18 0 121 KB
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT, STRATEGI DAN DAMPAK PENURUNAN HEALTH-CARE ASSOCIATED INFECTIONS DI RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH KARTIKA DOCTA
RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH KARTIKA DOCTA PADANG, 2018
Infection Control Risk Assesment, Strategi Ddan Dampak Penurunan Health-Care Associated Infections Di Rumah Sakit Khusus Bedah Kartika Docta
A. PENDAHULUAN Kejadian infeksi Rumah Sakit (IRS) merupakan infeksi yang timbul pada saat pasien dirawat di rumah sakit atau sekarang lebih dikenal dengan HAIs (Healthcare Associated Infections). HAIs merupakan
infeksi pada pasien di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain yang belum tampak atau tidak sedang masa inkubasi pada saat pasien pertama kali masuk atau yang terjadi selama pasien dirawat di rumah sakit lebih dari 48 jam, yang tidak muncul pada saat masuk rumah sakit. Termasuk juga infeksi yang didapatkan pasien selama masa perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang baru muncul setelah pasien telah keluar, maupun juga infeksi pada staff rumah sakit (WHO 2010). Infeksi merupakan efek yang paling sering didapatkan dari
rumah sakit yang mempengaruhi sekitar 5 sampai 10% dari pasien rawat inap di Negara maju, dan menjadi beban besar di negara-negara yang berlatarbelakang rendah (Kadi dan Salati, 2012).Dampak yang diakibatkan
HAIs sangat banyak diantaranya dapat
menimbulkan risiko terpapar infeksi yang tidak hanya dialami oleh pasien tetapi juga untuk petugas kesehatan, keluarga, dan pengunjung (Darmadi, 2008). Menurut Weston (2013) bahwa HAIs juga berdampak pada pasien dan keluarga akan kehilangan pendapatan, bahaya, cacat atau kematian, peningkatan lama perawatan, pengeluaran tambahan bagi rumah sakit dan dapat menurunkan mutu pelayanan rumah sakit.
B. IDENTIFIKASI RISIKO ALAM MANAJEMNE RISIKO HAIS Sumber Bagaimana potensial dari Kemungkinan Kegiatan HAIs dapatRisiko agen penyebab ber-transmisi infeksius Penularan Petugas Kontaminasi Transmisi Penularan penyakitHygiene langsung kesehatan tangan petugakontak secaramenular melaluiperorangan dengan Pasien kesehatan langsung dankontak kulit petugas, kontak : kulit Alat atautidak langsung Perpindahan kumanpasien, instrument seperti bakteri,pengunjung kesehatan virus, fungi/parasit Pengunjung atau lingkungan sekitar area perawatan pasien Pembedahan Pasien Tangan Penularan Terjadi infeksiHhgiene luka pada kulit Petugas petugas kontak secara(ILO, IADP, ISK,perorangan kesehatan kesehatan langsung dandecubitus) Sterilisasi alat Area Alat atautidak langsung Lamanya perawatan Pelaksanaan ruanagn instrument Tertundanya SOP yang perawatan kesehatan (set kepulangan pasien kurang tepat pasien medikasi, Kecacatan/kematian Tidak peralatam menggunakan operasi) APD Darah atau cairan lain yang berasal dari tubuh pasien Tindakan Tangan Kontak prosedur yang petugas menembus kesehatan kulit, Teknik yang membrane masih kurang mukosa, Peralatan Yang terlibat
tindakan invasive (pemasangan, pemberian cairan infus/transfuse darah, lumbal pungsi, biopsy) Penggunaan Petugas benda tajamkesehatan dan objek yangyang berpotensi tertusuk terkontaminasi jarum
Darah Kontak Tertusuk jarum Keselamatan Cairan atau Penularan penyakitkerja petugas zat lain dari menular (hepatitis,dan tubuh pasien HIV AIDS) keselamatan (pus, air seni, pasien saliva) infeksi Prosedur untukPetugas Secret mukosaAirborne (TB) Masuk danHygiene sistem kesehatan seperti dropletDroplet berkembangnya perorangan pernafasan Area dari batuk,(influenza) virus dan bakteri dipetugas seperti ruangan bersin Kontak tidakbenda/bahan atauPelaksanaan penggunaan perawatan Aerosol ataulangsung alat yang tercemar SOP yang suction, pasien penyegar dengan Penularan kurang tepat nebulizer, udara lingkungan penyakit : TB,Penggunaan pemberian O2 perawatan influenza APD yang ventilator yang Infeksi (VAP) kurang optimal terkontaminasi dari tubuh pasien Kegiatan yangPetugas Darah danAirborne Penularan penyakit Penggunaan terlibat kontakkesehatan cairan atau zat infeksi APD yang fisik denganArea lain yang kurang limbah pasienperawatan berasal dari Tidak atau pasien atautubuh pasien menggunakan kontaminasi rumah sakit APD laundry, Pengeolaan pakaian atau sanitasi Rs peralatan yang kurang contoh optimal pengolahan linen, cleaning service Apakah adaPetugas Penyegar Airborne Menghirup debu Kurangnya
