Jaringan Tema [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN



2.1 Hakikat Jaringan Tema Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan. Model pembelajaran terpadu sendiri menjadi model pembelajaran yang dipilih oleh berbagai kalangan sebagai ganti dari model pembelajaran drill-system. Dalam pembelajaran terpadu, ekplorasi topic/tema menjadi alat pemacu utama bagi pelaksanaannya. Dengan demikian, pemilihan topic/tema menghubungkan antara satu tema dengan tema lainnya menjadi persoalan penting yang harus dikuasai baik oleh pendidik maupun peserta didik. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed, adalah pembelajaran yang mnggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema dapat ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-subtemanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi (Trianto, 2007: 45) (Sugiyar, 2016). Pengembangan tema menjadi sub-subtema serta membuat pola hubungan antara tema tertentu dan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari bebagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan peserta didik memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin berbagai bidang ilmu pengetahuan. Selain untuk mempermudah pemahaman, jaringan tema juga juga mengajari pembiasaan agar peserta didik mampu berpikir secara integrative dan holistic. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai biang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan siswa-siswi memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin berbagai bidang ilmupengetahuan. Selain untuk mempermudah



pemahaman, jaringan tema juga mengajari pembahasan agar siswa-siswi mampu berpikir secara integrative dan holistik (Sugiyar, 2016). Berikut ini adalah salah satu contoh-contoh jaringan tema yang melibatkan beberapa mata pelajaran.



IPA 1. Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya seta cara perawatannya. 2. Mengidentifikasi kebutuhan tumbuh agar tumbuh sehat dan kuat. 3. Membiasakan hidup sehat.



MATEMATIKA 1. Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam. 2. Menentukan lama suatu kejadian berlangsung. 3. Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat seharihari (pendek, panjang, dan membandingkannya).



DIRI SENDIRI



BAHASA INDONESIA 1. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan santun. 2. Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang santun. 3. Mendeskripsikan bendabenda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana.



PPKN 1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa.



IPS 1. Mengidentifik asi identitas diri, keluarga, dan kerabat. 2. Menceritakan pengalaman diri.



Pembuatan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu Webbed memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya meliputi: a. Penyeleksi/penentuan tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar. b. Lebih mudah dilakukan oleh guruyang belum berpengalaman. c. Memudahkan perencanaan.



d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa. e. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. Sementara kekurangannya antara lain: a. Sulit dalam menyeleksi tema. b. Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal. c. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep.



2.2 Teknik Pembuatan Jaringan Tema Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan yang harus dilalui. Langkah-langkah yang harus dilalui diantaranya (Trianto, 2007): a. Tentukan terlebih dahulu tema. Cara menentukan tema bisa dilakukan dengan dua cara: -



Cara pertama, mempelajari standar kompotensi dan kompotensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajara, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.



-



Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.



Selain itu, penentuan tema juga harus mengikuti beberapa prinsip. Prinsip penentyan tema: -



Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa.



-



Dari yang termudah menuju yang sulit.



-



Dari yang sederhana menuju yang kompleks.



-



Dari yang konkret menuju yang abstrak.



-



Tema yang dipilih harus meungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa.



-



Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.



b. Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Langkah ini tidak terlalu rumit karena pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan pemetaan terhadap materi-materi yang akan dijadikan bahan pembuatan jaringan tema. c. Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasi ke dala rumpun mata pelajarannya masing-masing. Hal ini untuk mempermudah mencari keterkaitan tema dengan mata pelajaran yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran tematik. d. Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema. Pola hubungan antara tema dan rumpun materi diilustrasikan dengan sebuah bagan sebagaimana terlihat pada contoh jaringan tema yang telah dibahas sebelumnya. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses pembuatan jaringan tema dapatdilakukan dengan langkah: hubungkan kompotensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu sehingga akan terlihat kaitan antara tema, kompotensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tempat.



2.3 Kriteria Jaringan Tema Sebuah jaringan tema dapat dianggap baik jika memenuhi beberapa kriteria. Kriteria ini diantaranya (Trianto, 2007): a. Simpel. Jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, jaringan tema dibuat sesederhana mungkin dan tidak berbelit-belit dalam mengilustrasikan keterkaitan antara tema dan materi-materi yang terkait dengannya. b. Sinkron. Pada dasarnya, jaringan tema terdiri dari dua komponen utama, yaitu tema pengikat dan materi yang terkait dan bisa masuk dalam cakupannya. Untuk menyusun jaringan tema yang baik, maka hal yang perlu diperhatikan yaitu sinkronisasi antara tema dan materi-materi yang dijaring didalamnya. c. Logis. Selain sinkron, keterkaitan antara tema dan materi yang diikat haruslah logis. Hal ini mengandung pengertian bahwa materi yang dijaring memang



betul-betul merupakan bagian dari tema, sehingga tidak dibutuhkan tema lain untuk menjaring materi-materi tersebut. d. Mudah dipahami. Jaringan tema yang baik adalah jaringan tema yang dapat dipahami oleh semua orang. Dengan demikian, siapa pun dapat menyusun dan mengembangkan pembelajaran tematik dengan berpegangan pada jaringan tema tersebut. Jaringan tema diupayakan tidak hanya dipahami oleh pembuatnya, tetapi harus dapat digunakan oleh semua orang. e. Terpadu. Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansi yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Oleh karenaitu, dalam pembuatan jaringan tema, asas keterpaduan antara tema dan materi tidak bisa diabadikan. Pembuatan jaringan tema diharapkan dapat menampilkan gambaran keter[aduan antara tema dan materi menjadi suatu bagian utuh yang akan dikembangkan menjadi scenario pembelajaran tematik.



CONTOH JARINGAN TEMA Tema 3



: Makanan Sehat



subtema 1



: Bagaimana Tubuh Mengolah Makanan?



Pembelajaran : 2 (dua) Kelas



:V



1. Kompotensi Inti a. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. b. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. c. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. d. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang



mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Pemetaan Kompotensi Dasar



3. Pemetaan Kompotensi Dasar pembelajaran ke 2