17 0 9 MB
Kelon Koass Integumen Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
Status Dermatologi
HERPETIFORM
ANNULARE
Lokasi
Tipe Eflorosensi
Makula, papul, plak, pustule, skuama, erosi, ulkus.
Warna
Pink, merah, ungu
Jumlah
Tunggal/multiple
Marginasi
Tegas/tidak tegas
Konsistensi
Konsistensi, suhu, perkiraan kedalaman (dermal/subkutan)
Bentuk Ukuran Susunan Konfluensi
Distribusi
Berkelompok (herpetiform, arsiniform, anuler)
LOKALISATA UNIVERSALIS
EFLOROSENSI : Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif) PRIMER
SEKUNDER
TERSIER
Makula-Patch
Skuama
Komedo
Papula-Plak
Krusta
Burrow
Urtikaria-Nodul
Ekskoriasi
Millia
Vesikel-Bula
Erosi
Telangiektasis
Pustula
Ulkus
Hiperkeratosis
Kista
Fisura Likenifikasi Jaringan parut Fistula-gangren
Atrofi
Keloid
UKK PRIMER
Urtikaria
MAKULA - PATCH
Papul - Plakat Nodul - Tumor
Angioedema
UKK PRIMER
Vesikel – Bula
PUSTULA
UKK SEKUNDER
Ekskoriasi
Likenifikasi
Basic Pemeriksaan Kulit
DERMATOMIKOSIS
Pytriasis Versicolor Gejala : Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam. Gatal pada saat berkeringat.
• Finger nail sign • KOH : hifa pendek, spora berkelompok. • Wood : kuning keemasan
Tatalaksana PVC Lesi Minimal
Lesi Luas
Dermatofitosis • Trichophyton, Epidermophyton dan microsporum • Terdapat central healing • KOH : hifa panjang bersepta. Lokasi
Nama
Capitis
T. Capitis
Tinea kulit
T. Corporis
Tangan
T. Manuum
Kaki
T. Pedis
Kuku
T. Unguium
Janggut
T. barbae
TINEA KAPITIS
Grey Patch • • • • •
Etiologi : Microsporum sp. UKK : Papul eritem sekitar batang rambut melebar dan bersisik Rambut abu-abu dan mudah patah Alopesia (+), gatal (+) Lampu wood : warna hijau
• • • •
Grey-patch + folikulitis Kerion = benjolan lunak, pus (+), “basah” Gatal (+), sakit (+), alopesia (+) Demam dan limfadenopati
Kerion Celci
Black dot • Etiologi : T. Tonsurans, T. Violaceum • Rambut rapuh dan patah tepat pada muara folikel, terdapat gambaran “black dot”. • Alopesia (+), gatal (+)
Tinea Favosa • Disebabkan oleh T. schoenleinii • Terbentuk scutula, rambut rontok • Skutula : krusta tebal kekuningan di sekitar rambut berbentuk cawan. • Mousy odor
Pemeriksaan Penunjang Koass DV ALAT
Pisau scalpel tumpul Selotip
KEROKAN KULIT 1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alcohol 70% untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainya serta kuman yang ada di atasnya. Biarkan sampai kering. 2. Keroklah di bagian yang tersangka jamur dengan pisau kecil dengan arah dari atas ke bawah. Caranya : dengan memegang pisau kecil harus miring membentuk sudut 45 derajat ke atas. 3. Letakan hasil kerokan tersebut diatas kertas atau wadah yang bersih.
Kapas lidi Kaca obyek Kaca penutup
Api Bunsen Mikroskop cahaya
BAHAN Alkohol 70% Larutan NaCl 0,9% Larutan KOH 10% (untuk pemeriksaan rambut)
Larutan KOH 20% (untuk pemeriksaan kuku dan kulit) Tinta parker biru-hitam
Epidermopiton
Cara Pengecatan KOH
Candida
Tatalaksana
Kandidiasis
KATA KUNCI : • Penyebab : candida albicans • Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit • Flexural (daerah lipatan) • KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora TATALAKSANA
• Oral candidiasis Oral hairy leukoplakia, apa perbedaanya?
2. Oral Candidiasis larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari. Jika tidak tersedia, olesi dengan larutan gentian violet 1%.
