Instrumentasi Oseanografi Dan Kelautan: (LIOC6721) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INSTRUMENTASI OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN (LIOC6721)



Disampaikan oleh : Dr. Kunarso



Departemen Oseanografi FPIK Undip 2023



PERKULIHAN KE-7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



WINCH, CTD, HAND REFRAKTOMETER, pH-METER, DO METER TIDE STAFF TIDE GAUGE PRESURE GAUGE BUOY MOORING-DEEP SEA MOORING CURRENT METER ADCP



9. BUOY Buoy merupakan alat pengapung peralatan di perairan dengan berbagai variasi bentuk, (bola-bola, silinder, box, atau lainnya) dengan berbagai variasi ukuran, variasi fungsi dan bahan konstruksinya. Fungsinya diantaranya: 1. Penanda posisi peralatan yang ditenggelamkan, misalnya Jangkar, mooring, ADCP, rumpon, VMS, pancing dan sebagainya. 2. Membantu tegaknya tambatan peralatan: misalnya pada peralatan mooring/tambatan peralatan. 3. Membantu menjadi tumpuan peralatan yang ada di atasnya, misalnya alat pencatat data meteorologi di atas laut. Kapal pada galangan atau pada dooking kapal, alat deteksi stunami. 4. Alat keamanan manusia di laut



Variasi Bentuk Buoy dan Fungsinya a. Meletakkan Alat Deteksi Tsunami



b. Meletakkan Alat Bantu Navigasi Kapal



c. Alat Savety (Keamanan) Manusia Di Laut



Solas Lifebuoy light



Alat bantu renang



d. Penanda Tambatan Kapal



Mooring Buoy



e. Alat pengangkut : misal Perahu Boad



f. Melengkapi Peralatan Mooring System



Buoy pada deep sea mooring



Mekanisme Kerja Buoy Bouy pemanfaatanya berdasarkan sifat daya apung yang terjadi karena adanya rongga udara dalam buoy tersebut. Semakin besar ukuran buoy berarti semakin besar rongga udara dalam buoy maka daya apungnya akan semakin besar. Buoy umumnya dibuat dari bahan fiber, karet, juga kayu yang dilapisi karet.



10. MOORING Mooring makna katanya menambatkan. Secara Istilah mempunyai makna yang berbeda beda tergantung dari bidangnya.



Bidang dan istilah terkait mooring: 1. Penambatan Kapal atau Perahu: Mooring Buoy, 2. Riset Perairan Dalam: Deep Sea Mooring



1. Mooring Buoy Mooring Buoy secara definisi merupakan suatu fasilitas untuk mengikat kapal waktu labuh agar tak terjadi pergeseran yang disebabkan gelombang, arus dan angin; dan sebagai alat bantu untuk berputarnya kapal (kapal wisata, kapal nelayan, kapal penumpang, kapal Cargo). Komponen utama Mooring Buoy adalah buoy (pelapung), beton pemberat atau jangkar dan rantai atau tali yang menghubungka pemberat dan buoy.



Beberapa Istilah terkait Mooring Buoy Mooring Lokasi dimana jangkar berada Buoy Sebuah alat yang mengapung dan menjadi marka untuk menunjukkan perbedaan wilayah, atau marka untuk menjatuhkan jangkar dan sekaligus sebagai penunjuk untuk berlabuhnya kapal kapal



Sinker (Beton Pemberat) Beban berat yang di letakkan di dasar laut untuk menahan mooring buoy tetap terapung.



Tujuan Pemasangan Mooring Buoy Tujuan dari pemasangan mooring buoy pertama, agar kapal tidak perlu melepaskan jangkar ke dasar laut sehingga ekosistem laut tetap terjaga. Kedua, agar kapal dapat merapat dengan jarak yang aman sehingga kemungkinan kapal untuk membentur dasar laut mengecil.



Jenis Mooring Buoy a. Single Point Mooring (SPM) SPM Single Point Mooring. Jenis alat tambat dengan satu mooring dan satu buoy.



(Sumber: Amkieltiela dkk, 2015)



b. Multiple Buoy Mooring (MBM) BBM Multiple Buoy Mooring, yaitu jenis alat tambat dengan model satu mooring dan lebih dari satu buoy.



