K.3. Fonem, Alofon, Grafem Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FONEM, ALOFON, DAN GRAFEM



Oleh : Kelompok 3 Khoirunnisa



2019 143 289



Aghina Rosmiyyah



2019 143 290



Lisa Monika



2019 143 292



Nadianti Beka Aaliyah



2019 143 303



Hartati Marifah



2019 143 304



Esti Indah Suplisatyah



2019 143 312



Rifki Rizkillah



2019 143 313



Yolanda Putri Oktaviani



2019 143 320



Kelas : 4C Dosen pengampuh mata kuliah : Mega Prasrihamni, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2021



KATA PENGANTAR ‫يم‬ ْ ِ‫ب‬ ِ ‫س ِمالل ِهال َّر ْحمنِال َّر ِح‬ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen kami yaitu Ibu Mega Prasrihamni, M.Pd. Semoga semua ini bisa memberikan



sedikit



kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penyusunan tugas ini dapat lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga hasil tugas ini bermanfaat. Palembang , 16 Maret 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG........................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH....................................................................... 1 C. TUJUAN................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3 A. PENGERTIAN FONOLOGI................................................................. 3 B. KONSEP FONEM................................................................................. 3 C. KONSEP ALOFON............................................................................... 8 D. KONSEP GRAFEM.............................................................................. 12 BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16 A. KESIMPULAN...................................................................................... 16 B. SARAN.................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fonologi adalah suatu kajian bahasa yang berusaha mengkaji bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ujaran yang dimaksud adalah pembentukan fonem-fonem yang disatukan menjadi sebuah kata. Oleh fonologi, bunyi-bunyi ujaran ini dapat dipelajari dengan dua sudut pandang. Pertama, bunyi-bunyi ujaran dipandang sebagai media bahasa semata, tidak ubahnya seperti benda atau zat. Dengan demikian, bunyi-bunyi dianggap sebagai bahan mentah. Fonologi yang memandang bunyi-bunyi ujaran demikian disebut fonetik. Kedua, bunyi-bunyi ujaran dipandang sebagai bagian dari sistem bahasa. Bunyi-bunyi ujaran adalah unsur bahasa terkecil yang merupakan bagian dari struktur kata yang sekaligus berfungsi untuk membedakan makna. Di dalam materi fonologi terdapat beberapa sub-sub materi yang mengkaji tentang tata ilmu kebahasaan, salah satunya adalah grafemik. Grafemik



merupakan



salah



satu



ilmu



yang



di



dalamnya



mempelajari  bunyi-bunyi bahasa yang telah disepakati.  Artinya, grafemik mempelajari  bunyi-bunyi  bahasa sesuai dengan sistem dan aturan ejaan yang berlaku. Dalam hal bahasa Indonesia tentu menutrut aturan yang disepakati dalam pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian fonologi? 2. Apa saja konsep dari fonem? 3. Apa saja konsep dari alofon? 4. Apa saja konsep dari grafem?



1



C. TUJUAN Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendalaman Bahasa dan Sastra. Selain itu, untuk memberikan informasi mengenai pengertian fonologi, konsep fonem, konsep alofon, dan konsep grafem.



2



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN FONOLOGI Fonologi secara akar kata berasal dari dua kata, yakni fon yang berarti bunyi dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana fonologi dapat dikatakan sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain itu, bunyi bahasa dapat pula diartikan sebagai bunyi yang diartikulasikan yang menghasilkan gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga manusia. Dengan demikian, bunyi bahasa yang dikaji dalam fonologi merupakan bunyi bahasa yang memenuhi hakikat bahasa sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam praktiknya, fonologi dibagi ke dalam dua cabang kecil, yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik adalah cabang fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa mempertimbangkan makna. Secara umum,



fonetik



mengkaji



bagaimana



bunyi



bahasa



dihasilkan,



diklasifikasikan, dan dipahami oleh manusia. Fonemik adalah cabang ilmu fonologi yang mengkaji bunyi bahasa dengan mempertimbangkan makna. Secara umum, fonemik bertemali dengan usaha-usaha mempelajari bunyi bahasa dalam peranannya membedakan makna pada sebuah tuturan yang dihasilkan. B. KONSEP FONEM Fonem



merupakan



kesatuan



bahasa



terkecil



yang



tidak



mengandung makna, tetapi dapat membedakan makna. Sejalan dengan definisi ini, fonem akan memainkan peran pentingnya ketika ia sudah berada dalam tataran kata (struktur). Perhatikan kasus berikut.



