HB Jassin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a



A. Biografi Singkat 1. Nama Lengkap 2. Tempat Tanggal Lahir 3. Kewarga Negaraan 4. Orang tua a. Ayah b. Ibu



: Hans Bague Jassin (HB. Jassin) : Gorontalo , 13 Juli 1917 : Indonesia



5. Dipengaruhi 6. .Mempengaruhi 7. Tema Bahasan



: a. Chairil Anwar : Sastra Bahasa indonesia : a. Terjemah Alqur’an b. Sastra : Al-Qur’an Karim Bacaan Mulia : Al-Qur’an Karim Bacaan Mulia : Terjemah departemen agama, Al Furqankarya A. Hassan, Tafsir Qur’an Karim karya Mahmoed Joenoes, Dll. : Terjemah Harfiyyah : Sastra Indonesia : Mengangkat Sastra Bahasa Indonesia melalui Al- Qur’an : Banyak kontroversi dari masyarakat



8. Karya terkenal 9. Kitab Tafsir a. Sumber b. Metode c. Corak d. Kekuatan



:



: Bague Mantu Jassin : Habiba Jau



e. Kelemahan f. Peranan dalam perkembangan Tafsir Indonesia : menggugah para pembaca dalam membaca terjemah Al-qur’an 10. Wafat : Jakarta, 11 Maret 2000 pada umur 82 tahun



B. Biografi Hans Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin selalu dihubungkan dengan dokumentasi sastra Indonesia dan H.B Jassin adalah orang yang secara penuh mencurahkan perhatiannya kepasda kerja dokumentasi. Itulah sebabnya, orang yang bermaksud mencari informasi tentang sastra Indonesia tidak dapat melepaskan dirinya dengan hasil pengumpulan bahan dokumentasi yang disusun oleh



2 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a H.B Jassin.Kerja dokumentasi bagi H.B Jassin adalah kerja yang sudah dimulainya sejak mudanya dengan penuh kecintaan. Ia berasal dari keluarga Islam yang taat. Ayahnya Bague Mantu Jassin, pegawai BPM (Bataafsche Petroleum Maat-schappij), pernah bertugas di Balikpapan, sehingga kota itu meninggalkan kenang-kenang yang manis baginya. Ibunya Habiba Jau, sangat mencintainya. Di kota Medan ia banyak berkenalan dengan seniman dan para calon seniman, diantaranya Chairil Anwar. Dalam perjalanannya pulang ke Gorontalo tahun 1939, ia mampir untuk bertemu dengan Sutan Takdir Alisjahbana di Jakarta. Takdir sengat terkesan dengan Jassin dan mengirim surat ke Gorontalo, menyatakan ada lowongan di Balai Pustaka. Rupanya surat itu berlayar bersama-sama dengan Jassin ke Gorontalo. Untuk menyenangkan orang tuanya, ia bekerja di kantor Asisten Rsiden Gorontalo antara bulan Agustus sampai Desember 1939, sebagai tenaga magang.1 Pada bulan Januari 1940, Jassin mendapat izin dari orang tuanya untuk memenuhi permintaan Sutan Takdir Alisjahbana. Pada bulan Februari 1940, H.B Jassin mulai bekerja di Balai Pustaka.Ia mula-mula duduk dalam sidang pengarang redaksi buku di bawah bimbingan Armijn Pane pada tahun 1940-1942 dan kemudian menjadi redaktur majalah Panji Pustaka tahun 1942-1945. Setelah Panji Pustaka diganti menjadi Panca Raya, ia menjabat wakil pemimpin redaksi di tahun 1943 sampai dengan 21 Juli 1947.Tanggal 21 Juli 1947 itulah akhir kariernya di Balai Pustaka. Setelah keluar dari Balai Pustaka, H.B Jassin secara terus-menerus bekerja dalam lingkungan majalah sastra-budaya. Ia menjadi redaktur majalah Mimbar Indonesia ditahun 1947-1966, majalah Zenith ditahun 1951-1954, majalah Bahasa dan Budaya ditahun 1952-1963, majalah Kisah tahun 1953-1956, majalah Seni tahun 1955 dan majalah Sastra ditahun 1961-1964 dan tahun 1967-1969. Ia juga pernah menjadi anggota dewan pertimbangan pembukuan Perum Balai Pustaka (1987-1994), anggota Panitia Pertimbangan Pemberian Anugerah Seni Bidang Sastra, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1975), anggota juri Sayembara Kincir Emas oleh radio Wereld Omroep Nederland (1975), anggota 1 http://tafsirhaditsuinsgdbdgangkatan2009.blogspot.co.id/2012/04/review-tafsir-al-quran-bacaanmulia.html/diakses, 02 April 2018