kegiatan yangkesehatan udara yang melibatkan dan orang-pada penggunaan orang umumnya semprotan ataulainnya, digunakan debu ? sepertistaff, pada saat kegiatan pengunjung membersihkan membersihkan, yang ruangan penyemprotan, berada di atau menyapu area rumah sakit
Masuknya ventilasi virus/bakteri yangAPD yang ada di dalam udara kurang Gangguan saluranTidak pernapasan (TB,menggunakan influenza) APD Kebersihan dan sanitasi rumah sakit Tingkat kepadatan ruangan Pelayanan Pasien danKotaminasi Kontak tidakMenghirup debu Kurangnya kesehatan yangpetugas dalam arealangsung Masuknya ventilasi diberikan kesehatan perawatan virus/bakteri yangKebersihan selama di pasien atau ada di dalam udara dan sanitasi lingkungan rumah sakit Gangguan saluranrumah sakit klinis pernapasan (TB,Tingkat influenza) kepadatan ruangan
N o
Potensial Risk/Masa lah Healthcare Acquired Infections
Probability
Risk Impact
perparedness Score
Expe rt
Like ly
May be
Rat e
Never
Catastro pic
Seriou s
prolonge d
Modera te
Minima l
Non e
Po or
Fai r
Go od
Sol id
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
1
1
1
VAP
1
2
IDO
3
IADP
1
1
4
ISK
1
1
5
Phlebitis
1
1
1
3
6
Dekubitus
1
1
1
3
3
3
4
4 1
11 3
2
4
C. PRIORITAS RISIKO DI RSKB KARTIKA DOCTA Potensial Risiko HAIs IDO ISK VAP IADP Phlebitis Dekubitus
Score 11 4 3 3 3 3
D. PENILAIAN RISIKO HAIS Hasil tahap ini merupakan tahap untuk menilai analisa dari risiko HAIs dengan cara membandingkan kemungkinan terjadinya dan dampak yang ada dalam analisa risiko berdasarkan data yang ada di RSKB Kartika Docta Tahun 2018.
E. RISIKO MATRIK ASSESMENT Kemungkinan
Dampak Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Mayor 4
Catastropic 5
Sering sekali 5 Sering 4 Mungkin 3
IDO
Jarang 2 Tidak pernah 1
Phlebitis, decubitus, VAP, IADP, ISK
Keterangan : = Risiko rendah = Risiko sedang = Risiko Tinggi = Risiko sangat tinggi F. KESIMPULAN Manajemen risiko infeksi HAIs dalam pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSKB kartika Docta melalui tahapan proses manajemen risiko: a.
Identifikasi HAIs di RSKB Kartika Docta bahwa risiko-risiko yang ditemukan dan di analisis antara lain (1) penularan penyakit menular melalui kontak langsung dan tidak langsung, (2) perpindahan, masuk dan berkembangnya mikroorganisme, (3) Masuknya virus/bakteri yang ada di dalam udara (gangguan pernafasan TB, influenza), (4) terjadinya infeksi (ILO, VAP, ISK, IADP, plebitis dan dekubitus), (5) lama perawatan, tertundanya kepulangan,
kecacatan atau bahkan kematian. Hal memiliki yang risiko untuk mendapatkan infeksi dari rumah sakit adalah petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan area perawatan atau lingkungan rumah sakit b.
Analisis dan penilaian risiko HAIs yaitu risiko tertinggi dari jenis HAIs yaitu IDO
c.
Evaluasi dan tindak lanjut risiko HAIs adalah ketidakpatuhan cuci tangan yang masih kurang pada petugas kesehatan, dukungan manajemen yang dirasa belum optimal.
d.
Strategi penurunan infeksi HAIs di RSKB Kartika Docta yaitu dapat dengan pemutusan rantai infeksi (melalui menjaga kebersihan tangan, penggunaan APD, menjaga sterilitas alat medis), mengidentifikasi bakteri HAIs, penggunaan antibiotik yang rasional, mengoptimalkan kegiatan surveilans HAIs, pelaksanaan pertemuan rutin dan berkala untuk membahas terkait HAIs, pelaporan, kerjasama, evaluasi, sosialisasi dan monitoring terkait HAIs serta pencegahannya, penyegaran kembali SPO untuk jenis HAIs.
G. EVALUASI RISIKO A. Evaluasi Risiko Berdasarkan uraian penilaian risiko pada tabel di atas bahwa untuk tingkat risiko pada kategori sangat tinggi pada jenis HAIs yaitu ILO. Tabel 1.7 berikut akan menguraikan hasil evaluasi risiko HAIs : RISIKO IDO
Identifikasi IDO
TATA KELOLA RISIKO Pelaporan terkait IDO sudah bagus seperti mengidentifikasi kontrol IDO, pengklasifikasian infeksi dari operasi bersih atau kotor, kapan terjadinya, lamanya infeksi, perawatan luka yang dilakukan, pengontrolan IDO mulai dari prosedur tindakan operasi, perawatan di bangsal, dan kontrol luka post operasi di poliklinik sudah terlaksana secara optimal.