Mikosis (General) Jenis Pemeriksaan KOH
KOH 10% (rambut), 20% (kulit), 30% (kuku) utk hancurkan epitel & debris
Gram
Pada candida
LPCB
-
Sabaroud dextrose agar
WOOD LAMP
Deskripsi
Untuk kultur hampir semua jenis jamur
Warna
Etiologi
Kuning emas
Tinea versicolor
Hijau kekuningan
Microsporum
Merah bata (coral red)
Eritrasma
Putih
Vitiligo/albinisme
Tosca biru
Pseudomonas
Skenario Klinis Seorang pasien berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal bintik putih terdapat di daerah punggung dan wajah. Hal ini muncul sejak 2 bulan yang lalu. Pasien merasa gatal dan semakin gatal apabila berkeringat. Anda sebagai koass stase puskesmas, lakukan berikut : • Anamnesis • Deskripsikan UKK berikut • Usulkan pemeriksaan penunjang • Terapi farmakologis dan non farmakologis • Edukasi
ANAMNESIS Keluhan utama
DESKRIPSIKAN UKK!
Onset
Lokasi Kualitas Faktor modifikasi RPD, RPK
Pemeriksaan Penunjang?
Tatalaksana Diagnosis Banding : a. Pitriasis versicolor b. Pitriasis alba c. Vitiligo d. Morbus hansen Edukasi a. Obat dipakai 2x seharu b. Mandi minimal 2x sehari c. Bila berkeringat segera mandi/ganti baju d. Pakai pakaian yang menyerap keringat
INFEKSI VIRUS Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
Keluarga Herpes HHV 1
Herpes simplex 1
Herpes orolabial
HHV 2
Herpes simplex 2
Herpes genital
HHV 3
Varicella-zoster virus
Varicella
HHV 4
Epstein-Barr virus
Limfoma, limfoma Burkitt, KNF
HHV 5
CMV
Kelainan kongenital
HHV 6 dan 7
HHV 6 dan 7
Pytriasis rosea
HHV 8
HHV 8
Sarkoma kaposi
TZANCK TEST Multinucleated Giant Cell, sel datia langhans.
Herpes Oral dan Genital
Infeksi Primer
PERJALANAN HERPES
Infeksi Laten INFEKSI REKUREN •
• • •
TATALAKSANA Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg selama 7-10 hari. Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari. Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox • Transmisi secara aerogen • Gejala : • Inkubasi selama 14-21 hari • Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala • Disusul erupsi papul eritematosa dew drops pustule krusta • Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.
Dew Drop On Rose Petal
Tzanck Test
TERAPI VARICELLA
Herpes Zooster HERPES ZOSTER • Disebabkan reaktivasi virus Varicella Zoster yang laten pada ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer. • Berubah menjadi dermatomal Herpes Zoster Ophtalmicus
Ramsay-Hunt Syndrome
N.V
TATALAKSANA HERPES ZOOSTER
• Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari • Valasiklovir 3x 1 gram/hari selama 7 hari • Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari HERPES ZOSTER OFTALMIKUS • Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua pasien • Rujuk ke spesialis mata. NEURALGIA HERPERTIKA
• Nyeri ringan : paracetamol 3x500 mg atau NSAID • Antidepresan trisklik (awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari 150 mg/hari) • Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu • Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu
Skenario Kasus Seorang pria 32 tahun datang dengan keluhan plentingplenting di seluruh tubuh. Dirasakan muncul sejak 2 hari yang lalu, pasien juga mengeluh demam tinggi dan nyeri pada kedua mata. Sebelumnya, 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami hal yang serupa. Lakukan : • Anamnesis • Deskripsikan UKK • Tatalaksana • Edukasi
ANAMNESIS • Keluhan utama • Onset • Lokasi • Kualitas • Kuantitas • Faktor modifikasi • Gejala penyerta • RPD • RPK • RSE
Deskripsikan UKK
Pemeriksaan Penunjang 1.Bersihkan lesi dengan NaCl 2.Tusuk vesikel dengan scalpel 3.Keringkan di udara 4.Beri methanol, tunggu kering
Resep
Disebabkan oleh S. Aureus
EKTIMA
IMPETIGO Ciri Khas
Kausa
