Gender Dan Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GENDER DAN KESEHATAN Oleh; Dra Sumarni DW,M.kes



GENDER Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut. Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan dan media. Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno Suharti, 1995).  Isu gender



Kematian ibu hamil



 



Kematian bayi baru lahir







Tradisi kawin muda







Budaya daerah







Kekerasan







Seks bebas & narkoba







Kesenjangan pendidikan







Kesempatan kerja



Papisj  Papisj berarti tukar menukar isteri di antara suami-suami teman baik,



dilakukan dalam upacara-upacara, bukan untuk tujuan biologis dan bukan untuk pembiakan  Papisj berasal dari dongeng tentang seorang laki-laki Asmat yang



berniat membunuh seekor buaya, tetapi terhalang suangi besar. Tiba-tiba muncul ide untuk menyuruh ayah dan pamannya saling tukar isteri. Setelah terlaksana, mendadak air sungai surut dan si lelaki dapat menagkap buaya.  Papisj bersifat normatif bagi masyarakat Asmat, diselenggarakan untuk



menjaga keseimbangan hubungan sosial masyarakat



NSC ’08 bLok 2.2



Page



1 of 9



 Papisj



sekarang sudah mengalami pergeseran dan tidak pantas



digunakan untuk perilaku seks masyarakat Asmat dewasa ini Tarian pesek  Tarian pesek dilakukan di lapangan terbuka. Peserta tarian membentuk suatu lingkaran besar. Setiap orang dalam lingkaran dapat keluar dari lingkaran besar dan mencari pasangannya. Setiap lima pasang dapat membentuk



kelompok



kecil.



Lagu-lagu



erotik



dinyanyikan



untuk



merangsang gairah seks peserta. Pasangan boleh meninggalkan arena ketika mereka sudah setuju untuk bertindak lebih jauh, misalnya melakukan hubungan seks  MISI •



Peningkatan kualitas hidup perempuan







Penggalakan sosialisasi kesetaraan dan keadilan Gender







Penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan







Penegakan hak-hak azasi manusia bagi perempuan







Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak







Kemampuan dan peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi



perempuan dan peduli anak  Ketidaksetaraan dan keadilan gender dalam kesehatan reproduksi (KR) •



Perempuan sering ditempatkan dalam posisi yang terpinggirkan, dalam



posisi yang didominasi laki-laki dan tidak memperoleh haknya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal •



Adanya sifat kodrati yang khas menyebabkan derajat KR masyarakat



sangat ditentukan oleh keadaan perempuan. •



Oleh karena itu perempuan merupakan kelompok rawan dalam KR



sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus  ISU KESEHATAN  PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT • Perempuan lebih berperan dan mandiri dalam upaya perbaikan gizi • Tingkat



pendidikan



perempuan



lebih



rendah



berpengaruh



pada



kurangnya pemahaman tantang gizi • Tingkat sosial ekonomi perempuan lebih rendah berpengaruh pada status gizi lebih buruk • Target program diutamakan



NSC ’08 bLok 2.2



Page



2 of 9



• Jumlah perempuan dan anak usia < 18 th lebih dari setengah penduduk Indonesia > 65% belum menjadi modal / aset tetapi masih sebagai beban pembangunan • Perempuan & anak masuk kategori rentan dalam bidang kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan  Kondisi Kesehatan Reproduksi Wanita (1)



1.



585.000 wanita setiap tahun (satu wanita per menit) meninggal



karena kehamilan dan persalinan 2.



200.000



kematian



menternal



per



tahun



karena



gagalnya



pelaksanaan kontrasepsi 3.



120-150 juta wanita menjalankan kontrasepsi tidak sengguh-



sungguh 4.



75 juta kehamilan setiap tahun tidak diinginkan, 45 juta jiwa



diaborsi, 30 juta kehamilan tidak aman 5.



70.000 wanita meninggal setiap tahun karena aborsi tidak aman



6.



Tahun 1996 a. 3,1 juta orang terinfeksi HIV/AIDS b. 1,5 juta orang mati terinfeksi HIV/AIDS c. 1,6 juta orang hidup terinfeksi HIV/AIDS



 Kondisi Kesehatan Reproduksi Wanita (2)



1.



1 juta wanita meninggal setiap tahun karena infeksi saluran



reproduksi termasuk PMS 2.



Separuh dari 333 juta kasus PMS setiap tahun, berasal dari



remaja 3.



2 juta gadis berumur 10-15 tahun masuk pasar seks komersial



4.