3







Deretan fonem yang membentuk kata di atas, jika diperhatikan hanya dibedakan atas satu fonem pada masing-masing katanya. Bertemali dengan hal tersebut kehadiran satu fonem pembeda ini akan menyebabkan makna kata menjadi berbeda. Di luar kesatuannya sendiri fonem-fonem tersebut tidak memiliki makna apapun. Oleh karenanya, fonem dikatakan tidak bermakna, tetapi pembeda makna. Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa fonem. Fonem-fonem tersebut meliputi fonem vokal, fonem diftong, fonem konsonan, dan gugus konsonan. Lebih lanjut tentang ini dapat kita baca dalam bab berikut berkenaan dengan ejaan. Fonem dalam bahasa Indonesia diperkaya pula dengan alofon. Alofon merupakan variasi sebuah fonem atau bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem. Fonem-fonem bahasa Indonesia memiliki banyak alofon. Oleh sebab itu, pengucapan fonem bahasa Indonesia akan sangat beragam bergantung pada realisasi bunyinya. Bunyi ujaran yang berfungsi untuk membedakan arti disebut fonem. Untuk anda dalam memahami fonem, coba perhatikan contoh berikut: dari, sari, lari, mari, kari, tari, dan seterusnya. Di sisni tampak yang diganti adalah unsur bunyi saja (satu fonem), tetapi membawa akibat yang besar yakni perubahan arti. Oleh karena itu jangan menganggap seoe terhadap tulisan dan ucapan yang salah atau tidak jelas karena akan membawa kesalahpahaman. 1. Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Fonemik 1. Identifikasi Fonemik Untuk mengidentifikasi sebuah Fonemik kita harus mencari sebuah kata, yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkannya dengan katalain yang mirip. Jika ternyata kedua kata itu berbeda maknanya, maka bunyi itu merupakan sebuah fonemik, karena bunyi itu membedakan makna kedua kata tersebut. Misalnya, kata



4



Indonesia lupa dan rupa. Jika diperhatikan secara seksama dari kedua kata tersebut, perbedaannyahanya pada bunyi fonem yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunyi [l] dan [r] adalahdua buah fonem yang berbeda di dalam bahasa Indonesia. 2. Klasifikasi Fonemik Kriteria klasifikasi fonem sebenarnya sama dengan cara klasifikasi bunyisecara fonetis. Kita mengenal adanya fonem segmental dan fonem suprasegmental. Fonem segmental terdiri atas vokal dan konsonan. Ciri dan karakteristik vokal maupun kosnonan ini sama dengan klasifikasi bunyi vokal maupun konsonan. Untuk fonem konsonan misalnya kita mengenal fonem /b/ sebagai fonem bilabial, hambat, bersuara. fonem /p/ adalah fonem bilabial, hambat, tak bersuara. Untuk fonem vokal misalnya, kita mengenal /i/ sebagain fonem depan, tinggi, tak bulat. Vokal /u/ misalnya adalah fonem belakang, tinggi, bulat. Vokal /o/ adalah fonem belakang, sedang, bulat. Vokal /e/ adalah fonem depan, sedang, tak bulat. Demikian halnya dengan fonem-fonem vokal yang lain. fonemis maupun morfemis. Namun, intonasi mempunyai peranan pada tingkat sintaksis. Umpamanya, kalimat Dia membeli buku, dengan tekanan pada kata Dia berarti yang membeli bukan orang lain: dengan tekanan pada kata membeli berarti dia bukan menjual atau membaca buku: dengan memberi tekanan atau intonasi pada kata buku, maka kalimat itu akanmenjadi kalimat tanya: dengan memberi intonasi seruan maka kalimat itu menjadi kalimat seru. 3. Khazanah Fonemik Yang dimaksud dengan khazanah fonemik adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam stu bahasa. Berapa jumlah fonem yang dimiliki suatu bahasa tidak sama jumlahnya dengan yang dimiliki bahasa lain.



