Hal Yang Sudah Pernah Diperbuat Untuk Bangsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DEDIKASI UNTUK NEGERI ZAMRUD KHATULISTIWA Perubahan untuk menjadi yang lebih baik merupakan dambaan bagi seluruh rakyat Indonesia sekaligus sebuah bentuk perjuangan bangsa Indonesia untuk mencetak generasi unggul serta berkepribadian luhur. Bangsa Indonesia yang konon sudah merdeka 76 tahun yang lalu akan tetapi masih belum merdeka dari segala keterpurukan dalam bidang pendidikan maupun teknologi. Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang pelajar kita adalah pemuda yang memiliki intelektual, pola fikir, dan semangat berkobar secara konseptual demi perubahan dan kemajuan negara Indonesia. Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada sifat dasar. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan. “Bukan lautan hanya kolam susu, katanya... Tapi kata pengemis : hanya orang  kaya yang bisa minum susu”. “Kail dan jala cukup menghidupimu, katanya... Kata Ibu Susi : ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara, dan sudah saya tenggelamkan kapalnya” “Tiada badai, tiada topan kau temui, katanya... Tapi kenapa banyak masyarakat tertiup angin sampai ke Malaysia ?” “Ikan dan udang menghampiri dirimu, katanya... Kata kakekku : awas... ada udang di balik batu”. “Orang bilang tanah kita tanah sorga. Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman, katanya... Tapi, kata dokter : belum semua rakyat sejahtera, sebab banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri”. Puisi di atas memang agak lucu, tetapi itulah keadaan bangsa kita sekarang ini. Seperti yang kita ketahui, secara historis lahirnya bangsa Indonesia, mempunyai perjalanan yang sangat panjang. Lamanya proses kolonialisme maupun imperialisme hingga direbutnya



kemerdekaan dari tangan penjajah oleh para pejuang adalah suatu hal yang luar biasa dalam catatan sejarah bangsa.  Sudah 76 tahun kita merdeka, namun sekalipun demikian kita masih dijajah oleh “warga negara” kita sendiri yang tidak bermoral.  Indonesia ini adalah bangsa yang besar. Bangsa yang kaya. Baik kaya dalam hal kekayaan alam dan budaya, maupun kaya sumber daya manusia. Namun celakanya, ketika itu terbentur dengan manusia yang hanya berdaya tetapi tidak berkualitas. Yang yang lebih celaka lagi adalah manusia yang bekualitas tetapi tidak bermoral. Kualitas itu hanya mereka gunakan untuk merampok dan merampas hak-hak orang yang lemah agar mereka bisa membangun surga mereka sendiri. Ini adalah ancaman yang terbesar bagi negeri ini. Benarlah kata orang bahwa kita sedang diteror oleh musuh dari dalam selimut kita sendiri. Hal ini juga seakan menjadi sumber penghasilan bagi media massa kita setiap hari. Harian pagi di kota dimana saya tinggal, selalu disuguhkan dengan hal-hal seperti itu. Ketimpangan-ketimpangan di semua lini kehidupan, masalah pendidikan misalnya, pendidikan yang pada esensinya adalah media pencerdasan bangsa, saat ini dianggap terhegemoni oleh berbagai macam kepentingan seperti kapitalisasi atau industrialisasi. Pejabat-pejabat menggunakan kekuasaan untuk “menjajah” pejabat yang lainnya, pejabat yang lainnya menjajah kaum-kaum lemah, dan seterusnya. Hal-hal ini seakan membuat saya frustrasi sekalipun motivasi untuk bangkit. Ingin rasanya menjadi pahlawan yang membawa keluar bangsa ini dari lumpur dosa yang dibuat oleh para koruptor yang hanya “mencuri” harta kekayaan negara untuk mereka nikmati dalam bui. Oleh sebab itu, saya merasa bertanggung jawab atas ini semua. Saya telah lulusan dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Sriwijaya, yang memiliki tekad melanjutkan Pendidikan ke jenjang Magister terutama dalam bidang Engineering, tentunya yang saat inipun masih memegang status sebagai mahasiswa yaitu kalangan muda intelektual yang memiliki peran bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara. Status mahasiswa merupakan status pada level intelektual yang tinggi, usia muda dengan idealisme yang masih kuat. Peran dan fungsi mahasiswa dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu bangsa dan negara. Potensi-potensi yang telah saya lakukan yaitu sebagian besar terdapat pada pengembangan pola fikir peserta didik, pengembangan potensi Pendidikan dan pembangunan insfrastuktur pedesaan. Tindakan tersebut saya tuangkan dalam kegiatan pelatihan peserta didik dalam organisasi seperti Pramuka, Paskibraka, Komunitas 1000 Guru, Komunitas Jendela, dan Badan Otonom Universitas, dan organisasi lainnya yang telah saya ikuti selama ini, antara lain yaitu :