120 juta wanita mengalami peruskan alat kelamin (akibat



perkosaan, kejahatan seksual) 5.



60 juta gadis yang diharapkan terus hidup “hilang” akibat aborsi



atau pengobatan 6. Kehamilan



 TARGET NASIONAL PELAYANAN  KESEHATAN REPROSUKSI TAHUN 2010 1.



Kesehatan reproduksi remaja



2.



Kesehatan Ibu dan Anak



3.



Keluarga Berencana



NSC ’08 bLok 2.2



Page



3 of 9



4.



Pencegahan & Pemberantasan PMS dan HIV/AIDS



5.



Kesehatan reproduksi Usila



 Remaja rentan terhadap PMS dan HIV/AIDS



1.



Ketidaktahuan tentang PMS



2.



Tidak



ada



perlindungan



seksual



bila



pasangan



tidak



menggunakan kondom secara konsisten 3.



Semakin muda usia aktif seksual, semakin besar resiko terkena



PMS, HIV/AIDS 4.



Lapisan ulcus mulut rahin remaja lebih rentan terhadap infeksi



gonorheoe, klamidia dan papiloma (dapat menyebabkan kanker mulut rahim) 5.



Pola pencarian pengobatan remaja buruk karena berusaha



menyembunyikan masalah atau mengobati sendiri 6.



Remaja perempuan dengan pasangan berbeda usia yang jauh,



ternyata beresiko 2 kali lipat lebih tinggi, bila pasangannya sudah terkena PMS sebelumnya Pengertian reproduksi  Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan pada manusia  Kesehatan reproduksi didefinisikan keadaan sehat jasmani, psikologis dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi  Reproduksi sehat adalah perilaku indivisu yang berkaitan dengan fungsi dan proses reproduksi termasuk perilaku seksual yang sehat  Salah satu penunjnag terciptanya reproduksi sehat adalah pendidikan seks  Pendidikan seks adalah upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan pengetahuan tentang perubahan biologis, yang pada dasarnya merupakan upaya menanamkan moral, etika serta komitmen agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi



ADVOKASI dalam KesPro Yang dimaksud dengan “advokasi” dalam kesehatan reproduksi adalah: • Segala upaya, baik dalam bentuk tindakan maupun



kebijakan yang



bertujuan membantu individu, kelompok atau masyarakat luas (publik) • Untuk memperoleh hak-hak kesehatan reproduksi atau • Agar terhindar dari tindakan atau kondisi yang dapat menyebabkan



berkurangnya atau tidak diperolehnya hak-hak kesehatan reproduksi Secara Patut



NSC ’08 bLok 2.2



Page



4 of 9



Hak kesehatan reproduksi 1.



Hak



untuk



memperoleh



pelayanan



memperoleh



informasi



kesehatan



reproduksi



yang



berkualitas 2.



Hak



untuk



lengkap



tentang



seksualitas,



kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan atau alat maupun tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi 3.



Hak untuk memperoleh palayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,



sesuai pilihan, tanpa paksaan dan tidak melawan hukum 4.



Perempuan berhak memperoleh palayanan kesehatan yang dibutuhkan,



yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat. 5.



Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-



masing dan dilkaukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman dan kekerasan remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab 6.



Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah



diperoleh, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS Faktor-Faktor Penyebab Berkurang atau tidak terpenuhinya hak-hak kesehatan reproduksi, dapat disebabkan oleh:  Ancaman,



paksaan,



tindakan



kekerasan



atau



penghilangan



keberdayaan (perkosaan, pemasungan, aborsi, kerusuhan, dsb)  Terputus, hilang, tidak tersedia atau tidak terjangkaunya akses (bencana alam, daerah terpencil/terisolir, kemiskinan, biaya mahal, dsb)  Kurangnya pengetahuan, kebodohan (rendahnya tingkat pendidikan, tidak adanya penyuluhan atau pelatihan, tertutup atau tidak adanya sumber informasi, dsb)  Apatisme atau ketidakpedulian, kurangnya kegiatan advokasi dan tidak adanya dukungan sosial (dari individu, masyarakat, lembaga-lembaga maupun pemerintah)  Sistem dan nilai-nilai sosial (bisa gender, stigma sosial, dsb)  Aspek legal (hukum, peraturan, tata-tertib, dsb) GENDER  GENDER, adalah peran dan kedudukan seseorang yang diinstruksikan