5



4. Perubahan Fonem Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda sebab sangat tergantung padalingkungannya, atau pada fonem-fonem lain yang berada disekitarnya. Beberapa perubahan fonem yang epentesis antara lain asimilasi dandisimilasi, netralisasi dan arkifonem, umlaut, ablaut dan harmoni vokal, kontraksi dan hilangnya bunyi, metateti. a. Asimilasi dan Disimilasi Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyiyang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya sehingga bunyi itu menjadisama dengan bunyi yang memengaruhinya. Misalnya, kata Sabtu dalam bahasa Indonesia lazim diucapkan [saptu], di mana terlihat bunyi [b] berubah menjadi[p] sebagai akibat pengaruh bunyi [t] yang tak bersuara, berubahmenjadi bunyi [p] yaitu bunyi tidak bersuara. Berbeda halnya dengan proses asimilasi,



dalam



proses



disimilasi



perubahannya



menyebabkan dua buah fonem yang sama menjadi fonem yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, misalnya kata cipta dan cinta berasal dari bahasa Sansekerta. Kita lihat, bunyi [tt] pada kata citta berubah menjadi bunyi [pt] pada kata cipta dan menjadi bunyi [nt] pada kata cinta. b. Netralisasi dan Arkifonem Dalam kasus abad dan abat kedua bunyi itu tidak membedakan makna. Fungsi pembeda makna itu tidak berlaku. Fonem [d] padakata abad, yang bisa berwujud [t] atau [d] dalam kajian linguistic disebut arkifonem.c. c.



Umlaut, Ablaut, dan Harmoni vocal Umlaut dalam kajian fonologi mempunyai pengertian perubahan sebuah vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu berubah menjadivokal yang lebih tinggi karena vokal



6



yang berikutnya tinggi. Perubahan vokal ablaut ditemukan dalam bahasa-bahasa Indo Jerman 2. Contoh Fonem Fonem adalah unsur bahasa yang terkecil dan dapat membedakan arti ataumakna (Gleason,1961: 9). Berdasarkan definisi diatas



maka



setiap



bunyi



bahasa,



baiksegmental



maupun



suprasegmental apabila terbukti dapat membedakan arti dapatdisebut fonem. Setiap bunyi bahasa memiliki peluang yang sama untuk menjadi fonem. Namun, tidak semua bunyi bahasa pasti akan menjadi fonem. Bunyi itu harus diujidengan beberapa pengujian penemuan fonem. Nama fonem, ciri-ciri fonem, danwatak fonem berasal dari bunyi bahasa. Adakalanya jumlah fonem sama dengan jumlah bunyi bahasa, tetapi sangat jarang terjadi. Pada umumnya fonem suatu bahasa lebih sedikit daripada jumlah bunyi suatu bahasa.



Contoh : a. Pada pasangan kata bahasa Jawa pala dan bala. Kedua kata itu mempunyai maknayang berbeda karena adanya perbedaan bunyi pada awal kata, yaitu bunyi [p] dan [b]. Kata pertama berarti ‘buah pala’, sedangkan kata kedua berarti ‘teman’. Kedua bunyi itu merupakan



fonem



yang



berbeda



dan



masin-masing



ditulissebagai /p/ dan /b/. b. Pada pasangan kata kaki dan kaku. Kedua kata itu mempunyai makna yang berbeda karena adanya perbedaan bunyi pada akhir kata, yaitu bunyi [i] dan [u]. Kata pertama berarti ‘anggota gerak bagian bawah’, sedangkan kata kedua berarti ‘keras/tidak ealstis’. Kedua bunyi itu merupakan fonem yang berbeda dan masingmasing ditulis sebagai /i/ dan /u/



7



C. KONSEP ALOFON 1. Pengertian Alofon Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata. Alofon adalah bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari fonem. Alofon-alofon dari sebuah fonem memiliki sebuah kemiripan fonetis, atau mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Pendistribusian komplementer



alofon dan



terbagi



bersifat



menjadi



babas.