Sudah dilakukan pelaksanaan cuci tangan sebelum dan setelah ke pasien namun kadang petugas kesehatan lupa dalam pelaksanaan 5 moment.
Pelaksanaan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
Penggunaan APD seperti sarung tangan saat melakukan perawatan luka operasi sudah dilakukan oleh petugas kesehatan.
Alat-alat yang digunakan untuk tindakan perawatan luka dengan menggunakan set medikasi tersebut di rendam oeh cairan enzimatik sebelum diserahkan ke CSSD. Membasuh dengan alkazim dan segera cuci tangan Tanda-tanda infeksi luka seperti edema, kemerahan, ada nanah. Sumber Daya Manusia
Manajemen IDO
Dukungan manajemen
Sikap dari petugas kesehatan sudah sadar akan risiko infeksi penggunaan APD, memutuskan rantai transmisi agen infeksi dengan menjaga kebersihan tangan Manajemen risiko dengan cuci tangan, penggunaan APD seperti sarung tangan, menggunakan peralatan untuk perawatan luka yang steril dan menggunakan teknik steril ketika melakukan tindakan. Kepatuhan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum melakukan operasi sudah dilakukan, penggunaan peralatan steril dan pelaksanaan antiseptic kulit ketika melakukan tindakan operasi. Adanya keterlibatan CSSD dalam penyetrilan instrumen operasi dan sterilisasi ruangan operasi secara rutin dan berkala. Adanya pengawasan yang dilakukan oleh komite PPIRS melalui IPCN ke IPCLN. Terkait mentoring dan evaluasi masih kurang oleh petugas kesehatan, evaluasi secara berkala belum terlaksana dengan baik. Pertemuan dan rapat berkala untuk membahas terkait IDO masih belum terlaksana dengan optimal Peranan pimpinan diperlukan dalam mendukung program penurunan HAIs
H. TINDAK LANJUT Tujuan HAIs
Skor
IDO
11
Tujuan
Evaluasi Strategi
Analisa
Umum Khusus Mengurangi Angka
Diklat
Risiko Sudah
angka
kejadian
pelayanan
dilakukan diklat hand
kejadian
IDO
PPI,
IDO
menurun
edukasi dan kepatuhan leaflet
Audit SPO
bahan pelayanan PPI, hygiene,
PPI, petugas
monitoring
dalam kepatuhan
membuat
hand
hygiene hand
format
masih
kurang, hygiene.
surveilans
sudah dibuatkan
IDO
dan surveilans IDO
sosialisasi
dan
cara
disosialisasikan.
pengisiannya
I. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAIS
sudah
1. Memutuskan rantai penularan dengan menjaga kebersihan tangan, penggunaan APD, menjaga sterilitas peralatan medis 2. Mengoptimalkan pelaporan surveilans HAIs 3. Mengidentifikasi bakteri penyebab HAIs 4. Pelaksanaan pertemuan rutin dan berkala 5. Penggunaan antibiotic profilaksis yang rasional 6. Kerjasama dan dukungan manajemen 7. Monitoring, sosialisasi dan evaluasi berkala pada petugas/staf
J. KESIMPULAN Manajemen risiko infeksi HAIs dalam pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSKB kartika Docta melalui tahapan proses manajemen risiko: a.
Identifikasi HAIs di RSKB Kartika Docta bahwa risiko-risiko yang ditemukan dan di analisis antara lain (1) penularan penyakit menular melalui kontak langsung dan tidak langsung, (2) perpindahan, masuk dan berkembangnya mikroorganisme, (3) Masuknya virus/bakteri yang ada di dalam udara (gangguan pernafasan TB, influenza), (4) terjadinya infeksi (ILO, VAP, ISK, IADP, plebitis dan dekubitus), (5) lama perawatan, tertundanya kepulangan, kecacatan atau bahkan kematian. Hal memiliki yang risiko untuk mendapatkan infeksi dari rumah sakit adalah petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan area perawatan atau lingkungan rumah sakit
Analisis dan penilaian risiko HAIs yaitu risiko tertinggi dari jenis HAIs yaitu IDO b.
Evaluasi dan tindak lanjut risiko HAIs adalah ketidakpatuhan cuci tangan yang masih kurang pada petugas kesehatan, belum optimalnya, dukungan manajemen yang dirasa belum optimal
c.
Strategi penurunan infeksi HAIs di RSKB Kartika Docta yaitu dapat dengan pemutusan rantai infeksi (melalui menjaga kebersihan tangan, penggunaan APD, menjaga sterilitas alat medis), mengidentifikasi bakteri HAIs, penggunaan antibiotik
yang
rasional,
mengoptimalkan
kegiatan
surveilans
HAIs,
pelaksanaan pertemuan rutin dan berkala untuk membahas terkait HAIs, pelaporan, kerjasama, evaluasi, sosialisasi dan monitoring terkait HAIs serta pencegahannya, penyegaran kembali SPO untuk jenis HAIs
Padang, 09 Juli 2018 Direktur RSKB kartika Docta
Dr. Keesa Nabila Afida