Hematemesis Melena [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH RSUD DEMANG SEPULAU RAYA JALAN LINTAS SUMATERA TELP & FAX (0725) 529828 GUNUNG SUGIH KODE POS 34161



Hematemesis Melena



PANDUAN PRAKTIKUM KLINIS (PPK) TATALAKSANA KASUS RUMAH SAKIT DEMANG SEPULAU RAYA 2017-2108 : ICD



1. Pengertian (definisi)



2. Anamnesis



3. Pemeriksaan fisik



4. Diagnosis kerja 5. Etiologi Tersering 1.2



6. Diagnosis banding 7. Pemeriksaan penunjang



Hematemesis adalah muntah darah kehitaman yang merupakan indikasi adanya perdarahan saluran cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBAJ, terutama dari duodenum dapat pula bermanifestasi dalam bentuk keluarnya darah segar per anum bila perdarahannya banyak. Melena (feses berwarna hitam) biasa berasal dari perdarahan SCBA, walaupun perdarahan usus halus dan bagian proksimal kolon dapat juga bermanifestasi dalam bentuk melena.l fumlah, warna, perdarahan 2. Riwayat konsumsi obat NSAID jangka panjang 3. Riwayat merokok, pecandu alkohol 4. Keluhan lain seperti mual, kembung, nyeri abdomen, dll Memeriksa status hemodinamik:  Tekanan darah dan nadi posisi baring  Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi  Ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin)  Kondisi pernapasan  Produksi urin Hematemesis Melena 1 Ulkus duodenum 2 Pecahnya varises esophagus 3 Gastritis erosif Hemoptoe, hematokezia. 1. Laboratorim; darah lengkap, elektrolit, fungsi hati, masa pembekuan dan perdarahan, petanda virus hepatitis, ratio BUN/Kreatinin 2. Radiologi: 0MD (Oesophagus Maag Duodenum) jik ad a indikasi 3. Endoskopi saluran cerna



8. Tatalaksana Stabilisasi hemodinamika4.5



1. Jaga patensi jalan napas 2. Suplementasi oksigen 3. Akses intravena 2line dengan jarum besar pemberian cairan Normal Saline atau Ringer Laktat 4. Evaluasi laboratorium : waktu koagulasi, Hb, Ht, serum elektrolit, ratio Blood Urea Nitrogen (BUN): serum kreatinin 5. Pertimbangkan transfusi Packed Red Cell (PRC) apabila kehilangan darah sirkulasi > 30o/o atau Ht < 78o/o (atau menurun >6%) sampai target Ht2o-25o/o pada dewasa muda atau 30% pada dewasa tua 6. Pertimbangkan transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP) atau trombosit apabila INR > 1,5 atau trombositopenr 7. Pertimbangkan lntersive Care Unit (lCU) apabila :  Pasien dalam keadaan syok  Pasien dengan perdarahan aktifyang berlanjut  Pasien dengan penyakit komorbid serius, yang membutuhkan transfusi darah multipel, atau dengan akut abdomen



Nonformokologis



Balon tamponade untuk menghentikan perdarahan varises esophagusl



Farmakologis1



Transfusi darah PRC (sesuai perdarahan yang terjadi dan Hb). Pada kasus varises transfusi sampai dengan Hb 10gr%, pada kasus non varises transfusi sampai dengan Hb 72gro/o. Bila perdarahan berat (2530o/o),boleh dipertimbangkan tran sfusiwhole blood. Sementara menunggu darah dapat diberikan pengganti plasma (misalnyadekstran/ hemacelJ atau NaCI0,9%o atau RL Untuk penyebab non varises :  Penghambat pompa proton dalam bentuk bolus maupun drip tergantung kondisi pasien jika tidak ada dapat diberikan Antagonist H2 reseptor.  Sitoprotektor: Sukralfat 3-4xL gram atau Teprenon 3 x l tab atau Rebamipide 3x100 mg  Injeksi vitamin K 3x1ampul, untuk pasien dengan penyakit hati kronis atau sirosis. Untuk penyebab varises :  Somatostatin bolus 250 ug + drip 250 mcg/jam intravena atau okreotide [sandostatin) 0,7 mg/2jam. Pemberian diberikan sampai perdarahan berhenti atau bila mampu diteruskan 3 hari setelah skleroterapi/ligasi varises esofagus.  Vasopressin : sediaan vasopressin 50 unit diencerkan dalam 100 ml dekstrosa 5%, diberikan 0,5-1 mg/menit iv selama 20-60 menit dan dapat diulang tiap 3-6 jam; atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infuse 0,1-0,5 U/menit. Pemberian vasopressin disarankan bersamaan dengan preparan nitrat misalnya nitrogliserin iv dengan dosis awal 40 mcg/menit lalu titrasi dinaikkan sampai maksimal 400 mcg/menit. Hal ini untuk mencegah insufisiensi aorta mendadak.  Propanolol, dimulai dosis 2 x 10 mg dosis dapat ditingkatkan hingga tekanan diastolik turun 20 mmHg atau denyut nadi turun



