Jenis Teater Tradisional Asia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jenis Teater Tradisional Asia Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis



masing-masing



daerah.



Banyak jenis teater tradisional yang tersebar di berbagai belahan dunia seperti di Asia, Eropa, Afrika dsb. Berdasarkan pada materi, maka sekarang saya akan focus pada jenis teater tradisional di Asia. Pada asia ada beberapa jenis teater tradisional yang sangat terkenal, yaitu : 1. Teater Kabuki Kabuki merupakan salah satu kebudayaan jepang yang termaksud jenis teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan seni music. Selain itu, istilah Kabuki berasal dari tiga huruf jepang, yaitu Ka (nyanyian), bu (tarian) dan ki (keterampilan). Teater kabuki sudah ada sejak 1600 tahun yang lalu oleh pendeta dari kuil temanggu di Tokyo yaitu Izumi No Kouni. Teater kabuki ini kebanyakan dinikmati oleh kalangan bawah daripada kalangan atas.



Teater Kabuki Teater kabuki biasanya menceritakan sejarah di ruang lingkup istana dan cerita yang nyata, dalam arti kehidupan masyarakat jepang pada masa itu. Teater ini memiliki keunikan yaitu semua pemerannya adalah laki-laki. Jadi jika ada tokoh perempuan yang muncul dalam teater maka yang memerankan adalah laki-laki yang disebut onnagata. Teater kabuki juga di dukung oleh tata musik, tata kostum, tata rias dsb.



Onnagata (tokoh perempuan yang diperankan laki-laki) Untuk tata musik, alat yang digunakan taiko (gendang), shamisen ( semacam gitar yang berdawai tiga), fue (suling), dan tsuzumi (genderang yang dipukul-pukul dengan tangan). Kombinasi dari instrumen-instrumen tersebut di atas menghasilkan ekspresi bunyi-bunyian asli seperti bunyi hujan, tiupan angin dan salju.



Taiko



Shamisen



fue



kotsuzumi Untuk tata kostum digunakan baju tradisional jepang yaitu kimono dimana perempuan



memakai



jenis



yukata.



Kuromontsuki, dan satakin agashi.



Sedangkan



untuk



pria



memakai



jenis



Selain itu kalangan bangsawan memakai



Jidaimono.



yukata Kuromontsuki



Jidaimono



satakin agashi



Sedangkan untuk tata rias, mereka menggunakan riasan yang berlebihan untuk menegaskan karakter mereka. Misalnya menggunakan tepung beras untuk menciptakan efek porselen pada kulit.



Teater ini juga di dukung dengan beberapa properti umum, misalnya meja, kursi dsb.



2.



Teater Noh Noh berkembang dan dipertunjukkan sekitar abad 14 dan 15 di Jepang dibawah



kepemimpinan seorang dramawan terkenal Motokiyo Kannami dan putranya motokiyo Zeami . Khususnya Zeami. Teater ini sangat menarik perhatian kalangan atas daripada kalangan bawah, karena teater ini di cetus oleh seorang bangsawan jepang.



Teater Noh Teater Noh ini juga disebut lirik klasik atau drama musical karena menggambungkan unsure tarian, music, dan dialog yang dinyanyikan.Unsur teater dalam teater noh hampir menyerupai teater kabuki, baik unsur cerita, pemeran tokoh, tata kostum, tata panggung, tata music



dan properti yang digunakan.



Perbedaan Teater noh dan teater kabuki terletak pada tata rias. Pada teater kabuki



menggunakan riasan asli yang dipoles pada wajah mereka sedangkan teater noh menggunakan topeng sebagai pengganti riasan pada wajah.



3.



Barongsai Barongsai merupakan teater tradisional dari China yang memadukan



antara gerakan acrobat dengan gerakan-gerakan yang ada di kungfu. Selain itu barongsai juga dapat dikelompokkan dalam seni akrobatik karena mengandung unsure-unsur acrobat.



Barongsai Dalam barongsai juga terdapat unsur-unsur teater. Seperti para pemain yang menggerakkan barongsai, tata musik dimana memakai alat music gong, cai-cai, dan Tambur. Selain itu memakai kostum menyerupai singa, dan



ada juga properti-properti yang digunakan misalnya, tiang sebagai pijakan dalam melakukan akrobat.



Gong



Caicai Tambur



4.



Wayang



Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum



Masehi. Istilah wayang dikenal karena Masyarakat Indonesia dulu memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, Sehingga seiring berjalannya waktu dikenal dengan Wayang. wayang ini merupakan seni teater tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Para Wali di Tanah Jawa membagi menjadi tiga bagian yaitu yang pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat



Wayang kulit



wayang wong



wayang golek



Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh



Walangsungsang dan Raden kian Santang maupun dari epik yang bersumber



dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dan Jawa. Terdapat juga orang memimpin dan mengatur semua pementasan teater



wayang di atas panggung yang di sebut Dalang. Teater wayang biasanya di iringi dengan music yang berasal dari gamelan, barung, kendang, dsb.



Kendang 5.



Gamelan



barung



Ludruk



Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan



suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung. Mengambil cerita tentang kehidupan rakyat seharihari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda.



Ludruk Teater Ludruk ini biasanya di iringi dengan alat music tradisional seperti gamelan, gendang dan rebab. Pemeran teater ludruk memakai riasan yang sederhana dan kostum rakyat tradisional Surabaya. Yang unik dari teater ludruk ini adalah sebelum pementasan dimulai, akan ditampilkan tari remo dari Surabaya.



Tari remo



6.



Lenong "Lenong" adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi,



Jakarta. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. Konon, dahulu Lien Ong lah yang menggelar pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan khususnya dirinya beserta keluarganya. Pada zaman dahulu (zaman penjajahan), lenong biasa dimainkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah. Namun sekarang lenong dapat ditampilkan dengan tema cerita yang bebas.



Teater lenong Dialog/monolog dalam lenong bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa



Melayu (atau kini bahasa Indonesia) dengan dialek Betawi. Ada juga pemeran yang tidak memakai dialek betawi. Tapi, dialek betawi akan lebih dominan digunakan pada lenonh Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti “dinas” atau “resmi”), aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. Teater ini juga diiringi dengan alat music tradisional seperti gamelan, gendang dan tambur.