Jaringan Lokal Akses Fiber Optik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Andyy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN TEKNOLOGI JARINGAN BERBASIS LUAS



Disusun Oleh: 1. Anggelina Widiarsi 2. Aris Berly Anggara 3. Haifa’ Amatullah 4. M. Jaka Firdaus 5. Zam Afuw Imama S.



(03) (10) (20) (27) (39)



Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan yang mudah dan praktis semakin meningkat. Kebutuhan pelanggan yang meningkat baik di layanan data , voice , dan television menyebabkan dibutuhkannya suatu perangkat yang dapat mendukung semua permintaan tersebut. Teknologi lama seperti DSL (Digital Subsriber Line) dan modem kabel yang bisa mencapai orde Mega bit yang masih menggunakan infrastruktur kabel tembaga belum bisa memenuhi peningkatan kebutuhan bandwidth saat ini. Namun, dengan adanya teknologi ethernet yang menggunakan PON kebutuhan bandwith yang meningkat ini bisa terpenuhi. Ada beberapa macam dari penggunaan teknologi PON ini antara lain adalah BPON



(Broadband Passive Optical Network), EPON (Ethernet Passive Optical Network) dan GPON (Gigabit Passive Optical Network). Seluruh PON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan. Yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi traffic nya dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan pasif splitter. II. Dasar Teori 2.1 Jaringan Lokal Akses Fiber[8] Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) merupakan suatu teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam pengiriman data dari sentral ke pelanggan (jaringan akses). Fiber optik dipilih menjadi media transmisi karena kemampuannya yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak jauh sehingga mampu memenuhi permintaan bandwidth yang sangat besar. Penggunaan fiber optik sebagai media transmisi menyebabkan adanya proses peralihan sinyal elektrik menjadi sinyal optik. Hal itu dilakukan agar sinyal dapat ditransmisikan melalui fiber optik. Berdasarkan tempat peralihan sinyal optik menjadi sinyal elektrik di pelanggan maka jarlokaf dibedakan beberapa arsitektur yaitu: a. Fiber to the Zone ( FTTZ). Titik konversi optik (TKO) terletak di RK dan dari RK dihubungkan ke pelanggan dengan kawat tembaga melalui DP. b. Fiber to curb ( FTTC ) TKO terletak di DP dan dari DP kepelanggan menggunakan kabel tembaga dalam orde ratusan meter.



c. Fiber to the Building ( FTTB ) TKO terletak di sebuah bangunan perkantoran yang besar dengan nomor telepon yang banyak dan bertindak sebagai RK. Sistem ini mirip dengan istilah CTL ( catuan langsung ). Dari FTTB ke pelanggan menggunakan kabel tembaga. Dalam konfigurasi ini tidak adalagi DP. d. Fiber to the Home ( FTTH). TKO terletak di rumah – rumah pelanggan dan langsung dihubungkan kepesawat pelanggan dengan kabel dalam rumah. Ordenya sampai puluhan meter ( kalau dimensi rumah pelanggan juga puluhan meter ). Pengiriman data dari sentral ke pelanggan menggunakan konfigurasi point to multipoint. Oleh karena itu dibutuhkan perangkat Optical Distribution Network (ODN) yang dapat mendistribusikan data dari sentral ke pelanggan tujuan atau sebaliknya. Berdasarkan jenis ODN yang digunakan, maka Jarlokaf dibagi menjadi Active Optical Network (AON), yaitu ODN yang menggunakan perangkat optik aktif, dan Passive Optical Network (PON), yaitu ODN yang menggunakan perangkat optik pasif. 2.2 Konsep Dasar PON[8] PON merupakan arsitektur jaringan akses broadband berbasis serat optik yang menggunakan perangkat pasif optik, sehingga dapat digunakan pada konfigurasi point-to-multipoint. Karena termasuk jaringan broadband PON memilki beberapa keunggulan antara lain jaringan ini mempunyai koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara cepat dan terkoneksi. Dengan menggunakan sistem multiplekser PON bisa menyediakan layanan telepon, data, dan video dalam satu saluran. Selain itu, PON tidak memerlukan catuan listrik secara langsung dari sentral sehingga akan lebih menghemat daya. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah PON dapat diintegrasi dengan jaringan tembaga (copper). Dengan demikian kinerja



PON dapat ditingkatkan dan biaya operasi dapat ditekan. Berikut akan disajikan arsitektur dari teknologi PON:



Gambar 1. Arsitektur PON Berdasarkan gambar diatas arsitektur jaringan PON memiliki tiga komponen penting yaitu OLT (Optical Line Terminal) yang diletekkan di CO (Central Office), ODN (Optical Distribution Network) yang merupakan komponen dalam media transmisinya, ONU (Optical Network Unit) yang diletakkan dekat dengan pelanggan. 2.3 Konsep Dasar GPON[1] GPON adalah teknologi jaringan akses lokal fiber optik berbasis PON yang distandardisasi oleh ITU-T (ITU-T G.984 series). Pada GPON, sebuah atau beberapa OLT, interface sentral dengan jaringan fiber optik, dihunungkan dengan beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optik, menggunakan pasif optical distribution network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif optik lainnya. GPON mampu memberikan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetris (upstream dan downstream) atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 Gbps untuk upstream. GPON disyaratkan harus dapat melayani layanan jenis apapun, baik itu ethernet maupun TDM (PSTN, ISDN, E1, dll). Jarak antar OLT dengan ONU yang dapat dijangkau adalah 10 km untuk kecepatan 2.4 Gbps, sedangkan untuk kecepatan 1.2 Gbps dapat



mencapai 20 km. Untuk split ratio, ODN pada GPON dapat mencapai 1:64. 2.4 Arsitektur GPON[1] Secara umum arsitektur GPON sama seperti arsitektur jaringan akses fiber optik pada umumnya. OLT dan ONU yang merupakan perangkat aktif pada jaringan akses serat optik dihunungkan dengan ODN yang sifatnya pasif. Arsitektur GPON dapat dilihat pada gambar dibawah ini:



Gambar 2. Arsitektur GPON Namun yang berbeda adalah ONU dan OLT pada GPON dapat melayani dengan berbagai layanan, tidak hanya satu layanan yang sama. Misalnya pada UNI 1 pada ONU melayani layanan ATM, sedangkan UNI 2 melayani layanan E1. Atau SNI 1 pada OLT melayani layanan PSTN sedangkan SNI 1 melayani ATM. Komponen pada ONU terdiri dari Line Terminating UNI (User Network Interface), multipleks/demultipleks, serta Line Terminating PON. Pada UNI LT terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter. Sedangkan komponen pada OLT terdiri dari PON LT, switch, serta SNI (Service Node Interface) yang juga terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter. Untuk ODN biasanya menggunakan pasif splitter . 2.5 Fitur-fitur Pada GPON[9]



Keunggulan pada GPON dikarenakan pada teknologi ini diterapkan fitur-fitur sebagai berikut:



2.5.1



Operasi Panjang Gelombang[9]



Pada GPON, operasi panjang gelombang yang dialokasikan untuk transmisi arah downstream adalah 1480-1500 nm, sedangkan untuk transmisi arah upstream operasi panjang gelombang yang dialokasikan adalah 1260-1360 nm. Sebagai tambahan operasi panjang gelombang 1550-1560nm dapat digunakan untuk teknologi distribusi video RF pada arah downstream. Panjang gelombang upstream dan downstream dibedakan agar tidak terjadi interferensi sehingga pada GPON antara sentral dan pelanggan hanya akan menggunakan satu serat saja. 2.5.2



FEC[9]



Forward Error Control (FEC) adalah suatu teknik pada proses transmisi dimana data yang akan dikirim dikodekan sehingga error yang terjadi dapat dideteksi dan dikoreksi. Pada metode FEC, bit bit redudansi ditambahkan pada saat proses transmisi bersamaan dengan informasi. Jumlah bit bit redudansi sangatlah sedikit dibandingkan dengan informasiya. Penambahan metode FEC berdampak pada bertambahnya link budget sebesar 3-4 dB. Oleh karenanya,bit rate yang lebih tinggi dan jarak yang makin jauh antara OLT dan ONU bukanlah menjadi permasalahan. Berikut ini adalah contoh suatu FEC encoder dan decoder yang diterapkan pada GPON.



Gambar 3. FEC pada GPON Pada sistem FEC pada GPON diatas, encoder akan menyisipkan 16 bit redudansi untuk setiap blok bit informasi yang berjumlah 239 bit. Bit redudansi disisipkan pada akhir blok sehingga total bit pada tiap blok yang dikirim berjumlah 255 bit. Pada decoder, tiap satu blok bit yang diterima akan dilakukan pendeteksian error beserta lokasi bit yang error. Setelah error dideteksi maka error tersebut akan dikoreksi sesuai informasi awalnya. Jumlah error yang dapat dideteksi dan dikoreksi pada sistem diatas hanya berjumlah 8 bit. 2.5.3



T-CONT[3]



T-CONT adalah sebuah fitur pada GPON yang berfungsi sebagai pengatur alokasi bandwidth upstream pada GPON. T-CONT biasanya digunakan untuk meningkatkan penggunaan bandwidth upstream pada GPON. Terdapat 5 tipe T-CONT yang bisa dialokasikan untuk user : 1. T-CONT tipe 1 : menjamin alokasi bandwidth yang pasti stabil untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, contoh aplikasinya adalah layanan VOIP.



2. T-CONT tipe 2 : menjamin alokasi bandwidth yang stabil untuk aplikasi yang tidak sensitif terhadap delay, contohn aplikasinya adalah layanan video. 3. T-CONT tipe 3 : gabungan dari bandwidth minimal yang terjamin pasti ditambah bandwidth yang belum terjamin, contoh aplikasinya adalah pengiriman data-data penting. 4. T-CONT tipe 4 : mengalokasikan bandwidth secara best effort, sehingga berubah-ubah secara dinamis tanpa ada bandwidth yang pasti, contohnya adalah layanan internet. 5. T-CONT tipe 5 : gabungan semua servis sebelumnya. 2.5.4



Dynamic Bandwidth Allocation[3]



Dynamic Bandwidth Allocation (DBA) adalah metode yang memungkinkan adaptasi alokasi bandwidth pada user berdasarkan kebutuhan traffic. DBA dikontrol oleh OLT, yang mengalokasikan volume bandwidth kepada ONU. Metode ini hanya berfungsi pada transmisi upstream. Proses yang terjadi adalah blok DBA pada OLT mengumpulkan informasi secara terus menerus dan mengirim hasil algoritma berbentuk bandwidth Map kepada ONU. Berdasarkan bandwidth Map tersebut, setiap ONU mengirimkan data upstream pada masing-masing time slot yang telah disediakan. Terdapat dua mode DBA yaitu : 1. SR(Status-Reporting)-DBA Berdasarkan algoritma sebelumnya, OLT mengirimkan BW Map dalam header frame data downstream. Berdasarkan informasi alokasi bandwidth, ONU mengirimkan status report dari data yang sedang menunggu dalam T-CONT dalam time slot yang sudah disediakan. OLT menerima status report dari ONU, lalu mempebaharui bandwidth Map melalui algoritma DBA dan mengirimkan bandwidth Map yang baru ke



dalam frame selanjutnya. ONU kemudian menerima bandwidth Map terbaru dari OLT dan mengirim data ke time slot yang sudah disiapkan. 2. NSR (Non Status Reporting)-DBA NSR adalah skema algoritma yang memprediksi alokasi bandwidth setiap ONU berdasarkan trafik dari ONU. Langkah pertama adalah memantau jumlah sel yang diterima oleh OLT sesuai dengan interval yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh kemudian dihitung laju utilisasinya. Setelah itu, analisa kemacetan data dengan membandingkan laju utilisasi dengan batas yang telah ditetapkan. 2.5.5



