Isu Dan Trend Home Care Dalam Penelitian Keperawatan Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISU DAN TREND HOME CARE DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS



OLEH : KELOMPOK IV APRILLIA MUSTIKA ARIF HIDAYAT IDA AYU WAYAN PUTRI SRI WAHYUNI KURNIA HARIANI NAZAMUDIN



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM B 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas dengan judul “Trend dan issue home care dalam penelitian keperawatan komunitas”. Kami berterima kasih kepada Bapak Ns. Sukardin, S.Kep., MNS. Selaku pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Mataram, Februari 2018



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat. 2. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang . 3. Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Pada sisi lain, banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan, seperti kasus-kasus penyakit terminal,



keterbatasan



kemampuan



masyarakat



untuk



membiayai



pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, banyak orang merasakan bahwa di rawat inap membatasi kehidupan



manusia, lingkungan di rumah yang dirasakan lebih nyaman (Depkes RI, 2002). Maka dari itu dalam makalah ini membahas trend dan issue kesehatan keperawatan komunitas tentang home care (Home Health Care), perawatan keluarga dan pondok kesehatan desa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang muncul adalah: 1. Bagaimana konsep teori keperawatan komunitas? 2. Bagaimana konsep teori trend dan issue penelitian



keperawatan



komunitas dalam Home Care? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep teori keperawatan komunitas. 2. Untuk mengetahui konsep teori trend dan issue keperawatan Home Care.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. KEPERAWATAN KOMUNITAS 1. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007). Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi



keperawatan



sebagai



dasar



keahliannya



dalam



membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007). Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang



keperawatan



yang



merupakan



perpaduan



antara



keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan



pelayanan



promotif



dan



preventif



secara



berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005). Keperawatan komunitas adalah keperawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007). Pada



keperawatan



kesehatan



masyarakat



harus



mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1. Kemanfaatan Semua



tindakan



dalam



asuhan



keperawatan



harus



memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005). 2. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007). 3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007). 4. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian



melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005). 5. Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan



beberapa



alternatif



terbaik



dalam



menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).



Manusia



sebagai



sasaran



pelayanan



keperawatan dalam praktek keperawatan.



atau



asuhan



Sebagai sasaran



praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007). 1. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya



memenuhi



kebutuhan



dasarnya



mencakup



kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya



kelemahan



fisik



dan



mental,



keterbatasan



pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007). 2. Keluarga sebagai klien Keluarga



merupakan



sekelompok



individu



yang



berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).



3. Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).



Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam keperawatan kesehatan masyarakat adalah: 1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran



yang



ada



hubungannya



dengan



kesehatan



(Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). 2. Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.



3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling



menguntungkan



atau



memberikan



manfaat.



Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan



keahlian



masing-masing



yang



dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007). 4.



Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).



Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:



1. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya



memenuhi



kebutuhan



dasarnya



mencakup



kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya



kelemahan



pengetahuan,



fisik



kurang



dan



mental,



keterbatasan



kemauan



menuju



kemandirian



pasien/klien. 2. Keluarga Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya



sendiri



atau masyarakat



secara



keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. 3. Kelompok khusus Kelompok



khusus



adalah



kumpulan



individu



yang



mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. 4.



Tingkat Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan



komunitas



komunitas sebagai klien.



diberikan



dengan



mamandang



B. TREND DAN ISSUE HOME CARE 1. Konsep Home care Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa



home



care



adalah



pelayanan



kesehatan



yang



berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Health care secara pribadi masih diutamakan penyakit dan orientasi pengobatan dan mempunyai keutamaan dalam terapi medisnya. Meskipun The American Medikal Association (AMA) dan organisasi kesehatan lain



mendorong orang-orang untuk



memeriksakan kesehatannya secara rutin yang bertujuan untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kebanyakan asuransi pribadi tidak mengadakan pemeriksaan fisik secara rutin, sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh klien sangat mahal. Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.



