Isi Pedoman TBC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan langsung oleh kuman TBC (micobacterium tuberclosis). sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tapi dapat juga mengenai organ lain. Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban Tuberculosis (TBC) Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban Tuberculosis (TBC) oleh WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar



842.000 atau 319 per 100.000



peniuduk, dan kematian karena TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk masih ada sekitar 32 % kasus masih belum di temukan dan di obati atau sdh ditemukan dan di obati tetapi belum tercatat oleh pengelola program TBC Untuk menanggulangi masalah TBC di indonesia, strategi DOTS yang direkomendasikan oleh WHO dan bank dunia, harus diekspansi pada seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institusi terkait. Keterbatasan pemerintah



dan



besarnya



tantangan



TBC



saat



ini



memerlukan peran aktif dan semangat kemitraan dari semua



pihak



yang



terkait



sehingga



Penanggulangan



Tuberkulosis dapat ditingkatkan melalui gerakan terpadu yang bersifat nasional penanggulangan tuberklosis,



1 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



TUJUAN 1. Meningkatkan ketrampilan kemampuan Petugas. 2. Meningkatkan penemuan kasus TBC paru 3. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang di sebabkan oleh kasus TBC paru. 4. Memutuskan



rantai



penularan



serta



mencegah



terjadinya kasus MDR TBC paru. B. SASARAN Seluruh warga masayarakat



di wilayah kerja



UPT



Puskesmas Winong dan sekitarnya. C. RUANG LINGKUP. 1. Memahami



pola



pencarian



untuk



meningkatkan



penemuan kasus dini dan tingkat kepatuhan minum obat a. Penemuan kasus berbasis kepada penemuan pasif dengan memberikan penyuluhan kepada berbagai lapisan



masyarakat



agar



ada



kesadaran



memeriksakan diri bila mendapatkan gejala tersangka tuberklosis dan minum obat dengan teratur bila menderita tuberklosis. b. Penemuan



kasus



berbasis



pendekatan



pelayanan



kemasyarakat, misalnya dengan melibatkan pustu,dan bidan desa. 2. Upaya meningkatkan mutu dan pelayanan dan menjamin ketersediaan obat dan sarana lainnya a. Peningkatan menejemen OAT dalam sarana lainnya di kab/kota dan UPK b. Faktor yang paling berpengaruh dan meningkatkan mutu



kinerja



laboratorium



petugas



pelaksanaan



program, termasuk mutu kinerja laboratorium. 2 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



c. Faktor-faktor yang menjamin kepuasan pasien dalam memperoleh pelayanan. 3. Upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan sumber daya manusia pada berbagai level unit pelayanan kesabaran melalui perbaikan pola dan metode pelatihan 4. Mengenali



dan



memperkuat



peran



serta



dalam



meningkatkan kinerja program TBC Paru. D. BATASAN OPERASIONAL 1. Advokasi adalah tindakan untuk mendukung upaya masyarkat mendapatkan sumber daya atau perubahan kebijakan.dalam konteks global, advokasi tb diartikan sebagai tindakan intervensi terkordinasi yang di arahkan untuk



menempatkan



prioritas



dalam



penanggulangan



agenda



politik,



TBC



untuk



sebagai



menjamin



komitmen internasional dan serta menggerakkan sumber daya



yang



diperlukan.pada



advokasi



merupakan



memiliki



komitmen



upaya



konteks luas



kebijakan



dalam



agar



yang



negeri,



pemerintah kuat



dalam



penanggulangan TBC. 2. Komunikasi merupakan 2 arah yang menempatkan partisipasi



dan



dialog



sebagai



elemen



kunci.dalam



konteks pennggulangan TBC, komunikasi diarahkan untuk



mendorong



pembuatan



lingkungan



strategi



dan



berkreasi



melalui



pemberdayaan.



