Institut Transportasi Dan Logistic Trisakti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Institut Transportasi dan Logistic Trisakti PROSES PENINGKATAN KESELAMATAN DI KAPAL PENUMPANG PADA PERUSAHAAN PT. INTERNATIONAL GOLDEN SHIPPING TAHUN 2018



OLEH PONIAH NIM : 180303005019



DISAMPAIKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI PROGRAM STUDI PROFESIONAL MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA (D.III)



INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI – JAKARTA TAHUN 2018



Institut Transportasi dan logistic Trisakti



PROSES PENINGKATAN KESELAMATAN DI KAPAL PENUMPANG PADA PERUSAHAAN PT. INTERNATIONAL GOLDEN SHIPPING TAHUN 2018



OLEH PONIAH NIM :180303005019



INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI – JAKARTA TAHUN 201



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan ini telah di uji dan disahkan Tanggal : ....................................................................



Penguji I



Penguji II



.....................................



..................................



Mengetahui Rektor



(Dr. Tjuk Sukardiman)



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan taufik dan hidayah nya keinginan penulis untuk menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan selesai tepat pada waktunya Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarmya kepada Orang Tua penulis, dosen pembimbing dan pihak-pihak yang turutmembantu penulisan dan penyusunan tugas akhir ini terutama kepada: 1. Kepada Kedua Orang Tua dan semua keluarga. 2. Bapak Dr.Ir. Tjuk Sukardiman, MSi selaku Rektor ITL Trisakti. 3. Ibu Yuliantini, R,AMTru, MM selaku Wakil Rektor I ITL Trisakti. 4. Bapak Dr. Miskul Firdaus, SE, MM, selaku Wakil Rektor II ITL Trisakti. 5. Bapak Dr. Suparwan, CK, AMTru, MM selaku Wakil Rektor III ITL Trisakti. 6. Bapak Dr. Juliater Simarmata, MM,selaku Wakil Rektor IV ITL Trisakti. 7. Bapak M.Arif Hermawan, AMTrU, MM selaku Ketua Kapropendik ITL Trisakti. 8. Ibu Yulianti Keke, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 9. Bapak Danang Darunanto, SE, MMTr selaku Kepala Program D.II Trisakti. 10. Yosi Pahala, SE. selaku Pembimbing Akademik. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembanca.



Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan laporan ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Wassalam.



Jakarta,



Poniah



Juli 2019



DAFTAR ISI HALAMAN PEMERIKSAAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Penulisan Permasalah Ruang Lingkup Penulisan Sistematika Penulisan BAB IIKAJIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Tugas Kerja Lapangan Definisi Peraturan dan Organisasi Persyaratan kapal Standar Operational Prosedur Kapal Penumpang BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah singkat Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan……………….… Bidang Usaha dan Perkembangan Perusahaan Fasilitas Armada BAB IV PEMBAHASAN Perawatan Perlengkapan keselamatan yang tidak maksimal Komunik antara nakhoda dan Perwira jaga dengan para agen yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam dokumen kapal Memasuki Perairan Alur Pelayaran international minimnya kecakapan laut dalam bahasa International Peralatan Navigasi yang sering error BAB V PENUTUP Kesimpulan



Saran LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP  



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan merupakan hal terpenting dalam aktifitas pelayaran, baik yang menyangkut keselamatan kapal, manusia, dan barang muatannya. Dalam pelaksanaan menjaga keselamatan kapal, manusia dan muatannya dilaut, para pelaut yang bertugas diatas kapal harus melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu peraturan SOLAS (Safety of Life at Sea). Kecelakaan kapal dapat terjadi tanpa diketahui waktu dan tempatnya dimanapun dan kepada siapapun, kecelakaan yang terjadi dalam pelayaran umumnya terjadi karena faktor kesalahan manusia (human eror). Seperti dalam laporan mahkamah pelayaran tahun 2006 tentang penyebab terjadinya kecelakaan di sungai, danau dan penyeberangan lebih disebabkan manusia, salah satu bentuk kecelakaan dalampelayaran yang disebabkan manusia adalah kurangnya komunikasi yang baik antara nakhoda kapal, perwira jaga dan pandu pelabuhan atau pandu pelayaran sempit yang mengakibatkan tabrakan. Untuk mengetahui peraturan tentang keselamatan kapal, manusia dan barang muatan para pelaut harus mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan STCW (Standard Training Certification Watchkeeping for Seafarer) dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menjaga keselamatan kapal, para pelaut juga perlu



