Identitas Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PKn “ Identitas Sosial “



Disusun Oleh : “ Agusma Hestia Wati “ NIM 17.01.580



AKBID BUDI MULIA TAHUN 2017/2018



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis pada khususnya dan bagi semua kalangan pada umumnya. Penulis membuat makalah ini dari kumpulan buku, dan internet sebagai pedoman membuat makalah. Pendidikan



Pancasila



danKewarganegaraan



masih



sangat



diperlukan



untuk



menumbuhkan rasa kecintaan terhadap bangsa Indonesia dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Terima kasih penulis ucapkan kepada DosenMata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu Ibu Mega Sari, S.ST,teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi dalam pengembangan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.



Jambi,



2018 Penulis,



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................. ii Daftar Isi............................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A..............................................................................................................................Latar Belakang.................................................................................................................. 1 B...............................................................................................................................Rum usan Masalah........................................................................................................... 1 C...............................................................................................................................Tuju an dan Manfaat........................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A..............................................................................................................................Peng ertian Idenstitas Social............................................................................................. 3 B...............................................................................................................................Fakt or-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional................................................ 5 C...............................................................................................................................Fakt or-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional........................... 8 D..............................................................................................................................Unsu r-Unsur Pembentuk Identitas Nasional.................................................................... 8 E...............................................................................................................................Fung si Identitas Nasional................................................................................................. 10 BAB III PENUTUP A..............................................................................................................................Kesi mpulan..................................................................................................................... 11 B...............................................................................................................................Sara n............................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA 3



4



5



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia



senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompokkelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi seperti suku, masyarakat, bangsa, dan kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa. Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam identitas nasional. Identitas nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara. Selain itu, pembentukan identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah disepakati bersama.



B. 1. 2. 3. 4. 5.



Rumusan Masalah Apa itu identitas nasional? Apa dan bagaimana faktor pendukung terbentuknya identitas nasional Indonesia? Apa unsur-unsur pembentuk identitas nasional? Apa yang dimaksud pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional? Bagaimanakah kesadaran masyarakat akan identitas nasional Indonesia? 1



C.



Tujuan dan Manfaat Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :



1. 2. 3. 4.



Mengetahui pengertian identitas nasional. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional. Mengetahui apa saja unsur-unsur yang membentuk identitas nasional. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional.



Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah: 1. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dalam sisi identitas nasional dan nasionalisme, serta kandungannya. 2. Menambah pengetahuan baru, mengenai pentingnya identitas nasional. 3. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. 4. Dapat menyuarakan mengenai pendapat dan pemikiran.



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Identitas Sosial Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara



etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai ideologi negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa terkecuali, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. Konsep mengenai identitas nasional merupakan sebuah konsep yang multidimensional dimana dikembangkan dan dianalisis oleh berbagai disiplin ilmu dan relevan dengan berbagai bidang penelitian. Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji identitas nasional sebagai kajian psikologi sosial. Identitas nasional merupakan salah satu bentuk dari identitas sosial (Michener dan Delamater, 1999; Bostock Dan Smith, 2001). Identitas Nasional dianggap sebagai konsep utama dari identifikasi individu pada kelompok sosial dalam dunia modern (Davidov, 2009). Kelekatan anggota kelompok terhadap negara mereka diekspresikan dengan rasa memiliki, cinta, loyalitas, kebanggaan, dan perlindungan terhadap kelompok dan tanah air-nya (Davidov,2009). Tajfel dan Turner (1986) menyatakan bahwa secara umum Identitas Nasional menggambarkan perasaan yang subjektif terhadap suatu bangsa, yang pada dasarnya bersifat positif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Blank, Schmidt dan Westle (2001) menggambarkan Identitas Nasional sebagai perasaan kedekatan yang kuat terhadap negara sendiri. 3



Berdasarkan definisi Identitas Nasional menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Identitas Nasional merupakan salah satu bentuk dari identitas sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan penilaian yang positif dari individu terhadap bangsa dan negaranya. Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas. Misalnya, di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Dengan demikian,nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Proses pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia cukup panjang, dimulai dari kesadaran adanya perasaan senasib sepenanggungan “bangsa Indonesia” akibat penjajahan Belanda, kemudian memunculkan komitmen bangsa (tekad dan kemudian menjadi kesepakatan bersama). Dalam perkembangan selanjutnya dirumuskan beberapa identitas nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 dalam pasal 35-36C, yaitu: 1. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. 2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih. 3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya. 4. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila. 5. Semboyan negara yaitu Bhinnika Tunggal Ika. 6. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila. 7. Konstituti (hukum dasar) negara yaitu UUD1945. 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. 9. Konsepsi wawasan nusantara. 10. Kebudayaan daerah yang telah diterima yaitu Kebudayaan Nasional.



