Hakekat Masyarakat Atau Umat Menurut Filsafat Dakwah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAKEKAT MASYARAKAT ATAU UMAT MENURUT FILSAFAT DAKWAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Filsafat Dakwah Dosen Pengampu : Shofi Puji Astiti, M.Pd.I



DISUSUN OLEH: SLAMET UMBAR SAPUTRA



43020180004



SALSABILA ASSYIFA PUTRI



43020180042



SALSABILA FARADISA



43020180077



FAKULTAS DAKWAH MANAJEMEN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam adalah agama dakwah, sebab bukan saja ia banyak menganjurkan untuk menyebarluaskan kebenaran-kebenaran sebagaimana yang terdapat dalam islam bahkan ia mewajibkan para pemeluknya untuk tugas dakwah tersebut , tidak ada perkataan yang lebih baik bagi orang-orang islam, kecuali perkataan untuk untuk menyeru ke jalan Tuhan. Maka, tugas menyebarkan kebenaran islam merupakan bagian integral dari jiwa dan hidup seorang muslim. Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran islam yang wajib dilaksankan oleh setiap muslim, kewajiban ini tercermin dari konsep amar ma’ruf dan nahi munkar, yakni perintah untuk mengajak masyarakat untuk melakukan perilaku positif-konstruktif sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari perilaku negatif-destruktif. Konsep ini mengandung dua implikasi makna sekaligus, yakni prinsip perjuangan menegakkan kebenaran dalam islam serta mengaktualisasikan kebenaran islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan mereka dan lingkungan dari kerusakan.Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial bukan hanya untuk saling memberikan kontribusi antara satu dengan yang lain agar kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Dibalik kemudahan tersebut sejatinya mengandung tanggungjawab yang sangat berat, tanggungjawab sebagai makhluk sosial bukan hanya membantu sesamanya saat mengalami kesulitan. Manusia mempunyai kewajiban untuk mengajak sesamanya untuk melakukan kebaikan dan menegur dan melarang saat mereka melakukan kesalahan. Kedua kewajiban tersebut merupakakan bagian yang sulit dipisahkan dengan jalan dakwah, Dakwah sendiri banyak diartikan sebagai kegiatan “mengajak” manusia kembali kepada jalan Allah swt, atau lebih terkenala dengan istilah amar ma’ruf nahi munkar. Perintah untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkarsecara lengkap dan populer salah satunya tertuang dalam al-Qur’an surah al-Imran ayat 104: ”Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyeru (menyuruh) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orangorang yang beruntung”. Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah Swt memerintahkan adanya segolongan umat yang bertugas untuk mengajak kepada kebaikan yang kemudian menimbulkan dua tugas yaitu menyuruh yang makruf dan melarang pada yang mungkar. Jika dipahami ayat tersebut menyeru agar manusia saling bahu membahu menyebarkan kebaikan, sehingga tugas berdakwah bukan hanya melekat secara individual namun juga kewajiban bersama sebagai sesama hamba.



B.RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian hakikat masyarakat menurut pandangan filsafat dakwah ? 2. Apa Pertumbuhan Dakwah terhadap masyarakat di era global? 3. Apa Objek Material Dakwah terhadap Masyarakat