mengoperasikan kapal sesuai dengan panduan ISM (International Safety Management ) code. Dalam menjaga keselamatan kapal dan memastikan kapal tetap dalam keadaan layak laut, maka para pelaut sebagai operator kapal memerlukan dukungan dari perusahaan atau pemilik kapal dalam menyediakan peralatan, dan sistem keselamatan juga perlu pihak pemerintah sebagai regulator dan pengawas pelaksanaan peraturan keselamatan di atas kapal. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan lebih 17.000 pulau, tentunya sangat membutuhkan moda transportasii laut untuk tujuan ekonomi maupun non ekonomi seperti menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Untuk menarik minat masyarakat menggunakan moda transportasi laut, makakeselamatan yang merupakan hal yang sangat penting perlu ditingkatkan apalagi dengan seringnya kecelakaan laut dalam lima tahun belakangan ini. Untuk menarik minat masyarakat agar menggunakan moda transportasi laut yang turun akibat persaingan dengan moda transportasi udara dan juga untuk mendukung program tol laut dan poros maritim dunia yang dicanangkan oleh presiden Joko Widodo, maka penulis ingin membahas "Proses peningkatan keselamatan di kapal pada perusahaan PT. INTERNATIONAL GOLDEN SHIPPING tahun 2018" Kondisi peralatan keselamatan yang baik menjadi salah satu faktor pendukung berhasilnya operasi penyelamatan jiwa dilaut. Untuk



mendapatkan perlengkapan alat keselamatan yang siap dipakai saat keadaan darurat, perlengakapan tersebutperlu dilakukan perawatan yang baik. Beberapa peralatan keselamatan a. lengan penurun sekoci, yang digunakan untuk menurunkan sekoci kepermukaan air laut yang terdiri dari wire, mesin penurun/penarik b. lengan penurun life raft, yang digunakan untuk menurunkan life raft kepermukaan air laut yang sudah dipenuhi oleh manusia, yang terdiri dari Wire, mesin penurun/penarikK c. alat pemadam api ringan, yang digunakan untuk memadamkan api dalam skala kecil agar api tidak menjadi besar d. sprinkler, yaitu alat pemadam api tanpa tenaga manusia e. life jacket. B. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan a. Sebagai pengingat untuk penulis dan pembaca pentingnya kosolamatan pelayaran. b. Sebagai pemacu untuk penulis dan para pelaut agar menjaga komunikasi antar kapal dengan agen supaya tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan dokumen kapal. c. Sebagai masukan untuk penulis dan para pelaut agar menjaga dan meningkatkan atau menguasai bahasa



internasional dalam berkomunikasi dengan kapal lain yang ada di alur pelayaran yang dilayari. d. Sebagai masukan untuk para pelaut agar tetap waspada dalam kondisi dan cuaca apapun saat kapal berangkat sampai tiba di pelabuhan tujuan . 2. Manfaat a. Bagi penulis sendiri Sebagai pengingat untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan pelayaran b. Bagi perusahaan pelayaran a) Untuk



mengurangi



kemungkinan



kecelakaan



pelayaran yang berakibat kerugian perusahaan b) Untuk membantu para pelaut untuk meningkatkan pengetahuan akan keselamatan pelayaran. c. Bagi ITL Trisakti Untuk referensi dalam mengajar para mahasiswa tentang keselamatan pelayaran pada saat kapal berlayar. C. Permasalahan Berdasarkan Analisa dan pembatasan masalah, maka pokok permasalahan dalam penyusunan laporan ini dilatar belakangi pengalaman penulis sebagai mualim kapal, maka penulis merumuskan pokok permasalahan, sebagai berikut: 1. Perawatan perlengkapan keselamatan yang tidak maksimal