2. Landasan Hukum Home Care Fungsi hukum dalam Praktik Perawat: a. Memberikan



kerangka



untuk



menentukan



tindakan



keperawatan mana yang sesuai dengan hukum b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum. UU Peraturan Home Care: a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah c. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan e. PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker, asisten apoteker, pranata laboratorium kesehatan. epidemiologi kesehatan, entomology kesehatan, sanitarian, masyarakat,



administrator perawat



kesehatan,



gigi,



penyuluh



nutrisionis,



bidan,



kesehatan perawat,



radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis. g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat. h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas. i. Kepmenkes Nomor



279



tahun 2006 tentang pedoman



penyelenggaraan Perkesmas. j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.



k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan road map reformasi kesehatan masyarakat. l. Permenkes Nomor



920 tahun 1986 tentang pelayan medik



swasta. m. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan.



3. Tujuan Perawatan Kesehatan Dirumah a. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya. b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan. c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga. d. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan rehabilitasi atau perawatan paliatif.



4. Unit Perawatan Home Care a. Pengelolah pelayanan Merupakan individu, kelompok, ataupun organisasi yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan pelayanan kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan, serta mekanisme pelayanan sesuai standart yang ditetapkan. b. Pelaksana pelayanan Merupakan tenaga keperawatan professional bekerja sama dengan tenaga professional lain terkait dan tenaga nonprofesional. Pelaksana pelayanan terdiri atas coordinator kasus dan pelaksana pelayanan. c. Klien Merupakan penerima perawatan kesehatan di rumah dengan melibatkan salah satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan keluarga dapat



menunjuk seseorang yang akan menjadi pengasuh yang melayani kebutuhan sehari-hari klien.



5. Mekanisme Perawatan Kesehatan Dirumah (Home Care) Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut: a. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak. b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah,



kemudian



bersama-sama



klien



dan



keluarga,



akan



menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan. c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus. d. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.



6.



Persyaratan pasien yang menerima pelayanan perawatan dirumah:



a.



Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.



b.



Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent).



c.



Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.



7. Lingkup Praktik Home Care Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan: a.



Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu



untuk



memenuhi



kebutuhan



dasar



manusia



yang



menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakantindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.



b. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien. c. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.



Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik d. Pelayanan informasi dan rujukan e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social



Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas. 8. Kasus umum home care Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah: a. Klien dengan penyakit gagal jantung b.



Klien dengan gangguan oksigenasi



c. Klien dengan perlukaan kronis d. Klien dengan diabetes e. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan f. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi



g. Klien dengan terapi cairan infus di rumah h. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan i. Klien dengan HIV/AIDS Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi: a. Klien dengan post partum b. Klien dengan gangguan kesehatan mental c. Klien dengan kondisi usia lanjut d. Klien dengan kondisi terminal e. Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis.



9. Manfaat Perawatan Kesehatan Dirumah (Home Care) Manfaat untuk keluarga: a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali b. Mempererat ikatan keluarga karena dapat berdekatan dengan anggota keluarga yang lain saat sakit c. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri Manfaat untuk perawat: a. Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang sama. b. Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien.



10. Tahap-tahap Perawatan Kesehatan Dirumah (Home Care) a. Fase persiapan Pada Fase pertama ini,perawat mendapatkan data tentang keluarga yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau Ibu Kader.Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan.Kontrak waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase ini.



b. Fase Inisiasi (perkenalan) Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini,perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. c. Fase implementasi Pada Fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dimiliki oleh klien dan keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana. Eksplorasi Nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai tingkat Pendidikan Klien dan keluarga serta sediakan pula informasi tertulis. d. Fase terminasi Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga.Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sekarang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkin di alami oleh keluarga sangat penting dilakukan pada fase terminasi. e. Fase pasca kunjungan Sebagai



fase



terakhir



hendaknya



perawat



membuat



dokomentasi lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan ,dokumentasi tersebut harus memenuhi aspek lengkap(komplit),jelas(clear),dan dapat dibaca(legible). Adapun cara untuk melakukan kunjungan yaitu angket, pertelepon, lewat email,atau kunjungan secara langsung.



