Hakikat Media Dalam Bimbingan Dan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAKIKAT MEDIA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING



Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Media Bimbingan Dan Konseling Dosen Pengampu: Aminah, S.Pd., M.Pd



Oleh Ahmad Yasir Fauzan Azhim Yuwanda



19220049 19220014 19220073



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN TAHUN 2020



i



KATA PEGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan bimbingan sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk memenuhi mata kuliah “Media Bimbingan dan Konseling”. Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.



ii



DAFTAR ISI Halaman COVER------------------------------------------------------------------------------- i KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------- ii DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------- iii BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------- 1 1.1 Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------- 1 1.2 Tujuan Penulisan---------------------------------------------------------------- 1 BAB II PEMBAHASAN----------------------------------------------------------- 3 2.1 Pengertian Media dan Karakteristik Media--------------------------------- 3 2.2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Media Dalam Bimbingan dan Konseling------------------------------------------------------------------------ 4 2.3 Tujuan dan Manfaat Media---------------------------------------------------- 7 2.4 Ragam atau Macam Media Bimbingan dan Konseling ------------------- 8 BAB III PENUTUP----------------------------------------------------------------- 10 3.1 Kesimpulan---------------------------------------------------------------------- 10 DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------- 12



iii



BAB I PENDAHULUAN. A.    Latar Belakang Menjadi seorang konselor tentunya dituntut untuk memiliki banyak keahlian dan keterampilan. Terutama dalam hal problem solving dalam membantu setiap masalah yang ditangani. Setiap masalah tentunya bervariasi dan memiliki penanganan yang berbeda. Penanganan yang berbeda juga terjadi karena perbedaan masalah, perbedaan keadaan konseli, berbedaan geografis konseli, dll. Penyelesaian masalah seorang konseli juga tentunya perlu pemberhatian khususnya dalam hal pengaplikasian media yang digunakan. Penggunaan media BK dalam penyelesaiannya tentu memerlukan pemilihan dan penggunaan yang tepat sesuai objek yang ditangani. Pemilihan media yang tepat, juga berawal dari pengidentifikasian kasus masalah yang tepat dan benar serta pemahaman akan bentuk-bentuk media yang ada. Sehingga, konselor mampu untuk menyesuaikan dan menepatkan mana media yang paling sesuai dengan kasus yang ada. Setiap perencanaan pembuatan media tentu ada beberapa hal yang harusnya diperhatikan oleh seorang konseli. Perlulah kiranya hal itu dibahas agar menjadi pengetahuan bagi para calon konselor professional. Mengingat, tidak semua media sesuai untuk diaplikasikan pada setiap masalah yang sedang ditangani oleh konselor. Dapat dikatakan dalam penggunaan media, membutuhkan perencanaan pembuatan. Harapan agar penyampaian informasi, edukasi, maupun yang lain dapat diterima dengan lebih baik oleh seorang konseli. Masalahpun dapat terselesaikan dengan lebih cepat. 1.1 Rumusan Masalah 1) Media dan Karakteristik Media ? 2) Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Media Dalam Bimbingan dan Konseling ? 3) Tujuan dan Manfaat Media ? 4) Ragam atau Macam Media Bimbingan dan Konseling ?



1



1.2 Tujuan Penulisan 1) Untuk Mengetahui Apa itu Media dan Karakteristik Media 2) Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Media Dalam Bimbingan dan Konseling 3) Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Media 4) Untuk Mengetahui Ragam atau Macam Media Bimbingan dan Konseling



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Media dan Karakteristik Media Istilah media berasal dari bahasa Latin “medius” dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Kata media dalam Bahasa Arab juga bermakna perantara dari kata pesan. National Education Association mendefinisikan media sebagai bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca (Arief S. Sadiman et al, 20009:3). Media selain berupa segala bentuk komunikasi menurut Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan Amerika (AECT: Association of Education and Communication Technology), juga merupakan segenap saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dalam aplikasinya di bidang pendidikan menurut Gagne berkaitan dengan berbagai jenis komponen dalam lingkungan belajar peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar (Clements, DH. dan Gullo D.F, 1984:76). Briggs juga berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar, contohnya buku, film, rekaman dan lain sebagainya (dalam Sadiman et al, 2009:76) Karakteristik media adalah ciri khas yang menunjukknan yang terdapat pada suatu media tertentu, maka dari itu karakteristik media akan berbeda tergantung media apa yang digunakan, diantaranya: 1. Media hasil teknologi audio-visual, karakteristik:tersebut:      



Bersifat linear Menyajikan visual yang dinamis Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif Berorientasi pada guru



2. Media audio Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:



3



  



   



Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas) Pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya Dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio). Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information 1). Media auditif                     : radio, tape 2). Media visual                      : gambar, foto, tranparansi, lukisan, dll 3). Media audio visual            : film yang ada suaranya.