2. Komunikasi antara nakhoda dan perwira jaga dengan para agen yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam dokumen kapal 3. Memasuki alur pelayaran internasional kurangnya kecakapan pelaut dalam berbahasa internasional 4. Alat navigasi yang sering tidak berfungsi(error) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan ini terbatas pada pengalaman kerja penulis Selama bekerja di kapal penumpang pada perusahaan PT. INTERNATIONAL GOLDEN SHIPPING E. Sistematika penulisan Laporan ini ditulis dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab. I Pendahuluan : Dalam bab satu ini terdiri dari latar belakang penulisan, permasalahan yang muncul, ruang lingkup penulisan dan sistematika penulisan Bab. II Kajian Praktek Kerja Lapangan : Dalam bab ini, penulis menguraikan beberapa kajian PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang digunakan sebagai pembahasan Bab. III Gambaran Umum Perusahaan : Dalam bab ini dikemukakan sejarah singkat perusahaan, organisasi dan



manajemen,



kegiatan suatu perusahaan, fasilitas, struktur organisasi dan jumlah armada yang dimiliki perusahaan



Bab. IV Pembahasan : Pada bab ini penulis akan membahas permasalahan yang ada di atas kapal, seperti 1. Perawatan Perlengkapan keselamatan yang tidak maksimal 2. Komunikasi antara nahkoda dan Perwira dengan para agen yang menyebabkan kesalahan pada dokumen kapal 3. Memasuki Alur padat pelayaran International, Kurangnya kecakapan pelaut dalam berbahasa international Bab V Penutup : Pada bab ini merupakan dari keselruhan laporan akhir, di mana penulis menyampaikan kesimpulan dari seluruh uraian dari awal sampai bab terakhir. Pada bab ini juga penulis mencoba memberikan saran sebagai suatu masukan yang semoga berguna dalam penyeleseian permasalahan laporan tugas akhir ini



BAB II KAJIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN



A. Tugas kerja di PT. International Golden Shipping Ketika saya menjalankan praktek kerja di atas kapal, dalam setiap kegiatan atau pekerjaan, kedisiplinan menjadi tuntutan bagi setiap ABK deck agar dapat mencapai hasil dari pekerjaan yang diharapkan. Disiplin sendiri berasal dari bahasa latin "Disciplina* yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Menurut Buhler ( 2007: 216-218 , disiplin benar-benar memainkan peran penting dalam membentuk tingkah laku. Seperti halnya penghargaan yang efektif dalam memotivasi orang, disiplin jika digunakan secara tepat maka dapat sama-sama efektif. Seiring dengan meningkatnya perselisihan ditempat kerja saat ini, anda harus memastikan bahwa anda cermat dalam melaksanakan disiplin. Yang terbaik adalah mendokumentasikan segala sesuatu dengan teliti. Menurut Singodimedjo (2002 ), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati normanorma peraturan yang berlaku disekitanya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat.



Tujuan perusahaan,



sedangkan disiplin yang merosot akan



menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan, Disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketentuan perusahaan. Adapun factorfaktor yang memperngaruhi disiplin menurut Singodimedjo (2002) di antaranya peranan keteladanan pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi panutan karyawan. Para bawahan akan meniru yang di lihatnya setiap hari. Apapun yang di buat pimpinannya. Oleh sebab itu.bila seorang pemimpin menginginkan tegaknya disiplin dalam perusahaan maka ia harus berusaha dulu mempraktekan nya supaya dapat di ikuti oleh karyawan lain nya. Berikut diagram praktek kerja yang di kerjakan oleh penulis. Dalam praktek nya, untuk meningkatkan keselamatan di atas kapal penumpang, penulis setiap hari melakukan kegiatan menjaga dan melaksanakan manajemen yang ada didalam kapal tetap berjalan menurut prosedur yang ada dan melakukan pengecekan perlengkapan alat keselamatan dan masa berlaku alat-alat keselamatan tersebut paling penting tugas penulis diatas kapal adalah mengecek dokumen-dokumen kapal setiap saat dan melaporkan pada agen apabila ada dokumen kapal yang sudah habis masa berlakunya, tetap melakukan pengamatan sckitar kapal dan menjaga kapal dari hal yang mengganggu keamanan kapal selebihnya tetap standby di kapal selama jam kerja, lebih lengkapnya tugas penulis diatas kapal sebagai berikut :



