Implementasi 7 Star Doctor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tema : Implementasi 7 Stars Doctor dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia



DOKTER KEBANGGAAN INDONESIA Bening Dewi Ayuningtyas (201710330311096)



Pada tahun 1992, Dr. Charles Boelen dari World Health Organization (WHO) mencanangkan adanya konsep “five-stars doctor” atau “Dokter Bintang Lima” yang ditujukan untuk membentuk seorang dokter yang ideal dengan perpaduan bakat guna melayani masyarakat. Namun, Prof. dr. H. Ali Sulaiman, Ph.D,, SpPD, KGEH yang pada masa itu (tahun 1996-2004) menjabat sebagai dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), mengusulkan bahwa profil dokter Indonesia yang baik seharusnya mengusung konsep “seven-stars doctor” atau “Dokter Bintang Tujuh”. Hal itu beliau kemukakan dalam buku biografinya yang beliau beri judul “Meracik Dokter Bintang Tujuh, Dokter Masa Depan Indonesia”. Sesuai dengan namanya, “seven-stars doctor” ini terdiri dari tujuh poin penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter, poin-poin itu adalah sebagai berikut. 1. Penyedia Pelayanan Kesehatan dan Perawatan (Health Care Provider) Sebagai seorang dokter, kemampuan melayani dan merawat pasien adalah hal yang wajib dimiliki. Tidak hanya secara fisik, namun dokter juga perlu memberikan dukungan moral pada pasien, dokter harus mengerti betul keadaan mental dan sosial pasien. Dokter pun tidak hanya melayani pasien sebagai seorang individu, namun juga harus sebagai bagian dari keluarga. Pengobatan yang dilakukan pun harus bersifat komprehensif dimulai dari kuratif, preventif, sampai rehabilitatif. 2. Pengambil Keputusan (Decision Maker) Dalam melakukan perawatan pada pasien, dokter harus mampu merawat dan memilih terapi yang tepat untuk pasien. Obat apa yang diperlukan pasien, berapa biaya yang harus dikeluarkan pasien, semua itu harus benar-benar dikomunikasikan dan dipertimbangkan agar tidak merugikan



pasien. Dokter harus mampu bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya dalam menangani pasien. Semisal ketika ada seorang pasien berobat, namun ia tidak memiliki cukup uang untuk membiayai pengobatannya, maka dokter dapat memberikan solusi pada pasien untuk berobat dengan bantuan BPJS atau memberi resep obat dengan harga yang tidak terlalu mahal. 3. Komunikasi yang baik (Communicator) Indonesia memiliki banyak sekali dokter yang hebat secara pengetahuan. Namun sayangnya banyak juga dari mereka yang kurang pandai dalam melakukan komunikasi dengan pasiennya dikarenakan beberapa alasan. Padahal, seorang dokter harus dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan pasiennya, penyakit apa yang diderita, bagaimana cara menanganinya, bagaimana penggunaan obatnya, dan lain-lain. Banyak kita dengar kasus keluarga pasien yang merasa keluarganya ditelantarkan, padahal dokter sedang mengobservasinya. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien maupun keluarga pasien. 4. Pemimpin dalam masyarakat (Community Leader) Sejak dahulu, dokter memiliki tempat khusus di hati masyarakat, dokter sudah dipercaya oleh masyarakat sebagai seseorang yang dapat membawa pasien menuju kehidupan yang lebih sehat, lebih sejahtera, lebih baik dari sebelumnya. Dokter tidak hanya menjadi pemimpin untuk masyarakat tetapi juga motivator, mendukung masyarakatbaik secara fisik, mental, maupun sosial. 5. Pengelola manajemen (Manager) Dalam melakukan tugasnya, seorang dokter tidak mungkin sendirian. Dokter akan bekerja dalam tim, misalkan saat melakukan sebuah operasi, dokterlah yang menentukan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut, dokter yang bertanggung jawab atas tindakan klinis yang dilakukannya. Dokter pula yang mendidik para stafnya atau anak buahnya agar mereka dapat bekerja sama dengan baik dalam menangani pasien. 6. Peneliti (Researcher)



Semakin lama, dunia medis semakin mengalami kemajuan. Dengan ditemukannya penyakit baru, obat-obatan baru, serta alat medis yang baru, cukup membuktikan bahwa kemampuan seorang dokter untuk meneliti dan mengenali lingkungan sekitar memang diperlukan. Walaupun seorang dokter memang tidak diwajibkan untuk melakukan suatu penelitian, namun setidaknya seorang dokter mampu brpikir kritis, peka terhadap lingkungannya, agar tidak tertinggal oleh kemajuan yang ada. 7. Iman dan Taqwa (Faith and Piety) Pengetahuan di bidang akademis saja tidak cukup untuk menjadi seorang dokter, diperlukan juga pengetahuan akhlak/moral yang baik. Pengetahuan ini tentunya sangat mendukung pekerjaannya, misalnya ketika seorang pasien sedang terkena luka bakar dan tidak boleh terkena air, dokter wajib menjelaskan pada pasien tata cara dalam melakukan wudhu, dokter yang mengajari pasien bagaimana cara agar tetap dapat melakukan kewajiban sebagai seseorang yang beragama meskipun dalam keadaan sakit. Dari tujuh poin di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa menjadi seorang dokter tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan saja. Dokter tidak hanya berurusan dengan stetoskop, jarum suntik, ataupun obat, tapi juga memegang peranan penting dalan kehidupan masyarakat. Dokter harus bisa menjaga kemuliaan profesinya dan menjaga kepercayaan masyarakat sebaik mungkin.



DAFTAR PUSTAKA



1. Boelen, C. (1992). The five star doctor. changing medical education and



medical



practice.



WHO



Bulletin,



(3).



Diambil



dari



URL



:



http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf. Diakses pada 16 Januari 2018. 2. Sulaiman, Ali. Dokter Bintang Toejoe, Dokter Masa Depan. Diambil dari



URL:



http://klinikhati-profalisulaiman.com/Dokter_Bintang_7.htm.



Diakses pada 17 Januari 2018.