Saya telah menerapkan akan tindakan dan konsepsional dalam segi pelatihan keorganisasian dengan berintegritas pada Pengembangan akan pola fikir dan intuisi tentang yang pertama Idealisme dan Daya Kritis, secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang. Yang kedua akan Dinamika dan kreativitas, Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru. Dan yang tidak kalah penting yaitu Pengembangan keberanian akan pengambilan resiko, Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko. Dalam segi Aksi nyata yang telah saya lakukan yaitu dalam segi pembangunan insfrastruktur desa dan pengembangan potensi pariwisata alam yaitu antara lain : 1.



Membuat kegiatan Bulan Bakti Pandega pada 4 tahun berturut-turut 2014, 2015, 2016, dan 2017 melalui media organisasi Pramuka yang dimana kegiatan tersebut merupakan sebuah kegiatan bakti dan sosial yang terpusat dan terorganisir di pedesaan terpencil yaitu di di Desa Pedamaran (Ogan Komering Ilir), Desa Sukamarga (Ogan Komering Ulu Selatan) dan Desa Segamit Semendo (Muara Enim) Sumatera Selatan, kegiatn tersebut berupa pembangunan dan pembaharuan insfrastruktur desa, pelatihan peserta didik SD, SMP maupun SMA mengenai semangat untuk tetap memiliki cita-cita berpendidikan tinggi. Selanjutnya yaitu kegiatan pengobatan gratis bagi masyarakat yang memiliki penyakit ringan dan perawatan gratis sampai sembuh bagi masayarakat yang memiliki penyakit akut melalui kerjasama antara Universitas Sriwijaya dengan Instansi Kesehatan Provinsi dengan usungan partisipasi dari Mahasiswa Kedokteran



2.



Kegiatan dengan jenis yang sama juga telah dilakukan pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 dengan masing masing nama kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional di NTB, Perkemahan Wirakarya Daerah V, Perkemahan Wirakarya VI, dan Indonesia Mengajar.



3.



Aksi nyata sekaligus pengalaman yang sampai saat ini paling membanggakan dalam hidup saya adalah saya mampu menerapkan keilmuan yang saya tekuni dalam bidang Teknik Elektro kepada masayarakat desa, karena saya pernah membuat kegiatan "Bulan



Bakti Pandega" bertempat di desa Segamit, Semendo, Kabupaten Muara Enim yang di isi oleh Mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di Universitas Sriwijaya. Di dalam kegiatan ini, kami berhasil membuat miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Air dari aliran selokan yang dimana masyarakat hanya mengeluarkan biaya sebesar 3.000 rupiah perbulan sebagai biaya pemeliharaan peralatan dan instalasi. 4.



Aksi selanjutnya yaitu pernah mendapatkan beasiswa pertukaran mahasiswa ke Kyoto University, Jepang yang diselenggarakan oleh Menteri Pemuda dan Oalahraga berkolaborasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam bidang pertukaran budaya, pengenalan dan pengembangan informasi akan inovasi teknologi terutama dalam bidang Teknik Elektro.



5.



Dan kegiatan nyata lainnya yang tidak mungkin dapat saya sampaikan satu persatu dalam essay ini. Saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana secara ekonomi. Saya dibesarkan