B.



Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia: 4



  



Faktor obyektif, meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis. Faktor subyektif, meliputi faktor historis, social, politik, dan kebudayaan. Faktor geografis-ekologis, membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang



beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi Asia Tenggara, dan ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultur bangsa Indonesia.  Faktor historis yang di miliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Robert de Ventos (Manuel Castells, The Power of Identity) bahwa teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara 4 faktor penting, yaitu:  



Faktor primer, yaitu mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama dan sejenisnya. Faktor pendorong, yaitu meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya



angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.  Faktor penarik, yaitu mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem dan pendidikan nasional.  Faktor reaktif, yaitu meliputi penindasan, dominasai, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembangdari masa sebelum mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.



C.



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia,



meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Surbakti, 1999).



1. Primordial Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan 5



kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru (negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai. 2. Sakral Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa. 3. Tokoh Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsanegara. Pemimpin ini menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia dianggap sebagai "penyambung lidah" masyarakat. 4. Sejarah Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka sebagai bangsa. 5. Bhinneka Tunggal Ika Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk bangsa-negara. Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk bersama dalam suatu lembaga yang disebut negara, atau pemerintahan walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat istiadat, ras atau agama yang berbeda.



6. Perkembangan Ekonomi Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin bervariasi kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di antara berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain dalam memenuhi 6



kebutuhan hidupnya. Semakin kuat suasana saling bergantung antaranggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, maka semakin besar pula solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. 7. Kelembagaan Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidaknya terdapat dua sumbangan birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses pembentukan bangsa, yakni mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi pemerintah dengan berbagai kepentingan di kalangan penduduk sehingga tersusun suatu kepentingan nasional, watak kerja, dan pelayanannya yang bersifat impersonal; tidak saling membedakan untuk melayani warga negara. Angkatan bersenjata berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan mempertahankan keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, personilnya direkrut dari berbagai etnis dan golongan dalam masyarakat. Selain soal ideologi, mutasi dan kehadirannya di seluruh wilayah negara merupakan sumbangan angkatan bersenjata bagi pembinaan persatuan bangsa. Keanggotaan partai politik yang bersifat umum (terbuka bagi warga negara yang berlainan etnis, agama, atau golongan), kehadiran cabang-cabangnya di wilayah negara, dan peranannya dalam menampung dan memadukan berbagai kepentingan masyarakat menjadi suatu alternatif kebijakan umum merupakan kontribusi partai politik dalam proses pembentukan bangsa. Robinson (2009) menemukan bahwa tingkat pendapatan juga dapat mempengaruhi identitas nasional seseorang. Salah satu interpretasi dari hubungan ini adalah bahwa pendapatan yang lebih tinggi kemudian menyebabkan modernisasi yang lebih besar, yang pada gilirannya akan meningkatkan nasionalisme melalui pendidikan, industrialisasi dan urbanisasi. Selain itu, usia dan jenis kelamin diketahui juga merupakan prediktor identifikasi nasional. Laki-laki secara signifikan lebih mengidentifikasikan dirinya dengan negara. Dari segi usia, rata-rata usia memiliki hubungan nonlinier untuk nasionalisme. Identitas Nasional lebih tinggi pada orang-orang yang berusia dewasa keatas (Robinson, 2009). Rajiman, Davidov, Schmidt dan Hochman (2008) menemukan bahwa pada beberapa negara, pendidikan dan orientasi politik mempengaruhi identitas nasional individu. Individu yang berpendidikan rendah dan memiliki orientasi politik sayap kanan cenderung lebih nasionalis (Rajiman, Davidov, Schmidt, dan Hochman, 2008). Blank, Schmidt dan Westle (2001) menemukan pengaruh usia dalam perbedaan tingkat Identitas Nasional individu. Identitas Nasional secara konsisten dan signifikan meningkat 7



