JURNAL 13 MO Alem [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ainul
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JURNAL PERKULIAHAN



MANAJEMEN OPERASI



“MANAJEMEN PERSEDIAAN ”



SEMESTER GANJIL 2021/2022



Dosen : Dra. Sri Hastari,M.M



JURNAL PERKULIAHAN Program Studi



: Manajemen



Mata Kuliah



: Manajemen Operasi



Kode



:-



SKS



:3



Dosen



: Dra. Sri Hastari, MM



Topik



: Manajemen Persediaan



Subtopik



: A. Pentingnya Persediaan B. Manajemen Persediaan C. Pengendalian Persedian Jasa D. Model persediaan E. Material Requitment Planning



Tanggal Perkuliahan : 22 Desember 2021



A. PENTINGNYA PERSEDIAAN Persediaan (inventory) merupakan salah satu aset yang mahal dalam organisasi, biasanya 40% dari investasi.  Kategori invetori: 1. Raw Material 2. Work in Proces 3. Fnished Goods 



Pengelolaan persediaan terkandung dalam dua pertanyaan utama : 1. Berapa banyak harus disediakan? 2. Kapan penyediaan dilakukan.?







Fungsi Persediaan 1. Memberikan stock agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi. 2. Menyeimbangkan produksi dengan distribusi. 3. Memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah banyak. 4. Menjaga pengaruh inflasi dan kenaikan harga. 5. Menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena kekurangan pasokan dan ketidak tepatan pengiriman. 6. Menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.







Jenis Persediaan 1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory): bahan-bahan yang dibeli dan belum diproses. 2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory): komponenpkomponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa perubahan, tetapi belum menjadi barang jadi. 3. Pemeliharaan perbaikan operasi ( maintenance/ repair/ operating=MRO): persediaan yang disediakan untuk perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin dan proses tetap produktif. 4. Persediaan barang jadi ( finish good inventory): barang yang sudah siap untuk dijual dan menunggu pengiriman.



B. MANAJEMEN PERSEDIAAN 1. Analisis ABC (ABC analysis) Sebuah metode untuk membagi persediaan yang dimliki ke dalam tiga kategori : a. Kategori persediaan A: persediaan berjumlah hanya 15% dari total jumlah persediaan, tetapi menghabiskan dana 70%-80% dari total biaya persediaan dalam setahun. b. Kategori persediaan B: persediaan berjumlah 30% dari total jumlah persediaan, tapi menghabiskan dana 15%-25% c. Kategori persediaaan C: persediaan berjumlah 55% dari jumlah persediaan, tapi menghabiskan dana 5% dari total biaya persediaan dalam setahun. 2. Akurasi Pencatatan Sebuah komponen penting dalam sistem produksi dan persediaan, bukan sekedar ingin memastikan bahwa beberapa barang ada dalam persediaan. Tetapi dapat juga menentukan dengan teliti apa yang ada dalam persediaannnya, maka organisasi dapat membuat keputusan tetap tentang pemesanan, penjadwalan,dan pengiriman barang. 3. Perhitungan Siklus (cycle counting) Rekonsiliasi yang berkelanjutan dari persediaan dengan catatan persediaan. Catatan persedian seharusnya diperiksa melalui perhitungan siklus. Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan melalui analisis ABC. Dengan perhitungan siklus, barang dihitung, cacatan diperiksa, dan ketidak akuratandidokumentasi secara periodic. Kemudian ketidk akuratan ditelusuri dan diambil tindakan perbaikanyang tepat untuk memastikan integritas system persediaan. misal barang A mungkin akan dihitung sebulan sekali, barang B dihitung 3 bulan sekali dan barang C akan dihitung 6 bulan sekali.