dalam situasi bentuk usaha yang sangat maksimal dalam segi ekonomi oleh ayah dan ibu saya. Banyak orang yang berbicara tentang kemiskinan dan keminskinan tertama para koruptor yang telah mengkhianati bangsa ini. Mereka berbicara kemiskinan tetapi banyak diantara mereka yang tidak pernah merasakannya. Hal itu yang saya tindak lanjuti, saya tidak hanya berbicara tentang kemiskinan namun juga merasakannya. Oleh sebab itu, peran yang telah saya lakukan bagi bangsa ini adalah bagimana saya menjaga dan memelihara bangsa ini terutama generasi-generasi penerus bangsa. Landasan utama saya setiap melakukan aksi terdapat dan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UUD 19945 bahwa kita sebagai anak bangsa mempunyai peran yang sangat penting, yakni melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam rangka mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, tidak hanya saya namun seluruh masyarakat Indonesia diwajibkan untuk berperan aktif.  Hal yang saat ini dan telah saya lakukan dalam segi ideologi, saya ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga alam kita, memberantas kemiskinan dengan cara berantaskan korupsi yang menggerogoti kehidupan bangsa ini minimal dalam konteks ruang lingkup kecil terdahulu. Hal ini semua dapat saya lakukan dengan cara mencerdaskan diri saya sendiri lewat pendidikan. Mengubah hidup dan pola pikir keluarga serta diri saya sendiri, keluarga saya Itulah adalah Indonesia bagi saya. Yang lebih besar lagi akan saya lakukan bila saya diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan Magister ini untuk



kembali sebagai intelektual yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa ini, terutama di Sumatera Selatan. Akhirnya, saya pun sedang tahap membentuk karakter dan mencoba peduli dengan keadaan sekitar. Dengan demikian saya akan siap untuk menjadi agen perubahan untuk Indonesia yang lebih baik nantinya. Generasi muda sangat berperan dalam menyelesaikan permasalahan Indonesia ini. Contoh kecilnya, mencari pegetahuan sebanyak-banyaknya untuk memajukan Indonesia agar Indonesia tidak lagi hanya menjadi pekerja di tanah sendiri melainkan menjadi pemimpin di tanahnya. Karena itu, besar harapan saya harus terus bersemangat agar peran murni tujuan tersebut dapat lebih besar lagi untuk Indonesia terutama jika menjadi seorang dosen dalam mendidik generasi-generasi penerus bangsa. Sejarahpun mencatat kalangan muda di Indonesia sebagai kalangan terpelajar telah menggerakkan perjuangan bangsa. Sejarah reformasi tahun 1998 adalah catatan kegemilangan perjuangan mahasiswa dalam menuntut keadilan di negerinya sendiri. Saat rakyat tak bisa bicara, mahasiswalah tonggak terdepan yang seharusnya mengaspirasikan suara masyarakat. Sebagai kalangan dengan level intelektual yang tinggi di masyarakat, saya sebagai seorang mahasiswa tak hanya cukup dengan kuliah, kantin, pustaka, kampus saja. Kami ternyata juga memiliki fungsi sosial yang lebih luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari aksi nyata, pengalaman serta pengembangan pola fikir yang telah saya lakukan, Sedikitnya saya menyimpulkan ada 7 peran saya sebagai pemuda sekaligus mahasiswa baik secara pribadi maupun interaksinya dalam kehidupan sosial yang perlu ketahui, yakni Mahasiswa Sebagai Iron Stock mengartikan bahwa Mahasiswa sebagai iron stock dituntut memiliki kepribadian yang baik, akhlak yang terpuji sebagai generasi muda bangsa yang akan melanjutkan kepemimpinan Indonesia di tahun-tahun mendatang. Bagaimana mungkin mahasiswa bisa menjalankan peran yang lainnya jika dari segi akhlak dan perilaku tidak mencerminkan nilai intelektualitas sebagai mahasiswa ? Kecerdasan intelektual semestinya diimbangi dengan kondisi akhlak yang baik sehingga nantinya akan tumbuh generasi pemimpin Indonesia yang berkualitas. Indonesia bukan kekurangan kalangan intelektual, tetapi kekurangan orang berakhlak. Di sinilah mengapa mahasiswa sangat penting memiliki fungsi ini. Mahasiswa sebagai Agent of Change Peran mahasiswa sebagai agent of change ini barangkali yang paling sering disuarakan mahasiswa saat melakukan perubahan-perubahan terkait kebijakan pemerintah melalui serangkaian aksi yang dilakukan. Mahasiswa adalah agen pengubah yang harus berdiri di barisan paling depan menyuarakan aspirasi rakyat.