3 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a Panitia Pelaksana Ujian Calon Penerjemah yang disumpah (1979-1980), Extrernal assessor Pengajian Melayu, Universiti Malaya (1980-1992), anggota Komisi Ujian Tok-Vertlader, Leiden tahun 1972, peserta 29 tahun International Congress of Orientalist, Paris dari tanggal 16-22 Juli 1973, penasehat Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditahun 1973-1982, anggota dewan juri Sayembara Mengarang Novel Kompas-Gramedia tahun 1978, ketua dewan juri Sayembara Novel Sarinah di tahun 1983, anggota dewan juri Pegasus Oil Indonesia pada tahun 1984 dan ketua dewan juri Sayembara Cerpen Suara Pembaruan ditahun 1991. Pada tahun 1964, ia dipecat dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia karena keterlibatannya dalam Manifes Kebudayaan. Pemecatan itu berlangsung sejak dilarangnya Manifes Kebudayaan oleh Presiden Soekarno 8 Mei 1964 sampai meletusnya G30S/PKI tahun 1965.2 Cerpen Ki Panji Kusmin, Langit Makin Mendung, yang dimuat HB Jassin dalam Sastra, 1971, sempat dianggap ''menghina Tuhan''. Di pengadilan, ia diminta mengungkapkan nama Ki Panji Kusmin sebenarnya. Permintaan ditolaknya. Pada tanggal 28 Oktober 1970 ia dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun. Sejak tahun 1940, H.B Jassin telah mulai membina sebuah perpustakaan pribadi. Pengalaman admisitrasinya selama ia magang di kantor Asisten Residen di Gorontalo sangat berguna bagi pendokumentasian buku. Pada tanngal 30 Mei 1970, lahirlah Yayasan Dokumentasi Sastra H.B Jassin yang menggantikan Dokumenrasi Sastra, Sejak akhir September 1982 s/d sekarang bangunan itu berdiri dan menempati areal seluas 90 meter persegi dalam komplek Taman Ismail Marzuki, jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Sejarah mencatat, sepanjang hidupnya HB Jassin menumpahkan perhatiannya mendorong kemajuan sastra-budaya di Indonesia. Berkat ketekunan, ketelitian dan ketelatenannya, ia dikenal sebagai kritisi sastra terkemuka sekaligus dokumentator sastra terlengkap. Kini, kurang lebih 30 ribu buku dan majalah sastra, guntingan surat kabar, dan catatan-catatan pribadi pengarang yang dihimpunnya tersimpan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. 2 Ibid.



4 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a Begitu besarnya pengaruh H.B. Jassin di antara kalangan sastrawan, Gajus Siagian (almarhum) menjulukinya “Paus Sastra Indonesia”. Saat itu berkembang suatu ‘keadaan’ dimana seseorang dianggap sastrawan yang sah dan masuk dalam ‘kalangan dalam’ bila H.B. Jassin sudah ‘membabtisnya’. Meski kedengarannya berlebihan namun begitulah adanya. Saat itu, ada beberapa pengarang yang lama berada di ‘kalangan luar’ sebelum akhirnya diakui masuk dalam ‘kalangan dalam’ seperti Motinggo Busye, Marga T yang aktif produktif mengarang, dan penulis novel pop lainnya. Padahal karya-karya mereka cukup baik, berseni dan bernilai tinggi.Mereka bergabung menjadi ‘kalangan dalam’ karena "pengaruh besar kepausan" H.B. Jassin.H.B. Jassin jugalah yang menobatkan Chairil Anwar sebagai pelopor Angkatan '45.Lebih dari 30 tahun, julukan itu disandangnya. Jassin rajin dan tekun mendokumentasikan karya sastra, dan segala yang berkaitan dengannya.Dari tangannya lahir sekitar 20 karangan asli, dan 10 terjemahan. Yang paling terkenal adalah Gema Tanah Air, Tifa Penyair dan Daerahnya, Kesusasteraan Indonesia Baru Masa Jepang, Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai (empat jilid, 1954-1967) dan tafsir Alquran dalam buku Qur'an Bacaan Mulia. Pada saat ulang tahunnya ke-67, PT Gramedia menyerahkan ''kado'' buku Surat-Surat 1943-1983 yang saat itu baru saja terbit. Di dalamnya terhimpun surat Jassin kepada sekitar 100 sastrawan dan seniman Indonesia. H.B. Jassin mempunyai prinsip kuat dan jujur.Mengomentari buku Pramudya Ananta Toer, Bumi Manusia, ia menilainya tidak mengandung hal-hal yang melanggar hukum.Pelarangan terhadap buku itu lebih banyak karena dikarang oleh bekas tokoh lekra. Beliau menikah tiga kali. Istri pertama, Tientje van Buren, wanita Indo yang suaminya orang Belanda yang disekap Jepang, pisah cerai. Lalu Arsiti, ibu dua anaknya, meninggal pada 1962. Sekitar 10 bulan kemudian ia menikahi gadis kerabatnya sendiri, Yuliko Willem, yang terpaut usia 26 tahun. Yuliko juga memberinya dua anak. Dari kedua istri ini, ia memiliki empat anak, yakni Hannibal Jassin, Mastinah Jassin, Yulius Firdaus Jassin, Helena Magdalena Jassin, 10 orang cucu, dan seorang cicit.