oleh



masyarakat



NSC ’08 bLok 2.2



dan



budayanya



karena



seseorang



lahir



sebagai



Page



5 of 9



perempuan atau karena seseorang lahir sebagai laki-laki. (Yulfira Rahardjo, 1996) Tidak sama antar negara, tergantung budayanya  BIAS GENDER, adalah suatu pandangan yang membedakan peran,



kedudukan dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan. (BKKBN, 2001)  KESETARAAN/KEADILAN GENDER, adalah suatu kondisi yang sejajar dan



seimbang secara harmonis dalam hubungan kerjasama antara laki-laki dan perempuan. (BKKBN, 2001)  ANDROGINI, adalah suatu pola pendidikan dan pengasuhan anak yang



tidak berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. (BKKBN, 2001) Kekerasan yang dihadapi anak jalanan •



Dipaksa/diancam untuk menyerahkan penghasilan







Dipaksa untuk melakukan oral seks dan sodomi







Ditangkap dan dipukuli petugas







Dibunuh untuk tujuan perampasan



Dampak • PMS/HIV/AIDS • Hamil di luar nikah • ISPA, Kanker hati, hepatitis • Gangguan kesehatan gigi & mulut Upaya pencegahan 



Minum antibiotik, obat tetea mata (PMS)







Minuman keras/alkohol, ramuan, pijat dukun



Penentuan keputusan Perempuan tidak punya akses dan kontrol atas kekuasaan dan proses pengambilan



keputusan



yang



berkaitan



dengan



hak



reproduksinya



dan



kesehatan reproduksinya, yang meliputi : - Penentuan pasangan hidup - Hubungan seksual - Penentuan alat kontrasepsi - Penentuan kehamilan - Penentuan banyaknya anak - Penentuan jenis kelamin anak - Penentuan pencarian palayanan kesehatan Faktor Sosial Budaya Masa Kehamilan dan Persalinan



NSC ’08 bLok 2.2



Page



6 of 9



Kehamilan dan kelahiran bukan hanya berarti proses “menghidupkan satu lagi anak manusia ke dunia” tetapi juga sebaliknya: dapat “mematikan manusia di dunia”. Masa



kehamilan



dan



persalinan,



dapat



menjadi



periode



“menyengsarakan”



yang



perempuan



Dalam masyarakat, dijumpai adat istiadat, budaya, kebiasaan, sistem sosial, kepercayaan, stigma. Yang merugikan perempuan hamil atau melahirkan: •



Di Sumba: Suami diijinkan mencari perempuan lain sementara istrinya sedang



hamil



Perempuan hamil tetap wajib bekerja keras agar persalinan lancar •



Di Subang: • Perempuan harus menghasilkan leturunan sebanyak banyaknya • Perempuan pasca melahirkan, terkadang diletakkan di belakang, di dekat dapu







Budaya Priyayi Sentana →



Selama menyusui, istri menghindari hubungan suami istri (takut



ASI tercemar), merelakan suami “jajan •



Pada Suku tertentu: →



sampai



Anak laki-laki lebih diharapkan, memaksa permpuan terus hamil punya



anak



laki-laki.



Hamil



dan



bersalin



adalah



tugas



istri/perempuan bukan tugas suami atau keluarga Status gizi rendah pada perempuan hamil,mempunyai kontribusi siginifikan pada penyebab utama kematian (pendarahan, eklamsi, infeksi, kelahiran obstruktif). Adapun gizi ibu hamil sangat kurang karena adat :  Perempuan makan belakangan  Perempuan hamil makan sedikit di piring kecil (supaya bayi ramping, bermulut mungil)  Mahar/mas



kawin



yang



tinggi:



Harus ditebus perempuan dengan kerja keras  Perempuan menjadi “milik”, “dikuasai”, dan harus melayani keluarga besar suami Perempuan pasca melahirkan :  Harus menjalani “mardiapi”, tiduran dibalai-balai dan dipanasi dari bawah (selama 40 hari)  Dilarang menggerakkan kaki secara bebas ketika tidur ◊ bahkan ada yang



kakinya diikat atau ditumpangkan di atas “dingkel” Perawatan organ-organ reproduksi perempuan pasca melahirkan:  Pertama-tama lebih ditujukan untuk kepuasan suami



NSC ’08 bLok 2.2



Page



7 of 9



 Baru kemudian untuk kesehatan ibu Kematian dan kecacatan perempuan sebagai akibat permasalahan selama masa kehamilan dan persalinan, berkaitan erat dengan status gizi dan faktor-faktor sosial budaya KISAH NYATA DARI NEGERI INI(contoh ttg ketidaksetaraan gender) Penelitian di Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa peran suami dalam menentukan tempat dan penolong persalinan pada umumnya masih rendah, hanya 24.9 % suami tempat



(18.8% di pedesaan dan 29.2 % di perkotaan) ikut menganjurkan



persalinan.