• Etiologi : S.aureus/S. pyogenes • Paling sering pada extremitas • Pada trauma berulang, gigitan dan hygiene buruk. • UKK : • Ulkus dangkal ditutupi krusta tebal, apabila diangkat berwarna kuning keabuan. • Apabila krusta diangkat, tampak ulkus bentuk “puched-out lesion”
Predileksi
Krustosa (70%) Honey colored crust Menyebar secara otoinokulasi Streptococcus pyogenes (paling banyak) dan/ S. aureus Wajah (sekitar hidung)
Bullosa Bulla hipopion Nikolsky sign (+) terdapat lesi kolaret
S. aureus
Pada neonatus/ infant Intertriginosa,
Selulitis
Erisipelas
Erisipelas
Phlegmon
Selulitis
Phlegmon
Etiologi
GABHS
GABHS dan S. Aureus
GABHS dan S. Aureus
Area yang terkena
Epidermis-dermis superficial
Dermis-subcutan
Dermis-subcutan
Deskripsi UKK
Eritema, BATAS TEGAS dan merah terang
Eritema, BATAS TIDAK TEGAS, Selulitis + supurasi bullae atau erosi (fluktuasi +)
HIDRADENITIS SUPPURATIVA
• Faktor resiko : mencukur bulu ketiak, ,memakai deodorant. • Benjolan, terdapat celah dan tepat di lipatan, serta nyeri, apabila terdapat fluktuasi maka abses
SKROFULODERMA (tambahan)
• Lokasi pada daerah servikal • Terdapat jembatan jaringan • Terapi : OAT kategori 1
TATALAKSANA PIODERMA TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau povidone iodine 1%. • Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO • Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari
• • • •
ERITRASMA Disebabkan corynebacterium minutissimum Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan skuama halus dan berbatas tegas. Wood lamp : coral red Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 714 hari
LEPRA
KLASIFIKASI WHO Clinical features Skin lesions Nerve damage AFB
Serum Reitz dari cuping telinga Skin Scrapping dari lesi
Paucibacillary (PB) 1-5 1 (-) Tuberculoid
Multibacillary (MB) >5 >1 (+) lepromatous
Istilah dalam Leprae Relesase from treatment
Dapat dinyatakan setelah dosis dipenuhi tanpa diperlukan pemeriksaan laboratorium
Putus obat/ default Penderita Kusta PB tidak mengambil/minum obatn> 3 bulan dan Kusta MB > 6 bulan Relaps
Pasien kusta sudah pernah dinyatakan sembuh atau telah menyelesaikan pengobatan MDT kemudian : • Timbul lesi kulit baru di tempat yang berbeda dan bukan lesi lama yang bertambah aktif. • terdapat penebalan saraf baru yang disertai defisit neurologis yang sebelumnya tidak ada.
Buku PanduanPraktik Klinis. IDI
Skenario Klinis Seorang anak berusia 2 bulan dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan muncul plenting-plenting pada badanya terutama pada wajah, tangan dan kaki. Anak juga mengeluh demam dan batuk pilek beberapa waktu ini, lakukan : • Anamnesis • Deskripsi UKK • Tatalaksana • Edukasi
Gambaran Klinis
Deskripsikan UKK!
DERMATITIS Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
REAKSI ALERGI • I : Atopi, Urticaria, asma, RA, Konjungtivitis alergi, alergi makanan, anafilaksis. • II : Anemia hemolitik, ITP • III : ENL, Glomerulonefritis, Arthus Reaction, Rheumatoid Disease, SLE • IV : SJS/TEN, RR, FDE, Dermatitis Kontak, Eritroderma, Psoriasis, Pemfigus, Reaksi Tuberkulin, Reaksi I yang kronik
ERUPSI OBAT Erupsi obat alergi merupakan reaksi pada kulit atau mukokutan akibat pemberian obat sistemik, apapun. JENIS
KATA KUNCI
Erupsi eksantematosa
Lesi makula eritema pada seluruh tubuh
Fixed drug eruption
Lesi vesikobulosa yang SELALU FIX, muncul di tempat yang sama
Eritema multiforme
Lesi target, externsor, dapat terjadi keterlibatan mukosa namun terbatas
Pustular eksantema generalisata akut
Lesi papulo-pustul dapat disertai eritema, hampir seluruh tubuh
Eritroderma
Red-man syndrome
SSJ dan TEN
Skin detachment, keterlibatan mukosa baik mata, mulut, daerah genital dsb.
Fixed Drug Eruption • Hipersensitifitas tipe IV. • UKK : eritema, vesikel, bercak, dengan lokasinya selalu berulang. • Lokasi : mulut, bibir, daerah penis atau vulva.