dua



Yang



yakni



bersifat



dimaksud



dengan



komplementer adalah distribusi saling melengkapi distribusi yang tidak dapat dipisahkan meskipun dipisahkan juga tidak akan menimbulkan perubahan makna, dimana distribusi ini bersifat tetap. Dan bebas artinya dapat digunakan tanpa persyaratan. 2. Faktor yang Mempengaruhi Terjadi Alofon Variasi Fonem terjadi karena factor sebagai berikut: 1. Variasi fonem terjadi karena posisi atau letak suatu fonem dalam suatu kata atau suku kata yang merupakan lingkungannya. 2. Variasi fonem disebut juga variasi alofonis, yaitu alofon atau realisasi fonem dalam suatu lingkungan. 3. Variasi bebas adalah variasi fonem, yang tidak mengubah makna pada suatu lingkungan tertentu. 4. Variasi bebas dapat terjadi karena ketidaksengajaan. 3. Macam-Macam Alofon a. Alofon vocal 1. Alofon fonem /a/. [a] jika terdapat pada semua posisi suku kata. [aku]à/aku, [sabtu]à/sabtu/ 2. Alofon fonem /i/. [i] jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/ [I] jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/



8



[Iy] palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/ [ϊ] nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/ 3. Alofon fonem /u/. [u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. [aku]à/aku/, [buka]à/buka/ [U] jika terdapat pada suku kata tertutup. [ampUn]à/ampun/, [kumpul]à/kumpul/ [uw] labialisasi



jika



diikuti



oleh[I,e,a],



[buwih]à/buih/,



[kuwe]à/kue/ 4. Alofon fonem /ε/. [e] jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang mengandung alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/ [ε]



jika



terdapat



pada



tempat-tempat



lain.



Misalnya,



[pεsta]à/pesta/ [¶] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. [p¶ta]à/peta/ [¶] jika terdapat pada posisi suku kata tertutup. [sent¶r]à/senter/ 5. Alofon fonem /o/. [o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/ [É] jika terdapat pada posisi lain. [jeblÉs]à/jeblos/ b. Alofon konsonan 1. Fonem /c/ [c] bunyi lepas jika diikuti vocal. [cari]à/cari/, [cacing]à/cacing/ 2. Fonem /f/ [j] jika terdapat pada posisi sebelum dan sesudah vocal. [fakir]à/fakir/, [fitri]à/fitri/ 3. Fonem /g/ [g] bunyi lepas jika diikuti glottal. [gagah]à/gagah/, [gula]à/gula/



9



[k>] bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika terdapat di akhir kata. [beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/ 4. Fonem /h/ [h] bunyi tak bersuara jika terdapat di awal dan akhir suku kata. [hasil]à/hasil, [hujan]à/hujan/ [H] jika berada di tengah kata [taHu]à/tahu/, [laHan]à/lahan/ 5. Fonem /j/ [j] bunyi lepas jika diikuti vocal. [juga]à/juga/, [jadi]à/jadi/ 6. Fonem /k/ [k] bunyi lepas jika terdapat pada awal suku kata. [kala]à/kala/, [kelam]à/kelam/ [k>] bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata dan diikuti konsonan lain. [pak>sa]à/paksa/, [sik>sa]à/siksa/ [?] bunyi hambat glottal jika terdapat pada akhir kata. [tida?]à/tidak/, [ana?]à/anak/ 7. Fonem /l/ [l] berada di awal dan akhir suku kata. [lama]à/lama/, [palsu]à/palsu/ 8. Fonem /m/ [m] berada di awal dan akhir suku kata [masuk]à/masuk/, [makan]à/makan/ 9. Fonem /n/ [n] berada di awal dan akhir suku kata. [nakal]à/nakal/, [nasib]à/nasib/ [ň] berada di awal suku kata [baňak]à/banyak/, [buňi]à/bunyi/ 10. Fonem /Ƞ/



10



[Ƞ] berada di awal dan akhir suku kata. [Ƞarai]à/ngarai/, [paȠkal]à/pangkal/ 11. Fonem /p/ [p] bunyi konsonan hambat-bilabial-tak bersuara [piker]à/piker/, [hapal]à/h [p] bunyi lepas jika diikuti vokal. [pipi]à/pipi/, [sapi]à/sapi/ [p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup. [atap>]à/atap/, [balap>]à/balap/ [b] bunyi lepas jika diikuti oleh vocal. [babi]à/babi/, [babu]à/babu/ [p>] bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup, namun berubah lagi menjadi [b] jika diikuti lagi vokal. [adap>]à/adab/, [jawap>]à/jawab/ apal/ 12. Fonem /r/ [r] berada di awal dan akhir suku kata, kadang-kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular [R]. [raja] atau [Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/ 13. Fonem /š/ [š] umumnya terdapat di awal dan akhir kata [šarat]à/syarat/, [araš]à/arasy/ 14. Fonem /t/ [t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal. [tanam]à/tanam/, [tusuk]à/tusuk/ [t>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup. [lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/ [d] bunyi lepas jika diikuti vocal. [duta]à/duta/, [dadu]à/dadu/ [t>] bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup atau pada akhir kata.



