Hubungan Karakter Dan Kepribadian Manusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bung Karno sebagai salah satu bapak pendiri bangsa (founding fathers) dalam berbagai kesempatan mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya Kepribadian dan karakter. Pembangunan watak bangsa sangat diperlukan, tidak hanya bersifat horizontal tetapi juga bersifat vertikal. Dengan karakter yang tangguh, bangsa Indonesia akan dapat berdiri sejajar dengan bangsa lain, bahkan bukan tidak mungkin dapat melampaui kemajuan bangsa lain. Cita-cita mulia sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri bangsa,yaitu mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, bukanlah impian kosong. "Cita-cita mulia ini memberi dorongan kepada bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dankeadilan sosial. Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 Tentang  Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secarasistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehinggamampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Melihat masyarakat Indonesia lemah sekali dalam penguasaan softskill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri



B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan hubungan kepribadian manusia dengan karakter. 2. Jelaskan aspek-aspek kepribadian (kepribadian yang sehat, sakit dan dewasa) 3. Jelaskan tentang karakteristik sebagai pembentuk kepribadian manusia.



BAB II PEMBAHASAN A. Hubungan kepribadian manusia dengan karakter Kepribadian dalam bahasa Inggris yaitu Personality.  Kata personality  sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu Persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Disini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan : 1. Identitas diri, jati diri seseorang, seperti: “Saya seorang yang terbuka” atau “Saya seorang pendiam. 2. Kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain,sepert: “Dia agresif” atau “Dia jujur”. 3. Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah,seperti: “Dia baik” atau “Dia pendiam”. Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik  (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam prilaku. Karakter memancar dari hasil olahpikir, olahhati, olahraga, serta olahrasa dan karsa seseorang atau sekelompokorang. Hubungan



antara



kepribadian



dan



karakter



dapat diilustrasikan sebagai



sebuah gunung es. Puncak gunung es (kepribadian) adalah apa yang pertama kali dilihat orang. Meskipun citra, teknik, dan keterampilan bergaul dapat mempengaruhi keberhasilan penampilan anda, bobot dari efektivitas yang sesungguhnya terletak pada karakter yang baik. Karakter dalam khasanah Islam sering disebut dengan tabiat, sedangkan kepribadian dalam khasanah islam sering disebut juga akhlaq. Akhlaq menurut Al Ghazali, terdiri dari empat tatanan. Tatanan pertama disebut dengan kepandaian yaitu kondisi jiwa yang dengannya kebenaran dapat dibedakan dari kesalahan. Kedua adalah keseimbangan  yaitu suatu kondisi jiwa peningkatan serta penurunan rasa marah dan syahwat yang dapat dikendalikan



dan



adalah keberanian yang



membawanya



pada



putusan



merupakan



induknya



daya,



akal. sedangkan



Tatanan



ketiga



yang



terakhir



adalah kesederhanaan yaitu  terdisiplinnya daya syahwat oleh akal dan hukum.



B. Definisi dan aspek-aspek kepribadian (kepribadian yang sehat, sakit dan dewasa), 1. Kepribadian yang sehat Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan. Menurut Allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”. Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut. Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka.  Adapun Kepribadian yang sehat, yaitu perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri: a) Menjalani hidup dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya. b) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya. c) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas,  atau mayoritas. d) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”. e) Memikul tanggung jawab. f) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan. g) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya. 2. Kepribadian yang sakit Kepribadian yang sakit merupakan cerminan dari karakter yang tidak baik. Adapun kepribadian yang sakit, ditandai dengan bebrapa hal: a) Mudah marah (tersinggung)



b) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan c) Sering merasa tertekan (stress atau depresi). d) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang e) Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum f) Kebiasaan berbohong g) Senang mengkritik/ mencemooh orang lain h) Kurang memiliki rasa tanggung jawab i) Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis) j) Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama k) Pesimis dalam menghadapi kehidupan l) Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan 3. Kepribadian yang dewasa Tidak semua orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada individuindividu yang sudah dewasa namun motivasi-motivasinya masih bersifat kekanakkanakan. Rupanya tidak semua orang dewasa bertingkah laku mengikuti prinsipprinsip yang jelas dan rasional. Akan tetapi sejauh mana mereka menghindari motivasi-motivasi yang tidak disadari dan sejauh mana sifat-sifat mereka tidak lagi berhubungan dengan sumber-sumber yang berasal dari masa kanak-kanak memang bisa dijadikan ukuran normalitas dan kematangan mereka. Hanya dalam diri individu yang sangat tergantung kita menemukan orang dewasa yang bertingkah laku tanpa menyadari apa sebabnya ia bertingkah laku demikian, yang tingkah lakunya lebih erat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak daripada dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi kini atau pada masa yang akan datang. Adapun ciri-ciri atau kriteria dari kerpibadian yang dewasa menurut Allport yaitu : a) Perluasan diri. Artinya hidupnya tidak boleh terikat secara sempit pada sekumpulan aktifitas yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban-kewajiban pokoknya. Harus dapat mengambil bagian dan menikmati



