Kak SHK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN DINAS KESEHATAN



PUSKESMAS RI TANJUNGBINTANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG (35361) JL. BUDI SANTOSO NO. 1 JATIBARU TELP. (0721) 8020332



E-mail : [email protected]



KERANGKA ACUAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH SHK ( SKRINING HYPOTHYROID KONGENITAL ) A. PENDAHULUAN Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Hormon tiroid yaitu tiroksin yang terdiri dari iodotironium ( T3 ) dan tetraiodotorium ( T4 ), merupakan hormon yang diproduksi oleh tiroid ( kelenjar gondok). Pembentukannya memerlukan mikronutrien iodium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur produksi panas tubuh, metabolisme, pembentukan tulang, kerja jantung, saraf, serta pertumbuhan dan perkembangan otak. Dengan demikian hormon ini sangat penting perannya pada bayi dan anak yang sedang tumbuh. Kurangnya hormon tiroid pada bayi dan masa awal kehidupan bisa mengakibatkan hambatan pertumbuhan ( cebol atau stanting ) dan retrdasi mental ( keterbelakangan mental ). B. LATAR BELAKANG Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir ( SBBL ) merupakan salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir ( neonatal skrining ) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur 48 jam sampai 72 jam setelah lahir untuk memilih bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan kongenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera melakukan intervensi segera. Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini,



anak akan mengalami keterbelakangan mental dan kemampuan IQ dibawah 70. Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial pada anak. Anak tidak mampu beradaptasi disekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam pengasuhannya. Dengan demikian deteksi dini sangat penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan pengobatan. C. TUJUAN 



Tujuan umum Seluruh bayi baru lahir di wilayah Puskesmas Tanjung Bintang mendapatkan pelayanan skrining kongenital (SHK)







Tujuan Khusus a. Meningkatkan akses, cakupan serta kualitas pelayanan SHK b. Menurunkan angka kesakitan dan kecacatan pada Bayi dan Balita c. Tersedianya jejaring laboratorium rujukan untuk skrining hipoteroid kongenital (SHK) pada bayi baru lahir.



D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Persiapan a. Persiapan bayi dan keluarga b. Persetujuan ( Inform Consent ) dan Penolakan c. Persiapan alat d. Persiapan diri 2. Pengambilan specimen a. Waktu b. Data/identitas bayi c. Metode dan pengambilan darah 3. Tatalaksana spesimen 4. Skrining bayi baru lahir E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Persiapan



a. Pesiapan bayi dan keluarga Motifasi keluarga, ayah atau ibu bayi baru lahir sangat penting. Menjelaskan kepada orang tua tenyang skrining pada bayi baru lahir dan keuntungan skrining ini bagi masa depan bayi akan mendorong orang tua untuk mau melakukan skrining bayinya. b. Persetujuan atau Penolakan 



Persetujuan ( inform concent ) sebelum melakukan tindakan selalu meminta persetujuan disertai tanda tangan orang tua bayi.







Penolakan ( dissent consent / refusal consent ) bila pengambilan darah pada BBL ditolak maka orang tua harus menanda tangani formulir penolakan. Hal ini dilakukan agar jika dikemudian hari didapat bayi yang bersangkutan menderita HK , orang tua tidak akan menuntut atau meyalahkan tenaga kesehatn.



2. Pengambilan spesimen a. Waktu Pengambilan spesimen darah yang paling ideal adalah ketika umur bayi berumur 48 sampai 72 jam. Sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir karena pada saat itu kadar TSH masih tinggi, sehingga akan memberikan sejumlah hasil tinggi / positif palsu. b. Data atau identitas bayi Isi identitas bayi dengan lengkap dan benar dalam kertas saring. Data ditulis lengkap dan hindari kesalahan penulisan data, gunakan huruf kapital. c. Metode dan pengambilan data Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi ( heelpick ) darah yang dikeluarkan diteteskan pada kertas saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi darah, kemudian setelah kering dikirim ke laboratorium SHK. d. Tata laksana spesimen 



Metode pengiriman spesimen Setelah mendapatkan spesimen : segera diletakkan di rak pengering dengan posisi horizontal atau diletakkan diatas permukaan dasar yang kering dan tidak menyerap. Biarkan spesimen mengerim ( warna darah



merah gelap ) sebaiknya biarkan spesimen diatas rak pengering sebelum dikirim ke laboratorium. 



Pengiriman transportasi spesimen Setelah kering spesimen siap dikirim. ketika spesimen akan dikirim masukkan kedalam kantong plastik zip lock. Satu lembar kertas saring dimasukkan kedalam satu plastik dan dalam satu amplop,lengkap dengan identitas, dapat juga dengan menyusun kertas saring secara berselang seling untuk menghindari agar bercak darah tidak saling bersinggungan atau taruh kertas diatas bercak darah. Masukkan kedalam amplop dan sertakan daftar spesimen yang dikirim. Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 hari sejak spesimen diambil.perjalanan pengiriman tidak boleh lebih dari 3 hari.



F. SASARAN PENGAMBILAN SAMPEL SHK Sasaran KIE pada SHK : 1. Ibu atau orang atau keluarga 2. Masyarakat luas 3. Tenaga kesehatan 4. Pemangku kebijakan Sasaran yang dilakukan pengambilan sampel SHK adalah bayi berumur 48 – 72 jam di wilayah Puskesmas Tanjung Bintang. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO



WAKTU



PELAKSANA



KEGIATAN 1



April 2021



JUMLAH



TEMPAT



SAMPEL 2 orang Bidan



25 Sampel



Wilayah



kerja



Puskesmas Tanjung Bintang 2



Mei 2021



2 orang Bidan



25 sampel



Wilayah kerja puskesmas Tanjung



Bintang



3



Juli 2021



2 orang Bidan



9 sampel



Wilayah kerja puskesmas Tanjung Bintang



4 5 6 7 8 3. H. BIAYA Kegiatan ini debebankan pada anggaran dana BOK I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan SHK 1. Pelaksana kegiatan adalah pengelola program Kesga Puskesmas dan bidan desa. 2. Pelaporan dibuat setelah kegiatan selesai dilaksanakan dan laporan ditunjukkan kepada kepala Puskesmas



J. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI Pencatatan dan pelaporan dibuat dengan menggunakan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke dinas kesehatan setiap tanggal 5 bulan berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi di UPT Puskesmas RI Tanjung Bintang.



Tanjung Bintang, Januari 2021 Mengetahui Ka. UPT PKMRI Tanjung Bintang



DARMAWAN, SKM.M.Kes NIP. 19720603 199302 1 001



Penanggung Jawab Program Kesga



SITI RUSMIATI, S,ST NIP . 19750506 200212 2 002