Jurnal Dwimingguan 1.1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEPTEMBER, 2022 LILIS HERAWATI S.PD CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN TASIKMALAYA JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN PENYAJIAN JURNAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL 4F (FACTS, FEELINGS, FINDING, FUTURE) FACTS (PERISTIWA) Jurnal ini merupakan jurnal pertama yang saya tulis untuk merefleksikan setiap proses belajar yang saya lakukan dalam serangkaian pendidikan calon guru penggerak. Dua minggu ini dimulai dengan perkenalan saya dengan fasilitator yaitu Ibu Nurjanni Astiyani dan juga calon guru penggerak lainnya yang tergabung dalam grup whatsapp. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan resmi pendidikan calon guru penggerak oleh Kemendikbudristek secara virtual yang dengan demikian secara resmi saya memulai proses pendidikan tersebut. Diawali dengan pretest secara daring dan dilanjutkan dengan memulai materi pendidkan calon guru penggerak modul 1.1 yaitu mulai dari diri yang dibantu oleh fasilitator. Peran fasilitator disini menurut saya sangat vital karena segala sumber informasi berasal dari beliau juga sangat membantu kita semua khususnya saya dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Setelah itu saya melakukan loka karya orientasi pada tanggal 3 September bersama Bapak Setiawan M.Pd selaku pengajar praktik yang dilakukan secara daring. Rangkaian kegiatan ini berupa pembekalan, pengarahan dan dilanjutkan dengan pengenalan PP dan CGP, berdiskusi dan membuat kesepakatan serta bagaimana harapan dan hambatan dalam mengikuti pendidkan calon guru penggerak ini. Dalam proses pembelajaran modul 1.1 banyak sekali hal baru yang saya dapatkan, selain materi baru tentunya juga mindset baru tentang pendidkan. Namun, dalam proses nya tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Salah satunya adalah dalam pengerjaan tugas yang cukup intens ditengah kesibukan saya sebagai tenaga pendidik. Akan tetap hal tersebut sangat bisa diatasi



berhubung ini adalah kesempatan bagi saya untuk terus improve diri menjadi guru yang lebih maju, kompeten dan bermanfaat. FEELINGS (PERASAAN) Pada dua minggu proses pembelajaran ini, dari awal pembukaan resmi pendidikan calon guru penggerak, saya merasa sangat antusias karena ini merupakan kesempatan saya untuk belajar dan menyerap ilmu sebanyak- banyaknya. Jurnal ini saya buat ketika untuk merefleksikan modul 1.1 terkait mulai dari diri yang memuat tentang filsofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dari setiap materi dan penjelasan yang diberikan saya merasa banyak sekali hal yang menyentuh hati saya bahwa pendidikan bukan hanya soal bagaimana mentransfer ilmu dan bagaimana siswa menjadi cakap tapi lebih daripada itu kita sebagai seorang guru harus menjadi role model atau tauladan yang baik untuk anak baik secara akademik maupun spiritual. Ketika mencoba menerapkan pembelajaran yang terpusat pada anak, saya juga merasa hal ini jauh lebih memudahkan anak dalam menyerap materi karena model pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing masing anak.



FINDINGS (PEMBELAJARAN) Setelah mempelajari modul 1.1 yang memuat tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara banyak sekali hal yang saya dapatkan yang merubah mindset saya tentang pendidikan. Seperti perbedaan antara pendidikan dan pengajaran, konsep menuntuk dan pamong serta bagaimana pentingnya memahami konsep kodrat alam dan kodrat zaman. Materi yang paling menarik untuk saya yaitu konsep menuntun dan pamong yang paling digarisbawahi oleh Ki Hajar Dewantara dimana guru diibartan seorang tukang kebun dan siswa adalah benih. Dimana seorang guru memberikan perawatan dan arahan kepada murid sesuai dengan potensi yang dimiliki serta memberikan kebebasan dalam mengeksplorasi diri, tetapi seorang guru tetap menjadi pamong yang akan memberikan batasan kepada murid agar tidak kehilangan arah.



FUTURE (PENERAPAN) Dari materi 1.1 bentuk perwujudan yang terlihat di lingkungan saya yaitu ketika seorang guru bisa mengetahui dan menggali potensi murid tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga di bidang lainnya, kemudian ikut serta dalam membantu proses pengembangan potensi tersebut melalui peluang yang ada. Dalam mewujudkan konsep menuntun dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, hal nyata yang bisa saya lakukan adalah melakukan pra assessment sehingga bisa mengetahui potensi setiap anak sehingga bisa membantu mereka dalam proses belajar dan mengembangkan potensi murid dengan tepat. Selain itu, konsep kodrat alam dan kodrat zaman juga harus saya aplikasikan dalam proses belajar di kelas diman model pembelajaran harus seuai dengan keadaan siswa. Artinya, sebagai seorang guru berarti harus mengetahui latar belakang murid sehingga ketika proses pembelajaran bisa memberikan pengertian yang lebih dekat dengan mereka yang kemudian akan memudahkan murid memhami materi. Selain itu sebagai guru juga harus lebih peka pada perkembangan zaman, tidak memaksakan kehendak sesuai dengan apa yg kita pelajari dulu akan tetapi memberikan desain pembelajaran baru sesuai dengan generasi murid tumbuh. TESTIMONI “ Bu lilis sangat seru karena belajar bisa menggunakan laptop tidak hanya mencatat “ – Shafiqa siswa kelas 6 “ Belajar di kelas bersama Bu lilis tidak mengantuk karena sering bercerita tentang daerah tempat tinggal “ – Fathan siswa kelas 6 “ saya merasa, model pembelajaran yang digunakan Bu Lilis sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga Bu Lilis mampu menyalurkan potensi yang siswa miliki dengan tepat” – Dede Fauzan S.Pd. Guru PJOK “ yang saya lihat, Bu lilis dalam mengajar tidak hanya sebagai gugut tugas namun ada nilai nilai lain yang beliau ajarkan. Seperti budi pekerti dan kebiasaan baik yang sederhana” - Eri Sri Nurdanti S.Pd. Rekan Guru