(Sumber: Amkieltiela dkk, 2015)



Sistem Mooring Buoy Menurut Breda & Gjerde (2005), sistem mooring buoy terdiri dari sistem halas dan manta. Sistem halas merupakan sistem yang paling cocok digunakan di area datar (flat) dan bersubstrat batuan. Peralatan yang digunakan untuk sistem halas yaitu buoy dan sinker (beton pemberat). Ciri khas dari sistem ini yaitu adanya tiga buah beton pemberat yang dirangkai dengan rantai didasar perairan kemudian disambungkan dengan tali dan pelapung ke permukaan (Sumber: Amkieltiela dkk, 2015)



Sistem manta direkomendasikan untuk tipe substrat pasir, patahan karang (rubble), kombinasi antara pasir dengan rubble, atau tipe substrat yang halus. Pemasangan sistem manta memiliki dampak kerusakan lingkungan yang relatif sedikit dengan dasar laut.



(Sumber: Amkieltiela dkk, 2015)



2. Deep Sea Mooring-Instrument Ukur Parameter Laut Dalam Deep Sea Mooring merupakan rangkaian peralatan tambatan yang digunakan untuk mengambil data secara insitu di perairan laut dalam.



Fungsi dari alat ini untuk mengambil data insitu di suatu perairan secara time series dalam waktu yang lama (bulan-tahun, ada yang hingga 3 tahun bahkan lebih bisa lebih). Data diambil meliputi: kedalaman, suhu, salinitas, densitas, kecepatan dan arus, tinggi gelombang internal, kecepatan rambat bunyi dan parameter lainyg tergantung jenis instrumen yg ditambatkan. Bagian-bagian peralatan terkait Deep Sea Mooring: Buoy (pelapung), Mooring Winch (katrol untuk menurunkan dan menarik mooring), Mooring Roop (tali mooring), Mooring Instrumentation (alat-alat pengukur insitu yang ditambatkan), Anchore (pemberat)



Susunan Deep Sea Mooring



Sumber: Deepwaterbuoyancy.com



Mooring Instrumentation (alat-alat pengukur insitu yang ditambatkan), umumnya terdiri dari:



1. ADCP (Acoustic Doppler Current Profiller Untuk mengukur arah dan kecepatan arus laut dengan sistem akustik



2. RCM (Rotor Current Meter) Untuk mengukur arah dan kecepatan arus dengan sistem mekanis yang dilengkapi dengan recorder data.



3. ACM (Acoustic Current Meter) Acoustic Current Meter (ACM) adalah alat yang dirancang dan dipasang pada tambatan untuk mengukur kecepatan arus rerata dan suhu air. ACM juga bisa untuk mengukur arus dan fenomena gelombang internal dengan menggunakan frekuensi tinggi



4. XBT (Expendable Bathythermograph) Expendable Bathythermograph (XBT) adalah sebuah alat elektronik yang mengukur kedalaman dan suhu. XBT ini sekarang merupakan instrumen yang paling banyak digunakan untuk mengukur struktur termal dari laut atas. Fungsinya sama seperti sensor suhu pada CTD Profiler, perbedaannya hanya pada sistem yang digunakannya. Seperangkat XBT terdiri dari komputer, program akuisisi dan kontrol, dan hardware untuk akuisisi data dan hand launcher.



Contoh Hasil Olahan Data Hasil Pengukuran Mooring



Referensi Amkieltiela, J Manuputty, dan S Y Kamil. 2015. Pemasangan Alat Tambat Apung (Buoy Mooring). WWF Indonesia. E-book diunduh dari http://awsassets.wwf.or.id/downloads/beep_mooring_buoy.pdf (1 April 2020) https://www.google.com/search? Indra Jaya, 2009. Instrumen Oseanografi. Diunduh dari https://www.slideserve.com/liza/instrumen-oseanografi (22-03-2020) Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2007. Ekspedisi INSTANT: Earth Sciences fo Society, Menguak Arus Lintas Indonesia. Film dokumenter dalam rangka Survey Lapangan dan pemasangan Deep Sea Mooring di Indonesia Timur.



WASSALAMU’ALAIKUM. WR.WB