SISTEMIK
• Prednison 3x10 mg • Antihistamin : loratadin 1x10 mg atau hidroksin 2x10 mg selama 7 hari TOPIKAL
• Kering : menthol 0,5-1% • Basah : kompres larutan as. Salisilat 1% • Kortikosteroid topical ringan-sedang : hidrokortison 2,5% atau mometasone 0,1%
Eritema Multiforme
Tipe Makula-eritema • Mendadak, simetris • Pada ekstensor ekstremitas • Berbentuk iris
Lesi target EM Minor
Lesi target EM mayor
Tatalaksana : Kortikosteroid oral dan simptomatik
Tipe Vesikobulosa • Makula-papula yang kemudian muncul vesikobulosa di tengahnya
SSJ dan TEN TRIAS : • Kelainan kulit : eritema, vesikel, bula • Kelainan mukosa orifisium : kelainan pada mulut, genitalia berupa vesikel-bula lalu berubah menjadi krusta kehitaman. • Kelainan mata : conjungitivits. SSJ
SSJ-TEN
TEN
30%
• Nikolsky sign (+) • Komplikasi : dehidrasi-syok, bronkopneumonia, sepsis.
• Topikal cegah infeksi, pengelupasan dan mempercepat re-epitelialisasi. • Pelembab : petroleum 50% dengan 50% cairan parafin. • Kortikosteroid sistemik : • SSJ : Dexamethasone IV dosis setara prednisone 1-4 mg/kgBB/hari • SSJ-NET 3-4 mg/kgBB/hari • NET : 4-6 mg/kgBB/hari
DERMATITIS JENIS
KATA KUNCI
Dermatitis atopi
Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar
DKI
Akibat benda iritan seperti detergen, sabun dll
DKA
Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll
Dermatitis venenata
Akibat gigitan serangga, central necrosis dan kissing lesion
Dermatitis seborrhoik
Lesi terutama batas rambut, skuama kuning dan berminyak
Dermatitis statis
Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama
Neurodermatitis
Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi
Tipe Infantil (2 bulan-2 tahun)
• UKK : eritema dengan papul dan vesikel yang halus, eksudatif (basah) menjadi krusta • Predileksi : pipi, leher, ekstremitas sisi ekstensor
Tipe anak (2 tahun-12 tahun)
• UKK : lesi lebih kering, papuler, ada sedikit likenifikasi • Predileksi : lipat siku, lipat lutut, pergelangan bagian flexor.
Tipe remaja dan dewasa (>12 tahun)
• Lesi kronis : likenifikasi jejas, hiperpigmentasi dan hyperkeratosis. • Predileksi : ekstensor ekstremitas, tengkuk, tangan
TATALAKSANA : • Hindari pencetus • Mengurangi gatal : antihistamin • Menekan inflamasi : pada anak-anak memakai steroid potensi lemah • Menjaga kelembapan kulit : emolien (urea 10%)
DERMATITIS KONTAK
DKI : Non Imun
DKA : Tipe 4
Lesi decrescendo DKI (Decresendo : muncul kemerahan lalu menghilang)
Lesi crescendo DKA (Cresendo : muncul kemerahan lalu bertambah)
DERMATITIS Venenata (Paederus) Timbul akibat iritan primer yaitu asam dan basa kuat pada serangga, contoh : pederin pada tomcat. UKK KHAS Eritema dengan central necrosis, papule dan punctum, nodus/urtika dengan punctum dan bula. Terdapat kissing
phenomenome
Dermatitis Nummularis
KATA KUNCI • KRONIK • Plak nummular (seperti koin/disk) dengan oozing, krusta dan skuama • Predileksi : ekstremitas atas, ekstremitas bawah pada pria
Neurodermatitis • Berhubungan dengan emosi dan stress, akibat garukan berulang di tempat yang lama. • Lesi awal : eritema, edema, papul eritematosa, bekas garukan (+) • Garis kulit tampak sangat jelas dan kulit menebal leathery induration. • Predileksi : tempat yang bisa digaruk (kaki, tangan, tengkuk) TATALAKSANA Manajemen stress, amitriptilin apabila diperlukan
Simptomatik : antihistamin Steroid : potensi kuat (klobetasol propionate 0,05%)
Psoriasis
• UKK : plakat eritema, skuama tebal. • Etiologi : berhubungan dengan HLA, merupakan hipersensitivitas. • Pencetus : stress, infeksi fokal, trauma, obat, alcohol.