Keamanan [7]



Fungsi dasar GPON adalah menyebarkan data downstream kepada semua ONU dimana setiap ONU telah menetapkan kapan data tersebut sampai. Oleh karena itu, beberapa user dengan maksud yang jahat dapat memprogram ulang ONU masing-masing, dan dapat menangkap seluruh data downstream milik ONU yang terhubung pada OLT. Pada bagian upstream, GPON menggunakan koneksi point-topoint yang membuat seluruh trafik menjadi aman dari penyadapan. Oleh karena itu,untuk setiap informasi upstream seperti security key dapat dengan tenang dikirim dalam bentuk teks yang jelas. Berdasarkan hal tersebut, rekomendasi GPON yakni G.984.3, menetapkan penggunaan dari mekanisme keamanan informasi untuk memastikan pengguna-pengguna diijinkan untuk dapat mengakses hanya yang termasuk dalam data mereka. Algoritma enkripsi yang digunakan adalah Advanced Encryption Standard (AES) yang hanya menerima 128, 192, dan 256 byte kunci yang membuat enkripsi menjadi sangat kompleks. Sebuah kunci dapat berubah secara periodik tanpa perlu mengganggu jalannya informasi untuk meningkatkan keamanan. 2.5.6



Proteksi[7]



Arsitektur proteksi dari GPON dipertimbangkan untuk meningkatkan kehandalan jaringan akses. Namun, proteksi dipertimbangkan sebagai mekanisme pilihan karena implementasinya tergantung pada realita sistem ekonomi. Terdapat dua tipe proteksi switching yakni Automatic Switching dan Forced Switching. Automatic Switching berjalan berdasarkan deteksi kesalahan, contohnya seperti sinyal dan frame yang hilang, serta degradasi sinyal, dan lain-lain. Sedangkan Forced Switching berjalan berdasarkan administrative events, seperti fiber rerouting, fiber replacement, dan lain-lain. 2.6



Transmisi Data Pada GPON[6]



GPON menggunakan GPON Encapsulation Method (GEM) sebagai metode yang mengenkapsulasi data melalui GPON. Meskipun setip tipe data dapat dienkapsulasi, pada kenyataannya hal tersebut bergantung pada layanan yang diminta. GEM melakukan komunikasi connection-oriented. 2.6.1



Downstream GPON[6]



Trafik downstream dikirimkan dari OLT ke semua ONU dengan cara Time Division Multiplexing (TDM). Setiap ONU hanya akan mengambil frame yang ditujukan untuknya yang telah dienkripsi. Frame downstream mengandung physical control block downstream (PCBd), partisi ATM, dan partisi GEM. Frame downstream menyediakan referensi waktu yang sama untuk PON dan menyediakan control signaling yang sama untuk upstream.



Gambar 4. Struktur Frame Downlink



Gambar di atas menunjukkan bagaimana struktur frame pada downstream GPON. Frame untuk downstream data rate sebesar 125 um. Panjang PCBd bergantung pada jumlah alokasi struktur per frame. Jika tidak ada data yang dikirim, frame downstream digunakan untuk sinkronisasi waktu. 2.6.2



Upstream GPON[6]



Trafik upstream menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA) dibawah kendali OLT yang menugaskan slot variable time length setiap ONU untuk mensinkronisasikan transmisi data burst. Frame upstream mengandung banyak transmission burst. Setiap upstream burst setidaknya mengandung Physical Layer Overhead Upstream (PLOu). Selain payload, frame uplink juga dapat mengandung PLOAMu (Physical Layer Operations, Administration and Management upstream), PLSu (Power Leveling Sequence upstream) and DBRu (Dynamic Bandwidth Report upstream).



Gambar 5. Struktur Frame Uplink Gambar di atas adalah struktur dari frame upstream. Panjang framenya sama seperti frame downstream. Setiap frame mengandung nomer transmisi dari satu atau lebih ONU. Selama periode alokasi, ONU dapat mengirim satu sampai empat tipe PON overhead dan data pelanggan. 2.7 Splitter Optik [10] Splitter Passive Optical Network (PON) memainkan peran penting dalam jaringan FTTX dengan memungkinkan jaringan PON tunggal untuk dibagi kepada banyak pelanggan. Splitter tidak mengandung elektronik dan tidak menggunakan listrik. Splitter adalah elemen jaringan yang menempatkan pasif dalam Passive Optical Network dan tersedia dalam berbagai rasio split. Splitter PLC dipasang di setiap jaringan optik antara PON Optical Line Terminal (OLT) dan Optical Network Terminal (ONT). Semua teknologi jaringan BPON, EPON, dan GPON menggunakan splitter optik sederhana ini. Di tempat splitter optik, jaringan WDM PON akan menggunakan sebuah Arrayed Wave Guide (AWG). Jaringan PON dapat dirancang dengan splitter optik tunggal atau dapat memiliki dua atau lebih splitter yang mengalir bersama-sama. Karena setiap koneksi optik menambah atenuasi, splitter tunggal lebih unggul dari beberapa splitter mengalir. Satu kopling tambahan (dan sumber atenuasi) diperkenalkan dalam menghubungkan dua splitter bersamasama . Splitter tunggal ditampilkan dalam diagram jaringan GPON di bawah ini. Perhatikan bahwa splitter dapat ditempatkan di Central Office (CO) bersama OLT, atau mungkin ditempatkan dalam sebuah kabinet Out Side Plant (OSP) yang lebih dekat dengan pelanggan. Splitter juga dapat



ditempatkan di ruang bawah tanah sebuah bangunan untuk instalasi Multiple Dweling Unit (MDU).