BAB II PEMBAHASAN 1. Hakikat Masyarakat Sebagai Sasaran Dakwah Mayoritas masyarakat di Negara Indonesia ini menganut agama islam,tetapi masyarakat muslim sendiri belum tentu semua dapat menyebarkan ajaran islam seperti berdakwah kepada sesama muslim.Tugas kita sebagai umat muslim harus mengajarkan kepada sesame muslim dalam ajaran agama islam dengan cara berdakwah.Dakwah merupakan kegiatan yang tidak akan terlepas dari islam. Menjadi manusia yang sukses mengemban tugas sebagai khalifah di bumi, memerlukan berbagai penguasaan diberbagai aspek, tidak hanya pandai secara ilmu agama saja namun dibutuhkan ilmu-ilmu yang lain. Oleh karenanya pendidikan yang dibutuhkan tidak cukup hanya dari keluarga, sehingga dibutuhkan pendidikan dari lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan dalam setiap bentuknya formal, informal, dan formal, serta pada setiap jenjangnya, dasar, menengah, tinggi, seharusnya dipandang sebagi pusat strategi dakwah islam. karena pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk membentuk adanya manusia yang berkualitas. Semakin banyak masyarakat yang berkualitas semakin banyak kegitan dakwah yang berkualitas.Oleh karena itu objek dakwah yaitu masyarakat atau umat . Seorang da’I merupakan subjek dalam dakwah yang bertugas untuk memperkenalkan islam dengan segala macam keyakinanya,seorang penyeru tentunya tidak akan mampu mencapai tujuan dari apa yang di serunya apabila tidak ada yang menjadi sasaran seruan tersebut(objek seruan).Dalam hal ini,adobjek yang di sebut sebagai mad’u yang menjadi sasaran dakwah tersebut,mad’u yang artinya orang yang mengajak,memanggil,dipanggil dalam maksudkan orang yang mendakwahi,seperti dalam surat An-nahl ayat 125 di terangan bahwa terdapat kata perintah,yang artinya “serulah,ajaklah”,Oleh karena itu mad’u merupakan objek dakwah dan terdpat pembagian-pembagian mad’u. Manusia itu memiliki segi perkembangan intelektual yang akan sejalan dengan perkembangan usia,kelaimin,dan lain sebagainya,yang kemudian harus dibedakan cara serta metode dakwahnya agar da’I mampu tepat sasaran. Banyak jalan dakwah yang ditempuh secara berkelompok seperti organisasi islam, lsm, majlis taklim, lembaga-lembaga syari’ah hingga sekolah,sekolah atau madrasah merupakan jalan dakwah dalam dunia pendidikan yang dilakukan baik secara formal maupun non formal. Beragam pendidikan islam yang tersebar di pelosok nusantara seperti madrasah, sekolah islam terpadu, hingga pendidikan islam tertua yaitu pondok pesantren. Pendidikan pesantren yang merupakan pendidikan asli indonesia telah mendokumentasi berbagai peristiwa sejarah bangsa indonesia, baik sejarah sosial budaya, masyarakat islam, ekononi, maupun politik bangsa indonesia. Pesantren merupakan saksi utama dalam penyebaran agama