Tetesan Lilin
Auspitz sign
Koebner
Tatalaksana Psoriasis
Potensi Steroid CLASS
POTENSI dan CONTOH
1
Super poten : Clobethasol propionate 0,05%, halobetasol 0,05%
2
Poten : 0,1% mometasone furoate oin, 0,25% desoximethasone
3
Upper mid-strength : 0,05% desoximethasone
4
Mid-Strength : 0,1% mometasone furoate cr, 0,1% bethamethasone valerat, 0,1% triamcinolone acetonide oin
5
Lower-mid strength : 0,1% triamcinolone acetonide cr, 0,05% fluticasone
6
Mild 0,1% hidrokortisone butirat, 0,05% desonide
7
Least potent : 2%/2.5% hidrokortisone, 0,5-1% hidrokortisone
POTENSI
PEMAKAIAN
Alopersia areata, diskoid POTENSI lupus, LSK, psoriasis, KUAT dermatitis nummularis. Dermatitis seborrhoik, SEDANG dermatitis stasis, dermatitis atopik
KUAT
Napkin eczema, dermatitis area wajah, intertriginosa perineal
Tanda Nikolski NIKOLSKY SIGN DIRECT (Langsung) Pada penekanan langsung vesikel/bulla dengan jari tangan, bulla terlihat melebar ke sekitarnya nikolsky sign (+).
NIKOLSKY SIGN INDIRECT (Tidak Langsung) Menekan dan menggeser kulit antara 2 bulla dengan jari telunjuk menyebabkan kulit terangkat seakan-akan terlepas dari dasarnya atau terbentuk bulla Nikolsky sign (+)
Patch Test PROSEDUR 1. Menanyakan persyaratan patch test. • Lesi kulit harus tenang • Tidak mengonsumsi imunosuppresan, kortikosteroid, antihistamin minimal 7 hari sebelum tes. 2. Disinfeksi daerah punggung atau lateral lengan atas. 3. Meneteskan allergen ke dalam chamber 4. Menempelkan allergen ke daerah punggung/lateral lengan atas ditutup dengan plester. 5. Kulit yang di test tidak boleh terkena basah atau keringat 6. Hasil test dibaca setelah 24, 48, 72 dan 96 jam.
Prick Test Uji Tusuk/Prick Test Uji klinis untuk mengetahui penyebab alergi, biasanya pada pasien urtikaria atau dermatitis akibat alergi, ataupun penyakit alergi lainya.
Persyaratan tes alergi : • Pasien bebas obat antihistamin, steroid oral dan topical minimal 2 minggu sebelum uji kulit. • Kulit harus bebas dermatitis/kelainan kulit 1 bukan sebelum tes dilakukan. • Tidak dilakukan pada anak >
Granuloma inguinale • Beefy red-ulcer • Donovan bodies
Sekret kuning kental, DGNI (+) Uretritis NGO Sekret encer, benda inklusi
Ulkus
Bubo inguinal
Kutil Kelamin
Kondiloma akuminata
DUH TUBUH URETHRA
Uretritis*
Inkubasi Sekret PMN DGNI Kausa
GO
Non-GO
2-7 hari Mukopurulen >5/LPB** (+) N. gonorrhea
2-3 minggu Agak mukoid >5/LPB** (-) C. Trachomatis (>>)
• •
Diplococcus gram (-) intraseluler seperti biji kopi. Kultur : Thayer-martin
Giemsa : inclusion bodies
KOMPLIKASI Epididimitis Orkitis Infertilitas PID Bartolinitis Patensi tuba fallopi
GO harus diterapi sebagai GO dan Non GO
Bacterial Vaginosis
Trichomoniasis
Candidiasis Vaginalis
Etiologi
Gardnerella vaginalis
Trichomonas vaginalis
Candida sp.
Duh Tubuh
Berbau amis, abu-abu putih
Kuning-hijau berbusa, bau busuk
Putih kental bergumpal (cottage-cheese)
Nyeri
Biasanya tidak nyeri
Dispareunia, strawberry cervix
Dispareunia, dysuria, rasa terbakar
Gatal
Biasanya tidak gatal
Tidak gatal
Sangat gatal
Penunjang
Whiff test bau amis Gram Clue cell
Saline/giemsa smear - Trofozoit
KOH- pseudohifa dengan blastospora
Chancre (ulkus durum)
Chancroid (ulkus mole)
Herpes Simplex 2
Lesi
Tidak nyeri, bersih, batas tegas
Ulkus nyeri dengan dasar kotor dan batas tidak tega
Lesi vesikobulosa dan nyeri, disertai demam.