Gambar 6. Splitter Jaringan GPON 2.8 Perbandingan GPON dengan EPON[5] Perbandingan secara umum antara EPON dan GPON Tabel 1. Perbandingan GPON dengan EPON Karakteri EPO stik N Standard IEEE 802.3a h Protocol Ethern et Rates 1000 Mbps pada



GPON ITU-T G.984 Ethernet,T DM 2488 Mbps DS, 1244



DS dan US Span (km) 10 Split Ratio 16 atau 32 Broadband 92% Efficiency Line NRZ Encoding OAM Power ful



Mbps US



20 32 atau 64



72% 8B/10B



Weak, extended by vendors Applicatio Multi- Pure data n Servic service Mode e / FTTx Maturity Large Small vendo vendors rs involved involv ed GPON lebih populer dan banyak dipakai di US sedangkan EPON lebih lazim dipakai di Asia dan Eropa. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK Teknologi Jarlokaf adalah teknologi yang sedang berkembang, berbagai metode transmisi dimungkinkan untuk diterapkan namun jumlah implementasinya masih relatif terbatas di lapangan. Teknologi jarlokaf



yang merupakan teknologi yang telah dikenal di dunia, yang dibahas dalam teori penunjang ini antara lain : • DLC ( Digital Loop Carrier ) • PON ( Passive Optical Network ) • AON ( Active Optical Network )  Terdapat teknologi lain yang tidak dibahas, yaitu HFC ( Hybrid Fiber Coax ), namun mengingat trend perkembangan optik mengarah pada transmisi full optik ( tanpa melibatkan peran pure - coax ), maka yang dibahas lebih lanjut adalah PON yang dasar teknologinya mengutamakan jalur transmisi optik hingga bagian terjauh sentral. Perencanaan jaringan dengan arsitektur FTTx dengan jaringan full optik, mengintegrasikan teknologi optik yang sudah ada di Indonesia, yaitu DLC atau PON, sementara AON meskipun baru sebagai wacana, tetapi merupakan trend transmisi full optik yang ideal untuk perencanaan FTTH. Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita, dibedakan menjadi dua. Pertama narrow band, dengan transmisi kurang dari 2 Mbps, mampu memberikan layanan voice, data, dan citra baik diam antara lain : • Jenis jasa dan kapasitas • Kemudahan operational & Maintenance ( Pengoperasian dan Perawatan ) • Konfigurasi dan kehandalan sistem ( reliability ) • Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard ( compatibility) • Biaya tidak mudah usang dan dijamin produksinya. • Biaya Efektif Digital Loop Carrier (DLC) Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi pelanggan (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing sinyal keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi



pelanggan. Jika dibentuk jaringan local tersendiri maka diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. Konfigurasi DLC terdiri dari: a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari: - Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). - Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2 Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik. b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari: Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). - Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps. Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CT-DLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km. Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber optic dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH Fungsi bagian Penyusun DLC (mengacu PPJT-KAF ver1.0) adalah sbb: • Jarlokaf dengan topologi point-to-point (Single star) • Terdiri dari dua perangkat utama: CT (Central Terminal) di sisi sentral, dan RT (Remote terminal) di sisi pelanggan • Fungsi CT adalah : Interfacing dengan sentral lokal Multiplexer/Demultiplexer Crossconnect dan Controller Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) • Fungsi RT adalah : Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)



Multiplexer/Demultiplexer Interfacing dengan pelanggan • DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk gedungbertingkat (high rise building) AON ( Optical Network Unit ) Teknologi AON mirip dengan teknologi PON, hanya saja perbedaan keduannya terletak pada splitter yang digunakan. PON menggunakan splitter pasif, sedangkan AON menggunkan splitter aktif yaitu Acttive Splitting Equipment ( ASE) atau lebih singkat Active Splitter ( AS). Pada titik percabangan, ASE mempunyai 2 ODN, yaitu primary ODN dan secondary ODN. ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan informasi dari dan ke OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan Kapasitas sebagai multiplexer/ demultiplexer serta sebagai intermediate regenerator, inilah mengapa splitter pada AON bersifat aktif. Keuntungan yang didapatkan dengan sistem AON adalah : • Biaya infrastruktur yang felatif murah untuk jangka panjang • Cakupan daerah pelayanan yang relative lebih luas dibandingkan dengan sistem copper / tembaga • Daerah cakupan yang luas, bisa dilayani dengan didistribusi yang merata. Bagi pelanggan yang terletak jauh dari node ( rumah gardu), ASE memberikan daya optik yang lebih besar, sehingga layanan yang diberikan untuk semua pelanggan relative sama. • Dapat menempuh jarak yang jauh, lebih jauh daripada PON Teknologi



PON



(



Passive



Optical



Network



)



PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung perangkat optic pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering. Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT), Optical



Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU). Keluaran dari OLT ditransmisikan melalui ODN yang menyediakan alat alat tramsmisi optik mulai dari OLT sampai pelanggan. ONU menyediakan interface pada sisi pelanggan dari Distribution Point (DS ) dan dihubungakan dengan ODN. Teknologi PON pada dasarnya adalah teknologi untuk hubungan point to multipoint, dan topologi ini sesuai untuk melayani kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah perangkat ONU di lokasi pelanggan. Metode akses yang digunakan pada PON salah satunya adalah TDM/ TDMA (Time Division Multiplexing/ Time Division Multiplexing Access). Pada arah downstream, sinyal TDM dari OLT memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang ditentukan dan disebarkan ke semua ONU yang terhubung oleh OLT.  Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah ditentukan untuk transmisi. Karena semua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengamanan sinyal, dengan encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara sinkron dengan metoda TDMA untuk menghindari tabrakan, karena jarak antara OLT dan semua ONU berbeda beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk downstream dan upstream pada daerah 1260 nm dan 1360 nm sesuai dengan rekomendasi ITU-T G 957. Metoda lain yang digunakan adalah SDM (Space Division Multiplexing ) dan WDM ( Wavelength Division Multiplexing), tergantung dari sistem yang digunakan, apakah simplex, half duplex, atau full duplex. Untuk WDM transmisi dua arah dapat dilakukan tanpa memerlukan serat tambahan dan tidak meningkatkan bit rate pada saluran, dengan menggunakan sinyal pada panjang gelombang yang berbeda, seperti panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm. Sistem PON terdiri dari perangkat OLT yang dihubungkan dengan sentral lokal ( local exchange ), saatu atau lebih perangkat ODN  3.1.Pengertian Jarlokaf Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) merupakan suatu



teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam sistem telekomunikasi. Salah satu jenisnya adalah jaringan Digital Loop Carrier (DLC), yaitu suatu sistem JARLOKAF dengan hubungan point to point tanpa melewati percabangan, hanya menggunakan komponen sambungan (splice) dan konektor. Teknologi ini memberikan keuntungan berupa peningkatan kemampuan banyak-nya/kapasitas satuan sambungan layanan. Casa Grande Estate sebagai salah satu barometer perumahan hunian modern di Yogyakarta dituntut untuk menyediakan layanan yang maju, cepat, mudah, dan unggul dalam segala bidang, yang salah satunya adalah adanya layanan telekomunikasi yang bekualitas tinggi. Teknologi yang umum digunakan adalah dengan menggunakan materi tembaga (cooper) yang dapat mengantarkan tranmisi sinyal berupa pulsa elektronik. Namun ini sangat terbatas dalam jumlah , kualitas serta jarak tempuhnya. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan kabel coaxial maupun kabel tembaga , fiberoptik lebih banyak digunakan dalam saluran backbone. Sistem yang digunakan dalam fiberoptik hamper sama dengan yang digunakan dalam system tembaga . perbedaannya adalah dalam penggunaan pulsa cahaya untuk menghantarkan informasi data (teknologi tembaga menggunakan pulsa elektronik). Dalam system fiber optic , dikenal istilah transmitter , yaitu perangkat yang menjadi tampat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke fiber optic. Informasi data berupa pulsa elektronik yang telah diterima oleh transmitter ini, kemudian diproses dan diterjemahkan menjadi informasi yang sama , tapi dalam bentuk pulsa cahaya. Transmitter biasanya menggunakan Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode ( ILD ) dalam proses penerjemahan ini . Ada 3 jenis kabel fiber optik yang biasa digunakan yaitu : Single Mode ,Multimode dan Plastic Optical Fiber , yang berfungsi sebagai penunjuk cahaya dari ujung kabel ke ujung kabel lainnya . kemudian , dari transmitter berlanjut ke receiner , yang berfungsi untuk mengubah pelsa elektronik ke cahaya dan senaliknya , dalam bentuk Light Emiting Diode ataupun laser . Kabel Fiber Optik Single Mode merupakan fiber glass tunggal yang



dapat mengantarkan data sampia 10 mikrometer , memiliki satu jenis transmisi yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak jauh , dan membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spectrum yang lebih kecil . Kemampuan kabel jenis single mode dalam mengantarkan transmisi adalah 50 kali lebih cepat dari kabel jenis multimode , karena memeiliki core yang lebih kecil sehingga dapat menghilangkan setiap distorsi dan pulsa cahaya yang tumpah tindih . Kabel Fiber Optik Multimode terbuat dari fiber glass dengan diameter lebih besar, yaitu 50 – 100 mikrometer yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak menengah . Apabila jarak yang ditempuh lebih dari 300 kaki,akan terjadi distorsi sinyal pada sisi penerima yang mengakibatkan transmisi data menjadi tidak akurat . Sedangkan Plastic Optical Fiber adalah kabel berbasis plastic terbaru yang menjamin tingkat performa yang sama dengan fiber glass dalam jarak pendek dengan biaya yang jauh lebih murah .Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain: 1. Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan O&M. 3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). 4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). 5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. 6. Biaya efektif. 7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF Berdasarkan tempat peralihan sinyal optik (TKO = titik Konversi Optik ) menjadi sinyal elektrik di pelanggan maka dibedakan beberapa arsitektur Jarlokaf. Yaitu: - Fiber to the Zone ( FTTZ). TKO terletak di RK dan dari RK dihubungkan ke pelanggan dengan kawat tembaga melalui DP. Panjang kawat tembaga yang digunakan kepelanggan dalam orde km.



- Fiber to curb ( FTTC ) TKO terletak di DP dan dari DP kepelanggan menggunakan kabel tembaga dalam orde ratusan meter. - Fiber to the Building ( FTTB ) TKO terletak di sebuah bangunan perkantoran yang besar dengan nomor telepon yang banyak dan bertindak sebagai RK. Sistem ini mirip dengan istilah CTL ( catuan langsung ). Dari FTTB ke pelanggan menggunakan kabel tembaga. Dalam konfigurasi ini tidak adalagi DP. - Fiber to the Home ( FTTH). TKO terletak di rumah – rumah pelanggan dan langsung dihubungkan kepesawat pelanggan dengan kabel dalam rumah. Ordenya sampai puluhan meter ( kalau dimensi rumah pelanggan juga puluhan meter )