macam-macam aktivitas yang berbeda-beda. Salah satu aspek dari perluasan diri adalah proyeksi ke masa depan, yakni merencanakan dan mengharapkan. b) Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain, baik dalam bentuk hubungan yang mendalam maupun tidak mendalam, memiliki dasar rasa aman dan menerima dirinya sendiri. c) Filsafat hidup. Walaupun individu itu harus dapat obyektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini. d) Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security). e) Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang dipilihnya, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panic, rendah diri, atau tingkah laku destruksi diri lainnya. C. Karakteristik Manusia 1. Karakteristik Intelektual Karakteristik intelektual ini berkaitan erat dengan kemampuan individu untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya dalam kegiatankegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas diri manusia. Pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan — kegiatan belajar, bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi dan berolahraga. Menurut Syamsul Yusuf (1987); Kartini Kartono dan Jenny Andari (1989); WHO dari segi Intelektual karakteristik kesehatan mental itu adalah: a) Mampu berpikir realistik dan objektif b) Bersifat kreatif dan inovatif c) Bersifat terbuka dan fleksible, tidak difensif. d) Memiliki kemampuan belajar dari pengalaman hidup. 2. Karakteristik Sosial Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya. Mampu untuk bekerja sama. Dalam hal ini individu diharapkan secara aktif berupaya memenuhi hakhak pribadi tanpa melupakan



atau melanggar hak-hak orang lain. Segala aktivitasnya ditunjukkan untuk mencapai kebahagiaan bersama. Dalam hal ini manusia harus memegang prinsip bahwa tidak akan mengorbankan hak-hak orang lain demi kepentingannya sendiri di atas kerugian orang lain. 3. Karakteristik Emosional Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Emosi menurut kebanyakan orang adalah keadaan seseorang yang sedang marah, padahal sebenarnya emosi itu tidak hanya pada saat seseorang marah saat bahagia pun itu juga disebut emosi. Kemarahan bisa juga disebut emosi negatif sedangkan senang bisa disebut emosi positif. Jadi emosi dapat dikatan bentuk pengekpresikan diri dimana seseorang dapat mengendalikan situasi secara emosional baik itu positif maupun negative tergantntung individu itu menghadapi masalah. Bila individu itu dapat dengan baik mengendalikan emosi itu secara positive maka secara langsung perkembangan kesehatan mentalnya dapat dikatakan dengan baik. Kesadaran emosi (emotional literacy) yang bertujuan membangun rasa percaya diri pribadi melalui pengenalan emosi yang dialami dan kejujuran terjadap emosi yang dirasakan. Kesadaran emosi yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, sekaligus kemampuan untuk mengelola emosi yang dikenalnya, membuat seseorang dapat menyalurkan energi emosinya ke reaksi yang tepat dan konstruktif. Kebugaran emosi (emotional fitness) yang bertujuan mempertegas antusiasme dan ketangguhan untuk menghadapi tantangan dan perubahan. Hal ini mencakup kemampuan untuk mempercayai orang lain serta mengelola konflik dan mengatasi kekecewaan dengan cara yang paling konstruktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mengendalikan diri D. Karakter sebagai pembentuk kepribadian manusia Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa karakter dan kapribadian adalah hal yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Pembentukan kepribadian pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan karakter bangsa. Pendidikan karakter yang diarahkan untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional (Pasal 3 Undang-



Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional), yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan pembentukan kepribadian dalam pendidikan karakter perlu didukung oleh (1) komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam menyukseskan penyelenggaraan pendidikan karakter; (2) konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter; (3) keterpaduan dan keberlanjutan sIstem pengembangan program dan kegiatan pendidikan karakter; (4) pengarusutamaan pendidikan karakter dalam system pendidikan nasional; dan (5) penjaminan mutu pendidikan karakter; dan (6) peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif dalam pendidikan karakter.



BAB III PENUTUP A. Keimpulan Hubungan



antara



kepribadian



dan



karakter



dapat diilustrasikan sebagai



sebuah gunung es. Puncak gunung es (kepribadian) adalah apa yang pertama kali dilihat orang. Didalam diri manusia terdapat segumpal daging, yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian manusia itu sendiri. Lebih lanjut, disebutkan bahwa manusia terdiri dari tiga aspek yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani dan nafsi. B. Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan bernilai ibadah bagi penulis/penyusunnya. Selanjutnya, saya menyadari bahwa manusia tidak terlepas dari khilaf dan salah, dan saya juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam menyusun makalah yang sederhana ini karena keterbatasan ilmu dan materi yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran sangat saya harapkan agar kami bisa lebih baik dalam menyusun makalah.



DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. (2008) Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro Nawawi, Hadits Arba’in, (2013)Semarang: Pustaka Nuun. Handoyo ,Iko dan Tijan (2010) . Model Pendidikan Karakter , Semarang : Widya Karya Press. Syamsu Yusuf, (2007), Teori Kepribadian, Bandung:  Remaja Rosdakarya. Anas Salahudin, (2013), Pendidikan Karakter, Bandung: Pustaka Setia Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Pres) Kartini Kartono (2000), Hygiene Mental, Bandung: CV. Mandar Maju Ahmad Tafsir, (2005) Ilmu Pendidikan Islam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 34



KATA PENGANTAR Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul “Menganalisis Hubungan Karakter dan Kepribadian Manusia” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas bacaan ini di masa yang akan datang.



Bima,   Penyusun



Oktober 2021



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah



BAB II



PEMBAHASAN A. Hubungan Kepribadian Manusia dengan Karakter B. Definisi Aspek Kepribadian C. Karakteristik Manusia D. Karakter Sebagai Pembentuk Kepribadian Manusia



BAB III



PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran



DAFTAR PUSTAKA