Hukum Mendel 1 Dan Hukum Mendel 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hukum Mendel I dan II Mendel I and II Law Raissya Adinda [email protected] Abstrak Hukum mendel I tentang segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen secara bebas. Sedangkan hukum mendel II tentang penggabungan alel-alel suatu gen yang berbeda secara bebas. Contoh hukum mendel I yaitu persilangan monohibrid. Contoh hukum mendel II persilangan dihibrid. Praktikum yang berjudul “Hukum Mendel I dan II” dilakukan pada tanggal 24 maret 2021 di Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala dengan tujuan untuk membuktikan perbandingan menurut hukum mendel I pada persilangan monohibrid, dan perbandingan hukum mendel II pada persilangan dihibrid. Selanjutnya menghitung nilai X2 untuk mengetaui perbandingan nilai feneotip pada persilangan monohibrid dan dihibrid. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan menyatakan bahwa pada persilangan monohibrid tidak signifikan, karena Ha ditolak. Sedangkan pada persilangan dihibrid juga tidak signifikan, karena Ha ditolak. Kata kunci: Mendel I, mendel II, monohibrid, dihibrid, uji X2



Abstrack Hukum mendel I tentang segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen secara bebas. Sedangkan hukum mendel II tentang penggabungan alel-alel suatu gen yang berbeda secara bebas. Contoh hukum mendel I yaitu persilangan monohibrid. Contoh hukum mendel II persilangan dihibrid. Praktikum yang berjudul “Hukum Mendel I dan II” dilakukan pada tanggal 24 maret 2021 di Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala dengan tujuan untuk membuktikan perbandingan menurut hukum mendel I pada persilangan monohibrid, dan perbandingan hukum mendel II pada persilangan dihibrid . Selanjutnya menghitung nilai X2 untuk mengetaui perbandingan nilai feneotip pada persilangan monohibrid dan dihibrid. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa pada persilangan monohibrid tidak signifikan, karena Ha ditolak. Sedangkan pada persilangan dihibrid juga tidak signifikan, karena Ha ditolak. Kata kunci: Mendel I, mendel II, monohibrid, dihibrid, uji X2



1



Raissya Adinda: Hukum Mendel I dan II



Pendahuluan Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan membuat keturunan memiliki karakter seperti induknya. Hereditas dibawa oleh gen yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk hidup dan pada makhluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai triliunan dengan massa DNA yang saling mengkait. Istilah hereditas akan mengenalkan terminologi gen dan alel sebagai ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap individu memiliki sepasang alel yang khas dan terkait dengan tetuanya (Meilinda, 2017, p. 63). Secara biologis, seorang anak selalu mewarisi gen dari ayahnya. Gen tersebutlah yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang tampak secara fisik maupun yang tidak tampak secara fisik. Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel. Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan menemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-gen kedua orang tuanya (Tosida, 2011, p. 44). Contoh penjelasan simbolik persilangan yang dikemukakan Gregor Johann Mendel yaitu persilangan monohibrid. Persilangan monohibrida adalah dasar untuk ilmu genetika Mendel. Informasi terkait yang berhubungan dengan pemisahan genetik seperti yang muncul dalam kombinasi monohibrida. Persilangan semacam itu dapat terjadi dalam semua kelompok organisme utama yang bereproduksi secara seksual (Firdauzi, 2014 p.198). Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya (hereditas). Pewarisan sifat tersebut diperkenalkan oleh Mendel melalui percobaannya dengan menggunakan kacang ercis, hingga akhirnya ditemukan kesimpulan yang dikenal hukum mendel I dan hukum mendel II. Konsep tentang hereditas dipahami



2



hanya terjadi pada persilangan monohibrid dan dihibrid (Roini, 2013, p. 4). Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus (Wijayanto, 2013, p. 79). Metode/ Cara Kerja Waktu dan Tempat Pratikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah hari Selasa 24 Maret 2021 pukul 08.00- 09.40 WIB. Target/ Subjek/ Populasi/ Sampel Alatnya yaitu alat peraga kancing dan kertas karton.



berupa



Prosedur Pada pengamatan persilangan monohibrid diambil 25 kancing bewarna hijau dan 25 kancing bewarna putih. Kemudian masukan kancing hijau dan kancing putih ke tempat yang berbeda. Selanjutnya kancing diambil secara acak dari kedua warna kancing tersebut sampai kancing habis didalam tempatnya. Pratikan yang lainnnya mencatat frekuensi kancing yang terambil secara acak. Selanjutnya untuk pengamatan persilangan dihibrid diambil 25 karton putih, 25 karton kuning, 25 karton pink, 25 karton biru. Kemudian digabung semua karton, dan diambil secara acak oleh pratikan sampai karton habis. Lalu pratikan yang lain mencatat frekuensi dari setiap warna yang terambil. Selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus chi square.