Jaringan Fiber optik sebagai jaringan lokal, mempunyai konfigurasi yang sama dengan Jarlokat hanya istilahnya berbeda. Sebagai ganti MDP di sentral digunakan perangkat OAN ( optical Access Network ). Sebagai ganti RK digunakan perangkat PON (Passive Optical Network) atau AON ( active Optical Network). Dan terakhir sebagai ganti DP digunakan ONU ( optical Network Unit ). Dari ONU hubungan kepelanggan langsung terjadi dengan menggunakan kabel tembaga (saluran penanggal). Saluran ini dipakai karena jarak yang dekat antara ONU ke pelanggan. 3.2.Alasan penggunaan fiber optik untuk akses jaringan pelanggan adalah:  Kebutuhan pelanggan akan pelayanan dengan pita frekwensi yang lebih lebar dari voice Band width (VBW) misalkan : untuk penyaluran



video, data kecepatan tinggi dll. Sehingga aplikasinya bukan hanya untuk percakapan telepon, tetapi juga entertainment, multimedia, dlsb.  Fiber optik mempunyai kapasitas yang besar dan dapat menggantikan kabel primer dengan sangat berarti. bayangkan diameter kabel primer dengan 1200 pasang kabel untuk 1200 pelanggan rumah ( k. l. 8 cm. ). Bayangkan pula Fiber optik dengan diameter ini dalam mikrometer ( ukuran rambut ) dan dibungkus oleh pelindung hingga sebesar k. l 1 cm. Fiber optik ini dapat membawa sekali gus 40.000 saluran.  Dengan diameter yang besar maka satu gulung kabel primer hanya dapat membawa kabel sepanjang ~  Fiber Optik tidak terpengaruh oleh kebocoran pada sambungan karena tidak mengurangi konduktivitas kabel. Dan tidak terpengaruh oleh induksi gel radio atau noise yang berasal dari pengapian mesin – mesin yang lewat.  Fiber optik sangat murah dibandingkan dengan kapasitasnya. Sebagai contoh: mis harga 1 m pair kabel tembaga Rp. 50,- biaya pasang Rp. 50,juga. Maka harga 3 km kabel, 1200 pair adalah Rp. (50+50) X 3000 X1200= Rp. 360.000.000,Sedangkan harga Fiber optik 12 urat ( kapasitas 12X40.000) Rp. 50.000,-/ meter. untuk 3 km harganya Rp. 150.000.000, Penempatan kabel optik yang lebih kecil akan kelihatan lebih mudah dan lebih rapih. Disamping itu jenis jasa layanan kepada pelanggan lebih banyak. Perkembangan bisnis / ekonomi dapat lebih terpacu.  Kerugian menggunakan fiber optik hanya kapasitasnya yang besar, sehingga sekali kabel putus maka pelanggan yang komplain banyak sekali.  Bahan baku fiber optik adalah pasir kwarsa. Dan pasir kwarsa dunia ini jauh lebih banyak dari pada tembaga. Disamping itu, dengan



berkembangnya pemakaian fiber optik maka harganya akan semakin turun.  Dengan menggunakan firber optik, maka MDP menjadi hilang diganti dengan titik OAN. Hal ini membuat dimensi ruang sentral menjadi sangat – sangat kecil. Karena sebagian besar ruang sentral digunakan untuk menyimpan MDP. Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial. Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain : • Jenis jasa dan kapasitas. • Kemudahan O&M. • Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). • Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). • Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. • Biaya efektif. • Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF. 3.3.Fiber-Copper Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fibercopper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1. No Teknologi Konfigurasi Dasar Tipe Jenis Jasa Keterangan 1. DLC Konevensional • Point to point • IS-A Telah banyak digunakan



di dunia. DLC generasi baru (NG DLC) atau Flexible Multipexer • Point to point • IS-A • IS-B Relatif baru dan belum banyak digunakan. 2.PON •Point to multipoint • Percabangan sinyal optic pasif • IS-A • IS-B • DS Mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1994. 3.AON Point to multipoint melalui perangkat percabangan sinyal optik aktif • IS-A •IS-B Dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan. Tabel 1. Teknologi sistem JARLOKAF Ada pun PON dan DLC tersebut sudah banyak diimplementasikan. Dari kapasitasnya, PON mau pun DLC mempunyai perbedaan seperti pada tabel 2. JARLOKAF Type Kapasitas Perangkat Bit rate Di lokasi sentral Di lokasi pelanggan PON I 800 4 Berbeda Setiap Pabrikan II 800 16 III 800 30 IV 800 60 V 800 120 DLC I 120 120 8 Mbps II 240 240 34 Mbps III 480 480 34 Mbps IV 1920 1920 140 Mbps Tabel 2. Kapasitas sistem JARLOKAF 3.4.Fiber-Coax Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial



dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layanan menuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabel serat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Very high-data Digital Subscriber Line). Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulator-demodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN (Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data. Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksud yang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU (Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaan istilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perlu adanya standarisasi dalam penamaannya. Media yang digunakan dari headend sampai dengan fiber node adalah kabel serat optik, sebagai jaringan backbone. Sementara jaringan kabel koaksial dimulai dari titik fiber node sampai dengan terminal CUI, BIU atau MDU. Termasuk didalamnya sistem pencatuan perangkat, tapper dan amplifier. Perangkat CIU (Customer Unit Interface) digunakan untuk daerah residensial/perumahan, BIU (Business Interface Unit) untuk gedung perkantoran dan MDU (Multiple Dwelling Unit) pada apartemen/flat. 3.5.Fiber Optik 3.5.1.Definisi Fiber Optik Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh.