3. Media Grafis Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif. 2.2



Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Media Dalam Bimbingan dan Konseling



a. Keuntungan Penggunaan Media Dalam BK Tidak dapat disangkal bahwa saat ini kita hidup dalam dunia teknologi. Hampir seluruh sisi kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi. Bahkan, menurut Pelling (2002) ketergantungan kepada teknologi ini tidak saja di kantor, tetapi sampai di rumah-rumah. Konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan pada bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan konseling. Media dalam konseling antara lain adalah komputer dan perangkat audio visual.



4



Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling menyatakan bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya. Sebagai contoh, saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan. Sampsons mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut: 1). Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik 2). Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa 3). Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan 4). Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email 5).  Tidak akan memunculkan kebosanan 6). Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan 7). Terdapat pengaturan yang baik Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya tidak membosankan. Program software power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suarasuara yang menarik yang tersedia dalam program power point. Melalui fasilitas 5



ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal. Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambargambar yang ada di sebuah film. Media lain yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak diinginkan. Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor. Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah mereka lihat. Tanggapantanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku klien atau siswa. b.      Kerugian Penggunaan Media Dalam Bimbingan dan Konseling Walaupun saat ini masyarakat sangat tergantung pada teknologi, tetapi di lain pihak, masih banyak diantara kita yang mengalami ketakutan untuk mempergunakan teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih percaya bahwa pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang yang dituakan masih dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya paternalistik yang melingkupi masyarakat kita. Sebaik apapun teknologi yang berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi yang didapat seakan-akan menjadi tidak berguna. Sebagai contoh, seorang siswa akan memilih jurusan di perguruan tinggi. Mungkin mereka akan mencari informasi sebanyak mungkin, dan konselor akan memfasilitasi keinginan mereka. Tetapi, pada saat mereka dihadapkan untuk menentukan dan memilih



6



jurusan yang akan diambil, maka tidak jarang dari mereka akan berkata, “Saya senang dengan jurusan A, tetapi nanti tergantung pada orang tua saya”. Contoh lain, saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang dengan demikian pesat. Tiap manusia dapat berkomunikasi tanpa dibatasi rentang ruang dan waktu. Tetapi dalam budaya tertentu, alat komunikasi ini bisa menjadi “tidak bermanfaat”. Restu orang tua merupakan hal yang dianggap sakral oleh sebagian budaya tertentu, bahkan meminta restu ini akan lebih afdol jika dilakukan dengan melakukan sungkem. Untuk menunjukkan perilaku ini, maka seringkali mereka melupakan kecanggihan piranti komunikasi yang sudah canggih, walau jarak yang ditempuh untuk mendatangi orang tua relatif jauh. Hal lain yang terkait dengan penggunaan media dalam bimbingan dan konseling adalah sasaran pengguna seringkali disamakan. Walaupun ragam media sudah bermacam-macam, tetapi media ini seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam bimbingan dan konseling dikenal istilah empati. Penggunaan media, seringkali pula akan “menghilangkan” empati konselor, jika konselor mempergunakan media sebagai alat bantu utama. Klien datang ke ruang konseling tidak selalu membutuhkan informasi dari internet atau komputer, bahkan ada kemungkinan klien atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak membutuhkan bantuan dari konselor secara langsung melalui proses konseling. Tetapi adakalanya, siswa atau klien datang ke ruang konseling hanya ingin mendapatkan senyuman dari konselor atau penerimaan tanpa syarat dari konselor. Sebagai benda mati, peralatan teknologi yang ada saat ini hanya bisa bermanfaat jika dimanfaatkan oleh mereka yang memahami penggunaan masing-masing alat tersebut. Artinya penggunaan teknologi ini akan memunculkan efek yang baik jika dijalankan oleh mereka yang paham peralatan tersebut. Sebaliknya, peralatan ini akan memberikan dampak negatif jika pelaksananya tidak memahami dampak yang akan ditimbulkan. Banyak contoh kasus dampak negatif penyalahgunaan teknologi informasi seperti beredarnya rekaman video porno di ponsel, beredarnya video porno bajakan yang dilakukan oleh anak negeri dan lain sebagainya.



2.3 Tujuan dan Manfaat Media Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah (Akhmad Sudrajat, 2008:75): 1. Agar proses yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna 2. Untuk mempermudah dalam penyampaian.