Limfadenopati
Tidak nyeri, non suppurative dan bilateral
Nyeri tekan dan bilateral
Nyeri tekan, regional dan suppuratif
Treponemma Pallidum School of fish ( H. Ducreyi)
Secondary Lata
Copper penny rash Tabes Dorsalis
Gumma
TATALAKSANA Doksisiklin 2x100 mg/hari, PO, 14hari Eritromisin 4x500 mg/hari, PO, 14 hari Tetrasiklin 4x500 mg PO, 14 hari
KONDILOMA AKUMINATA • Disebabkan HPV 6 dan 11 yang mengenai kulit dan mukosa anogenital. • UKK : verukosus • Acetowhite test (+) bubuhi asam asetat nantinya akan menjadi putih. TATALAKSANA
KETERANGAN
Tingtura podofilin 25%
Dilakukan oleh dokter, tidak boleh pada ibu hamil, menyusui dan lesi luas.
TCA 80-90%
Dilakukan oleh dokter, boleh pada ibu hamil
Podofilotoksin 0,5%
DAPAT DILAKUKAN SENDIRI OLEH PASIEN, tidak boleh pada ibu hamil.
Krioterapi
Dilakukan oleh dokter, direkomendasikan untuk genital ekstena, urethra dan anus
Pemeriksaan Duh Tubuh Untuk mendapatkan mikroorganisme penyebab yaitu : Neisseria gonorrheae, Trichomonas vaginalis, Gardnerella vaginalis, Candida albicans.
Alat dan Bahan Mikroskop cahaya
Bahan Pewarna Gram
Kaca objek
Spekulum
Kaca penutup
Sarung tangan
Sengkelit steril
Ranjang ginekologik
Kapas lidi/swab steril
Bunsen burner
Kasa
Larutan NaCl
Pengambilan discharge vagina
Pengambilan discharge urethra
Neisseria Gonorrheae
Bacterial Vaginosis
Persiapan preparat basah PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH DENGAN NaCl 1
Siapkan kaca obyek dan kaca penutup
2
Teteskan 1-2 tetes larutan NaCl 0,9% ke kaca obyek
3
Bahan duh tubuh dari sengkelit yang berasal dari forniks posterior dicampurkan pada tetesan laurtan NaCl tersebut di atas dan segera tutup dengan kaca penutup
4
Segera dibaca dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x
5
Cari parasite Trichomonas vaginalis yang ditandai Gerakan flagelanya yang khas. Selain itu, dapat pula ditemukan pseudohifa blastospora serta clue cell.
Skenario Klinis Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke tempat praktek anda karena luka pada kemaluanya. Luka dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, pasien merupakan seorang yang suka bergonta-gati pasangan. Lakukan : • Anamnesis • Deskripsikan UKK yang ada • Usulkan pemeriksaan penunjang • Usulkan tatalaksana yang sesuai • Edukasi
Deskripsikan UKK
Pemeriksaan Penunjang
ACNE VULGARUS
• Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea. • Diakibatkan oleh peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acne). • Predileksi : muka, bahu, dada atas, punggung atas • Tipe erupsi : • Non-inflamasi : komedo, papul • Inflamasi : pustula, nodul, kista
Ringan
Sedang
Berat
Komedo Lesi Inflamasi
50
Kista / nodul Total Lesi
125
TOPIKAL
DERAJAT
TIDAK HAMIL
TOPIKAL + ORAL
HAMIL/MENYUSUI
RINGAN
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroxide • Asam azelaic 20%
• Benzoil peroxide
SEDANG
• Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila perlu tambahkan doksisiklin 50-100 mg PO
• Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
BERAT
• Antibiotik topical + azitromisin pulse dolse ( hari 1 : 500 • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg, dilanjutkan 2-4 250 mg) mg/hari
DIAGNOSIS BANDING KELAINAN
ERUPSI AKNEIFORMIS
Dermatitis Perioral
AKNE ROSASEA (ROSASEA)
DESKRIPSI
Erupsi papulopustula mendadak tanpa ada komedo hampir di seluruh bagian tubuh. Disebabkan oleh induksi obat (cth kortikosteroid) Akne yang diakibatkan oleh pemakaian steroid berlebih. Biasanya terjadi di sekitar mulut. Penyakit radang kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustula, talangiektasia dan hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo.