1. Tugas di anjungan Sebagai seorang perwira di atas kapal, penulis mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas jaga di anjungan, dengan melakukan kegiatan seperti : a. Pengamatan Sesuai dengan aturan ke lima Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut yang baik (P2TL), setiap kapal harus selalu menyelenggarakan pengamatan yang baik, dengan cara



penglihatan



dan



pendengaran



maupun



dengan



menggunakan semua sarana yang tersedia dakam suasana dan keadaan yang ada, sehingga dapat membuat penilaian sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan. Sebagai perwira, tugas pengamatan di anjungan dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan di sekita pelayaran sendiri, adanya benda yang mengapung di laut atau adanya kapal kapal yang passing di dekat kapal dan adanya kapal kapl nelayan yang berpotensi tubrukan dan harus cepat menghindari kondisi dan keadaan tersebut. b. Pengemudian Selain melaksanakan tugas pengamatan, perwira diwajibkan



dan



mampu



untuk



melakukan



tugas



pengemudian kapal sesuai dengan kewajibannya sebagai



perwira diatas yang bertanggung jawab atas kapal tersebut selama kapal berlayar di laut. c. Menjaga kebersihan anjungan Selama kapal berada di pelabuhan, perwira di beri tanggung jawab untuk menjaga kebersihan di anjungan, seperti



mengingatkan



para



jurumudi



agar



selalu



memperhatikan kebersihan anjungan, membersihkan alat alat navigasi dan menjaga agar peralatan yang berada di anjungan tetap pada tempatnya. 2. Tugas di Deck Selain melakukan tugas di anjungan, mualim diberikan tugas di deck kapal, seperti : a. Melakukan perawatan Sebagai mualim, setiap hari diberikan tugas perawatan bagian bagian deck kapal yang dibantu para jurumudi, adapun tugas perawatanya seperti, melakukan menyapu dan membersihkan seluruh bagian kapal rutin setiap harinya sebelum para penumpang boarding. b. Melakukan pengamatan ke sekeliling kapal saat bersandar di pelabuhan c. Memastikan tali haluan dan buritan dalam keadaan baik dan kencang agar tidak membahayakan penumpang menaiki kapal



d. Menaik dan turunkan bendera-bendera e. Melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab sebagai mualim. 3. Menguasai alat navigasi Sebagai mualim harus bisa mengoperasIkan seluruh alat navigasi yang ada di dalam anjungan sesuai dengan fungsinya, apabila dalam situasi dan dalam kondisi yang darurat selalu mengetahui dimana posisi dan langkah apa saja yang haru diambil seperti berada di alur pelayaran sempit dan dalam Cuaca yang buruk atau perairan dangkal. 4. Melakukan pelatihan keselamatan Untuk meningkatkan keselamatan saat keadaan darurat atau saat ingin meninggalkan kapal, maka sebagai mualim harus bisa memimpin crew nya dalam hal keselamatan dan mengajarkan penggunaan alat keselamatan yang ada diatas kapal sesuai kegunaan nya dan cara menggunakanya seperti pelatihan pemadam kebakaran yang diatur dalam peraturan SOLAS II/30 requires a weekly abandon ship ( life boat ) drill and a fire drill on al passenger ships 5. Jam kerja Mualim harus bekerja dan melakukan tugas tanggung jawab nya sesuai dengan jam kerja yang sudah ditentukan oleh perusahaan yaitu :



a. Datang tepat waktu b. Jaga secara bergantian dengan perwira kapal c. Istirahat pada jam kerja habis dan tidak lupa mengingatkan semua crew agar lebih hati-hati dan menjaga kapal selama waktu standby. B. Definisi 1. Keselamatan Kapal Menurut UU 17 Tahun 2008 adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, kontruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Menurut para ahli keselamatan adalah : 



Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan dan kondisi pekerja.