Seluruh



kegiatan komunikasi disebar luaskan lewat media dan berbagai saluran. 3. Mobilisasi sosial dalam konteks nasional dan regional merupakan proses penggerakan masyarakat secara aktif melalui



konsep



dan



komitmen



3 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



sosial



diantara



pengambilan Penggerakan



kebijakan



untuk



masayarakat



penanggulangan



dilaksanakan



tbc.



ditingkat



bawah dan secara luas berhubungan dengan mobilisasi dan alat aksi sosial masyarakat 4. Dalam konteks advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial



(AKMS),



selain



penanganan



secara



medik,



pengendalian Tbc membutuhkan elemen penting lain yaitu : Komitmen politik pemerintah dalam bentuk dukungan kebijakan publik dukungan dana untuk pengendalian TBC.



4 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga program tuberkulosis yang ada di UPT Puskesmas Winong Kegiatan



Kualifikasi SDM



Realisasi



TBC



Pendidikan minimal



Sarjana



- Dalam gedung



Sarjana Kedokteran,



kedokteran, DIII



- Luar Gedung



DIII Kebidanan , DIII



kebidanan,



Keperawatan, DIII



Sarjana



Analis



keperawatan,



Gizi, DIII



Analis, D III Gizi



Sarjana Farmasi



dan Farmasi Apoteker



B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Pengaturan dan penjadwalan Penanggung jawab program Program Tuberkulosis



dan karyawan Puskesmas yang



terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh penanggung jawab UKM. Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan Program Tuberkulosis adalah: a. Dokter ( Sarjana Kedokteran) b. Dokter gigi ( Sarjana Kedokteran ) c. Bidan (DIII Kebidanan dan DIV Kebidanan) d. Perawat Gigi (SPK dan DIII Keperawatan Gigi) e. Perawat (DIII Keperawatan dan S1 Keperawatan ) f. Nutrisionis (SI Gizi dan DIII Gizi) 5 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



g. Sanitarian (SI Kesling) h. Promosi Kesehatan ( S1 Promosi Kesehatan ) i. P2P ( DIII Keperawatan, S1 Keperawatan dan Ners ) j. Analis (DIII Analis dan DIV Analis) k. Farmasi (DIII Farmasi dan Apoteker) C. JADWAL KEGIATAN 1.



Pengaturan kegiatan



Program Tuberkulosis



dilakukan



bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tiga bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas. 2.



Jadwal kegiatan Program Tuberkulosis dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan dibuat juga jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.



3.



Kegiatan pelayanan Program Tuberkulosis di dalam gedung dilaksanakan setiap hari kerja pelayanan dan kegiatan di luar gedung dilakukan penyuluhan sesuai kesepakatan dengan lintas program dan lintas sektoral, penemuan dan pelacakan kasus TBC, pemantauan pemakaian OAT.



6 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB III STANDAR FASILITAS A. STANDAR RUANGAN PELAYANAN TBC



2 5 1 3



4



Keterangan : Arah pasien masuk 1.



Meja Konsultasi



2.



Almari arsip



3.



Kipas Angin



4.



Meja komputer



5.



Wastafel



7 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



B. JENIS PERALATAN Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan Program Tuberkulosis UPT Puskesmas Winong memiliki penunjang yang harus dipenuhi Kegiatan



Sarana Prasarana



PROGRAM TUBERKULOSA Dalam Gedung



- Meja, Kursi - Alat tulis - Alat Kesehatan - Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan - Alat peraga/lembar balik - Buku panduan : PEDOMAN PROGRAM TUBERKULOSA - Blangko blangko laporan - Laptop - Printer - Air Condicioner



Luar Gedung



- Lembar balik, Poster, Materi Materi Penyuluhan - Meja, Kursi, ATK, dan Blankoblanko laporan lain



