Jurnal Burung Merpati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kasus Helminthiasis dan Suspect Cutaneous Aspergillosis Pada Burung Merpati (Columba livia) Cases of Helminthiasis and Suspect Cutaneous Aspergillosis In Pigeon (Columba livia). Rifqi Rahman1, Albiruni Haryo2 1



Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya *Email : [email protected]



ABSTRAK Burung merpati merupakan hewan yang biasa dipelihara secara esktensif yaitu sistem pemeliharan menggunakan kandang sederhana, manajemen pemeliharaan seperti ini memudahkan penularan penyakit seperti helminthiasis dan aspergillosis menginfeksi burung merpati tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan secara makroskopis dan mikroskopik melalui histopatologi pada burung merpati. Organ yang diperiksa adalah proventrikulus, intestine, hepar dan kulit. Pemeriksaan perubahan makroskopis ditemukan perubahan pada lobus kanan hepar yang menjadi warna kuning, hiperemi pada organ proventrikulus, hemoragi dan kebengkakan pada intestine dan kebotakan serta kerak pada kulit leher bagian atas. Perubahan mikroskopik yang tampak pada hepar adalah infiltrasi sel radang pada triad portal, pada organ proventrikulus tampak adanya kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture kelenjar mukosa proventrikulus, pada organ intestine tampak adanya erosi epitel, rupture villi, hyperplasia sel goblet dan haemoragi dan organ kulit tampak adanya infiltrasi masa berwarna hitam pada bagian dermis yang diduga terinfeksi Aspergillosis sp. Dari hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dapat disimpulkan perubahan tersebut mengarah ke pada helminthiasis dan dugaan Aspegillosis sp. Kata kunci: burung merpati, makroskopik, mikroskopik, histopatologi, helminthiasis, Aspergillosis



ABSTRACT Pigeons are commonly maintained using simple cage system, this system also easier to transmit disease such as helminthiasis and aspergillosis to infect pigeons. The air of this study was to know and diagnose change in macroscopic and microscopic with histopathology method in pigeons. The organs examined are proventriculus, intestine, liver and skin. Macroscopic changes seen in liver change color into brownish yellow on right lobus of the liver, hiperemi proventriculus, haemorrhage and swelling intestine, baldness and crust in the upper neck skin. Microscopic changes seen in hepar are white blood cell infiltration in triad portal, congesti and ulcer mucosa gland proventriculus, intestine shown ephitelial erosion, rupture villi, haemorrhage and hyperplasia of cell goblet and skin shown black colored infiltration in dermis allegedly infected by Aspergillosis sp. From examination and observation it can be concluded that macroscopic and microscopic changes lead to the helminthiasis and suspected aspergillosis sp. Keywords: Pigeon, Macroscopic, Microscopic, Histopathology, Helminthiasis, Aspegillosis



Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



1



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



PENDAHULUAN Prosedur Penelitian Burung merpati merupakan hewan yang dipelihara secara ekstensif dengan manajemen pemeliharaan kandang sederhana untuk mempermudah pemeliharan dan ekonomis, akan tetapi sistem ini memudahkan penularan penyakit seperti helminthiasis dan aspegillosis lebih cepat. Helminthiasis yang umum menyerang burung merpati adalah Ascaridia columbae, Capillaria sp dan Tetramers sp (Alkharigy et al, 2018). Penyebaran helminthiasis dapat menular melalui pakan yang terkontaminasi telur cacing tersebut atau melalui ektoparasit seperti kutu atau pinjal. Selain helminthiasis, penyakit seperti aspergillosis juga mudah menular pada populasi burung merpati, terutama jika kondisi pemeliharaan lembab. Aspergillosis disebabkan oleh Aspegillus sp yang penularanya melalui spora dapat terhirup melalui pernapasan, pencernaan atau menempel pada kulit dan menginfeksi burung merpati tersebut. Helminthiasis dan aspergillosis dapat menimbulkan kerugian ekomoni yang karena cacing stadium dewasa hidup di dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan sumbatan dan mengganggu penyerapan nutrisi dari burung merpati tersebut. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi helminthiasis dan aspergillosis berdasarkan perubahan makroskopis maupun mikroskopis yang terlihat. MATERI DAN METODE



Persiapan Hewan Hewan (Burung Merpati) dengan usia kurang lebih 4 bulan dieutanasi dengan teknik emboli melalui foramen magnum. Spuit 3 cc diisi udara, dan dilakukan injeksi udara ke arah Tata Laksana Nekropsi Burung merpati sebelum dilakukan nekropsi, hewan harus dipastikan dalam keadaan mati sempurna. Tahapan nekropsi dilakukan yaitu dibersihkan area yang akan di insisi dengan dibilas menggunakan air mengalir, selanjutnya di fiksasi dan dilakukan insisi untuk melihat kelainan organ. Prosedur nekropsi dilakukan sesuai dengan standar menurut Majo and Dolz (2011). Tujuan nekropsi dilakukan untuk membantu pemeriksaan kelainan pada organ secara meluruh untuk pemeriksaan kelainan makroskopis dan pengambilan sampel untuk pembuatan preparat histopatologi. Pembuatan Preparat Histopatologi Pengambilan sampel organ dipilih yang dicurigai mengalami kelainan, pada burung merpati ini dilakukan pengambilan sampel berupa organ hati, intestine, kulit dan proventrikulus untuk dijadikan preparat dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (Janqueira, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN



Alat dan Bahan Hewan yang digunakan adalah burung merpati dengan umur kurang lebih 4 bulan. Metode yang digunakan untuk mengamati perubahan makroskopis adalah metode nekropsi. Metode yang digunakan untuk pengamatan histopatologi adalah dengan melakukan isolasi jaringan dengan metode histoteknik dan dilanjutkan dengan pewarnaan preparat menggunakan pewarnaan hematoxylin- eosin yang dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya



Hasil pemeriksaan makroskopis hepar menunjukkan perubahan warna menjadi kuning pada lobus kanan (Gambar 1.). Hasil pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya infiltrasi sel radang pada triad portal (Gambar 2.) Menurut Lope et al (2017) hepar memiliki alur hemodynamic yang kompleks. Darah dari spleen, pankreas, dan gastrointestinal mengalir ke hepar melalui vena porta bersama dengan arteri hepatik. Infiltrasi sel radang adalah akumulasi sel yang berlebihan pada jaringan atau pembuluh darah. Triad portal terdiri dari venule portal, arteriole portal dan ductus bile. Aliran darah dari vena portal merupakan aliran darah yang berasal dari intestine, spleen, dan rectum sehingga banyak mengandung antigen, hasil perombakan sisa dari bakteri intestine seperti endotoxin lipopolisakarda (LPS) dan leukosit apabila sedang terjadi inflamasi karena proses infeksi pada organ tersebut (Bogdanos., et al. 2013).



otak melalui foramen magnum. Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



2



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



Gambar 1.



Organ Hepar Burung Merpati yang tampak mengalmi perubahan warna menjadi kuning pada bagian lobus kanan pada pemeriksaan makroskopis (panah biru).



A Gambar 2.



B Histopatologi jaringan hepar burung merpati dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)



Keterangan : A. Infiltrasi sel radang (panah kuning) dekat vena sentralis (panah hitam), B. infiltrasi sel radang pada triad portal (di dalam lingkaran hijau) peningkatan aliran darah ke area tersebut. Hasil pengamatan makroskopis organ peningkatan aliran darah menuju proventrikulus menunjukan hiperemi. gastrointestinal pada umumnya terjadi ketika Proventrikulus terlihat memiliki warna yang sedang proses metabolisme. Erosi adalah merah gelap (Gambar 3). Kelainan kerusakan superfisial dari area permukaan proventrikulus merupakan kelainan yang jaringan yang dapat diakibatkan karena menjadi ciri khas pada kasus seperti inflamasi, trauma atau parasite yang merusak Newcastle disease. Lesi patognomonis hanya sampai sebatas mukosa dan tidak penyakit ND ditandai dengan adanya mencapai mukosa muskularis. Ulser adalah petechiae dan hemoragi pada mukosa pada lesi lokal pada kulit atau lapisan mukosa yang proventrikulus (Nakamura et al. 2010) menunjukan epitel superfisial hancur dan Pada kasus burung merpati ini tidak jaringan yang lebih dalam juga rusak (Studder ditemukan adanya hemoragi dan petechiae di et al, 2012). Pada gambaran histologi terlihat mukosanya tetapi hanya mengalami hiperemi. kerusakan bagian superfisial yang Hasil Mikroskopis menunjukan adanya menandakan terjadinya erosi mucosal gland kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture dan keruakan juga ada sampai ke mucosal kelenjar proventriculus (Gambar 4). gland. Kerusakan yang terlihat pada Kongesti merupakan pembesaran ukuran histopatologi proventrikulus menunjukan vaskular. Kongesti pada umumnya terjadi kerusakan sudah merusak sampai ke kelenjar pada saat peningkatan aktivitas jaringan proventrikulus (Gambar 4) tersebut, peningkatan kadar asam, CO2, adanya infeksi atau kerusakan jaringan. Hal ini diakibatkan terjadi vasodilatasi dan



Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



10



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



Gambar 3. Hiperemi provenrikulus burung dara terlihat warna menjadi merah gelap



A



B



Gambar 4.



Histopatologi jaringan proventrikulus dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)



Keterangan :



A. Kongesti pada jaringan proventrikulus (panah hitam), B. erosi (panah kuning) dan ulser mucosal gland proventriculus (panah merah).