 Contoh Perhitungan Siklus Sebuah produsen barang, memiliki sekitar 5.000 barang pada persediaannya. Produsen ingin menentukan banyaknya barang untuk dihitung siklus setiap harinya. Ia menentukan bahwa ia memiliki 500 barang A, 1.750 barang B, dan 2.750 untuk barang C. Kebijakan perusahaan untuk menghitung setiap bulannya adalah 22 hari kerja. Barang



Kuantitas



Kebijakan. Perhit. siklus



A



500



Sebulan 22 hari kerja



B



1.750



3 bulan 66 hari kerja



C



2.750



6 bulan 72 hari kerja



Jumlah barang yg dihitung per hari (kuantitas : siklus)



Berapa total barang yang dihitung per harinya ?  Keuntungan Perhitungan Siklus a. Menghindari penutupan dan penghentian produksi untuk inventarisasi fisik tahunan. b. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan. c. Audit keakuratan persediaan oleh karyawan terlatih. d. Kesalahan dapat teridentifikasi dan tindakan penanggulangan dapat diambil. e. Menjaga keakuratan catatan persediaan. 4. Just in Time (JIT) JIT inventory adalah kebijakan persediaan bahan baku minimum untuk menjaga sistem produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Dengan JIT, maka kedatangan persediaan bahan dapat tepat pada saat dibutuhkan, tanpa ada keterlambatan atau percepatan. Untuk membangkitkan kondisi JIT perusahaan harus menekan penyimpangan yang ditimbulkan penyebaab internal dan eksternal. Penyebab penyimpangan dapat berupa: a. Ketidak sesuaian standar, keterlambatan, dan ketidak cocokan jumlah yang dibutuhan terhadap karyawan, mesin, dan supplier bahan. b. Spesifikasi Teknik yang tidak teliti. c. Permintaan konsumen tidak diketahui.



C. PENGENDALIAN PERSEDIAAN JASA



Sektor jasa dari ekonomi, kita mungkin berpikir tidak memiliki persediaan, tetapi praktiknya tidak demikian. Persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan ritel, membuat manajemen persediaan menjadi penting.  Penyusutan (shrinkage): persediaan yang tidak tercatat antara kuitansi dan penjualan, muncul dari kerusakan, pencurian, dan administrasi yang ceroboh.  Pencurian persediaan yang dikenal dengan penyerobotan (pilferage): merupakan pencurian dalam jumlah kecil. Dampak dari itu adalah profitabilitas, keakuratan dan pengendalian persediaan menjadi sangat penting. 1. Teknik Pengendalian Persediaan Jasa a. Seleksi, pelatihan, dan pendisiplinan karyawan yang baik. Hal tidak mudah, tetapi diperlukan didalam operasi jasa ritelgrosir, makanan. Dimana karyawan memiliki akseske barang yang langsung dikonsumsi. b. Pengendalian ketat dari pengiriman barang yang masuk. Melalui kode produk universal dan ID, setiap pengiriman yang masuk dapat diketahui secara otomatis. c. Pengendalian yang efektif terhadap semua barang yang meninggalkan fasilitas. melalui kode barang, label, pita magnetis barang, dan observasi langsung. D. MODEL PERSEDIAAN Tergantung pada sifat bahan atau barang, apakah bahan tersebut bersifat permintaan bebas (independen) atau sebagai permintaan terikat (dependen). Permintaan independen: tidak ada keharusan untuk membeli bahan atau barang sebagai kepentingan proses konversi. Contoh tidak ada keharusan orang membeli mobil, karena tanpa memiliki mobil, ia bebas bepergian dengan sewa mobil atau kendaraan umum. Permintaan dependen: disebabkan jika bahan atau barang tidak ada, maka proses konversi usaha tidak akan dapat berjalan. Contoh manufaktur mobil membeli plat besi dan komponen untuk merakit mobil. Bila plat besi dan komponen tidak ada, maka proses konversi tidak dapat dijalankan. 1. Biaya-Biaya Persediaan a. Biaya Penyimpanan (holding cost): biaya terkait dengan penyimpanan persediaan selama waktu tertentu. b. Biaya Pemesanan (ordering cost/ procurement cost): mencakup biaya dari persediaan, formulir, pemrosesan pesanan, pembelian, dsb c. Biaya Pemasangan (set up cost): biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk menghasilkan pesanan.