Dalam



kondisi



darurat



seharusnya



orang



yang



ada



di



sekelilingnya banyak membantu menganjurkan dan mengambil keputusan dalam penentuan tempat persalinan, terutama suaminya. Hal ini disebabkan oleh faktor kebiasaan/adat, sosial ekonomi dan kesediaan sarana pelayanan kesehatan ibu. Pada pagi hari sebelum matahari terbit, kaum wanita telah bangun dan mulai memasang api di tungku mereka, masak air untuk merebus hipere serta mempersiapkan makanan dan minuman untuk bekal di ladang. Kadang-kadang hipere dibakar saja. Setelah kegiatan rumah tangga selesai, para wanita dan anakanaknya yang masih kecil berangkat ke kebun (ladang) membawa noken yang digantungkan pada dahi. Kantung menjulur, sekaligus menutup punggung . Jumlah noken yang digantungkan di tubuhnya mencapai beberapa buah. Sebuah noken berisi bayinya, noken lain berisi hipere yang dialasi rumput-rumputan, untuk dimakan siang hari di ladang. Masih ada noken lain yang berisi keperluan bekerja di ladang. Babi kecil yang masih memerlukan perawatan yang lebih cermat, dimasukkan ke dalam noken lainnya, atau didekap di dada. Sementara itu tangan kanannya menyunggi tugal atau sekop panjang penggembur tanah. Semua noken tersusun berdasarkan ukuran besar kecil sehingga barang-barang hipere, anak babi dan bayinya tidak menumpuk menjadi satu, melainkan bersusun bertingkat di punggung sang wanita. Tak jarang, antara tiga hingga tujuh buah noken beserta isinya sekaligus tergantung pada punggungnya. Di ladang, wanita mulai dengan menggemburkan tanah,



merawatnya baik-baik, menjaga tanaman dari rumput-



rumput liar, kemudian memetik hasilnya serta membawanya pulang untuk disimpan dan dimasak. Wanita tidak diharapkan pergi sendirian tanpa suaminya bila akan memasarkan hasil ladangnya. Berjalan di belakang atau di sisi suaminya, seorang istri memikul sendiri hasil ladangnya atau menggantungkannya dalam noken di punggungnya. Sebaliknya, sang suami berjalan tanpa beban apapun selain kadangkadang



menggandeng



tangan



istrinya.



Setelah



hasil



ladang



terjual,



uang



penghasilan yang diperoleh akan digunakan oleh suaminya saja. Wanita tidak bebas memiliki uang hasil kerjanya.



NSC ’08 bLok 2.2



Page



8 of 9



Tugas wanita yang demikian berat tidak ditunjang oleh kecukupan zat gizi dalam susunan menu mereka sehari-hari. Selain miskinnya kadar gizi dalam menu, masalah sering pula



diperberat dengan adanya kecenderungan wanita untuk



mengutamakan makanan suami dan anak-anaknya. Dari statisik kesejahteraan rakyat disebutkan bahwa salah satu usaha perbaikan gizi nasional ditujukan pada tenaga kerja wanita (nakerwan) yang merupakan 40.53 % tenaga kerja di Indonesia. (Biro Pusat Statistik, 1995). Usaha-usaha perbaikan gizi tersebut antara lain menurunkan angka anemi gizi besi (AGB) dari 30.0 % pada tahun 1994/1995 menjadi 20.0 % di akhir Pelita (1998/1999).



"Tidak akan memuliakan perempuanperempuan melainkan orang yang mulia, dan tidak menghina akan perempuanperempuan melainkan orang yang hina."(Hadis riwayat Ibnu `Asakir)



dAn inGat ya kAwAn,,bAhwA di bALik kEsUksEsAn sEoRang pRia pAsti adA wAnitA yanG seLaLu beRperAn,, entAh itU ibUnyA,,,iStrinyA,,anAknyA,,at0 pUn saUdAnyA,,s0 hArgAiLah wAnitA-wAnitA bAik yAng adA di sEkitArmU yAkz,,,, ^_^



mUzz_pRimA_LanNy_hAbiB_iCha_imEy_sEptA_n0enG_ipEh_risA_rAtnA_maLin A



NSC ’08 bLok 2.2



Page



9 of 9