Hasil pengamatan makroskopis organ intestine menunjukan adanya obstruksi dengan hiperemi. Setelah dipotong melintang terlihat adanya helminth nematoda yang menyebabkan obstruksi tersebut (Gambar 5). pengamatan mikroskopis terlihat adanya erosi epitel, rupture villi, hyperplasia sel goblet dan haemoragi (Gambar 6). Erosi epitel dan rupture vili dapat disebabkan kerusakan akibat adanya helminthiasis. Perubahan sususan sel menjadi hiperplasi sel goblet merupakan usaha pertahanan tubuh merespon antigen atau kerusakan epitel tersebut. sel goblet normal ada pada sel intestine sebagai sel yang mengeskresikan mucin yang berfungsi untuk melapisi dan melindungi mukosa intestine. Kerusakan pada epitel usus menyebabkan sel goblet lebih banyak untuk menghasilkan mucin sebagai respon kerusakan pada epitel (Djojodibroto, 2007).



Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



Hemoragi adalah keluarnya darah dari pembuluh darah, pendarahan tersebut dapat terjadi di dalam tubuh atau di luar tubuh. Hemoragi dapat disebebkan karena trauma, inflamasi dinding pembuluh darah, infeksi yang merusak pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah (Mohan, 2010). Nematoda merupakan salah satu penyebab pendarahan pada mukosa intestine karena dapat merusak epitel dan pembuluh darah intestine. Nematoda yang umum ada pada intestine burung merpati adalah Ascaridia columbae, Capillaria sp dan Tetramers sp (Alkharigy et al, 2018).



11



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



A



B



Gambar 5. A. Organ Intestine yang tampak mengalami hemoragi pada pemeriskaan makroskopis, B. Terdapat nematode di dalam intestine



A



B



Gambar 6.



A. Histopatologi jaringan intestine dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (100x) B. Histopatologi Villi intestine dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)



Keterangan :



A. Ruptur vili (panah hitam), B. Hiperplasia sel goblet pada vili intestine (panah kuning) dan hemoragi pada villi intestine (panah merah).



Pengamatan makroskopis kulit bagian leher mengalami kehilangan bulu dan berkerak menghitam. Hasil mikroskopis kulit tersebut mengindikasikan terinfeksi aspergillosis. Aspergillosis disebabkan fungi Aspergillosis sp. Aspergillosis akut akan menginfiltrasi bagian dermis dan jaringan



dibawah dermis yang dapat menyebabkan nekrosis pada area yang terinfeksi (Bernadeschi et al, 2015).



Gambar 7. Kulit bagian leher yang mengalami kerontokan bulu dan berkerak menghitam



Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



12



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



A



B



Gambar 6.



A. Histopatologi jaringan kulit dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (100x) B. Histopatologi jaringan kulit lapisan dermis dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)



Keterangan :



A. lapisan kulit menunjukan adanya kehitaman bagian dermis B. Lapisan dermis kulit yang menunjukan adanya warna kehitaman suspect terinfeksi Aspergillosis sp.



KESIMPULAN Burung merpati yang dilakukan nekropsi berdasarkan perubahan makroskopik dan mikroskopik mengarah ke dugaan helminthiasis dengan jenis nematoda dan aspergillosis.



Helminthiasis terutama nematoda intestinalis dapat menyebabkan perubahan baik secara makroskopis maupun mikroskopis pada hepar dan intestine dan aspergillosis dapat menyebabkan perubahan baik makroskopis maupun mikroskopis pada kulit.



DAFTAR PUSTAKA Alkharigy, F. A., El Naas, A. S., Maghribi, A. A. 2018. Survey Of Parasite in Domestic Pigeons (Columba livia) in Tripoli, Libya. Open Veterinary Journal. Vol.8(4) : 360 – 366 Bernardeschi, C., Foulet, F., Ortonne, N., Sitbon, K., Quereus G., Lortholary O., Chosidow, O., Bretagne, S. 2015. Cutaneus Invasive Aspergillosis: Retrospective Multicenter Study of The French Invasive-Aspergillosis Registry and Literature Review. Journal of Medicine. Vol 94(26): e1018. Bogadanos, D. P., Gao, B., Gershwin, M. E. 2013. Liver Immunology. Journal of Compare Physiology 3 (2): 567 598 Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



Butcher, G. D and Miles, R. 2018. Avian Necropsy Techniques. Djojodibroto, D. 2007. Respirologi (Respiratory Medicine). Penerbit Buku Kedokteran ECG: Jakarta. Mohan, H. 2010. Textbook Of Pathology Sixth Edition. Jaypee Brothers Medical Publisher : New Delhi Latimer, S. K., Pauline M. Rakich, P. M., Branson, W. R., Harrison, G. J., Harrison, L R. 1994. Avian Medicine: Principles and Application. Wingers Publishing: USA. Majo, N and Dolz, R. 2011. Atlas of Avian Necropsy. Servet Publishing : USA



13



Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect Helminthiasis dan Aspergillosis



Nakamura, K., Ohta, Y., Abe, Y., Imai, K., Yamada, M. 2010. Pathogenesis of Conjunctivits caused by Newcastle disease viruses in specificpathogen-free chickens, Avian pathology journal. 33(3):371 – 376. Studdert, V. P., Gay, C. C. and Blood, D.C. 2012. Saunders Comperehensive Veterinary Dictionary, 4th. Sauders : Philadelphia.



Website : http://vbcj.ub.ac.id E-mail : [email protected]



14