3.5.2.Bagian-Bagian Fiber Optik Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core). Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan. 3.5.3.Macam-Macam Jenis Fiber Optik ada 2: 1. Single-mode fibers Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer) 2. Multi-mode fibers Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)



3.5.4.Cara



Kerja



Fiber



Optik



Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal. Keuntungan Fiber Optik Murah : jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang sama. Lebih tipis: mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga. Kapasitas lebih besar. Sinyal degradasi lebih kecil. Tidak



mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik. Fleksibel. Sinyal digital. Bagaimana Fiber Optik Dibuat Making a preform glass cylinder Proses ini disebut modified chemical vapor deposition (MCVD). Silikon dan germanium bereaksi dengan oksigen membentuk SiO2 dan GeO2. SiO2 dan GeO2 menyatu dan membentuk kaca. Proses ini dilakukan secara otomatis dan membutuhkan waktu beberapa jam. Drawing the fiber from the preform Setelah proses pertama selesai preform dimasukkan kedalam fiber drawing tower. Kemudian dipanaskan 1900-2200 derajat celcius sampai meleleh.Lelehan tersebut jatuh melewati laser mikrometer sehingga preform membentuk benang. Dilakukan proses coating dan UV Curing. Testing the Finished Optical Fiber Tensile strength: harus mampu menahan 100.000 lb/inch2 atau lebih. Refractive index profile : menghitung layar untuk pemantulan optik. Fiber geometry : diameter Core, dimensi cladding, diameter cloating adalah seragam. Attenuation : menghitung kekuatan sinyal dari berbagai panjang gelombang dan jarak. Information carrying capacity : bandwith Chromatic dispersion : penyebaran berbagai panjang gelombang sinar melalui core. Operating temperature Kabel Optik Yang Sering Digunakan :  Distribution Cable 



Indoor/Outdoor



Tight



Buffer



 Indoor/Outdoor Breakout Cable   



Aerial Hybrid



Cable/Self-Supporting & Armored



 Low Smoke Zero Halogen (LSZH)



Composite



Cable Cable



Perkembangan zaman menuntut keterbukaan informasi dan tentunya, komunikasi menjadi salah satu aspek penting yang menandai majunya suatu peradaban. Dewasa ini, masyarakat dimudahkan untuk berkomunikasi, bahkan dengan orang di belahan bumi yang lain. Sejak ditemukan telegram, radio, dan jaringan seluler, komunikasi semakin mudah dan cepat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai media komunikasi adalah teknologi fiber optik. Fiber optik populer untuk sektor pengguna tetap seperti perkantoran, bangunan tinggi, sekolah, atau rumah seperti produk terbaru Telkom Indonesia yaitu IndiHome atau produk First Media. Fiber optik sendiri merupakan kabel dari material silika (kaca) yang mampu menyalurkan cahaya. Jadi, alih-alih dikirimkan melalui arus listrik di kawat tembaga seperti pada jaringan telepon, data dikirimkan dalam bentuk cahaya yang merambat melalui kaca fiber optik. Bahkan selain sebagai media menyalurkan informasi, fiber optik juga dapat digunakan sebagai sensor dengan berbagai aplikasi. Salah satunya adalah fiber optik sebagai sensor pernapasan. Keuntungan memilih teknologi fiber optik ini diantaranya adalah kecepatan yang tinggi dan kapasitas lebih besar, baca juga  Keunggulan Serat Optik – Perevolusi Dunia Telekomunikasi. Bayangkan bila data dikirimkan dengan kecepatan cahaya! Tidak ada di alam semesta ini yang melebihi kecepatan cahaya. Tentunya informasi dapat mencapai tujuan lebih dulu jika dibandingkan dengan kecepatan rambat arus listrik di kabel tembaga. Kapasitas atau bandwidth dari jaringan ini juga besar karena dalam satu kabel, beberapa rangkaian data dapat dikirim dalam waktu yang bersamaan, menggunakan teknik WDM (Wavelength Division Multiplexing). Dengan berbagai penelitian yang dilakukan saat ini, tidak menutup kemungkinan kecepatan komunikasi dengan fiber optik akan terus meningkat, apalagi adanya teknik DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) [5]. Baca juga Teknik Multipleksing Optik: OTDM vs OFDM/OWDM Seperti halnya segala bentuk komunikasi, diperlukan komponen pengirim (transmitter), jalur komunikasi, dan penerima (receiver) dalam



membentuk suatu sistem komunikasi fiber optik. Selain itu, diperlukan beberapa peralatan yang dapat dikategorikan dalam komponen aktif dan pasif [1]. Komponen aktif adalah alat yang membutuhkan sumber listrik untuk beroperasi. Contohnya adalah laser, amplifier, modulator, attenuator, dan switch. Sedangkan komponen pasif adalah alat yang tidak membutuhkan sumber energi lain dan hanya bekerja menyalurkan sinyal cahaya. Contohnya adalah fiber optik, konektor, splices, filter optik, dan coupler.



Gambar 1. Susunan dasar komunikasi optik Struktur dasar sistem komunikasi fiber optik ditunjukkan pada gambar 1. Terdapat tiga aspek penting yaitu transmitter, jalur komunikasi, dan receiver.  Masing-masing akan dijelaskan dalam uraian berikut :  Transmitter Transmitter terdiri atas beberapa bagian. Bagian utamanya adalah sumber cahaya yang dibantu oleh komponenmultiplexer, modulator, coupler, dll. Sumber cahaya yang digunakan dalam bidang komunikasi adalah laser dioda atau LED. Keduanya dibedakan berdasarkan mekanisme pembangkitan cahaya yang terjadi. Multiplexer adalah suatu komponen yang memungkinkan peningkatan kapasitas fiber optik melalui sistem TDM (Time Division Multiplexing) dan WDM (Wavelength Division Multiplexing). Pada TDM, informasi dari banyak sumber dikirimkan berurutan ke satu tujuan, sedangkan pada WDM, sinyal tidak dikirimkan satu persatu melainkan tiap sumber memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga dapat dikirimkan bersamaan dalam satu fiber. Hal ini menyebabkan kapasitas pada jaringan fiber optik WDM jauh lebih besar. [1]



Gambar 2. Konsep dasar WDM [1] Komponen transmitter berikutnya adalah modulator [1]. Sinyal elektrik diubah kedalam sinyal optik melalui proses modulasi. Modulasi adalah bagaimana sebuah sinyal informasi diterjemahkan ke sinyal lain yang bekerja sebagai pembawa (carrier).   Jalur komunikasi Sebuah jaringan tidak mungkin hanya terdiri dari sebuah kabel lurus melainkan terdapat sambungan ataupun percabangan dari fiber optik. Beberapa jenis sambungan pada fiber optik adalah coupler, konektor, dan splice. Coupler adalah lensa mikro pada ujung fiber optik yang berfungsi memfokuskan cahaya dari transmitter agar terpandu dalam fiber secara maksimal. Konektor adalah sambungan antara ujung fiber optik dengan ujung lain yang sifatnya bisa dipasang dan dilepas berulang kali.