islam di indonesia, karena pada saat itupesantren merupakan sarana pentingbagi kegiatan islamisasi di Indonesia. Dakwah telah lama menjadi pokok perbincangan manusia dalam setiap generasi. Dakwah melahirkan manusia yang merubah situasi sosial menjadi lebih baik. Ini dapat dijelaskan dengan teori besar(big man theory), ada tiga asumsi dari theory ini: hanya manusia besar yang merubah sejarah (determinisme heroik),sejarah yang memunculkan manusia besar(determinisme sosial),kapabilitas manusia besar dengan dukungan masa yang dapat merubah sejarah(evolusioner-adaptif). Masyarakat memperbincangkan pendakwah sebagai ‘individu luar biasa’yang memiliki beberapa kelebihan.Sejarah telah banyak mencatat pemikiran pendakwah,kepahlawanannya,penngaruhnya serta kesetiann pengikutnya.literatur tentang pendakwah yang banyak beredar dapat berupa manaqib(riwayat hidup tokoh),biografi,dan tarikh(sejarah). 4. Pertumbuhan Dakwah terhadap masyarakat di era global Pada dasarnya,seiring dengan pertumbuhan ilmu dakwah dan tuntutan masyarakat di era global yang membutuhkan pemahaman islam secara rasional dan fungsional,maka kajian dakwah yang bersifat filusufis amat diperlukan. Dakwah perlu dielaborasi dari sisi ontologi,epistimologi dan aksiologinya. Dan kajian tersebut diharapkan keberadaan dan peran dakwah di masyarakat semakin signifikanpada era modern ini. Dakwah dapat dipandang sebagai fenomenal sosial sehingga dakwah dapat dikaji dan dijelaskan melalui berbagai perspektif,antropologi,sejarah dan filsafat. Ketika dakwah didekati daris udut filsafat maka akan segera muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab. Misalnya, apakah hakikat dakwah itu? Apakah dakwah merupakan kebutuhan dasar manusia? Apa sesungguhnya yang menjadi tujuan dakwah? Mengapa ajaran islam perlu dikomunikasikan,disosialisasikan,diinternalisasikan, dan diamalkan? Mengapa nilai-nilai kemanusiaan perlu ditumbuhkembangkandalam aktivitas dakwah? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakansebagian dari problem dakwah yang harus di jelaskan oleh filsafat dakwah. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang membutuhkan penjelasan-penjelasan filsafat dakwah,khususnya berkaitan dengan ontologi,epistimologi,aksilogi dakwah. Hal yang mendasar dari kajian filsafat dakwah terletak pada kemampuannya untuk berpikir kritis dan analisis dalam mensikapi berbagai konsep dan praktik dakwah dilapangan. Oleh karena itu filsafat dakwah dapat dijadikan sebagai pintu gerbang untukmembuka tabir berkaitan dengan teori-teori dakwah yang akan dikembangkan. 5. Objek Material Dakwah terhadap Masyarakat Dalam proses dakwah, manusia terbagi dalam dua peran sebagai pendakwah maupun mitra dakwah. Banyak sains yang menjadikan manusia sebagai objek meterualnya. Manusia tidak hanya dapat diamati,tetapi juga dapat dirumuskan definisinya. Definisi yang paling



populer tentang manusia adalah hewan yang berakal(al-insan hayawan natiq). Jika manusia dijadikan objek material Ilmu Dakwah,maka ilwuman dakwah mengamati pendakwah dan mitra dakwah. Semua kegiatan dakwah ditentukan oleh konstruksi pendakwah atas unsur-unsur dakwah. Ketika kita menyoroti manusia sebagai pendakwah,kita akan menemukan kerangka referensinya,seperti keilmuan,keimanan,status sosial,perilaku,kemampuan dan sebagainya. Ilmuwan dakwah melihat bagaimana pendakwah melakukan penilaian terhadap mitra dakwahnya. Ketika pendakwah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan pilihan strateginya,,ilmuwan dakwahhanya menganalisi pilihan tersebut dengan pilihan komponen lainnya;pendakwah tidak dapat menjelaskan keberhasilan atau kegagalan dakwahnya,ilmuwan dakwah harus bisa menjelaskannnya;demikian seterusnya. Dengan demikian,objek material Ilmu Dakwah adalah manusia sebagai pendakwah maupun mitra dakwah. Objek formalnya adalah penyampaian ajaran Islamoleh pendakwah. Kemudian dakwah tidak akan berhasil manakala tidak ada manusia. Untuk itulah pembahasan tentang manusia menjadi objek material dakwah. Siapa manusia, apa hakikat manusia apa tugas manusia,bagaimana manusia mengembangkan dirinya dan sebagainya, aktivitas dakwah juga perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai tempat berlangsungnya dakwah. Kesuksesan dan kegagalan dakwah salah satunya ditentukan oleh faktor lingkungan. Jika masyarakat dilingkungan tertentu tidak mendukung aktivitas dakwah,maka dakwah tidak bisa dilaksanakan dan akan mengalami kegagalan. Begitu juga ajaran Islam sebagai pesan kebenaran yang akan disampaikan menjadi bahasan dalam filsafat dakwah. Pesan kebenaran perlu disampaikan dengan menggunakan strategi,metode dan media yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan masyarakat.