Menurut



Ridley, John (1983) keselamatan



suatu kondisi dalam pekerjaan baik itu bagi pekerjaannya,



adalah



yang sehat dan aman perusahaan maupun bagi



masyarakat dan lingkungan sekitarnya.







Menurut Mathis dan Jackson (2002, p. 245), keselamatan adalah



merujuk



kesejahteraan



pada



perlindungan



fisik seseorang



terhadap



terhadap cedera yang



terkait dengan pekerjaan. 2. Komunikasi Menurut Para Ahli adalah 



Menurut Roger & Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah



suatu proses dimana satu dua orang atau lebih



membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian, yang mendalam. (Pengantar Ilmu Komunikasi, 1998, hal 20, prof. Dr. Hafied Cangara; M Sc) 



Menurut david K. berlo, 1965 komunikasi sebagai instrument dari interaksi social berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat. (Pengantar Ilmu Komunikasi, 1998, hal 3, prof. Dr. Hafied Cangara; M Sc)



3. Alat Navigasi Menurut UU 17 Tahun 2008 merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan arah kapal, pada zaman dahulu kala untuk menentukan arah kapal berlayar tidak jauh dari benua atau daratan, berikut contoh alat navigasi kapala dan fungsinya :







GPS (global positioning system) adalah alat naviga untuk menentukan posisi kapal.







Kompos adalah alat untuk mengetahui arah dan haluan kapal







Echo sounder adalah alat untuk mengetahui dan mengukur kedalaman laut antara lunas kapal dan dasar laut







Radio adalah alat untuk berkomunikasi antara kapal dengan kapal ataut sateli







Radar adalah alat untuk mendeteksi adanya objek disekitar kapal



4. Pengertian Kapal dan Kapal Penumpang 



Kapal, yang dimaksud dengan kapal menurut UU 17 tahun 2008 adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energy lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat bangunan terapung yang tidak berpindahpindah.







Kapal penumpang, yang dimaksud kapal penumpang berarti salah satu dari jenis kapal laut, yang karena bangunan



dan



fungsinya



digunakan



hanya



untuk



mengangkut penampung dan barang bawaan penumpang dan perbekalan untuk penumpang selama pelayaran.



5. Aturan sertifikat yang diwajibkan di kapal penumpang 



ISM Code (International Safety Management) code, merupakan



standar



internasional



dalam



manajemen



pengoperasian kapa secara aman dan untuk pencegahan pencemaran laut dari kapal sesuai solas bab ix. 



ISPS code (international ship & port officer) code, merupakan salah satu dari solas dalam hal pengaturan keamanan di kapal, pelabuhan dan aset pemerintahan.



C. Peraturan dan Organisasi Secara internasional ada liga organisasi dunia yang mengatur keselamatan kapal, yaitu IMO (International Maritime Organization), ILO (International Lober Organization) dan ITU (International Telecomunication Union). Indonesia sebagai anggota dari ketiga organisasi dunia tersebut, harus melaksanakan aturan tersebut secara baik dan dibuktikan secara kongrit dalam suatu sertifikasi melalui evaluasi independent setiap lima tahun. Konvensi-konvensi internasional yang mengatur keselamatan kapal meliputi : a. SOLAS (Safety of life at sea) untuk kecelakaan laut yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor manusia, faktor alam, dan faktor peralatan keselamatan. b. Marpol (Marine Pollution At Sea)



c. Load line d. CollReg (Collusion Regulation) 1972 e. Tonnage Maesurement f. STCW 78 (Standard Training Certification Watchkeeping) g. ILO, Maritime Labor Convention 2006 tentang hak para pelaut h. ILO Convention No. 185 tahun 2008 tentang SID (Seafer Identification Document) yang dirastifikasikan berdasarkan UU No. 1 Tahun 2009 Selain convesi diatas terdapat juga satu dari aspek keselamatan yang tak terlepaskan dalam keselamatan pelayaran yaitu komunikasi radio yang erat hubungannya dengan GMDSS (Global maritime distress safety system) dibawah konvensi ITU. D. Persyaratan Kapal Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kapal di laut, maka kapal harus memenuhi semua persyaratan mengenai keselamatan berdasarkan aturanaturan yang didapat dari konvensi international E.