Gambar 3. Konektor SC (a)  dan ST (b) [2] Berbeda dengan konektor, sambungan berupa splice sebagian bersifat permanen. Sambungan splice adalah hubungan langsung antar dua ujung fiber yang diperoleh melalui fusion atau mechanical splicing [1]. Pada metode fusion splicing, ujung fiber optik dipanaskan hingga lebur dan



disambungkan secara permanen. Pada mechanical splicing, ujung fiber ditempelkan satu sama lain dan diikat dengan clamp atau tempat khusus.



Gambar 4. Perbedaan Mechanical splice dan fusion splice. (Sumber: www.fo4sale.com)  Receiver Optical Receiver berfungsi untuk menerima sinyal cahaya yang disalurkan fiber optik lalu merubahnya kembali kedalam bentuk sinyal elektrik. Receiver terdiri dari beberapa komponen yaitu coupler, untuk memfokuskan sinyal yang diterima menuju photodetector, photodetector sebagai penerima sinyal, dan demodulator untuk mengubah sinyal kembali ke sinyal elektronik. Dua jenis photodetector yang memenuhi syarat tersebut adalah PIN Photodioda dan Avalanche photodioda (APD). Baca juga:   Fiber To The Home (FTTH) Fiber To The Home (FTTH) adalah sistem penyediaan akses jaringan fiber optik dimana titik konversi optik berada di rumah pelanggan [3].  Titik konversi optik merupakan ujung jaringan fiber optik di sisi client yang berfungsi sebagai tempat konversi sinyal optik ke sinyal



elektrik sebelum diakses oleh berbagai perangkat. FTTH adalah satu dari berbagai alternatif jaringan FTTX. Istilah yang lainnya adalah Fiber To The Building (FTTB), Fiber To The Curb (FTTC), Fiber To The Tower (FTTT), atau Fiber To The Zone (FTTZ). Arsitektur jaringan komunikasi fiber optik yang digunakan dalam FTTH adalah Passive Optical Network (PON). PON merupakan jaringan point-to-multipoint yang tidak memiliki komponen aktif selain di sisi Central Office (CO) dan sisi pelanggan / user. Dengan kata lain, sinyal optik dikirimkan hanya melalui komponen pasif yaitu fiber optik, splices, dan splitter/combiner. PON merupakan teknologi terbaru setelah Point-to-point fiber connection, dimana tiap client memiliki jalur fiber optik pribadi untuk menuju CO, dan Active Optical Network (AON), yaitu jaringan yang membutuhkan komponen aktif berupa switch elektronik sebagai penyalur informasi. [4] Sejak ditemukan oleh British Telecom pada 1980-an, PON terus dikembangkan karena memiliki fleksibilitas tinggi. Terbukti dari munculnya berbagai skema jaringan baru yang berakar dari PON, yaitu GE-PON, Broadband PON (BPON), GPON [5], XGPON, dan Ethernet PON (EPON) [6]. Pengembangan PON juga dilakukan pada cara sharing data yang dilakukan, yaitu TDM-PON, WDM-PON, dan HybridPON [4]. Topologi dari PON juga dapat divariasikan seperti jaringan pada umunya menggunakan topologi tree, bus, atau ring. Seperti halnya sistem komunikasi optik yang dibahas sebelumnya, PON memiliki komponen utama yang disebut dengan Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit (ONU) / Optical Network Termination (ONT), dan Optical Distribution Network (ODN) [3]. Konfigurasi umum FTTH berbasis PON ditunjukkan oleh gambar berikut :



Gambar 5. Konfigurasi umum FTTH [3]  OLT adalah ujung fiber optik pada bagian CO yang menghubungkan jaringan ke backbone Metro Ethernet (ME) atau ke jaringan yang lain.  ONU atau ONT adalah ujung fiber optik pada sisi pelanggan, dimana terdapat titik konversi optik  Daerah Akses Fiber (DAF) atau bagian ODN yang dibagi menjadi 4 segmen berdasarkan jenis kabel fiber optik yang digunakan, yaitu:  Segmen 1 : kabel feeder menghubungkan Optical Distribution Frame (ODF) dan Optical Distribution Cabinet(ODC)  Segmen 2 : kabel distribusi dan Optical Distribution Point (ODP). ODC dan ODP merupakan lokasi sambungan (splice) dan splitter  Segmen 3 : kabel drop dan Optical Terminal Premises (OTP)  Segmen 4 : kabel indoor yang diletakkan dalam rumah dan Optical Indoor Outlet (Roset) Skema jaringn FTTH sedang digemari karena walau sedikit mahal, teknologi fiber optik akan mampu bertahan lama dan merupakan investasi yang menjanjikan. Tidak hanya untuk akses internet, saat ini televisi kabel (IPTV) dan Wireless (Wi-Fi) juga mulai diintegrasikan kedalam komunikasi fiber optik. Walau masih hanya ada di kota besar,



kita berharap seluruh indonesia dapat menikmati teknologi Ini kedepannya. NB : gambar diperbesar,tatanan penulisan Tambahi fttx sama metode AON DAN PON KYK DIBUKU



https://www.satumanado.com/fttx-memahami-arsitektur-teknologi-fttx/