11



[abat>]à/abad/,[murtat>]à/murtad/ 15. Fonem /w/ [w] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada akhir suku kata. [waktu]à/waktu/, [wujud]à/wujud/ 16. Fonem /x/ [x] berada di awal dan akhir suku kata. [xas]à/khas/, [xusus]à/khusus/ 17. Fonem /y/ [y] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada akhir suku kata. [santay]à/santai/, [ramai]à/ramai/ 18. Fonem /z/ [z] [zat]à/zat/, [izin]-à/izin/ 4. Contoh Alofon Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata. Contoh: simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata [simpul] berada pada lingkungan suku tertutup dan fonem /u/ pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka. Jadi, fonem /u/ mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan (u). D. KONSEP GRAFEM Grafem adalah unit terkecil dalam penulisan yang dilakukan dalam bahasa tertentu, mereka bertugas membentuk alfabet suatu bahasa dan menyertakan angka, huruf, dan berbagai jenis tanda linguistik lainnya. Grafem dianggap sebagai satuan minimum yang membedakan sistem penulisan tertentu. Kita juga dapat mengatakan bahwa itu adalah elemen minimum yang dengannya dua kata dapat dibedakan dalam tulisan dalam bahasa yang sama. 1. Pengertian Gerfem



12



Grafem (bahasa Yunani: γράφω, gráphō, "menulis") adalah satuan unit terkecil sebagai pembeda dalam sebuah sistem aksara. Contoh grafem antara lain adalah huruf alfabet,aksara Tionghoa, angka, tanda baca, serta simbol dari sistem penulisan lain. Satu grafem dapat dipetakan



tepat



pada



satu fonem,



meskipun



cukup



banyak



sistem ejaan yang memetakan beberapa grafem untuk satu fonem (misalnya grafem dan untuk fonem /ŋ/) atau sebaliknya, satu grafem untuk beberapa fonem (misalnya grafem untuk fonem /e/ dan /ə/). Grafem adalah system pelambangan bunyi alih-alih disebut system ejaan, pada dasarnya grafem adalah huruf. Grafem ada dua macam, yaitu grafem yang mengikuti system fonetis dan grafem yang mengikuti system fonemis. Grafem yang mengikuti system fonetis lebih popular disebut ejaan fonetis ini melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf. Oleh karena itu, jumlah bunyi yang dilambangkan relative lebih banyak dari jumlah huruf yang terdapat dalam alphabet. Sementara itu, grafem yang mengikuti system fonemis lebih popular disebut ejaan fonemis ini melambangkan fonemfonem bahasa tertentu dalam bentuk huruf. Jadi pelambangan disesuaikan dengan bunyi-bunyi yang membedakan makna. 2. Karakteristik Grafem Karakteristik utama yang disajikan dalam grafem adalah sebagai berikut: 1. Itu bisa dikenali sebagai abstraksi suara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. 2. Ketika fonem diubah, seluruh arti kata tertentu berubah. 3. Itu adalah kata-kata yang membantu membedakan satu sama lain. 4. Memiliki kekhasan karena tidak dapat dibagi, dengan kata lain, mereka tidak dapat dipisahkan. 5. Tidak memiliki arti sendiri-sendiri. 6. Ada dua jenis di antaranya, grafem konsonan dan grafem vokal.