8 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB IV TATA LAKSANA PROGRAM TUBERKULOSIS A. LINGKUP KEGIATAN 1. Kegiatan Program Tuberkulosis dilakukan di dalam gedung, antara lain : a. Konseling dan pemeriksaan BTA b. Pelayanan Klinis Program Tuberkulosis c. Pelayanan rujukan Program Tuberkulosis 2. Kegiatan



yang



dilakukan



diluar



gedung



meliputi



jadwal, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatankegiatan antara lain : a. Kegiatan Skrening di Pondok Pesantren dan Sekolah b. Penemuan kasus dan pelacakan kasus DO OAT c. Penyuluhan



Program



Tuberkulosis



kepada



masyarakat d. Kunjungan Rumah kepada PMO OAT e. Pembinaan kader Program Tuberkulosis f. Meningkatan jejaring dengan dokter praktik swasta g. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sector B. STRATEGI / METODE Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya Program Tuberkulosis. Ada tiga strategi yaitu : 1. Strategi advokasi Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung pelaksanaan program.



Advokasi



adalah



pendekatan



kepada



pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor 9 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain. 2.



Strategi kemitraan. Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat serta dokter praktik swasta. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai



pengaruh



dimasyarakat.



Tujuannnya



adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan



masyarakat



sebagai



penerima



program



kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa lokakarya. 3. Strategi pemberdayaan masyarakat. Adalah



strategi



masyarakat



secara



pemberdayaan



adalah



yang langsung.



ditujukan



kepada



Tujuan



utama



mewujudkan



kemampuan



masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan



mereka



sendiri.



10 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



Bentuk



kegiatan



pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan. C.



LANGKAH KEGIATAN Untuk



terselenggaranya



Tuberkulosis



di



program



Program



UPT Puskesmas Winong, perlu



ditunjang dengan managemen yang baik. Managemen Program Tuberkulosis di Puskesmas adalah rangkaian kegiatan



yang



bekerja



secara



sistematis



untuk



menghasilkan puskesmas yang efektif dan efisiensi di bidang Program Tuberkulosis. Managemen Program Tuberkulosis di Puskesmas dilakukan dengan cara : 1.



Perencanaan (Plan)



2.



Pelaksanaan (Do)



3.



Pengawasan (Cek)



4.



Tindak lanjut dari pengawasan (Action)



Semua fungsi managemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan berkesinambungan. 1.



Perencanaan Perencanaan Program Tuberkulosis adalah proses penyusunan



rencana



tahunan



Puskesmas



untuk



mengatasi masalah dan kebutuhan dan harapan masyarakat pada pogram Program Tuberkulosis di wilayah Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan program Program Tuberkulosis yang dilakukan oleh Puskesmas mancakup hal-hal sebagai berikut : a. Identifikasi masalah 11 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



Identifikasi masalah dilakukan : 1) Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap Program Tuberkulosa. 2) Bersama masyarakat melalui survey mawas diri (SMD) b. Menyusun usulan kegiatan (RUK) Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan Program Tuberkulosa dilakukan dengan menetapkan : 1) Kegiatan 2) Tujuan 3) Sasaran 4) Besar/Volume kegiatan 5) Waktu 6) Lokasi 7) Perkiraan kebutuhan biaya c. Mengajukan usulan kegiatan Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Setelah



disetujui



oleh



Dinas



Kesehatan



Kabupaten, maka disusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan dalam bentuk matrik. Bentuk format hampir sama dengan RUK namun lebih detail dalam



biaya



kemudian



dan



waktu



pelaksanaan.



disosialisasikan



pada



RUK



tingkat



Puskesmas kepada pemegang upaya lainya pada saat



lokakarya



mini



12 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



Puskesmas,



tingkat



Kecamatan maupun tingkat desa pada acara pertemuan lintas sektor. Dalam pertemuaan lintas sektor dapat dilakukan



penggalangan



kerjasama



atau



membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta



menyukseskan



rencana



kegiatan



yang



sudah di buat. Setelah RPK disosialisasikan kemudian



penanggungjawab



upaya



program



tuberkulosis membuat Kerangka Acuan kegiatan serta Standart Operasional untuk memudahkan dalm melaksanakan kegiatan. Contoh format kerangka acuan dan SOP terlampir dalam buku pedoman ini. 2.