Raissya Adinda: Hukum Mendel I dan II



Teknik Analisis Data Adapun metode yang dilakukan pada pengamatan ini adalah pengamatan langsung dan metode diskriptif, yaitu menjelaskan secara rinci perbandingan menurut hukum mendel I pada persilangan monohibrid, dan perbandingan hukum mendel II pada persilangan dihibrid. Selanjutnya menghitung dengan rumus chi square Hasil dan Pembahasan Persilangan monohibrid adalah persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat atau sifat beda. Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat beda (Masdar, 2016, p. 126). Dominan adalah hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel mutan, dan resesif adalah alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi, hasil yang defisien atau hasil yang jumlahnya sedikit. Sedangkan sifat keturunan yang dapat diamati atau dlihat (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotip, dan sifat dasar yang tidak nampak dan tetap (tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip (Indria, 2015, p. 262). Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel. Alel resisif dan alel dominan Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu terekspresikan. Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya (Fauza, 2015, p. 136). Keragaman genetik berasal dari mutasi gen, rekombinasi (pindah silang). Pemisahan dan pengelompokan alel secara rambang (random) selama meiosis dan perubahan struktur kromosom. Keragaman ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam



3



jumlah bahan genetik yang menyebabkan perubahan-perubahan fenotip (Haeruman, 2019, p. 4). Keragaman fenotipe yang tinggi disebabkan oleh adanya keragaman yang besar dari lingkungan dan keragaman genetik akibat segregasi. Keragaman yang teramati merupakan keragaman fenotip yang dihasilkan karena perbedaan genotip (Prajitno, 2020, p. 60). Dari percobaan yang telah dilakukan kami menggunakan persilangan monohibrid untuk percobaan hukum mendel I. Selanjutnya setelah frekuensi setiap kelas fenotipe didapatkan lalu menggunakan rumus chi squer untuk mendapatkan hipotesis diterima atau tidak dari suatu persilangan monohybrid dan dihibrid. Jika X2 hitung> X2 tabel maka: Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan apabila sebaliknya jika X2 hitung< X2 tabel maka: Ha ditolak dan Ho diterima. Pada persilangan monohibrid menggunakan alat peraga berupa kancing yang terdiri dari 2 warna yaitu hijau dan putih. Masing masing warna berjumlah 25 hijau dan 25 putih. Kemudian diambil secara acak oleh pratikan, warna yang terambil ditulis sesuai dengan kelas fenotip. Kelas fenotip persilangan monohibrid nya ada 3 yaitu hijau dengan frekuensi 15, hijau putih frekuensinya 20, dan putih frekuensinya 15. Setelah dilakukan perhitungan didapat nilai X2= 2 sehingga pada tabel chi squarenya adalah 5,99 pada skala (0,05). Ketentuannya adalah jika X2 hitung < X2 tabel = 2 < 3,84 (tidak signifikan, karena Ha ditolak) persilangan ini tidak sesuai dengan hukum mendel I. Pada hukum mendel II kami menggunakan persilangan dihibrid dengan alat peraga berupa kertas karton yang terdiri dari 4 warna yaitu biru, kuning, putih, pink. Masing masing warna berjumlah 25 biru, 25 kuning, 25 putih, 25 pink. Kemudian diambil secara acak oleh pratikan, warna yang terambil ditulis sesui dengan kelas fenotip. kelas fenotip persilangan dihibrid ada 3 yaitu



Raissya Adinda: Hukum Mendel I dan II



biru-kuning dengan frekuensi 13, biru-putih frekuensinya 13, pink-kuning frekuensinya 10, dan pink-putih frekuensinya 14. Setelah dilakukan perhitungan nilai X2= 24,7 sehingga pada tabel chi squarenya adalah 36,4 pada skala (0,05). Ketentuannya adalah jika X2 hitung < X2 tabel = 24,7 < 36,4 (tidak signifikan, karena Ha ditolak) persilangan ini tidak sesuai dengan hukum mendel II. Jika pada persilangan monohibrid Ha diterima berarti persilangan ini sudah sesuai sesuai dengan hukum mendel 1. Sedangkan jika persilangan dihibrid Ha diterima berarti ini persilangan ini sudah sesuai dengan hukum mendel II. Simpulan dan saran Simpulan Hukum mendel I tentang segregasi (pemisahan) alel alel suatu gen secara bebas. Sedangkan hukum mendel II tentang penggabungan alel alel suatu gen yang berbeda secara bebas. Contoh hukum mendel 1 yaitu persilangan monohibrid. Contoh hukum mendel II persilangan dihibrid. Rumus chi squer digunakan untuk mendapatkan suatu hipotesis diterima atau tidak dari suatu persilangan monohibrid dan dihibrid. Saran Praktikum selanjutnya setiap pratikan lebih teliti dalam menghitung setiap rumus genetika untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan dan mengurangi kegagalan dalam percobaan persilangan mendel I dan mendel II. Daftar Pustaka Fauza, H. 2015. Pertumbuhan dan Variabilitas Fenotipik Manggis Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jurnal Zuriat. 16(2): 133-144. Firdauzi, N. 2014. Rasio Perbandingan F1 dan F2 pada Persilangan Starin N x b, dan Strain N x tx Serta Resiproknya. Jurnal Biologi Science and Education. 3(2): 197-204.



4



Haeruman, K. 2019. Variasi Genetik dan Sifat-Sifat Tanaman Bawang Putih di Indonesia. Jurnal Biologi. 1(1): 32-36. Indria, A. 2015. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Pemberian Macam Bahan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arcahis hipogaea L). Jurnal Tanaman Herbal. 1(2): 262277. Masdar, M. 2016. Tingkat Hasil dan Komponen Hasil Sistem Intensifikasi Padi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8(2): 57-65. Meilinda. 2017. Teori Hereditas Mendel Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains). Jurnal Pembelajaran Biologi. 4(1): 62-70. Prajitno, J. 2020. Keragaman Genotip Salak Lokal Sleman. Jurnal Habitat. 1(1): 5765. Roini. 2013. Organisasi Konsep Genetika pada Buku Biologi SMA Kelas XII. Jurnal Edubio Tropika. 1(1): 1-60. Tosida, E. 2011. Pemodelan Sistem Pewarisan Gen Manusia Berdasarkan Hukum Mendel dengan Algoritma Branch and Bound. Jurnal Ekologia. 11(1): 44-52. Wijayanto, D. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda. Jurnal Ilmu Dasar. 14(2): 79-84.