7



3. Untuk mempermudah penerimaan apa yang telah dismpaikan 4. Untuk empermudah komunikasi Sedangkan manfaat media secara umum adalah sebagai berikut: 1. Memperjelas pesan agar tidak terlelu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan presepsi yang sama.  



2.4 Ragam atau Macam Media Bimbingan dan Konseling Sebagaimana dituliskan  Deviari Mariani pada situsnya Penerapan Teknologi informasi  Konseling, Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Definisi tersebut mengarahkan kita untuk menarik suatu simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan informasi. Ada beberapa jenis media dalam program BK yaitu: 1. Media untuk menyampaikan informasi, contoh selebaran kertas, leaflet, booklet, dan papan bimbingan. 2. Media sebagai alat (pengumpul data dan penyimpan data), contoh media pengumpul seperti angket, pedoman wawancara, lembaran observasi berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal device, kamera, tape, daftar cek masalah, lembaran isian pilihan teman (semua dapat dibuat sendiri kecuali mekanikal device, camera, tape). Contoh media penyimpan data seperti kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing cabinet, lemari, rak, dan lain-lain. Media sebagai alat bantu dalam memberikan grup informasi, contoh : 3. Media auditif : radio, tape 8



4. Media visual : gambar, foto, transparasi, lukisan, dan lain-lain 5. Media audio visual : film yang ada suaranya 6. Media sebagai biblioterapi, contoh buku-buku, majalah, komik (yang penting didalamnya berisi cara-cara mengatasi rendah diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa buku yang berisi cara-cara atau tips lainnya. 7. Media sebagai alat untuk menyampaikan laporan, contoh berupa laporan kegiatan BK. Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. Dengan demikian media BK dapat berperan di dalam pelaksanaa program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan da nisi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat pada tujuan penggunaan media dalam layanan mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa.



9



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Media sebagai sarana komunikasi yang berfungsi sebagai perantara pesan yang dikirim oleh pengirim ke penerima pesan memiliki berbagai manfaat yang sangat besar, khususnya dalam aplikasi di bidang pendidikan, termasuk bimbingan dan konseling. Komunikasi sebagai sebuah kebutuhan, juga mencakup segala bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang komunikasi yang di dalamnya juga mengandung adanya bidang kajian bimbingan dan konseling. Seperti tertera dalam buku mengenai komunikasi bahwa komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (Joseph A.Devito, 1997:23). Komunikasi dalam konteks bimbingan konseling adalah syarat mutlak, karena proses bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan proses komunikasi. Oleh sebab itu, menurut Faqih metode bimbingan konseling dapat diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi tersebut. Ada metode langsung atau komunikasi langsung dan metode tidak langsung atau komunikasi tidak langsung. Metode komunikasi langsung adalah metode yang menuntut proses bimbingan dan konseling itu dilakukan dengan komunikasi langsung dengan konselinya, baik secara individual maupun kelompok. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio dan dapat diaplikasikan dalam program bimbingan konseling baik secara individual maupun kelompok. Media tersebut antara lain siaran radio, rekaman kaset atau rekaman compact disc, atau piringan hitam serta alat perekam suara. Alat media yang sering digunakan dalam bimbingan konseling adalah perekam atau recorder yang sekaligus dapat memutarnya atau sebagai player (seperti tape recorder, multi player yang memiliki fasilitas recorder, headphone, dan pemancar sekaligus pesawat radio). Penggunaan media dalam bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan, karena media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, dan agar tidak terlalu bersifat verbalistik. Media dapat juga meningkatkan dan mengarahkan perhatian audiens sehingga dapat meningkatkan motivasi. Di samping itu, media dapat



10



mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Ukuran objek yang terlalu besar atau kecil dapat digantikan dengan visualisasi gambar film atau model. Gerak yang terlalu lambat atau cepat, atau kejadian di masa lalu juga bisa dihadirkan lewat video, objek yang terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas, dapat dengan mudah disajikan melalui media. Selain itu, media juga dapat memberikan kesamaan persepsi dan pengalaman kepada konseli tentang peristiwa-peristiwa di lingkungannya, walaupun kondisi konseli heterogen.



11



DAFTAR PUSTAKA



Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono dan Rahardjito, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan & dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajagrafindo, 2009. Aunur Rahim Faqif, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: LPPAI, UII Press, 2004. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009. Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Terjemahan, Jakarta: Professional Books, 1997. Tabbers, H.K., Martens R.L., dan Merroenboer. 2004. Multimedia Instruction and Cognitive Load Theory: Effect of Modality and Cueing. BritishJournal of Educational Psychology.74, 71-81



12