Pelaksanaan Dilakukan dengan tahapan berikut : a. Mengkaji



ulang



RPK



yang



sudah



disusun,



mencakup jadwal pelaksanaan kegiatan, target pencapaian lokasi dan rincian biaya serta tugas para



penanggung



jawab



dan



pelaksanaan



kegiatan. b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan. c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada waktu pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut: 



Azas penyelenggaraan puskesmas







Berbagai



standart



Program Tuberkulosis 



Kendali mutu 13 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



pedoman



pelayanan







Kendali biaya



3. Monitoring evaluasi Pengawasan



atau



pemantauan



pelaksanaan



kegiatan secara berkala mencakup hal-hal sebagai berikut : a.



Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai



b.



Mengumpulkan



permasalahan,



hambatan



dan



saran-saran untuk peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan baik. c.



Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan atau kepala Puskesmas, sedangkan pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup administrasi, pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan.



4. Rencana Tindak Lanjut Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan saran-saran yang ditemukan.



Kemudian



pemecahnya pelayanan



dianalisis



untuk Program



dan



dicari



peningkatan



mutu



Tuberkulosis,



untuk



kemudian diterapkan pada kegiatan yang sama di tempat lain. Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencanan tahunan atau target dan standart pelayanan yang



sudah



jawab



dibuat.



Program



Kemudian



penanggung



Tuberkulosis



melaporkan



pelaksanaan kegiatan dan laporan berbagai 14 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



sumber daya kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas. Dalam melakukan kegiatan upaya pelayanan Program Tuberkulosis



petugas berpedoman pada



prosedur yang ada,yaitu : NO 1



NAMA SOP SOP PENEMUAN DAN PELACAKAN KASUS TBC



2



SOP PMO OAT



3



SOP PEMERIKSAAN BTA



4



SOP PENANGANGAN RUJUKAN KASUS TBC



5



SOP



PEMBINAAN



KADER



PROGRAM



TUBEERCULOSIS 6



SOP TATALAKSANA MDR



7



SOP SOSIALISASI PENGENDALIAN PROGRAM TUBERCOLUSIS



15 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB V LOGISTIK PERENCANAAN Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program



Tuberkulosis



direncanakan



dalam



pertemuan



lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan. 1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain : a. Meja, Kursi b. Alat tulis c. Alkes d. Buku catatan Kegiatan e. Leaflet f.



buku panduan



g. komputer dan printer h. Alat peraga i.



Blangko laporan



2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi : a. Leaflet b. Alkes c. Buku catatan kegiatan 16 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



d. Lembar Balik e. Poster Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program



Tuberkulosis



berkoordinasi



dengan



petugas



pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya



Puskesmas



untuk



mendapatkan



persetujuan



Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Program



kegiatan



Tuberkulosis



direncanakan berkoordinasi



oleh



koordinator



dengan



bendahara



puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).



17 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB VI KESELAMATAN SASARAN Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain : 1. Identifikasi Resiko. Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat



perencanaan.



Hal



ini



dilakukan



untuk



meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Analisis Resiko. Tahap



selanjutnya



adalah



petugas



melakukan



analisis



terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah



diidentifikasi.



menentukan



Hal



ini



langkah-langkah



perlu



yang



dilakukan



akan



diambil



untuk dalam



menangani resiko yang terjadi. 3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko. Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang mungkin 18 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



terjadi.



Hal



ini



perlu



dilakukan



untuk



mencegah



atau



meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. 4. Rencana Upaya Pencegahan. Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi. 5. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring



adalah



penilaian



yang



dilakukan



selama



pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan



perencanaan,



apakah



ada



kesenjangan



atau



ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.