5 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a Ia meninggal pada usia 83 tahun, Sabtu dini hari, 11 Maret 2000 saat dirawat akibat penyakit stroke yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun di Paviliun stroke Soepardjo Rustam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sebagai penghormatan, ia dimakamkan dalam upacara kehormatan militer "Apel Persada" di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.3 C. Tafsir 1. Nama Karya HB Jassin yang berkaitan dengan Al-qur’an adalah Al Qur'anul'-karim Bacaan Mulia (1978). Secara format, buku Jassin ini tidak ada bedanya dengan AlQur'an dan terjemahannya yang diterbitkan oleh Departemen Agama. Disisi kanan halaman ada teks al-Qur'an dalam tulisan Arab tentunya dan di sisi kiri, terjemahannya. Yang berbeda adalah gaya terjemahannya. Terjemahan terbitan Depag dikerjakan oleh para pakar tafsir dan sastra Arab terkemuka di Indonesia. Hasilnya: sebuah terjemahan yang biasa, layaknya terjemahan buku Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. 2. Metode Menurut Dr. Ismail Lubis, secara umum metode yang ditempuh oleh H.B. Jassin dalam menerjemahkan Al-Qur’an adalah menerjemahkannya harfiyah. Hal ini tampak dari kecenderungan Jassin untuk membiarkan lafadz-lafadz Al-Qur’an diconversikan apa adanya dengan padanan katanya dari Bahasa Indonesia, sebagai contoh, dalam Surat An Naba’, kata “an-naba’ al-‘azhim” diterjemahkan menjadi “berita besar”; “kallaa, saya’lamuun” diterjemahkan menjadi “tidak, mereka akan tahu”; “wa ja’alnaa al-laila libaasan” diterjemahkan menjadi “dan kami jadikan malam sebagai pakaian”, kata kata “ruh” diterjemahkan sebagai “Ruh”; dan lainlain. Menurut Dr. Ismail Lubis, terjemahan seperti itu tidak memberi kejelasan maksud kepada pembaca sehingga ia termasuk terjemah secara harfiyah. Meski demikian, Dr. Ismail Lubis juga mengakui bahwa, di banyak tempat, H.B. Jassin menggunakan terjemah maknawiyah, itu dilakukan dengan memberi tambahan keterangan di antara tanda kurung untuk memberi kejelasan makna. Namun menurut Dr. Ismail Lubis Terjemahan Al qur’an HB. Jassin ini cukup akurat



3 Nasrullah. Tinjauan Terhadap Al-Qur’an Al-Karim Karya H.B. Jassin. Skripsi. (Jakarta: Fakultas Adab dan humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2003), h. 77



6 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a karena memanfaatkan terjemahan-terjemahan Al-Qur’an lain dari berbagai bahasa. Sebagaimana ungkapan HB. Jassin: “tentulah ada untungnya bahwa Al-Qur’an yang saya terjemahkan sudah ada terjemahannya dalam bahasa-bahasayang saya kuasai. Tidak ada salahnya untuk mempergunakan terjemahan-terjemahan tersebut sebagai perbandingan, asalkan induk yang diterjemahkan tetap Al-Qur’an dalam Bahasa Arab.” Sebagai bahan pembanding, H.B. Jassin menggunakan terjemahan Al-Qur’an dalam berbagai bahasa, antara lain: Al-Qur’an dam terjemahannya dari Departemen Agama RI; Tafsir Qur’an karya H. Zainuddin Hamdy dan Fachruddin Hs; Al-Qur’an Terjemahan Indonesia dari TNI AD; Al Furqankarya A. Hassan; Tafsir Qur’an Karim karya Mahmoed Joenoes; The Holy Qur-an karya Abdullah Yusuf; The Massageof The Qur’an karya Hashim Amir-Ali; The Koran Interpreted karya A.J. Arberry; The Qur’an karya Bell; Le Coran karya Blachere; The Koran karya N.J. Dawood; De Koran karya J.H. Kramers; De Koran karya Rudi Paret; The Meaning of The



