control systems memusatkan perhatian dan memaksa dialog di seluruh organisasi. Mereka menyediakan kerangka kerja, atau agenda, untuk debat, dan memotivasi pengumpulan informasi di luar saluran rutin (Simons, 1995:95). Interactive control systems bukan jenis sistem kontrol yang unik: banyak jenis sistem kontrol dapat digunakan secara interaktif oleh manajer. Manajer menggunakan sistem kontrol interaktif untuk fokus pada teknologi baru dan bagaimana menerapkannya pada bisnis mereka. Interactive control systems memiliki empat karakteristik (Simons, 1995:95-97) : 1. Informasi yang dihasilkan oleh sistem adalah agenda penting dan berulang yang ditangani oleh tingkat manajemen tertinggi. 2. Interactive control systems menuntut manajer untuk memperhatikan operasi di semua tingkatan organisasi. 3. Data yang dihasilkan oleh sistem ditafsirkan dan didiskusikan dalam pertemuan tatap muka atasan, bawahan, dan rekan sejawat. 4. Sistem ini merupakan katalisator untuk tantangan dan perdebatan terusmenerus dari data, asumsi, dan rencana aksi yang mendasarinya.



2.3. Peran Beliefs Systems dan Boundary Systems Beliefs systems dimaksudkan untuk mengkomunikasikan misi, kredo, dan tujuan organisasi yang semuanya ini membantu manajer untuk mentransformasi nilai-nilai yang sekiranya masih sulit untuk dipahami karyawan sekaligus menjadikannya aktivitas yang fokus pada tujuan organisasi (Bruining, et.al, 2004).



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



5



Boundary systems digunakan oleh manajer puncak untuk membentuk batasanbatasan berupa aturan dan mengkomunikasikannya dengan tindakan yang harus dihindari oleh karyawan. Hal ini dilakukan agar karyawan bebas berinovasi dan berprestasi dalam bidang-bidang tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk dari boundary systems yaitu business conduct boundaries dan strategic boundaries (Simons, 1995:42). Beliefs dan Boundary systems mempunyai kesamaan peran yaitu keduanya dimaksudkan untuk memotivasi karyawan agar bisa mencari peluang-peluang baru. Selain itu perbedaan antara sistem batas dan kepercayaan adalah bahwa sistem batas dilakukan dalam hal-hal bersifat negatif melalui batasan-batasan perilaku sedangkan sistem kepercayaan berlaku dalam hal yang positif melalui inspirasi (Simons, 1995).



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



6



BAB III KASUS



3.1. Kasus pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Levers of Control merupakan suatu kerangka yang dicetuskan oleh Simons (2000) yang bertujuan agar para manajer dapat mendiagnosa organisasi atau perusahaan



untuk



menetapkan



kapan dan



bagaimana



mengaplikasikan levers tersebut pada lingkungan yang berbeda-beda dalam rangka pencapaian tujuan dan strategi organisasi tersebut. Sebagai perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 32 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini PT. Jasa Marga (Persero) Tbk adalah pimpinan dalam industrinya dengan mengelola lebih dari 531 km jalan tol atau 72% dari total jalan tol di Indonesia. Sebagai perusahaan infrastruktur penyedia jalan tol, keberadaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Namun sebagai sebuah perusahaan yang cukup besar, PT Jasa Marga (Persero) Tbk tentu tetap ingin mempertahankan posisinya, sehingga strategi bisnis adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan posisinya tersebut. Tidak hanya dalam hal perencanaan dan pemilihan strategi bisnis, proses pengimplementasian strategi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dikarenakan kondisi perusahaan yang semakin besar dan semakin kompleks. a. Belief System Belief system perusahaan tercermin pada visi, misi serta tata nilai yang dimilikinya. Pernyataan visi, misi dan tata nilai tersebut telah dibuat dalam bentuk formal dan dikomunikasikan melalui berbagai media ke seluruh pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Evaluasi atas belief system perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki suatu sistem formal yang menyatakan tentang arah dan tujuan serta values perusahaan yang dinyatakan melalui visi, misi dan tata nilai yang menggambarkan belief system perusahaan. Pernyataan belief system ini telah dikomunikasikan melalui berbagai media komunikasi yang cukup luas kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak hanya kepada para



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



7



karyawannya namun juga sampai kepada para pemegang saham dan juga pemerintah. Akan tetapi pola komunikasi ini belum diikuti dengan adanya survei untuk mengukur kepedulian dan pemahaman dari para karyawan akan belief system tersebut. Terkait pernyataan misinya, pernyataan misi yang dibuat lebih diarahkan kepada tujuan pencapaian target bisnis semata dan tidak menyebutkan tujuan yang lebih luas terkait manfaat dan alasan keberadaan perusahaan bagi masyarakat, pengguna jalan atau stakeholder lainnya. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa sebagian besar karyawan tidak memahami dan bahkan tidak dapat menyebutkan visi dan misi perusahaan tersebut. b. Boundary System Boundary system perusahaan meliputi 2 (dua) hal yaitu business conduct boundary dan juga strategic boundary. Evaluasi atas boundary system menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki dan menerapkan business conduct boundaries melalui adanya pedoman perilaku (code of conduct ) dan PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Code of conduct yang dibuat perusahaan telah memuat aturan-aturan yang jelas dan komprehensif yang dinyatakan secara tegas mengenai hal-hal yang tidak diinginkan atau dilarang oleh perusahaan serta dilengkapi pula dengan penegasan akan sanksi yang akan diberikan apabila terjadi pelanggaran atas pedoman perilaku tersebut. Penerapan code of conduct di perusahaan ini juga tidak hanya sebatas pengungkapan peraturan semata namun perusahaan juga meminta komitmen