d. waktu pemasangan (set up time): berkaitan dengan biaya pemasangan. waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk produksi. e. Biaya Kehabisan Stok (stockout cost): biaya yang timbul akibat kehabisan persediaan yang timbul karena kesalahan perhitungan. 2. Model Persediaan Economic Order Quantity (EOQ) = Penentuan Jumlah Pemesanan Paling Ekonomis Q = jumlah barang setiap pemesanan Q* = jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ) D = permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit S = biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pemesanan H = biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun D S Q Q b. Biaya penyimpanan tahunan = H 2 c. Jumlah pesanan optimal ditemukan pada saat biaya pemasangan sama D Q dengan biaya penyimpanan tahunan = S = H Q 2 d. Untuk mendapatkan Q*, lakukan perkalian silang dan pisahkan Q di sebelah kiri tanda sama dengan 2DS = Q 2H 2 DS Q 2H = H 2 DS Q* = H a. Biaya pemasangan tahunan =







Contoh Perhitungan EOQ Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku 10.000 unit setiap tahun dengan asumsi tingkat penjualan minuman adalah konstan sepanjang tahun dengan harga 30.000 rp per unit. Biaya per pesanan 400.000 rp, dan biaya penyimpanan 30% per unit. Hari kerja setahun dihitung 300 hari. Lead time selama 9 hari. Hitung: 1. EOQ (pesanan paling ekonomis) 2. pada tingkat persediaan, berapa ROP diadakan kembali 3. berapa kali perusahaan harus melakukan pesanan 4. Interval waktu pemesanan 5. total cost per tahun Solusi:



2 SD 2 ( 400.000 ) (10.000) = = 2843 unit IC 30.000 X 0,33 DL 10.000 X 9 b. ROP = = = 300 unit EDL 300 a. EOQ =



√ √











Dimana : L = Lead Time EDY = Hari kerja efektif per tahun D 10.000 = = 4 kali EOQ 2843 EOQ 2843 d. Interval waktu pesanan = x EDY = x 300 = 85 hari ED 10.000 Dengan demikian, setiap 85 hari diadakan pesanan e. Menghitung biaya total (total cost) setahun adalah : SD ( EOQ ) TC TC = DI + + EOQ 2 ( 40.000 ) (10.000) ( 284,67 ) (300 x 0,33) = (10.000 x 300) + + 284,67 2 = Rp. 32.814.249,50 c. Frekuensi pesanan dalam setahun =



















3. Titik Pemesanan Kembali dan Persediaan Pengaman (Reorder Point and Safety Stock) Diperlukan suatu tenggang waktu antara saat dilakukannya pemesanan dengan saat barang tersedia (siap untuk dipakai), yang lazimnya disebut leadtime(L) Reorder Point = d x L + safety stock Ket.: d = kebutuhan barang per minggu = 100kg L = leadtime = 3 minggu Safety stock ditetapkan 40% dari kebutuhan selama leadtime. Reorder Point = 100 x 3 +40% (100x3) = 420 kg Artinya: Pemesanan kembali perlu dilakukan pada saat tingkat persediaan barang tersebut mencapai 420 kg. 4. Penggunaan Persediaan Dalam Waktu Tertentu



5. Model Persediaan (Permintaan Independen) Selain EOQ, yaitu:  Model pesediaan dengan”back order”: pembeli mencari tempat pembelian lain apabila di suatu tempat barang yang dicarinya tidak dijumpai.  Model Quantity Discount: potongan kuantitas atau harga per unit lebih rendah diberikan bila perusahaan membeli dalam kuantitas persediaan lebih besar.  Production Order Quantity (POQ) : jika EOQ mengasumsikan bahwa seluruh pemesanan persediaan diterima satu periode, maka POQ diasumsikan bahwa saat tertentu perusahaan dapat menerima persediaannya sepanjang periode. 6. Fixed Period System Pada sistem periode tetap, persediaan dipesan di akhir periode tertentu. Setelah itu baru persediaan di tangan baru dihitung, yang dipesan hanya sebesar jumlah yang diperlukan untuk menaikkan persediaan sampai ke tingkat target tertentu. Keuntungan sistem ini adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik atas unit yang dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang diambil. Penghitungan hanya terjadi bila waktunya tiba. Prosedur ini secara administratif lebih memudahkan, terutama apabila pengendalian persediaan hanya salah satu tugas saja. Rumus : Jumlah yang dipesan = Q = Target (T) – on hand inventory – order awal yang tidak diterima + back order Contoh Fixed Perido System Data : Back Order = 3 unit Target = 50 unit Tidak ada pesanan awal yang tidak diterima Back order = 3 Maka Jumlah pemesanan = Q= 50 – 0 – 0 + 3 = 53 unit E. PERMINTAAN DEPENDEN (MATERIAL REQUITMENT PLANNING)