sejalan dengan peningkatan usia. Hasil ini ditemukan dari penelitian yang dilakukan di Austria, Jerman Barat, Jerman Timur, Inggris, Italia, Amerika dan Rusia. Usia dapat memoderator tingkat identifikasi nasional individu berdasarkan pengalaman hidupnya dengan bangsa. Dan usia dapat menjadi indikator untuk kemungkinan dan realisasi pengalaman internasional individu. Kemungkinan individu yang lebih tua untuk memiliki pengalaman internasional lebih sedikit jika dibandingkan dengan individu yang lebih muda, sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih kuat dengan bangsa dan negaranya dibandingkan individu yang lebih muda (Blank, Schmidt dan Westle, 2001).



D.



Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional 1. Suku bangsa Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak



lahir) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialek bangsa. 2. Agama Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa bangsa yang agamis, agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Agama Konghucu pada awalnya diakui sebagai agama resmi bangsa. tetapi sejak Abdurahman Wahid jadi presiden, istilah agama resmi dihapuskan. Dari agama-agama diatas, agama islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat mayoritas Indonesia. Dalam islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman, misalnya kelompok islam santri untuk mununjukan keislaman dan islam nominal bagi masyarakat islam di daerah Jawa. Sedangkan dikalangan kelompok santri perbedaan pemahaman dan pengalaman dikenal dengan kelompok modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencarian tafsir baru, sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya pada pendapat-pendapat agama. karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang terjadi akhir-akhir ini menyababkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya kasus Ambon sering diisukan sebagai pertikaian dua kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar. Tetapi isu agama merupakan salah satu isu yang mudah meninggalkan konflik. Salah satu jalan yang dapat 8



mengurangi konflik antar agama adalah perlunya diciptakan tradisi saling menghormati agama-agama lain atau biasa dikenal dengan toleransi beragama. 3. Kebudayaan kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakan patokan dari nilai-nilai etika dan moral baik yang tergolong ideal atau yang seharusnya, maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos). 4. Bahasa Bahasa adalah sitem perlambangan yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia. Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipandang sebagai sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi maupun ucapan manusia dan juga digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya sukusuku bangsa setelah kemerdekaan. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa Melayu yang merupakan penghubung berbagai etnis yang mendiami kepulauan Nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi antar suku-suku di Nusantara, bahasa Melayu juga menempati bahasa transaksi perdagangan internasional di kepulauan Nusantara yang digunakan oleh bangsa Indonesia dengan pedagang asing. Pada masa tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun tersebut terjadi peristiwa sumpah pemuda yang mana para tokoh pemuda berbagai latar belakang suku dan kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia. Bunyi dari sumpah pemuda yang ketiga tersebut adalah “Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Dari unsur-unsur identitas nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut: 1. Identitas fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara. 9



2. Identitas instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. 3. Identitas alamiah, yang meliputi negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan. E.



Fungsi Identitas Nasional



Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: 1. Identitas nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa. 2. Identitas nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa. 3. Identitas nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan upacara.



10



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Identitas Nasional adalah Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pembeda



antara negara satu dengan Negaralain. Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada lima , yaitu sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa. Ke lima faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pancasila sebagai dasar negara indonesia, menjadi hal paling mendasar bagi identitas bangsa indonesia, namun pemberdayaan idetitas nasional diindonesia masih minim sekali apalagi di zaman globalisasi ini. Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Implementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. B.



Kritik dan Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai makalah tentang identitas nasional yang



menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kiritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. DAFTAR PUSTAKA 11



 Sumber Pustaka Kaelan dan Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma, Edisi pertama. Syarbani Syahrial. Wahid Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan. UIEU – University Press. Jakarta. Suryo, Joko. 2002. Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education. LP3 UMY. Yogyakarta. Sulaeman, Asep. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: Fadillah Press.  Sumber Internet Amanat, Ilham. “Makalah Identitas Nasional”. 19 September 2015. http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/09/makalah-identitas-nasional.html Rasidah, Dian. “Tugas Kewarganegaraan Identitas Nasional”. 01 November 2013. http://dianrasidah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-identitas-nasional.html Shifa, Neng. “Identitsas Nasional”. 16 Februari 2011. http://tugaskuliah-nengshifa.blogspot.co.id/2011/02/identitas-nasional.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42405/3/Chapter%20II.pdf



12