11. Prinsip Home Care Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan dalam pengaplikasian home care adalah: a.



Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat/tim



b. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik. c. Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif. d. Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan. e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan. f. Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif. g. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan. h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus. i. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim. j. Mengembankan kemampuan profesional. k. Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care. l. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan



12. Peran dan Fungsi Home Care Manajer kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi: a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga. b. Menyusun rencana pelayanan. c. Mengkoordinir aktifitas tim d. Memantau kualitas pelayanan Pelaksana: Memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi: a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menetapkan masalah c. Menyusun rencana keperawatan d. Melakukan tindakan perawatan e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien



f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif. g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan. j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.



13. Kegiatan Home Care a. Melakukan seleksi kasus 1) Resiko tinggi (Bayi, balita, lansia, ibu maternal) 2) Cidera tulang belakang cidera kepala 3) Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat 4) Stroke 5) Amputasi 6) Ketergantungan obat 7) Luka kronis 8) Disfungsi kandung kemih 9) Rehabilitasi medic 10) Nutrisi melalui infuse 11) Post partum dan masalah reproduksi 12) Psikiatri 13) Kekerasan dalam rumah tangga b. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien 1) Kondisi fisik 2) Kondisi psikologis 3) Status sosial ekonomi 4) Pola prilaku pasien 5) Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien c. Membuat perencanaan pelayanan 1) Membuat rencana kunjungan 2) Membuat rencana tindakan 3) Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga/masyarakat.



d. Melakukan koordinasi pelayanan 1) Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia 2) Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan 3) Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal 4) Melakukan rujukan pasien e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan 1) Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim 2) Menilai hasil akhir pelayanan (Sembuh, rujuk, meninggal, menolak) 3) Mengevaluasi proses manajemen kasus 4) Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur



14. Tatalaksana Home Care a. Ketenagaan 1) Manajer kasus, dengan kualifikasi: a) Minimal D.III b) Pemegang sertifikat pelatihan home care c) Pengalaman kerja minimal 3 tahun d) Memiliki SIP,SIK,SIPP. 2) Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi: a) Minimal D.III b) Pemegang sertifikat pelatihan home care c) Pengalaman kerja minimal 3 tahun d) Memiliki SIP,SIK,SIPP.



b. Alat/sarana 1) Alat kesehatan a) Tas/ kit b) Pemeriksaan fisik c) Set perawatan luka d) Set emergency e) Set pemasangan selang lambung



f) Set huknah g) Set memandikan h) Set pengambilan preparat i) Set pemeriksaan lab. Sederhana j) Set infus/ injeksi k) Sterilisator l) Pot/ urinal m) Tiang infuse n) Tempat tidur khusus orang sakit o) Pengisap lender p) Perlengkapan oxygen q) Kursi roda r) Tongkat/ tripot s) Perlak/ alat tenun c.



Alat habis pakai 1) Obat emergency 2) Perawatan luka 3) Suntik/ pengamian darah 4) Untuk infuse 5) Pemasangan selang lambung 6) Huknah, selang lambung, kateter 7) Sarung tangan, masker



15. Perizinan Home Care a. Berbadan hukum (Yayasan, badan hukum lainnya) b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan: c. Rekomendasi PPNI d. Ijin prakik perawat (SP, SIK, SIPP) e. Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi f. Ijin lokasi bangunan g. Ijin lingkungan



h. Ijin usaha i. Persyaratan tata ruang bangunan



BAB III ANALISA JURNAL POTENSI LAYANAN HOMECARE DI RS UMM DIDASARKAN PADA ANALISA KASUS PENYAKIT, EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT



Judul



Potensi layanan homecare di RS UMM di dasarkan pada anilsa kasus penyakit, ekonomi, dan social masyarakat



Jurnal



E journal.umm.