 



HEMOSIASIS ENDOSKOPI (Rujuk)



20% (setelah keadaan stabil hematemesis melena (-) Isosorbid dinitrat/mononitrat 2 x I tablet/hari hingga keadaan umum stabil Metoklorpramid 3 x L0 mg/hari - Bila ada gangguan hemostasis obati sesuai kelainan - Pada pasien dengan pecah varises/penyakithati kronik/sirosis hati dapat ditambahkan : a. Laktulosa4x 1 sendokmakan b. Antibiotika ciprofloksacin 2x500 mg atau sefalosporin generasi ketiga. Obat ini diberikan sampai konsistensi dan frekuensi tinja normal.



1. Untuk perdarahan non varises: Penyuntikan mukosa disekitar titik perdarahan menggunakan adrenalin L: L0000 sebanyak 0,5-1 ml tiap kali suntik dengan batas dosis L0 ml. Penyuntikan ini harus dikombinasi dengan terapi endoskopik lainnya seperti klipping, termo koagulasi atau eleltro koagulasi. 2. Untuk perdarahan varises: dilakukan Iigasi atau sklerosing



9. Edukasi



Pola Hidup sehat



10. Komplikasi



Syok hipovolemik, pneumonia aspirasi, gagal ginjal akut, sindrom hepatorenal, koma hepatikum, anemia karena perdarahanl Pada umumnya penderita dengan perdarahan SCBA yang disebabkan pecahnya varises esofagus mempunyai faal hati yang buruk/terganggu sehingga setiap perdarahan baik besar maupun kecil mengakibatkan kegagalan hati yang berat. Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis penderita seperti faktor umu[ kadar Hb, tekanan darah selama perawatan, dan lain-lain. Mengingat tingginya angka kematian dan sukarnya dalam menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas maka perlu dipertimbangkan tindakan yang bersifat preventif terutama untuk mencegah terjadinya terjadinya pecahnya varises pada pasien.



11. prognosis



12. tingtkat evidens 13. tingkat rekomendasi 14. penelaah kritis







15. Kepustakaan



 1



2



3



RS pendidikan : Divisi Gastroentero-hepatologi, - Departemen Penyakit Dalam RS non pendidikan : Bagian Penyakit Dalam Adi P. Pengelolaan Perdarahan saluran Cerna Bagian Atas. Dalam Alwi l, Setioti S, Setiyohadi B, Simodibrato M, Sudoyo AW. Buku Ajar llmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: lnterno Publishing; 201 0:447 -452. Cirrhosis ond its Complicotions, Peptic Ulcer Diseose ond Reloted Disorders. Doalam: Fouci A, Kosper D, Longo D, Brounwold E, Houser S, Jomeson J, Loscolzo J, editors. Horrison's principles of internol medicine. l8th ed. United Stotes of Americo; The McGrow-Hill Componies, 201 1. Stephens JR, Hore NC, Worshow U, Homod N, Fellows HJ, Pritchord C, Thotcher P, Jockson L, Michell N, Murroy lA, Hyder Hussoini S, Dolton HR. Monogement of minor upper gostrointestinol hoemorrhoge in the community using the Glosgow Blotchford Score. Eur J Gostroenterol Hepotol.



4



5



2OO9:21 { 1 2) :1 340-5. Zuccoro G Jr. Monogement of the odult potient with ocute lower gostrointestinol bleeding. Americon College of Gostroenterology. Proctice Porometers Committee. Am J Gostroenterol. 1998;9318):120a. Scottish lntercollegiote Guidelines Network (SIGN). Monogement of ocute upper ond lower gostrointestinol bleeding. A notionol clinicol guideline. SIGN publicotion; no. 105. Edinburgh (Scotlond) : Scottish Intercollegiote Guldelines Network (SIGN); 2OO8