Apabila ada yang salah dengan pengelola negara ini, peran mahasiswa sebagai agen peubah harus muncul. Itulah sebabnya mahasiswa kerap melakukan gerakan-gerakan mahasiswa melalui berbagai aksi di lapangan. Banyak orang mengira aktivitas demonstrasi mahasiswa misalnya sebagai kegiatan sia-sia yang ditunggangi kepentingan politik, padahal sebenarnya inilah fungsi utama mahasiswa. Melakukan gerakan perubahan yang berpihak kepada masyarakat. Gerakan mahasiswa ada yang bersifat intelektual dan ada yang sifatnya aksi di lapangan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Keduanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Mahasiswa sebagai Agent of Development selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa. Artinya bahwa para pemuda Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Bahkan agen pembangunan disini bukan hanya sebatas pembangunan fisik maupun non fisik secara nasional dan daerah saja, tetapi juga menyangkut mengenai kemampuan pengembangan potensi generasi muda lainnya. Artinya adalah diperlukan adanya upaya bagaimana potensi dan produktifitas yang ada di diri para generasi muda dapat dikembangkan secara bersama-sama demi mencapai tujuan pembangunan bangsa Indonesia dimana sekarang maupun dimasa yang akan datang. Mahasiswa sebagai Guardian of Value yang dimana Peran mahasiswa sebagai guardian of value adalah bagaimana mahasiswa bisa menjaga nilai-nilai kebaikan yang ada di masyarakat. Nilai-nilai seperti kejujuran, gotong royong, empati, keadilan, integritas dan sebagainya adalah hal yang harus dipertahankan keberadaannya di masyarakat. Mahasiswa memiliki peran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut tumbuh dan terpelihara di masyarakat. Guna mewujudkan peran tersebut maka harus Pinters harus mengawalinya dengan perbaikan diri sendiri melalui peran iron stock yang sudah dijelaskan di atas. Mahasiswa sebagai Moral Force mengartikan bahwa Mahasiswa sebagai kalangan intelektual harus mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan tingkatan intelektualnya. Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter idealnya muncul dengan perilaku moral terbaik yang ditunjukkan oleh seorang mahasiswa. Hal ini adalah peran idealnya dalam mewujudkan kehidupan bangsa yang beradab. Bisa dibayangkan jika kalangan intelektualnya memiliki moral yang tak beradab, maka negara ini akan salah urus. Para pejabat yang berakhlak didahului oleh sosok mahasiswa yang mengerti dengan perannya sebagai moral force.



Mahasiswa Sebagai Social Control and Agent of Modernizations adalah Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of modernization atau agen pembaharuan bangsa Indonesia. Artinya bahwa para pemuda Indonesia wajib memiliki kemampuan dalam menganalisa perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar pada bangsa Indonesia, sehingga mereka dapat memilih mana yang memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya dipertahankan. Sebagai contoh seperti perkembangan teknologi yang semakin maju di berbagai bidang, dimana melalui aktivitas pemuda pula bangsa Indonesia kemudian dapat menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang semakin maju, sehingga tidak menjadi suatu bangsa yang tertinggal. Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern juga menjadikan segala pengaruh bahkan kebudayaan asing masuk lebih mudah, maka disinilah muncul tantangan bagi pemuda Indonesia untuk tetap dapat mempertahankan identitas bangsa Indonesia. Membangun Pendidikan yang merupakan suatu pondasi dari berbagai peranan diatas, tanpa adanya pendidikan yang kuat maka para pemuda Indonesia pastinya akan merasakan kesusahan dalam menjalankan peran mereka sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, wajib berpendidikan juga penting untuk ditanamkan pada generasi muda bangsa Indonesia. Beberapa peran pemuda dalam membangun pendidikan di Indonesia juga dapat dilihat dari adanya banyak tenaga pendidik yang masih tergolong muda dan semangat memberikan pendidikan yang bermutu pada generasi penerusnya. Belum lagi banyak pula kegiatan-kegiatan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama pada daerah-daerah terpencil di pulau-pulau yang tersebar diseluruh pelosok bangsa Indonesia. Kondisi tersebut juga sudah termasuk dalam upaya para pemuda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa dalam usahanya membangun pendidikan yang lebih baik lagi dari masa-masa sebelumnya. “Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita”. Berikut adalah kalimat penutup bahwa saya harus memiliki dedikasi serta integritas yang tinggi kepada bangsa Indonesai