Volume & Halaman



Volume 7, Nomor 1,



Tahun



Januari 2016



Penulis



Yoyok Bekti Prasetyo, Thontowi Djauhari, Sri Sunaringsih Ika Wardojo



Reviewer



Aprillia mustika, arife hidayat, Dwi pradeka, Ida ayu wayan putrid sri wahyuni, Kurnia hariani, Nazamudin



Tanggal



26 Februari 2018



Tujuan Penelitian



Penelitian



ini



kesehatan



masyarakat



bertujuan



mengidentifikasi



yang



membutuhan



masalah layanan



homecare, mengidentifikasi asset yang diperlukan untuk layanan homecare, menyeleksi isu permasalahan dengan analisa mendalam terhadap karakteristik permasalahan homecare, mendefinisikan kebutuhan layanan homecare dengan terminologi yang terukur meliputi faktor ekononi dan social, merumuskan rancang bangun model pelayanan homecare (pelayanan di dalam gedung dan luar gedung). Subjek Penelitian



1. Populasi



dalam



penelitian



identifikasi



masalah



kesehatan masyarakat yang membutuhkan layanan homecare adalah dokumen rekam medik pasien yang



telah dirawat di RS UMM Bulan September 2013 – September 2015. Sampel yang digunakan adalah rekam medik pasien.Sampel penelitian diambil secara total sampling 2. Populasi dalam penelitian identifikasi asset yang diperlukan adalah tenaga medis, paramedic RS UMM. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling. 3. Populasi dalam menyeleksi isu permasalahan homecare adalah tenaga medis dan paramedic, serta masyarakat sekitar RSUMM. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling. 4. Populasi dalam mendefinisikan layanan homecare berbasis faktor ekonomi dan sosial adalah masyarakat sekitar RS UMM dan pasien yang sedang dirawat di RS UMM. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling. 5. Populasi dalam rancang bangun model layanan homecare adalah berbagai literature primer (jurnal ilmiah) Metode Penelitian



. Desain penelitian observasional,



Hasil Penelitian



Hasil penelitian teridentifikasi masalah kesehatan yang berpotensi untuk dilakukan homecare adalah perawata luka, perawatan antenatal, perawatan tali pusat, kasus paliatif



.



Model



jasa



pelayanan



homecare



perlu



dikembangkan dalam bentuk discharge planning di RS UMM. Kekuatan Penelitian



Kelemahan Penelitian



1. Variable yang di pakai banyak 2. Dapa menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya 3. Banyak memakai literature terbaru 4. Dapat bermanfaat bagi organisasi profesi maupun instansi terkait Tidak di jelaskan metode penghitungan data hasil penelitian



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan



kegiatan



hidup



sehari-hari



secara



mandiri. Saat ini sedang berkembang pelayanan kesehatan yang berbasis perawatan kesehatan dirumah atau uang biasa dikenal Home Care. Home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.



B. SARAN Perawat dapat memilih dari dan menggunakan berbagai metode, materi, dan media untuk mendukung kesehatan mereka kegiatan pendidikan. Sumber daya tersebut harus ditinjau dan di evaluasi untuk kesesuaian mereka untuk kelompok sasaran yang dituju. Kunci untuk memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat yang merangkul gagasan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses interaktif akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal banyak. Untuk rekan sejawat mengetahui trend issue keperawatan kesehatan komunitas di Indonesia dan dunia diantaranya home care, home health care, perawat keluarga, pondok kesehatan desa (ponkesdes).



DAFTAR PUSTAKA 1. Metode penelitian di ambil pada 26 Februari 2018 dari http://murnikasmaranifkmundip.blogspot.co.id/2010/11/metodepenelitian-analitik.html 2. Koenig Kathleen Blais dkk, (2006). Pratik Keperawatan Profesional Edisi 4. EGC, Jakarta 3. Setyowati Sri dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikas kasus Edisi Revisi. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 4. Trend dan iisu home care di ambil pada 26 Februari 2018 dari https://www.scribd.com/document/358907025/Trend-Dan-IssueKeperawatan-Komunitas-Home-Care