19 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan



diartikan



penerapannya



sebagai



dalam



suatu



usaha



pengetahuan



mencegah



dan



kemungkinan



terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan



suasana



kerja



yang



aman,



kondisi



keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan,



bagi petugas pelaksana dan



petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring



dengan



kemajuan



Ilmu



dan



tekhnologi,



khususnya sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas



kesehatan



merupakan



orang



pertama



yang



terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua 20 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan



pemeriksaan



kesehatan



untuk



memastikan



kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.



21 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang



dirancang



pelayanan. dengan



untuk



mengukur



Pengendalian aktifitas



mutu



dan



menilai



sangat



pengawasan



mutu



berhubungan



mutu,



sedangkan



pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah



ditetapkan.



Kinerja



pelaksanaan



dimonitor



dan



dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya indikator Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan. Keberhasilan suatu program harus ditentukan dengan indikator, untuk upaya pelayanan Program Tuberkulosis indikator berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditentukan sesuai Kepmenkes no 43 tahun 2016, yang dimaksud dengan SPM adalah suatu standart dengan batas–batas



tertentu



untuk



mengukur



kinerja



penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar pada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indicator dan nilai (BENCHMARK). Prinsip daripada SPM adalah SUSTAINABLE (terus menerus), 22 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



MEASUREBLE (terukur) dan FEASIABLE (mungkin dapat dikerjakan). Adapun SPM Upaya Pelayanan Program Tuberkulosis sebagai berikut : NO 1.



INDIKATOR KINERJA Pemeriksaan Program Tuberkulosis



TARGET 100%



Pada Ibu Hamil 2.



Pemeriksaan Program Tuberkulosa



100%



Pada Pasien Tbc 3.



Pemeriksaan Program Tuberkulosis



100%



Pada Pasien Ims 4.



Pemeriksaan Program Tuberkulosis



100%



Pada Waria 5.



Pemeriksaan Program Tuberkulosis



100%



Pada Pengguna Napza 6.



Pemeriksaan Program Tuberkulosis Pada Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan



23 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



100%



BAB IX PENUTUP Buku Pedoman Program Tuberkulosis ini merupakan sarana penunjang yang sangat dibutuhkan sebagai panduan oleh petugas



kesehatan



Tuberkulosis



khususnya



tenaga



pelayanan



Program



UPT Puskesmas Winong dalam melaksanakan



penyelenggaraan



kegiatan



Program



Tuberkulosis



di



UPT



Puskesmas Winong, agar dapat melaksanakan pelayanan Program Tuberkulosis dengan baik, benar, terukur dan teratur sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Diharapkan



para



tenaga



kesehatan



mampu



merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya Program Tuberkulosis di puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas upaya dan lintas sector terkait serta peran serta aktif masyarakat. Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Winong semakin meningkat.



Mengetahui, Kepala



Purworejo, 2 Pebruari 2019



24



Pengembangan Profesi Perawat Ahli



UPT Puskesmas Winong



Progammer TB UPT Puskesmas Winong



drg.Susi Ariyani NIP. 19631010199202 2 001



Imam Bukhori, S.Kep.,Ns NIP. 19670711198903 1 006



25 Pengembangan Profesi Perawat Ahli



DAFTAR PUSTAKA



1.



Keputusan



Menteri



Kesehatan



Republik



Indonesia



No



HK.02.02/MENKES/305/2014 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberculosis Tahun 2016 2.



Panduan Pelaksanaan Program Kolaborasi TB-HIV Kementerian Denderal



Kesehatan



Republik



Pengendalian



Penyakit



Indonesia dan



Direktorat Penyehatan



Lingkungan tahun 2015 3.



Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Pelayanan Kesehatan Primer/Tingkat Pertama Tahun 2014



4.



Panduan Tata Naskah UPT Puskesmas Winong tahun 2017.



26 Pengembangan Profesi Perawat Ahli