TIDAK ADA KOMEDO!!
MILIARIA
TIPE
LOKASI
Kristalina
Stratum korneum
Rubra
Stratum spinosum
Pustulosa
Stratum spinosum
Profunda
Dermo-epidermal junction
1
2
3
4
Melanoma Maligna
Karsinoma Sel Basal
Karsinoma Sel Skuamosa
Gambaran
Nevus dengan ABCDE
Pearly papule atau nodul, ulkus roden
Lesi hiperkeratotik, ulkus bowen dan krusta
Etiologi
Paparan sinar matahari
Paparan sinar matahari
Paparan sinar matahari dapat juga pada imunokompromise
PA
Sel melanosit mengalami displasia
Sel palisade/sel pagar
Pearl Horn atau Mutiara tanduk
MELASMA
UKK Bercak nummular, plakat kecoklatan, hiperpigmentasi, simetris, batas tegas
• Hipermelanosis pada wajah dan leher. • Dipengaruhi oleh : • Genetik, pajanan sinar matahari • Hormon sex (estrogen dan progesterone) • Kontrasepsi • Kehamilan • Obat : CPZ, minosiklin
Dermatoterapi TERAPI TOPIKAL Terapi topikal memiliki pengaruh fisik : mengeringkan, membasahi (hidrasi), melembutkan, lubrikasi, mendinginkan, memanaskan, dan melindungi terhadap pengaruh buruk dari luar.
Bahan Dasar (Vehikulum)
Bahan Dasar 1. Cairan
2. Bedak 3. Salep
Campuran 2 atau lebih bahan dasar 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak Prinsip obat topical secara umum terdiri dari 2 bagian : • Bahan dasar : vehikulum • Bahan aktif
6. Pasta : campuran salep dan bedak
7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
Pedoman perawatan kulit : • Dermatosis basah digunakan bahan dasar cair/basah, misalnya kompres. • Dermatosis kering digunakan bagan dasar padat/kering, misalnya salep.
CAIRAN
• Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol) • Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch) • Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang pernah dipakai. • Jenis kompres : a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus. b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak
• Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis. • Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak pecah. • KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep
• Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak. • Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep paling kuat).
Bedak Kocok
• Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan perekat. • Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim
• Merupakan campuran water, oil dan emulgator. • Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta
• Merupakan campuran bedak + vaselin. • Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen
• Merupakan campuran cairan, bedak dan salep • Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV NAMA OBAT
SEDIAAN
NAMA OBAT
SEDIAAN
Amoxcicilin
Tab 500 mg
Cotrimoxazole
Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Klavulanat
Caps 625 mg
Ciprofloxacin
Tab 500 mg
Levofloxacin
Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil
Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone
Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime
Injeksi vial 1 gr
Cefixime
Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole
Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin
Caps 300 mg
Eritromisin
Tab 500 mg
Azithromicin
Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin
Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin
Caps 100 mg
Minosklin
Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV Antivirus Sistemik
Antibiotik Topikal
Asiklovir
Tab 200 mg, 400 mg
Mupirocin 2%
Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir
Tab 500 mg
Gentamicin sulfat 0,1%
Krim salep 5 gr, 10 gr
Asam fusidat 2%
Krim salep 5 gr
Antijamur Sistemik Ketoconazole
Tab 200 mg
Itraconazole
Caps 100 mg
Fluconazole
Caps 50 mg
Griseofulvin
Caps 125 mg, 500 mg
Terbinafine
Tab 250 mg
Nistatin
Suspensi 100.000 IU
Antivirus Sistemik Pirantel Pamoat
Tab 125 mg, 250 mg
Albendazole
Tab 400 mg
Mebendazole
Tab 500 mg
Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr Antijamur Topikal Permethrin 5%
Krim 10 gr, 30 gr
Gameksan 10 mg
Krim 10 gr Steroid Topikal
Hidrokortison asetat %
Krim 5 gr
Bethamethasone valerat
Krim salep 5 gr, 10 gr
Desonide 0,05%
Krim 5 gr
Desoksimethasone 0,25%
Krim 5 gr