Ghibah Yang Berkembang Menjadi Fitnah  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GHIBAH YANG BERKEMBANG MENJADI FITNAH



ُ‫علَ ْي ُك ُْم َو َُر حْ َم ُةُ للاهُ َو َب َُر َكات ُ ُه‬ َّ ‫ال‬ َ ‫سالَ ُُم‬ Alhamdulillahirabbil’alamiin Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammad Wa alihi Washahbihi Wasallim. Membicarakan aib orang lain, jika aib yang dikatakan benar maka itulah yang disebut menggunjing atau ghibah, dan disebut fitnah apabila yang dikatakan itu tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan dan lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia, karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Allah SWT dengan kebijakan-Nya digunakan untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja tabir Ilahi ini diangkat untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan kita, niscaya semua orang akan mengetahui semua keburukan dan kesalahan yang telah kita lakukan. Yang mengakibatkan teman, lingkungan masyarakat akan membenci kita. tidak ada seorangpun yang senang apabila mendapati dirinya bila di ghibah/gunjingkan oleh orang lain. Karena itulah agama islam melarang kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib orang lain) apalagi, menfitnah sesama muslim. Kita akui pula, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka melebih-lebihkan atau menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan pas artinya tidak ditambah-tambahkan dan tidak pula dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah, omongan yang kita tambah-tambahkan/lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah. seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat Ayat 12 Allah SWT berfirman:



Yang artinya,“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Teman-teman yang berbahagia. Dalam sekelompok orang yang sedang dalam perbincangan, kita sering menemui pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Qur’an dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah haram hukumnya. Maka bagaimana sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah poin-poin yang dapat menjauhkan kita dari ghibah: 1. Pertama, merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk ghibah atau bukan. Caranya mudah, yaitu bayangkan seandainya orang yang kita bicarakan itu mendengar apa yang kita bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan ghibah. 2. Kedua, Setelah mengetahui haramnya ghibah maka berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan kita katakan. Apabila kita ketahui apa yang akan kita katakan itu tergolong ghibah, maka harus ditahan untuk mengatakannya. Atau apabila kita kemudian menyadari apa yang terlanjur kita katakan itu adalah ghibah karena khilaf tidak sengaja, maka sesegera mungkin beristighfar dan bertekad untuk lebih berhati-hati dalam berbicara. 3. Ketiga, Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat kita. Justru orang yang sering berbuat ghibah akan mudah untuk tidak dipercaya orang lain, dan hatinya pun tidak akan tenteram. 4. Keempat, Menyadari bahwa seseorang yang kita bicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudari kita sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela. Sekiranya seseorang tersebut melakukan perbuatan tercela atau yang kurang berakhlak maka sesungguhnya dia belum mengetahui tentang ilmu, maka kita



seharusnya



ikut



menunjukinya kepada jalan yang lurus bukannya malah



menggunjingnya. 5. Kelima, Jika kita diajak membicarakan kejelekan orang lain oleh seseorang maka kita harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama, karena dia belum tahu haramnya ghibah menurut Islam atau kemungkinan kedua, yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara ma’ruf tanpa menyinggung perasaannya. Pertama, ingatkanlah secara lisan bahwa kita dilarang berbuat ghibah. Jika belum berhenti, maka kita bisa menanggapi seperlunya kemudian berusaha mengalihkan kepada pembicaraan yang lebih baik. Jika sekiranya kedua upaya itu belum menghentikannya berbuat ghibah maka diam adalah lebih baik, kemudian berdoa supaya kita dan orang tersebut sama-sama dijauhkan dari perbuatan ghibah.



Teman-teman yang dirahmati oleh Allah. Itulah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, bahwa sesungguhnya ghibah itu dilarang dan merupakan salah satu penyakit hati yang harus bisa kita usahakan untuk menyembuhkannya. Demikianlah ceramah yang dapat saya bawakan hari ini Jika, ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. namun jika dalam materi tadi dapat dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata karena ilmu Allah. Mohon maaf atas segala kekurangan. Ahirul kalam Wassalamu'alaikum Wr.Wb.



GHIBAH YANG BERKEMBANG MENJADI FITNAH Tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah



OLEH: NURUL MUCHLISAH SULAIMAN STB: 02320120063 Kelas: B3



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2015