nyata



seluruh



karyawannya



dengan adanya



kewajiban



untuk



menandatangani pakta integritas sebagai bentuk komitmen pelaksanaan code of conduct tersebut bagi seluruh karyawan termasuk pihak manajemen perusahaan. Sementara itu, evaluasi atas strategic boundaries PT Jasa Marga (Persero) Tbk menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki batasan strategis yang dinyatakan dan dikomuniksikan secara jelas dalam RJP (Rencana Jangka Panjang) perusahaan. Dalam RJP tersebut, perusahaan menyatakan bahwa hanya melakukan bisnis dalam hal pengembangan dan pengoperasian usaha tol dan non tol. Pengembangan dan pengoperasian usaha tol ini sejalan dengan apa yang menjadi core competencies perusahaan yaitu sebagai pengembang dan pengoperasi mayoritas jalan tol di Indonesia yang telah berpengalaman dalam pengelolaan jalan



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



8



tol selama lebih dari 31 tahun. Selain itu, perusahaan juga telah menyatakan secara tegas ketentuan investasi jalan tol yang diperbolehkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan agar para manajer baik dikantor cabang maupun anak perusahaan, dalam melakukan investasi agar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan perusahaan untuk menghindari risiko-risiko yang tidak diinginkan dan juga melakukan pengelolaan atas risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai bagian dari tanggung jawab rencana kerja/program kerja masing-masing unit.



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



9



BAB IV KESIMPULAN



4.1. Kesimpulan Kegunaan Pengendalian strategik sangat penting karena berkonsentrasi terutama pada sifat terdalam dari proses manajemen strategis. Konsep ini berfokus pada pencapaian tujuan manajemen proses untuk mengevaluasi efisiensi organisasi. Menurut literatur, pengendalian strategic menilai kekuatan dan kelemahan lingkungan eksternal dan internal. Elemen-elemen ini tidak akan mencapai tingkat potensi maksimumnya kecuali jika mereka secara spontan dikendalikan dan mengukur kemajuan organisasi bersama dengan aspek strategis utama mereka. Levers of control (LOC) adalah sebuah model yang berfokus pada pencapaian strategi dalam sistem pengendalian manajemen, model ini terdiri dari empat alat yang terdiri dari (1) belief systems, (2) boundary systems, (3) diagnostic control systems, dan (4) interactive control system. Kekuatan dari keempat elemen tersebut dalam mengimplementasikan strategi adalah ketika digunakan secara bersamasama, bukan secara individual. Belief system atau sistem kepercayaan merupakan serangkaian definisi organisasi yang eksplisit yang dikomunikasikan oleh para manajer senior secara formal dan ditegakkan secara sistematis untuk memberikan nilai-nilai dasar, tujuan dan arahan bagi organisasi Sistem kepercayaan formal dibuat dan dikomunikasikan melalui dokumen seperti kredo, pernyataan misi, dan pernyataan tujuan. Boundary systems adalah bagian kedua dari levers of control, sistem ini menggambarkan domain aktivitas yang dapat diterima bagi peserta organisasi. Tidak seperti beliefs systems, sistem ini tidak menentukan impian yang positif. Sebagai gantinya, mereka menetapkan batasan, berdasarkan risiko bisnis yang ditetapkan, untuk pencarian peluang



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



1 0



DAFTAR PUSTAKA



Ali Nejatbakhsh Esfahani, Ahmad Ali Khaef Elahi. 2012. Administrative Organizations Strategic Control Model. International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol., 3 (3), 525-536. ISSN 2251-838X Anthony, R.N. & Govindarajan, V. (2005). Management Control Systems.Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Camillius, John C. 1984. “Technology Driven and Market Driven Life Cycles: Implications for multinational Corporate Strategy.” Columbia Journal of world Business : 56-60 Hans Bruining, Marcel Bonnet, Mike Wright. 2002. Management Control Systems and Strategy Change in Buyouts. ERS-2002-113-ORG. Erasmus Universiteit Rotterdam. Henry, Anthony. 2011. Understanding Strategic Management. 2nd edition. Oxford University Press Robert Simons. 1995. Control in an Age of Empowerment. Harvard Business Review Robert Simons. 1995. Levers of Control “ How Managers Use Innovative Control Systems to Drive Strategic Renewal. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetts Robert Simons, Antonio Davila, Robert S. Kaplan. 2000. Perfomance Measurement & Control Systems for Implementing Strategy. Volume 1. Prentice Hall Sally K. Widener. 2007. An Empirical Analysis of the levers of control framework. Jones Graduate school of Management, Rice University, Room 331 - MS 531, 6100 Main Street, Houston, TX 77005-1892, United States Sri Astuty Ratnasari Manggu. 2016. Analisis Penerapan Four Levers of Control : Studi Kasus PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Universitas Sulawesi Barat. Jurnal Creative Ilmiah Vol. 3 STIE Wira Bhakti Makassar



STRATEGIC CONTROL SYSTEMS



1 1