13



7. Beberapa di antaranya mungkin bergantung pada posisi lidah dan lainnya pada posisi mulut. 8. Beberapa fonem dapat dibuat labialisasi dan beberapa di antaranya tidak dapat. 9. Fonem konsonan terutama dibedakan dengan memiliki mode, tempat, getaran, dan saluran keluar yang dapat berupa mulut atau hidung. 10. Suara itu bisa keras atau tidak, yang sepenuhnya bergantung pada apakah pita suara orang tersebut bergetar atau tidak. 11. Beberapa dapat diucapkan dengan menggunakan suara yang panjang atau dengan cara yang berkelanjutan dan lainnya. 3. Contoh Grafem Beberapa contoh grafem adalah sebagai berikut: 1. Luas dan kasar 2. Naik dan turun 3. Selimut – Jubah 4. Simpul – Bisa 5. Sekop – Kaki 6. Pasta – Gel 7. Pelabuhan – Gerbang Catatan : c. Grafem e dipakai untuk melambangkan dua buah fonem yang berbeda, yaitu fonem /e/ dan fonem /Ә/. d. grafem p selain, dipakai; untuk melambangkan fonem /p/, juga dipakai untuk melambangkan fonem /b/untuk alofon/p/. e. Grafem v digunakan juga untuk melambangkan fonem /f/ pada beberapa kata tertentu. f. Grafem t selain digunakan untuk rhelambangkan fonem /t/ digunakan juga untuk melambangkan fonem /d/ untuk alofon /t/.



14



g. Grafem k selain digunakan untuk melambangkan fonem M digunakan juga untuk melambangkan fonem /g/ untuk alofon /k/ yang biasanya berada pada posisi akhir. h. Grafem n selain digunakan untuk melambangkan fonem /n/ digunakan juga untuk melambangkan fonem /ri/ pada posisi di muka konsonan /j/ dan /c/. i. Gabungan grafem masih digunakan: ng untuk fonem /η/; ny untuk fonem /n/; kh untuk fonem /x/. j. Bunyi glotal stop diperhitungkan sebagai alofon dari fonem /k/; jadi, dilambangkan dengan grafem k



15



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Fonologi secara akar kata berasal dari dua kata, yakni fon yang berarti bunyi dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana fonologi dapat dikatakan sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Fonem



merupakan



kesatuan



bahasa



terkecil



yang



tidak



mengandung makna, tetapi dapat membedakan makna. Sejalan dengan definisi ini, fonem akan memainkan peran pentingnya ketika ia sudah berada dalam tataran kata (struktur). Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata. Alofon adalah bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari fonem. Grafem adalah unit terkecil dalam penulisan yang dilakukan dalam bahasa tertentu, mereka bertugas membentuk alfabet suatu bahasa dan menyertakan angka, huruf, dan berbagai jenis tanda linguistik lainnya. B. SARAN Penyusunan makalah ini adalah sarana informasi dan solusi dalam menyikapi mata kuliah. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasisiwa bisa mengerti sedikit tentang ilmu yang nantinya bisa mendukung proses dan faktot-faktor yang berhubungan dengan pendidikan mahasiswa di kampus. Dalam mempelajari ilmu ini diharapkan para calon guru berkompeten dalam memberikan pembelajaran bahasa kepada peserta didik sesuai



16



dengan kompeten dasar yang dimiliki peserta didik ketika masuk dalam ranah pembelajaran formal



DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2019. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: Pt Bumi Aksara Andewi, Inggriani. 2013. Pengertian, Faktor dan Macam Alofon http://uphilunyue.blogspot.com/2013/02/pengertian-faktor-dan-macamalofon.html Diakses pada tanggal 15 Maret 2021 Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta https://sites.google.com/site/tatabahasaindonesia/fonem-bahasaindonesia#:~:text=Alofon%20adalah%20variasi%20fonem%20karena,u %5D%20dan%20(u). Mentari, Fajar. Makalah Fonem https://www.academia.edu/8105918/MAKALAH_FONEM Diakses pada tanggal 16 Maret 2021 Pratiwi, Naisya . 2020 . Pengertian Grafem dan contohnya https://apayangdimaksud.com/grafem/#:~:text=Karakteristik%20grafemKarakteristik%20utama%20yang&text=Mereka%20memiliki %20kemampuan%20untuk%20menghasilkan,lain%2C%20mereka %20tidak%20dapat%20dipisahkan. Diakses pada tanggal 15 Maret 2021 Rudiyanto. 2016. MAKALAH MATA KULIAH FONOLOGI “Kajian Grafemik”. https://rudijunti20.blogspot.com/2016/11/makalah-mata-kuliahfonologi-kajian.html Diakses pada tanggal 16 Maret 2021 Santoso, Anang dkk. 2018. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia (Edisi ke1, Cetakan ke-9). Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka Saputro, Dwi. Makalah Fonemik. https://www.academia.edu/36570588/MAKALAH_FONEMIK_docx Diakses pada tanggal 16 Maret 2021



17