Model persediaan dependen (MRP) adalah model penentuan jumlah pembelian atau penyediaan bahan/barang yang sangat tergantung pada jumlah produk akhir yang harus dibuat dalam suatu periode produksi tertentu. MRP juga dapat diaplikasikan jika permintaan produk akhir bersifat sporadic dan tidak teratur (irregular).  MRP digunakan dalam 3 koonteks yang berbeda, namun saling berhubungan: 1. MRP I (Material Requirement Planning) Merupakan system pebgendalian perusahaan manufaktur dalam penggunaan sub assemblies dan komponen. Model pengembangan MRP, menghitung kebutuhan kuantitas, tanggal kebutuhan, rencana tanggal pesanan untuk setiap sub assemble, komponen dan bahan yang dibutuhkan dalam memproduksi barang sesuai dengan master production schedule (MPS). 2. Closed loop MRP Langkah perkembangan dalam system pengendalian yang lebih formal dan eksplisit dari MRP I. Yaitu menghitung perencanaan kebutuhan kapasitas dan umpan balik yang menjelasakan kemajuan produk yang telah diproduksi. CL MRP ini menghubungkan antara MPS dengaan proses perencanaan produksi, dengan menggunakan MRP I untuk mengembangkan perencanaan kebutuhan kapasitas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan rencana penggunaan kapasitas yang ada di MPS dan MRP sebagai Langkah penyediaan kapasitas untuk menentukan apakah rencana tersebut realistic. 3. MRP II Model MRP paling akhir dikembangkan. Merupakan manufacturing information system yang formal dan eksplisit dan mengintegrasikan pemasaran, keuangan, dan operasi. Mengkonversi kebutuhan sumber (fasilitas, peralatan, tenaga kerja, dan bahan baku) kedalam kebutuhan finansial, serta mengkonversi hasilmproduksi ke dalam nilai uang. 



Tujuan MRP Tujuan MRP secara keseluruhan: 1. Menentukan apa dan berapa banyak yang harus dipesan, kapan waktu pemesanan, dan kapan dijadwalkan untuk diterima di Gudang. 2. Menjamin ketepatan perencanaan persediaan, capacity requirement planning dan shop floor control.







Manfaat MRP 1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.



2. 3. 4. 5.







Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik. Respon yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar. Tingkat persedian menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.



Manajemen MRP MRP Dinamis : Jika terjadi perubahan bill of material dengancara merubah rancangan, jadwal dan proses produksi, maka system MRP berubah yaitu pada saat perubahan MPS. MRP dan JIT : MRP dapat dinyatakan sebagai Teknik perencanaan dan penjadwalan, sedang JIT sebagai cara menggerakan bahan baku secara cepat Kedua konsep tersebut dapat diintegrasikan secara efektif melalui tahap: a. Paket MRP dikurangi misal semula mingguan menjadi harian atau jam. b. Rencana penerimaan yang merupakan bagian rencana pemesanan dalam system MRP dikomunikasikan melalui perakitan untuk tujuan produksi secara berurutan. c. Pergerakan persediaandi pabrik berdasarkan JIT. d. Setelah produksi selesai, dipindahkan ke persediaan seperti biasa. Penerimaan produk ini menurunkan jumlah yang dibutuhkan untuk rencana pemesanan selanjutnya pada sistem MRP. e. Tahap terakhir menggunakan back flush yang berarti menggunakan bill of material untuk mengurangi persediaan, berdasarkan pada penyelesaian produksi suatu produk.



Mengetahui,



Dosen Pembimbing



Mahasiswa



Dra. Sri Hastari, MM



Alim Aryansani NPM. 2061201002811