Glorious



Koran karya



Pickthall; The



Koran karya



J.M.



Rodwell; The



Koran karya George Sale; dan The Quran karya Muhammad Zafrulla Khan. Jassin juga memanfaatkan Corcordantiae Corani Arabicae karya Flügel.4 Adapun contoh terjemahan HB. Jassin adalah sebagai berikut:     Sungguh, telah Kami karuniakan kepadamu kelimpahan     Karenanya, sembahlah Tuhanmu dan berkorbanlah



     Sungguh, orang yang membenci engkau, ia bakal tanpa keturunan Dan inilah terjemahan harfiyah: 4 H.B. Jassin, Bacaan Mulia (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1991), h. 890-891



7 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a     Sesungguhnya Kami, Kami telah memberimu kelimpahan     Maka shalatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah      Sesungguhnya orang yang membencimu ia (adalah) orang yang mandul Keunikan



terjemah



Al-Qur’an



karya



H.B.



Jassin



adalah



gaya



pengungkapannya yang puitis. Hamka menjelaskan apa yang dimaksud dengan terjemahan Al-Qur’an yang puitis, sebagaimana diinginkan oleh H.B. Jassin. Hamka menyatakan, “Maka bukanlah berarti bahwa H.B. Jassin membuat terjemahan AlQur’an dengan susunan sebagai syair, melainkan sekedar memilih kalimat dan susunan kata yang indah, yang lebih layak bagi seorang muslim melakukannya demi monghormati bahasa Al-Qur’an, karena Bahasa Indonesia Baru pun sedang dalam perkembangan pula.”5



3. Corak karya Jassin ini bermaksud menyampaikan ketinggian sastrawi al-Qur'an kepada bangsa Indonesia yang tidak menguasai sastra Arab. Dari keseluruhan polemik yang kemudian mencuat, semuanya mengerucut pada keberatan utama: Jassin bukan pakar tafsir karena itu ia tidak pantas menulis sebuah terjemahan alQur'an sekalipun. Apa yang dilakukan Jassin sebenarnya bukan hal yang benarbenar baru. Sayyid Qutb pernah menerbitkan Tafsir Fi Dzilaalil Qur'an. Latar belakang pengetahuan sastra Arab membuat tafsir tersebut cendrung sastrawi. Di abad keemasan Islam, dikenal juga tafsir-tafsir yang indah, semacam Tafsir Ibn Araby, Tafsir al-Ma'ani dst. Juga tafsir yang membahas satu demi satu kosa kata al-Quran. D. Kelebihan dan kekurangan Diantara kelebihan terjemahan HB. Jassin ini adalah: 5 Hamka, Sambutan Hamka pada cetakan pertama Bacaan Mulia dalam Al-Qur’an Al-Karim Bacaan Mulia, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1991), h. XVI



8 | R e s u m e S t u d i Ta f s i r I n d o n e s i a 1. Seperti diungkapkan buya Hamka tadi bahwa: Terjemahan ini berguna untuk mengangkat sastra Indonesia yang mana pada saat itu belum begitu sempurna. 2. Akan lebih meresap makna Al qur’an tersebut jika di terjemahkan dengan bahasa yang indah. Adapun kekurangannya adalah: 1. HB Jassin tidak menguasai bahasa serta sastra Arab dan bukan seorang pakar tafsir.Bahkan terjemahan sekalipun (apalagi buku tafsir) 2. apa yang dilakukan HB Jassin mungkin adalah yang pertama di dunia. Bagi sebagian orang, ini dianggap asing. 3. al-Qur'an secara jelas "membela dirinya sendiri" lewat ayat-ayatnya bahwa ia bukan kitab sastra. Meletakkan al-Qur'an sebagai hanya karya sastra semata berarti merendahkan al-Qur'an itu sendiri.Fungsi utama al-Quran adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia.