Kamus Madura-Indonesia Kontemporer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...

Table of contents :
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
W
Y
Z
DAFTAR PUSTAKA

Citation preview

KATA PENGANTAR Menyusun sebuah kamus bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disadari penulis mengingat pembuatan sebuah kamus membutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang cukup, ketekunan, dan keseriusan, selain waktu yang relatif panjang. Akan tetapi, semua itu bukanlah halangan yang tidak bisa diatasi. Kamus ini ditulis pada waktu-waktu senggang dan dilakukan tanpa beban sehingga tidak merupakan sebuah perjuangan yang sangat berat. Dengan pola penulisan ini, disadari bahwa kamus bahasa Madura ini akan memiliki kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, dan kekeliruan-kekeliruan. Namun, hal itu tidak menyurutkan penulis untuk tetap mengumpulkan kosa kata demi kosa kata yang mengisi tiap baris kamus ini. Dengan cara ini tidak berarti bahwa penulisan kamus ini asal-asalan dan tidak dilakukan dengan serius. Penulisan dengan cara tersebut dimaksudkan untuk memberi semangat penulis untuk mencipta sambil belajar dan sedikit demi sedikit menyempurnakan apa yang telah ditulis. Kosa kata dalam kamus ini dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis dan lisan yang diambil dari momen-momen dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata-kosa kata tersebut kemudian diproses menjadi entri-entri dan bentuk turunan. Contoh-contoh penggunaan diambil dari pengucapan sehari-hari dalam konteks tertentu disesuaikan dengan bahasa tulisan. Contoh penggunaan juga diambil dari sumber-sumber tertulis dan juga lisan. Peribahasa atau ca‟-ocaan disajikan sebagai bagian dari isi kamus ini disusun alfabetis dengan menafikan kata-kata perumpamaan, partikel, dsb. yang ada di depannya. Alasan utama dimasukkannya peribahasa ke dalam bagian ini mengingat peribahasa merupakan bentuk yang mirip dengan frase idiomatis yang merupakan susunan majemuk yang artinya tunggal dan tidak bisa ditelusuri berdasarkan unsur-unsur pembangunnya. Alasan kedua berkenaan dengan posisi bahasa Madura yang mulai terpinggir bahkan di kalangan orang Madura sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu di kalangan orang Madura. Motif ini tidak berkenaan dengan politik bahasa nasional sebaliknya semacam konservasi bahasa Madura yang harus segera diberikan media sebagai tempat penyimpanan abadi. Selain itu, bersama perkembangan bahasa ternyata peribahasa Madura tidak tercatat secara optimal dalam buku-buku kumpulan peribahasa yang jumlahnya memng tidak seberapa. Karena merupakan sebuah “eksperimen”, kamus ini pasti memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahan dalam penulisan kamus ini adalah penulisan yang didasarkan pada dialek Bangkalan. Dialek lain – sampang, pamekasan, dan sumenep hanya disajikan sebatas yang bisa diketahui dan bisa dijangkau. Penulisan dengan dialek Bangkalan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini sesuai denga pertimbangan bahwa jika ingin membakukan sebuah bahasa memang harus mengambil satu dialek yang dianggap paling baik. Akan tetapi, proses selanjutnya adalah pembakuan bahasa tersebut, bukan meninggikan



i



satu dialek di antara dialek lain. Peristiwa ini pernah terjadi pada bahasa melayu yang kemudian menjadi bahasa Indonesia. Dengan menimbang peristiwa tersebut, pembakuan bahasa Madura seharusnya sudah tidak membedakan dialek-dialek lagi tetapi mengembangkan berdasarkan bahasa Madura yang sudah dibakukan. Selama ini bahasa Madura yang diajarkan cenderung berpegang pada dialek Sumenep. Selain itu jika kita benar-benar mau konsisten, pembakuan bahasa Madura hanya pada bahasa tinggi sebagai bahasa formal. Sedangkan bahasa nonformal tetap diserahkan pada dialek-dialek bahasa Madura. Dengan demikian, pelajaran bahasa Madura lebih bisa dijangkau dan dengan demikian mempermudah pembelajaran di sekolah. Karena latar belakang tesebut, saran dan masukan sangat diharapkan. Bagi Anda yang peduli dengan bahasa Madura, mohon mengirimkan saran, kritik, dan masukan ke email [email protected] Bangkalan, 1 Januari 2010



Muhri Mohtar, M.A.



ii



PETUNJUK PENGGUNAAN Daftar Singkatan



adj adv bd



: adjektiva/kata sifat : adverbia/kata keterangan :



bentuk bentuk



dasar



(hanya



bd



turunan,



berdasarkan



ditemukan ini



beberapa



ditulis bentuk



turunan)



n num p perib pron



: nomina/kata benda



(R)



: bahasa rendah/kasar



: numeralia : partikel : peribahasa : pronomina/kata ganti



fig. fn hrf idm



: makna figuratif



sin.



: sinonim



: frase nominal



(T)



: bahasa tinggi/halus



: arti secara harfiah



: ungkapan



(M)



: bahasa menengah



ungk v vi vt vp



ǝ



: bunyi pada kertas, perjaka,



: idiom



(MB) : Madura barat (Bangkalan, Sampang) (MT) : Madura timur (Pamekasan, Sumenep)



: verba/kata kerja : verba intransitif : verba transitif : verba pasif



Daftar Simbol Fonetik „...‟



: menunjukkan arti denotatif



“...”



: peribahasa dalam bahasa Indonesia



(...)



: penjelasan peribahasa



ɛ



: bunyi



ɐ



: bunyi pada sedang, kode, sesal



pada



senter



memang,



e



: bunyi pada tape, konde



ŋ



: bunyi pada ngadimin, bangau,



ñ



: bunyi pada nya, penyamun



ɔ



: bunyi pada kopi, soda, mosi



kontemporer, colek



lubang



iii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



i



-



ii



PETUNJUK PENGGUNAAN



iii



-



iii



DAFTAR ISI



iv



-



iv



A



1



-



6



B



6



-



16



C



16



-



19



D



19



-



22



E



22



-



24



F



24



-



24



G



25



-



28



H



28



-



29



I



29



-



29



J



29



-



32



K



32



-



39



L



40



-



43



M



43



-



47



N



47



-



48



O



48



-



52



P



52



-



59



Q



59



-



59



R



59



-



62



S



62



-



67



T



67



-



76



U



76



-



76



W



76



-



76



Y



77



-



77



Z



77



-



77



DAFTAR PUSTAKA



78



-



78



iv



A a-



[a]



prefiks



yang



jika



dihubungkan



dengan bentuk dasar menjadi kata kerja misalnya tokar ‗perkelahian; pertengkaran‘ menjadi atokar ‗berkelahi‘ -a



[a]



misalnya



atokarra



menjadi



aba [aba] {Ar.} n 1 bapak 2 panggilan untuk yang



lebih



tua



[abɐk] bâk-abâk v membasahi badan



abân [abɐn] adv siang (antara pukul 10.00 – 13.00) bân-abân adv waktu siang



‗hendak atau akan berkelahi‘ orang



‗sedikit agak sakit‘ 2abâk



sebelah atas (ttg. Mandi setengah badan)



suffiks yang berarti akan atau



hendak,



bâk-abâk sedikit agak bâk-abâk sakè‘



yang



sudah



1abâng



[abɐŋ]



ngabâng



v



terbang,



mengangkasa ngabângaghi v menerbangkan



melaksanakan ibadah haji abâ [abɐ] i seruan keheranan, kekaguman



pangabângnga n cara terbangnya bâng-abâng n angkasa; langit; awing-



seperti aduh, ko‘?, dsb. abâ‘ [abɐʔ] n 1 diri abâ‘eng ‗dirinya‘ 2 badan lo‘ nyaman abâ‘ ‗tidak enak badan‘ saabâ‘ sebadan



awang [abɐŋ] ebang-abange v ditakut-



2abâng



takuti 3abâng



bâ‘-abâ‘ân 1 sendiri 2 diriku sendiri bâ‘-saabâ‘ hanya sendiri



[abɐŋ] abanganna v kelihatannya,



tampaknya, sepertinya



abâ‘ dhibi‘ diri sendiri



abâr [abɐr] bâr-abâr hawar; awar-awar;



abâ‘ dhiri‘  aba‘ dhibi‘



nama pohon yang getahnya menyebabkan



abâ‘ sampayan ‗diri/badan penjemuran‘



gatal bila terkena kulit; Fiscus septica abâs [abɐs] v pandang



kelihatan pantas memakai apa saja abâ‘ kamondurân ‗badan/diri bunglon‘



ngabâs vt memandang (dengan maksud



selalu



mengagumi dsb) Tadâ‘ orèng ngabâs arè



senang



di



mana



pun;



mudah







menyesuaikan diri abâ‘



kèsa



cèţak



gherrâng



dikatakan



ta‘



solap.



‗tak



ada



orang



memandang matahari tanpa silau‘



kepada orang yang sangat miskin



ngabâssâ v hendak melihat



abâ‘ seggher kakowadhân abâli polè, rassa



pangabas(sa) n cara memandang



sakè‘ pas èlang badan segar kekuatan



pangabâsân n penglihatan



kembali



lagi,



kemudian



rasa



sakit



menghilang



abây [abɐi] tandan pisang (ttg. tangkai panjang



pada



buah-buahan



abâ‘na [abɐʔna] pron [R] kamu



bertumpukan)



aba‘en [abɐʔən] pron [R] kamu



ngabây v memotong tandan pisang



pron [R] kamu bilâ abâ‘eng sè amaèna ka roma? ‗kapan kamu



aba‘eng



[abɐʔəŋ]



main ke rumah‘ abad [a.bad] n abad (masa seratus tahun) 1abâk



[abɐk] a agak; sedikit abâk sakè‘



‗agak/sedikit sakit‘



yang



yang



abbhâ [abbhɐ] n bau mulut abbhâna baceng ‗bau mulutnya busuk/tidak enak‘ wang-lowangè/ngalowangè abbhâ ‗hanya menghabiskan bau mulut saja‘ nasehat yang percuma karena tidak digubris mowang abbhâ bâceng ‗membuang bau mulut yang busuk‘ mempengaruhi orang



Halaman 1 dari 78



lain



melakukan



sesuatu



yang



meng-



abdhi [abdhi] n abdi, sahaya (pelayan, orang



untungkan bagi diri sendiri abbhâng



[abbhɐŋ]



bhâng-ngabhângè



v



[abbhəŋ]



ngabbhengngè



v



abdhi dhâlem pron [T] saya abek [abək] a sejuk (segar)



menghalangi kaabbhengngan



v



terhalang



(ttg.



perempuan yang meninggal karena bayi



bek-abek adv amat sejuk bek-ngabek v menyejukkan diri abhâng [abhɐŋ] a merah Kaka‘ lèbur ְdâ‘



tidak bias keluar) abbher [abbhər] ngabbher v (dengan



bawahan) abdhina pron [T] saya



menakut-nakuti abbheng



bo-abbo wah wah wah



kepakan



sayap



1 terbang atau



tenaga



dorong mesin) Lamon mano‘ ngabbher,



jhuko‘ alangngoy. ‗jika burung terbang, ikan berenang‘ 2 melayang Lajangnga samot la ngabbher e langnge‘. ‗layanglayang samot melayang di langit‘



mano‘ sè abulu abhâng. ‗kakak senang pada burung yang berbulu merah‘ 1abhu



[abhu]



intj



aduh



(ungkapan



keterkejutan, keheranan, dsb) Abhu! Ma‘



bariya? ‗aduh, kok begitu?‘ [abhu] a agak keropos



2abhu



karena



dimakan usia



mangabbher v menerbangkan



abit [abit] a lama



mangabbherraghi v menerbangkan untuk



maabit v memperlama



orang lain



abidhân a lebih lama



pangabbherrâ n cara terbangnya



bit-abit adv lama-lama



bher-ngabbher v beterbangan



bit-maabit berpura-pura lama



ngabbherrâ ta‘ tèngghi, akoro‘a ta‘ dâlem



acan [acan] n terasi



‗mau terbang ta‘ tinggi, menggali pun tak



acar [acar] n acar



dalam‘ tidak memiliki kekuasaan sama



accem [accǝm] n (buah atau pohon) asam



sekali



accèn [accɛn] a asin



abbhlâk



[abbhlɐk]



ngabbhlâk v membuka



cèn-accèn n ikan asin



pintu lebar-lebar



adâ‘ [adɐʔ] adv depan



a kelihatan kelihatan jelas Mon ngangghuy kalambhi abârna mèra èkatèla‘ abbhrâ.



adâ‘ [adɐʔ] v tidak ada; tiada  tadâ‘



abbhrâ dan



[abbhrɐ]



tajam/mencolok



Kalau



memakai



baju



berwarna



merah



kelihatan mencolok. [abbhrəŋ]



abbhreng



aְdd̩hâng [adɖhɐŋ] v hadang pangadd̩hâng n nelayan pembeli yang menyusul nelayan pencari ikan ketengah



n



brem;



sejenis



makanan yang terbuat dari tepung dan sari tapai 1abbhut



maadâ‘ v menghabiskan



laut untuk membeli hasil tangkapan aְdd̩hep [adɖhǝp] v menghadap ke ְdhep-aְdְdhebbhan v saling berhadapan



[abbhut] a berat (sukar, susah,



ngadd̩hep v menghadap



payah, muskil, sulit) cè‘ abbhuddhâ ‗berat



ngaְdְdheppaghi v menghadapkan



sekali‘



ngadd̩hebbhi v menghadapi



2abbhut



[abbhut]



ngabbhuddhi



v



me-



minjamkan abbo [abbo] p aduh; wah (kata seru sebagai ungkapan keheranan)



addhu [addhu] v adu addhuân n aduan dhu-ngaddhu v mengadu domba ngaddhu v mengadu



Halaman 2 dari 78



addhu adâ‘ idm adu muka dhu-addhu



bâlâkang



kebenaran orang kecil akan memberikan



‗adu



punggung‘



perlawanan yang sama



saling bermusuhan



besar



addhu terrang idm saling jujur



ajam



mènta



dengan orang



sasengngèt



perib



adhâd [adhɐt] n adat; kebiasaan



meminta



adhân [adhɐn] n,v 1 azan



sesuatu yang mengundang bahaya



ngadhânè v mengadzani



rempah-rempah‘



‗ayam



melakukan



Ajâm mon ngakana ghi‘ ngarkar kaadâ‘



aèng [aɛŋ] n air



peribahasa yang senada dengan ‗ibarat



kaaèngan v terkna air



ayam, tiada mengais tiada makan‘



ngaèngè vt mengairi



ajâm tokong mènta monteng perib ‗ayam



aèng mata air mata



kutung minta tulang ekor‘ menginginkan



Aèng èpaghili ècello‘ perib ‗air dialirkan



sesuatu yang tidak mungkin



diciduk‘ meminta sesuatu sedangkan yang



Mon ajâm ghi‘ endâ‘ ka jhâghung perib



diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh



‗selama ayam masih suka pada jagung‘



orang yang diminta tersebut



sifat alami manusia, yaitu masih bisa



Aèng èpeddhâng ta‘ apèsa perib ‗air



dipengaruhi godaan harta, kedudukan,



ditetak pedang tidak terpisah‘ hubungan



dan wanita



keluarga yang sangat erat sehingga tidak



wa-towa ajâm perumpamaan yang secara



terganggu dengan masalah dari luar



harfiah ‗tuanya seperti ayam‘ dijadikan



Aèng



perumpamaan pada orang yang semakin



sondhâng



nand̩hâaghi



perib



lèmbung



menandakan



‗air



dâlemma



mengalir



balik



lubuk‘



orang



dalamnya



tua semakin cantik/tampan ajhâk [ajhɐk] ngajhâk v mengajak



n



berilmu tidak banyak bicara



jhâk-ajhâk



Mara aèng è daunna tales perib ‗ibarat air



membantu kebutuhan tetangga, misalnya



di daun keladi‘ orang yang tidak bisa



dalam membangun rumah, hajatan dsb.



dinasehati



pangajhâk n ajakan



Mara aèng ebâdd̩hâi kèrèng perib ‗seperti



undangan



untuk



saling



ajhâr [ajhɐr] v belajar



air diwadahi keranjang ikan‘ harta yang



jhâr-ajhârân v mengulang pelajaran



cepat habis



ngajhâr v mengajar



aghung [aghuŋ] a agung; amat besar



ngajhârè v mengajari



ahad [ahat] n nama hari pertama dalam



pangajhârân n pelajaran; pengajaran



penanggalan Madura yang mengadopsi



ngajhârè bhibhik alangngoy ‗mengajari



dari penanggalan Hijriyah



bebek berenang‘ melakukan pekerjaan



ahadhân



diadakan



misalnya



pasar



setiap



ahadhan



hari



Ahad,



‗pasar



yang



diadakan setiap hari Ahad‘ ahli [ahli] n ahli li-maahli v sok ahli ajâm [ajɐm] n ayam jâm-ngajâmè v memanas-manasi ajâm katè ta‘ kala kalèְtְtègghâ perib ‗ayam katai tidak kalah gemerusuknya‘ untuk



yang sia-sia; menggarami air laut 1ajhi



[ajhi] n harga awal yang dipatok



penjual untuk kemudian ditawar oleh pembeli ngajhii v



memberi harga awal untuk



ditawar 2ajhi



[ajhi] ngajhi v mengaji



pangajhiyân n pengajian akal [akal] n akal



Halaman 3 dari 78



kal-ngakalè v menipu



lok-alok



n



acara



perlombaan



mem-



akal bukong idm ‗akal burung betet‘



perkenalkan sapi pada lomba kecantikan



mengumpulkan



sapi betina



sedikit



demi



sedikit



alos [alɔs] a halus



sehingga menjadi banyak akanta [akanʈa] p seperti



maalos v menghaluskan



Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang



ambâ‘ [ambɐʔ] 1 jemput 2 hadang



menurut kepercayaan tempat pembalasan



ba‘-ambâ‘ n sejenis hantu yang menurut



perbuatan selama hidup di dunia; akhirat



kepercayaan menghadang orang di jalan



ako [akɔ] v aku



bâ‘-ambâ‘ân v menunggu lama



ngako v mengaku



ngambâ‘ vt 1 menjemput 2 menghadang



ko-ngako v mengaku-ngaku



pangambâ‘



pangakoan n pengakuan



menyusul nelayan pencari ikan ketengah



alang [alaŋ] v halang



n



nelayan



pembeli



yang



laut untuk membeli hasil tangkapan



ngalang v menghalangi jalan; melintang



ambhâ [ambhɐ] v lepas, masuk dan merusak



alas [alas] n hutan



lahan tanaman dengan memakan atau



alas rajâ hutan belantara



menginjak-injak



alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak



tanaman



(hewan



peliharaan) ambhu [ambhu] v usah; perlu: lo‘ ambhu



tingkah lèm-maalèm v bersikap atau bertindak



tidak usah ambu [ambu] v berhenti



seolah-olah alim alèng [alɛŋ] bd



bu-ambuwân 1 adv sering berhenti Pantes



v 1 tidak mau mengaku 2



lèng-alèng n pelindung atau penutup agar



lo‘ dhik dâpa‘, bu-ambuwân. ―Pantaslah tidak sampai-sampai, sering berhenti.‖ 2 n tempat berhenti Gardu ghellâ‘ sala sittong bu-ambuwânna orèng sè lèbat. Gardu tadi



tidak terkena cahaya, terlihat, dsb



salah satu tempat berhentinya orang yang



ngalèng



berlindung dari pandangan, cahaya dsb. ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat



alès [alɛs] n alis



lewat.



alip [alip] n huruf pertama tulisan Arab



maambu v menghentikan



lip-alibhân n berkenaan dengan alif atau



amèt [amɛt] v pamit



huruf hijaiyah yang maksudnya pelajaran



amok [ŋamɔk] ngamok v mengamuk



membaca ‗belajar



ajhâr



al-Quran: membaca



huruf



lip-alibhân Arab—untuk



belajar membaca al-Quran‘ ana‘



lo‘



ngalle



ampal [ampal] n sejenis kumbang yang keluar malam hari, berwarna putih atau



allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas Tang



pangamog(gha) adv cara mengamuknya



polana



ce‘



abu-abu dengan ukuran sedikit ampon



karena sangat nakal.‘



lastare ‗sudah selesai‘ saamponna p setelah ana‘ [anaʔ] n anak nganaè v menghasilkan



alok



[alɔk]



ngalokaghi



mengunggulkan



v



memuji



dan



[ampɔn]



adv(T)



mellèngnga. ‗Anak saya tidak naik kelas allèyan n kenaikan kelas



lebih



besar dari ibu jari tangan. sudah:



ampon



anak



(dalam



pernikahan); tidak mandul



Halaman 4 dari 78



ana‘ malang sara ‗anak sangat malang‘



angghit [aŋghit] ngangghit v menyusun



anak yang tidak mendengar atau patuh



angghu‘ [aŋghuʔ] n pencabut bulu/rambut



pada perkataan orang tua



akanț a angghu‘ ta‘ epencèt perib ‗seperti



mon ana‘ labu ka somor emma‘ alonca‘,



pencabut



mon emma‘ sè labu ana‘ nyarè andhâ



mulut yang selalu menganga untuk bicara;



perib ‗kalau anak jatuh ke sumur orang



banyak bicara



tua melompat, kalau orang tua yang jatuh



mara angghu‘ tadâ‘ mècet perib ‗seperti



anak mencari tangga‘ besar kasih sayang



pencabut bulu tidak ditekan‘ mulut yang



orang tua terhadap anaknya.



selalu menganga untuk bicara; banyak



anca



[añca]



nganca



v



memancing



tidak



ditekan‘



bicara angghuy [aŋghuy] v pakai



kemarahan



v



ca-nganca



memancing-mancing



ke-



marahan



angghuyân n pakaian kangghuy (dipakai) untuk ngangghuy v memakai



anco‘ [añcɔʔ] nganco‘ v menyetubuhi co‘-anco‘ v bersetubuh nganco‘



bulu/rambut



colo‘



‗menyetubuhi



mulut‘



ngangghuy



èlmona orèng



‗memakai



ilmunya



menyabit



memotong pembicaraan orang yang lebih



rumput‘



tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat



dengan sabar akhirnya terkumpul banyak



tidak sopan



anjhu



n tangga n andal



and̩hâ



[andhə]



andhel



[andhǝl]



andhellân n andalan dhel-andhel n sering dijadikan andalan ngandhellaghi v mengandalkan andi‘ [andiʔ] vi punya Kaula andi‘ bur-



mengumpulkan



idm



ngarè‘



orang



[añjhu]



nganjhu



sedikit-sedikit



v menjaga dan



merawat anak kecil atau bayi angka‘ [aŋkaʔ] ngangka‘ v mengangkat angkès [aŋkɛs] v angkis ngangkès v mengangkis angko [aŋkɔ] a angkuh angko‘ [aŋkɔʔ] ngangko‘ v mengangkut



leburan duwa.‘ ‗saya punya dua hal yang



angkreng [aŋkrəŋ] a gagah perkasa



menyenangkan‘



antèng [antɛŋ] n anting



andi‘ jhâlu mandhi tajhem ‗punya susuh



antos [antɔs] ngantos v (T) menunggu



bertuah tajam‘ memiliki kemampuan bela



anyar [añar] a baru



diri



nganyarè vt memperbarui



andus [andus] ngandus v menyeruduk



nyar-nganyarè v melakukan sesuatu yang



angèn [aŋɛn] n angin



tidak



angen [aŋǝn] v angan



sekitar



menjadi



kebiasaan



lingkungan



ngen-angen v angan-angan



nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang



ngen-ngangen v mempertimbangkan



Madura untuk memperbarui akad nikah



anggheb [aŋghǝp] v anggap nganggheb 1 v menganggap 2 a setia



dengan



mengulang



akad



nikah



sebelumnya tanpa memberi maskawin lagi



Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè‘ cè‘



apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura



nganggebbhâ bân cè‘ èstona. ‗meskipun



apes [apǝs] n nasib yang buruk; sial Apessâ



hanya binatang, adat anjing sangat setia



abâ‘ tadâ‘ se tao bilâ dâtengnga. ‗tak ada



dan tulus‘ anggher [aŋghǝr] p asalkan



yang tahu kapan datang nasib buruk‘ apoy [apɔi] n api



Halaman 5 dari 78



poy-ngapoyè v memanas-manasi



arta [arta] n harta



akadi‘ apoy kalaras/kalarè perib ‗seperti api



daun



kering‘



pisang



kering/daun



semangat



yang



artè [artɛ] n arti ngartè v mengerti



kelapa



asat vi habis airnya (sungai, sawah, danau,



menyala-nyala



tetapi segera padam dalam waktu sekejap



dsb.)



mara apoy sekkem perib seperti api dalam



asèl [asɛl] n hasil  hasèl



sekam



asma [asma] n (T) nama



tadâ‘ apoy ta‘ akokos perib ‗tak ada api



assim [assɪm] n bersin



tak berasap‘ rahasia yang disembunyikan



asta [asta] n(T) tangan ngastanè v memegang



pasti akan terkuak ara [ara] n arah



ata‘ [ataʔ] n atap



ngara 1 adv mungkin 2 v membidik



aata‘ v beratap



ngaraaghi v mengarahkan



ngata‘è v memberi atap atè [atɛ] n hati



pangara n maksud; tujuan pangara bâdâ, pangaro tadâ‘ ‗maksud ada,



tè-ngatè v hati-hati



tetapi



Orang



atè abulu ‗hati berbulu‘ bersifat pendengki



tidak



ate kadungdung ‗hrf hati kedondong‘ hati



pengaruh



memiliki



tidak



keinginan



punya‘



besar



tetapi



sanggup mewujudkannya



orang yang berwatak buruk



ara‘ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras)



atè malan hati yang cepat sedih atau



arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung-



sabar; sensitive



odung arè ‗saat sekarang matahari ditutup awan‘ 2 hari arè Slasa: hari Selasa arè‘ [arɛʔ] n(MB) arit; sabit; clurit ngarè‘ vt menyabit arep [arǝp] ngarep v mengharap ngarepaghi v mengharapkan pangarep n harapan rep-ngarep v mengharap-harap; sangat



ta‘ kennèng èberri‘ atè pas nèddhâ‘ cètak



perib ‗tak dapat diberi hati lalu mau menginjak kepala‘ tidak tahu balas budi atèng [atɛŋ] ngatèng v mengangkat ator [atɔr] ngatoraghi v menyampaikan; menghaturkan kaator v dihaturkan atos [atɔs] atosân n ratusan attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak



mengharap arghâ [arghɐ] n harga



ke atas



ngarghâi v 1 menghargai hak, pendapat



awwâl [awwəl] awal, mula ngawwâli v memulai lebih dahulu



dsb. 2 memasang harga arjhu, ngarjhu



[arjhu]



v menjolok



ayo [ayo(h)] inj ayo



B bâ' [bɐʔ] n bentuk singkat dari abâ‘



bâ‘eng



[bɐʔǝŋ]



bâ‘â [bəʔə] n banjir



abâ‘eng



bâ‘âng [bɐʔɐŋ] a getir



kedua; kamu



bâ‘na [bɐʔna] pron(R) pelesapan dari aba‘na yang menunjukkan persona kedua; kamu



yang



pron(R)



pelesapan



menunjukkan



dari



persona



bâb [bɐp] n bab bâbâ [bɐbɐ] n bawah



Halaman 6 dari 78



ta‘ kèra bâְdâ keccengnga idm ‗tak pernah



ngabâbâ v agak ke bawah bâbi [bɐbi] n babi bâbi



ada pekatnya‘ selalu habis tanpa sisa



edheddhel



ka



perib



ara‘



‗babi



bâdbâdhân [bɐdbɐdhɐn] n tempat lewat



dicelupkan ke dalam arak‘ perbuatan dosa



nemmo bâdbâdhân ‗menemukan tempat



yang berlipat-lipat



lewat‘



bâbinè‘ [bɐbinɛʔ] n perempuan; betina bunga-bunga



dalam



jalan



keluar



dari



masalah



bâbur [bɐbur] n irisan daun pandan sebagai campuran



menemukan



ritual



bâdd̩hâ [bɐdɖhɐ] n wadah abâdd̩hâ v berwadah mâddhâè v mewadahi



tertentu bâburughân [bɐburughɐn] n petuah; nasihat bâbutto n wasit pertandingan ojung yang biasanya diperankan salah satu tokoh



ojhung



bâdd̩hâk [bɐddhɐk] a terus terang dhâk-bâddhâghân adv terus terang apa adanya bâddhung [bɐddhuŋ] n sejenis kapak besar



bâca [bɐca] mâca v membaca



dhung-bâddhungan



vi



1



mengapak



ca-mâca v membaca sesuatu (doa, dsb.)



sesuatu 2 n kapak mainan



can-bâcan n bacaan



mâdhdhung v memotong menggunakan



bâcca [bɐcca] a basah



kapak



aca-bâcca v berbasah-basah



mâdhdhung



mabâcca v membasahi



berkesantunan; tahu tata krama



bâceng [bɐcǝŋ] a bau busuk/tidak enak



to‘ot



‗mengapak



lutut‘



bâgi [bɐgi] mâgi v membagi



saceng-bâcengnga acan ghi‘ èdhulit perib



abâgi v terbagi Bakto dapa‘ roma, Saat



‗sebusuk-busuknya terasi masih dicuil‘



nemmo jhajhan se la abagi tello‘. ‗Saat



pertolongan



sampai rumah Saat menemukan jajan yang



atau



bantuan



terhadap



keluarga atau kerabat pasti dilakukan



telah terbagi tiga.‘



meskipun hubungan sedang renggang



agi-bâgi v



saceng-bâcengnga



bagi



buri‘



ècetto‘/



‗sebusuk-busuknya



bâgiyân n 1 bagian; hasil bagi; jatah



dubur ditelusuk/diceboki juga‘ seburuk-



saparapat bagiyan ‗seperempat bagian‘ 2 pembagian (matematika) Sitti ghellâ‘ ajhâr bagiyân è sakolana. ‗Tadi siti belajar



ecalot



perib



ghi‘



1 terbagi-bagi 2 membagi-



kèya



buruknya anak akan disayang dan dibela juga bâְdâ [bɐdɐ] v ada



pembagian di sekolahnya.‘ 3 penggalan



abaḍai v menyediakan; meng-ada-kann



dari bagian yang utuh E bâgiyân ceṭ ak



ְdâ-mabâְdâ v mengada-ada kabâְdâân n keadaan



sasat apolong salèmpang. Di



mabâְdâ v mengadakan



menyatu dengan tali kekang dipasang



bâְdâ



angka-angkèna



caranya‘



segalanya



idm



‗ada



teratur



tata sesuai



eabâs,



dipandang,



tongarra



bagian



kepala



epasang seberti



selempang kabâgiyân v kebagian sabâgiyân n sebagian



ketentuan bâְdâ



bi‘



tadâ‘



tiada



etegghu



ditonton‘



sesuatu yang tidak dapat dipakai



‗ada



memiliki



bâjhân [bɐjhɐn] n wajan bâjâ [bɐjɐ] n saat; waktu; saat bâjâ malem ‗waktu malam‘



Halaman 7 dari 78



bâjâng



[bɐjɐŋ]



n



1



wayang



2



bâli [bɐli] bd kembali



bayangan/gambar



abâli vi kembali



abâjâng vi terbayang Bulâ ta‘ bisa tèdung



mabâli v mengembalikan



karna abâjâng raèna dhika. ‗Saya tak bisa



li-bâliyân adv berkali-kali bâli‘ [bɐliʔ] v balik



tidur karena terbayang wajahmu.‘ abâjângaghi vi membayangkan



abâli‘ v berbalik (tidur terlentang menjadi



jâng-bâjângan n bayangan yang terbentuk



telungkup atau sebaliknya)



karena cahaya



mabâli‘ v membalikkan



n baja



1bâjhâ



[bɐjhɐ]



2bâjhâ



[bɐjhɐ] n(T) gigi



li‘-bâli‘na dâdâr ‗berbaliknya daun kering‘ perubahan nasib



bâjhân [bɐjhɐn] n wajan; penggorengan bâjhi‘



[bɐjhiʔ]



bâjhit



bâlibis [b(ɐ)libis] n belibis



a 1 benci 2 jijik



[bɐ.jhit]



bâlibis abâli ka rabâna ‗balibis kembali ke



n makanan yang sejenis



dodol yang berbahab dasar ketan tanpa digiling



dicampur



gula



dimasak



pada



santan yang mendidih. bâko‘



bâlijjhâ [bɐlijjhɐ] n pedagang yang menjual dagangannya



dengan



berkeliling



bâllu‘ [bɐlluʔ] n delapan bân [bɐn] p kalabân



menangis dsb. bâkto [bɐktɔ] n waktu



bândhil [bɐndhil] n duri



abâkto v berwaktu; ada saatnya



martabhât



abâktoè v memberi waktu



meminta tidak mau memberi; pelit



bâlâkang [b(ɐ)lɐkaŋ] n punggung



‗ibarat



onak‘



mau



bângalan n pemberani



lâng-bâlângan n tempurung lutut lâng-bâlânganna



bândhil



bângal [bɐŋal] a berani



bâlâng [bɐlɐŋ] n belalang mara



desa,



kampung, dsb



a mata bengkak karena



[bɐkɔʔ]



rawanya‘ pulang kampung



to‘ot



ngal-mabângal v pura-pura berani ‗seperti



bângal



ajhuwâl,



bângal



mellè



‗berani



tempurung lutut‘ orang yang tidak bisa



menjual, berani membeli‘ bisa menasihati



dipegang



dan



perkataanya



karena



selalu



berubah-ubah pendiriannya



bisa



melaksanakan



apa



yang



dinasihatkan



bâlânjhâ [blɐñjhɐ] n (uang) belanja



bangal ka tonding tako‘ ka tajhem ‗berani



abâlânjhâ v berbelanja



pada



mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai



tajamnya‘ sok berani dibelakang lawan



hidup



ketika berhadapan nyalinya menciut



bâlâtţang [bələtʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam yang hidup di air tawar martabhât



bâlâtt̝ ang



punggung



yuyu‘



pada



perib



‗kalau



tidak



berani



bercarok jangan mengaku orang Madura‘



menekan bawahan untuk dipersembahkan



ungkapan



pada atasan



orang



bâles [bɐlǝs] mâles v membalas



takut



mon lo‘ bângal acarok jhâ‘ ngako orèng madhurè



‗ibarat



pisau



untuk



Madura



menegaskan yang



harus



jatidiri mampu



membela harga diri



abâles vi membalas



ngal-bangal mardâ ‗beraninya seperti bara



bâlessân n balasan



api‘ berbicara besar tetapi penakut



les-bâlessân v saling membalas; berbalasbalasan



Halaman 8 dari 78



bângatowa



n



[bɐŋǝtɔwa]



ghârubhek



dan



1



orang



diatasnya;



tua



pitarah



2



bârâs [bɐrɐs] a 1 sehat 2 sembuh mabârâs v menyembuhkan bâri‘ [bəriʔ] adv kemarin



sesepuh bângon [bɐŋɔn] n bangun (datar; ruang,



bârikkèng [bɐrikkɛŋ] a pelit



dsb); bentuk; rupa



bâringèn [briŋɛn] n beringin



abângon v berbentuk; memiliki bentuk



bârinto [bɐrintɔ] adv seperti ini/itu



bangonan v bangunan



bâta‘ [bɐtaʔ] mâta‘ v mengangkat masakan



banjir [bañjir] n banjir



dari tungku atau alat memasak



bânnè [bɐnnɛ] adv bukan



bâtek [bɐtǝk] n watak



ne-bannean a berlainan



abâtek v berwatak



bânynya‘ [bɐñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah



ampon bânynya‘ aparèng ajhârân-ajhârân bân tuntunan-tuntunan. ‗Rasulillah telah banyak



memberi



ajaran-ajaran



dan



abâtek ajâm idm ‗berwatak ayam‘ jika berjauhan



merasa



rindu,



tetapi



jika



berdekatan (selalu) bertengkar bâto [bəto] n batu



tuntunan-tuntunan.‘



abato v membatu; keras (kepala) seperti



kabânynya‘an n kebanyakan



batu



mabânynya‘



bâto tèpa‘ n batu bata



Mabânynya‘



vt



ana‘



memperbanyak



tojjhuna



akabin



on-so‘on



perib



‗Memperbanyak keturunan adalah tujuan



‗(seperti)



menikah



dimaksudkan untuk pekerjaan berat yang



nya‘-bânnya‘an a paling banyak



dilakukan menghasilkan tidak seberapa



bâto



secara



menjunjung



harfiah



batu‘



yang



bârâ [bɐrɐ] a bengkak



atau tidak seimbang antara perjuangan



bârâ‘ [bɐ.rɐʔ] n barat



dan penghasilan bâto‘ [bɐtɔʔ] n batuk



ngabârâ‘ agak ke barat ka bârâ‘ ta‘ kacapo‘, ka tèmor ta‘ kacapo‘



abâto‘ v batuk



‗ke barat



tadâ‘ bâto‘ tadâ‘ assim perib ‗tidak ada



terkejar‘



tak terkejar, ke timur tak karena



serakah



semua



yang



batuk tidak ada bersin‘ orang yang tidak



diinginkan tidak berhasil atau menemui



banyak



kegagalan



kejutan



bârâghât [bɐrɐghɐt] n pembiayaan



bicara



tetapi



sering



membuat



bâtton [bɐttɔn] n pinggiran balai-balai atau



abârâghâdhi v membiayai



langgar panggung yang berupa bambu



bârâkay [bərəkay] n biawak



utuh, kayu aren, atau balok kayu



martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay



ta‘ tao bâttonna langghâr ‗tidak tahu



‗ibarat



pinggirnya



biawak/seperti



telur



biawak



langgar‘



sarkasme



untuk



(telurnya disukai, dagingnya tidak)‘ suami



mengibaratkan orang yang tidak tahu



istri yang berhubungan harmonis satu



aturan karena tidak pernah menjadi santri



sama lain, namun tidak harmonis dengan



atau belajar agama



mertua bârâmma [bərəmma] pron bagaimana; kata tanya yang menanyakan cara bârâmpa [bɐrɐmpa] pron berapa; kata tanya yang menanyakan jumlah



bâu [bɐu] n bau abâu vi berbau u-bâuân n bau-bauan baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud gabungan harimau dahan, serigala, dan



Halaman 9 dari 78



kera yang menurut kepercayaan muncul setelah



40



hari



sebelumnya



menjadi



jarangkong



kaberdhâân n kekenyangan; terlalu banyak makan



beccè‘ [bɐccɛʔ] a baik



v



abeccèan



berdhâ [bərdhɐ] v kekenyangan



berka‘ [bərkaʔ] v (ber)lari



(figuratif)



melakukan



ka‘-berka‘an v berlari-lari berrâ‘ [bǝrrɐʔ] a berat



hubungan haram atau diluar nikah cè‘-beccè a baik-baik; baik semua



maberrâ‘ v



cè‘-beccè‘an a paling baik



mengandung



mabeccè‘ v memperbaiki



râ‘-berrâ‘ân a paling berat



beddâl [bǝddɐl] n hasil; keluaran



1



memberatkan 2



hamil;



râ‘-maberrâ‘ v berpura-pura berat



meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh



berrâ‘ jhuwângan ‗berat ke atas‘ terlalu



(tanaman)



banyak beban daripada kemampuan



beddâlan n keluaran; hasil produksi dari



râ‘-berrâ‘



[bǝdɖhɐʔ]



bedd̩hâ‘



n bedak



v



berri‘ [bǝrriʔ] v beri terkena



(getah,



begghâ



megghâ v merendam



aberri‘



abegghâ v terendam; direndam 1bellâs



long-ellongan



tembus‘



[bǝllɐs] a belas; puluhan



‗memberi



membantu



orang



dengan



berrit [bǝrrit] n,a (tempat) keramat atau



[bǝllɐs] a baik; penyayang; welas



lâs-mabellâs v pura-pura baik



angker èkennèng berrit v terkena tulah atau



bellât [bǝllət] n sembilu



gangguan



belli [bǝlli] vd beli



keramat atau angker



mahluk



halus



mellè [mǝllɛ] vt membeli



berta [bǝrta] n berita; kabar



mellèaghi v membelikan



bessè [bǝssɛ] n besi



lin-bellin n barang-barang yang dibeli belli‘ [bǝlliʔ] n atap rumbia belli‘



jalan



memberi jalan keluar



bellâsân n belasan 2bellâs



aberri‘ vi memberi merri‘ vt memberi



kotoran, dsb) [bəgghɐ]



gula‘



satu atau kedua sahabat tersebut



medd̩hâ‘è v membedaki [bǝddhɐk]



‗berat-berat



persahabatan yang terganjal oleh sifat



abedd̩hâ‘ v berbedak beddhâk



ghulâ



potong jhâjhâluna



besse



koneng



n



besi



dari



kuning;



tempat



jimat



kekebalan ‗atap



rumbia



patah bambu pengikatnya‘ orang tua yang



bettes [bǝttɛs] n betis bhâbâng [bhɐbɐŋ] n bawang



masih



bâng-bhâbâng a (anak kecil) yang ikut



dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya



mengerjakan suatu pekerjaan tetapi tidak



sudah



berfisik



lemah



tetapi



bellu‘ [bǝlluʔ] n belut bellu‘ abângbâng ‗belut bersayap‘ orang



diperhitungkan bhâbbhâl [bhɐbbhɐl] n buah nangka yang



yang pandai menipu dengan cara halus



masih sangat muda biasa dimakan dengan



bellu‘ abunto‘ arè‘ ‗belut berekor celurit‘



garam atau bumbu rujak



orang yang semula bersifat baik hati,



lo‘-tao bhâbbhâl ‗tidak tahu bhâbbhâl‘



berbudi luhur, pemurah, dan penolong



orang yang masih belum pengalaman atau



berubah menjadi sebaliknya bengko [bǝŋkɔ] n rumah



belum memiliki kecakapan bhâbhâr [bhɐbhɐr] v lahir



Halaman 10 dari 78



abhâbhâraghi v melahirkan bhâbhâsan n



[bhɐbhɐsan]



mengandung kepada



kiasan



keadaan,



bhâko



tetap



nemmo



lemmessâ



‗tembakau diangkat menunggu lemasnya‘



untuk



mengacu



ada



perilaku,



ditunggu



sifat,



atau



pemakaiannya,



pokolan



ngantos



n peribahasa yang



dengan kalimat yang sering tidak lengkap tetapi



ètolong



misalnya



‗mendapat



durian



runtuh‘, abujâi saghârâ ‗menggarami laut‘,



kalanya



waktu



agar



yang



baik



pekerjaan



harus



terlaksana



dengan baik bhâktè [bhɐktɛ] n bakti abhâktè v berbakti ngabhâktè v membaktikan diri bhâlâ [bhɐlɐ] n kaum, golongan, kerabat



dsb.



abhâlâ v berkerabat



bhâbhâtang [bhɐbhɐtaŋ] n bangkai Bhâbhâtang mengajak



ngajhâk mati‘



matè



‗bangkai



kejahatan



selalu



melibatkan orang baik-baik bhâbur [bhɐbur] n irisan daun pandan wangi sebagai campuran bunga (untuk ritual tertentu)



bhâlik [bhɐlik] n belakang; sisi lain abhâlik v berbalik mâlik v membalik



p kèya apèyara bârâghâddhâ tabhâligghâ



Tabhâligghâ sapè kerrabhân rowa larang. ‗sebaliknya



sebaliknya



memelihara sapi karapan biayanya mahal‘



bhâdhân [bhədhən] n badan



bhâlingkang [ˋbhəliŋkaŋ] abhâlingkang v



bhâdhân kaulâ pron [T] saya bhâghus [bhɐghus] a bagus; baik



terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat



bhâi [bhɐi] adv saja: Mèlè sè mèra bhâi. Pilih



terlebih dahulu menyentuh bumi bhân [bhɐn] p setiap  sabbhân



yang merah saja.



bhândhâ [bhɐndhɐ] n 1 modal 2 harta



bhâin [bhɐin] adv saja  bhâi bhâjâ [bhɐjɐ] n 1 buaya 2 mata keranjang



abhândhâ v bermodal



bhâjâng [bhɐjɐŋ] n bentuk singkat dari



abhandhai v memberi modal mândhâi v memodali



sembhâjâng (sembahyang) abhâjâng vi bersembahyang mâjângagi vt menyolati (jenasah)



bhândheng [bhɐndhǝŋ] n ikan bandeng bhândheng sabhâlânan èpatadâ‘ rongkerrong



bhâjhâk [bhɐjhɐk] n perompak; jagoan



a rajin jheng-mabhâjheng v pura-pura



bhâjheng



rajin;



bersikap atau berbuat seolah-olah rajin mabhâjheng



v



membuat



jadi



sèttong



‗bandeng



setambak



dihabiskan kerung-kerung satu‘ ulah satu



[bhɐjhǝŋ]



rajin;



merajinkan bhâji‘ [bhɐjiʔ] n bayi bhâkal [bhɐkal] 1 adv akan: Jhâ‘ bong-



sombong. Sakabbhina manossa bhâkal matèa. Jangan terlalu sombong. Semua manusia akan mati 2 n tunangan abhakalan v bertunangan kal-bhâkal n acara pertunangan mabhâkalè vt menunangkan bhâko [bhɐkɔ] n tembakau



anggota keluarga dapat merusak nama seluruh anggota keluarga



n bandingan; tandingan: Cekcek bannè bhândingnga bârakay. ‗Cecak bukan tandingan biawak.‘ abhândhing v berbanding mândhingaghi v membandingkan bhângka [bhɐŋka] v mati (kasar) Bhângkalan [bhɐŋkalan] n Bangkalan; bhând̩hing



[bhɐnɖhiŋ]



kabupaten paling barat pulau Madura Bhângkalan



ta‘



korang



wâ‘-buwâ‘ân



‗Bangkalan tidak kurang buah-buahan‘ 1 Negeri sendiri (bagi orang Madura) tetap



Halaman 11 dari 78



masih memiliki kelebihan dibandingkan daerah



lain



2



Anjuran



untuk



pulang



bhâruma



[bhǝruma/bhruma]



n



kolong



tempat tidur bhâsa [bhɐsa] n bahasa



kampung bhângsalan [bhɐŋ.sa.lan] n frasa pendek



bhâsa [bhəsa] a pecah



mengandung permainan kata-kata untuk



mabhâsa vt memecahkan



menyembunyikan



arti



sa-bhâsa



sebenarnya



dikatakan,



ingin



maksud



yang



misalnya



sa-bhâsana



pecahan



pèrèng



pecahan piring



konyè‘ ghunong ‗kunyit gunung‘ adalah



bhâta [bhɐta] n batu bata



tanaman temmo maksudnya sanemmona



bhâtang [bhɐtaŋ] n bangkai



‗seketemunya apa adanya‘, gumo‘ dâdâ ‗



bhâְtè [bhɐʈɛ] n untung (niaga); laba



adalah soso maksudnya kasoso ‗terburu-



bhâtèk [bhɐtɛk] n batik; motif kain abhâtèk v berbatik; bermotif



buru‘, dsb. bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2



bhâְtok [bhɐʈɔk] n batok; tempurung kelapa bhâu [bhɐu] n bahu



membantah bhântal [bhəntal] n bantal



bheddhuk [bhǝddhuk] 1 n beduk; jidor 2 v



abhântal vt memakai bantal; berbantal



tiba waktu shalat (dhuhur)



tal-bhantalan n sakit pada leher setelah



bhellâk [bhǝllɐk] a belang



bangun tidur



bhelli [bhǝlli] vd sembelih



abhântal ombâ‘, asapo‘ angèn, apajung



abelli vi menyembelih untuk keperluan



langngè‘



tertentu



‗berbantal



ombak



berselimut



angin‘ menunjukkan jiwa bahari orang



melli vt menyembelih bhelling [bhǝlliŋ] n beling; pecahan kaca



Madura abhântal syahâdât, asapo‘ iman, apajung



kadi‘ bhelling kaojhânan ‗seperti beling



Islam



terkena hujan‘ tidak bisa dinasehati; keras



‗berbantal



syahadat,



berselimut



iman, berpayung Islam‘ menunjukkan rasa keberagamaan termanifestasi



orang dalam



Madura setiap



yang



kegiatan



kepala bhellu [bhǝllu] n anak kuda bhellu noro‘ asennèn ‗anak kuda ikut



sampai hal-hal terkecil



manggung‘ anak kecil yang ikut bekerja



bhântal patè idm teman sehidup semati



(biasanya untuk belajar)



bhântèng [bhɐntɛŋ] mântèng v membanting bhântèng [bhɐntɛŋ] n banteng bhântèng matè amoso na‘-kana‘ ngowan ‗banteng mati melawan anak gembala‘



bhendem



[bhǝndǝm]



mendem



v



membenamkan; menanam kedalam tanah abhendem v membenamkan diri bhender [bhǝndǝr] a benar



musuh yang kuat kalah dengan lawan



mabhender v membenarkan; menjadikan



yang lemah karena kecerdikan



benar



bhânto [bhɐntɔ] v bantu



kabhenderran n 1 kebetulan 2 kebenaran



abhânto v membantu



der-bhender



bhântoan n bantuan



benar-benar



bhârânca



[bhɐrɐñca]



a lancar dan bisa



berbicara dengan siapa saja



n barang; sesuatu bhârenteng [bhɐrǝntǝŋ] a sangat giat bhârâng



[bhɐrɐŋ]



adv



dengan



sebenarnya;



bhentor [bhəntɔr] mentor v membentur; menabrak bherkat



[bhǝrkat]



n



makanan



berkat;



makanan yang dibagikan pada pendoa



Halaman 12 dari 78



dalam acara selamatan (tahlilan, rokat



bhubu



[bhubu]



v



abhubu



memberikan



buwuh atau bhubuwân



dsb.) bherrâs [bhǝrrɐs] n beras



n uang atau barang yang



bhubuwân



bherrâs sè la dhâddhi tajhin ta‘ abâli



disumbangkan pada tuan rumah hajatan



bherrâs polè ‗beras yang sudah jadi bubur



yang harus dikembalikan dalam jumlah



tak



yang



akan



menjadi



beras



lagi‘



serupa



dengan peribahasa ―Nasi telah menjadi



sama



saat



pemberi



mengadakan hajatan; buwuh bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang



bubur‖. bhersè [bhǝrsɛ] a bersih



berbentuk kerucut)



asè-bhersè/sè-bhersè v bersih-bersih



bhucor [bhucɔr] v bocor



kabhersèan n kebersihan



bhudhu [bhu.dhu] a bodoh



mersèè v membersihkan



dhu-mabhudhu v pura-pura bodoh



bheְtְtok [bhǝtʈok] n ikan betok bhibhik



[bhibhik]



n bebek



bhuju‘ [bhujuʔ] n 1 buyut; kakek dari bapak ego



bhighâl [bhighɐl] n rampok; perampok



2



makam



sesepuh



atau



leluhur



untuk



kakak



kampung yang dikeramatkan



mighâl, abhighâl v merampok bhindhârâ



memperbodoh;



membodohkan



belibis‘ musuh yang tidak sebanding



[bhinar]



v



mabhudhu



bhibhik amoso bâlibis ‗bebek melawan



bhinar



sumbangan



Bhuk



a berseri-seri n 1 calon kiai yang



[bhindhɐrɐ]



[bhuk]



n



panggilan



perempuan. embhuk bhuk-embhughân v memanggil dengan



terdiri atas putra kiai atau mantan santri



panggilan embhuk



yang telah mengabdi di masyarakat tapi



bhuk tuwan n panggilan (penghormatan)



belum dianggap pantas untuk menjadi kiai



untuk orang yang telah menunaikan Haji bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong



oleh masyarakat bhirâng bhiru



n parang atau golok a biru: Morsidi akalambhi



[bhirɐŋ]



[bhiru]



bhiru. ‗Morsidi berbaju biru.‘



mabhullong v membolongi long-bhullongan n bolongan bhundhu‘ [bhundhuʔ] v bungkus abhundhu‘ v berbungkus



bhiru dâun hijau bhisan [bhisan] n besan



dhu‘-bhundhu‘ n bungkusan



abhisan v berbesan



mundhu‘ v membungkus



bhisan sakatèdungan ‗besan seranjang‘



bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia



janda dan duda yang masing masing



anga-bhunga v bersenang-senang



memiliki keturunan melakukan pernikahan



mabhunga



kemudian



nyenangkan



menjodohkan



menjadi



besan



karena



masing-masing



anak



mereka dari pernikahan sebelumnya. bhludhru [bhludhru] n beludru



vt



membahagiakan;



me-



nga-mabhunga v berpura-pura senang bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon 2 pangkal



n bentuk singkat dari ebhu



abhungka v berbatang: Moskèl rassasna



Bhu, pa‘, bhâbhu‘, ghuru, rato ‗ibu, bapak,



bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.



sesepuh, guru, raja‘ urutan ketaatan orang



‗Musykil



Madura, yaitu kepada ibu, lalu bapak,



berbatang lebih dari satu.‘



Bhu



[bhu]



rasanya



ada



pohon



nyiur



sesepuh, guru, dan terakhir pada raja



Halaman 13 dari 78



ka‘-bhungka‘an



n



[kaʔbhuŋkaʔan]



bilis [bilIs] n semut bilu‘ [biluʔ] a bengkok



pepohonan bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di



mabilu‘ v membengkokkan binè [binɛ] n istri



atas akar. bhunten [bhuntǝn] p (T) tidak



abinè v beristri



bhuru a baru



mabinèè v mengawinkan anak laki-laki



bhuru kaluar dâri eddussâ ‗baru keluar



nè-binèan n laki-laki yang gemar menikah



dari dosnya‘ yang menunjukkan orang



lebih dari sekali dengan poligami atau



yang



belum



berpengalaman



bergaul



sehingga kaku seperti barang masih baru.



kawin cerai. binè‘ [binɛʔ] n perempuan



bhurus [bhurus] n anjing



mon binè‘ matè arèmbi‘, mon lakè‘ matè



[bhuta]



n raksasa bhuto v butuh abhutoaghi v membutuhkan kabhutoan n kebutuhan mutoaghi v membutuhkan bi‘ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân bibir [bibir] n bibir



acarok



[bhutɔ]



melahirkan, laki-laki mati karena carok‘



bhuta



‗perempuan



mati



karena



sudah dianggap biasa di Madura jika perempuan meninggal karena melahirkan dan laki-laki karena melakukan carok. bintang [bintaŋ] n bintang birâ [birɐ] n birah; sejenis talas yang bisa



bibir attas bân bibir bâbâ ghâmpang



dimakan setelah direbus dsb; alocasia



akebbi‘



indica



‗bibir



atas



dan



bibir



bawah



gampang berkata‘ sindiran bahwa kalau



birjhi‘ [birjhiʔ] v memisah-misah menjadi



hanya menasihati gampang



bagian-bagian kecil



bibir nolak, atè mellak ‗bibir menolak, hati



mirjhi‘



rakus‘



bagian-bagian kecil



pura-pura



menolak



meski



biddhâng [biddhɐŋ] n wedang



v



mencelup



pada



1



[bigghiʔ]



membuat air



wedang



panas



2



untuk



bermacam-macam



bitongan n hitungan mitong v menghitung tong-bitongan



n



menjadi



bitong [bitɔŋ] v hitung



membersihkan bulu bigghi‘



memisah-misah



birnyè [birñɛ] a gampang menangis



sebenarnya sangat ingin abiddhâng



vt



kata benda



penggolong



tellor



satos



bigghi‘ ‗telur seratus buah‘ bighi [bighi] n isi (umbi-umbian) abighi v berisi bighilân [bighilɐn] n biji nangka



hitungan;



1



v



melakukan



menghitung-hitung



peng2



n



pelajaran berhitung èbitong ghânep, èbirjhi‘ ghânjhil ‗dihitung genap, diperinci ganjil‘ 1 orang yang sangat dibutuhkan orang lain 2 keadaan



sin



serba tidak berkesesuaian bitta‘ [bittaʔ] mitta‘ v membeber



manjhilân akantha bighilân è pèrèng ‗seperti biji



mitta‘ buri‘ è tengnga jhâlân ‗membeber



nangka di piring‘ orang yang tidak bisa



pantat di tengah jalan‘ membuka aib



dipegang



sendiri di depan umum



perkataanya



karena



berubah-ubah pendiriannya



selalu



biyasa [biyasa] a biasa



bijjhân [bijjhɐn] n wijen



abiyasaaghi v membiyasakan



bilâ [bilɐ] p bila; ketika; jika



kabiyasaan n kebiyasaan



Halaman 14 dari 78



sa-biyasa v biasa-biasa



ta‘ kennèng pèntaè bujâna ‗tidak dapat



blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2



dimintai garamnya‘ pelit; kikir



jagoan



bujhel [bujhǝl] n pusar



ablatèr v menjadi blater



bukka‘ [bukkaʔ] mukka‘ v membuka



n pedagang kecil yang



abukka‘ v 1 membuka: abukka‘ kalambhi



membeli barang (biasanya dari pasar atau



‗membuka baju‘ 2 terbuka Labangnga



langsung



abukka‘. ‗Pintunya terbuka‘ ka‘-bukka‘an v saling terbuka



blijjhâ



[blijjhə] ke



produsen)



untuk



dijual



kembali di tempat lain bubudhân [bubudhɐn] n muatan



mukka‘ bârâna ‗membuka papan tabir‘



buccol [buccɔl] muccol v melepaskan



membuka



buddhâk [buddhɐk]  beddhâk



maksud dipergunjingkan



budhu‘ budhun



[budhuʔ]



n nasi uduk n bisul



rahasia



seseorang



dengan



bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang



[budhun]



dibuat



ètemmo budhun ‗ditemukan budhun‘ kena penyakit bisul



dari



anyaman



daun



kelapa



kemudian dibungkus karung goni, diikat dengan tali sehingga membundar



mara budhun sè ghi‘ ta‘ teddhâs ‗seperti



buku [buku] n buku



bisul yang belum pecah‘ masalah yang



mukuaghi v membukukan; menjadikan



berlarut-larut



buku



tidak



terselesaikan



dan



bulâ [bulɐ] pron(M) saya



terkatung-katung budi [budi] n belakang



bulân [bulɐn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari



di-budi adv paling belakang



dalam penanggalan yang terdiri atas 28,



di-budina adv akhirnya



29, 30, atau 31hari yang membagi tahun



kabudian v bergerak lebih kebelakang lagi



menjadi 12



makabudi v membelakangkan; memin-



kènè‘ ta‘ korang bulânna ‗kecil tidak



dahkan kebelakang



kurang bulannya‘ orang yang kelihatan



sabudian a yang lebih belakang



lemah tetapi mampu mengatasi masalah



budu‘ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk hewan)



budu‘eng ajam anak ayam 2



yang besar bersinonim dengan kecil-kecil cabe rawit



panggilan untuk anak untuk merendah



mara



saat mengacu pada anak sendiri



purnama‘ wajah yang berseri-seri



abudu‘ v beranak (hewan)



bullâ‘



mabudu‘ v 1 memelihara supaya beranak-



bulân [bullɐʔ]



pornama



‗seperti



v merasa panas karena



terkena api, bara, air panas dsb.



pinak 2 menggandakan dengan bunga



bulu [bulu] n bulu



atau rente: mabudu‘ pesse ‗meminjamkan



abulu v berbulu



uang dengan bunga‘



bulu kèjhâ‘ [kɛ.jhɐʔ] n bulu mata



bugghik [bugghik] n punggung



bulan



bun-embunan [bunǝmbunan] n ubun-ubun



abugghik v berpunggung



bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim yang bentuk panjangnya Tabu‘ kembung



bujâ [bujɐ] n garam abujâi vi memberi garam; menggarami



tongkeng èlang ‗perut kembung pantat



abujâi aèng tasè‘ secara harfiah berarti



hilang‘



‗menggarami



sehingga menarik pantatnya menjadi kecil



air



laut‘



maksudnya



melakukan pekerjaan yang sia-sia.



bayi



yang



berperut



gendut



yang merupakan ungkapan kebahagiaan



Halaman 15 dari 78



maburu v melepaskan



orang tua yang bahagia akan kesehatan



buta [buta] a buta



anaknya bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang



mabuta v acuh, tidak mau melihat ta-mabuta v pura-pura buta



bentuk panjangnya mon la kembung pas molè



‗kalau



sudah



kembung



butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)



(ke-



kenyangan) lalu pulang‘ tamu yang pulang



abutèran v membiarkan butir-butirnasi



setelah



terbuang



diberi



makan



kepulangannya



seolah-olah



menunggu



suguhan



tanpa



dimakan



saat



makan



aburu butèr, adhina tompeng ‗mengejar



dahulu



butir nasi, meninggalkan tumpeng‘ karena



bunglon [buŋlɔn] n rambutan



serakah mengambil yang kecil sedang



bungo [buŋɔ] a ungu



yang besar yang dimiliki hilang karenanya



bunter [buntǝr] a bentuk bulat seperti



buwâ [buwɐ] n buah abuwâ v berbuah



lingkaran bunto‘ [buntɔʔ] n ekor



wa‘-buwaan n buah-buahan



abunto‘(an) v berekor



buwâ kaalèngan dâun ‗buah terhalang



burgu‘ [burguʔ] n sejenis kerudung



daun‘ membantu kepentingan orang lain,



buri‘ [buriʔ] n anus; dubur



tetapi dia sendiri tidak mendapat apa-apa



buru [buru] v 1 lari Ayo, dhuli buru. ‗ayo



buwi [buwi] a bisu



cepet lari‘ 2 melarikan diri: Polana tako‘



mabuwi v acuh, tidak mau berbicara;



èokom matè, Mat Rai buru dèri penjara



membisu



(Karena takut dihukum mati, Mat Rai



wi-mabuwi v pura-pura bisu; bersikap



melarikan diri dari penjara.) 3 lepas



atau



bertindak



seolah-olah



bisu



C cabbhi [cabbhi] n cabai



acaca duwâ‘ ‗berkata dua‘ sama dengan



cabbhi lètè‘ cabe rawit



lidah bercabang atau munafik



nè‘-kènè‘ cabbhi lètè‘ peribahasa yang



cacca [cacca] v cincang



bersinonim ‗dengan kecil-kecil cabe rawit‘



nyacca vi mencincang



cabbhur [cabbhur] v cebur



cacemmer [cacǝmmǝr] n air pelimbahan; air



acabbhur vi menceburkan diri



kotor



nyabbhur vt menceburkan



cacèng [cacɛŋ] n cacing



tacabbhur vi tercebur cabhul



[cabhul]



n



orang



mara cacèng nglodu‘â komèrè ‗seperti yang



sangat



cacing



hendak



pendek; cebol



menginginkan



mara cabhul è jhurâng ajhângoa langngè‘



mungkin



menelan



sesuatu



yang



kamiri‘ tidak



‗seperti cebol di jurang hendak menggapai



cakang [cakaŋ] a cekatan



langit‘ orang yang berkeinginan sangat



cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya



tinggi



sehingga



tidak



tercapai caca [caca] n perkataan



mungkin



bisa



runcing dan membengkok calaṭak [claʈak] acalaṭaghân v berserakan tidak teratur



Halaman 16 dari 78



calè [calɛ] n cela



acarèta v bercerita



nyalè v mencela



nyarètaaghi v menceritakan



lè-calèan v saling mencela



nyarètaè menceritakan



lè-calè bellât ‗cela-cela sembilu‘ sesuatu yang dicela tetapi dipakai juga calèpèr



a



[calɛpɛr]



tak



carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki secara berhadapan dengan menggunakan



henti-henti



berkomentar dan selalu berbicara



senjata



(terutama



celurit)



didasari



perasaan terhina atau dendam.



calo‘ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak dilebarkan



vi melakukan carok. Klèbun Jhâddih acarok kalabân klèbun Tana Mèra.



calo‘ kodhi‘ calo‘ yang pelebaran perutnya



‗Kepala



sangat mencolok sehingga membundar,



dengan kepala desa Tanah Merah‘.



sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari



Mon lo‘ bângal acarok, jhâ‘ ngako orèng



tempurungnya



Madhurâ ‗Kalau tidak berani melakukan



camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena kurang tepat ramuannya (makanan) campor



[campɔr/campor]



acampor



Jaddih



menerima



lemparan,



pemberian,



barang jatuh dsb.



carok, jangan mengaku orang Madura‘ kehormatan



an



harga



diri



carompèng



[cǝrɔmpɛŋ]



n



lapisan



pembungkus bambu muda yang dipenuhi



nyangcang



v



cathak n (potongan) ranting yang bercabang



menambatkan hewan ternak pada patok



dua



atau batang pohon



acathak v bercabang



[caŋcaŋ] n siput yang hidup di



cè‘ [cɛʔ] adv sangat cekcek [cǝkcǝk] n cicak



pohon cangghik



[caŋghik]



acangghik v cekcok;



cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki cekka‘ [cəkkaʔ] v melekat Sè cekka‘ coma



bercekcok cangka [caŋka] n cabang



congor bi‘ talè laènna sè ngalèlèt bhâdhânna. Yang melekat cuma tali



acangka v bercabang cangkaro‘ [cǝŋkarɔʔ] n kerak nasi yang digoreng



kekang (sapi) dengan tali lainnya yang melilit badannya.



cangkèm [caŋkɛm] n dagu



cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng



cangnga‘ [caŋŋaʔ] acangnga‘ v membantah



celleng [cǝllǝŋ] a hitam



cantͅèng [canʈɛŋ] n gayung



macelleng v menghitamkan



capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air



ngacelleng v menghitam



acapcabhân vi menetes



celleng modhus sangat hitam



nyapcap vi menetes capo‘



sekaligus



miang



[caŋcaŋ]



2cangcang



melakukan carok



menghindari perasaan malo



candhâk [candhɐk] nyandhâk v menangkap



1cangcang



desa



Orang Madura harus berani membela



v



bercampur atau



acarok



[capɔʔ]



nyapo‘



cellet [cǝllǝt] nyelletaghi v membenamkan



v



melampaui;



menyusul carakan [carakan] n abjad/huruf jawa



(ke dalam kubangan lumpur dsb) tacellet v terbenam; terperosok (ban) cello‘ [cǝllɔʔ] v ciduk



carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa



nyello‘ v menciduk



carèta [carɛta] n cerita



lo‘-cello‘ n alat untuk menciduk; gayung



Halaman 17 dari 78



cellot [cǝllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat



ciyom [ciyɔm] cium



cèlo‘ [cɛlɔʔ] a asam; kecut



nyiyom vt mencium



cèmeng [cɛmǝng] acèmeng v tidak bisa diam



cobbhu‘ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mencuci



cempaka [cǝmpaka] n cempaka



beras



Cèna [cɛna] n (orang, bahasa) Cina



cobik [cɔbik] n cobek; cowek



Cèna èjhuwâli jhârum ‗Cina dijuali jarum‘



cocco‘ [cɔccɔʔ] n paruh



melakukan pekerjaan sia-sia



nyocco‘ v mematuk



cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol



cocok [cɔcɔk] v sesuai



cèngè [cɛŋɛ] n sambal



cocor [cɔcɔr] n paruh



cengkal [cǝŋkal] a membandel



acocor v berparuh



cengkèr [cǝŋkɛr] n cengkir; kelapa yang



acocor/cor-cocor



masih muda; mumbang



bunto‘



idm



berbaris



teratur ke belakang menghadap satu arah



cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut



codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar



nyèngkol v menyikut



cokka [cɔkka] n cuka



kol-cèngkolan v saling sikut



coko‘ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung



cèntong [cɛntɔŋ] n centong



yang menutupi rambut, biasanya ditambah



nyentong v menyenduk dengan centong ceppet [cəppət] a cepat



kerudung dibagian luar acoko‘ v berkerudung



maceppet v mempercepat



ako‘-coko‘ tae ‗berkerudung tahi‘ terkenal



pet-ceppet a terlalu cepat Jhâ‘ pet-ceppet.



karena sifat dan perangai yang buruk cokop [cɔkɔp] a cukup



‗jangan terlalu cepat‘ cepplo‘an [cǝpplɔan] n pemilihan kepala



nyokobhi v mencukupi nyokopaghi v menyukupkan



desa cerrè‘ [cǝrrɛʔ] a pelit



colo‘ [cɔ.lɔʔ] n mulut



cerrèng [cǝrrɛŋ] n jerit



acolo‘ vi (kas) menyangkal tuduhan yang



acerrèng vi menjerit rèng-cerrèngan



sudah terbukti.



menjerit



main-main



berkali-kali dan mengganggu



kacolo‘an



suka



memperbesar



masalah



dengan menyampaikan kepada orang lain



cèţak [cɛʈak] n kepala



sesuatu yang sepele



acèţak v berkepala



acolo‘ songai ‗bermulut sungai‘ rakus



cèţak bâto keras kepala/kepala batu



colo‘ bâlijjhâ ‗mulut penjual keliling‘ suka



ajhuluaghi



berbohong



bunto‘na



pas



kepalanya, bergeliat



cètagghâ,



alè‘-palè‘



kalau



berjanji



berkelit



dengan



ètegghu‘



‗menjulurkan



dipegang



mencoba



mudah



bilâ



ekornya



melepaskan



namun



membesar-besarkan



sesuatu mengenai dirinya colo‘ ebblèk



‗mulut



kaleng‘ gampang



menangis; birnyè



ditagih



colo‘ morbhur ‗mulut bercuap‘ orang yang



untuk



perkataanya suka mencela dan menjelek-



menutupi ketidak sanggupannya menepati



jelekkan orang lain yang belum jelas



janji



kebenarannya



banyak



ketika



diri‘



dan



alasan



cèְtè [cɛʈɛ] n periuk



coma [cɔma] p cuma



cetto‘ [ceʈʈɔʔ] nyetto‘ v mencungkil



Halaman 18 dari 78



comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang



acopa v meludah nyopaè v meludahi



lancang dan bukan pada tempatnya compo‘ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah



copa



congar [cɔŋar] n tali kekang pada sapi,



èkennèng jhilât polè ‗ludah yang sudah



kerbau yang dimasukkan melalui hidung



jatuh ke tanah tidak bisa dijilat kembali‘



 tongar



janji yang sudah terlanjur diucapkan harus



congor [cɔŋɔr] n tali kekang pada sapi dan







ella



ghâgghâr



ka



tana



ta‘



ditepati



kerbau  tongar



copè‘ [cɔpɛʔ] a sempit



conto [cɔntɔ] n contoh



copet [cɔpǝt] a sempit



nyontoaghi v mencontohkan



corok



copa [cɔpa] n ludah



[cɔrɔk]



tacorok



rugi



dan



harus



nomboki



D dâ‘ [dɐʔ] p ke



adântè‘ v menunggu



ḍâ‘iyâ [dɐʔiyɐ] p begitu



(lo‘) kadântèn v (tidak) sabar menunggu



dâdâ [dɐdɐ] n dada



ְdâpa' [dɐpaʔ] v sampai, tiba



adâdâ v berdada



madâpa' v 1 menyampaikan (pesan, titipan



dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâ perib ‗dada



dsb.) 2 mengantar sampai tempat tujuan



gula, punggung mimba‘ baik di muka (umum),



namun



di



belakang



tampak



ְdâpor [dapɔr] n dapur por-dâpor v mengerjakan pekerjaan dapur dârâ [dɐrɐ] n darah



keburukannya dâdâr [dɐdɐr] n daun kering



adârâ v berdarah



dâdu [dɐ.du] n dadu



âkadârâ



adâdu vi melakukan perjudian dadu



èkadhâghing



mendarah



mendaging



dâi [dɐi] n dahi



dâri [dɐri] p dari



dâjâ [dɐ.jɐ] n utara



dâteng [dɐtǝŋ] v datang



makadâjâ v menjalankan, mengarahkan,



adâtengngan v berdatangan



menghadapkan, dsb ke utara



adâtengngè v mendatangi



ngadâjâ v agak ke utara



kadâtengan v kedatangan; didatangi



dâkka [dɐkka] a tamak; loba; serakah Dâkka



bhibbhiddhâ



‗tamak/serakah serakah



nèyat



bibit



menyebabkan



niat



madâteng v mendatangkan ngèco‘



mencuri‘



mnghalalkan



berbagai cara



padâtengnga a cara datangnya



v tiba-tiba: Teng-dateng ngamok, ta‘ etemmo marghana. Tiba-tiba teng-dâteng



mengamuk tak jelas sebabnya.



dânga [dəŋa] adanga v mendongak



dâun [dɐun] n daun



dângdâng [dɐŋdɐŋ] n burung gagak



adâun v berdaun



mara dângdâng nyocco‘ samangka ‗seperti



un-dâunan n dedaunan



gagak mematuk semangka‘ melakukan



lèng-ngalèng



pekerjaan



‗berlindung pada daun beringin‘ mengaku



dengan



tidak



sungguh sungguh dântè‘ [dɐntɛʔ] v tunggu



atau



kurang



ka



dâunna



bâringèn



sedikit demi sedikit deppa [dǝppa] n depa



Halaman 19 dari 78



adeppaè v mengukur dengan depa d̩hâ‘âr



[dhɐʔɐr]



sè adhâgâng, adhâghing ‗yang berdagang,



v (T) makan



berdaging‘ yang berusaha (berdagang)



adhâ‘âr v (T) makan



akan



dhâ‘ârân n (T) makanan



(berdaging)



berhasil



dan



hidup



dhâghing [dhɐghiŋ] n daging



dhâbâ‘ [dhɐ.bɐʔ] n berudu; anak katak nga‘-ènga‘ dhâbâ‘ ‗ingat-ingat berudu‘



adhâghing v berdaging; gemuk d̝hâkd̝hâk [ɖhɐkɖhɐk] nâkd̝hâk v mengetuk



lupa-lupa ingat d̩hâbu [ɖhɐbu] n(T) kata



pintu dengan keras; menggedor



ad̩habu v berkata



dhâlâ [dhɐlɐ] adv  dhâghâ



d̩habuan n perkataan



dhalang [dhələŋ] n dalang



d̩hâְdd̩hâ‘ [ɖhɐɖɖhɐʔ] n pohon dadap d̩hâdd̩hâ‘



nyaman



sanajjhân



adhâlâng v mendalang



èeccèddhâ



ghi‘



dhâlâng èkarobbhui pangghung ‗Dalang



pagghun dhâddhâ‘ kèya ‗sekalipun dicat,



kerobohan panggung.‘ Pemimpin yang



dadap masih tetap dadap juga‘ kenyataan



celaka karena ulah sendiri.



yang



tadâ‘ dhâlâng kakorangan lakon ‗Tak ada



ditutup-tutupi



lama-lama



akan



ketahuan juga dhâddhi



[dhɐddhi]



1



vi



menjadi



Moga



dhaddhi



samporna. ‗semoga menjadi sempurna‘ 2 p jadi Dhâddhi, mon èbitong sataon sakalèyan kalè bârâghât jiya bârâmpa? ‗jadi kalau dihitung setahun sekali dikali biaya tersebut berapa‘



dalang kehabisan cerita.‘ Pemimpin yang baik



selalu



keluar



dari



permasalahan



dengan baik. dhâlem [dhɐlǝm] n (T) rumah; kediaman dhâlika [dh(ɐ)lika] n geladak tempat tidur nâlikaè v memberi atau membuat geladak tempat tidur



adhâddhiagi vi menjadikan



dhâlko‘ [dhɐlkɔʔ] n burung bangau; burung



dhin-dhâddhin n hantu orang yang sudah



kuntul



meninggal dengan wajah asli orang yang



dhâlmos [dhɐlmɔs] a malas bekerja



meninggal tersebut, biasanya datang tiba-



dhâmar [dhɐmar] n lampu; pelita



tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian



adhâmaran v memakai lampu



kadhâddhiân n kejadian



d̩hâmmang



madhâddhi v menjadikan



[ɖhɐmmaŋ]



1



a



ringan



2



mendingan



dhâghâ [dhɐghɐ] adv sampai: Coma karna



d̩hâmmangan a lebih ringan



adantè‘ pèssè saèbu ropèa dhâghâ ta‘ abhâjâng. ‗Hanya karena menunggu uang



mad̩hâmmang v meringankan



seribu rupiah lagi sampai tidak shalat.‘



mang-d̩hâmmang a ringan-ringan; rata-



dhâghâng



[dhɐghɐŋ]



n pedagang



mang-d̩hammangan a paling ringan rata ringan



adhâghâng v berdagang



dhândhân



[dhɐndhɐn]



dhâghângan n (barang) dagangan



berdandan



dhâghâng tona adhu‘um bhâtè ‗pedagang



dhândhânan n dandanan



rugi membagi-bagi untung‘ orang yang



nândhânè v mendandani



melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk memamerkan dimiliki



kelebihan



yang



tidak



adhândhân



v



dhâpa‘, pa‘-dhâpa‘an [paʔ.dhɐpaan] n tapak kaki dhârâka [dhɐrɐka] a durhaka



Halaman 20 dari 78



d̝hârd̝hâr [ɖhɐrɖhɐr] nârd̝hâr v mengetuk pintu dengan keras; menggedor



dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek, menowel



dhâurân [dhɐ.u.rɐn] n kayu untuk pikulan



lit-dhulidhân v 1 saling mencolek atau



uang biasanya dibuat dari bambu dan



menowel



bersifat lentur



dengan



[dhǝddhǝl]



dheddhel



v



mencelupkan



makanan untuk dicampur dengan sedikit saos, kecap dsb. sebelum dimakan neddhel v melakukan deddhel dhibâsa [dhibɐsa] a dewasa dhibi‘ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri kadhibi‘ adv sendirian ngadhibii v mau menang sendiri d̩hidd̩hi‘ dhika



[ɖhidɖhiʔ]



[dhika]



2



menowel



usil



Jhâ‘



atau



mencolek



lit-dulidhân,



bânnè



pettès. Jangan colak-colek, bukan petis. dhungèng [dhuŋɛŋ] n dongeng adhungèng v mendongeng dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng adhungngèng v mendongeng dhunynya [dhuñña] n 1 dunia 2 harta: ta‘ andi‘ dhunynya tidak punya harta; miskin 3 alam fana, yaitu alam sebelum akhirat



adj sedikit



adhunnynya v berharta



pron(M) kamu; anda



dhupa [dhupa] n dupa



dhimèn [dhimɛn] n dahulu: Maos dhimèn



adhupaè v membakari dupa



dâlem atèna. ‗Baca dulu dalam hati.‘ 1dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès ‗hari



padhupaan n tempat membakar dupa; dhurin [dhurin] n durian



Kamis‘ 2dhina



pedupaan dhusa [dhusa] n dosa



[dhina] bd, inj biar



adhina v menyisakan d̩hingd̩hing



[ɖhiŋɖhiŋ]



sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa



n daging



saja



dhisa n desa



dhuwâ [dhuwə] n doa



dhlubâng [dhlubɐŋ] n kertas



adhuwâ v berdoa



dhrâjhât dhu‘um



[dhrɐjhɐt] [dhuʔum]



n derajat v membagi



adhuwâaghi v mendoakan nuwâi v mendoai; berdoa untuk atau pada



adhu‘um v berbagi



nuwâaghi v mendoakan



adhu‘uman v berbagi (kebahagiaan, harta,



dhuwâ atamba, bherkaddhâ korang ‗doa



dsb.) dengan orang lain



bertambah, makanan berkatnya kurang‘



nu‘um v membagi



tugas



dhuddhing



[dhuddhiŋ]



nuddhing



v



[ɖhukɔn]



ad̩hukon



v



n dukun



tetap



atau



berkurang



menggunakan



dhuwâ‘ bato pohon atau buah jamblang pertolongan



dukun nukonè v bekerja sebagai dukun dhulâng [dhulɐŋ] nulâng v menyuapi



dhuwâ‘ butèr pohon atau buah salam dimma [dimma] pron dimana man-dimman (dari) mana-mana dinna‘ [dinnaʔ] pron disini; penunjuk dekat



adhulâng v menyuapi



diyâ [diyɐ] adv di sini



lâng-dhulâng(an) v saling menyuapi



dokar [dokar] n dokar



adv segera Ta‘ tako‘ matè, sapè dhuli nyalèp. ‗tidak takut mati, sapi segera



duccol [duccɔl] v lepas



dhuli



upah



dhuwâ‘ [dhuwəʔ] n



menunjuk d̩hukon



bertambah



[dhuli]



menyusul/menyalip‘



aduccol v melepas (pakaian dsb.) nuccolè v melepaskan



Halaman 21 dari 78



dumalem [dumalǝm] adv dua hari yang akan



aduri v berduri



datang



aduri pandân/martabhât durina pandân



kadumalemma adv dua hari yang lalu



‗berduri pandan/ibarat duri pandan‘ mau



dumpa [dumpa] v tumpah



meminta tidak mau memberi; pelit



madumpa v menumpahkan



duwâ‘ [duwɐʔ] n dua



duri [duri] n duri



E è [ɛ] p di



dari



ebbis [ǝbbis] n bis; bus



digunakan untuk melecehkan



èbhu [ɛbhu] n ibu



desa



terpencil.



Ungkapan



ini



èlang [ɛlaŋ] vi hilang



èbir [ɛbir] a sifat pamer



kaèlangan v kehilangan



èbo‘ [ɛboʔ] n ibu  èbhu



maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se



èbu [ɛbu] ribu



madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‗sakti



èbuan n ribuan



yang



eccèt [ǝccɛt] n cat



menghebohkan



desa



bisa



menghilang.‘ 2 vt menghilangkan Ustadz



aeccèt v bercat



adhabu jha‘ bato bisa maelang najis.



ngeccèt v mengecat



ngèlangngaghi vt menghilangkan Tello‘



eddus



[ǝddʊs]



n



karton



pembungkus



barang produksi; dus



bato bisa ngelangngaghi najis. Èlang tamparra



èdhi [ɛdhi] n ijin



ghi‘



karè



tembâna



ngèdhinè v mengijinkan



hilang



èding [ɛ.diŋ] dengar



segala



keuntungan



dan



hanya



tersisa modalanya



ngèding vt mendengar



ella [ǝlla] adv sudah



ngedingngaghi v mendengarkan



ellong [ǝllɔŋ] long-ellongan n jalan tembus



ngèding



èlmo [ɛlmɔ] n ilmu



sakopèngan



‗mendengar



aèlmo v berilmu; pandai



sekuping‘ mendengar selintas egghung [ǝgguŋ] n gong to‘-koto‘



amonyè



egghung



mara ‗berbisik



èlmona



menabrak‘



berbunyi gong‘ karya besar yang hanya



sendiri



berasal dari kabar atau rencana yang



orang lain



sayup-sayup èjhâân n ejaan èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri ejjhâm



tagghuk



orang



tanpa



yang



‗seperti mau



memikirkan



ilmu



enaknya



kesusahan



èlong [ɛlɔŋ] n hidung



èjhâ [ɛjhɐ] ngèjhâ v mengeja



[ǝjjhɐm]



v



‗hilang tamparnya, masih ada timbanya‘



n jam



ta‘ tao jhâ‘ konco‘na èlongnga bâdâ lesengnga



‗tidak



tahu



bahwa



ujung



hidungnya belepotan‘ orang yang tidak sadar akan keburukan sendiri



aejjhâman v memakai jam tangan



ollè èlong mènta pèpè ‗dapat hidung



lo‘ tao ngèding monyena ejjhâm ‗tidak



minta pipi‘ tidak pernah puas atau cukup;



pernah mendengar bunyi jam‘ orang yang dianggap tidak tahu aturan karena berasal



tamak; loba èman [ɛman] a sayang



Halaman 22 dari 78



emanan



a pelit; terlalu sayang pada



emmas towa èsempo ‗emas tua disepuh‘



sesuatu



orang yang sekalipun keturunan orang



ngaemanè v menyayangi



terpandang tetapi mau berguru kepada



emba [ǝmba] n kakek/nenek embhân



[ǝmbhən]



siapa saja



v



ngembhân



emmas towa ta‘ ambhu eseppo ‗emas tua



menggendong (bayi dsb) di depan



tidak usah disepuh‘ orang yang matang



bhân-embhân n kain untuk menggendong



kepintaran dan kebijaksanaannya tidak



abhân-embhân v memakai kain untuk



perlu dinasehati



menggendong



ngemmasè



sè la abhân-embhân ghi‘ âghândhungè



emas seraya berpandai besi‘ dua atau



‗yang



lebih



sudah



menggendong



di



depan



digendongi lagi di punggungnya‘ orang



ngèras



mandhi



‗berpandai



pekerjaan yang dilakukan dengan



baik secara bersamaan



yang sudah menanggung beban masih



empa‘ [ǝmpaʔ] n empat



diberi tambahan beban lagi



empo [ǝmpɔ] n empu (pembuat senjata)



embhuk



[ǝmbhuk]



n saudara perempuan



yang lebih tua; kakak perempuan embi‘ [ǝmbiʔ] n kambing



èmpon [ɛmpɔn] vi lumpuh èmpor [ɛmpɔr] aèmpor v berkubang lumpur endâ‘ [ǝndɐʔ] vi mau



embi‘ ambhâ ka pakacangan ‗kambing



dâ‘-mata‘endâ‘, di-budina èkala‘ ngendâ‘



terlepas ke kebun kacang‘ menghabiskan



pura-pura tidak hendak, padahal sangat



semua makanan yang disuguhkan



berkehendak



embi‘ kenynyang ghi‘ ngandus ‗kambing



ta‘



kenyang masih menanduk‘ tamak; loba;



endâ‘



katompangan



‗tidak



mau



tertumpangi‘ tidak mau berhutang budi ènga‘ [ɛŋaʔ] 1 v ingat 2 p seperti



tidak pernah merasa cukup mara embi‘ ngantor ghunong ‗seperti



makènga‘ v  maènga‘



kambing menanduk gunung‘ pekerjaan



maènga‘ v mengingatkan



sia-sia karena tidak mungkin berhasil



nga‘-enga‘an v ingat sesuatu tapi belum



èmbu [ɛmbu] n tambahan



jelas



bu-embu n yang ditambahkan



ngenga‘è v mengingat sso



ngèmbui v menambah



èngghi [ɛŋghi] p (M/R) iya



ngala‘ èmbu ‗mengambil tambahan‘ suatu kondisi



ketika



seseorang



bertingkah



èngghi panèka ialah engghun [ǝŋghun] n tempat



melebihi yang seharusnya misalnya orang



engghunna bhândheng epatabâri kènduy



miskin



menghambur-



‗tempatnya



bandeng



ditawari



hamburkan uang, orang ―jelek‖ yang sok



melakukan



pekerjaan



yang



cantik dsb.



menggarami air laut



yang



suka



embu‘ [ǝmbʊʔ] n ibu



engko‘ [ǝŋkɔʔ] pron(R) aku, saya



emmas [ǝmmas] n emas



enjâ‘ [ǝñjɐʔ] (R) tidak



ngemmasè v memberi atau memasang



sia-sia;



ènjhâm [ɛñjhɐm] ngènjhâm v meminjam ènjhâman n hasil meminjam; pinjaman



emas emmas



teri‘



tabhendem



‗emas



terpendam‘



orang yang memiliki kemampuan tetapi



ennem [ǝnnǝm] n enam enneng [ǝnnǝŋ] neng-enneng v diam



tidak terlihat atau diketahui orang lain



Halaman 23 dari 78



errat [ərrat] rat-errat/erradhân n geretan/



neng-ennengnga bessè tataèn ‗diamnya besi berkarat‘ diam karena memang tidak



rautan pensil



mampu (tahu dsb)



ngerradhi v meraut untuk menajamkan



èntar [ɛntar] v pergi ngèntarè v mendatangi



pensil èsak [ɛsak] a baik



entèk/tèk-entèghân [ǝntɛk/tɛkǝntɛghɐn] n



èssè [ɛssɛ] n isi



jari kelingking



v



ngentèkaghi



aèssè v berisi



‗mengelingkingkan‘



ngèssèè v mengisi



meremehkan enten [ǝntǝn] (M) tidak



èsto



ènten [ɛntǝn] n intan Ènten



èbâddhâi



[ɛstɔ]



a



tulus;



sungguh-sungguh;



serius; ikhlas kalontongan



ngèstoaghi vt melakukan sesuatu untuk



‗intan



orang



(bangsawan



dsb)



undangan ‗menghadiri undangan dengan



meskipun



bergaul



akan



tetap



terlihat



dengan



orang



lain



dengan



tulus



ngestoaghi



diwadahi kelongkong‘ orang yang mulia



tulus‘ ètèk [ɛtɛk] n anak bebek



kebanyakan ènten nyèllem ka cellot ta‘ bhâkal orem



ètèk



‗intan yang tenggelam dalam lumpur tidak



ècocoraghi ka pacarrèn kèya ‗itik diberi



akan suram‘ keluhuran sifat (orang) mulia



paruh emas akan disusupkan ke air limbah



pasti tampak meski disembunyikan



juga‘



ènter [ɛntǝr] ènterran n baling-baling



ècocorè



orang



emmas



yang



ghi‘



bhâkal



sudah



terbiasa



berperilaku buruk sulit dibawa ke dalam



aènter v berpusing; berputar



kebaikan



ènthok [ɛnʈɔk] n entok; bebek manila



ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè ‗itik



èpon [ɛpɔn] pron (T) nya



yang bertelur, ayam yang mengerami‘



eppa‘ [ǝppaʔ] n bapak



seseorang



èrèng



[ɛrɛŋ]



ngèrèng



v



1



mengiring;



n



pengiring



saronen. ‗Pengiringnya saronen.‘ èrèt [ɛrɛt] v seret ngèrèt v menyeret èrok [ɛrɔk] ngèrok v



melakukan



kebaikan,



tetapi orang lain yang mendapat pujian



mengarak 2 ikut 3 ayo; mari pangèrèng



yang



sesuai dengan peribahasa ‗kerbau punya



Pangerengnga alat



susu, sapi dapat nama‘



musik



èter [ɛtǝr] aèter v berputar ètong [ɛtɔŋ] ngètong v menghitung ètongan n hitungan ettong [əttoŋ] num satu  sittong



mengganggu;



mengacau



F faèdâ [faɛdɐ] n faidah; manfaat; kegunaan faham/fahâm



[faham/fahɐm]



mengerti



v



faham;



foto [foto] n foto afoto v berfoto ato-foto v berfoto-foto



fardu [fardu] n fardu; kewajiban



moto v memfoto



fitna [fitna] n fitnah



to-fotowân v saling berfoto



Halaman 24 dari 78



G gâji [gɐji] n gaji



kebagusannya



agâji v memiliki gaji atau penghasilan



dsb)‘



ghâdhu [ghɐdhu] ngâdhu vt memakan lauk



gâjiân n gajian



tanpa nasi



orèng gâjiân n orang gajian; pegawai



ghâdhebbhung



gâlânon [gɐlɐnɔn] n ungkapan permisi; kula nuwun mengucapkan



permisi;



berpermisi



n



batang



lotţo‘



‗batang



[ghɐdhǝbbhuŋ]



pisang; gedebung ghâdhebbhung



v



ngajhâk



pisang mengajak busuk‘ kejahatan selalu menarik keterlibatan orang baik-baik



galbas [galbas] n toples



ghâgghâr [ghɐgghɐr] v jatuh



galbas baddhâna dhupa, (blas tadâ‘ pa-



aghâgghârân v berjatuhan



apa) ‗toples tempat dupa, kosong tidak



maghâgghâr v menjatuhkan



ada



Ghâgghârâ



apa-apa‘



omongan



yang



tidak



menghasilkan bukti apa-apa



bâr-gâlebbâr amacem bârna mossa‘è sakobângnga lon-alon. ‗Begitu juga panjiwarna



memenuhi



sekeliling alun-alun.‘ gâlundung



[gəlunduŋ] [gəlundur]



kèra



jhâu



dâri



berbeda dari orang tuanya ghâjâ‘ [ghɐjɐʔ] n gurauan; canda aghâjâ‘ v bergurau; bercanda ngâjâè v menghibur (bayi) supaya tenang jâ‘-ghâjâ‘



agâlundung



v



menggelinding gâlundur



ta‘



pohonnya‘ seorang anak tidak akan jauh



bâr-gâlebbâr n panji-panji Dâ‘iyâ kèya



bermacam



dâdâr



bhugkana ‗daun jatuh tidak jauh dari



gâlebbâr [gɐləbbɐr] agâlebbâr v berkibar



panji



yang



menyenangkan bila dilihat



ngâji v membayar gaji



agâlânon



barang



patè‘



‗gurau-gurau



anjing‘



gurauan kecil yang sangat berpotensi menjadi pertengkaran



agâlundur



vi



menggelinding



ghâjâ‘



kembhângnga



kembang



magâlundur vt menggelindingkan



perkelahian‘



tokar



‗gurauan



nasihat



untuk



berhati-hati dan menjaga batas gurauan



gândhuru n sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sin. pana gânteng [gɐntəŋ] a ganteng; tampan



ghâjhâ [ghɐjhɐ] n gajah ghâlâghâs [ghɐlɐghɐs] ` gelagah ghâlâghâs



magânteng v membuat jadi ganteng teng-gânteng a ganteng-ganteng



katonon



‗gelagah



terbakar‘



cepat naik darah tetapi cepat reda ghâlâta [ghɐlɐta] n kutu busuk



teng-magânteng v berbuat atau bersikap



martabhât



seolah-olah ganteng



busuk kurus‘ tuan rumah yang menyajikan



gessa [gǝssa] agessa v berbicara santai



ghâlâta



koros



‗ibarat



kutu



oleh-oleh tamunya sebagai suguhan



asa-gessa v berbicara santai (intensitas)



ghâlijek [ghɐlijǝk] ngâlijek v menggelitik



v buat aghâbây, ngâbây v membuat ghâbâyân n buatan; produksi dari



ghâlincap [ghɐliñcap] n ketiak



ghâbây



[ghɐbɐy]



ghâliyâ‘ [ghɐliyɐʔ] n geli ghâllu [ghɐllu] adv terlebih dahulu



eghabay



bas-abasan ‗dijadikan barang



lu-ghâllu



yang



dipandang-pandang



pertama



(karena



a yang paling dhulu; yang



Halaman 25 dari 78



ghâltè‘ [ghɐltɛʔ] n burung gelatik



ghântèan adv bergantian



akanţa ghâltè‘ nemmo padi ‗seperti gelatik



ngântè v mengganti



menemukan padi‘ menghabiskan semua



ngântèè v mengganti (kerusakan, bagian



suguhan yang diberikan; kemaruk



yang rusak, kerugian, dsb)



ghâludhuk [ghɐludhuk] n geledek



tè-ghântè v berganti-gantian



rajâ ghâludhugghâ ta‘ kera rajâ ojhânna/ kabânynya‘an ghâludhuk korang ojhân ‗besar



geledeknya



tidak



peribahasa



besar



ghâmpang



ghâmparan



kurang



ngântong v menggantung



dengan



tong-ghântong n gantungan (baju, dsb.)



ghân



a gampang; mudah



[ghɐmparan]



[ghɐn]



aghântong v bergantung



geledek



‗Tong kosong nyaring bunyinya.‘ [ghɐmpaŋ]



ghântong [ghɐntɔŋ] v gantung



yang mirip



hujannya/kebanyakan hujan‘



akan



tèn-ghântèn n pengganti; cadangan



n [T] bakiak



èghântong



tèngghi,



èbhendem



dâlem



‗digantung



tinggi,



ditanam



dalam‘



hukuman yang setimpal dengan kesalahan



p sampai batas (jarak, waktu,



dsb.) tertentu.



yang diperbuat ghârâp



tadâ' ghân-engghânna tidak ada batasnya ghâncang [ghɐñcaŋ] a cepat



[ghərəp]



aghârâp



v menggarap;



menyelesaikan suatu pekerjaan ghâris [ghɐris] n garis



ghâncèras [ghɐncɛras] n nama warangka



agharis v bergaris kalambhi potè aghâris



keris Madura yang serat bagian atasnya



celleng ‗baju putih bergaris hitam‘ ghârisân n penggaris ngâris v menggaris ris-ghâris n alat menggaris ghârubhek [ghɐrubhǝk] n moyang; kakek



tidak melintang seluruh bagian sarung keris tersebut terbuat dari kayu utuh ghânding



[ghɐndhɪŋ]



a



saghândhing



sebanding ghândhu‘ [ghɐndhuʔ] aghandhu‘/ngandhu‘ v



dari kakek



mengandung



ghârubhuk [ghǝrubhuk] n gharubhek



aghandhu‘ tae kerreng ‗mengandung tahi



ghâtel [ghɐtǝl] a gatal



kering‘ mempunyai maksud jahat terhadap



gheddhâng [ghǝddhɐŋ] n pisang



orang lain ghândhung [ghɐndhuŋ] aghândhung v digendong di punggung ghânep [ghɐnǝp] a genap



v



1



menggenapkan



2



yang



memiliki



[ghǝllɐʔ] n tawa



aghellâ‘ vi tertawa lâ‘-ngellâ‘è vt menertawakan



melengkapkan tidak stabil; berubah-ubah ghânjhil [ghɐñjhil] a ganjil maghânjhil v mengganjilkan ghânta‘



pendiam



pengetahuan dan pengalaman yang luas 1ghellâ‘



ghânjhâl [ghɐñjhɐl] jhâl-ghânjhil a goyang;



[ghəntaʔ]



gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig orang



ngândhung v menggendong di punggung maghânep



tel-ghâtel n gatal-gatal



n jangkrik



ghântè [ghɐntɛ] n penggganti: nyarè ghântè



2ghellâ‘



[ghǝllɐʔ] adv tadi



ghellâng [ghǝlləŋ] n gelang aghellâng(an) v memakai gelang; bergelang ghendhâk [ghǝndhɐk] a sombong ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ‘



‗mencari pengganti‘



pa-apa



aghântè v berganti



sombong



‗sombong tidak



melompong, ada



sudah



apa-apanya‘



Halaman 26 dari 78



peribahasa



yang



mirip



dengan



‗Tong



kosong nyaring bunyinya‘



orang yang peran atau hasil pekerjaannya



ghendhâng [ghǝndhɐŋ] n gendang



serba



aghendhângan v bermain gendang gendhâng



ètabbhu



râ-gerrâ pèkolan ‗kaku seperti pikulan‘



salajâ



tanggung



sehingga



tidak



memuaskan



‗gendang



ditabuh sebelah‘ berat sebelah atau tidak



gherrâng [ghǝrrɐŋ] n sejenis ikan yang dikeringkan gherrem [ghǝrrǝm] n geraham



adil ghendhi [ghǝndhi] n kendi



gherring [ghǝrriŋ] n sakit parah



ghenna‘ [ghənnaʔ] a lengkap



ghi‘ [ghiʔ] adv masih



maghenna‘ v melengkapi



ghibâ [ghibɐ] v bawa  kèbâ



na‘-ghenna‘ n pelengkap ghentang



[ghǝntaŋ]



ngibâ vt membawa: Ca‘na Ka‘ Morsid



aghentang vi terlentang



maghentang vt menelentangkan tang-ghentangan



Kak Morsid kalau tidak membawa uang



tidur-tiduran



dengan



tidak boleh ikut‘ bân-ghibân n 1 barang bawaan 2 oleh-



posisi terlentang ghentang



lamon ta‘ ngibâ pèssè ta‘ ollè noro‘ ‗Kata



nèngngep



‗terlentang



oleh



telungkup‘ pernikahan antara dua pasang



ghighi [ghighi] n gigi



saudara, misalnya A dan B saudara, C dan



ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling



D saudara. A menikah dengan C, B dengan



ghilingan n gilingan



D, atau A dan D, B dengan C



ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan



ghentong [ghǝntɔŋ] n gentong/tempayan ghentong



ekarobung



‗gentong/tempayan



dirubung



orang



tetap



tua



yang



urutan; bergilir



canteng



aghilir v bergilir



gayung‘



ghilirân n giliran



disambangi



keturunannya



ghilir tampar ‗gilir tambang/ tali/ tampar‘ menyerahkan tanggung jawab diri sendiri



ghentong



nyarè



tempayan



mencari



canteng



‗gentong/



gayung‘



meminta



kepada orang lain sehingga orang lain tersebut yang memiliki tanggung jawab ghilo‘ [ghilɔʔ] adv masih belum; bentuk



pertolongan pada yang lebih lemah tadâ‘ ghentong nyello‘ ka cantèng ‗tak ada



singkat dari ghi‘ lo‘



gentong menciduk gayung‘ 1. orang tua



ghindhung [ghindhuŋ] v gendong



tidak meminta balasan dari anak 2. yang



ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser



kuat yang bisa membantu yang lemah



ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir;



gherrâ



[ghǝrrɐ]



a kaku



sisi; bagian; pinggir



magherrâ v membuat jadi kaku



ghita‘ [ghitaʔ] adv masih belum; bentuk



râ-gherrâ a kaku seperti gherrâ



atèna



‗kaku



singkat dari ghi‘ ta‘ hatinya‘



mudah



ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi



merajuk atau ngambek



atau membuat



gherrâ montengnga ‗kaku tulang ekornya‘



hewan pembuat lubang di dinding atau



orang yang tata tutur dan gerak geriknya



tembok bagi orang jahat yang masuk



sangat kaku dan tidak mau berkompromi



secara



atau keras kepala



aghubang



paksa);



lubang (ditanah untuk



membobol



romana



Mèlan.



Maleng ‗Maling



melubangi rumah Melan.‘



Halaman 27 dari 78



èghubâng v dilubangi ghucè



[ghucɛ]



ghun [ghun] cuma



n guci



ghundul [ghʊndʊl] a gundul



ghucè èkennèng kodungè ‗guci dapat



aghundul v memotong gundul rambut



ditutupi‘ perkara rahasia sekali pun tidak



ghundulân n tuyul ghung [ghuŋ] n gong



dapat ditutup-tutupi ghudd̩hu



[ghudɖhu]



pisang,



ketela,



n kue yang terbuat dari sukun



dsb.



martabhât ghung tèma ‗ibarat gong timah



yang



– yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh



dicelupkan pada adonan tepung sebelum



secara khusus‘ orang yang diam jika tidak



digoreng.



ditanya



ghud̩hâ [ghuɖhə] v ganggu; goda



n



ghungsèng



aghud̩hâ v mengganggu; menggoda



giring-giring;



kelintingan;



sejenis bel kecil yang dikalungkan pada



n gula n gerak



ghulâ



[ghulɐ]



binatang peliharaan atau bayi yang mulai



ghuli



[ghuli]



bisa berjalan



aghuli v bergerak



ghunong [ghunɔŋ] n gunung



ali-ghuli v bergerak-gerak



ghunong na‘nong bâto klèְtְtak ‗gunung



maghuli v menggerakkan



udik



berbatu



putih kering kerontang‘



ghulu [ghulu] n (T) leher



tempat yang sangat terpencil dan sangat



ghulu‘ [ghuluʔ] aghulu‘ v berguling-guling



sulit didatangi, pernyataan ini digunakan



di tanah



untuk melecehkan



ghumo‘ [ghumo‘] n gundukan tanah angghumo‘



dâdâ



‗gundukan



ghuru [ghuru] n guru aghuru v berguru



dada‘



terburu-buru, bhângsalan yang berarti



ngurui v mengajar



soso ‗susu‘ yang berarti kasoso ‗kesusu;



paghurun n tempat berguru atau bertanya;



terburu-buru‘



perguruan



ghulung [ghuluŋ] v gulung



ghusè [ghusɛ] n gusi



aghulung v bergulung



ghuttè [ghutteɛ] n paman



ngulung v menggulung



ghuwâ [ghuwɐ] n goa



ngulunggaghi v menggulungkan



godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga



H haְdir [hadir] v datang; hadir; ada ngadirè v menghadiri haְdirat [hadirat] n orang-orang perempuan yang hadir haְdirin [hadirin] n orang-orang laki-laki yang hadir halwa [halwa] n halwa (mara) halwa èkakan kocèng ‗ibarat halwa dimakan kucing‘ wanita yang secara sosial memiliki derajat lebih tinggi menikah



dengan



laki-laki



yang



secara



sosial



derajatnya lebih rendah Hampèyan [hampɛyan] pron  Sampèyan Hèְdâ [hɛdɐ] pron (R) Sèְdâ hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian seseorang yang diisi dengan membaca doa; haul ngeholè v mengadakan haul untuk sso hormat [hɔrmat] n hormat kahormadhan n kehormatan ngormat v menghormat



Halaman 28 dari 78



ngormadhi v menghormati



hotèl [hɔtɛl] n hotel



I ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga



Islam [islam] n Islam



iman [iman] n iman



iyâ [iyɐ] (R) iya



J jâgâ [jɐgɐ] v jaga



jhâjhâr



ajâgâ v menjaga



bâjâng



‗jajaran



wayang‘



menempatkan sesuai aturan tempatnya



jago [jago] a jago



jhâjhuluk [jhɐjhuluk] n julukan



go-majago vi sok jago



vi berjuluk Sè pangdâlem ajhâjhuluk Sè Ghâmbhu. ‗yang kanan ajhâjhuluk



jagowân n jagoan jârèya [jɐrɛya] n penunjuk jauh atau dekat;



berjuluk Si Ghambhu‘ jhâjjhâlâng [jhǝjjhɐlɐŋ] n laron



ini atau itu jârângkong



[jɐrɐŋkɔŋ]



n



hantu



yang



jhâjjhâlâng



nyandâr



ka



apoy/dhâmar



menurut kepercayaan muncul selama 40



‗laron bersandar ke api/lampu‘ melakukan



hari sejak kematian berbentuk manusia



pekerjaan



dengan wajah menyerupai orang yang



sendiri



yang



telah meninggal dan mengenakan kain



jhâlâ [jhɐlɐh] n jala



kafan; jembalang



jhâlân [jhɐlɐn] n jalan



membahaya-kan



jendèla [jǝndɛla] n jendela



ajhâlân v berjalan



jhâ‘ [jhɐʔ] adv jangan



ajhâlânè v menjalani



Jhâbâ



[jhɐbɐ]



jhâbhâr



n Jawa n harakat (fatha) dalam



[jhɐbhɐr]



[jhɐghɐ]



v 1 bangun (tidur) 2 bangkit



(berdiri) nyâghâè v membangunkan (tidur) [jhɐghɐt]



jhâghung



n dunia; jagat n jagung



[jhɐghuŋ]



jhâi [jhɐi] n jahe jhâi‘ [jhɐiʔ] ajhâi‘/nyâi‘ v menjahit i‘-jhâi‘ân v sedang menjahit sesuatu jhâil [jhɐil] n iler ajhâil v mengiler jhâjâ



alân-jhâlân v berjalan-jalan jhâlu [jhɐlu] n susuh; tanduk pada kaki ayam



majhâghâ v membantu bangkit berdiri jhâghât



ajhâlânaghi v menjalankan lân-jhâlân n tengah jalan



tulisan Arab jhâghâ



diri



[jhɐjɐ]



a jaya; beruntung; sukses;



berhasil jhâjhâr [jhɐjhɐr] n jajar



jhâmang [jhɐmaŋ] n jambul ajhâmang v berjambul Sapèna ajhâmang,



tandu‘eng èbhundhu‘ bhludhru celleng. ‗Sapinya



berjambul,



tandu‘nya



ditutup



beludru hitam.‘ jhâmo [jhɐmɔ] n jamu ajhâmo v minum jamu ajhâmoè v memberi jamu (sapi dsb) jhângghel [jhɐŋghǝl] n tongkol jagung ajhangghel v bertongkol jhângghirâng [jhɐŋghirɐŋ] n sejenis lele yang ukurannya lebih kecil



ajhâjhâr v berjajar



Halaman 29 dari 78



akantha jhângghirâng nemmo cacemmer



Jhârân



‗seperti



memakan muatannya‘ orang (tamu) yang



lele



menemukan



kotoran‘



memperebutkan barang yang tak berharga



ngakan



bubudhânna



‗kuda



ikut makan oleh-olehnya sendiri jhârum [jhɐrum] n 1 jarum 2 orang dalam



karena ketamakan mara jhângghirâng nemmo taè ‗seperti



penunjuk jalan bagi orang luar yang akan



lele



mencuri di suatu daerah



menemukan



tahi‘



berebut



saling



mendahului untuk mendapatkan sesuatu



mara jhârum amoso bâddhung ‗seperti



yang tidak layak diperebutkan



jarum



jhangka‘



[jhɐŋkaʔ]



n dingklik



melawan



kapak‘



pertandingan



dengan lawan yang tidak seimbang



ajhângka‘ vi memakai dingklik



jhâruppen [jhâruppǝn] v kelilipan



jhângkèras [jhɐŋkɛras] n nama warangka



jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati



keris Madura yang serat bagian atasnya



jhâtè kasosobhân lojung ‗jati tersusupi



tidak melintang seluruh bagian sarung



kayu aren‘ wanita yang secara sosial



keris tersebut terbuat dari kayu utuh



memiliki derajat lebih tinggi menikah



jhângo



[jhɐŋɔ]



v gapai; jangkau



dengan



ajhângo v menggapai; menjangkau jhângsèra



[jhɐŋsɛra]



n



peralatan



untuk



tempat tidur yang terdiri atas bantal dan guling



yang



berasal



jhâng-



dari



laki-laki



yang



secara



sosial



derajatnya lebih rendah



dhunjângnga sera ‗penunjang kepala‘ jhânjhi [jhɐñjhi] n janji ajhânjhi v berjanji jhin-jhânjhin v saling berjanji parjhânjhian n perjanjian jhânor [jhɐnɔr] n janur jhârâbâ‘ [jhɐrɐbɐʔ] n jerawat ajhârâbâ‘ân v berjerawat jhârân [jhɐrɐn] n kuda ajhârânan v naik kuda; berkuda



jhâu [jhɐu] a jauh ajhâui v menjauhi majhâu v menjauh u-majhâu v pura-pura menjauh jhebbhing [jhǝbbhɪŋ] n anak perempuan jhekjhek [jhǝkjhǝk] a ajeg; istiqamah jhelli‘ [jhǝlliʔ] n klitoris; klentit jhelling [jhǝlliŋ] v lihat ajelling v melihat nyellingngaghi v memperlihatkan; mengamati pajhellingan n penglihatan ling-jhellingan v melihat kesana-kemari



Jhârân celleng ghusè, èsemma‘è ngokop,



jhembhâdhân [jhəmbhɐdhɐn] n jembatan



èjhauè



jhembhâr [jhəmbhɐr] n luas atau jembar



ngettè‘



‗kuda



bergusi



hitam,



didekati menggigit, dijahui menendang‘



dalam penghidupan



bercampur baur dengan orang yang sudah



majhembhâr v meluaskan



terkenal bermoral bejat dan bertabiat busuk



pasti



akan



mencelakakan



ajhemmor v berjemur



keseluruhan lingkungannya jhârân



èkalèburè



lorana



perib



‗kuda



disenangi tuannya‘ seorang bawahan yang karena



kecakapannya



disenangi



majikannya sehingga meningkatkan taraf hidupnya



karena



kajhembhârân n keluasan jhemmor [jhǝmmɔr] v jemur



diperhatikan



nyemmor v menjemur mor-jhemmor n jemuran jherruk [jhǝrruk] n jeruk jhilâ [jhilɐ] n lidah



oleh



tuannya tersebut



Halaman 30 dari 78



jhilâ ta‘ atolang ‗lidak tak bertulang‘



ko‘-jhuko‘an n 1 berbentuk seperti ikan



berbicara sangat gampang, tetapi harus



lajângan



dipertanggungjawabkan



berbentuk seperti ikan‘ 2 ikan mainan



jhilât [jhilɐt] nyilât v menjilat



ko‘-jhuko‘an



‗layangan



ko‘-jhuko‘an karèt ikan mainan dari karet



n kependekan dari



Jhuko‘ kènè‘ kakanna jhuko‘ rajâ ‗ikan



tajhin mera yang artinya bubur merah.



kecil makanan ikan besar‘ suatu kebiasaan



Bentuk ini digunakan untuk bulan Shafar



bahwa orang lemah ditindas oleh yang



dalam penanggalan Madura karena pada



lebih kuat



bulan ini dianggap bulan penuh berkah



rajâ jhuko‘na rajâ ghulina ‗besar ikannya,



dan diperingati dengan bersedekah tajhin



besar



mera.



keadaannya



Jhinmèra



[jhinmɛra]



Jhinpedd̩his [jhinpǝdɖhis]



n kependekan



gerakannya‘



untuk



pedas. Bentuk ini digunakan untuk bulan



menyodorkan



dalam



penanggalan



Madura



karena pada bulan ini dianggap bulan



memberi



atau



menerima;



nyuluaghi v menjulurkan (tangan, dsb) Jhuma‘at [jhumaʔat] n hari keenam dalam



penuh berkah dan diperingati dengan



penanggalan Madura; Jumat.



bersedekah tajhin peddhis.



ajhuma‘adhân



n bentuk terikat yang berarti jari jhu‘ dhuddhing n jari telunjuk jhu‘ empol n jari jempol jhu‘ enְtèk n jari kelingking jhu‘ manes n jari manis jhu‘ tengnga n jari tengah jhubâ‘ [jhubəʔ] a jelek; buruk jhudhu [jhudhu] n takdir tentang pasangan jhu‘



[jhuʔ]



dengan



jhulu [jhulu] ajhulu v menjulurkan tangan



dari tajhin peddhis yang artinya bubur Muharram



sesuai



v



pergi



melaksanakan



shalat Jumat. jhumaadhân n shalat Jumat. jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi paling: jhung rajâân ‗berebut menjadi paling besar‘ jhungjhung



[jhuŋjhuŋ]



v



nyungjhung



1



mengacungkan tangan 2 menjunjung jhungka‘ [jhuŋkaʔ] nyungka‘aghi v men-



hidup; jodoh



dorong untuk menjatuhkan



ajhudu v berjodoh



ka‘-jhungka‘an v saling mendorong untuk



nyudhuaghi/ajhudhuagi v menjodohkan



menjatuhkan



jhugghlâng [jhugghlɐŋ] n lubang besar di tanah



a



[jhuntrɔŋ]



mulus



tanpa



hambatan



jhujhur



[jhujhur]



a jujur



jhurâng [jhurɐŋ] n jurang



kajhujhurân n kejujuran



jhurâng èkallè, ghunong ètèmbhuk ‗jurang



pajhujhur v berbuatlah jujur jhujjhu,



nyujjhu



[jhujjhu]



digali,



v



menyodok,



menusuk



gunung



ditimbun‘



meminta



pada



kegiatan



orang



tidak



jhuwâl [jhu.wɐl] vt jual ajhuwâl vi menjual



(ikan, dsb.) [jhukɔʔ]



percuma



punya, menyumbang pada orang kaya



jhujjhu‘, nyujjhu‘ [jhujhuʔ] memakan umpan jhuko‘



jhuntrong



n 1 ikan: jhuko‘ tasè‘ ‗ikan



ajhuwâlân vi berjualan



laut‘ 2 lauk: jhuko‘ ajâm ‗lauk ayam‘



nyuwâl vt menjual



ajhuko‘ v berlauk: Mon tellasân ajuko‘



wâl-jhuwâl vi berjualan



ajâm Kalau hari raya berlauk ayam



Halaman 31 dari 78



wâl-jhuwâlân



vi



bermain



jual



jigjig [jigjig] n joging; lari-lari kecil untuk



beli



(permainan anak) ajhuwâl



bhâghus



kesehatan ‗menjual



ajigjig v melakukan joging



bagus‘



mengedepankan keunggulan penampilan



jijib [jijip] a tertib



atau kemampuan diri



jikar [jikar] n pedati



ajhuwâl bibir ‗menjual bibir‘ 1 mengada-



jiya [jiya] n ini



ada untuk menggunjing 2 memuji-muji



junèl [junɛl] a memiliki keterampilan (dalam



dengan menyimpan maksud tertentu



kesaktian) kajunèlan n kesaktian



Ajhuwâl bujâ ka rèng Ghirpapas ‗menjual garam



pada



orang



Ghirpapas—sebuah



juta [juta] juta



desa temoat produksi garam‘ melakukan



jutaan jutaan



pekerjaan sia-sia; menggarami air laut



K ka [ka] prep ke; kepada



akaca v berkaca



Ka‘ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak



kaca kebbhâng cermin besar kacang [kacaŋ] n kacang



laki-laki. ka‘dinto n ini



pakacangan n lahan kacang



kabâbâ [kabɐbɐ] a sanggup mengangkat



ghilir kacang idm sistem giliran yang



atau membawa



tertib berdasarkan aturan



kabâdanan [kabɐdanan] n kecamatan



kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki



kabâsa [kabɐsa] a  kobasa



kadhibi‘ [kadhibiʔ] pron sendiri



kabbhi



[kabbhi]



kabhâr



[kabhɐr]



num semua n kabar



kadi‘ [kadiʔ] p seperti kaè‘ [kaɛʔ] bd



akabhâr v mengirim kabar



ngaè‘ v mengait



ngabhâraghi v mengabarkan



makaè‘ v mengaitkan (pada kait)



kabhuru [kabhuru] a terburu-buru



takaè‘ v terkait (pada kait)



kabin n kawin



endâ‘ ngaè‘ ta‘ endâ‘ èkaè‘ perib ‗mau



akabin v menikah Ana‘eng klèbun towa



mengait tetapi tidak mau dikait‘ mau



akabin bi‘ randhâ. ‗Anak kepala desa-lama



meminta, tidak mau dipinta; pelit



menikah dengan janda‘.



kaen [kaen] n kain



kabinan n acara akad nikah.



kaju [kaju] n kayu



makabin v menikahkan Samad makabin



ju-kajuân n pohon-pohonan



Siti bi‘ orèng jhâu. ‗Samad mengawinkan



Mon kaju rajâ robbhu, kabbhi med-



Siti dengan orang jauh‘.



dhângnga. ‗Jika pohon besar tumbang,



kabit



[kabit]



mulai



kabit



bâri‘



‗mulai



semua akan memotongnya‘ Jika seorang



kemarin‘



berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan



kabidhân adv mula(i)nya



penghargaan (akibat pengkatnya) akan



kabupaten [kabupaten] n kabupaten



dengan cepat menghilang.



kaca [kaca] n kaca



Halaman 32 dari 78



kaka‘ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang



atau



tampan,



tidak



dianggap



lebih tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua



calon menantu yang diinginkan



kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ‘.



kalampok [kalampɔk] n jambu air



sebagai



kalanceng [kalañcǝŋ] n serangga kecil yang



‗Makan, habiskan.‘ akakan v menggerogoti; memakani



mengumpulkan



kakanan n makanan



biasanya bersarang pada lubang pohon



makanè v memberi makan



bambu



madu



dari



bunga,



ngakan vt makan



kalaras [klaras] n daun pisang kering



ngakan asella arè ‗makan bersela hari‘



kalarè [kǝlarɛ] n daun kelapa kering



kadang makan kadang tidak



kalè [kalɛ] n kali: Jhâ‘ sampè‘ tello kalè,



makanè ènthok lakè‘ ‗memberi makan



sabbhâr bâdâ bâtessa. ‗Jangan sampai tiga



entok jantan‘ memodali usaha yang tidak



kali, sabar ada batasnya.‘ kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala



bisa diharapkan hasilnya makanè ètèk lakè‘ ‗memberi makan itik jantan‘ memodali usaha yang tidak bisa diharapkan hasilnya



desa di Madura kalèlès [kalɛlɛs] n perlengkapan kerapan sapi



yang



melekat



pada



pangonong



kakè [kakɛ] pron(R) kamu



tempat penunggang sapi memacu sapi



kala [kala] a kalah



karapan



ngala v mengalah



kalènְtèng [klɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat



makala v mengalahkan: Kana‘ juwa lakar



kalèttèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik



kene‘, tape bisa makala se raja. ‗Anak itu



kallè [kallɛ] ngallè v menggali



memang kecil, tetapi bisa mengalahkan



kalodu‘ [kalɔduʔ] ngalodu‘ v menelan



yang besar‘



kalong [kalɔŋ] n kalung



kalaan/kaladhân [kaladhɐn] n selalu kalah



akalong



atau sering kalah



bhludhru,



kala‘ [kalaʔ] v ambil ngala‘



vt



nangka



Akalong kaen benang emmas.



berkalung



asolam



‗Berkalung kain beludru, bersulam benang



mengambil



e



v



budina



Mat Rai ngala‘ roma. ‗Mat Rai



mengambil nangka di belakang rumah‘



emas‘ ngalongè v mengalungi kaluwang [kǝluwaŋ] n sejenis kelelawar



ngala‘aghi vt mengambilkan



kaluwang



ngala‘an n suka mencuri



menginginkan



ngala‘ atè mengambil hati



menginginkan sesuatu yang sangat sulit



ngala‘



karebbâ



dhibi‘



suka



menang



durian‘



‗kelelawar



orang



kaluwar [kǝluwar] v keluar



kalak,



tekka‘a



‗kuning-kuning



konèng



kambâng



[kambɐŋ]



ngambâng



mengapung



untuk



bâng-kambângan v terapung-apung



perempuan/laki-laki lajang yang ditampik



kamondurân [kamɔndurɐn] n bunglon



kuning



buah



ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap kalak,



meskipun



yang



kamar [kamar] n kamar



kalak [kalak] n sejenis buah mundu katolak



dhurin



makaluwar v mengeluarkan



sendiri; egois kalabân [kalabɐn] p dengan; bersama nèng-konèng



terro



tertolak‘



karena sikap dan kelakuan yang tidak



ngamonduraghi



menyenangkan meskipun berwajah cantik



menyesuaikan diri



vt



v



membunglon;



Halaman 33 dari 78



kampowan [kampɔwan] perapian di luar rumah yang terdiri atas sampah kering



akaok v berkeok kapa [kapa] pa-kapa n pelana



digunakan untuk menghangatkan hewan



sot-ngosot



ternak atau hanya mengabukan sampah



‗mengelus-elus



mara



kampowan



ditunggangi‘



dalam



sekam‘



sekkem



‗seperti



menyimpan



api



tenaga/



pa-kapa



lajhu



pelana



ètompa‘



kuda



memuji-muji



lalu karena



memiliki maksud tertentu kapal [kapal] n kapal



kekuatan agar bertahan lama kampong [kampɔŋ] n kampung



akapalan vi naik kapal



kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri



kapala [kapala] n kepala; pimpinan



atas beberapa rumah yang penghuninya



kapalang



masih berkerabat dan letaknya terpisah



[kapalaŋ]



a



tanggung;



tidak



cukup; kurang kapètèng [kapɛtɛŋ] n kepiting



dari kampung (mèji) lain kana‘ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil



kapor [kapɔr] n kapur



dan belum dewasa Kana‘ kene‘ juwa



ngapor n mengapur dinding (rumah).



akabin ghi‘ kana‘. Anak kecil itu menikah



por-kapor



saat masih kecil.



pengapuran (rumah).



na‘-kana‘ 1 n anak-anak 2 teman-teman



Bâ‘na ngakan kapor, sèngko‘ ta‘ noro‘a



(sepergaulan): Na‘-kana‘ kamma kabbhi?



bâ‘âng ‗Engkau makan kapur, aku tidak



Teman-teman pada ke mana? 3 orang(-



akan merasakan getirnya‘ sikap tidak



Sèngko‘ marè èntar dâ‘ kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ‘ na‘-kana‘. Saya telah datang ketempat



mencampuri



yang dijanjikan tetapi tidak ada orang.



sadhembil



orang):



kanca [kañca] n teman



vi



akanca



v



melakukan



urusan



pekerjaan



orang



lain;



pènang,



bân



individualis sakapor



sèrè,



sakacèp



ghâmbir



digunakan sebagai



perumpamaan pengantar atau sambutan



melakukan



pertemanan,



sekedarnya.



berteman



kappra [kappra] a kaprah, lumrah



ngancaè v menemani



karaddhu [karaddhu] a laku; disukai



sakancaan sepertemanan



karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang



kand̩hâ [kanɖhɐ] vd berbicara



merupakan tiruan bunyi daun-daun kering



akand̩hâ v berbicara



yang terinjak(-injak) atau bunyi benda



ngand̩hâi v memberi tahu



jatuh di antara daun-daun pohon



dhâ-kandhâ n percakapan



karaksagghâ è diyâ, tabbhugghânna è



kand̩hâng



[kanɖhɐŋ]



n kandang



kandung [kanduŋ] ngandung v hamil



dissa ‗suara berisiknya di sini, bunyi jatuhnya di sana‘ janji yang disebarkan ke



kandungan n kandungan



mana-mana, namun kenyataannya tidak



mangandung v menghamili



terpenuhi



kantok



[kantɔk] ngantok



v mengantuk;



perasaan ingin tidur



karamas [karamas] n keramas akaramas v berkeramas



kantos [kantɔs] v sampai; hingga



akaramas sambi mandi ‗keramas sambil



kanyot [kañɔt] v terbawa arus



mandi‘



kaok [kaɔk] n tiruan bunyi ayam saat



dilakukan secara bersamaan dengan hasil



beberapa



pekerjaan



yang



ditangkap



Halaman 34 dari 78



yang



baik



serupa



denga



peribahasa



―sambil menyelam minum air‖



kata‘



nèddhâ‘â



kerbhuy/sapè



katak



hendak menginjak kerbau/sapi‘ keinginan



karè [karɛ] n sisa



yang tidak mungkin berhasil



akarè v bersisa



katebbhung [kǝtǝbbhung] n batang/pohon



rè-karè n sisa-sisa



pisang



kareḍḍhâp [karəɖɖhɐp]



n keredep; berkelip-



kat̩èl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda katkat [katkat] n cecak terbang



kelip; berkilau-kilau ngareḍḍhâp v berkelip-kelip; berkilau-



akantha



kilau



‗seperti cecak terbang menggoyang pohon



karep [karǝp] n keinginan; hasrat



katkat



ngondhu



nanggher



randu alas‘



akarep vi berkehendak



kato [katɔ] akato vi memanggil



ngareppaghi vt mengharapkan



ngatoaghi v memanggilkan



kareppek [kǝrǝppǝk] n piyut atau canggah;



ngatoe vt memanggil to-katoan v memanggil-manggil



anak dari peyo‘ karèt [karɛt] n karet



kato‘ [kaʈɔʔ] n celana pendek



akarèt v diikat, dipasang, dsb. Karet



akato‘(an) v memakai celana pendek



karèt ghellâng n karet gelang



ngato‘è v memakaikan celana pendek



karobung



[karɔbuŋ]



vt



ngarobung



merubung



ngaton v memperlihatkan diri



karopok [kǝrɔpɔk] n anak dari kareppek; karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah mengais



kaulâ [kaulɐ] pron(T) saya kèbâ [kɛbɐ] vd bawa



anggas untuk



katon [katɔn] v kelihatan



mendapat 2



makanan



membeber



rata



(ayam):



vt membawa Marlèna ngèbâ lessong ‗Marlena membawa lesung‘ ngèbâ



untuk



1kèbân



karkaran n tempat mendinginkan nasi



2kèbân



yang sambil dibolak-balik dikipas



kebbi‘ [kǝbbiʔ] akebbi‘ v menggerakkan dua



dijemur/didinginkan (padi/nasi)



[kɛbɐn] n tempat mandi wanita yang



baru melahirkan [kɛbɐn] n hewan



kar-ngarkar colpè‘ menunjukkan bahwa



bibir



untuk makan harus bekerja



berbicara



karsa [karsa] n (T) kehendak kasap [kasap] n sumber penghasilan akasap v bekerja; mencari penghasilan kaso [kasɔ] a terburu-buru kasombhâ



[kasɔmbhɐ]



n kesumba



kecca‘



membuka [kǝccaʔ]



menutup



saat



a suka memperkatakan



keburukan orang lain seolah-olah dirinya tidak memiliki keburukan sama sekali kecceng [kǝccǝŋ] a pekat; kental kèco‘ [kɛcɔʔ] v curi



v



kasombhâ sarè ka adâ‘ ‗kesumba seri di



co‘-ngeco‘



awal‘ orang yang bersenang-senang pada



kesempatan, dsb)



waktu muda, sengsara pada waktu tua



ngèco‘ v mencuri



kasoso [kasɔsɔ] v terburu-buru



dan



mencuri-curi



(waktu,



ngèco‘an a suka mencuri



kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal



kèddhâng [kɛddhɐŋ] n kijang



kata‘ [kataʔ] n katak



kèka [kɛka] n aqiqah; memotong satu kambing dengan syarat tertentu untuk kelahiran anak perempuan dan dua untuk



Halaman 35 dari 78



anak



laki-laki



sebagai



tuntunan



dari



kembung [kǝmbuŋ] a kembung



v



Rasulillah



makembung



akèka v melakukan aqiqah



seorang sehingga perutnya membesar dan



kèkèt [kɛkɛt] n gelut



mengguna-gunai



menderita.



akèkèt v bergelut



kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki



ngèkèdhi v menggeluti; bergulat dengan



kemmè [kǝmmɛ] n kencing



kèkkè‘ [kɛkkɛʔ] ngèkkè‘ v 1 menggigit 2 membuka



mulut



tentang



keterlibatan



akemmè v buang air kecil; kencing ngemmèè v mengencingi Kemmès [kǝmmɛs] n hari kelima dalam



seseorang kèkkè‘an



se-



n



sakèkkè‘an



gigitan:



‗satu



penanggalan Madura; kamis kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk



gigitan‘ kè‘-kèkkè‘an v saling menggigit



makan



kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur atau kubul setelah buang air; istinja‘



nasi



ketan



yang



terbuat



dari



parutan kelapa yang dimasak dengan gula (bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan



kèlan [kɛlan] n jengkal



‗(jika



kenca



nasi



ketan,)



jika



teman



ngelane v menjengkali



saudara‘ peribahasa yang berasal dari



èberri‘ sakèlan mènta sadeppa ‗diberi



sejenis pantun yang maksudnya bahwa



sejengkal minta sedepa‘ tidak pernah puas



kedekatan seorang teman bisa seperti



atau cukup; tamak; loba



saudara kenceng [kǝñcǝŋ] a bersemangat



kèlap [kɛlap] n halilintar kellar



[kǝllar]



v



kellar



mampu:



mellè



kènè‘ [kɛnɛʔ] a kecil



‗mampu membeli‘ ta‘



kellar



kènduy [kɛnduy] n ikan teri



ngèba



abâ‘



‗tidak



mampu



makènè‘ v membuat jadi kecil



membawa badan/diri‘ tidak mempunyai



nè‘-kènè‘ a kecil-kecil



kemampuan atau kekuatan sama sekali



nè‘-kènè‘an a paling kecil



kellas [kǝllas] n kelas



kèngèng [kɛŋɛŋ] adv bisa; dapat



akellas v berkelas



kennal [kǝnnal] v kenal



kembhâng [kǝmbhɐŋ] n bunga



akennalan v berkenalan



akembhâng v berbunga



ngennalaghi v mengenalkan



bâng-kembângan n bunga-bungaan



nal-makennal v bersikap atau bertindak



ngembhâng v berbunga



seolah-olah kenal



èberri‘ kembhâng mâles cacemmer ‗diberi



kenneng



kembang membalas air limbah‘ ‗susu



kennengnga



dibalas air tuba‘



berbelanja‘



ngembhâng apèra



lalang



masana



‗berbunganya



kapètèng



alang-alang



saat



n tempat: Pasar abalanjha. ‗pasar tempat



[kǝnnǝŋ]



akenneng v ada tempatnya kennèng [kǝnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat



kepiting bertelur‘ datangnya masa yang



ngennèng v 1 mengenai 2 boleh (tidak



menyenangkan banyak orang



bahaya)



kembhâr



[kǝmbhər]



a kembar



lo‘



ngennèng



akembhârân v berpakaian sama (corak,



menyebabkan



motif, dan warna)



shalat



masa



perempuan



haid



yang



tidak



boleh



kembu [kɐmbu] n kembu



Halaman 36 dari 78



kennèng



talèè



cacana



‗dapat



diikat



kerrap [kǝrrap] n balap; lomba adu cepat ngerrap v melomba kecepatan



ucapannya‘ dapat dipercaya kento‘ [kǝntɔʔ] n kentut



kerrabhân n karapan sapi



akento‘ v berkentut



kerras [kǝrras] a watak keras, kerras atèna:



ngento‘è v mengentuti



keras hatinya.



kenynyang [kǝññaŋ] a kenyang



Mon kerras paakerrès. peribahasa yang



kakenynyangan n kekenyangan



secara



makenynyang v mengenyangkan



berkerislah‘



nyangkenynyangan a paling kenyang



menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa



keppè‘ [kǝppɛʔ] ngeppè‘ v mengepit 1kèra



harfiah



berarti



yang



‗kalau



keras



ditujukan



untuk



harus mempersenjatai diri dengan laku



[kɛra] v kira



utama.



ngèra v mengira



kerrèk [kǝrrɛk] v bunyi jangkrik



ra-kèra adv kira-kira



akerrèk v berbunyi jangkrik



ra-ngèra v mengira-ngira



ngerrèk v 1 kerik; kerok 2 menghaluskan



2kèra



[kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan



bentuk penyangkalan ta‘) mungkin: ta‘



kèra ‗tak mungkin‘ kerbhuy [kǝrbui] n kerbau



dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi kerik dari jangkrik kerrèng [kǝrrɛŋ] a kering kerrès [kǝrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada



minta ikut membajak‘ meminta tanggung



mandhi polana empona mandi sabellunna mandhi. ‗Keris Mandirada ampuh karena



jawab lebih (karena mengharap pangkat,



empunya mandi sebelum menempa.‘



jabatan, gaji, dsb.) padahal tidak sanggup



Kerrès alompa‘ pamorra ‗keris melampaui



menanggung



pamornya‘



kerbhuy molè ka kandhângnga ‗kerbau



sekehendak hati tanpa memikirkan akibat



pulang ke kandangnya‘ pulang kampung



ucapannya kelak



kerbhuy koros mènta èsaè‘è ‗kerbau kurus



kercet [kǝrcǝt] v 1 ciut; mengkerut 2



orang



yang



kertas [kərtas] n kertas



(keong, siput, kura-kura, dsb.) masuk



kèsa [kɛsa] n keranjang ayam



kedalam tempurung



keְtְtang [kətʈaŋ] n kera



kèrè‘ [kɛrɛʔ] rè‘-kèrè‘ 1 n anak anjing 2 n,a seperti anak kecil; kekanak-kanakan kèrèm



[kɛrɛm]



akèrèm



v



titip



kettang



makong



menurut untuk



membelikan



berbicara



n



kera



kepercayaan



putih



sebagian



yang orang



Madura merupakan transformasi hantu orang mati setelah empat puluh hari



ngèrèm v mengirim



kettè‘ [kǝttɛʔ] n kaki belakang serangga



ngèrèmaghi v mengirimkan



seperti



kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan tempat ikan dipindang; besek



belalang,



jangkrik



dsb



yang



digunakan untuk melompat menendang dsb.



kerra‘ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb) akerra‘ v terpotong



ngettè‘ v menendang kebelakang ketteng [ketteŋ] n putus (jari)



ngerra‘ v memotong



Tanang ketteng terro asello‘a. ‗tangan



ra‘-kerra‘ n ikan laut yang dijual berupa



putus pun ingin bercincin‘ Peribahasa ini



potongan-potongan



digunakan



dipanggang



yang



sudah



untuk



menyatakan



bahwa



siapapun pasti ingin yang terbaik.



Halaman 37 dari 78



ketto [kǝttɔ] a keruh



kocèng [kɔcɛŋ] n kucing



maketto v mengeruhkan; memperkeruh



cèng-kocèngan v kucing-kucingan n ku-



kèya [kɛya] adv juga



cing mainan



kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram



mara kocèng bullâ‘ ‗seperti kucing terkena



ngiloaghi v mengikilokan; menjual perkilo



barang panas‘ terburu-buru



klabu [klabu] a abu-abu



Mara kocèng èkalèburi na‘-kana‘ ‗seperti



klèbun [klɛbun] n kepala desa



kucing disenangi anak-anak‘ disenangi



ko‘ol [kɔʔɔl] n keong sawah



tapi tidak dijaga kebutuhannya



mata ko‘ol ‗mata keong‘ sebutan untuk



Mara kocèng èkaèn-maènan na‘-kana‘



orang yang terlalu mudah tertidur



‗seperti



kobâl [kɔbɐl] n tampar mara



kobâl



tampar



kecil‘



èkemmèè



dikencingi



patè‘



‗seperti



anjing‘



selalu



membantah tidak mau kalah



kucing



dimain-mainkan



disenangi



tapi



tidak



anak dijaga



kebutuhannya kodhi‘ [kɔdhiʔ] n sejenis calo‘/cakkong ma‘ kodhi‘ tataèn kolan rarèngkan ‗kok



kobâsa [kɔbɐsa] a kuasa; sanggup



parang



berkarat



banyak



tingkah‘



sa-makobâsa v bersikap, berbicara atau



meremehkan orang yang banyak tingkah



bertindak



sebagai orang yang tidak mempunyai



seperti



atau



seolah-olah



berkuasa



kepandaian



v sempat atau ada waktu kocèng [kɔcɛŋ] n kucing cèng-kocèngan v kucing-kucingan kobher



kodhu [kɔdhu] adv harus



[kɔbhǝr]



kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung



v



adung-kodung



melakukan



sesuatu



kocèng calaka‘ kucing garong



dengan berpakaian kerudung



du‘-nondu‘



akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung



kocèng



‗tunduk-tunduk



kucing‘ sikap diam yang mengandung



ngodungè v menutupi dengan tudung;



maksud dan niat tidak baik



menudungi



kocèng



aghâjâ‘



moso



dâun



‗kucing



bergurau dengan daun‘ pekerjaan yang sia-sia



kojhu‘ [kɔjhuʔ] n burung kutilang koko [kɔ`kɔ] n kuku nga‘-anga‘ koko hangat-hangat kuku



kocèng



along-kalong



tasbhi



‗kucing



berkalung tasbih‘ terlihat alim atau suci di luar,



tetapi



penuh



kemaksiatan



di



makoko v menguatkan; mengukuhkan kokos [kɔkɔs] n asap akokos/ngokos v berasap



dalamnya kocèng



koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat



kala



ka



tèkos



‗kucing



kalah



kolè‘ [kɔlɛʔ] n kulit



dengan tikus‘ ungkapan untuk yang kuat



akolè‘ v berkulit



kalah dengan yang lemah



le‘-kole‘ n kulit melulu



kocek [kɔcǝk] ngocek v mengulek (bumbu



ngolè‘è v 1 memberi kulit 2 (rumah)



dsb)



memberi lapisan dinding dengan adonan



cek-kocek n ulekan



mortar, campuran semen, kapur, tanah,



du‘-nondu‘



cek-kocek



‗tunduk-tunduk



dan air



ulekan‘ orang yang bersikap diam dan



Man-èman kolè‘na ghedd̩hâng ‗Sayang-



tidak



sayang



banyak



bertingkah



tetapi



dapat



melakukan sesuatu yang mengejutkan



kulit



pisang.‘



Terlalu



hemat



sehingga menjadi kikir



Halaman 38 dari 78



kolek [kɔlǝk] n kolak



kopi [kɔpi] n kopi



akolek v memasak atau membuat kolak



akopi v (biasa) minum kopi



dem-ngeddem kolek ‗pekat seperti kuah



pi-kopiyân v sedang minum kopi



kolak‘ orang yang kelihatan diam dan



kora [kɔra] v membersihkan alat dapur



kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba



terutama alat makan setelah dipakai



mendapat hasil yang sangat besar



akora/ra-kora v membersihkan alat dapur



komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri



terutama alat makan setelah dipakai



komkom [kɔmkɔm] v rendam



korang [kɔraŋ] a kurang



ngomkom v merendam



akorang v berkurang



komkoman n air rendaman bunga



ngorangè v mengurangi



kompoy [kɔmpɔi] n cucu



korbhi [kɔrbhi] n induk



kona [kɔna] a kuno



pangorbhi n indukan



konci [kɔñci] n kunci



korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar



ngonci v mengunci



akorong v bersangkar



konco‘ [kɔñcɔʔ] n ujung



koros [kɔrɔs] a kurus



akonco‘ v berujung (tumpul, tajam, dsb.)



makoros v menguruskan



ngonco‘ v mencapai ujung



ngorosaghi v menyebabkan kurus



ta‘



ètemmo



konco‘



bhungkana



‗tidak



ros-koros a kurus-kurus



ketemu ujung pangkalnya‘ pembicaraan



ros-korossa



tidak teratur dan kemana-mana



orang yang memiliki keagungan akan



konèng [kɔnɛŋ] a kuning



ghâjhâ



korsè [kɔrsɛ] n kursi



nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng



kosong [kɔsɔŋ] a kosong



ta‘ karaddhu ‗kuning-kuning buah mundu, kong-rokong v sejenis serangga kecil yang pada



makosong v mengosongkan kakosongan n kekosongan



sekalipun kuning tidak laku‘ berkelompok



gajah‘



tetap dihormati meskipun jatuh melarat



konèng konyè‘ jingga



terbang



‗kurusnya



sore



hari



menjelang maghrib



1kotak



[kɔtak] akotak v berkotek (ayam)



ngotak v menggigil karena ketakutan akotak ta‘ atellor ‗berkotek tidak bertelur‘



kontͅol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar



banyak bicara tetapi tidak menghasilkan



konyè‘ [kɔñɛʔ] n kunyit



apa-apa



mara konyè‘ bân kapor ‗seperti kunyit dan kopa‘ [kɔpaʔ] n tepuk tangan



kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan



akopa‘ v bertepuk tangan ta‘



nombhuk



[kɔtak] n kotak



kotaghân n kamar santri



kapur‘ jodoh yang langgeng



akopa‘



2kotak



sebagai penutup payudara; kutang. ‗bertepuk



tidak



akotang vi memakai kutang



menyumbang‘ menyumbang saran tetapi



akotangan vi memakai kutang



tidak disertai tanggung jawab dukungan



koto‘ [kɔtɔʔ] ngoto‘è v membisiki



yang nyata kopèng [kɔpɛŋ] n telinga



to‘-koto‘ v berbisik(-bisik) kottong [kɔttɔŋ] n putus karena dipotong



ngopèng v mencuri-curi dengar



kuwa [kuwa] n kuah



ta‘ èkopèng v tidak didengar; diacuhkan



kuwa‘ [kuwaʔ] n asap



Halaman 39 dari 78



L la [la] adv sudah: bentuk pendek dari ella



jân-lajjân v tidak sesuai pasangannya;



la‘as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah



sendiri-sendiri; misalnya kanan dengan



lepas dari tangkainya dan belum digiling;



kanan kiri dengan kiri laju [laju] a butut (karena lama disimpan



gabah; antah labân [labɐn] v lawan



atau dipakai)



alabân v melawan



lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ‘na



labâng [labɐŋ] n pintu



dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu‘.



alabâng v berpintu



‗Kalau dia memang hebat, itu kereta api



bâng-labâng n posisi tempat pintu berada



suruh jadikan ikat pinggang.‘



labâng koarè [kɔarɛ] pintu gerbang yang



lakè [lakɛ] n suami



terbuat dari kayu dan atau bambu dengan



alakè n 1 melakukan pernikahan dengan



hiasan-hiasan



seorang



tempat



pengantin



pria



masuk rumah pengantin perempuan



lelaki;



menikah



(sitti



alakèya



mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki



labu [labu] n labu



suami; bersuami (Satiya sitti la alakè)



labu [labu] v jatuh



Sekarang Siti sudah bersuami.



bu-malabu v pura-pura jatuh



kè-lakèan berganti-ganti suami karena



bu-talabu v terjatuh-jatuh; jatuh bangun



sering kawin cerai.



labuan v mudah jatuh



malakèè



v



menikahkan



anak/saudara



malabu v menjatuhkan



perempuan dengan seorang lelaki: Mat



ladd̩hing [ladɖhiŋ] n pisau



Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol.



laèn [laɛn] a lain; beda



Mat Norsam menikahkan Nurhayati bulan



alaèn vi berpisah



Rabiul Akhir.



èn-laènan a berbeda satu sama lain



alake



laènan a berbeda



perempuan yang menikah dengan laki-laki



malaèn vt memisahkan laèp [laɛp] n paceklik laep cacana ‗paceklik ucapannya‘ tidak banyak bicara lajângan [lajɐŋan] n layang-layang alajângan v bermain layang-layang lajâr [lajar] n layar



matong



‗bersuami



yang beristri lakè‘ [lakɛʔ] n 1 laki-laki 2 jantan lako [lakɔ] n kerja alako vi bekerja ngalakonè vt mengerjakan kalakoan n pekerjaan akon-lakon



vi



(sedang)



alajâr v 1 berlayar; berperahu atau kapal



sesuatu (biasanya hajatan)



layar 2 bekerja sebagai pelaut (biasanya di



alako ghâbây ‗bekerja‘



kapal asing sebagai cleaning service, bar



tender, koki, dsb) lajhu [lajhu] 1p lalu 2 v masuk bertamu malajhu v menyilakan masuk tamu lajjân [lajjɐn] n pasangan alajjânè v melayani



patungan‘



laksana



[laksana]



mengerjakan



alaksanaaghi



v



melaksanakan lalang [lalaŋ] n ilalang lama‘ [lamaʔ] n alas alama‘ v beralas lambhâ‘ [lambhɐʔ] a pemurah; dermawan



Halaman 40 dari 78



lamès [lamɛs] a suka meminta



lanjhâng ta‘ kollè ghâbây talè ‗panjang tak



lamon [lamɔn] p jika



bisa dibuat tali‘ sia-sia



lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup;



Jhang-lanjhangnga



jejak



lanjhangnga



ngalampaaghi



v



menjalani



hidup



berdasarkan ajaran tertentu; menjalankan lampat [lampat] n bekas



dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang sangat tinggi.



a tumbuh subur (tanaman) landu‘ [landuʔ] n cangkul alandu‘ v mencangkul du-landu‘ân v melakukan pekerjaan langghâr [laŋghɐr] n langgar sesuai



dengan



tata



kesopanan terhadap orang yang lebih tua langka‘ [laŋkaʔ] n periuk perumpamaan



untuk



terhadap



cepat atau lambat lanyo [lañɔ] a (kendaraan) berjalan mulus



lao‘ [laɔʔ] n selatan ngalao‘ agak ke selatan o‘-lao‘ yang paling selatan lapar [lapar] v lapar



larangan a lebih mahal malarang v memahalkan rang-malarang v jual mahal lastarè [lastarɛ] v selesai ngalastarèaghi v menyelesaikan lè‘èr [lɛʔɛr] n leher



pengantin baru langkong [laŋkɔŋ] a (T) lebih



alè‘èr v berleher



langngè‘ [laŋŋɛʔ] n langit



lèbât [lɛbɐt] v lewat



langngè‘ jhâu bi‘ somor ‗langit jauh dari sumur‘ sesuatu yang tidak mungkin langngoy [laŋŋɔy] alangngoy v berenang



v berenang untuk



bermain



lanjhâng colo‘ ‗panjang mulut‘ orang yang gunjingan



dengan seseorang



kepada orang yang dipergunjingkan lanjhâng mara landaur ‗panjang seperti Landaur‘ sangat tinggi



lebbhu [lǝbbhu] n masuk alebbhu vi masuk



lebbi [lǝbbi] a lebih



jhâng-lanjhâng a panjang-panjang domba



telalu masak (pada buah)



lebbhur [lǝbbhur] lebur



malanjhâng v memperpanjang



mengadu



alèbâdhi v melewati lebbâs [lǝbbɐs] a terlalu lembek karena



malebbhu vt memasukkan



lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang



menyampaikan



pembalasan



ketemu



laris [larɪs] a laris



langka‘ anyar polo‘ anyar ‗periuk baru



suka



akan



larang [laraŋ] a mahal



langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau



ngoy-langngoyan



akhir-akhinya



kalaparan n kelaparan



menggunakan cangkul



baru‘



bulan,



lanyo‘ [lañɔʔ] alanyo‘aghi v menghanyutkan



[lanɖhu]



tutupnya



nemmo



meluncur dengan lancar



Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi



tidak



po‘-capo‘



ketidakadilan pasti datang suatu saat,



landaur [landaur] a sangat tinggi berasal



bertindak



jhang-



moso ‗bersama jalannya hari dan jalannya musuhnya‘



alampat vi berbekas



land̩hu



bulan,



are,



alebbii v melebihi ngalebbii v memberi lebih lèbur



[lɛbur]



v



menyenangkan;



meng-



gembirakan ngalèburè v menyenangi lèbur



mata



‗senang



di



mata‘



menyenangkan atau senang saat melihat –



Halaman 41 dari 78



karena penampilan luar – tetapi saat dicoba tidak suka lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket, misalnya getah nangka lecca‘ [lǝccaʔ] alecca‘ v meremas-remas untuk mencampur leccèng



malempo



v



menggemukkan:



malempo



abâ‘ ‗menggemukkan badan sendiri‘ po-lempo a gemuk-gemuk po-lempoan a paling gemuk lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur lèncak rajâ, bhârumana rajâ ‗ambin besar



[lǝccɛŋ]



aleccèng



v



berlari



meloncat-loncat karena terkejut, takut, atau jijik



kolongnya besar‘ besar pendapatan, besar pengeluaran lèngka



[lɛŋka]



v



alengka



melangkahi,



lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat



melewati, menyeberangi: alèngka tasè‘



leddhu‘ [lǝddhuʔ] ledak



‗menyeberangi laut‘



aleddhu‘ vi meledak legghâ



[lǝgghɐ]



ngalèngkaè v melangkahi



a lega



lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling



lèkè [lɛkɛ] n selokan



lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèng v berputar



lèkè ta‘ nampèk ka bâ‘â ‗selokan tidak dapat



menolak



banjir‘



seorang



anak



ngalènglèngè v memutari; mengelilingi lengngen [lǝŋŋǝn] n lengan



remaja tidak dapat menolak perjodohan



alengngen v berlengan: alengngen pandâ‘



yang diatur orang tuanya



‗(baju) berlengan pendek‘



lèkko [lǝkkɔ] a keruh



lènta [lɛnta] n lintah



malèkko vt mengeruhkan



lèntè [lɛntɛ] n lidi



lèlèt [lɛlɛt] alèlèt v melilit



lèpek [lɛpǝk] a (badan) lemah



lèma‘ [lɛmaʔ] num lima



leppet [lǝppǝt] n lepat



lembâr [lǝmbɐr] n lembar



lèrè [lɛrɛ] a lambat



alembârân num berlembar-lembar lembhâjung



[lǝmbhɐjuŋ]



n tunas/daun muda



kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lembu‘ [lǝmbuʔ] a lunak



lèsan [lɛsan] n(T) mulut alèsan v bermulut alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ ‗bermulut gula,



berpunggung



mimba‘



bermanis-



lembu‘ bun-embunnanna ‗lunak ubun-



manis saat berhadapan, tenyata terlihat



ubunnya‘ orang yang terlihat tenang saat



keburukannya di belakang



disindir,



dikata-katai,



atau



diganggu,



tetapi sebenarnya sangat marah lemma‘ [lǝmmaʔ] a enak; lezat lemmes [lǝmmǝs] a lemas



lèseng [lɛsǝŋ] n jelaga lesso [lǝssɔ] a lelah; capai; penat lessong [lǝssɔŋ] n lesung akanta lessong



burto‘



‗seperti



lesung



malemmes v melemaskan



bolong‘ harta yang cepat habis karena



mes-malemmes v bersikap atau bertindak



pemborosan



seolah-olah lemas



lo‘ [lɔʔ] adv(MB) tidak



mes-lemmes a lemas seperti



lobâng [lɔbəŋ] n lubang



mes-lemmes kobâl ‗lemas seperti tali ijuk‘



alobang v berlubang



bersikap seolah mendengar dan patuh



alobângè v melubangi



tetapi mengabaikan atau mengacuhkan



lobâng landâ‘ liang lahat



lempo [lǝmpɔ] a gemuk lempoan a lebih gemuk



locèr [lɔcɛr] a loncer loghâbâ [lɔghɐbɐ] a, v (ber)besar hati



Halaman 42 dari 78



lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon



lorèk [lɔrɛk] a loreng lorghâ [lɔrghɐ] a 1 longgar; 2 mendingan



kelapa lomarè [lɔmarɛ] n lemari



(batuk, nafas, dsb.)



lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung



malorghâ v melonggarkan (ikatan, dsb.) lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua



mara lombhung katoro‘ ‗seperti lumbung bocor‘ lekas habis karena pemborosan



sisinya lotèng [lɔtɛŋ] n (rumah) tingkat: roma



(harta, dsb)



loteng ‗rumah tingkat‘



lompa‘ [lɔmpaʔ] v terpa alompa‘ v menerpa



lotto‘ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb)



lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun



luwang [luwaŋ] v sudah (bekas) pernah



lonca‘ [lɔñcaʔ] alonca‘ v melompat



dipakai, dimakan, dinikmati dsb.



ca‘-lonca‘an v berlompat-lompatan



wang-luwangè



abbhâ



‗buang-buang



lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena



nafas‘ nasihat yang percuma karena tidak



lora [lɔra] n 1 tuan; orang terhormat/



digubris



berpangkat 2 panggilan pada santri 3 panggilan untuk anak kiyai



M ma‘ [maʔ] kok



negghu‘ bunto‘na macan ‗memegang ekor



ma‘lum [maʔlʊm] v maklum



harimau‘



ma‘mom [maʔmɔm] n makmum



mengundang bahaya atau celaka



ama‘mom vi bermakmum



melakukan



sesuatu



yang



tadâ‘ macan ngakan budu‘na ‗tidak ada



ma‘na [maʔna] n makna



macan memakan anaknya‘ tidak ada orang



ama‘na vi 1 memaknai 2 memiliki makna ma‘siyat [maʔsiyat] n maksiyat



tua yang tidak sayang pada anaknya macem [macəm] n macam



ama‘siyat vi bermaksiyat



acem-macem v bermacam-macam



maaf [maaf] n maaf



maddhu [maddhu] n madu



macan [macan] n macan; harimau



maèn



[maɛn]



amaèn



v



1



bermain



can-macanan n peran macan dalam tradisi



(permainan) 2 berkunjung; bertandang



seni pertunjukan Madura yang diperankan



èn-maènan n (alat) permainan



oleh seorang laki-laki bertopeng macan



maghi‘ [maghiʔ] n biji buah asam



macan kala ka embi‘ ‗macan kalah dengan



Mahrib [mahrɪb] n maghrib



kambing‘ diungkapkan bila yang kuat



makam [makam] n makam; kuburan



kalah dengan yang lemah macan



ngèkkè‘



bunto‘na



amakamaghi ‗macan



menggigit ekornya (sendiri)‘ orang tua



vt



memakamkan;



menguburkan pamakaman n 1 pekuburan 2 penguburan



yang mencelakakan anaknya sendiri



makhlok [mah.lɔk] n makhluk



macan



makro [makrɔ] a makruh



ngerrep



kokona



‗macan



menyembunyikan kukunya‘ orang yang



maksod [maksɔd] n maksud



lebih banyak diam, tetapi pada saat yang



malaèkat [malaɛkat] n malaikat



tepat dapat bertindak cepat dan jitu



malang [malaŋ] a melintang



Halaman 43 dari 78



malar moghâ [malar mɔghɐ] semoga Malar



nès-mamanès v bersikap, atau bertingkah



moghâ ana‘ bhâdhân kaulâ sè kaduâ kèngèngah jhud̩hu salamet molaè dhunnya kantos akhèrèpon. ‗Semoga



mangkana [maŋkana] p oleh karena itu



seolah-olah manis



kedua anak saya tersebut menemui jodoh



Mangkana arghâna sapè kerrabhân è attas sajuta sampè‘ lèma ratos juta. ‗oleh



yang selamat mulai dunia sampai akhirat.‘



karena itu harga sapi karapan di atas



malarat [malarat] a sulit; melarat



sejuta sampai lima ratus juta‘



malathè [malaʈɛ] n melati malekko‘



[mǝlǝkkɔʔ]



melingkarkan



tangghiling.



mangkara‘



v



‗Tidur



tidur



Malekko‘



tubuh



melingkar



berbicara tidak mau kalah dengan nada meninggi, membentak, dan menyentak



seperti



seperti orang marah mangkèn [maŋkɛn] n 1 sekarang: Baja



malèng ngako cèț ak ‗maling mengakui menyatakan



kehadiran



untuk



mengakui kesalahan



a



[malɔ]



mangken dung-odung are ‗saat sekarang matahari ditutup awan‘ 2 nanti Mangken dhimen jha‘ ru-kabhuru. ‗nanti dulu jangan terburu-buru



amat



sangat



malu



manjheng [mañ.jhǝŋ] v berdiri



(menyangkut martaat, harga diri, dan



mamanjheng v memberdirikan



kehormatan)



pamanjengga cara berdirinya



manara [mǝnara] n menara



manjhilân [mañjhilɐn] n biji buah nangka



a luar negeri, daerah, kampung, dsb.: oreng manca ‗orang luar‘ amanca v pergi keluar daerah, negara dsb. mandhâr-mandhâr [mandhɐr] semoga; sin. mogha-mogha mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2



manjhing



manca



[mañca]



mandi [mandi] v mandi



waktunya



(biasanya untuk shalat) mannè [mannɛ] n air mani; sperma mano‘ [manɔʔ] n burung saor



mano‘



sahut-menyahut



sehingga



gaduh



maot [maɔt] n maut; kematian



Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam penyebutan



tiba



pamaosân n pembacaan



pamandian n tempat pemandian Madura



v



maos [maɔs] v membaca



mandii v memandikan



penanggalan



[mañjhiŋ]



manossa [ma.nɔs.sa] n manusia



(nasihat) sia-sia; tidak mempan



pengganti



v



mara



malèng [malɛŋ] n maling



malo



ara‘-mengkara‘



dengan



trenggiling.‘



kepala‘



[mǝŋkaraʔ]



yang



merupakan



bulan



hijriyah



Jumadil Akhir. Mandimawwâl [man.di.maw.wɐl] n bulan



mara [mara] p seperti mara [mara] ayo; mari mardâ [mardɐ] n bara api mard̩hika [maɖhika] v merdeka marè [marɛ] adv sudah



kelima dalam penanggalan Madura yang



mamarè v menyelesaikan



merupakan pengganti penyebutan bulan



ren-maren n makanan pencuci mulut sin.



hijriyah Jumadil Awal. manè‘ [manɛʔ] n manik-manik



tambhâ amès samarèna p sesudah



manès [manɛs] a manis



lo‘ dͅhik kamarèantidak selesai-selesai



mamanès v memaniskan



marghâ [marghɐ] n sebab



Halaman 44 dari 78



amarghâ vi bersebab: Amarghâ asa-pèsa,



ètèmbhâng potè mata, angoan apotèa



robâ messom ta‘ kabâbâ ‗karena terpisah,



tolang



wajah muram tak kuasa menanggung



‗daripada putih mata lebih baik berputih



beban‘



tulang‘



marhum [marhʊm] n orang yang telah meninggal dunia martabhât



perib yang



harfiah



berarti



dimaksudkan



untuk



menyatakan bahwa dari pada merasa malu lebih baik mati



[martabhɐt]



1n martabat 2 p



seperti



mella‘ matana gerrâng sebuah ironi yang ditujukan kepada seseorang yang tak



Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk



melihat



dan



pejabat yang tidak berasal dari keturunan



lingkungan



ningrat



sangat



Mas



secara



tuwan



panggilan



(penghormatan)



mempertimbangkan



sekitar



jelas



yang



sehingga



sebenarnya melangkahi



kepentingan orang lain dan menyebabkan



untuk laki-laki yang telah menunaikan



perselisihan



ibadah haji



ngangghuy mata buta, kopèng tèngel,



masa [masa] n masa; waktu



colo‘ buwi ‗memakai mata but, telinga tuli,



masana katonon bhuru aghâbâyâ somor



mulut bisu‘ tidak suka mencampuri urusan



‗saat



orang lain



kebakaran



baru



akan



membuat



sumur‘ pekerjaan yang terlambat dan sia-



norotè



sia



‗mengikuti mata menyesal, mengikuti kata



masana mok-amok bhuru nèttèa kerrès



hati mati‘ mencita-citakan yang terlalu



‗saat



muluk-muluk dan berpikiran yang bukan-



terjadi



kerusuhan



baru



akan



menempa keris‘ perkerjaan yang terlambat



bukan



dan sia-sia



celaka



masèghit [mǝsɛghit] n masjid mashur [mashʊr] a mashur; terkenal masjid [masjid] n masjid maskè [mas.kɛ] p meski, meskipun maso‘ [masɔʔ] v masuk



mata



kasta,



norotè



menyebabkan



atè



penyesalan



matè



dan



matè [matɛ] v mati matèè v mematikan mator [matɔr] v(T) menyampaikan pamator n penyampaian mawar [mawar] n mawar



amaso‘aghi v memasukkan



mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati



kamaso‘an v kemasukan; dimasuki



mè‘ [mɛʔ] cak mengapa; kenapa Bâ‘eng mè‘



mamaso‘ v memasukkan



lo‘ dâteng bâri‘? ―Mengapa kamu tidak



so‘-maso‘an n lubang untuk masuk



datang kemarin?‖



maso‘ akal masuk akal



mè‘-amè‘ [mɛʔamɛʔ] adv mungkin; siapa



mastèka [mastɛka] n mustika; mestika; batu



tahu Talèna pangonong èparèksa mè‘-



bertuah yang diperoleh dari tubuh hewan yang dianggap keramat ([raja] ular, [raja]



amè‘ bâdâ sè ram-ram otabâ lorghâ. ―Tali pangonong diperiksa mungkin/siapa tahu



ikan, kerang, dsb)



ada yang terlalu besar atau longgar.‖



mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana



Mè‘rad [mɛʔrad] n Mikraj



sello‘ batu cincin amata v bermata 2 berbatu (zamrud,



mègghi' [mɛgghiʔ] n buah: tello megghi‘



intan, kecubung, dsb.)



mella‘ [mǝllaʔ] vi terbuka mata



‗tiga buah‘



ta-mataan v memaki dengan kata mata.



Halaman 45 dari 78



la‘-mella‘ 1 adv dalam keadaan sadar,



Mèskèn dhâghing, tona pèkkèr ‗miskin



melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum



daging, tuna pikiran‘ selain tidak punya



pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak



harta juga tidak punya kepintaran



saudara



dan



tetangga



untuk



mempersiapkan acara dan beramah tamah mellak [mǝllak] a rakus



mellèng [mǝllɛŋ] a nakal



mo‘mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman



mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulangdengan



cerewet



dan



suara monoton mèmbhâ



kepada Allah modhin



[mɔdhin] n petugas KUA yang



bertugas menikahkan sebagai penghulu



mèlo [mɛlɔ] vi kebagian [mɛmbhɐ]



mesin perontok padi messom [mǝssɔm] a (wajah) muram



tidak mempan nasihat dan teguran



perkataan



amessin v bekerja menggunakan mesin:



amessin padi merontokkan padi dengan



mellak da‘ oca‘ ‗rakus pada kata-kata‘



ulang



messin [mǝssɪn] n mesin



n sejenis pohon yang



daunnya sangat pahit, biasanya digunakan sebagai jamu; mimba



moghâ-moghâ



[mɔghɐ]



Mogha



semoga



dhaddhi sampornana. ‗semoga menjadi kesempurnaan‘ mohal [mɔhal] a tidak masuk akal



mènangka [mɛnaŋka] p sebagai



Moharram [mɔharram] n bulan Muharram



mencol [mencol] 1 v benjol 2 n benjolan



mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan



kejatuhan atau terlempar benda keras mendhem



[mǝndhǝm]



v a mabuk



amendhemaghi v memabukkan mennang [mənnaŋ] v menang



kerabat yang menurut agama Islam tidak boleh dinikahi; muhrim mokenna [mɔkǝnna] n mukenna mola [mɔla] mulai



kamennangan n kemenangan



amolaè v memulai



mamennang v memenangkan



molana adv mulanya



mennem [mǝnnǝm] num enam



amolaè dâri alip polè ‗mulai dari alif lagi‘



mènynya‘ [mɛññaʔ] n minyak



berusaha dari awal lagi



amènynya‘ v berminyak



molè [mɔlɛ] v pulang



mènynya‘ gas minyak tanah



mamolè v memulangkan



menynya‘ lettèk minyak goreng



molèan n 1 hewan yang selalu pulang ke



mara mènnya‘ bân aèng ‗seperti minyak



rumah 2 (santri) pulang ke rumah saat



dan air‘ tidak pernah menyatu; tidak



liburan



pernah akur



pamolèan n tempat untuk pulang



mèra [mɛ.ra] a merah mamèra v memerahkan



Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari Maulid,



yaitu



Maulid



Nabi,



yang



mèrè [mɛrɛ] n kemiri



merupakan pengganti Rabiul Awal dalam



mereng [mɛrǝŋ] v(T) mendengar



penanggalan



merengaghi v mendengarkan



dimeriahkan



Madura dengan



biasanya selamatan



merrak [mǝrrak] n burung merak



memperingati kelahiran nabi Muhammad



merras [mǝrras] a bernas



Saw.



mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin



Molodhan n ritual peringatan maulid Nabi Muhammad Saw.



Halaman 46 dari 78



Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng



amoso SDN Langkap 3. ‗Dalam lomba tadi



molos ‗hitam polos‘



SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN



mon [mɔn] p jika  lamon



Langkap 3.‘



monafèk [mɔnafɛk] a munafik



amosoan v (saling) bermusuhan: Sebâb



monajât [mɔnajɐt] n permohonan kepada



sittong dhisa torè jhâ‘ amosoan. ‗Karena



Tuhan dalam ibadah; munajat



satu desa mari jangan bermusuhan.‘



n mundu monteng [mɔntǝŋ] n tulang ekor monyè [mɔñɛ] n bunyi amonyè vi berbunyi mamonyè vi membunyikan nyè-monyèan n bunyi bunyian mopakat [mɔpakat] a mufakat morèd [mɔrɛd] n murid; siswa; pelajar mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari mondͅhu



mostajhâb [mɔstajhɐb] a dikabulkan Tuhan;



[mɔn.ɖhu]



mustajab moț ak [mɔʈak] n monyet motèk [mɔtɛk] a pelit mowa [mɔwa] n muka mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah meninggal dengan wajah asli orang yang meninggal tersebut muslim [mʊslɪm] n orang Islam



agama Islam; murtad



muslimat



mosafèr [mɔsafɛr] n musafir



[muslimat]



n



orang



Islam



perempuan



mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan



muslimin [muslimin] n kaum muslim



mosèbâ [mɔsɛbɐ] n musibah



muwa [muwa] n muka



moseng [mɔsǝŋ] n musang



maskèa



mosna [mɔsna] v musnah



ètèndes kèya ‗mskipun muka, jika ada



moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama



jerawatnya akan dipencet juga‘ lebih baik



dengan Pak Samad dâteng moso binèna.



melakukan kesalahan tapi berbuat sesuatu



‗Pak



daripada tidak salah tapi tidak berbuat



Samad



datang



bersama



dengan



istrinya.‘



muwa,



mon



bâdâ



jhârâbâ‘na



apa-apa



amoso v 1 (bi‘) bertanding melawan:



Dâlem lomba ghellâ‘ SDN Langkap 5



N Na‘ [naʔ] n bentuk singkat dari ana‘ yang digunakan dalam panggilan na‘-enna‘an [naʔǝnnaʔan] n boneka akanְta na‘-enna‘an kaju ‗seperti boneka kayu‘ ditujukan untuk orang yang tindak tanduknya dalam bergaul terkesan kaku nabbhi



n nabi



anabbhi v bernabi; memiliki nabi naghârâ



‗negara membawa tata, desa membawa cara‘ setiap daerah memiliki adat dan kebiasaan sendiri-sendiri nakso [naksɔ] n nafsu amarah anakso v menuruti nafsu amarah nakto [naktɔ] n titik



dan kasar [nabbhi]



naghârâ ngèbâ tata, dhisa ngèbâ cara



[nǝghɐrɐ]



n negara



anaghârâ v bernegara



anakto v bertitik anaktoè v memberi titik nalèka [nalɛka] p ketika namong [namɔŋ] p namun



Halaman 47 dari 78



nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan



nya‘nya‘ [ñaʔñaʔ] anya‘nya‘ v membantah



tetapi



dengan



nanggher [naŋghǝr] n pohon randu alas



mengulang-ulang



perkataan



orang yang dibantah



nangka [naŋka] n nangka



nya‘nyang



naong [naɔŋ] a teduh



membantah



anaong v berteduh



[ñaʔñaŋ] dengan



anya‘nyang



v



mengulang-ulang



perkataan orang yang dibantah



manaong v membawa ke tempat teduh



nyabâ [ñabɐ] n 1 nyawa 2 nafas



ong-naongan n tempat berteduh (dari



anyabâ v 1 bernyawa 2 bernafas nyalèndhâ [ñalɛndhɐ] v bersikap, berpikiran,



panas, hujan, dsb.) nasè‘ [nasɛʔ] n nasi



dan atau berbeda dari orang kebanyakan nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap



nasè‘ kembhâng nyamplong ‗nasi bunga nyamplung‘ nasi putih campur jagung



manyaman v membuat enak



nasè‘ satangonan èlettè‘è palotan ètem



kanyamanan n keenakan



sabutèr ‗nasi seperiuk kecipratan sebutir



nyaman bâdâ neng orèng ‗enak ada di



ketan hitam‘ sumber kejahatan yang kecil



orang lain‘ perasaan tidak puas dengan



dapat merusak tatanan suatu lingkungan



yang diperoleh diri sendiri menciptakan



yang besar



perasaan bahwa orang lain kelihatan lebih



nembhârâ‘ [nǝmbhɐrɐʔ] n musim hujan



beruntung



nembhârâ‘ kembhâr musim kemarau yang



nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang



masih turun hujan sehingga seperti ada



bentuk panjangnya mon la kenynyang pas



dua musim hujan



molè ‗kalau sudah kenyang lalu pulang‘



nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau



tamu yang pulang setelah diberi makan



nèmor kara kemarau berkepanjangan



seolah-olah kepulangannya hanya me-



nènèt [nɛnɛt] a (lampu) redup



nunggu suguhan dahulu



neng [nəŋ] p di



nyang-manyang



nèngkè‘ [nɛŋkɛʔ] a dangkal



sejenis



nyanyi [ñañi] anyanyi v bernyanyi



anèyat v berniat



nyanyiyân n nyanyian nyi-nyanyiyân v bernyanyi-nyanyi



ngara [ŋara] mungkin ngodâ [ŋɔdɐ] a muda



v



n



serangga terbang dan menyengat



nèyat [nèyat] n niat



dâ-mangodâ



[ñaŋmañaŋ]



nyata [ñata] a nyata bersikap



anyataaghi v menyatakan



seolah-olah



nyèllam [ñɛllam] vi masuk Islam (untuk



masih muda niyat [niyat] n niat



muallaf)



aniyat v berniat



nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu



nomer [nɔmər] n nomor



nyessel [ñəssəl] v menyesal



anomer v bernomor



nyo‘nyo‘ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu



anomerrè v memberi nomor



O obân [ɔbɐn] n uban



obâng [ɔbɐŋ] n (T) uang



aobân v beruban



ngobângè v membeli



Halaman 48 dari 78



obbhâr [ɔbbhɐr] ngobbhâr vt membakar



ojhan tanges v ‗hujan tangis‘ kemalangan



aobbhâr vi terbakar: aobbhâr konco‘eng



yang menimpa banyak orang sekali gus



‗terbakar ujungnya‘



mara ojhân dherres ‗seperti hujan deras‘



bhâr-obbhâr v membakar-bakar (sampah



suara (gaduh) orang banyak



dsb)



ngojhânnaghi



obi [ɔbi] n ubi rambat



bujâna



dhibi‘



‗menghujankan garam sendiri‘ orang yang



neng-ennengnga obi aèssè ‗diamnya ubi



membual untuk menunjukkan kebaikan



berisi‘ diam yang bermanfaat



budi pekerti sendiri



obu [ɔbu] ngobu v memelihara



Sasat ojhân ghâgghâr ka tasè‘ ‗seperti



bu-obuan n hewan peliharaan



hujan jatuh ke laut‘ tidak bisa dinasehati



obuân a peliharaan: macam obuan ‗macan



atau diajarkan kebaikan



peliharaan‘



okep [ɔkǝp] ngokep v memeram buah



obu‘ [ɔbuʔ] n rambut



dengan



aobu‘ v berambut



cara



dimasukakan



kedalam



lubang, diberi karbit, dsb agar cepat



oca‘ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan



masak



ngoca‘ v mengatakan



aokep v fig diam di rumah dan jarang



ca‘-ngoca‘ v berbicara



keluar



ca‘-oca‘an n semua bentuk peribahasa



okebbhân n masak hasil peraman oker [ɔkǝr] ngoker v mengilik-ngilik untuk



Madura oca‘ pasaran ‗omongan pasaran‘ omongan



memancing kemarahan (jangkrik dsb) 2



yang tidak perlu dilayani



memancing kemarahan



ocol [ɔcɔl] v lepas (terbang atau lari)



ker-oker v benda yang digunakan untuk



ngocol vt melepas agar bisa terbang atau lari



mengilik-ngilik okèr [ɔkɛr] ukir



odâng [ɔdɐŋ] n udang



aokèr v berukir



ghâ-raghâ odâng ‗seperti meraba-raba



ngokèr v mengukir



udang‘ mencoba dan menjajaki



okèran n ukiran



kabbhina udang



odâng



asongodhân



berkumis‘



maksudnya dijelaskan



menyatakan pun



‗semua



ngoker ‗mengukir geladak tempat tidur‘



yang



melakukan pekerjaan sia-sia (ukiran tidak



bahwa



tanpa



akan terlihat karena tertutup tikar dan



orang



tahu



meremehkan semua



begitulah sebenarnya; kalau cuma begitu



atau kasur) okom [ɔkɔm] n hukum aokom v menyerahkan diri untuk dihukum



semua orang juga tahu odi‘ [ɔdiʔ] v hidup



ngokom v menghukum



maodi‘ v menghidupkan



okoman v hukuman



ngodii v menghidupkan



okor [ɔkɔr] v ukur



ojhân [ɔjhɐn] n hujan



kor-okor



v



alat



aojhân v berhujan-hujan



meteran dsb.



kaojhânan v terkena hujan



ngokor v mengukur



ngojhânnaghi



v



membiarkan terkena hujan



menghujankan;



mengukur



misalnya



okoran v ukuran kadi‘ sè èokor ‗seperti sudah diukur‘ tepat sekali



Halaman 49 dari 78



ola [ɔla] aola v mengolah bahan menjadi sst:



ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau



aola tajhin ‗mengolah bahan menjadi



cabang



bubur‘



buahnya



ngola v mengolah bahan: ngola bherrâs



ngondhu v menggoyang pohon untuk



‗mengolah beras‘



menjatuhkan buahnya



la-ola v mengolah sesuatu (biasanya tidak



pohon



untuk



menjatuhkan



ondhur [ɔndhur] v pergi



disebutkan)



ondhur



sa‘ang



dâteng



ola‘ [ɔlaʔ] n ulat



merica



datang



cabai‘



cabbhi



‗pergi



bawahan



yang



mara ola‘ samennèt ‗seperti ulat bulu‘



ditinggalkan pemimpin yang keras untuk



lekas marah



kemudian diganti pemimpin yang lebih



olar [ɔlar] n ular



keras lagi



lar-olaran n ular-ularan



onèng [ɔnɛŋ] v tahu



olar ngèntarè kol-tokol ‗ular mendatangi



ngaonèngè v mengetahui



pemukul‘



pangaonèngan n pengetahuan



melakukan



sesuatu



yang



onga‘ [ɔŋaʔ] aonga‘ v mendongak



membahayakan diri sendiri olar



ngontal



ekornya



bunto‘na



sendiri‘



‗ular



orang



menelan



tua



yang



mencelakakan anaknya sendiri oleng [ɔlǝŋ] olengngan/leng-oleng n kain



ongghâ [ɔŋghɐ] vi 1 naik 2 naik kelas lo‘



ongghâ ‗tidak naik kelas‘ 3 berangkat bekerja ke Jawa: Ongghâa bila? ‗Kapan mau berangkat?‘



panjang yang digunakan sebagai ganjalan



ngongghâi



saat membawa sesuatu di kepala dengan



berperkara atau musuh untuk meminta



cara dilingkarkan sehingga melingkar dan



keadilan dengan menuntut (permintaan



berbentuk pipih



maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau



ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat



dsb)



ollè ngemmèn èemmèn polè ‗dapat dari



ongghâ



memimta,



ibadah haji



pernyataan



yang



menunjukkan orang serakah yang suka meminta



mendatangi



orang



yang



menyelesaikan dengan kekerasan (carok,



lè-ollè n oleh-oleh; buah tangan diminta‘



v



onjhep



hajji



‗naik



[ɔñjhəp]



haji‘



mengerjakan



ngonjhepaghi



v



membanting



olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat berbaring 2 hulu



onjhur [ɔñjhur] n bagian bawah (kaki) saat orang terbujur



oman [ɔman] ngoman v membujuk



ngonjhur v duduk atau tidur dengan kaki



ombâ‘ [ɔmbɐʔ] n ombak



lurus; membujur



ombhul



[ɔmbhul]



bhul-ombhul



ongkabhan [ɔŋkabhɐn] n susunan ungkapan



ombhut [ɔmbhut] n semak belukar



yang



omor [ɔmɔr] n umur; usia



terkait pada yang dimaksudkan, misalnya



aomor v berumur saomorra adv sepanjang hayat ompang [ɔmpaŋ] ngompang v membayar



arti



unsur-unsurnya



tidak



jelas



sa kaddhu‘ ra‘ra‘ ‗banyak sekali‘, nga‘enga‘ dhaba‘ ‗lupa-lupa ingat‘, dsb. ontal [ɔntal] ngontalagi v melempar dengan



bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang



dilambungkan



diterima



ngontal v minum (obat); menelan tanpa



ondhâk [ɔndhɐk] n tingkatan; level



mengunyah



Halaman 50 dari 78



orem [ɔrǝm] a suram



nama



orèng [ɔrɛŋ] n orang



membayar pajak dalam setahun



dengan



jumlah



kewajibannya



ngorèngè v menemui tamu dalam acara



mara oreng akento‘ ‗seperti orang kentut‘



hajatan



orang yang hanya menuruti kehendak



rèng-orèngan n 1 orang-orangan sawah 2



hatinya tanpa memikirkan orang lain atau



mainan atau boneka berbentuk manusia



keadaan sekitarnya



orèng dhumè‘ orang atau kelompok orang



mara orèng nabbhu canang ‗seperti orang



yang berada pada stratifikasi terendah



menabuh



terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang



memuji-muji dirinya sendiri



sejenis



Mara orèng nabbhu



orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi



orang menabuh gong.‘ Orang yang jika



orèng ‗orang menjadi saudara, saudara



baik pekerjaannya tidak dipuji karena



menjadi orang‘ yang menunjukkan tidak



memang sudah tugasnya, tetapi kalau



begitu berartinya hubungan darah



salah dimarahi.



orèng jhujhur matè ngonjhur ‗orang jujur



Mara



mati membujur‘ orang jujur hidupnya



‗seperti orang makan rujak cengkir kelapa‘



tenang dan bahagia sehingga meninggal



perkataan yang manis tetapi menyakitkan



dengan damai



kerena mengandung sindiran



orèng kong-rokong orang gembel



martabhat orèng èlanyo‘ bâ‘â ‗seperti



Orèng madhurâ ta‘ tako‘ matè, tapè tako‘



orang terhanyut banjir‘ digunakan untuk



kalaparan ‗orang Madura tidak takut mati,



mengumpamakan hakikat manusia dalam



orang madura takut kelaparan‘ ungkapan



hidup pasti memikirkan kepentingan diri



yang



sendiri sebelum memikirkan kepentingan



menunjukkan



perjuangan



orang



Madura dalam bertahan hidup.



canang‘



orèng



orang



yang



selalu



egghung



ngakan



rojhâk



‗Seperti



cengkèr



orang lain



orèng majâng èjhuwâli pènd̩hâng ‗nelayan



osong [ɔsɔŋ] ngosong vt mengusung



orèng ngakan ghi‘ bâdâ butèrra ‗orang



v mengusung dirinya sendiri: Cè‘ cerrè‘eng. Mon matè aosongnga dhibi?‘ ‗Pelit sekali. Kalau mati



makan masih menyisakan butir nasinya‘



mau mengusung diri sendiri?‘



kesalahan atau kekurangan adalah sifat



song-osong 1 n usungan jenasah, keranda



yang manusiawi



2 v mengusung sst



dijuali pindang‘ mealkukan pekerjaan siasia



orèng ngantok èjhului bhântal



aosong



(dhibi‘)



‗orang



song-osong



lombhung



‗bersama-sama



mengantuk disodori bantal‘ bantuan yang



mengusung



lumbung‘



bekerja



diberian pada orang yang benar-benar



tolong-menolong



membutuhkan



otabâ [ɔtabɐ] p atau



orèng sabbhâr nompa‘ jikar ‗orang sabar



otama [ɔtama] a utama



naik cikar‘ orang yang menerima takdir Allah



akan



mendapat



kebahagiaan



di



dunia dan akhirat orèng



sarèyal



pa‘polo



sama



ngotamaaghi v mengutamakan otang [ɔtaŋ] n utang aotang vi berutang



‗orang



se-Real



empat puluh‘ rakyat jelata yang diberi



maotang vi mengutangkan; membolehkan pembelian dengan cara utang ngotangè vi memberi utang



Halaman 51 dari 78



parotangan n hal-hal yang berhubungan



ghilir



dengan utang biasanya berupa jasa atau



berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,



utang budi otang dârâ ‗hutang darah‘



dari depan ke belakang, dsb)



oto‘



sistem



giliran



yang



tertib



owan [ɔwan] ngowan v menggembala



hutang nyawa yang harus dibayar dengan nyawa



ngowan



oto‘ [ɔtɔʔ] n kacang panjang



bakto



mengelola



‗menggembala



atau



mengatur



waktu‘ waktu



P pa‘a‘ [paʔaʔ] n pahat



diurus, pagar sendiri tidak diurus‘ suka



ma‘a‘ v memahat



mencampuri urusan orang lain



pa‘a‘ mènta ètokol/pa‘a‘ nyandar ka tokol



pajhânten [pajhəntǝn] n pejantan



‗pahat minta dipalu/pahat menyandar ke



pajhânten



palu‘



‗pejantan



orang



yang



betanggung



jawab



jhubâ‘ jelek



ana‘na anaknya



iyâ



jhubâ‘



tentu



jelek‘



terhadap perbuatan salahnya, misalnya



seorang anak tidak jauh beda dengan



orang



orang tuanya



yang



menang



menyerahkan



diri



dalam



dengan



carok



suka



rela



pajhât [pajhət] adv [T] memang paju [paju] a laku



kepada pihak yang berwajib pa‘po‘ [paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi



mapaju vt membuat laku, melariskan



pacca‘ [paccaʔ] n bakiak



mapaju



apacca‘an v memakai bakiak pacol



n



[pacol]



cangkul



kecil



untuk



‗melariskan



kerabat dekat pajung [pajuŋ] n payung



paḍâ [padɐ] a sama



apajung vst berpayung



mapadâ v menyamakan padd̩hâ



dhibi‘



jualan sendiri‘ mengambil menantu dari



menyiangi tanaman



[padɖhɐ]



wâl-juwâllâ



apajungan vi berpayung; memekai payung



a setara; sebanding



majungè vt memayungi



padi [padi] n padi



paka‘ [pakaʔ] a sepat/sepet



paè‘ [paɛʔ] a pahit



pakan [pakan] n pakan



paghâr [paghər] n pagar



makanè v memberi pakan



apaghâr vi 1 memiliki pagar; berpagar 2



pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit



melindungi



diri



yang



dan membingungkan sehingga tidak thu



bersifat magis Mon terro hasella kodhu



apa yang harus dikerjakan karena merasa



apaghar.



serba salah berhadapan dengan orang



‗Kalau



dengan ingin



sesuatu berhasil



harus



‗berpagar‘‘ ghâr-maghâr n melakukan pekerjaan yang



yang memiliki kelebihan pako [pakɔ] n paku



berhubungan dengan pagar.



mako v memaku



maghâre vt memagari; memberi pagar



mara pako ngennèng ka kaju ‗seperti paku



paghâr alas n rumah yang penghuninya



kena ke kayu‘ orang yang teguh pada



tidak disukai karena melakukan hal yang



pendirian



tidak baik paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè



pakon [pakɔn] n(T) perintah makon v memerintah



dhibi‘ ta‘ èrèksaghi perib ‗pagar orang



Halaman 52 dari 78



bâdâ pakon, bâdâ pakan ‗ada perintah, ada makan‘ ada kerja harus ada imbalan palappa



[palappa/pǝlappa]



n



rempah-



panggher [paŋghǝr] manggher v mengikat hewan pada pohon, tonggak dsb agar tidak lepas pangghi [paŋghi] mangghi v(T) menemukan



rempah malappaè v memberi rempah-rempah atau



mangghii v menemui (tamu, dsb.)



bumbu



pamangghi n pendapat



malappaè mano‘ ngabâng ‗membumbui



pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar



burung terbang‘ menghayalkan sesuatu



pangonong



[paŋɔnɔŋ]



n



bagian



depan



kaleles atau bajak berupa kayu panjang



yang sia-sia palèng [palɛŋ] adv paling; ter-



yang menyatukan sepasang sapi



palotan [palɔtan] n (beras) ketan



pangpang [paŋpaŋ] n tiang panjhennengngan [panjhǝnnǝŋan] pron (T)



palotan ètem ketan hitam paman [paman] n paman



anda



pana [pana] n 1 sejenis santet yang berupa



panjhilân [panjhilɐn] n biji nangka



benda terang melayang di udara; sinonim:



Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng ‗seperti



gandhuru 2 panah



biji nangka diwadahi piring‘ orang yang



panapa [panapa] pron apa



tidak bisa dipegang perkataannya karena



pancal [pañcal] mancal v (binatang) lari



selalu berubah-ubah pendiriannya. panyakèt [pañakɛt] n penyakit



tunggang-langgang karena terkejut pandâ‘ [pandɐʔ] a pendek



apanyakèdhân v berpenyakit pao [paɔ] n mangga



mapandâ‘ v memendekkan pandân [pandɐn] n pandan



papareghân [paparɛghɐn] n peribahasa yang



pandhi [pandhi] n pandai (besi)



mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau



mandhi v menempa (besi/logam)



dua baris dengan rima tengah dan akhir,



panebbhâ [panǝbbhɐ] n seikatan lidi (sekitar satu genggam), yang ujungnya dibiarkan panjang, digunakan untuk membersihkan isi rumah dari kotoran (debu, sarang laba-



misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè



sakembu. papèyar [papɛyar] mapèyar v menempeleng (berasal dari tiruan bunyi atau onomatope)



laba, dsb.)



pappa [pappa] n pelepah daun pisang



mara panebbhâ èsèmpay ‗seperti sapu lidi



pappa‘ [pappaʔ] mappa‘ vt mengunyah



diikat‘ persatuan menyebabkan kekuatan pangaro [pǝŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau hal



yang



binatang,



terdapat benda



pada



dsb.



anak,



yang



istri,



dipercaya



(makanan



dsb)



untuk



diambil



sarinya



kemudian ampasnya dimuntahkan pappa‘an n sisa tembakau setelah digunakan untuk susur



dapat membawa keberuntungan Bungsona



(mara) pappa‘an takaè‘ ‗sisa tembakau



èangghep andi‘ pangaro sebâb molaè laherra usaha eppa‘na atamba lancar.



sesudah susur yang dikaitkan‘ makian



‗Anak bungsunya dianggap mempunyai



bahwa



pengaruh karena sejak kelahirannya usaha



berguna



bapaknya bertambah lancer.‘



untuk



merendahkan orang



yang



dengan



maksud



dimaksud



tidak



para‘ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2 dekat apara‘ v mendekat



Halaman 53 dari 78



parabân [prabɐn] 1n perawan; gadis 2a



paro



[parɔ]



paruh



(pembagian)



saparo



masih suci; belum pernah melakukan



‗separuh‘



hubungan badan



maro v memaruh



marabânè v 1 memrawani; melakukan



paron n system bagi hasil (terutama dalam



hubungan seksual dengan gadis perawan



bidang pertanian) dengan masing-masing



2 memakai pertama kali



dari dua pihak mendapat bagian yang



parabânan



n



seserahan



pengantin



perempuan



dari



pihak



sama



kepada



pihak



paro



pengantin pria sebagai balasan



n paruh laba; bagi laba



bhatè



masing-masing separuh



parao [paraɔ] n perahu



ngala‘



v (bagi pemilik



paron



aparao(an) vi naik perahu; berperahu



melakukan



mara parao sarat ‗seperti perahu sarat



dengan system bagi hasil



muatan‘ kekenyangan sehingga tidak bisa bergerak



parocabhân



[parɛbhɐsan]



n peribahasa yang



menggunakan bahasa



kias



atau



bukan perumpamaan, misalnya manggu‘



ka karsana Allah, tada‘ jhaghung obi dhaddi nase‘, dsb. parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa parèksa [parɛksa] v periksa marèksa v memeriksa pamarèksaan n pemeriksaan parem [parǝm] n param aparem v berparam; memakai param



bandingkan



dengan



yang



pihak



lain



n



adalah



langsung



mem-



[parɔcabhɐn]



peribahasa



parèbhâsan tidak



usaha



modal)



persamaan



keadaan,



sifat,



atau perilaku dengan sesuatu dengan menggunakan



pembanding,



seperti



akanta, mara, martabhât, marabhut yang berarti ‗seperti‘, misalnya mara kettang mèghâ‘ bâlâng ‗seperti kera menangkap belalang‘, martabhât durina pandân ‗seperti duri pandan‘ marabhut buwâna ghâ‘-saghâân ‗seperti buah saga‘ parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak karena tahu berada pada posisi salah



‗berparam



parsemmon [parsǝmmɔn] n peribahasa yang



setelah hilang benjolannya‘ melakukan



berisi kiasan yang bersifat menyindir,



aparem



samarèna



mencol



pekerjaan yang terlambat dan percuma



mirip bidal, misalnya ta‘ tao lèbât è



parèmpen [pǝrɛmpǝn] a hemat dan cermat



bâbâna bringèn korong ‗tak tahu lewat di



parèng [parɛŋ] v(T) beri



bawah bringin kurung‘



aparèng vi memberi Beliau ampon bennya‘



pas [pas] p kemudian; lalu



aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân tuntunan-tuntunanèpon dâ‘ bhâdhân kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‗Beliau



pasa [pasa] n puasa



(Rasulillah)



telah



ajaran-ajaran



banyak



dan



memberikan



tuntunan-tuntunan



kepada saya dan Anda sekalian.‘ marèngè vt memberikan paparèng n pemberian; anugerah parènta [parɛnta] n perintah



apasa vi berpuasa masaè vt berpuasa untuk suatu maksud



masae katerbi‘eng ‗berpuasa untuk hari kelahiran‘ pasaan n bulan (ber)puasa Pasa [pasa] n bulan kesembilan dalam penanggalan Madura sebagai pengganti penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa



marènta v memerintah



berarti



pamarènta n pemerintah



kewajiban puasa bulan ramadlan



puasa



yang



sesuai



dengan



Halaman 54 dari 78



pasang [pasaŋ] v pasang



tingkah di hadapan orang banyak, tetapi



masang v memasang



dibelakangnya sebaliknya



masangè v memasangi



pècet



sang-masang vi memasang



[pɛcǝt]



v



mècet



1



memijat



2



memencet



pasar [pasar] n pasar.



apècet v memijatkan diri (pada tukang



pasar patemmonan n pasar yang diadakan



pijat)



setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu



cet-pècet n saling memijat (gantian) peddhâng [pǝddhəŋ] n pedang



hari sepanjang tahun kadi‘ pasar tada‘ acannana peribahasa



meddhâng v menebas dengan pedang



yang arti harfiahnya ‗seperti pasar tak ada



dhâng-peddhângan n pedang-pedangan;



terasi‘. Peribahasa ini digunakan untuk



pedang mainan



menyimbolkan kelompok yang berbicara sendiri-sendiri



di



sebuah



pertemuan



(kelas, rapat, musyawarah dsb.) pasarèan



[pasarɛan]



n



pedd̩hâs, medd̩hâs [pǝddhɐs] v mempan; bias melukai, memotong, dsb.; ampuh lo‘



makam



orang(-



meddhâs



lâ-bâlâ



pasang [pasaŋ] 1 v pasang 2 n pasangan apasangan v berpasangan masang v memasang patè [patɛ] n santan patè‘ [patɛʔ] n anjing patè‘ celleng! sejenis makian yang artinya



nasihat‘ tidak bias dinasehati



peddhis. ‗rasa cabai pedas‘ pegghâ‘ [pǝgghɐʔ] v putus megghâ‘ v memutuskan (tali dsb.) mapegghâ‘ v memutuskan (tali dsb.) ghâ‘-pegghâ‘ a putus-putus; banyak yang putus pèghâ‘ [pɛghɐʔ] v tangkap



anjing hitam Mara patè‘ arebbhu‘ tolang ‗seperti anjing



mèghâ‘ vt menangkap



berebut



èpèghâ‘ vp ditangkap



tulang‘



ribut



memperebutkan



makanan



èpèghâ‘



Mara patè‘ bân kocèng ‗seperti anjing dan



disembelih‘



kucing‘ tidak pernah akur Mara patè‘ nemmo tolang ‗seperti anjing menemukan tulang‘ serakah Patè‘ kaaddhângan tètè ‗anjing terhadang titian‘ bingung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat karena malu atau takut ketahuan berbuat sesuatu yang tidak tepat [patɔŋ]



matong



v



mendapat



patungan



matè



‗pura-pura



tenggiling mati‘ orang yang kelihatan tenang,



tolong



untuk



dengan tenggat waktu yang sangat singkat



sehingga



tanpa



persiapan



memadai mèghâ‘



jhuko‘



‗menangkap



ta‘



ikan



buddhâgghâ tidak



ingin



cellot terkena



lumpur‘ menginginkan sesuatu dengan tanpa bersusah payah



dan



menulis



Sekarang



pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura



pendiam,



dimintai



untuk



melakukan sesuatu secara mendadak



untuk



paya [paya] a payah tangghiling



‗ditangkap



kaoghân



pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan



patongan n patungan



pè-apè



mempan



pedd̩his [pǝdɖhis] a pedas Rassana cabbhi



orang) mulia



patong



‗tidak



tidak



banyak



sastra



masih



lama



digunakan



Madura. dalam



pesantren untuk memaknai kitab kuning; pegon pejjhu [pəjjhu] n air mani; sperma



Halaman 55 dari 78



pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak besar bagian dalam paha biasanya untuk



bulan biasanya dilakukan pada malammalam terang bulan pellèr [pǝllɛr] n alat kelamin jantan atau



menghukum kenakalan anak. kang-pèkangan n paha bagian dalam



laki-laki; penis



tempat mekang.



peltèng [pǝltɛŋ] n gentong



mèkang vt melakukan pekerjaan pekang



peltong [pǝltɔŋ] n tempat rumput dari daun



pèkkèr [pɛkkɛr] mèkkèr v berpikir



kelapa



kèr-mèkkèr v merenungkan



pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang



mekkere v memikirkan



mon andi‘na dhibi‘ pènang/di‘-andi‘na



pèkol [pɛkɔl] v pikul



orèng



bijjhân/mon



dunynyana



dhibi‘



mèkol vt memikul



èman/mon andi‘na orèng dhujân ‗kalau



pekolan n pikulan



miliknya sendiri pinang, milik orang lain



kol-pekol n pikulan



wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau



sapèkol, saso‘on secara harfiah berarti



milik



‗sepikul, sejunjung‘ yang dimaksudkan



berasal dari pantun yang ditujukan untuk



untuk



orang yang pelit



menunjukkan



kodrat



laki-laki



bekerja dengan ‗memikul‘ dan permpuan



orang



doyan‘



peribahasa



pènd̩hâ‘ [pɛnɖhɐ‘] a mendingan pendha‘an adv lebih mendingan



‗menjunjung‘ akanta pèkolan ta‘ èrao‘ ‗seperti pikulan



pènd̩hâng [pɛnɖhɐng] n ikan pindang



tidak diserut‘ untuk mengibaratkan orang



pendhusa [pǝndhusa] n peti mati



yang dalam tindak tanduknya kaku dan



pèngghir [pɛŋghir] n tepi; sisi; pinggir mèngghir v minggir; menepi



kikuk mèkol



tuwa‘



la‘jân



rè‘-kèrè‘,



tuwa‘na



dumpa rè‘-kèrè‘na buru ‗ibarat memikul tuak berpengimbang anak anjing, tuaknya tumpah anak anjingnya lari‘ pekerjaan yang



yang



kurang



dipertimbangkan



dengan



pèngghirân n pinggiran; tepi pengko [pǝŋkɔ] a keras kepala (tentang pendapat dsb) pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben apènjhungan v memakai kemben pènta [pɛnta] v pinta



baik menyebabkan kegagalan pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan; cakap



mènta v meminta



lak-mapèlak v berbicara atau bertindak



tan-pèntan



seolah-olah terampul dan cekatan



pertunangan



pèlè [pɛlɛ] v pilih



v



lamaran



dalam



acara



pènter [pɛntǝr] a pintar



mèlè v memilih



mapènter v membuat jadi pintar



lè-pèlèan v suka pilah-pilih



mènterrè v menipu dengan kepintaran



pèlèan n pilihan



ter-mapènter



mèlè



dhâghing



‗memilih



daging‘



bersikap,



v sok pintar; berbicara,



atau



bertindak



memutuskan dengan tidak adil karena



pintar



uang, kekuasaan, dsb.



ter-pènterran a paling pintar



pele' [peleʔ] a sipit pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk kandungan yang telah mencapai tujuh



seolah-olah



pèpè [pɛpɛ] n pipi: Lamon ghun coma



abhâkalan gi‘ ta‘ ollè nyiom pèpè. ‗kalau hanya tunangan, belum boleh cium pipi‘ pèra [pɛra] apèra v bertelur



Halaman 56 dari 78



pèrak [pɛrak] v senang; gembira



mèssè vi membayar [mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri‘. ‗Buk



kapèraghân merasa sangat senang



mèssèè



percajâ [pǝrcajɐ] vi percaya mercajâaghi v mempercayakan



Mariam membayar tembakau yang dibeli



kapercajâân n kepercayaan



kemarin



pèrèng [pɛrɛŋ] n piring apèrèng



pèssè budu‘ bunga uang, rente



v berpiring: apereng emmas



Mon ta‘ èman pèssè sa sèn, ta‘ kèra tao



‗berpiring emas‘



andi‘ sajhâmpel ‗kalau tidak sayang pada



pèrèng bhâsa ta‘ èkennèng raghum polè



uang satu sen, tidak akan pernah punya



‗piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi‘



satu rupiah‘ orang yang boros tidak punya



wanita yang sudah pernah menikah (janda)



apa-apa



akan memiliki nilai sangat kurang menurut



pessen [pǝssǝn] n pesan apessen v berpesan



laki-laki



messen v memesan



perkara [pǝrkara] n perkara perrèng [pǝrrɛŋ] n bambu



pessennan n pesanan



perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang



pètè‘ [pɛtɛʔ] n anak ayam



bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri



pètè‘ sa patarangan ta‘ kèra padâ buluna



pada cabang-cabangnya



‗anak ayam sepeteluran tidak akan sama



mara perreng tale ‗seperti bambu tali‘



bulunya‘ sekalipun saudara kandung tidak



memiliki banyak kecakapan



akan sama rupa dan kelakuannya



perres [pǝrrǝs] v peras



pètodhu [pɛtɔdhu] n petunjuk



merres vt memeras



petͅta ͅ [pǝtʈha] n (R) perkataan



merres pello



konèng



‗memeras peluh



kuning‘ memeras keringat untuk bertahan hidup perro‘



‗besar



perro‘



topona



v



membuat



jadi



usus‘



mudah



pettengngan n mati lampu teng-metteng v gelap-gelapan



‗tidak



ada



usus



pètto‘ [pɛttɔʔ] n tujuh



buntunya‘ orang yang hanya memikirkan



peyo‘ [pɛyɔʔ] n cicit



diri sendiri



piyo‘ [piyɔʔ] n peyo‘



pèsa [pɛsa] n pisah



po‘lot [pɔʔlɔt] n pensil



apèsa vi berpisah



pobu [pɔbu] v pasang



asa-pèsa vi berpisah-pisah



mobu v 1 memasang 2 membubuhi



mèsa vt 1 memisah 2 membeli Purnomo



mobui v memasangi



mesa sapeda montor langsung dari dealer. ‗Purnomo



membeli



langsung dari dealer‘ pèso [pɛsɔ] n makian apèsoan vi memaki mèsoè vt memaki pèssè [pɛs.sɛ] n uang



gelap;



menggelpakan



tersinggung dan marah tadâ‘



petteng [pǝttǝŋ] a gelap mapetteng



perro‘ [pǝrrɔʔ] n usus rajâ



apeṭta ̣ v berkata-kata



sepeda



motor



poְdhâk [pɔɖhɐk] n pudak; bunga pandan yang wangi pojhi [pɔjhi] n puji jhi-pojhiân n puji-pujian mojhi v memuji pojhiân n pujian pojhur [pɔjhur] a mujur



Halaman 57 dari 78



pokang [pɔkaŋ] n paha



sebagai suami istri. Makanan ini terdiri



pokè [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau



atas ponar dan sekkol yang diberi irisan



kemaluan perempuan; vagina 1pokol



telur



[pɔ.kɔl] v pukul



Selamatan



ini



dilakukan



dengan mengundang tetangga sekitar.



mokol vt memukul 2pokol



dadar.



pondhuk [pɔndhuk] n pondok pesantren



[pɔkɔl] n saat yang menyatakan



mondhuk vi belajar di pondok pesantren



waktu



pongpong [pɔŋpɔŋ] adv senyampang



pokpak [pɔk.pak] apokpak vi 1 sibuk atau



pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan



cerewet karena hal yang tidak penting 2



yang



repot mengerjakan beberapa pekerjaan



‗astaghfirullah‘



sekaligus



berasal



pornama



dari



[pornama]



lafadh



a



istighfar



purnama;



bulan



pola [pɔla] ala-pola v bertingkah polah



nampak bulat sempurna pada tanggal 14



polana [pɔlana] p karena



dan 15 penanggalan Kamariyah



polè [pɔlɛ] adv lagi



poro [pɔrɔ] n borok



polo [pɔlɔ] puluh



kakona mara poro ‗kekakuannya seperti



polowan n puluhan



borok‘



orang



yang



polo‘ [pɔlɔʔ] n tutup periuk



perilaku



polong [pɔ.lɔŋ] kumpul



sekitarnya sehingga dibenci



apolong vi berkumpul



kakunya



sifat,



sikap,



menyakiti



dan orang



porop [pɔ.rɔp] v tukar



long-molong vt mengumpulkan sedikit



morop vt menukar



demi sedikit



taporop vi tertukar



mapolong v mengumpulkan



porop



molong vt memetik; memanen



menukar pemakaian, misalnya A memakai



Apolong



bân



orèng



ngobbhâr



dhupa



angghuy



‗tukar



tukar-



milik B dan B memakai milik A.



nyoprè mèlo ro‘omma ‗berkumpul dengan



possa' [pɔssaʔ] v penuh



orang membakar dupa agar kebagian



mossa‘è v memenuhi



harumnya‘ bergaul dengan orang baik



pakai‘



potè [pɔtɛ] a putih



akan membawa pengaruh yang baik



mapotè v memutihkan



Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto



ngapotè v memutih: Ngapotè, wa‘ lajârâ



mèlo



dengan



ètangalè. ‗Memutih, itu layarnya terlihat‘



orang membakar tahi pasti kebagian bau



akantha potèna tellor ‗seperti putih telur‘



busuknya‘ berteman dengan orang yang



baik lahirnya, buruk batinnya



buruk perangainya pasti



mapotèa dângdâng potè, macellengnga



bâcengnga



‗berkumpul



pon [pɔn] adv sudah  ampon



dhâlko‘ celleng ‗memutihkan gagak putih,



ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan



menghitamkan



burung



kuntul



hitam‘



berwarna kuning karena dimasak dengan



hitam putih nasib bawahan ditentukan



kunyit. Makanan ini sering ditemui pada



kebijakan atasan



perayaan-perayaan



hari



besar



potong [pɔtɔŋ] v patah



agama/selamatan



motong v menggunting rambut



ponar asekkol makanan yang disajikan



mapotong v mematahkan



pada selamatan karena pasangan yang



powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak



menikah



powasa [pɔwasa] n puasa



telah



bergaul



dengan



baik



Halaman 58 dari 78



apowasa vi berpuasa



Q Qur‘an [qurʔan] n al-Quran



R ra‘a [raʔa] n kutu air



raji [raji] n (T) istri



râ'-dherrâ‘ [rɐʔdhǝrrɐʔ] n burung tekukur



raka [raka] n (T) suami



mara râ‘-dherrâ‘ bâbinè‘ ‗seperti tekukur betina‘ berlagak berani tetapi penakut



rako‘ [rakɔʔ] arako‘ v mengambil sebanyakbanyaknya dengan dua belah tangan



ra‘yat [raʔyat] n rakyat



rambhut [rambhut] n(T) rambut



rabâ [rabɐ] n rawa



rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain



rabet [rabǝt] n liana



sisa); perca.



rabu [rabu] v (T) datang



bing-rambingnga Kor‘an ‗perca al-Quran‘



ngarabui v datang; mendatangi



orang yang selalu dihormati sampai usia



raddhin [raddhin] a cantik



tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan



dhin-maraddhin v bersikap seolah-olah/



guru,



seperti orang cantik; sok cantik



kebijaksanaan orang tersebut



raè [raɛ] n wajah; muka raghâ



[raghɐ]



yang



berhubungan



bing-rambingnga



v raba



sotra



‗perca



dengan sutra‘



bangsawan sejati yang tetap berwibawa



araghâ v meraba



meskipun tidak berpenampilan sebagai



aghâ-raghâ v meraba-raba



bangsawan



aghâ-raghâ odâng ‗meraba-raba udang‘



rammè [rammɛ] a ramai



mencoba-coba kemungkinan atau sesuatu



marammè v meramaikan



yang tidak pasti



mèn-rammèn n keramaian



rajâ [rajɐ] a besar: dhusa rajâ ‗dosa besar‘ rajâ bhâdhuk ‗besar lambung‘ banyak



ramo‘ [ramo‘] n akar aramo‘ v berakar



makan sedikit kerja



rampa‘ [rampaʔ] a rimbun



rajâ karep ‗besar hasrat‘ angan-angan



ramram [ramram] a terlalu besar



tinggi



randhâ [randhɐ] n janda



yang



biasanya



tanpa



mempertimbangkan kemampuan diri rajâ pakèbânna, rajâ pacarrènna ‗besar



rao‘ [raɔʔ] v serut; raut arao‘ v meraut; menyerut



pelimbahan



raop [raɔp] araop v cuci muka



comberannya‘ besar pemasukan, besar



araobhi v mencucikan muka



pula pengeluaran



araobhi taè ‗mencuci muka (seseorang)



rajâ cètak, korang otek ‗besar kepala,



dengan kotoran‘ mempermalukan orang



kurang otak‘ bersikap seolah-olah pintar,



lain (orang tua, saudara, kerabat, teman



padahal sebenarnya bodoh



dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak



kamar



rajhâ



mandinya,



[rajhɐ]



besar



n raja



rajhang [rajhɐŋ] n linggis



baik dan memalukan raprap [raprap] n rayap



Halaman 59 dari 78



rasol [rasɔl] n tumpeng



arebbhu‘ vi berebut; merebut



arasol vi mengadakan selamatan dengan



arebbhu‘ jhuccong ‗berebut depan‘ tidak



tumpeng



mau antre



muwâng



rasol,



ngala‘



butèr



perib



‗membuang tumpeng, mengambil butir



rèjhekkè [rɛjhǝkkɛ] n rejeki kè-rèjhekkèan n untung-untungan



nasi‘ karena serakah mengejar yang kecil



Rejjheb [rǝj.jhǝb] n nama bulan ketujuh



sedang yang besar yang dimiliki hilang



dalam penanggalan Madura yang menjadi



karenanya



pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah



Rasol



n



[rasɔl]



bulan



keempat



dalam



penanggalan Madura sebagai pengganti bulan hijriyah Rabiuts Tsani.



Rajab. rèken [rɛkən] v hitung; kalkulasi areken,



ratos [ratɔs] ratus



v



ngarèken



1



mengkalkulasi;



menghitung 2 mempedulikan; memper-



ratosan n ratusan



hitungkan



rè‘-kèrè‘ [rɛʔkɛrɛʔ] n 1 anak anjing 2 anak-



(biasanya



dalam



kalimat



negatif) lo‘ arèken ‗tidak mempedulikan‘ reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara



anak rebba [rǝbbɐ] n selamatan berupa makanan yang maksudnya dikirimkan kepada orang



areksaghi v mengurus; memelihara rembhak [rǝmbhək] n musyawarah



yang meninggal biasanya dilakukan pada



arembhâk v bermusyawarah



setiap malam Jumat



bhâk-rembhâk



arebba vi melakukan rebba



musyawarahan



Rebba [rǝbbɐ] n nama bulan kedelapan dalam penanggalan Madura yang menjadi pengganti



penyebutan



bulan



Hijriyah



Sya‘ban. Nama Rebba berasal dari tradisi bersedekah



makanan



diperuntukkan



bagi



yang



orang



pahalanya yang



telah



v,n



(melakukan)



per-



rèmerrè n serangga yang sangat kecil yang menyebabkan gatal remrem [rǝmrǝm] aremrem v merendam rèmo



[rɛmɔ]



n



semacam



arisan



yang



diadakan oleh orang-orang blater dengan pembayaran yang tidak sama bergantung



meninggal dari sebuah keluarga karena



pembayaran



dipercaya bahwa pada bulan ini adalah



seseorang



bulan yang penuh berkah karena catatan



pernikahan, sunatan, dan terutama to‘-



amal satu tahun dikumpulkan dan catatan



oto‘



amal baru dimulai.



arèmo v melakukan remo



n rumput rebbhâng [rǝbbhɐŋ] a berkobar; menyala rebbha



[rǝbbhɐ]



besar Rebbhu [rǝbbhu] n hari keempat dalam



yang pada



pernah acara-acara,



diterima seperti



èrèmoaghi v dirayakan dengan remo rèmo carok remo yang diadakan dengan maksud



menggalang



dana



untuk



melakukan carok



penanggalan Madura; Rabu.



rempa‘ [rǝmpaʔ] n ambruk atau sempal



rebbhuan diadakan setiap hari Rabu.



rendem [rəndəm] arendem v merendam



Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan



reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng



Muharram yang dipercaya sebagai hari semua bala atau cobaan diturunkan dalam satu tahun rebbhu‘ [rǝbbhuʔ] v rebut



oreng rèngkes [rɛŋkǝs] a ringkas; rapi arèngkes v meringkas; merapikan diri untuk berangkat



Halaman 60 dari 78



rengngè‘ [rǝŋŋɛʔ] n nyamuk



taretan. Jika kamu tidak sanggup mintalah



Rengngè‘ ngalèng ajâgâ kaju. ‗Nyamuk



tolong pada saudara (kerabat).



berlindung



kayu‘



robbhu



maksudnya naymuk yang berlindung dari



saudara



tiupan



berjasa



saudara perempuan, misalnya A dan B dua



karena menjaga kayu agar tidak tumbang.



orang laki-laki bersaudara dan C dan D



Peribahasa ini meggambarkan orang yang



dua



terlalu memandang tinggi kemampuan



menikah dengan C, B dengan D atau A



menjaga



angin



pohon



merasa



dirinya



dirinya



perjodohan



laki-laki



orang



dengan



perempuan



dua



orang



dua



orang



bersaudara,



A



dengan D, B dengan C



rèpot [rɛpɔt] a repot; sibuk



roghâ [rɔghɐ] a salah urat yang dibiarkan



marèpot v merepotkan Rerajah



bhâta



tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah



n bulan kedua belas



[rɛrajɐh]



penanggalan Madura yang berarti ‗hari besar‘



yang



merupakan



pengganti



penyebutan bulan Hijriyah Dzul Hijjah. Disebut Reraja karena dalam bulan ini terdapat



hari



besar



Idul



Adha



yang



merupakan tanda selesainya ibadah haji.



dan menyebabkan sakit rojhâk v rujak arojak v membuat rujak rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan bersama) roko [roko] n mukenna roko‘ [rɔkɔʔ] n rokok



rèsè' [] v hujan rintik-rintik



aroko‘ v merokok



ressek [rǝssɛk] n/a hidup bersih dan rapi



ko‘-roko‘an v sedang meroko‘



paressek vi bersihkan dan rapikan Sek-ressek



odang



terlalu



menghargai



ngaroko‘è v membiayai rokok rokong



[rɔkɔŋ]



kong-rokong



n



sejenis



kebersihan sehingga mengganggu orang



serangga yang muncul menjelang petang



sekitar.



dan terbang bergerombol



rèya [rɛya] ini/itu



roma [rɔma] n rumah



ro‘om [rɔʔɔm] a harum



roman [rɔman] n merang padi



om-ro‘om n sesuatu yang berbau harum roba [rɔbɐ] n wajah



romasa [rɔmasa] aromasa v merasa rombu [rɔmbu] a kotor



aroba vi berwajah



long-polong



robbâna [rɔbbɐna] n semacam akronim



kembu



rombu,



bit-abit



mengumpulkan



olle



barang



sa



sangat



yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob



sedikit dan tidak berarti, lama-lama penuh



abâ‘na bâdâ è bâbana. ‗Di mana pun ada



dan berarti; sedikit demi sedikit lama-



tenda pesta dia ada di bawahnya.‘ Orang



lama jadi bukit



yang selalu hadir pada keramaian meski tidak diundang



rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi arompi buluna merrak ‗berrompi bulu



robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang karobbhuân v terkena robohan pohon,



merak‘



kebagusan



penampilan



yang



menyembunyikan kemiskinan ronjhângan [rɔñjhɐŋan] n lesung panjang



tiang, dsb marobbhu vt 1 merobohkan 2 mencari



tè‘-lettè‘



sandaran untuk masalah yang dihadapi;



menarik lesung‘ pertengkaran anak kecil



Lamon marobbhu ka



yang menyebabkan per-tengkaran orang



meminta



ba‘eng



pertolongan



ta‘



sangghup,



penuh:



ngèrèt



ronjhângan



‗serangga



tua



Halaman 61 dari 78



rong-kerrong



n



[roŋ-kǝrroŋ]



kerong-



ropèya



kerong; sejenis hewan laut; therapon



[rɔpɛya]



n



rupiah



(mata



uang



Indonesia)



ropa [rɔpa] n rupa



roso‘ [rɔsɔʔ] n rusuk



aropa v berupa



rote [rɔtɛ] n roti



aropaaghi v berupa



rowa [rɔwa] itu



ropek [rɔpǝk] a sempit



S sa‘ang [saʔaŋ] n merica



Sabto



sa‘ar [saʔar] n ijuk pohon aren



[saptɔ]



n



hari



ketujuh



penanggalan Madura.



akantha sa‘ar gherrana ‗seperti ijuk pohon aren kekakuannya‘ orang yang dalam



sabu [sabu] n sawo sabu kecce‘ [kǝcceʔ] n sawo kecik



bergaul kaku dan kasar tutur kata dan



sacca [sacca] a tulus setia



tindak tanduknya



sada‘ [sadɐʔ] n arit; sabit; clurit



sabâ [sabɐ] n sawah



sadhâjâ [sadhɐjɐ] num semua



sabâ‘ [sabɐʔ] v meletakkan



saduhuna [saduhuna] adv apa adanya



bâ‘-sabâ‘ n sesaji untuk makhluk halus



saè [saɛ] a (T) baik



yang diletakkan pada tempat keramat



saellana [saəllana] adv sesudah



untuk mengobati tulah akibat melanggar



saghara [saghɐrɐ] n laut nyaghara v sangat luas nyaghara ngen-



pantangan tempat tersebut



vt



nyabâ‘



dalam



meletakkan;



menaruh;



memasang



angennna



‗sangat



luas



(seperti



laut)



angan-angannya‘



nyabâ‘ oca‘ melamar perempuan oleh



sajân [sajɐn] adv makin; semakin



keluarga



sakè [sakɛ] nyakè v (binatang) menjantani



dekat



(acara



ini



dilakukan



kè-sakè v (binatang) kawin



sebelum upacara pertunangan) nyabâ‘



songghâ



‗memasang



ranjau



èterjhâk



dhibi‘



diterjang



sendiri‘



senjata makan tuan sabbhân [sabbhɐn] 1 p setiap: sabbhân arè



adv dahulu: Sabbhan sengko‘ la messen. ‗dahulu saya sudah ‗setiap



hari‘



2



sabbhil



asakola v bersekolah masakola v menyekolahkan sakolaan n sekolahan sakonè‘ [sakɔnɛʔ] adj sedikit saktè [saktɛ] a sakti kasaktèan n kesaktian



memesan‘ [sabbhil]



sakola [sakola] n sekolah



asabbhil v berusaha keras



sabbhrâng [sabhrɐŋ] n singkong sabbhu‘ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang



tè-saktèan a paling sakti sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ‘eng jelas



bersabuk



sala. ‗Yang kamu lakukan jelas salah.‘ 2 n kesalahan: Jiya lakar tang sala. ‗Itu memang kesalahanku.‘ 3 p sudah (untuk



asabbhu‘ karet ‗bersabuk karet‘ makan



menyatakan penegasan dan penguatan)



banyak sekali



Sala èangghuyè salèmpang èdhândhânè polè. ‗Sudah diberi selempang didandani



asabbhu‘ v memakai sabuk/ikat pinggang;



sabellas [sǝbǝllɐs] num sebelas



juga.‘



Halaman 62 dari 78



kasalaan n kesalahan



samangkèn [sa.maŋ.kɛn] n [T] sekarang



manyala v berbuat salah dengan sengaja untuk



mengganggu



atau



membuat



samar [samar] a samar nyamar v menyamar nyamaraghi v menyamarkan



keributan salabât [salabɐt] n uang sedekah dari tuan



sambhel [sambhǝl] n lauk yang dibuat dari



rumah yang punya hajat dalam acara ritual



parutan



seperti selamatan, pelet kandung, dsb,



bumbu



yang jumlahnya tidak ditentukan, biasanya diberikan pada pembaca doa.



kelapa



tua



digoreng



dengan



sambhen [sambhǝn] nyambhen v menggemburkan tanah pada tanaman palawija



salaja [sǝlajɐ] n sebelah



yang masih muda dengan mencangkul



salamet [s(ǝ)lamǝt] v selamat



seputar akarnya



v



asalamet



mengadakan



selamatan;



berkenduri nyalameddhi untuk,



sambhughel [sǝmbhughǝl] n simpul noccolè sambhughellânna atè ‗melepas



v mengadakan selamatan



misalnya



anggota



keluarga,



simpul



hati‘



membantu



orang



yang



tertimpa kemalangan dengan setulus hati



keberangkatan, perayaan dsb



sambi [sambi] adv sambil



salameddhan n selamatan



sambi [sambi] nyambi v membawa (barang



salang [salaŋ] adv saling



berupa oleh-oleh, dsb)



salebbâr [salǝbbɐr] n katok kolor



lo‘ bi-nyambi v tidak membawa sesuatu



salèkko [salɛkkɔ] a rikuh



sama sekali



salèmpang [salɛmpaŋ] n selempang



sampat



salèn [salɛn] v ganti



[sampat]



nyampat



v melempar



untuk menjatuhkan (buah dsb)



asalèn v berganti (pakaian dsb)



pat-sampadhân vi lempar-lemparan



salènan v pakaian ganti



nyampat buwâna dhibi‘ ‗melempar buah



nyalènè v 1 mengganti 2 membelikan



sendiri‘ tamu yang terpaksa memakan



pakaian ganti dalam pertunangan



oleh-olehnya



salèp [salɛp] nyalèp v menyusul



sendiri



karena



oleh-oleh



tersebut menjadi suguhan tuan rumah



lèp-salèbhân v susul-menyusul; saling



sampay [sampai] sampayan n penjemuran



susul



sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya



salèp



ghuntèng/tarjhâ‘



‗selisipan



batik)



yang



dipakai



dengan



dililitkan



gunting/tendang‘ pernikahan antara dua



bagian di atas pinggang dan bagian bawah



pasang



langsung jatuh ke arah bawah



saudara,



misalnya



A



dan



B



saudara, C dan D saudara. A menikah



asampèr v memakai samper



dengan C, B dengan D, atau A dan D, B



ngobâ sampèr ghi‘ jhâghââ, malè‘ oca‘



dengan C



tadâ‘ nemmo ‗mengubah kain panjang



sa-lessa [salǝssa] n ketombe



harus berdiri, membalik lidak tak ada yang



saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat



tahu‘



personifikasi,



misalnya



temon



amoso durian‘ tada‘



gampangnya



orang



untuk



berbohong



dhurin ‗timun melawan kerbhuy kaberraan tandu‘ ‗tak ada kerbau



sampèr laju è sampayan ‗kain panjang



keberatan tanduk‘.



cakap



samangka [samaŋka] n semangka



menjadi butut di penjemuran‘ pekerja yang



tidak



berkembang



kedudukannya



Halaman 63 dari 78



sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda



kedua



samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha



dhaddhi sampornana ka se nanggha‘ sareng se nengghu. ‗semoga menjadi kesempurnaan



bagi



yang



menanggap



orang



tuanya



2



runtuhnya



persatuan sapo‘ [sapɔʔ] n selimut Sapo‘eng bhludhru



asolam emmas kèya, possa‘ bi‘ ghungsèng. Selimutnya beludru bersulam



dengan yang menonton‘



emas juga, penuh dengan giring-giring.



kasampornaan n kesempurnaan



asapo‘ v berselimut



nyampornaaghi v menyempurnakan



nyapo‘è v menyelimuti



sanajjhân



[sanajjhɐn]



p meskipun



po‘-sapo‘



sanaos [sanaɔs] p meskipun sandar [sandɐr] v sandar dar-sandar



n



n



sesuatu



yang



digunakan



sebagai selimut sapolo [sǝpɔlɔ] num sepuluh



sandaran:



dar-sandarra



sapora [sǝpɔra] n maaf



korse ‗sandaran kursi‘



asapora v meminta maaf



nyandar v bersandar



nyapora v memaafkan



sang [saŋ] a milikku: sang ana‘ ‗anakku‘



sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ‘eng



sanga‘ [saŋaʔ] num sembilan



kodhu ghellem apasa lèma arè. ‗Syaratnya,



sangaja [saŋaja] a sengaja



kamu harus bersedia berpuasa selama



sangghâp [saŋghɐp] a tanggap



lima hari‘ 2 berobat (biasanya pengobatan



a sanggup



alternatif) 3 pelindung atau kemampuan



nyangghubhi v menyanggupi



terutama kesaktian yang diperoleh dari



sangghup



[saŋghup]



sangsang [saŋsaŋ] nyangsang v tersangkut



hal-hal yang bersifat magis atau barang



di atas pohon, atap dsb.



barang klenik



nyangsangaghi v menyangkutkan



asarat v 1 berobat 2 berusaha secara



santap [santap] nyantap v menempeleng



magis



santre [santrɛ] n santri



misalanya dengan bantuan dukun atau



nyantre vi menjadi santri



untuk



keberhasilan



barang-barang bertuah



pasantren n asrama tempat santri belajar sapè [sa.pɛ] n sapi



sarbhu [sarbhu] asarbhu v menggemburkan tanah pada tanaman palawija yang masih



pè-sapèan n sapi-sapian



muda



kerrabhan sape n karapan sapi



akarnya



sapeda [sǝpɛda] n sepeda



dengan



mencangkul



nyarè vt mencari: Lakona rèng majâng



sapo [sapɔ] n sapu



nyarè jhuko‘ sabbhân arè. ‗pekerjaan



asapoan v menyapu



nelayan mencari ikan setiap hari



po-sapo n alat menyapu; sapu



rè-sarèan v mencari-cari



po-sapo èsèmpay ‗sapu diikat‘ peribahasa



sarè‘at [sarɛat] n syariat



untuk



sareng [sarǝŋ] p(T) dengan



mengumpamakan



sebuah



kesetiakawanan atau persatuan



areng-sareng v bersama-sama



po-sapo pegghâ‘ sèmpayya ‗sapu lidi



asareng vi bersama



lepas ikatannya‘ 1 anak yang bercerai-



asarengè v menemani



karena



perpisahan



seputar



sarè [sarɛ] cari



asapedaan v bersepeda



berai



sesuatu



/



perceraian



sarok [sarɔk] tasarok v tertusuk duri kecil dan potongannya tertinggal dalam daging



Halaman 64 dari 78



saronèn [sarɔnɛn] n alat musik tiup khas Madura



memotong pola 2 membentuk



sarong [sarɔŋ] n sarung



èsèkot ka abâ‘na dhibi‘ ‗dibentuk pada diri



asarong(an) v bersarung



sendiri‘ diumpamakan pada diri sendiri,



sasat [sasat] p seperti Ta‘ tako‘ matè, sapè



buru sasat angèn. ‗tidak takut mati sapi lari seperti angin‘



berempati, tepa selira sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang saat musuh tidak siap atau lengah nyèlèp v menyerang dari belakang saat



satiya [sǝtiya] adv sekarang satos [satɔs] num seratus



musuh tidak siap atau lengah



Satto [sattɔ] n Sabto



sella‘ [sǝllaʔ] a sesak karena berjejal



sattoan n diadakan atau terjadi setiap hari Sabtu: pasar sattoan ‗pasar yang ada setiap hati Sabtu‘



la‘-sella‘è hanya bikin sesak sèllem [sɛllǝm] nyèllem v 1 menyelam 2 tenggelam



sè [sɛ] p yang sebbhit



sèkot [sɛkɔt] nyèkot v 1 (jahit-menjahit)



sellip [sǝllɪp] nyellip v menggiling



[sǝb.bhit]



sellibhân n mesin penggiling



sobek



asebbhit v tersobek



sello‘ [sǝllɔʔ] n cincin



nyebbhit vt merobek; menyobek



asello‘(an) v memakai cincin; bercincin



sebbhut [sǝbbhut] vi sebut



sembhajang [sǝmbhɐjɐŋ] n sembahyang



nyebbhut vt menyebut



nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah)



sebbhudhân n sebutan



sembhur [sǝbhur] v sembur



seda [sɛdɐ] pron (R) kamu



nyembhur v menyembur



sed̩ha



[sɛɖhɐ]



v (T) meninggal dunia



nyembhurraghi v menyemburkan



seggher [səgghər] a segar; bugar



semmo [sǝmmɔ] adv agak



sèhat [sɛhat] a sehat



sèmpen [sɛmpǝn] nyèmpen v menyimpan,



sèhèr [sɛhɛr] n sihir



menabung



nyeher v menyihir



sèmpennan n simpana; tabungan



sèka‘ [sɛkaʔ] n burung elang



sempo



sekep [sɛkǝp] n senjata yang dibawa untuk menjaga kemungkinan terjadi perkelahian asèkep/nyèkep v membawa senjata



[sǝmpɔ]



v



nyempo



menyepuh



(perhiasan) sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah atau mata uang lain sendu‘ [sǝnduʔ] n senduk sayur



sèkep bingkèng bertolak pinggang sekkem [sǝkkǝm] n sekam



ta‘ abau sendu‘ ta‘ abau centong ‗tidak



sekken [sǝkkǝn] a kuat; erat (ikatan, dsb.)



berbau senduk tidak berbau centong‘ yang



masekken



v mempererat; memperkuat



(ikatan, pertalian, hubungan, dsb)



ditujukan



untuk



menyatakan



panyekken n penguat (ikatan, pertalian,



sengka [sǝŋka] a segan; sungkan



hubungan, dsb)



sengko‘ [sɛŋkɔʔ] pron [R] saya



sekkèn [sǝkkɛn] n senjata sejenis keris yang tidak berlekuk dan lebih kecil



bumbu



kelapa



tua



digoreng



Sennen



[sǝnnɛn]



n



hari



kedua



dalam



penanggalan Madura.



sekkol [sǝkkɔl] n lauk yang dibuat dari parutan



tidak



berartinya persaudaraan



dengan



sennenan n diadakan atau terjadi setiap hari Senin: Pasar sennenan ‗pasar yang diadakan tiap hari Senin‘



Halaman 65 dari 78



soca [sɔca] n (T) mata.



senneng [sənnəŋ] a senang; gembira masenneng v membuat sso senang



sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan



neng-senneng v bersenang-senang



daun pisang yang dibuat dengan melipat



seppat [sǝppat] n ikan sepat



kedua



seppo [sǝppɔ] a (T) tua



sesudah dipakai



seppo



[sǝppɔ]



menuakan



nyeppo



emas



v



menyepuh;



dengan



campuran



sendawa, tawas dsb



ujung



dan



langsung



dibuang



nyodu v menyendok dengan sodu



v



du-soduan



menyedok



berkali-kali



dengan



seppur [sǝppʊr] n kereta api



sodu lebbi sodu korang tajhin ‗lebih



sereng [sɛrɛŋ] n pertemuan lautan dan



sendok kurang bubur‘ orang yang lebih



daratan; pantai pengghir sereng ‗tepi laut‘



banyak mengumbar janji daripada yang



serrop [sǝrrɔp] nyerrop v meniup



ditepati



sèsèt [sɛsɛt/seset] n capung



sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah



akadi‘/mara seset la-kela ‗seperti capung



semua dengan sempurna 2 berkeagamaan



cewok‘ 1 membersihkan tubuh (mandi)



sokklat [sɔk.klat] a warna coklat



dengan



sokkor [sɔkkɔr] n syukur



sangat



singkat



2



melakukan



sesuatu tidak sepenuh hati dan pikiran settep [sǝttep] n ketapel



soko [sɔkɔ] n kaki nyoko v mengaki



nyettep v mengetapel



nyoko ajâm ‗mengaki ayam‘ meski terlihat



settong [sɛttɔŋ] n satu



buruk di luar, tetapi baik di dalam



seyam [sɛyɐm] n puasa



solak [sɔlak] nyolak v memberi lebih banyak



aseyam vi berpuasa



dengan maksud tidak suka atau tidak baik



Singke‘ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina.



solam [sɔlam] n sulam



Mara Singke‘ kaelangan dhacen secara



asolam v bersulam



harfiah



nyolam v menyulam



berarti



kehilangan untuk



‗seperti



dacin‘



yang



menggambarkan



Cina



totok



dimaksudkan orang



yang



solaman n sulaman; hasil menyulam solap [sɔlap] a silau somajâ [sɔmajɐ] n janji yang ditentukan



membuat keributan karena hal kecil. sittong [sittoŋ] num satu



waktu dan atau tempat



siyang [siyaŋ] n siang



sombhâng



[sɔmbhɐŋ]



nyombhang



kasiyangan n kesiangan



menyumbang



yang-siyang adv pada siang hari



sombhângan v sumbangan



siyong [siyɔŋ] n taring



sombong [sɔmbɔŋ] a sombong



asiyong v bertaring



bong-masombong v menyombong



siyongan n ikan lele



bong-sombong



Slasa



[slasa]



n



hari



v



ketiga



dalam



penanggalan Madura. so‘on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di



penanda



a



(biasanya



didahului



jha‘ ‗jangan‘) terlalu



negatif



sombong somor [sɔmɔr] n sumur



kepala 2 (T) memohon; meminta



somor



èèssèè



ètèmbâ



nyo‘on v 1 menjunjung barang di kepala 2



ditimba‘



memohon; meminta



sesuatu tersebut sangat dibutuhkan oleh



panyo‘on n permohonan



orang yang diminta tersebut



meminta



‗sumur



sesuatu



diisi



sedangkan



Halaman 66 dari 78



sonar [sɔnar] n sinar matahari dsb



Sora [sɔra] n bulan Muharram



nyonar v bersinar Pajjhâr lagghu arèna



sorak [sɔrak] n sorak



pon nyonara. ‗Fajar pagi hari matahari



arak-sorak v bersorak-sorak



akan bersinar.‘



asorak v bersorak



songay [sɔ.ŋay] n sungai



sorat [sɔrat] n surat asoradhân v berkirim surat



Songennep [sɔŋǝnnǝp] n kabupaten paling timur pulau Madura; Sumenep.



Sorbhâjâ [sɔrbhɐjɐ] n Surabaya



Songennep ta‘ abingker ‗Sumenep tidak



soro [sɔrɔ] nyoro v menyuruh



berbingkai‘ tidak adanya batas bagi orang



soso [sɔsɔ] n payudara



Madura



dalam



penghidupan,



gerak



tempat



nyoso vt menyusu; menetek



pencarian



bermukim,



nyosoè vt menyusui



dan



sosoan n hasil pekerjaan menyusui taretan



jodoh songkèl [sɔŋkɛl] nyongkèl v menyelipkan



sosoan,



senjata dibalik pakaian untuk berjaga-



saudara



susuan



soson [sɔsɔn] susun



v



diri



asoson



ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng



‗bersusun tiga‘



ètapok



nyoson v menyusun



alabân



‗bergagah-gagah



berlagak



berani



asoson



bersusun:



tello‘



sossa [sɔssa] a susah; sedih



menyelipkan keris tetapi ditampar tidak melawan‘



karena



menyusu pada satu orang



jaga, bersiap-siap, atau untuk pembelaan



ta‘



atau



nyossaè v menyusahkan



sebenarnya



kasossaan 1 n kesusahan 2 v mengalami



penakut songot [sɔŋɔt] n kumis



atau tertimpa kesusahan sotra [sɔtra] n sutra



asongot/asongodhân v berkumis songsang [sɔŋsaŋ] nyongsang v terbalik



asotraan v memakai pakaian dari sutra



sopajâ [sɔpajɐ] p supaya



sowarghâ [sɔwarghɐ] n surga



soprè [sɔprɛ] nyoprè v mencari; mengharap



suwarghâ [suwarghɐ] n surga



T ta‘ [taʔ] adv (MT) tidak



tumbuhan birah sekandang pasti ada



ta‘ tao abhâlik cobiggha ‗cobeknya tidak



gatalnya‘ perdamaian dalam pertikaian



pernah berbalik (berputar)‘ selalu miskin.



antar keluarga pasti menyisakan sakit hati



Perputaran cobek sebagai perumpamaan perputaran nasib



meski sekecil apapun 2tabâr



[tabɐr] v tawar



taat [taʔat] v taat



matabâr v menawarkan



tabâng [tabɐŋ] v kejar



nabâr v menawar



nabâng v 1 mengejar 2 mengejar perkara



nabâraghi v menawarkan



hukum, misalnya dengan menyuap dsb.



bâr-tabârân



bâng-tabângan v kejar-kejaran



menawar



1tabâr



[tabɐr] a tawar



v



saling



tawar;



tabbhu [tabbhu] v tabuh



bâr-tabârrâ birâ sapakand̩hângan tadâ‘ ta‘



nabbhu v menabuh



bâdâna



tabbhuân n tetabuhan (musik, dsb.)



ghâtella



tawar-



‗setawar-tawarnya



Halaman 67 dari 78



tabbhuan



ella



etolong,



‗gamelan



sudah



atangdhang



diangkat,



menari‘



pekerjaan yang terlambat dan percuma tabbhuk [tabbhuk] n bunyi jatuh/gedebuk tabbhughân adv berbunyi gedebuk



melati, melempar tahi‘ ‗susu dibalas air tuba‘ tajhâ‘ [tajhɐʔ] v tarik najhâ‘ v menarik



tabbra‘ [tabraʔ] nabra‘ v menabrak



ètajhâ‘ èèrèt ‗menarik menyeret‘ sangat



bra‘-nabra‘ v menabrak-nabrak



irit



ba‘-tabra‘an v saling menabrak



tajhem [tajhǝm] a tajam



tabra‘an n tabrakan



matajhem v menajamkan



tabu‘ [tabuʔ] n perut



tajhem mara bellât ‗tajam seperti sembilu‘



atabu‘ v berperut bu‘-tabu‘ân



èontalè malatè ngantep taè ‗dilambungi



sangat tajam



suka



meminta



makanan



tajhi [tajhi] n susuh



terutama bagi seorang guru



èkennèng tajhina dhibi‘ ‗terkena susuhnya



tabu‘ karèt ‗perut karet‘ banyak makan



sendiri‘ senjata makan tuan



tadâ‘ [tadɐʔ] v tidak ada



tajhin [tajhin] n bubur



matadâ‘ v menghabiskan tadâ‘



attas



bâbâna



tajhin sanapora bubur berwarna hijau,



‗tidak



ada



atas



ditaburi gula merah, dan di beri santan.



bawahnya‘ memperlakukan secara adil



Bubur ini disediakan dalam selamatan



tadâ‘ bâbâ èrèna ‗tidak ada bawah irinya‘



perjalanan



memperlakukan secara adil



tajhin



tadâ‘



bherrâs



jhâghung



ètana‘,



tadâ‘



sappar/mèra



dimaksudkan



bubur



untuk



yang



menetralkan



jhâghung sabbhrâng èkanasè‘ ‗tidak ada



pengaruh tidak baik bulan shafar. Bubur



beras jagung ditanak, tidak ada jagung



ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama



singkong dijadikan nasi‘ sikap menerima



bubur merah manis (coklat gula Jawa)



rizki apa adanya



berisi



tadâ‘



jhur



pulangnya‘ pekerjaan



bâlina



‗tidak



orang



yang



dengan



tidak



gumpalan



tepung



kenyal



yang



pergi



memanjang (disebut bai‘ ‗isi‘) dan bubur



melakukan



putih asin yang dimasak dengan santan



bertanggung



berisi bai‘ yang bulat lebih besar dari bai‘



ada



jawab misalnya selesai atau tidaknya tidak



bubur merah



ada keterangan sedangkan orang tersebut



tajhin somsom bubur tepung beras putih



tidak bisa ditemui



dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan



Tadâ‘ orèng jhâruppen èserrop dhibi‘.



daging dibumbui merica, bawang putih,



‗tidak ada orang kelilipan ditiup sendiri‘



pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk



semua



pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,



orang



pasti



membutuhkan



pertolongan atau bantuan orang lain



membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik



tadâ' omor meninggal



sapi makan bubur ini jika ada sisa



taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia)



tajhin sora/peddhis bubur beras putih



ataè vi buang air besar



dengan cincangan opor daging sapi, pelas



tae(na) jha‘ bâdââ oto‘na ècongkè‘ polè



udang, dan cincangan kelapa muda yang



‗andai saja tahinya ada kacangnya akan



disediakan untuk merayakan 10 Muharram



dicungkil lagi‘ sangat pelit; kikir



ada juga yang disediakan untuk kematian



Halaman 68 dari 78



Husain



(cucu Nabi)



dalam



perang



di



Karbala



lanjhângnga talè ta‘ kèra nyapo‘ ka colo‘ ‗sepanjang-panjangnya



tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di



mengejar



mulut‘



tali



tidak



berita



akan



sensasional



tanah dengan kayu lancip kurang lebih



biasanya merebak dengan cepat



seukuran tangan untuk ditanami jagung,



talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan



kacang tanah dsb pada lahan kering



pas èkèbâ ‗tali kekang tali timba, sisa



jhu-tajhu n alat untuk najhu



dimakan



takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‗Allaahu Akbar‘; takbir



terus



membawa



dibawa‘



pulang



sisa



tamu



yang



suguhan.



merupakan satu hal yang memalukan.



Takepe‘ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam



talekkèn [tǝlǝkkɛn] n mengajari orang mati



penanggalan Madura sebagai pengganti



menjawab



penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa‘dah.



kubur setelah mayat dikubur; talkin



pertanyaan



malaikat



Bulan ini disebut takepe‘ ‗terjepit‘ karena



tales [talǝs] n talas; keladi



berada di antara dua bulan mulia Syawal



tamba [tamba] namba v menambah ba-tamba n tambahan



naker v menakar



nambaè v menambahi



ker-taker n alat untuk menakar



tambaan n tambahan



kakan



dalam



atamba v bertambah



dan Dzul Hijjah. taker [takǝr] v takar



naker



Ini



‗menakar



makan‘



tambhâ [tambhɐ] n obat



menyeimbangkan antara pendapatan dan



atambhâ vi berobat



belanja



nambhai vt mengobati



takèr [takɛr] n takir, pincuk



tambhâ



tako‘ [takɔʔ] a takut



pencuci mulut



amès



‗obat



amis‘



makanan



matè



‗obat



nako‘è v menakutkan



tambhâna



ko‘-nako‘è v menakut-nakuti



malu/kehilangan



ko‘-matako‘ v 1 menakut-takuti 2 pura-



peribahasa yang menyatakan bahwa harga



pura takut



diri



tako‘ ka matana oreng ‗takut pada mata



menebus rasa malu mati dengan carok itu



orang lain‘ tidak berani tampil di depan



lebih baik



umum. talè [talɛ] n tali



malo



adalah



1tambhâng



harga



segalanya



diri



sehingga



mati‘ untuk



[tambhɐŋ] n tambang



2tambhâng(an)



[tambhɐŋan]



n



ongkos



atalè v bertali; terikat



kendaraan



lè-talè n pengikat perjodohan seperti



nambhângè v mengongkosi Sè ngajhâk sè



cincin, kalung, dsb nalèè v mengikat



nambhângè. tambu‘ [tambuʔ] nambu‘ v melempar



mara talèna salebbâr ‗seperti tali katok



bu‘-tambu‘ân v lempar-lemparan



kolor – panjang pendeknya tidak jelas‘



bu‘-tambu‘ cellot ‗lempar-lempar tanah



orang yang perkataannya berubah-ubah



liat‘ berangkat untuk satu pekerjaan tetapi



nalèè tabu‘ ‗mengikat perut‘ menahan



di jalan mengerjakan hal lain yang tidak



lapar



ada kaitannya dengan pekerjaan tersebut



talè kangkang ‗tali kekang‘



sehingga ditunggu oleh orang lain



Halaman 69 dari 78



nambu‘ kalabân kembhâng èbâles acan



tandâ‘ [tandɐʔ] n tandak (penari)



‗melempar dengan bunga dibalas terasi‘



tand̩ha [tanɖhɐ] n tanda atanḍhâ v bertanda



‗susu dibalas air tuba‘ tambur [tambur] n genderang



nanḍhaè v menandai



tamone [tǝmɔnɛ] n ari-ari



tandhu [tandhu] n tandu



tamoy [tamɔi] n tamu



tandu‘ [tanduʔ] n tanduk



matamoy v bertamu



atandu‘ v bertanduk



katamoyan v 1 kedatangan tamu 2 fig.



nandu‘ v menanduk tanè [tanɛ] n tani



mendapat anak bayi tampa [tampa] v menerima dengan satu tangan



melebar



dan



telapak



tangan



atanè v bertani se atanè atana‘ ‗yang bertani menanak‘



menengadah; menopang



yang



berusaha



nampanè v menerima



usahanya



akan



memetik



atampa cangkèm ‗bertopang dagu‘ 1 diam



tanen [tanǝn] n perangkap hewan



bermalas-malasan 2 melamun



tanèyan [tanɛyan] n halaman



tampan [tampan] nampanè v menyambut;



tanèyan



lanjhâng



pola



hasil



pemukiman



menerima



keluarga yang memanjang dari barat ke



nampanè (pasa) 1 v menyambut puasa 2 n



timur. Komposisinya terdiri atas paling



hari



barat



pertama



bulan



Ramadhan



yang



dimulai sejak maghrib tanggal satu pan-tampan



saling-menerima



sebuah



langgar



dengan



tempat



wudhu‘ berupa sumur dan kamar mandi dalam



pertukaran (cindera mata, dsb.) tampar [tampar] n tali; tambang; tampar



sebelah



timur



rumah



orang



perempuan.



Di



memanjang tua depan



dan



berurutan anak-anak



masing



rumah



atampar v bertali: atampar mera ‗bertali



terdapat dapur dengan kandang ternak di



warna merah‘



belakangnya.



namparè



v



memberi



tali;



mengikatkan pada tali tampar bi‘ talena, lamon entar bi‘ molena ‗tampar dengan talinya, berangkat dengan pulangnya‘ ungkapan yang menyatakan bahwa sekali berbuat harus sampai tuntas tampèk [tampɛk] nampek terlalu pilah-pilih ètampek vp ditolak karena tidak sesuai dengan pilihan tana [tana] n tanah tana‘ [tanaʔ] v tanak atana‘ v memasak nasi tanang [tanaŋ] n tangan atanang v bertangan ta‘ tao ajhungjhung tanang ‗tidak tahu menyembah‘ tidak tahu tata krama



tang [taŋ] a milikku: tang buku ‗buku milikku‘ tangdhâng [taŋdhɐŋ] n tarian untuk laki-laki dengan tandak yang dilakukan dalam remo dan diiringi dengan gemelan atau sandur atangdhâng



v



menari



dengan



tandak



dalam remo tanges [ta.ŋɛs] n tangis nanges vi menangis nangèsè v menangisi atangesan vi bertangisan tangghâ‘ [taŋghɐʔ] v nanggha‘ v menanggap (hiburan) tangghâ‘ jhâ‘ opaè ‗biarkan manggung tapi jangan diberi upah‘ anjuran untuk



Halaman 70 dari 78



mengabaikan kabar yang belum tentu benar



berhubungan hal-hal yang berbau klenik dan mistis



tangghiling [tǝŋghiliŋ] n trenggiling tangghung



[taŋghuŋ]



1



tapok



a tanggung 2



[tapɔk]



napok



vt



menempeleng;



menampar



tanggung



napok



ngènjhâm



tanang



nangghung v menanggung



‗menampar/menempeleng



meminjam



tangkep [taŋkəp] v tangkap



tangan‘



nangkep v menangkap



sama



dengan



‗lempar



batu



sembunyi tangan‘



tangtang [taŋtaŋ] nangtang v menantang



tappor [tappɔr] v memukul dengan benda



atangtangan mengucapkan atau mengirim



keras untuk menghancurkan, membelah,



tantangan



dsb



tanto [tantɔ] a tentu; pasti



nappor v memukul dengan benda keras



nantoaghi v menentukan



etappor kelap idm disambar petir



tanya [taña] v tanya



tarabhâs [tarabhɐs] narabhâs v menerabas



atanya v bertanya



tarang



nanyaaghi v menanyakan



[taraŋ]



patarangan



[ptaraŋan]



unggas



(biasanya



sarang/tempat



tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko‘ ta‘ tao lamon



peliharaan) mengerami telur.



kodhu ka romana. Saya tidak tahu kalau harus ke rumahnya. 2 pernah: Samot lakar penter, tape ta‘ tao abhajang ‗Samot



tarata [tǝrata] n ayam hutan



memang



tarètan [tarɛtan] n saudara



pintar,



tetapi



tidak



pernah



v



memperlihatkan;



memberi-



v



bersikap



atau



satarètanan n sesaudara tarnyang [tarñaŋ] atarnyang v membantah



tahukan dengan memperlihatkan o-matao



tareddhep [tarǝddhǝp] vi tertidur atarètan v 1 bersaudara 2 berkerabat



sembahyang.‘ matao



taratas [taratas] naratas v menerabas



bertindak



seolah-olah tahu; sok tahu



dengan



mengulang-ulang



perkataan



orang yang dibantah



pangataoan n pengetahuan



tarongghu [tarɔŋghu] sungguh-sungguh



v



tao dhughâ kèra ‗tahu duga kira‘ tahu



narongghui



mengukur diri



sungguh-sungguh



tao nyekot ta‘ tao ajhai‘ ‗bisa memotong



ètarongghui v dilakukan dengan sungguh-



pola tidak bisa menjahit‘ bisa menasihati



sungguh



tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya



melakukan



dengan



tasbhi [tasbhi] n tasbih; rosario



taon [taɔn] n tahun



tasè‘ [tasɛʔ] n laut



tapa [tapa] atapa v bertapa



taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam



napaè v melakukan tapa untuk sesuatu:



napae ana‘eng se nyare elmo ‗melakukan



berbicara tasmak [tasmak] n kaca mata



tapa untuk anaknya yang mencari ilmu‘



atasmaghân v memakai kaca mata; ber-



patapaan v tempat bertapa; pertapaan



kaca mata



tapa‘ [tapaʔ] n tapak



tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat



tapa‘ dangdang secara harfiah berarti



tatak [tatak] a penuh tekat



‗tapak burung gagak‘ yang dilambangkan



tebbhâs [tǝbbhəs] nebbhâs v pembelian



kepada



simpang



empat.



Hal



ini



seluruh hasil panen sebelum dipetik dari



Halaman 71 dari 78



pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang



nyabâ‘ tellor è bâtton ‗menaruh telur di



memetik atau memanen



pinggir balai-balai‘ melakukan pekerjaan



tebbhasan n system pembelian dengan cara



tèma [tɛma] n timah



tebbhâs tebbhu [tǝbbhu] n tebu



tèmbâ [tɛmbɐ] n timba



v injak nèddhâ‘ v menginjak: Nèddhâ‘ teppong ta‘ alampat. ‗menginjak tepung tak berbekas‘ teddhâs [tǝddhɐs] v menetas; pecah tègghu [tɛgghu] nègghu v menonton tegghu‘ [nǝgghuʔ] negghu‘ v memegang ghu‘-negghu‘ v memegang sesuatu ghu‘-tegghu‘an v saling berpegangan tèddhâ‘



sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri



[tɛddhɐʔ]



(tangan) tekket [tǝkkǝt] n tekan



nèmbâ v menimba tèmbhâng [tɛmbhɐŋ] 1 v timbang 2 p (ètèmbhâng) daripada atèmbhâng v menimbang berat badan sendiri nèmbhâng v menimbang tèmbhângan n timbangan tèmbhâng



èkettè‘



ditendang



kuda‘



jhârân pasrah



‗daripada menerima



penghasilan yang sedikit daripada tidak



nekket v menekan



mendapat apa-apa



ket-tekkeddhân v 1 menekan-nekan 2



Tadâ‘ tèmbângan berrâ‘ salajâ ‗tidak ada



saling tekan



timbangan berat sebelah‘ keadilan harus



tekkor [tǝkkɔr] n tekor



menempatkan semua orang dalam posisi



tèkos [tɛkɔs] n tikus



seimbang



merupakan



pentingnya



rasa



tèkos katon bunto‘na ‗tikus kelihatan ekornya‘



hukuman



hanya



diberikan



kepada orang yang wajib menanggungnya tèla‘ [tɛlaʔ] nèla‘è v melihat



implementasi



keadilan



bagi



orang



Madura tembus [tǝm.bus] a tembus nembusi vt memastikan



ngatela‘ v melihat



temmo [tǝmmɔ] atemmo v bertemu



èkatèla‘ v terlihat



nemmo v menemukan



tellasân [tǝllasɐn] n hari raya



patemmon n pasar yang adanya dua hari



Tellasân Ajjhi Hari Raya Idul Adha



sekali



Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri



mon-temmon v berjanji untuk bertemu



Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri



disuatu tempat dan waktu tertentu



Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajɐ/rɛyajɐ] hari



nemmo angèn nyaman ‗menemukan angin



raya Idul Adha



nyaman‘ mendapat berita menyenangkan



Tellasân Topa‘ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat,



nemmo bhuta matè ‗menemukan raksasa



yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau



mati‘



tanggal



besar



delapan



dianalogikan



Syawal.



dengan



Idul



Lebaran Fitri,



ini yaitu



ta‘



mendapatkan nemmo



bujâ



keuntungan è



batton



yang ‗tidak



merayakan puasa enam hari pada bulan



menemukan garam di pinggir balai-balai‘



Syawal



selalu salah



tello‘ [tǝllɔʔ] n tiga



ta‘ nemmo èra ‗tidak bisa bergerak‘; selalu



tellor [tǝllɔr] n telur



salah



atellor v bertelur



tèmon [tɛmɔn] n mentimun



lor-telloran n telur-teluran; telur mainan



Halaman 72 dari 78



mara



tèmon



amoso



mentimun



dhurin



melawan



‗seperti durian‘



tèngngep



[tɛŋŋǝp]



tennar [tǝnnar] a retak



atau sebanding



tèpès [tɛpɛs] a tipis matèpès v menipiskan pès-tèpès v tipis-tipis



ngatemor agak ke timur tènd̩hâk



[tɛnɖhɐk]



(ter)-



telungkup



mengibaratkan lawan yang tidak seimbang tèmor [tɛ.mɔr] n timur



v



nèngngep



n langkah Tèndhâgghâ



teppong [tǝppɔŋ] n tepung



sapèna sasat noro‘ monyèna saronèn.



teppong bi‘ ghuddhuna, apolong padâ



―Langkah sapi tersebut seperti menyertai



buddhuna



‗tepung



bunyi saronen.‖



bergabung



sama



satend̩hak



sapeccak



‗selangkah



sekaki‘



arti



harfiahnya



selangkah



adalah



dengan



rusaknya‘



kuenya, bergabung



sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini berasal dari pantun pendek.



sepupu sekaki adalah saudara kandung



tèra‘ [tɛraʔ] a terang



yang artinya saudara dan bukan sama-



terbhâng [tǝrbhɐŋ] n rebana; terbang aterbhângan v bermain rebana



sama jauh, sama-sama dekat tèngal [tɛŋal] n (T) mata



martabhat



terbhang



Pangèlèn



‗seperti



nèngalè v melihat



rebana Pangelen – Para pemain rebana



panengal n penglihatan



dari desa Pangelen selain tangan mereka



tengel [tɛŋǝl] a tuli matengel



v



acuh,



sibuk menabuh rebana, mulut mereka pura-pura



tidak



sibuk bernyanyi bersiul atau bersorak



mendengar



sedangkan kaki mereka yang bergiring-



ngel-matengel v pura-pura tuli



giring sibuk menari sehingga menghsilkan



tèngel montengnga ‗tuli tulang ekornya‘



suara musik dan nyanyian yang padu‘



tidak mau mendengar nasihat dan selalu



mengumpamakan



melawan



berbeda



tèngghi



[tɛŋghi]



a tinggi



yang



dilakukan



pekerjaan bersamaan



dengan baik.



matèngghi v meninggikan



terro [tǝrrɔ] v ingin



tèngghi bhâu ‗tinggi bahu‘ sombong



tèta [tɛta] n titah



tèngghu [tɛŋghu] vi tonton



beberapa



tètè [tɛtɛ] n titi



nèngghu vt menonton: Moghâ dhâddhi



nètè v meniti



sampornana ka sè nangghâ‘ sareng sè nèngghu. ‗semoga menjadi kesempurna-



sasat nètè obu‘ salembâr ‗seperti meniti



an bagi yang menanggap dengan yang



sia-sia yang hanya menyebabkan celaka



menonton‘



sendiri 2 selalu salah dan menerima



ghun-tengghun n tontonan



hukuman



tèngka [tɛŋka] n tingkah atèngka v bertingkah aka-tengka v banyak tingkah tèngka‘ [tɛŋkaʔ] n langkah atèngka‘ v melangkah tengnga [tǝŋŋa] n tengah



rambut selembar‘ 1 melakukan pekerjaan



tètè [tɛtɛ] a teliti patètè adv dengan teliti 1tèttè 2tèttè



[tɛttɛ] n benalu [tɛttɛ] nèttè v menempa; memukul



untuk



memipihkan



seperti



dalam



pembuatan emping, keris, dsb.



Halaman 73 dari 78



tèttèan n 1 landasan yang dipukul saat menempa



2



hasil



tempaan



(emping)



tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu nokol v memukul



misalnya tettean sapolo ‗hasil tempaan



kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul



dari sepuluh biji‘



kol-tokolan v saling pukul



tè-tèttè n alat untuk menempa



1toktok



to‘ot [tɔʔɔt] n lutut



[tɔktɔk] noktok v memukul barang



keras dengan barang keras yang lain mis



no‘ot v memukul atau menyerang dengan lutut



palu dsb; mengetuk 2toktok



[tɔktɔk] n lomba adu binatang



leng-ngaleng ka to‘ot ‗bersembunyi di



kepala dengan kepala



balik lutut‘ rahasia yang terkuak karena



atoktok v mengadu kepala



pertanyaan yang menelisik to‘-oto‘ v sejenis arisan yang digunakan



tolak [tɔlak] nolak vt menolak tolak



(bâli)



bolak



balik



untuk



satu



oleh blater untuk menarik dana dari



keperluan singkat tanpa berhenti setelah



bhubuwan



menyelesaikan pekerjaan tersebut



yang



pernah



dibayarkannya



pada anggota-anggota remo



tolang [tɔlaŋ] n tulang



tobi‘ [tɔbiʔ] nobi‘ v mencubit



ngangkès



bi‘-tobi‘an v cubit-cubitan



tolang



‗mengangkis



acalathaghân



tulang



berserakan‘



todus [tɔdus] a malu



membantu atau menunjang kebutuhan



toghu [tɔghu] tunggu



keluarga,



atoghu vi menunggui



kerabat,



atau



orang



lain



sehingga mendekatkan hubungan



noghui vt menunggui



tolè [tɔlɛ] v toleh



patoghu n penunggu (mistis)



atolè v menoleh



toju‘ [tɔjuʔ] v duduk



alè-tolè v bertolah toleh



ju‘-toju‘ v duduk-duduk



ta‘



katoju‘ân n tempat duduk



pinggang‘ berjalan laju tanpa menoleh



matoju‘ v mendudukkan



atolè



1tolong



bângkong



‗tidak



menoleh



[tɔlɔŋ] nolong v mengangkat untuk



ngatojui v menduduki (tempat duduk)



dipindah dan diletakkan pada tempat



matoju‘



tandha



memberikan



penyimpanannya



lamaran



berupa



oleh-oleh



tanda



(biasanya



dilakukan saat nyaba‘ oca‘ berupa topa‘ toju‘)



nolongngaghi



v



mengambilkan



untuk



diletakkan pada tempat penyimpannya 2tolong



[tɔlɔŋ] nolong v membantu



tokang [tɔkaŋ] n tukang



long-nolongè v membantu hajat tetangga,



tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian



kerabat dsb



atokar v bertengkar; berkelahi



long-tolongan v berteriak minta tolong



atokaran v saling bertengkar satu sama lain:



Jhâ‘



atokar



sakancaan.



‗Sesama



teman jangan saling bertengkar.‘



pertolongan n pertolongan long-tolong saroso‘ ‗bertolong-tolongan serusuk‘ bekerja sama tolong-menolong



nokare v mengajak berkelahi/bertengkar



tomang [tɔmaŋ] n tungku



kar-tokaran v kelahi-kelahian; permainan



tombhâk [tɔmbhɐk] n tombak



perkelahian antar anak laki-laki sin lat-



nombhâk v menombak



siladhân ‗silat-silatan‘ toko [toko] n toko



Halaman 74 dari 78



ètombhâk



èosong



pembunuhan



‗ditombak



diusung‘



membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan



anggota



keluarga



seseorang.



oleh



sendiri



bada e tongka‘ bada e dai ‗ada di tungkai



tompa‘ [tɔmpaʔ] v naik



ada di dahi‘ segala sesuatu ada tempatnya



nompa‘ v mengendarai



sesuai kodrat



tompeng [tɔmpǝŋ] n tumpeng Muwâng



tompeng,



‗membuang



tumpeng,



tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat



nabâng



butèr



mengejar



butir



tongko‘ [tɔŋkɔʔ] nongko‘ vi 1 bertengger 2 bertumpu; berpijak



nasi‘ karena serakah mengejar yang kecil



ko‘-nongko‘ v bertengger



sedang yang besar yang dimiliki hilang



ko‘-tongko‘



karenanya



berpijak, bertumpu



tona [tɔna] a rugi tond̩hing [tɔnɖhiŋ]



n



tempat/sesuatu



untuk



nongko‘ bhâsa ‗bertumpu bahasa‘ bertata



n tonding



krama pada waktu berbicara



tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau,



tongkol



[tɔŋkɔl]



n calon



buah



pisang;



celurit dsb. yang tidak tajam



tongkol pisang



nonding v memukul dengan punggung



nongkol v sudah bertongkol jhâ‘ kol-



pisau, celurit, dsb



nongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati



tondu‘ [tɔnduʔ] nondu‘ v menunduk



tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil



tongar [tɔŋar] n tali kekang pada sapi dan kerbau yang dimasukkan melalui hidung nongarè



v



memberi



atau



memasang



tongar



berwarna merah pada kulit ayam, lepitan kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan tonjhâng [tɔñjhɐŋ] nonjhâng v menopang



Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam penaggalan Madura sebagai penyebutan



bulan



pengganti



hijriyah



Syawwal.



(menahan



dsb.)



supaya



tidak



(condong dsb.) tono



[tɔnɔ]



nono



v



memasak



Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya



membakar



yang



katonon v terbakar; kebakaran



diperingati



hari



ketujuh



Syawal



setelah puasa enam hari pada bulan tersebut. tongga‘ [tɔŋgɐʔ] n tonggak



roboh dengan



topa‘ [topaʔ] n ketupat topa‘ toju‘ sejenis ketupat yang alasnya berbentuk segi enam dengan atas runcing



tonggha‘an [tɔŋghɐʔɐn] n batang bambu



seperti kerucut



bagian bawah yang berbuku pendek dan



nyarè topa‘, kaèlangan teppang ‗mencari



paling keras



ketupat,



tonggha‘ ngalang ka dunynya ‗tonggak



karena



melintang di muka bumi‘ masalah yang



sedang yang besar yang dimiliki hilang



samar-samar tiba-tiba muncul kepada



karenanya



umum tongka‘ [tɔŋ.kaʔ] n tumit



kehilangan serakah



sewadah



mengejar



sesajian‘



yang



kecil



topèng [tɔpɛŋ] n topeng tor [tɔr] p juga



nongka‘ vi melakukan dengan tumit



tore [tɔrɛ] mari



tada‘ tongka‘ tada‘ dai peribahasa yang



toro‘ [tɔrɔʔ] v ikut



arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak



atoro‘ v patuh; taat



peduli dahi yang dimaksudkan untuk tidak



noro‘ v ikut



Halaman 75 dari 78



noro‘aghi v mengikutkan; membiarkan



torot [tɔrɔt] biar norodhi/norote v menuruti kehendak



kehendak noro‘è v mengikuti dari belakang



toto [tɔtɔ] v tumbuk



ro‘-noro‘ v 1 ikut campur 2 ikut-ikutan



noto v menumbuk



noro‘ bunte‘ ‗ikut di belakang‘ mengikuti



to-toto n alat penumbuk



orang yang lebih tahu (kadang-kadang



to-totoan v sedang menumbuk sst towa [tɔwa] a tua



tanpa alasan) noro‘ elmona raprap ‗ikut ilmunya rayap‘



matowa v menuakan; mengawinkan agar



melakukan



menjadi



sangat



pekerjaan



lambat



yang



tetapi



sepertinya



menghasilkan



orang



matowa



tua:



ana‘



mengawinkan



sesuatu yang jelas dan cepat karena



wa-matowa v bersikap atau bertindak



dikerjakan bersama-sama



seolah-olah sudah tua



ro‘-noro‘ bhâbâng ‗ikut-ikut bawang‘ ikut



wa-towa kalanceng, sajân towa sajân



mengerjakan suatu pekerjaan tetapi tidak



kenceng ‗tua-tua kalanceng, makin tua



diperhitungkan, seperti anak kecil yang



makin



ikut belajar pekerjaan orang dewasa dsb.



semakin bersemangat kerja 2 semakin tua



toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali



bersemangat‘



1



semakin



tua



semakin suka kawin



toron e Tangkel. ‗dari Surabaya, ali turun di Tangkel‘ 2 mudik dari Jawa Hasan bhuru toron dari Sorbhaja. ‗hasan baru



towat [tɔwat] atowat v berteriak wat-towadhân v berteriak-teriak trakat [trakat] n tirakat atrakat v bertirakat



mudik dari surabaya‘ toronan n keturunan toron tana selamatan



tuwa‘ [tuwaʔ] n tuak



untuk anak yang baru pertama menginjak tanah sejak dilahirkan



U uwan [uwan] nguwan v menggembala



auway



uway [uway] n uap



dengan lebar dan mengeluarkan udara



v



menguap;



membuka



mulut



karena mengantuk, dsb. auwayan v menguap berkali-kali



W wâjib [wɐjip] v wajib; harus



tahi‘ memperebutkan sesuatu yang tidak



awâjibaghi v mewajibkan



berharga karena terpengaruh ketamakan



kawâjibhan n kewajiban wâng-ghuwâng



[wɐŋghuwɐŋ]



wawancara [wawañcara] n wawancara n kumbang



wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret wortel [wɔrtəl] n wortel



wangwung/tahi mara wâng-ghuwâng nemmo taè ‗seperti kumbang



wangwung/tahi



menemukan



Halaman 76 dari 78



Y yâkèn [yɐkɛn] v yakin yatim [yatim] n yatim



Z Zabur [zɐbur] n kitab Zabur



zamzam [sɐmsɐm] n air zamzam



zakat [sɐkat] n zakat



Halaman 77 dari 78



DAFTAR PUSTAKA Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya Simpati Mandiri Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Davies, William D. 2010. A Grammar of Madurese. Berlin: De Gruyter Mouton Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan



Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Pawitra, Adrian. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Madura-Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat Rahayu, Timbul [et. al]. 2010. Pangajhârân Bhâsa Madhurâ Malathè Potè: Kaangghuy SMP Kellas VIII. Bangkalan: Amanah Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta: Pusat



Pembinaan



dan



Pengembangan



Bahasa



Departemen



Pendidikan



dan



Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa



Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa



Halaman 78 dari 78



KATA PENGANTAR Menyusun sebuah kamus bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disadari penulis mengingat pembuatan sebuah kamus membutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang cukup, ketekunan, dan keseriusan, selain waktu yang relatif panjang. Akan tetapi, semua itu bukanlah halangan yang tidak bisa diatasi. Kamus ini ditulis pada waktu-waktu senggang dan dilakukan tanpa beban sehingga tidak merupakan sebuah perjuangan yang sangat berat. Dengan pola penulisan ini, disadari bahwa kamus bahasa Madura ini akan memiliki kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, dan kekeliruan-kekeliruan. Namun, hal itu tidak menyurutkan penulis untuk tetap mengumpulkan kosa kata demi kosa kata yang mengisi tiap baris kamus ini. Hal ini tidak berarti bahwa penulisan kamus ini asal-asalan dan tidak dilakukan dengan serius. Penulisan dengan cara tersebut dimaksudkan untuk memberi semangat penulis untuk mencipta sambil belajar dan sedikit demi sedikit menyempurnakan apa yang telah ditulis. Kosa kata dalam kamus ini dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis dan lisan yang diambil dari momen-momen dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata-kosa kata tersebut kemudian diproses menjadi entri-entri dan bentuk turunan. Contoh-contoh penggunaan diambil dari pengucapan sehari-hari dalam konteks tertentu disesuaikan dengan bahasa tulisan. Contoh penggunaan juga diambil dari sumber-sumber tertulis. Karena merupakan sebuah “eksperimen”, kamus ini pasti memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahan dalam penulisan kamus ini adalah penulisan yang didasarkan pada dialek Bangkalan. Dialek lain – sampang, pamekasan, dan sumenep hanya disajikan sebatas yang bisa diketahui dan bisa dijangkau. Penulisan dengan dialek Bangkalan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini sesuai denga pertimbangan bahwa jika ingin membakukan sebuah bahasa memang harus mengambil satu dialek yang dianggap paling baik. Akan tetapi, proses selanjutnya adalah pembakuan bahasa tersebut, bukan meninggikan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini pernah terjadi pada bahasa melayu yang kemudian menjadi bahasa Indonesia. Hal ini juga sebagai implikasi dari kesulitan orang Madura barat belajar bahasa Madura di sekolah. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya tidak belajar bahasa Madura, tetapi belajar dialek Sumenep yang memiliki perbedaan relatif besar dengan dialek Bangkalan. Jika kita benar-benar mau konsisten, pembakuan bahasa Madura hanya pada bahasa tinggi sebagai bahasa formal. Sedangkan bahasa nonformal tetap diserahkan pada dialekdialek bahasa Madura. Dengan demikian, pelajaran bahasa Madura lebih bisa dijangkau dan dengan demikian mempermudah pembelajaran di sekolah.



i



Karena latar belakang tesebut, saran dan masukan sangat diharapkan. Bagi Anda yang peduli dengan bahasa Madura, mohon mengirimkan saran, kritik, dan masukan ke email [email protected] Bangkalan, 1 Januari 2010



Muhri Mohtar, M.A.



ii



PETUNJUK PENGGUNAAN Daftar Singkatan



adj adv bd



: adjektiva/kata sifat : adverbia/kata keterangan :



bentuk bentuk



dasar



(hanya



bd



turunan,



berdasarkan



ditemukan ini



beberapa



ditulis bentuk



turunan)



fn : frase nominal hrf : arti secara harfiah idm : idiom (M)



n num p perib pron



: nomina/kata benda



(R)



: bahasa rendah/kasar



sin.



: sinonim



(T)



: bahasa tinggi/halus



: numeralia : partikel : peribahasa : pronomina/kata ganti



ungk : ungkapan v : verba/kata kerja vp : verba pasif



: bahasa menengah



(MB) : Madura barat (Bangkalan, Sampang) (MT) : Madura timur (Pamekasan, Sumenep) Daftar Simbol Fonetik „...‟



: menunjukkan arti denotatif



e



: bunyi pada tape, konde



“...”



: peribahasa dalam bahasa Indonesia



ŋ



: bunyi pada ngadimin, bangau,



ɛ



: bunyi



pada



memang,



lubang



kontemporer, colek ǝ



: bunyi pada sedang, kode, sesal



ɘ



: bunyi pada kertas, perjaka, senter



iii



ñ



: bunyi pada nya, penyamun



ɔ



: bunyi pada kopi, soda, mosi



A abâ’ [abəʔ] n 1 diri abâ’eng ‘dirinya’ 2 badan lo’ nyaman abâ’ ‘tidak enak badan’



aèng mata air mata Aèng èpaghili ècello’ perib ‘air dialirkan



abâng [abǝŋ] ngabâng v terbang



diciduk’ meminta sesuatu sedangkan yang



bâng-abâng n angkasa; langit



diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh



abâs [abǝs] v pandang



orang yang diminta tersebut



ngabâs vt memandang (dengan maksud



Aèng èpeddhâng ta’ apèsa perib ‘air



mengagumi) Tadâ’ orèng ngabâs arè sè ta’



ditetak pedang tidak terpisah’ hubungan



solap. ‘tak ada orang yang memandang



keluarga yang sangat erat sehingga tidak



matahari tanpa silau’



terganggu dengan masalah dari luar



abdhina [abdhina] pron(T) saya; hamba



Aèng



abit [abit] a lama



lèmbung



sondhâng



nanְdhâaghi



perib



‘air



dâlemma



mengalir



balik



lubuk’



orang



maabit v memperlama



menandakan



abidhân a lebih lama



berilmu tidak banyak bicara



bit-abit adv lama-lama



Mara aèng è daunna tales perib ‘ibarat air



bit-maabit berpura-pura lama



di daun keladi’ orang yang tidak bisa



dalamnya



dinasehati



acan [acan] n terasi acar [acar] n acar



Mara aèng ebâdְdhâi kèrèng perib ‘seperti



accem [accɘm] n (buah atau pohon) asam



air diwadahi keranjang ikan’ harta yang cepat habis



accèn [accɛn] a asin



aghung [aghuŋ] a agung; amat besar



cèn-accèn n ikan asin



ahad [ahat] n nama hari pertama dalam



adâ’ [adǝʔ] adv depan adâ’ [adǝʔ] v tidak ada; tiada tadâ’



penanggalan Madura yang mengadopsi



adְdhâng [adְdhǝŋ] v hadang



dari penanggalan Hijriyah



pangadְdhâng n nelayan pembeli yang



ahadhân



diadakan



setiap



menyusul nelayan pencari ikan ketengah



misalnya



pasar



laut untuk membeli hasil tangkapan



diadakan setiap hari Ahad’



ahadhan



hari



Ahad,



‘pasar



yang



ahli [ahli] n ahli



adְdhep [adְdhɘp] v menghadap



li-maahli v sok ahli



addhu [addhu] v adu



ajâm [ajǝm] n ayam



addhuân n aduan dhu-ngaddhu v mengadu domba



jâm-ngajâmè v memanas-manasi



ngaddhu v mengadu



ajâm katè ta’ kala kalèְtְtègghâ perib ‘ayam



addhu adâ’ idm adu muka



katai tidak kalah gemerusuknya’ untuk



dhu-addhu



bâlâkang



‘adu



punggung’



kebenaran orang kecil akan memberikan



saling bermusuhan



perlawanan yang sama dengan orang



addhu terrang idm saling jujur



besar



adhâd [adhǝd] n adat; kebiasaan



ajam



adhân [adhǝn] n, v 1 azan



meminta



aèng [aɛŋ] n air



sesuatu yang mengundang bahaya



ngaèngè vt mengairi



mènta



sasengngèt



rempah-rempah’



perib



‘ayam



melakukan



Ajâm mon ngakana ghi’ ngarkar kaadâ’



alèng [alɛŋ] bd



v 1 tidak mau mengaku 2



peribahasa yang senada dengan ‘ibarat



ngalèng



ayam, tiada mengais tiada makan’



berlindung dari pandangan, cahaya dsb.



ajâm tokong mènta monteng perib ‘ayam



ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat



kutung minta tulang ekor’ menginginkan



lèng-alèng n pelindung atau penutup agar



sesuatu yang tidak mungkin



tidak terkena cahaya, terlihat, dsb



Mon ajâm ghi’ endâ’ ka jhâghung perib



alès [alɛs] n alis



‘selama ayam masih suka pada jagung’



allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas



sifat alami manusia, yaitu masih bisa



Tang



dipengaruhi godaan harta, kedudukan,



mellèngnga. ‘Anak saya tidak naik kelas



dan wanita



karena sangat nakal.’



wa-towa ajâm perumpamaan yang secara



allèyan n kenaikan kelas



harfiah ‘tuanya seperti ayam’ dijadikan



alok



ana’



[alɔk]



lo’



ngalokaghi



perumpamaan pada orang yang semakin



mengunggulkan



tua semakin cantik/tampan



lok-alok



ajhâk [ajhǝk] ngajhâk v mengajak jhâk-ajhâk



n



undangan



untuk



saling



dalam membangun rumah, hajatan dsb. ajhi



n



acara



v



polana



memuji



perlombaan



ce’



dan



mem-



perkenalkan sapi pada lomba kecantikan



membantu kebutuhan tetangga, misalnya [ajhi]



ngalle



ngajhi v mengaji



sapi betina alos [alɔs] a halus maalos v menghaluskan ambâ’ [ambǝʔ] 1 jemput 2 hadang



pangajhiyân n pengajian



ba’-ambâ’ n sejenis hantu yang menurut



akal [akal] n akal



kepercayaan menghadang orang di jalan



kal-ngakalè v menipu



bâ’-ambâ’ân v menunggu lama



akal bukong idm ‘akal burung betet’



ngambâ’ vt 1 menjemput 2 menghadang



mengumpulkan



pangambâ’



sedikit



demi



sedikit



sehingga menjadi banyak akanְta [akanʈa] p seperti



n



nelayan



pembeli



yang



menyusul nelayan pencari ikan ketengah laut untuk membeli hasil tangkapan



Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang



ambhâ [ambhǝ] v lepas, masuk dan merusak



menurut kepercayaan tempat pembalasan



lahan tanaman dengan memakan atau



perbuatan selama hidup di dunia; akhirat



menginjak-injak



ako [akɔ] v aku



tanaman



(hewan



peliharaan)



ngako v mengaku



amèt [amɛt] v pamit



ko-ngako v mengaku-ngaku



ampal [ampal] n sejenis kumbang yang



pangakoan n pengakuan alang [alaŋ] v halang ngalang v menghalangi jalan; melintang alas [alas] n hutan alas rajâ fn hutan belantara alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak



keluar malam hari, berwarna putih atau abu-abu dengan ukuran sedikit besar dari ibu jari tangan. ampon [ampɔn] adv(T) sudah ampon lastare ‘sudah selesai’ ana’ [anaʔ] n anak



v



tingkah



nganaè



lèm-maalèm v bersikap atau bertindak



pernikahan); tidak mandul



seolah-olah alim



lebih



menghasilkan



anak



(dalam



mon ana’ labu ka somor emma’ alonca’,



mulut yang selalu menganga untuk bicara;



mon emma’ sè labu ana’ nyarè andhâ



banyak bicara



perib ‘kalau anak jatuh ke sumur orang



mara angghu’ tadâ’ mècet perib ‘seperti



tua melompat, kalau orang tua yang jatuh



pencabut bulu tidak ditekan’ mulut yang



anak mencari tangga’ besar kasih sayang



selalu menganga untuk bicara; banyak



orang tua terhadap anaknya.



bicara



anca



[añca]



nganca



v



memancing



angghuyân n pakaian



kemarahan



v memancing-mancing ke-



ca-nganca marahan



anco’ [añcɔʔ] nganco’ v menyetubuhi co’-anco’ v bersetubuh nganco’



angghuy [aŋghui] v pakai



colo’



ngangghuy v memakai ngangghuy



èlmona orèng



‘memakai



ilmunya



rumput’



‘menyetubuhi



mulut’



memotong pembicaraan orang yang lebih tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat



orang



mengumpulkan



idm



ngarè’



menyabit



sedikit-sedikit



dengan sabar akhirnya terkumpul banyak anjhu



[añjhu]



nganjhu



v menjaga dan



merawat anak kecil atau bayi angka’ [aŋkaʔ] ngangka’ v mengangkat



tidak sopan anְdhâ [andhə] n tangga



angkès [aŋkɛs] v angkis



andhel [andhɘl] n andal



ngangkès v mengangkis



andhellân n andalan



angko [aŋkɔ] a angkuh



dhel-andhel n sering dijadikan andalan



angko’ [aŋkɔʔ] ngangko’ v mengangkut



ngandhellaghi v mengandalkan



antèng [antɛŋ] n anting



andi’ [andiʔ] vi punya Kaula andi’ bur-



anyar [añar] a baru



leburan duwa.’ ‘saya punya dua hal yang



nganyarè vt memperbarui



menyenangkan’



nyar-nganyarè v melakukan sesuatu yang



andi’ jhâlu mandhi tajhem ‘punya susuh



tidak



bertuah tajam’ memiliki kemampuan bela



sekitar



diri



nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang



menjadi



kebiasaan



lingkungan



andus [andus] ngandus v menyeruduk



Madura untuk memperbarui akad nikah



angèn [aŋɛn] n angin



dengan



angen [aŋɘn] v angan



sebelumnya tanpa memberi maskawin lagi



mengulang



akad



nikah



ngen-angen v angan-angan



apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura



ngen-ngangen v mempertimbangkan



apes [apɘs] n nasib yang buruk; sial Apessâ



anggheb



[aŋghɘp]



v anggap



abâ’ tadâ’ se tao bilâ dâtengnga. ‘tak ada



nganggheb 1 v menganggap 2 a setia Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè’ cè’



yang tahu kapan datang nasib buruk’ apoy [apɔi] n api



nganggebbhâ bân cè’ èstona. ‘meskipun



poy-ngapoyè v memanas-manasi



hanya binatang, adat anjing sangat setia



akadi’ apoy kalaras/kalarè perib ‘seperti



dan tulus’



api



p asalkan angghu’ n pencabut bulu/rambut akanְta angghu’ ta’ epencèt perib ‘seperti anggher



daun



pisang



kering’



tetapi segera padam dalam waktu sekejap



bulu/rambut



tidak



ditekan’



yang



kelapa



[aŋghuʔ]



pencabut



semangat



kering/daun



[aŋghɘr]



menyala-nyala



mara apoy sekkem perib seperti api dalam sekam



tadâ’ apoy ta’ akokos perib ‘tak ada api



assim [assɪm] n bersin



tak berasap’ rahasia yang disembunyikan



asta [asta] n(T) tangan



pasti akan terkuak



atè [atɛ] n hati tè-ngatè v hati-hati



ara [ara] n arah ngara 1 adv mungkin 2 v membidik



atè abulu ‘hati berbulu’ bersifat pendengki



pangara n maksud; tujuan



ate kadungdung ‘hrf hati kedondong’ hati



pangara bâdâ, pangaro tadâ’ ‘maksud ada,



orang yang berwatak buruk



tetapi



atè malan hati yang cepat sedih atau



pengaruh



memiliki



tidak



keinginan



punya’



besar



Orang



tetapi



tidak



sabar; sensitive



sanggup mewujudkannya



ta’ kennèng èberri’ atè pas nèddhâ’ cètak



ara’ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras)



perib ‘tak dapat diberi hati lalu mau



arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung-



menginjak kepala’ tidak tahu balas budi



odung arè ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 hari arè Slasa: hari Selasa arè’ [arɛʔ] n(MB) arit; sabit; clurit ngarè’ vt menyabit artè [artɛ] n arti ngartè v mengerti asat vi habis airnya (sungai, sawah, danau,



atèng [atɛŋ] ngatèng v mengangkat atos [atɔs] atosân n ratusan attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak ke atas awwâl [awwəl] awal, mula ngawwâli v memulai lebih dahulu



dsb.)



B bâ’â [bəʔə] n banjir



bâbutto n wasit pertandingan ojung yang



bâ’âng [bǝʔǝŋ] a getir



biasanya diperankan salah satu tokoh



bâ’na [bǝʔna] pron(R) pelesapan dari aba’na



ojhung



yang menunjukkan persona kedua; kamu bâ’eng



[bǝʔɘŋ]



abâ’eng



pron(R)



yang



pelesapan



menunjukkan



dari



persona



bâbâ [bǝbǝ] n bawah



‘sebusuk-busuknya terasi masih dicuil’



ngabâbâ v agak ke bawah



pertolongan



bâbi [bǝbi] n babi edheddhel



can-bâcan n bacaan bâceng [bǝcɘŋ] a bau busuk/tidak enak saceng-bâcengnga acan ghi’ èdhulit perib



kedua; kamu



bâbi



bâca [bǝca] mâca v membaca



atau



bantuan



terhadap



keluarga atau kerabat pasti dilakukan ka



ara’



perib



‘babi



meskipun hubungan sedang renggang



dicelupkan ke dalam arak’ perbuatan dosa



saceng-bâcengnga



yang berlipat-lipat



ecalot



kèya



buri’



perib



ghi’



ècetto’/



‘sebusuk-busuknya



bâbinè’ [bǝbinɛʔ] n perempuan; betina



dubur ditelusuk/diceboki juga’ seburuk-



bâbur [bǝbur] n irisan daun pandan sebagai



buruknya anak akan disayang dan dibela



campuran



bunga-bunga



dalam



juga bâdâ [bǝdǝ] v ada



tertentu bâburughân



ritual



[bǝburughǝn]



n petuah



kabâdâân n keadaan mabâdâ v mengadakan



bâdâ



angka-angkèna



caranya’



idm



segalanya



‘ada



teratur



tata sesuai



abâktoè v memberi waktu bâlâkang [b(ǝ)lǝkaŋ] n punggung bâlâng [bǝlǝŋ] n belalang



ketentuan ta’ kèra bâdâ keccengnga idm ‘tak pernah



lâng-bâlângan n tempurung lutut



ada pekatnya’ selalu habis tanpa sisa



mara



bâdbâdhân



[bǝdbǝdhǝn]



n tempat lewat



lâng-bâlânganna



to’ot



tempurung lutut’ orang yang tidak bisa



nemmo bâdbâdhân ‘menemukan tempat



dipegang



lewat’



berubah-ubah pendiriannya



menemukan



jalan



keluar



‘seperti



dari



perkataanya



karena



selalu



bâlânjhâ [blǝñjhǝ] n (uang) belanja



masalah bâdְdhâ [bǝdְdhǝ] n wadah



abâlânjhâ v berbelanja



abâdְdhâ v berwadah



mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai



mâddhâè v mewadahi



hidup



a terus terang dhâk-bâddhâghân adv terus terang apa



bâdְdhâk



[bǝddhǝk]



adanya



bâlâtְtang [bələtʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam yang hidup di air tawar martabhât



bâddhung [bǝddhuŋ] n sejenis kapak besar dhung-bâddhungan



vi



1



bâlâtt̝ ang



mengapak



sesuatu 2 n kapak mainan



bâles [bǝlɘs] mâles v membalas abâles vi membalas



kapak



bâlessân n balasan to’ot



‘mengapak



lutut’



berkesantunan; tahu tata krama



les-bâlessân v saling membalas; berbalasbalasan



bâjhân [bǝjhǝn] n wajan



bâli [bǝli] bd kembali



bâjâ [bǝjǝ] n saat; waktu; saat bâjâ malem



abâli vi kembali mabâli v mengembalikan



‘waktu malam’ bâjâng



yuyu’



pada atasan



mâdhdhung v memotong menggunakan mâdhdhung



‘ibarat



menekan bawahan untuk dipersembahkan



[bǝjǝŋ]



n



1



wayang



2



li-bâliyân adv berkali-kali bâli’ [bǝliʔ] v balik



bayangan/gambar abâjâng vi terbayang Bulâ ta’ bisa tèdung



abâli’ v berbalik (tidur terlentang menjadi



karna abâjâng raèna dhika. ‘Saya tak bisa



telungkup atau sebaliknya)



tidur karena terbayang wajahmu.’



mabâli’ v membalikkan



abâjângaghi vi membayangkan



li’-bâli’na dâdâr ‘berbaliknya daun kering’



jâng-bâjângan n bayangan yang terbentuk



perubahan nasib bâlibis [b(ǝ)libis] n belibis



karena cahaya



n baja 2bâjhâ [bǝjhǝ] n(T) gigi bâjhân [bǝjhǝn] n wajan; penggorengan bâjhi’ [bǝjhiʔ] a 1 benci 2 jijik 1bâjhâ



bâjhit



bâlijjhâ [bǝlijjhǝ] n pedagang yang menjual



[bǝjhǝ]



[bǝ.jhit]



dagangannya



gula



santan yang mendidih. bâkto [bǝktɔ] n waktu



dimasak



desa,



bâllu’ [bǝlluʔ] n delapan



n makanan yang sejenis



dicampur



berkeliling



kampung, dsb



dodol yang berbahab dasar ketan tanpa digiling



dengan



pada



bân [bǝn] p kalabân bândhil [bǝndhil] n duri martabhât



bândhil



‘ibarat



onak’



meminta tidak mau memberi; pelit bângal [bǝŋal] a berani



mau



bângalan n pemberani



bârâkay [bərəkay] n biawak



ngal-mabângal v pura-pura berani bângal



ajhuwâl,



bângal



martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay



mellè



‘berani



‘ibarat



biawak/seperti



telur



biawak



menjual, berani membeli’ bisa menasihati



(telurnya disukai, dagingnya tidak)’ suami



dan



istri yang berhubungan harmonis satu



bisa



melaksanakan



apa



yang



dinasihatkan



sama lain, namun tidak harmonis dengan



bangal ka tonding tako’ ka tajhem ‘berani



mertua



pada



punggung



pisau



takut



pada



bârâmma [bərəmma] p bagaimana



tajamnya’ sok berani dibelakang lawan



bârâs [bǝrǝs] a 1 sehat 2 sembuh



ketika berhadapan nyalinya menciut



mabârâs v menyembuhkan



mon lo’ bângal acarok jhâ’ ngako orèng



bâri’ [bəriʔ] adv kemarin



perib



madhurè



‘kalau



tidak



berani



bâringèn [briŋɛn] n beringin



bercarok jangan mengaku orang Madura’



bârinto [bǝrintɔ] adv seperti ini/itu



ungkapan



bâta’ [bǝtaʔ] mâta’ v mengangkat masakan



orang



untuk



Madura



menegaskan yang



harus



jatidiri mampu



dari tungku atau alat memasak bâtek [bǝtɘk] n watak



membela harga diri ngal-bangal mardâ ‘beraninya seperti bara



abâtek v berwatak



api’ berbicara besar tetapi penakut



abâtek ajâm idm ‘berwatak ayam’ jika



bângatowa



n



[bǝŋɘtɔwa]



ghârubhek



dan



1



orang



diatasnya;



tua



pitarah



2



berjauhan



merasa



rindu,



tetapi



jika



berdekatan (selalu) bertengkar bâto [bəto] n batu



sesepuh bânnè [bǝnnɛ] adv bukan



on-so’on bâto perib secara harfiah ‘(seperti)



ne-bannean a berlainan



menjunjung



batu’



yang



dimaksudkan



bânynya’ [bǝñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah



untuk pekerjaan berat yang dilakukan



ampon bânynya’ aparèng ajhârân-ajhârân bân tuntunan-tuntunan. ‘Rasulillah telah



menghasilkan tidak seberapa atau tidak



banyak



penghasilan



memberi



ajaran-ajaran



dan



seimbang



antara



perjuangan



dan



bâto’ [bǝtɔʔ] n batuk



tuntunan-tuntunan.’ kabânynya’an n kebanyakan



abâto’ v batuk



mabânynya’



tadâ’ bâto’ tadâ’ assim perib ‘tidak ada



Mabânynya’



vt



ana’



memperbanyak



tojjhuna



akabin



batuk tidak ada bersin’ orang yang tidak



‘Memperbanyak keturunan adalah tujuan



banyak



menikah



kejutan



nya’-bânnya’an a paling banyak



bicara



tetapi



sering



membuat



bâtton [bǝttɔn] n pinggiran balai-balai atau



bârâ [bǝrǝ] a bengkak



langgar panggung yang berupa bambu



bârâ’ [bǝ.rǝʔ] n barat



utuh, kayu aren, atau balok kayu



ngabârâ’ agak ke barat



ta’ tao bâttonna langghâr ‘tidak tahu



ka bârâ’ ta’ kacapo’, ka tèmor ta’ kacapo’



pinggirnya



‘ke barat



mengibaratkan orang yang tidak tahu



terkejar’



tak terkejar, ke timur tak karena



serakah



semua



yang



diinginkan tidak berhasil atau menemui kegagalan



langgar’



sarkasme



untuk



aturan karena tidak pernah menjadi santri atau belajar agama bâu [bǝu] n bau



abâu vi berbau



bengko [bɘŋkɔ] n rumah



u-bâuân n bau-bauan



berrâ’ [bɘrrǝʔ] a berat



baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud



maberrâ’ v



1



memberatkan 2



hamil;



gabungan harimau dahan, serigala, dan



mengandung



kera yang menurut kepercayaan muncul



berrâ’ jhuwângan ‘berat ke atas’ terlalu



setelah



banyak beban daripada kemampuan



40



hari



sebelumnya



menjadi



jarangkong



râ’-berrâ’



beccè’ [bǝccɛʔ] a baik



v



abeccèan



ghulâ



‘berat-berat



gula’



persahabatan yang terganjal oleh sifat



(figuratif)



melakukan



satu atau kedua sahabat tersebut



hubungan haram atau diluar nikah



berri’ [bɘrriʔ] v beri



cè’-beccè a baik-baik; baik semua



aberri’ vi memberi



cè’-beccè’an a paling baik



merri’ vt memberi



mabeccè’ v memperbaiki



aberri’



beddâl [bɘddǝl] n hasil; keluaran



long-ellongan



tembus’



meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh



‘memberi



membantu



orang



jalan dengan



memberi jalan keluar berrit [bɘrrit] n,a (tempat) keramat atau



(tanaman) bedְdhâ’ [bɘdְdhǝʔ] n bedak



angker



abedְdhâ’ v berbedak



èkennèng berrit v terkena tulah atau



medְdhâ’è v membedaki



gangguan



beddhâk



[bɘddhǝk]



v



terkena



(getah,



[bɘllǝs] a belas; puluhan



dari



tempat



keramat atau angker besse



bellâsân n belasan 2bellâs



halus



bessè [bɘssɛ] n besi



kotoran, dsb) 1bellâs



mahluk



koneng



n



besi



kuning;



jimat



kekebalan



[bɘllǝs] a baik; penyayang; welas



Las-mabellas v pura-pura baik



bettes [bɘttɛs] n betis bhâbbhâl [bhǝbbhǝl] n buah nangka yang



bellât [bɘllət] n sembilu



masih sangat muda biasa dimakan dengan



belli [bɘlli] vd beli



garam atau bumbu rujak



mellè [mɘllɛ] vt membeli



lo’-tao bhâbbhâl ‘tidak tahu bhâbbhâl’



mellèaghi v membelikan



orang yang masih belum pengalaman atau



lin-bellin n barang-barang yang dibeli



belum memiliki kecakapan



belli’ [bɘlliʔ] n atap rumbia belli’



potong jhâjhâluna



bhâbhâsan n [bhǝbhǝsan] n peribahasa yang ‘atap



rumbia



mengandung



kiasan



untuk



mengacu



patah bambu pengikatnya’ orang tua yang



kepada



sudah



dengan kalimat yang sering tidak lengkap



berfisik



lemah



tetapi



masih



dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya bellu’ [bɘlluʔ] n belut



tetapi



keadaan, tetap



nemmo



sifat,



atau



pemakaiannya,



pokolan



‘mendapat



perilaku, misalnya durian



bellu’ abângbâng ‘belut bersayap’ orang



runtuh’, abujâi saghârâ ‘menggarami laut’,



yang pandai menipu dengan cara halus



dsb.



bellu’ abunto’ arè’ ‘belut berekor celurit’



bhâbhâtang [bhǝbhǝtaŋ] n bangkai



orang yang semula bersifat baik hati,



Bhâbhâtang



berbudi luhur, pemurah, dan penolong



mengajak



berubah menjadi sebaliknya



melibatkan orang baik-baik



ngajhâk mati’



matè kejahatan



‘bangkai selalu



bhâbur [bhǝbur] n irisan daun pandan wangi



menyembunyikan



arti



sebagai campuran bunga (untuk ritual



sebenarnya



dikatakan,



tertentu)



konyè’ ghunong ‘kunyit gunung’ adalah



bhâdhân [bhədhən] n badan bhâi



bhâjâ



bhâjâng



misalnya



‘seketemunya apa adanya’, gumo’ dâdâ ‘



p saja n 1 buaya 2 mata keranjang



[bhǝjǝ]



[bhǝjǝŋ]



yang



tanaman temmo maksudnya sanemmona



bhâdhân kaulâ pron [T] saya [bhǝi]



ingin



maksud



n bentuk singkat dari



sembhâjâng (sembahyang) abhâjâng vi bersembahyang mâjângagi vt menyolati (jenasah)



adalah soso maksudnya kasoso ‘terburuburu’, dsb. bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2 membantah bhântal [bhəntal] n bantal abhântal vt memakai bantal



bhâjhâk [bhǝjhǝk] n perompak; jagoan



tal-bhantalan n sakit pada leher setelah



bhâjheng [bhǝjhɘŋ] a rajin



bangun tidur



v



jheng-mabhâjheng



pura-pura



rajin;



bersikap atau berbuat seolah-olah rajin mabhâjheng



v



membuat



jadi



rajin;



abhântal ombâ’, asapo’ angèn, apajung langngè’



‘berbantal



ombak



berselimut



angin’ menunjukkan jiwa bahari orang Madura



merajinkan bhâji’ [bhəjiʔ] n bayi



abhântal syahâdât, asapo’ iman, apajung



bhâkal [bhǝkal] 1 adv akan 2 n tunangan



Islam



‘berbantal



syahadat,



berselimut



abhakalan v bertunangan



iman, berpayung Islam’ menunjukkan rasa



kal-bhâkal n acara pertunangan



keberagamaan



mabhâkalè vt menunangkan



termanifestasi



bhâko



[bhǝkɔ]



orang dalam



Madura setiap



yang



kegiatan



sampai hal-hal terkecil



n tembakau



bhântal patè idm teman sehidup semati



bhâktè [bhǝktɛ] n bakti abhâktè v berbakti



bhântèng [bhǝntɛŋ] mântèng v membanting



ngabhâktè v membaktikan diri



bhântèng [bhǝntɛŋ] n banteng



bhâlâ [bhǝlǝ] n kaum, golongan, kerabat



‘banteng mati melawan anak gembala’



abhâlâ v berkerabat bhâlingkang [ˋbhəliŋkaŋ] abhâlingkang v terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat bhândhâ [bhǝndhǝ] n 1 modal 2 harta



n ikan bandeng



bhândheng sabhâlânan èpatadâ’ rongsèttong



berbicara dengan siapa saja



‘bandeng



[bhɘruma/bhruma]



n



kolong



tempat tidur



mândhâi v memberi modal



kerrong



yang lemah karena kecerdikan



bhâruma



abhândhâ v bermodal bhândheng



musuh yang kuat kalah dengan lawan bhârânca [bhǝrǝñca] a lancar dan bisa



terlebih dahulu menyentuh bumi



[bhǝndhɘŋ]



bhântèng matè amoso na’-kana’ ngowan



setambak



bhâsa [bhǝˑsa] n bahasa bhâsa [bhəsa] a pecah mabhâsa vt memecahkan



dihabiskan kerung-kerung satu’ ulah satu



sa-bhâsa



anggota keluarga dapat merusak nama



pecahan piring



seluruh anggota keluarga bhângsalan [bhǝŋ.sa.lan] n frasa pendek mengandung permainan kata-kata untuk



pecahan



sa-bhâsana



pèrèng



bhâtang [bhǝtaŋ] n bangkai bhâְtè [bhǝʈɛ] n untung (niaga);laba bhâְtok [bhǝʈɔk] n batok; tempurung kelapa



bhâu [bhǝu] n bahu bheddhuk



Bhu, pa’, bhâbhu’, ghuru, rato ‘ibu, bapak,



[bhɘddhuk]



1 n beduk; jidor 2 v



tiba waktu shalat (dhuhur)



sesepuh, guru, raja’ urutan ketaatan orang Madura, yaitu kepada ibu, lalu bapak,



bhellâk [bhɘllǝk] a belang



sesepuh, guru, dan terakhir pada raja



bhelli [bhɘlli] vd sembelih



bhubu



[bhubu]



abhubu



v



memberikan



abelli vi menyembelih untuk keperluan



buwuh atau bhubuwân



tertentu



bhubuwân n uang atau barang yang



melli vt menyembelih



disumbangkan pada tuan rumah hajatan



bhelling [bhɘlliŋ] n beling; pecahan kaca



yang harus dikembalikan dalam jumlah



kadi’ bhelling kaojhânan ‘seperti beling



yang



terkena hujan’ tidak bisa dinasehati; keras



mengadakan hajatan; buwuh



saat



pemberi



sumbangan



bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang



kepala bherkat



sama



n



[bhɘrkat]



makanan



berkat;



berbentuk kerucut)



makanan yang dibagikan pada pendoa



bhucor [bhucɔr] v bocor



dalam acara selamatan (tahlilan, rokat



bhudhu [bhu.dhu] a bodoh dhu-mabhudhu v pura-pura bodoh



dsb.) bherrâs [bhɘrrǝs] n beras



mabhudhu



bhersè [bhɘrsɛ] a bersih



membodohkan



asè-bhersè/sè-bhersè v bersih-bersih



v



memperbodoh;



bhuju’ [bhujuʔ] n 1 buyut; kakek dari bapak



kabhersèan n kebersihan



ego



mersèè v membersihkan



kampung yang dikeramatkan



bhetְtok [bhetʈok] n ikan betok



Bhuk



2



makam



[bhuk]



n



sesepuh panggilan



atau



leluhur



untuk



kakak



bhibhik [bhibhik] n bebek



perempuan. embhuk



bhindhârâ [bhindhǝrǝ] n 1 calon kiai yang



bhuk-embhughân v memanggil dengan



terdiri atas putra kiai atau mantan santri



panggilan embhuk



yang telah mengabdi di masyarakat tapi



bhuk tuwan n panggilan (penghormatan)



belum dianggap pantas untuk menjadi kiai



untuk orang yang telah menunaikan Haji bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong



oleh masyarakat bhirâng [bhirǝŋ] n parang atau golok



mabhullong v membolongi



bhiru [bhiru] a biru: Morsidi akalambhi



long-bhullongan n bolongan



bhiru. ‘Morsidi berbaju biru.’



bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia anga-bhunga v bersenang-senang



bhiru dâun hijau bhisan



[bhisan]



n besan



vt



mabhunga



membahagiakan;



me-



abhisan v berbesan



nyenangkan



bhisan sakatèdungan ‘besan seranjang’



nga-mabhunga v berpura-pura senang



janda dan duda yang masing masing



bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon



memiliki keturunan melakukan pernikahan



2 pangkal



kemudian



karena



abhungka v berbatang: Moskèl rassasna



anak



bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.



menjodohkan



menjadi



besan



masing-masing



mereka dari pernikahan sebelumnya. Bhu



[bhu]



n bentuk singkat dari ebhu



‘Musykil



rasanya



ada



berbatang lebih dari satu.’



pohon



nyiur



ka’-bhungka’an



n



[kaʔbhuŋkaʔan]



pepohonan



sudah dianggap biasa di Madura jika perempuan meninggal karena melahirkan



bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di



dan laki-laki karena melakukan carok. birâ [birǝ] n birah; sejenis talas yang bisa



atas akar. bhunten [bhuntɘn] (T) tidak



dimakan setelah direbus dsb; alocasia



bhuru a baru



indica



bhuru kaluar dâri eddussâ ‘baru keluar



birjhi’ [birjhiʔ] v memisah-misah menjadi



dari dosnya’ yang menunjukkan orang



bagian-bagian kecil



yang



mirjhi’



belum



berpengalaman



bergaul



sehingga kaku seperti barang masih baru.



vt



memisah-misah



menjadi



bagian-bagian kecil



bi’ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân



birnyè [birñɛ] a gampang menangis



bibir [bibir] n bibir



bitong [bitɔŋ] v hitung



bibir attas bân bibir bâbâ ghâmpang



mitong v menghitung



akebbi’



tong-bitongan



‘bibir



atas



dan



bibir



bawah



gampang berkata’ sindiran bahwa kalau



1



v



melakukan



penghitungan 2 n pelajaran berhitung bitta’ [bittaʔ] mitta’ v membeber



hanya menasihati gampang bibir nolak, atè mellak ‘bibir menolak, hati



mitta’ buri’ è tengnga jhâlân ‘membeber



rakus’



pantat di tengah jalan’ membuka aib



pura-pura



menolak



meski



sebenarnya sangat ingin



sendiri di depan umum



biddhâng [biddhǝŋ] n wedang



blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2



abiddhâng v membuat wedang bighilân



[bighilǝn]



n



biji



jagoan



nangka



sin



manjhilân



ablatèr v menjadi blater blijjhâ



[blijjhə]



n pedagang kecil yang



akantha bighilân è pèrèng ‘seperti biji



membeli barang (biasanya dari pasar atau



nangka di piring’ orang yang tidak bisa



langsung



dipegang



kembali di tempat lain



perkataanya



karena



selalu



berubah-ubah pendiriannya



ke



produsen)



untuk



dijual



bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim



bijjhân [bijjhǝn] n wijen



yang bentuk panjangnya Tabu’ kembung



bilâ [bilǝ] p bila; ketika; jika



tongkeng èlang ‘perut kembung pantat



bilis [bilIs] n semut



hilang’



bilu’ [biluʔ] a bengkok



sehingga menarik pantatnya menjadi kecil



mabilu’ v membengkokkan



bayi



yang



berperut



gendut



yang merupakan ungkapan kebahagiaan



binè [binɛ] n istri



orang tua yang bahagia akan kesehatan



abinè v beristri



anaknya



mabinèè v mengawinkan anak laki-laki



bubudhân [bubudhǝn] n muatan



nè-binèan n laki-laki yang gemar menikah



buddhâk [buddhǝk] beddhâk



lebih dari sekali dengan poligami atau



budhu’ [budhuʔ] n nasi uduk



kawin cerai.



budi [budi] n belakang



binè’ [binɛʔ] n perempuan



di-budi adv paling belakang



mon binè’ matè arèmbi’, mon lakè’ matè



di-budina adv akhirnya



acarok



kabudian v bergerak lebih kebelakang lagi



‘perempuan



mati



karena



melahirkan, laki-laki mati karena carok’



makabudi v membelakangkan; memindahkan kebelakang



cabe rawit



sabudian a yang lebih belakang



bulu [bulu] n bulu



budu’ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk hewan)



yang besar bersinonim dengan kecil-kecil



budu’eng ajam anak ayam 2



abulu v berbulu bulu kèjhâ’ [kɛ.jhǝʔ] n bulu mata



panggilan untuk anak untuk merendah



bun-embunan [bunɘmbunan] n ubun-ubun



saat mengacu pada anak sendiri



bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang



abudu’ v beranak (hewan)



bentuk panjangnya mon la kembung pas



mabudu’ v 1 memelihara supaya beranak-



molè



pinak 2 menggandakan dengan bunga



kenyangan) lalu pulang’ tamu yang pulang



atau rente: mabudu’ pesse ‘meminjamkan



setelah



uang dengan bunga’



kepulangannya



bugghik [bugghik] n punggung



sudah



diberi



makan



seolah-olah



menunggu



suguhan



bungo [buŋɔ] a ungu



abujâi vi memberi garam; menggarami abujâi aèng tasè’ secara harfiah berarti air



laut’



maksudnya



bunto’ [buntɔʔ] n ekor abunto’ v berekor burgu’ [burguʔ] n sejenis kerudung



melakukan pekerjaan yang sia-sia.



buri’ [buriʔ] n anus; dubur



ta’ kennèng pèntaè bujâna ‘tidak dapat



buru [buru] v lari



dimintai garamnya’ pelit; kikir



buta [buta] a buta



bujhel



(ke-



bunglon [buŋlɔn] n rambutan



bujâ [bujǝ] n garam



[bujhɘl]



kembung



dahulu



abugghik v berpunggung



‘menggarami



‘kalau



n pusar



mabuta v acuh, tidak mau melihat



bukka’ [bukkaʔ] mukka’ v membuka



ta-mabuta v pura-pura buta



abukka’ v 1 membuka: abukka’ kalambhi



butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)



‘membuka baju’ 2 terbuka Labangnga



abutèran v membiarkan butir-butirnasi



abukka’. ‘Pintunya terbuka’ ka’-bukka’an v saling terbuka



terbuang



tanpa



dimakan



saat



makan



aburu butèr, adhina tompeng ‘mengejar



mukka’ bârâna ‘membuka papan tabir’



butir nasi, meninggalkan tumpeng’ karena



membuka



serakah mengambil yang kecil sedang



rahasia



seseorang



dengan



maksud dipergunjingkan



yang besar yang dimiliki hilang karenanya



bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang dibuat



dari



anyaman



daun



kelapa



buwâ [buwǝ] n buah abuwâ v berbuah



kemudian dibungkus karung goni, diikat



wa’-buwaan n buah-buahan



dengan tali sehingga membundar



buwâ kaalèngan dâun ‘buah terhalang



bulâ [bulǝ] pron(M) saya



daun’ membantu kepentingan orang lain,



bulân [bulǝn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari



tetapi dia sendiri tidak mendapat apa-apa



dalam penanggalan yang terdiri atas 28,



buwi [buwi] a bisu



29, 30, atau 31hari yang membagi tahun



mabuwi v acuh, tidak mau berbicara;



menjadi 12



membisu



kènè’ ta’ korang bulânna ‘kecil tidak



wi-mabuwi v pura-pura bisu; bersikap



kurang bulannya’ orang yang kelihatan



atau



lemah tetapi mampu mengatasi masalah



bertindak



seolah-olah



bisu



C cabbhi [cabbhi] n cabai



calèpèr



cabbhi lètè’ cabe rawit bersinonim ‘dengan kecil-kecil cabe rawit’ cabbhur



a



tak



henti-henti



berkomentar dan selalu berbicara



nè’-kènè’ cabbhi lètè’ peribahasa yang [cabbhur]



[calɛpɛr]



v cebur



calo’ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak dilebarkan calo’ kodhi’ calo’ yang pelebaran perutnya



acabbhur vi menceburkan diri



sangat mencolok sehingga membundar,



nyabbhur vt menceburkan



sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari



tacabbhur vi tercebur



tempurungnya



cabhul



[cabhul]



n



orang



yang



sangat



pendek; cebol



kurang tepat ramuannya (makanan)



mara cabhul è jhurâng ajhângoa langngè’ ‘seperti cebol di jurang hendak menggapai langit’ orang yang berkeinginan sangat tinggi



camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena



sehingga



tidak



mungkin



bisa



tercapai



campor



[campɔr/campor]



acampor



v



bercampur 1cangcang



[caŋcaŋ]



nyangcang



v



menambatkan hewan ternak pada patok atau batang pohon



caca [caca] n perkataan



2cangcang



acaca duwâ’ ‘berkata dua’ sama dengan



[caŋcaŋ] n siput yang hidup di



pohon cangghik [caŋghik] acangghik v cekcok;



lidah bercabang atau munafik cacca [cacca] v cincang



bercekcok



nyacca vi mencincang



cangkaro’ [cɘŋkarɔʔ] n kerak nasi yang



cacemmer [cacɘmmɘr] n air pelimbahan; air



digoreng cangkèm [caŋkɛm] n dagu



kotor cacèng [cacɛŋ] n cacing



cangnga’ [caŋŋaʔ] acangnga’ v membantah



mara cacèng nglodu’â komèrè ‘seperti



canְtèng [canʈɛŋ] n gayung



cacing



capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air



hendak



menginginkan



menelan



sesuatu



yang



kamiri’ tidak



mungkin



acapcabhân vi menetes nyapcap vi menetes



cakang [cakaŋ] a cekatan



carakan [carakan] n abjad/huruf jawa



cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya



carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa



runcing dan membengkok calaְtak [claʈak] acalathaghân v berserakan tidak teratur calè [calɛ] n cela nyalè v mencela



carèta [carɛta] n cerita acarèta v bercerita nyarètaaghi v menceritakan nyarètaè menceritakan carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki



lè-calèan v saling mencela



secara berhadapan dengan menggunakan



lè-calè bellât ‘cela-cela sembilu’ sesuatu



senjata



yang dicela tetapi dipakai juga



perasaan terhina atau dendam.



(terutama



celurit)



didasari



vi melakukan carok. Klèbun Jhâddih acarok kalabân klèbun Tana Mèra. acarok



‘Kepala



desa



Jaddih



melakukan carok



dengan kepala desa Tanah Merah’.



cerrèng [cɘrrɛŋ] n jerit acerrèng vi menjerit rèng-cerrèngan



menjerit



main-main



berkali-kali dan mengganggu



Mon lo’ bângal acarok, jhâ’ ngako orèng



cèְtak [cɛʈak] n kepala



Madhurâ ‘Kalau tidak berani melakukan



acèְtak v berkepala



carok, jangan mengaku orang Madura’



cèְtak bâto keras kepala/kepala batu



Orang Madura harus berani membela



ajhuluaghi



kehormatan



bunto’na



an



harga



diri



sekaligus



menghindari perasaan malo carompèng



[cɘrɔmpɛŋ]



pas



kepalanya,



n



lapisan



cètagghâ,



bergeliat



berjanji



miang



berkelit



dengan



cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki



‘menjulurkan



namun banyak



ketika



janji cetto’ [ceʈʈɔʔ] nyetto’ v mencungkil



celleng [cɘllɘŋ] a hitam



ciyom [ciyɔm] cium



cellet [cɘllɘt] nyelletaghi v membenamkan



untuk



menutupi ketidak sanggupannya menepati



cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng



celleng modhus sangat hitam



diri’ ditagih



alasan



cèְtè [cɛʈɛ] n periuk



ngacelleng v menghitam



ekornya



melepaskan



cekcek [cɘkcɘk] n cicak



macelleng v menghitamkan



ètegghu’



dipegang



mencoba



mudah



cè’ [cɛʔ] adv sangat



alè’-palè’



kalau



pembungkus bambu muda yang dipenuhi



bilâ



nyiyom vt mencium cobbhu’ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mencuci beras



(ke dalam kubangan lumpur dsb)



cobik [cɔbik] n cobek; cowek



tacellet v terbenam; terperosok (ban)



cocor [cɔcɔr] n paruh



cello’ [cɘllɔʔ] v ciduk



acocor v berparuh



nyello’ v menciduk



acocor/cor-cocor



lo’-cello’ n alat untuk menciduk; gayung



teratur ke belakang menghadap satu arah



bunto’



idm



berbaris



cellot [cɘllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat



codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar



cèlo’ [cɛlɔʔ] a asam; kecut



cokka [cɔkka] n cuka



cempaka [cɘmpaka] n cempaka



coko’ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung



cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol



yang menutupi rambut, biasanya ditambah



cèngè [cɛŋɛ] n sambal



kerudung dibagian luar



cengkal [cɘŋkal] a membandel



acoko’ v berkerudung



cengkèr [cɘŋkɛr] n cengkir; kelapa yang



ako’-coko’ tae ‘berkerudung tahi’ terkenal



masih muda; mumbang cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut nyèngkol v menyikut kol-cèngkolan v saling sikut cèntong [cɛntɔŋ] n centong nyentong v menyenduk dengan centong cepplo’an [cɘpplɔan] n pemilihan kepala desa



karena sifat dan perangai yang buruk cokop [cɔkɔp] a cukup colo’ [cɔ.lɔʔ] n mulut acolo’ vi (kas) menyangkal tuduhan yang sudah terbukti. kacolo’an



suka



memperbesar



masalah



dengan menyampaikan kepada orang lain sesuatu yang sepele



acolo’ songai ‘bermulut sungai’ rakus



compo’ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah



colo’ bâlijjhâ ‘mulut penjual keliling’ suka



copa [cɔpa] n ludah



berbohong



dan



acopa v meludah



membesar-besarkan



sesuatu mengenai dirinya



nyopaè v meludahi



colo’ ebblèk



copa



‘mulut



kaleng’ gampang







ella



ghâgghâr



ka



tana



ta’



menangis; birnyè



èkennèng jhilât polè ‘ludah yang sudah



colo’ morbhur ‘mulut bercuap’ orang yang



jatuh ke tanah tidak bisa dijilat kembali’



perkataanya suka mencela dan menjelek-



janji yang sudah terlanjur diucapkan harus



jelekkan orang lain yang belum jelas



ditepati



kebenarannya



corok



coma [cɔma] p cuma



[cɔrɔk]



tacorok



rugi



dan



harus



nomboki



comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang lancang dan bukan pada tempatnya



D dâ’ [dǝʔ] p ke



dâri [dǝri] p dari



dâdâ [dǝdǝ] n dada



dâteng [dǝtɘŋ] v datang



adâdâ v berdada



adâtengngan v berdatangan



dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâ perib ‘dada



adâtengngè v mendatangi



gula, punggung mimba’ baik di muka



madâteng v mendatangkan



(umum),



teng-dâteng



namun



di



belakang



tampak



keburukannya dâdâr [dǝdǝr] n daun kering



v tiba-tiba: Teng-dateng ngamok, ta’ etemmo marghana. Tiba-tiba mengamuk tak jelas sebabnya.



dâdu [dǝ.du] n dadu



dâun [dǝun] n daun



adâdu vi melakukan perjudian dadu



adâun v berdaun



dâi [dǝi] n dahi



un-dâunan n dedaunan



dâjâ [dǝ.jǝ] n utara



lèng-ngalèng



ka



dâunna



bâringèn



makadâjâ v menjalankan, mengarahkan,



‘berlindung pada daun beringin’ mengaku



menghadapkan, dsb ke utara



sedikit demi sedikit



ngadâjâ v agak ke utara



deppa [dɘppa] n depa



dâkka [dǝkka] a tamak; loba; serakah Dâkka



bhibbhiddhâ



‘tamak/serakah serakah



bibit



menyebabkan



nèyat niat



adeppaè v mengukur dengan depa ngèco’



mencuri’



mnghalalkan



berbagai cara



ְdhâ’âr [dhǝʔǝr] v (T) makan adhâ’âr v (T) makan dhâ’ârân n (T) makanan dhâbâ’ [dhǝ.bǝʔ] n berudu; anak katak



dânga [dəŋa] adanga v mendongak



nga’-ènga’ dhâbâ’ ‘ingat-ingat berudu’



dângdâng [dǝŋdǝŋ] n burung gagak



lupa-lupa ingat



dâpor [dapɔr] n dapur por-dâpor v mengerjakan pekerjaan dapur



ְdhâdְdhâ’ [dhǝddhǝʔ] n pohon dadap dhâddhâ’



sanajjhân



èeccèddhâ



ghi’



dârâ [dǝrǝ] n darah



pagghun dhâddhâ’ kèya ‘sekalipun dicat,



adârâ v berdarah



dadap masih tetap dadap juga’ kenyataan



yang



ditutup-tutupi



lama-lama



akan



ketahuan juga



dhâurân [dhǝ.u.rǝn] n kayu untuk pikulan uang biasanya dibuat dari bambu dan



dhâddhi [dhǝddhi] vi menjadi Moga dhaddhi samporna. ‘semoga menjadi sempurna’



bersifat lentur dheddhel



v



[dhɘddhɘl]



mencelupkan



adhâddhiagi vi menjadikan



makanan untuk dicampur dengan sedikit



dhin-dhâddhin n hantu orang yang sudah



saos, kecap dsb. sebelum dimakan



meninggal dengan wajah asli orang yang



neddhel v melakukan deddhel



meninggal tersebut, biasanya datang tiba-



dhibi’ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri



tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian



ְdhidְdhi’ [ɖhidɖhiʔ] adj sedikit



madhâddhi v menjadikan



dhika [dhika] pron(M) kamu; anda



dhâghâng [dhǝghǝŋ] n pedagang



dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès ‘hari



adhâghâng v berdagang



Kamis’



dhâghângan n (barang) dagangan



dhina [dhina] bd, inj biar



dhâghâng tona adhu’um bhâtè ‘pedagang



adhina v menyisakan



rugi membagi-bagi untung’ orang yang



dhisa n desa



melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk



dhlubâng [dhlubəŋ] n kertas



memamerkan



dhu’um [dhuʔum] v membagi



kelebihan



yang



tidak



dimiliki



adhu’um v berbagi



sè adhâgâng, adhâghing ‘yang berdagang,



adhu’uman v berbagi (kebahagiaan, harta,



berdaging’ yang berusaha (berdagang)



dsb.) dengan orang lain



akan



nu’um v membagi



berhasil



dan



hidup



nyaman



ְdhukon [ɖhukɔn] n dukun



(berdaging) dhâghing [dhǝghiŋ] n daging



aְdhukon



adhâghing v berdaging; gemuk



v



menggunakan



pertolongan



dukun



dhalang [dhələŋ] n dalang



nukonè v bekerja sebagai dukun



adhâlâng v mendalang



dhulâng [dhulǝŋ] nulâng v menyuapi



dhâlâng èkarobbhui pangghung ‘Dalang kerobohan panggung.’ Pemimpin yang



adhulâng v menyuapi lâng-dhulâng(an) v saling menyuapi dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek,



celaka karena ulah sendiri. tadâ’ dhâlâng kakorangan lakon ‘Tak ada



menowel



dalang kehabisan cerita.’ Pemimpin yang



lit-dhulidhân v 1 saling mencolek atau



baik



menowel



selalu



keluar



dari



permasalahan



dengan



dengan baik.



n (T) rumah; kediaman dhâlko’ [dhǝlkɔʔ] n burung bangau; burung dhâlem



[dhǝlɘm]



usil



menowel



Jhâ’



atau



mencolek



lit-dulidhân,



bânnè



pettès. Jangan colak-colek, bukan petis. dhungèng [dhuŋɛŋ] n dongeng adhungèng v mendongeng



kuntul dhâmar [dhǝmar] n lampu; pelita adhâmaran v memakai lampu dhâpa’, pa’-dhâpa’an [paʔ.dhǝpaan] n tapak



dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng adhungngèng v mendongeng dhunynya [dhuñña] n 1 dunia 2 harta 3 alam fana, yaitu alam sebelum akhirat



kaki dhârâka



2



[dhǝrǝka]



a durhaka



dhupa [dhupa] n dupa adhupaè v membakari dupa



padhupaan n tempat membakar dupa;



dhuwâ’ butèr pohon atau buah salam diyâ [diyǝ] adv di sini



pedupaan dhurin [dhurin] n durian



dokar [dokar] n dokar



dhusa [dhusa] n dosa



duccol [duccɔl] v lepas



sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa



aduccol v melepas (pakaian dsb.)



saja



nuccolè v melepaskan



dhuwâ



[dhuwə]



n doa



dumalem [dumalɘm] adv dua hari yang akan



adhuwâ v berdoa



datang



adhuwâaghi v mendoakan



kadumalemma adv dua hari yang lalu



nuwâi v mendoai; berdoa untuk atau pada



dumpa [dumpa] v tumpah



nuwâaghi v mendoakan



madumpa v menumpahkan



dhuwâ atamba, bherkaddhâ korang ‘doa



duri [duri] n duri



bertambah, makanan berkatnya kurang’



aduri v berduri



tugas



bertambah



upah



tetap



atau



aduri pandân/martabhât durina pandân



berkurang



‘berduri pandan/ibarat duri pandan’ mau



dhuwâ’ [dhuwəʔ] n



meminta tidak mau memberi; pelit



dhuwâ’ bato pohon atau buah jamblang



duwâ’ [duwǝʔ] n dua



E è [ɛ] p di



aejjhâman v memakai jam tangan



ebbis [ɘbbis] n bis; bus



lo’ tao ngèding monyena ejjhâm ‘tidak



èbhu [ɛbhu] n ibu



pernah mendengar bunyi jam’ orang yang



èbir [ɛbir] a sifat pamer



dianggap tidak tahu aturan karena berasal



èbu [ɛbu] ribu



dari



èbuan n ribuan



n



kaèlangan v kehilangan karton



pembungkus



èding [ɛ.diŋ] dengar



yang



ngèding vt mendengar sakopèngan



menghebohkan



desa



bisa



menghilang.’ 2 vt menghilangkan Ustadz ‘mendengar



sekuping’ mendengar selintas egghung



adhabu jha’ bato bisa maelang najis. ngèlangngaghi vt menghilangkan Tello’



egghung [ɘgguŋ] n gong amonyè



maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se



madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‘sakti



barang produksi; dus



to’-koto’



ini



èlang [ɛlaŋ] vi hilang



ngeccèt v mengecat



ngèding



Ungkapan



èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri



aeccèt v bercat [ɘddʊs]



terpencil.



digunakan untuk melecehkan



eccèt [ɘccɛt] n cat



eddus



desa



bato bisa ngelangngaghi najis. ‘berbisik



ella [ɘlla] adv sudah



berbunyi gong’ karya besar yang hanya



ellong [ɘllɔŋ] long-ellongan n jalan tembus



berasal dari kabar atau rencana yang



èlmo [ɛlmɔ] n ilmu



sayup-sayup ejjhâm [ɘjjhǝm] n jam



aèlmo v berilmu; pandai



mara



èlmona



menabrak’ sendiri



tagghuk



orang



tanpa



‘seperti



yang



ilmu



emmas towa èsempo ‘emas tua disepuh’



enaknya



orang yang sekalipun keturunan orang



kesusahan



terpandang tetapi mau berguru kepada



mau



memikirkan



orang lain



siapa saja empa’ [ɘmpaʔ] n empat



èlong [ɛlɔŋ] n hidung ta’ tao jhâ’ konco’na èlongnga bâdâ



empo [ɘmpɔ] n empu (pembuat senjata)



lesengnga



èmpon [ɛmpɔn] vi lumpuh



‘tidak



tahu



bahwa



ujung



hidungnya belepotan’ orang yang tidak



èmpor [ɛmpɔr] aèmpor v berkubang lumpur



sadar akan keburukan sendiri



endâ’ [ɘndǝʔ] vi mau



ollè èlong mènta pèpè ‘dapat hidung



dâ’-mata’endâ’, di-budina èkala’ ngendâ’



minta pipi’ tidak pernah puas atau cukup;



pura-pura tidak hendak, padahal sangat



tamak; loba



berkehendak



èman [ɛman] a sayang emanan



ta’



a pelit; terlalu sayang pada



endâ’



katompangan



‘tidak



tertumpangi’ tidak mau berhutang budi



sesuatu



èngghi [ɛŋghi] (M/R) iya



ngaemanè v menyayangi



engko’ [ɘŋkɔʔ] pron(R) aku, saya



emba [ɘmba] n kakek/nenek embhân



[ɘmbhən]



mau



enjâ’ [ɘñjǝʔ] (R) tidak



v



ngembhân



ènjhâm [ɛñjhǝm] ngènjhâm v meminjam ènjhâman n hasil meminjam



menggendong (bayi dsb) di depan bhân-embhân n kain untuk menggendong



ennem [ɘnnɘm] n enam



abhân-embhân v memakai kain untuk



enneng [ɘnnɘŋ] neng-enneng v diam



menggendong



neng-ennengnga bessè tataèn ‘diamnya



sè la abhân-embhân ghi’ âghândhungè



besi berkarat’ diam karena memang tidak



‘yang



mampu (tahu dsb)



sudah



menggendong



di



depan



digendongi lagi di punggungnya’ orang



èntar [ɛntar] v pergi ngèntarè v mendatangi



yang sudah menanggung beban masih



entèk/tèk-entèghân [ɘntɛk/tɛkɘntɛghǝn] n



diberi tambahan beban lagi embhuk



[ɘmbhuk]



n saudara perempuan



yang lebih tua; kakak perempuan embi’ [ɘmbiʔ] n kambing embi’ ambhâ ka pakacangan ‘kambing



jari kelingking ngentèkaghi



v



‘mengelingkingkan’



meremehkan enten [ɘntɘn] (M) tidak ènten [ɛntɘn] n intan



terlepas ke kebun kacang’ menghabiskan



Ènten



semua makanan yang disuguhkan



diwadahi kelongkong’ orang yang mulia



embi’ kenynyang ghi’ ngandus ‘kambing



(bangsawan



dsb)



kenyang masih menanduk’ tamak; loba;



meskipun



bergaul



tidak pernah merasa cukup



kebanyakan



mara embi’ ngantor ghunong ‘seperti



ènten nyèllem ka cellot ta’ bhâkal orem



kambing menanduk gunung’ pekerjaan



‘intan yang tenggelam dalam lumpur tidak



sia-sia karena tidak mungkin berhasil



akan suram’ keluhuran sifat (orang) mulia



embu’ [ɘmbʊʔ] n ibu emmas [ɘmmas] n emas



èbâddhâi



kalontongan akan



‘intan



tetap



terlihat



dengan



orang



pasti tampak meski disembunyikan ènter [ɛntɘr] ènterran n baling-baling aènter v berpusing; berputar



eppa’ [ɘppaʔ] n bapak



ètèk [ɛtɛk] n anak bebek



èrèt [ɛrɛt] v seret



ètèk



ngèrèt v menyeret èrok



[ɛrɔk]



ngèrok



ècocorè



emmas



ghi’



bhâkal



ècocoraghi ka pacarrèn kèya ‘itik diberi



v



mengganggu;



paruh emas akan disusupkan ke air limbah



mengacau



juga’



orang



yang



sudah



terbiasa



èsak [ɛsak] a baik



berperilaku buruk sulit dibawa ke dalam



èssè [ɛssɛ] n isi



kebaikan



aèssè v berisi



ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè ‘itik



ngèssèè v mengisi èsto



a



[ɛstɔ]



tulus;



yang bertelur, ayam yang mengerami’ sungguh-sungguh;



seseorang



yang



melakukan



kebaikan,



serius; ikhlas



tetapi orang lain yang mendapat pujian



ngèstoaghi vt melakukan sesuatu untuk



sesuai dengan peribahasa ‘kerbau punya



orang



lain



dengan



tulus



ngestoaghi



susu, sapi dapat nama’



undangan ‘menghadiri undangan dengan



èter [ɛtɘr] aèter v berputar



tulus’



F faèdâ [faɛdǝ] n faidah; manfaat; kegunaan faham/fahâm



[faham/fahǝm]



v



fardu [fardu] n fardu fitna [fitna] n fitnah



faham;



mengerti



G gâlânon [gǝlǝnɔn] n ungkapan permisi; kula nuwun



ghâdhebbhung



ngajhâk



lotְto’



‘batang



pisang mengajak busuk’ kejahatan selalu



agâlânon



v



mengucapkan



permisi;



ghâgghâr [ghǝgghǝr] v jatuh



berpermisi gâlundung



[gəlunduŋ]



agâlundung



v



aghâgghârân v berjatuhan maghâgghâr v menjatuhkan



menggelinding gâlundur



menarik keterlibatan orang baik-baik



[gəlundur]



agâlundur



vi



Ghâgghârâ



dâdâr



ta’



kèra



jhâu



dâri



menggelinding



bhugkana ‘daun jatuh tidak jauh dari



magâlundur vt menggelindingkan



pohonnya’ seorang anak tidak akan jauh



gândhuru n sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sin. pana gessa [gɘssa] agessa v berbicara santai asa-gessa v berbicara santai (intensitas) ghâdhu



[ghǝdhu]



ngâdhu vt memakan lauk



tanpa nasi ghâdhebbhung



berbeda dari orang tuanya ghâjâ’ [ghǝjǝʔ] n gurauan; canda aghâjâ’ v bergurau; bercanda ngâjâè v menghibur (bayi) supaya tenang jâ’-ghâjâ’



patè’



‘gurau-gurau



anjing’



gurauan kecil yang sangat berpotensi [ghǝdhɘbbhuŋ]



pisang; gedebung



n



batang



menjadi pertengkaran



ghâjâ’



kembhângnga



kembang



tokar



perkelahian’



‘gurauan



nasihat



untuk



ghâjhâ [ghǝjhǝ] n gajah



maghânjhil



ghâlâghâs [ghǝlǝghǝs] ` gelagah katonon



‘gelagah



terbakar’



cepat naik darah tetapi cepat reda ghâlâta



koros



‘ibarat



kutu



busuk kurus’ tuan rumah yang menyajikan oleh-oleh tamunya sebagai suguhan



akanְta ghâltè’ nemmo padi ‘seperti gelatik menemukan padi’ menghabiskan semua suguhan yang diberikan; kemaruk rajâ ghâludhugghâ ta’ kera rajâ ojhânna/ kabânynya’an ghâludhuk korang ojhân



peribahasa



akan



besar



geledek



kurang



yang mirip



dengan



‘Tong kosong nyaring bunyinya.’ ghâmpang



[ghǝmpaŋ]



ghâmparan



mengandung aghandhu’ tae kerreng ‘mengandung tahi kering’ mempunyai maksud jahat terhadap orang lain ghândhung [ghǝndhuŋ] aghândhung v digendong di punggung ngândhung v menggendong di punggung ghânep [ghǝnɘp] a genap



v



1



menggenapkan



2



melengkapkan èbitong ghânep, èbirjhi’ ghânjhil ‘dihitung genap, diperinci ganjil’ keadaan serba tidak berkesesuaian



ngântè v mengganti



ghântong [ghǝntɔŋ] v gantung aghântong v bergantung ngântong v menggantung èghântong



tèngghi,



èbhendem



dâlem



‘digantung



tinggi,



ditanam



dalam’



hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang diperbuat ghârâp



[ghərəp]



aghârâp



v menggarap;



menyelesaikan suatu pekerjaan dari kakek



n [T] bakiak



ghândhu’ [ghǝndhuʔ] aghandhu’/ngandhu’ v



maghânep



ghântèan adv bergantian



ghârubhek [ghǝrubhɘk] n moyang; kakek



a gampang; mudah



[ghəmparan]



aghântè v berganti



tong-ghântong n gantungan (baju, dsb.)



ghâludhuk [ghǝludhuk] n geledek



hujan’



n penggganti: nyarè ghântè



tèn-ghântèn n pengganti; cadangan



ghâltè’ [ghǝltɛʔ] n burung gelatik



tidak



n jangkrik



tè-ghântè v berganti-gantian



ghâliyâ’ [ghǝliyǝʔ] n geli



geledeknya



ghântè



[ghǝntɛ]



yang rusak, kerugian, dsb)



ghâlincap [ghǝliñcap] n ketiak



hujannya/kebanyakan



ghânta’



ngântèè v mengganti (kerusakan, bagian



ghâlijek [ghǝlijɘk] ngâlijek v menggelitik



‘besar



v mengganjilkan



[ghəntaʔ]



‘mencari pengganti’



ghâlâta [ghǝlǝta] n kutu busuk martabhât



tidak stabil; berubah-ubah ghânjhil [ghǝñjhil] a ganjil



berhati-hati dan menjaga batas gurauan



ghâlâghâs



ghânjhâl [ghǝñjhǝl] jhâl-ghânjhil a goyang;



ghârubhuk [ghɘrubhuk] n gharubhek ghâtel [ghǝtɘl] a gatal tel-ghâtel n gatal-gatal gheddhâng [ghɘddhǝŋ] n pisang gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig orang



pendiam



yang



memiliki



pengetahuan dan pengalaman yang luas 1ghellâ’



[ghɘllǝʔ] n tawa



aghellâ’ vi tertawa lâ’-ngellâ’è vt menertawakan 2ghellâ’



[ghɘllǝʔ] adv tadi



ghellâng [ghɘlləŋ] n gelang aghellâng(an) v memakai gelang; bergelang ghendhâk [ghɘndhǝk] a sombong



ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ’



ghi’ [ghiʔ] adv masih



pa-apa



ghibâ [ghibǝ] v bawa



‘sombong



sombong



tidak



peribahasa



yang



melompong, ada mirip



sudah



apa-apanya’ dengan



‘Tong



kosong nyaring bunyinya’ ghendhâng



[ghɘndhǝŋ]



ngibâ vt membawa: Ca’na Ka’ Morsid



lamon ta’ ngibâ pèssè ta’ ollè noro’ ‘Kata Kak Morsid kalau tidak membawa uang



n gendang



tidak boleh ikut’



aghendhângan v bermain gendang



bân-ghibân n 1 barang bawaan 2 oleh-



gendhâng



oleh



ètabbhu



salajâ



‘gendang



ditabuh sebelah’ berat sebelah atau tidak



ghighi [ghighi] n gigi



adil



ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling



ghendhi [ghɘndhi] n kendi ghentang



[ghɘntaŋ]



ghilingan n gilingan



aghentang vi terlentang



maghentang vt menelentangkan tang-ghentangan



urutan; bergilir



tidur-tiduran



dengan



aghilir v bergilir ghilirân n giliran



posisi terlentang ghentang



ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan



nèngngep



‘terlentang



ghilir tampar ‘gilir tambang/ tali/ tampar’



telungkup’ pernikahan antara dua pasang



menyerahkan tanggung jawab diri sendiri



saudara, misalnya A dan B saudara, C dan



kepada orang lain sehingga orang lain



D saudara. A menikah dengan C, B dengan



tersebut yang memiliki tanggung jawab ghindhung [ghindhuŋ] v gendong



D, atau A dan D, B dengan C ghentong [ghɘntɔŋ] n gentong/tempayan ghentong



ekarobung



canteng



‘gentong/tempayan



dirubung



orang



tetap



tua



yang



gayung’



disambangi



keturunannya



ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir; sisi; bagian; pinggir ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi atau membuat



ghentong



nyarè



canteng



tempayan



mencari



gayung’



lubang (ditanah untuk



‘gentong/



hewan pembuat lubang di dinding atau



meminta



tembok bagi orang jahat yang masuk



pertolongan pada yang lebih lemah



secara



tadâ’ ghentong nyello’ ka cantèng ‘tak ada



aghubang



gentong menciduk gayung’ 1. orang tua



melubangi rumah Melan.’



tidak meminta balasan dari anak 2. yang



èghubâng v dilubangi



kuat yang bisa membantu yang lemah gherrâ [ghɘrrǝ] a kaku



paksa);



membobol



romana



Mèlan.



Maleng ‘Maling



ghucè [ghucɛ] n guci ghucè èkennèng kodungè ‘guci dapat



magherrâ v membuat jadi kaku



ditutupi’ perkara rahasia sekali pun tidak



gherrâ montengnga ‘kaku tulang ekornya’



dapat ditutup-tutupi



orang yang tata tutur dan gerak geriknya



ghudְdhu [ghudɖhu] n kue yang terbuat dari



sangat kaku dan tidak mau berkompromi



pisang,



atau keras kepala



dicelupkan pada adonan tepung sebelum



gherrâng



[ghɘrrǝŋ]



n sejenis ikan yang



dikeringkan gherrem [ghɘrrɘm] n geraham gherring [ghɘrriŋ] n sakit parah



ketela,



sukun



dsb.



digoreng. ghuְdhâ [ghuɖhə] v ganggu; goda aghuְdhâ v mengganggu; menggoda ghulâ [ghulǝ] n gula



yang



ghuli [ghuli] n gerak



martabhât ghung tèma ‘ibarat gong timah



aghuli v bergerak



– yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh



maghuli v menggerakkan



secara khusus’ orang yang diam jika tidak



ghulu [ghulu] n (T) leher



ditanya



ghulu’ [ghuluʔ] aghulu’ v berguling-guling



ghunong [ghunɔŋ] n gunung



di tanah



ghunong na’nong bâto klètְtak ‘gunung



ghulung [ghuluŋ] v gulung



udik



berbatu



putih kering kerontang’



aghulung v bergulung



tempat yang sangat terpencil dan sangat



ngulung v menggulung



sulit didatangi, pernyataan ini digunakan



ngulunggaghi v menggulungkan



untuk melecehkan ghuru [ghuru] n guru



ghun [ghun] cuma ghundul [ghʊndʊl] a gundul



aghuru v berguru



aghundul v memotong gundul rambut



ghusè [ghusɛ] n gusi



ghundulân n tuyul



ghuwâ [ghuwǝ] n goa



ghung [ghuŋ] n gong



godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga



H halwa [halwa] n halwa



hèdâ [hɛdǝ] pron (R) seda



(mara) halwa èkakan kocèng ‘ibarat halwa



hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian



dimakan kucing’ wanita yang secara sosial



seseorang yang diisi dengan membaca



memiliki derajat lebih tinggi menikah



doa; haul



dengan



laki-laki



yang



secara



sosial



derajatnya lebih rendah



I ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga



Islam [islam] n Islam



iman [iman] n iman



iyâ [iyǝ] (R) iya



J jâgâ [jǝgǝ] v jaga



dengan wajah menyerupai orang yang



ajâgâ v menjaga



telah meninggal dan mengenakan kain



jago [jago] a jago



kafan; jembalang



go-majago vi sok jago



jendèla [jɘndɛla] n jendela



jagowân n jagoan



jhâ’ [jhǝʔ] adv jangan



jârèya [jǝrɛya] n penunjuk jauh atau dekat; ini atau itu jârângkong



jhâbhâr [jhǝbhǝr] n harakat (fatha) dalam tulisan Arab



[jǝrǝŋkɔŋ]



n



hantu



yang



jhâghâ [jhǝghǝ] v bangun; berdiri



menurut kepercayaan muncul selama 40



jhâi [jhǝi] n jahe



hari sejak kematian berbentuk manusia



jhâi’ [jhǝiʔ] ajhâi’/nyâi’ v menjahit



jhâil [jhǝil] n iler



jhânjhi [jhǝñjhi] n janji



ajhâil v mengiler



ajhânjhi v berjanji



jhâjhâr [jhǝjhǝr] v jajar jhâjhâr



jhin-jhânjhin v saling berjanji



bâjâng



‘jajaran



wayang’



parjhânjhian n perjanjian



menempatkan sesuai aturan tempatnya



jhânor [jhǝnɔr] n janur



n julukan ajhâjhuluk vi berjuluk Sè pangdâlem ajhâjhuluk Sè Ghâmbhu. ‘yang kanan



jhârân [jhǝrǝn] n kuda



jhâjhuluk



[jhǝjhuluk]



berjuluk Si Ghambhu’



Jhârân celleng ghusè, èsemma’è ngokop, èjhauè



jhâjjhâlâng [jhɘjjhǝlǝŋ] n laron jhâjjhâlâng



ajhârânan v naik kuda; berkuda



nyandâr



ngettè’



‘kuda



bergusi



hitam,



didekati menggigit, dijahui menendang’ apoy/dhâmar



bercampur baur dengan orang yang sudah



‘laron bersandar ke api/lampu’ melakukan



terkenal bermoral bejat dan bertabiat



pekerjaan



busuk



yang



ka



membahaya-kan



diri



sendiri jhâlâ



pasti



akan



mencelakakan



keseluruhan lingkungannya



n jala



[jhǝlǝh]



jhârân



jhâlân [jhǝlǝn] n jalan



èkalèburè



perib



lorana



‘kuda



disenangi tuannya’ seorang bawahan yang



ajhâlân v berjalan



karena



ajhâlânè v menjalani



majikannya sehingga meningkatkan taraf



ajhâlânaghi v menjalankan



hidupnya



alân-jhâlân



v berjalan-jalan



Jhârân



jhâlu [jhǝlu] n susuh; tanduk pada kaki ayam



‘kuda



memakan muatannya’ orang (tamu) yang ikut makan oleh-olehnya sendiri



jarum



ajhangghel v bertongkol jhângghirâng [jhǝŋghirǝŋ] n sejenis lele akantha jhângghirâng nemmo cacemmer menemukan



kotoran’



memperebutkan barang yang tak berharga karena ketamakan



jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati jhâtè kasosobhân lojung ‘jati tersusupi kayu aren’ wanita yang secara sosial memiliki derajat lebih tinggi menikah



untuk



tempat tidur yang terdiri atas bantal dan dari



laki-laki



yang



secara



sosial



ajhâui v menjauhi



ajhângo v menggapai; menjangkau



berasal



pertandingan



jhâu [jhǝu] a jauh



jhângo [jhǝŋɔ] v gapai; jangkau peralatan



kapak’



derajatnya lebih rendah



ajhângka’ vi memakai dingklik



n



melawan



dengan lawan yang tidak seimbang



dengan



jhangka’ [jhəŋkaʔ] n dingklik



yang



bubudhânna



mara jhârum amoso bâddhung ‘seperti



jhângghel [jhǝŋghɘl] n tongkol jagung



guling



ngakan



mencuri di suatu daerah



ajhâmoè v memberi jamu (sapi dsb)



[jhǝŋsɛra]



oleh



penunjuk jalan bagi orang luar yang akan



ajhâmo v minum jamu



jhângsèra



diperhatikan



jhârum [jhǝrum] n 1 jarum 2 orang dalam



jhâmo [jhǝmɔ] n jamu



lele



karena



disenangi



tuannya tersebut



lân-jhâlân n tengah jalan



‘seperti



kecakapannya



jhâng-



dhunjângnga sera ‘penunjang kepala’



majhâu v menjauh u-majhâu v pura-pura menjauh jhebbhing [jhɘbbhɪŋ] n anak perempuan jhekjhek [jhɘkjhɘk] a ajeg; istiqamah jhelli’ [jhɘlliʔ] n klitoris; klentit



jhelling [jhɘlliŋ] v lihat



bahwa orang lemah ditindas oleh yang



ajelling v melihat



lebih kuat



nyellingngaghi v memperlihatkan; meng-



rajâ jhuko’na rajâ ghulina ‘besar ikannya,



amati



besar



pajhellingan n penglihatan



keadaannya



ling-jhellingan v melihat kesana-kemari



gerakannya’



sesuai



dengan



jhulu [jhulu] ajhulu v menjulurkan tangan



jherruk [jhɘrruk] n jeruk



untuk memberi atau menerima



jhilâ [jhilǝ] n lidah



nyuluaghi v menjulurkan (tangan, dsb)



jhilâ ta’ atolang ‘lidak tak bertulang’



Jhuma’at [jhumaʔat] n hari keenam dalam



berbicara sangat gampang, tetapi harus



penanggalan Madura; Jumat.



dipertanggungjawabkan



ajhuma’adhân



jhilât [jhilǝt] nyilât v menjilat Jhinmèra



pergi



melaksanakan



shalat Jumat.



n kependekan dari



[jhinmɛra]



v



jhumaadhân n shalat Jumat.



tajhin mera yang artinya bubur merah.



jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi



Bentuk ini digunakan untuk bulan Shafar



paling: jhung rajâân ‘berebut menjadi



dalam penanggalan Madura karena pada



paling besar’



bulan ini dianggap bulan penuh berkah dan diperingati dengan bersedekah tajhin mera.



jhungjhung



[jhuŋjhuŋ]



[jhinpɘdɖhis]



n kependekan



dari tajhin peddhis yang artinya bubur pedas. Bentuk ini digunakan untuk bulan Muharram



dalam



penanggalan



Madura



karena pada bulan ini dianggap bulan



mengacungkan tangan 2 menjunjung dorong untuk menjatuhkan ka’-jhungka’an v saling mendorong untuk menjatuhkan jhuntrong



a



[jhuntrɔŋ]



jhurâng [jhurǝŋ] n jurang



bersedekah tajhin peddhis.



jhuwâl [jhu.wǝl] vt jual



[jhubəʔ]



a jelek; buruk n takdir tentang pasangan



[jhudhu]



ajhuwâlân vi berjualan nyuwâl vt menjual



ajhudu v berjodoh



wâl-jhuwâl vi berjualan



nyudhuaghi/ajhudhuagi v menjodohkan



wâl-jhuwâlân



jhugghlâng



n lubang besar di



tanah jhujhur



a jujur



pajhujhur v berbuatlah jujur jhuko’ [jhukɔʔ] n 1 ikan: jhuko’ tasè’ ‘ikan laut’ 2 lauk: jhuko’ ajâm ‘lauk ayam’



vi



bermain



jual



beli



(permainan anak) ajhuwâl



[jhujhur]



tanpa



ajhuwâl vi menjual



hidup; jodoh



[jhugghlǝŋ]



mulus



hambatan



penuh berkah dan diperingati dengan



jhudhu



1



jhungka’ [jhuŋkaʔ] nyungka’aghi v men-



Jhinpedְdhis



jhubâ’



v



nyungjhung



bhâghus



‘menjual



bagus’



mengedepankan keunggulan penampilan atau kemampuan diri ajhuwâl bibir ‘menjual bibir’ mengada-ada untuk menggunjing



ajhuko’ v berlauk: Mon tellasân ajuko’



jijib [jijip] a tertib



ajâm Kalau hari raya berlauk ayam



jikar [jikar] n pedati



Jhuko’ kènè’ kakanna jhuko’ rajâ ‘ikan



jiya [jiya] n ini



kecil makanan ikan besar’ suatu kebiasaan



junèl [junɛl] a memiliki keterampilan dalam kesaktian



kajunèlan n kesaktian



jutaan jutaan



juta [juta] juta



K ka [ka] prep ke



kaju [kaju] n kayu



Ka’ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak laki-laki.



Mon kaju rajâ robbhu, kabbhi med-



kabâbâ [kabǝbǝ] a sanggup mengangkat atau membawa kabbhi



kabhuru



berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan



num semua



[kabhuru]



dhângnga. ‘Jika pohon besar tumbang, semua akan memotongnya’ Jika seorang



kabâsa [kabǝsa] a  kobasa [kabbhi]



ju-kajuân n pohon-pohonan



penghargaan (akibat pengkatnya) akan



a terburu-buru



dengan cepat menghilang.



kabin n kawin



kaka’ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang



akabin v menikah Ana’eng klèbun towa



lebih tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua



akabin bi’ randhâ. ‘Anak kepala desa-lama



kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ’.



menikah dengan janda’.



‘Makan, habiskan.’



kabinan n acara akad nikah.



akakan v menggerogoti; memakani



makabin v menikahkan Samad makabin



kakanan n makanan



Siti bi’ orèng jhâu. ‘Samad mengawinkan



makanè v memberi makan



Siti dengan orang jauh’. kabit



[kabit]



mulai



kabit



ngakan vt makan



bâri’



‘mulai



kakè [kakɛ] pron(R) kamu kala [kala] a kalah



kemarin’ kabidhân adv mula(i)nya



ngala v mengalah



kaca [kaca] n kaca



makala v mengalahkan: Kana’ juwa lakar



akaca v berkaca



kene’, tape bisa makala se raja. ‘Anak itu



kaca kebbhâng cermin besar



memang kecil, tetapi bisa mengalahkan



kacang [kacaŋ] n kacang



yang besar’



pakacangan n lahan kacang



kalaan/kaladhân [kaladhǝn] n selalu kalah



ghilir kacang idm sistem giliran yang



atau sering kalah



tertib berdasarkan aturan kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki kadhibi’



[kadhibiʔ]



pron sendiri



kala’ [kalaʔ] v ambil ngala’



nangka



vt



mengambil



e



budina



Mat Rai ngala’ roma. ‘Mat Rai



kadi’ [kadiʔ] p seperti



mengambil nangka di belakang rumah’



kaè’ [kaɛʔ] bd



ngala’aghi vt mengambilkan



ngaè’ v mengait



ngala’an n suka mencuri



makaè’ v mengaitkan (pada kait)



ngala’ atè mengambil hati



takaè’ v terkait (pada kait)



ngala’



endâ’ ngaè’ ta’ endâ’ èkaè’ perib ‘mau



sendiri; egois



karebbâ



dhibi’



suka



menang



mengait tetapi tidak mau dikait’ mau



kalabân [kalabǝn] p dengan; bersama



meminta, tidak mau dipinta; pelit



kalak [kalak] n sejenis buah mundu



nèng-konèng katolak



kalak,



tekka’a



‘kuning-kuning



meskipun



kuning



konèng



kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri



kalak,



atas beberapa rumah yang penghuninya



untuk



masih berkerabat dan letaknya terpisah



buah



tertolak’



perempuan/laki-laki lajang yang ditampik



dari kampung (mèji) lain



karena sikap dan kelakuan yang tidak



kana’ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil



menyenangkan meskipun berwajah cantik



dan belum dewasa Kana’ kene’ juwa



atau



akabin ghi’ kana’. Anak kecil itu menikah



tampan,



tidak



dianggap



sebagai



calon menantu yang diinginkan



saat masih kecil.



kalampok [klampɔk] n jambu air



na’-kana’ 1 n anak-anak 2 teman-teman



kalaras [klaras] n daun pisang kering



(sepergaulan): Na’-kana’ kamma kabbhi?



kalarè [kɘlarɛ] n daun kelapa kering



Teman-teman pada ke mana? 3 orang(-



kalè [kalɛ] n kali: Jhâ’ sampè’ tello kalè,



orang):



sabbhâr bâdâ bâtessa. ‘Jangan sampai tiga kali, sabar ada batasnya.’ kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala



Sèngko’ marè èntar dâ’ kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ’ na’-kana’. Saya telah datang ketempat yang dijanjikan tetapi tidak ada orang. kanca [kañca] n teman



desa di Madura



vi



kalènְtèng [klɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat



akanca



kalèttèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik



berteman



kalodu’ [kalɔduʔ] ngalodu’ v menelan



ngancaè v menemani



kalong [kalɔŋ] n kalung



sakancaan sepertemanan



akalong v berkalung



kanְdhâ [kanɖhǝ] vd berbicara



ngalongè v mengalungi terro



menginginkan



dhurin



durian’



nganְdhâi v memberi tahu



‘kelelawar



orang



yang



menginginkan sesuatu yang sangat sulit kaluwar [kɘluwar] v keluar makaluwar v mengeluarkan



membunglon;



rumah yang terdiri atas sampah kering digunakan untuk menghangatkan hewan ternak atau hanya mengabukan sampah sekam’



sot-ngosot



pa-kapa



‘mengelus-elus



kampowan [kampɔwan] perapian di luar



dalam



akaok v berkeok kapa [kapa] pa-kapa n pelana



menyesuaikan diri



kampowan



kandungan n kandungan



ditangkap



kamondurân [kamɔndurǝn] n bunglon



mara



kandung [kanduŋ] ngandung v hamil



kaok [kaɔk] n tiruan bunyi ayam saat



ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap



vt



kandhâng [kandhǝŋ] n kandang



mangandung v menghamili



kamar [kamar] n kamar



ngamonduraghi



pertemanan,



akanְdhâ v berbicara



kaluwang [kɘluwaŋ] n sejenis kelelawar kaluwang



melakukan



sekkem



‘seperti



menyimpan



kekuatan agar bertahan lama kampong [kampɔŋ] n kampung



api



tenaga/



ditunggangi’



lajhu



pelana



ètompa’



kuda



memuji-muji



lalu karena



memiliki maksud tertentu kapal [kapal] n kapal akapalan vi naik kapal kapor [kapɔr] n kapur ngapor n mengapur dinding (rumah). por-kapor



v



melakukan



pengapuran (rumah).



pekerjaan



Bâ’na ngakan kapor, sèngko’ ta’ noro’a



akasap v bekerja; mencari penghasilan



bâ’âng ‘Engkau makan kapur, aku tidak



kaso [kasɔ] a terburu-buru



akan merasakan getirnya’ sikap tidak



kasombhâ [kasɔmbhǝ] n kesumba



mencampuri



urusan



orang



lain;



individualis sakapor



kasombhâ sarè ka adâ’ ‘kesumba seri di awal’ orang yang bersenang-senang pada



sèrè,



sakacèp



sadhembil ghâmbir



pènang,



bân



digunakan sebagai



perumpamaan pengantar atau sambutan sekedarnya.



waktu muda, sengsara pada waktu tua kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal kata’ [kataʔ] n katak kata’



nèddhâ’â



kerbhuy/sapè



katak



kappra [kappra] a kaprah, lumrah



hendak menginjak kerbau/sapi’ keinginan



karaddhu [karaddhu] a laku; disukai



yang tidak mungkin berhasil



karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang merupakan tiruan bunyi daun-daun kering



katebbhung [kɘtɘbbhung] n batang/pohon pisang



yang terinjak(-injak) atau bunyi benda



kaְtèl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda



jatuh di antara daun-daun pohon



katkat [katkat] n cecak terbang



karaksagghâ è diyâ, tabbhugghânna è



akantha



dissa ‘suara berisiknya di sini, bunyi



‘seperti cecak terbang menggoyang pohon



jatuhnya di sana’ janji yang disebarkan ke



randu alas’



mana-mana, namun kenyataannya tidak karè [karɛ] n sisa



nanggher



kato [katɔ] akato vi memanggil ngatoe vt memanggil



akarè v bersisa



to-katoan v memanggil-manggil



rè-karè n sisa-sisa



kato’ [kaʈɔʔ] n celana pendek



karep [karɘp] n keinginan; hasrat



akato’(an) v memakai celana pendek



akarep vi berkehendak



ngato’è v memakaikan celana pendek



ngareppaghi vt mengharapkan



katon [katɔn] v kelihatan



kareppek [kɘrɘppɘk] n piyut atau canggah;



ngaton v memperlihatkan diri kaulâ [kaulǝ] pron(T) saya



anak dari peyo’ [karɔbuŋ]



ngarobung



vt



merubung



kèbâ [kɛbǝ] vd bawa ngèbâ



karopok [kɘrɔpɔk] n anak dari kareppek; anggas mendapat



makanan



(ayam)



2



membeber rata untuk dijemur/didinginkan



vt



Marlèna



ngèbâ



[kɛbǝn] n tempat mandi wanita yang



baru melahirkan 2kèbân



[kɛbǝn] n hewan



kebbi’ [kɘbbiʔ] akebbi’ v menggerakkan dua



(padi/nasi)



bibir



karkaran n tempat mendinginkan nasi



berbicara



yang sambil dibolak-balik dikipas



membawa



lessong ‘Marlena membawa lesung’ 1kèbân



karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah untuk



ngondhu



ngatoaghi v memanggilkan



terpenuhi



karobung



katkat



kecca’



membuka [kɘccaʔ]



dan



menutup



saat



a suka memperkatakan



kar-ngarkar colpè’ menunjukkan bahwa



keburukan orang lain seolah-olah dirinya



untuk makan harus bekerja



tidak memiliki keburukan sama sekali



karsa [karsa] n(T) kehendak



kecceng [kɘccɘŋ] a pekat; kental



kasap [kasap] n sumber penghasilan



kèco’ [kɛcɔʔ] v curi



v



co’-ngeco’



mencuri-curi



(waktu,



kembu [kǝmbu] n kembu kembung [kɘmbuŋ] a kembung



kesempatan, dsb)



v



ngèco’ v mencuri



makembung



ngèco’an a suka mencuri



seorang sehingga perutnya membesar dan



kèddhâng [kɛddhǝŋ] n kijang kambing dengan syarat tertentu untuk kelahiran anak perempuan dan dua untuk laki-laki



sebagai



se-



menderita.



kèka [kɛka] n aqiqah; memotong satu



anak



mengguna-gunai



tuntunan



dari



kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki kemmè [kɘmmɛ] n kencing akemmè v buang air kecil; kencing ngemmèè v mengencingi Kemmès [kɘmmɛs] n hari kelima dalam



Rasulillah akèka v melakukan aqiqah



penanggalan Madura; kamis



kèkèt [kɛkɛt] n gelut



kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk



akèkèt v bergelut



makan



ngèkèdhi v menggeluti; bergulat dengan



parutan kelapa yang dimasak dengan gula



kèkkè’ [kɛkkɛʔ] ngèkkè’ v 1 menggigit 2



(bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan



membuka



mulut



tentang



keterlibatan



seseorang kèkkè’an



‘(jika



nasi



kenca



ketan



yang



nasi



terbuat



ketan,)



jika



dari



teman



saudara’ peribahasa yang berasal dari



n



gigitan:



sakèkkè’an



‘satu



sejenis pantun yang maksudnya bahwa



gigitan’



kedekatan seorang teman bisa seperti



kè’-kèkkè’an v saling menggigit



saudara



kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur



kènè’ [kɛnɛʔ] a kecil kennal [kɘnnal] v kenal



atau kubul setelah buang air; istinja’ kèlan [kɛlan] n jengkal



akennalan v berkenalan



ngelane v menjengkali



ngennalaghi v mengenalkan



èberri’ sakèlan mènta sadeppa ‘diberi



nal-makennal v bersikap atau bertindak



sejengkal minta sedepa’ tidak pernah puas



seolah-olah kenal



atau cukup; tamak; loba



kenneng



kennengnga



kèlap [kɛlap] n halilintar kellar



[kɘllar]



v



mampu:



kellar



mellè



n tempat: Pasar abalanjha. ‘pasar tempat



[kɘnnɘŋ]



berbelanja’ akenneng v ada tempatnya



‘mampu membeli’ kembhâng [kɘmbhǝŋ] n bunga



kennèng [kɘnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat



akembhâng v berbunga



ngennèng v 1 mengenai 2 boleh (tidak



bâng-kembângan n bunga-bungaan



bahaya)



èberri’ kembhâng mâles cacemmer ‘diberi



lo’



kembang membalas air limbah’ ‘susu



menyebabkan



dibalas air tuba’



shalat



nambu’ kalabân kembhâng èbâles acan



kennèng



‘melempar dengan bunga dibalas terasi’



ucapannya’ dapat dipercaya



‘susu dibalas air tuba’ kembhâr



[kɘmbhər]



a kembar



akembhârân v berpakaian sama (corak, motif, dan warna)



ngennèng



talèè



masa



haid



yang



tidak



boleh



‘dapat



diikat



perempuan cacana



kento’ [kɘntɔʔ] n kentut akento’ v berkentut ngento’è v mengentuti kenynyang [kɘññaŋ] a kenyang



kakenynyangan n kekenyangan



mandhi. ‘Keris Mandirada ampuh karena



makenynyang v mengenyangkan



empunya mandi sebelum menempa.’



nyangkenynyangan a paling kenyang



Kerrès alompa’ pamorra ‘keris melampaui



keppè’ [kɘppɛʔ] ngeppè’ v mengepit 1kèra



pamornya’



[kɛra] v kira



yang



berbicara



sekehendak hati tanpa memikirkan akibat



ngèra v mengira 2kèra



orang



ucapannya kelak



[kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan



ketְtang [kətʈaŋ] n kera



bentuk penyangkalan ta’) mungkin: ta’



kettang



kèra ‘tak mungkin’



menurut



makong



n



kera



kepercayaan



putih



sebagian



yang orang



kerbhuy [kɘrbui] n kerbau



Madura merupakan transformasi hantu



kercet [kɘrcɘt] v 1 ciut; mengkerut 2



orang mati setelah empat puluh hari



(keong, siput, kura-kura, dsb.) masuk kedalam tempurung



kettè’ [kɘttɛʔ] n kaki belakang serangga seperti



kèrè’ [kɛrɛʔ] rè’-kèrè’ 1 n anak anjing 2 n,a anak kecil



belalang,



jangkrik



dsb



yang



digunakan untuk melompat menendang dsb.



kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan; besek



ngettè’ v menendang kebelakang



kerra’ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb)



ketteng [ketteŋ] n putus (jari)



akerra’ v terpotong



Tanang ketteng terro asello’a. ‘tangan



ngerra’ v memotong



putus pun ingin bercincin’ Peribahasa ini



ra’-kerra’ n ikan laut yang dijual berupa



digunakan



potongan-potongan



siapapun pasti ingin yang terbaik.



yang



sudah



v



melomba



menyatakan



bahwa



ketto [kɘttɔ] a keruh



dipanggang kerrap



untuk



[kɘrrap]



ngerrap



maketto v mengeruhkan; memperkeruh



kecepatan



kèya [kɛya] adv juga



kerrabhân n karapan sapi



kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram



kerras [kɘrras] a watak keras, kerras atèna:



ekiloaghi v dikilokan; dijual perkilo klabu [klabu] a abu-abu



keras hatinya. Mon kerras paakerrès. peribahasa yang



klèbun [klɛbun] n kepala desa



secara



ko’ol [kɔʔɔl] n keong sawah



harfiah



berkerislah’



berarti



yang



‘kalau



ditujukan



keras untuk



menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa harus mempersenjatai diri dengan laku utama. kerrèk [kɘrrɛk] v bunyi jangkrik akerrèk v berbunyi jangkrik ngerrèk v 1 kerik; kerok 2 menghaluskan



mata ko’ol ‘mata keong’ sebutan untuk orang yang terlalu mudah tertidur kobâl [kɔbǝl] n tampar mara



kobâl



tampar



èkemmèè



dikencingi



patè’



‘seperti



anjing’



selalu



membantah tidak mau kalah kobâsa [kɔbǝsa] a kuasa; sanggup



dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi



sa-makobâsa v bersikap, berbicara atau



kerik dari jangkrik



bertindak



kerrèng [kɘrrɛŋ] a kering kerrès [kɘrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada



mandhi polana empona mandi sabellunna



seperti



atau



seolah-olah



berkuasa kobher [kɔbhɘr] v sempat atau ada waktu kocèng [kɔcɛŋ] n kucing cèng-kocèngan v kucing-kucingan



kocèng calaka’ kucing garong du’-nondu’



kocèng



nga’-anga’ koko hangat-hangat kuku



‘tunduk-tunduk



kucing’ sikap diam yang mengandung along-kalong



tasbhi



‘kucing



berkalung tasbih’ terlihat alim atau suci di luar,



tetapi



penuh



makoko v menguatkan; mengukuhkan kokos [kɔkɔs] n asap



maksud dan niat tidak baik kocèng



koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat



kemaksiatan



di



akokos/ngokos v berasap kolè’ [kɔlɛʔ] n kulit akolè’ v berkulit le’-kole’ n kulit melulu



dalamnya kalah



ngolè’è v 1 memberi kulit 2 (rumah)



dengan tikus’ ungkapan untuk yang kuat



memberi lapisan dinding dengan adonan



kalah dengan yang lemah



mortar, campuran semen, kapur, tanah,



kocèng



kala



ka



tèkos



‘kucing



kocek [kɔcɘk] ngocek v mengulek (bumbu



dan air



dsb)



Man-èman kolè’na ghedְdhâng ‘Sayang-



cek-kocek n ulekan



sayang



du’-nondu’



cek-kocek



‘tunduk-tunduk



ulekan’ orang yang bersikap diam dan tidak



banyak



bertingkah



tetapi



dapat



melakukan sesuatu yang mengejutkan kocèng [kɔcɛŋ] n kucing



kulit



pisang.’



Terlalu



hemat



sehingga menjadi kikir kolek [kɔlɘk] n kolak akolek v memasak atau membuat kolak dem-ngeddem kolek ‘pekat seperti kuah kolak’ orang yang kelihatan diam dan



cèng-kocèngan v kucing-kucingan n ku-



kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba



cing mainan



mendapat hasil yang sangat besar



Mara kocèng èkalèburi na’-kana’ ‘seperti



komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri



kucing disenangi anak-anak’ disenangi



komkom [kɔmkɔm] v rendam



tapi tidak dijaga kebutuhannya



ngomkom v merendam



Mara kocèng èkaèn-maènan na’-kana’



komkoman n air rendaman bunga



‘seperti kecil’



kucing



dimain-mainkan



disenangi



tapi



tidak



anak dijaga



kompoy [kɔmpɔi] n cucu konci [kɔñci] n kunci ngonci v mengunci



kebutuhannya kodhi’ [kɔdhiʔ] n sejenis calo’/cakkong



konco’ [kɔñcɔʔ] n ujung



ma’ kodhi’ tataèn kolan rarèngkan ‘kok



akonco’ v berujung (tumpul, tajam, dsb.)



parang



ngonco’ v mencapai ujung



berkarat



banyak



tingkah’



meremehkan orang yang banyak tingkah



ta’



sebagai orang yang tidak mempunyai



ketemu ujung pangkalnya’ pembicaraan



kepandaian



ètemmo



konco’



bhungkana



‘tidak



tidak teratur dan kemana-mana



kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung adung-kodung



v



melakukan



sesuatu



konèng [kɔnɛŋ] a kuning konèng konyè’ jingga



dengan berpakaian kerudung



nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng



akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung



ta’ karaddhu ‘kuning-kuning buah mundu,



ngodungè v menutupi dengan tudung;



sekalipun kuning tidak laku’ kong-rokong v sejenis serangga kecil yang



menudungi kojhu’



[kɔjhuʔ]



n burung kutilang



koko [kɔ`kɔ] n kuku



terbang



berkelompok



menjelang maghrib



pada



sore



hari



konְtol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar



akorong v bersangkar



konyè’ [kɔñɛʔ] n kunyit



koros [kɔrɔs] a kurus



mara konyè’ bân kapor ‘seperti kunyit dan



makoros v menguruskan



kapur’ jodoh yang langgeng



ngorosaghi v menyebabkan kurus



kopa’ [kɔpaʔ] n tepuk tangan



ros-koros a kurus-kurus



akopa’ v bertepuk tangan akopa’



ta’



nombhuk



ros-korossa ‘bertepuk



tidak



ghâjhâ



‘kurusnya



gajah’



orang yang memiliki keagungan akan



menyumbang’ menyumbang saran tetapi



tetap dihormati meskipun jatuh melarat



tidak disertai tanggung jawab dukungan



korsè [kɔrsɛ] n kursi



yang nyata



kotak [kɔtak] akotak v berkotek (ayam)



kopèng [kɔpɛŋ] n telinga



akotak ta’ atellor ‘berkotek tidak bertelur’



ngopèng v mencuri-curi dengar



banyak bicara tetapi tidak menghasilkan



ta’ èkopèng v tidak didengar; diacuhkan



apa-apa



kopi [kɔpi] n kopi



kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan



akopi v (biasa) minum kopi



sebagai penutup payudara; kutang.



kora [kɔra] v membersihkan alat dapur



akotang vi memakai kutang akotangan vi memakai kutang



terutama alat makan setelah dipakai akora/ra-kora v membersihkan alat dapur



koto’ [kɔtɔʔ] ngoto’è v membisiki to’-koto’ v berbisik(-bisik)



terutama alat makan setelah dipakai korang [kɔraŋ] a kurang



kottong [kɔttɔŋ] n putus karena dipotong



akorang v berkurang



kuwa [kuwa] n kuah



ngorangè v mengurangi



kuwa’ [kuwaʔ] n asap



korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar



L la [la] adv sudah: bentuk pendek dari ella la’as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah lepas dari tangkainya dan belum digiling; gabah; antah labân [labǝn] v lawan alabân v melawan



laep cacana ‘paceklik ucapannya’ tidak banyak bicara lajângan [lajǝŋan] n layang-layang alajângan v bermain layang-layang laju [laju] a butut (karena lama disimpan atau dipakai)



labu [labu] n labu



lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ’na



labu [labu] v jatuh



dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu’.



malabu v menjatuhkan ladְdhing [ladɖhiŋ] n pisau laèn [laɛn] a lain; beda



‘Kalau dia memang hebat, itu kereta api suruh jadikan ikat pinggang.’ lakè [lakɛ] n suami



alaèn vi berpisah



alakè n 1 melakukan pernikahan dengan



èn-laènan a berbeda satu sama lain



seorang



laènan a berbeda



mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki



malaèn vt memisahkan



suami; bersuami (Satiya sitti la alakè)



laèp [laɛp] n paceklik



lelaki;



menikah



(sitti



Sekarang Siti sudah bersuami.



alakèya



kè-lakèan berganti-ganti suami karena sering kawin cerai.



v



malakèè



langngè’ jhâu bi’ somor ‘langit jauh dari sumur’ sesuatu yang tidak mungkin



menikahkan



anak/saudara



lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang



perempuan dengan seorang lelaki: Mat



malanjhâng v memperpanjang



Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol.



jhâng-lanjhâng a panjang-panjang



Mat Norsam menikahkan Nurhayati bulan



lanjhâng colo’ ‘panjang mulut’ orang yang



Rabiul Akhir.



suka



alake



matong



‘bersuami



patungan’



mengadu



menyampaikan



domba



dengan



gunjingan



seseorang



perempuan yang menikah dengan laki-laki



kepada orang yang dipergunjingkan



yang beristri



lanjhâng mara landaur ‘panjang seperti



lakè’ [lakɛʔ] n laki-laki



Landaur’ sangat tinggi



lako [lakɔ] n kerja



Jhang-lanjhangnga



are,



jhang-



po’-capo’



nemmo



alako vi bekerja



lanjhangnga



ngalakonè vt mengerjakan



moso ‘bersama jalannya hari dan jalannya



kalakoan n pekerjaan



vi



akon-lakon



bulan,



(sedang)



mengerjakan



sesuatu (biasanya hajatan) lamès [lamɛs] a suka meminta menjalani



hidup



cepat atau lambat ngalao’ agak ke selatan o’-lao’ yang paling selatan kalaparan n kelaparan



alampat vi berbekas



laris [larɪs] a laris



landaur [landaur] a sangat tinggi berasal dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang sangat tinggi.



lè’èr [lɛʔɛr] n leher lebbâs [lɘbbǝs] a terlalu lembek karena telalu masak (pada buah) lebbhu [lɘbbhu] n masuk



Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi lanְdhu [lanɖhu] a tumbuh subur (tanaman)



alebbhu vi masuk



landu’ [landuʔ] n cangkul



malebbhu vt memasukkan



alandu’ v mencangkul



v



lebbhur [lɘbbhur] lebur



melakukan



pekerjaan



[laŋghǝr]



n langgar



ngalebbii v memberi lebih



langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau bertindak



tidak



sesuai



lebbi [lɘbbi] a lebih alebbii v melebihi



menggunakan cangkul langghâr



ketemu terhadap



lapar [lapar] v lapar



berdasarkan ajaran tertentu lampat [lampat] n bekas



du-landu’ân



akan



pembalasan



lao’ [laɔʔ] n selatan



lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup



v



akhir-akhinya



musuhnya’



ketidakadilan pasti datang suatu saat,



lambhâ’ [lambhǝʔ] a pemurah; dermawan



ngalampaaghi



bulan,



dengan



tata



kesopanan terhadap orang yang lebih tua langka’ [laŋkaʔ] n periuk



lèbur



[lɛbur]



v



menyenangkan;



meng-



gembirakan ngalèburè v menyenangi lèbur



mata



‘senang



di



mata’



langka’ anyar polo’ anyar ‘periuk baru



menyenangkan atau senang saat melihat –



tutupnya



karena penampilan luar – tetapi saat



baru’



perumpamaan



pengantin baru langngè’ [laŋŋɛʔ] n langit



untuk



dicoba tidak suka



lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket, misalnya getah nangka



kolongnya besar’ besar pendapatan, besar



lecca’ [lɘccaʔ] alecca’ v meremas-remas untuk mencampur leccèng



lèncak rajâ, bhârumana rajâ ‘ambin besar pengeluaran lèngka



[lɘccɛŋ]



aleccèng



v



berlari



[lɛŋka]



alengka



‘menyeberangi laut’



atau jijik



ngalèngkaè v melangkahi



leddhu’



[lɘddhuʔ]



ngalènglèngè v memutari; mengelilingi



legghâ [lɘgghǝ] a lega



lengngen [lɘŋŋɘn] n lengan



lèkè [lɛkɛ] n selokan



alengngen v berlengan: alengngen pandâ’



lèkè ta’ nampèk ka bâ’â ‘selokan tidak menolak



lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèng v berputar



ledak



aleddhu’ vi meledak



dapat



melangkahi,



melewati, menyeberangi: alèngka tasè’



meloncat-loncat karena terkejut, takut, lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat



v



banjir’



seorang



anak



‘(baju) berlengan pendek’ lèntè [lɛntɛ] n lidi



remaja tidak dapat menolak perjodohan



leppet [lɘppɘt] n lepat



yang diatur orang tuanya



lèsan [lɛsan] n(T) mulut



lèkko [lɘkkɔ] a keruh



alèsan v bermulut



malèkko vt mengeruhkan



alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ ‘bermulut



lèma’ [lɛmaʔ] num lima



gula,



lembâr [lɘmbǝr] n lembar



manis saat berhadapan, tenyata terlihat



alembârân num berlembar-lembar lembhâjung



[lɘmbhǝjuŋ]



n tunas/daun muda



kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lembu’ [lɘmbuʔ] a lunak



berpunggung



mimba’



bermanis-



keburukannya di belakang lèseng [lɛsɘŋ] n jelaga lesso [lɘssɔ] a lelah; capai; penat lessong [lɘssɔŋ] n lesung



lembu’ bun-embunnanna ‘lunak ubun-



akanta lessong



ubunnya’ orang yang terlihat tenang saat



bolong’ harta yang cepat habis karena



disindir,



pemborosan



dikata-katai,



atau



diganggu,



burto’



lobâng [lɔbəŋ] n lubang



lemmes [lɘmmɘs] a lemas



alobang v berlubang



malemmes v melemaskan



alobângè v melubangi



mes-malemmes v bersikap atau bertindak



lobâng landâ’ liang lahat locèr [lɔcɛr] a loncer



seolah-olah lemas lempo [lɘmpɔ] a gemuk



loghâbâ [lɔghǝbǝ] a, v (ber)besar hati



lempoan a lebih gemuk



v



menggemukkan:



lesung



lo’ [lɔʔ] adv(MB) tidak



tetapi sebenarnya sangat marah lemma’ [lɘmmaʔ] a enak; lezat



malempo



‘seperti



lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon



malempo



abâ’ ‘menggemukkan badan sendiri’ po-lempo a gemuk-gemuk po-lempoan a paling gemuk lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur



kelapa lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung mara lombhung katoro’ ‘seperti lumbung bocor’ lekas habis karena pemborosan (harta, dsb) lompa’ [lɔmpaʔ] v terpa alompa’ v menerpa



lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun



lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua



lonca’ [lɔñcaʔ] alonca’ v melompat



sisinya



ca’-lonca’an v berlompat-lompatan



lotèng [lɔtɛŋ] n (rumah) tingkat: roma



lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena



loteng ‘rumah tingkat’



lora [lɔra] n 1 tuan; orang terhormat/



lotto’ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb) luwang [luwaŋ] v sudah (bekas) pernah



berpangkat 2 panggilan pada santri 3 panggilan untuk anak kiyai



dipakai, dimakan, dinikmati dsb.



lorèk [lɔrɛk] a loreng lorghâ



[lɔrghǝ]



wang-luwangè



a longgar; mendingan (batuk)



abbhâ



‘buang-buang



nafas’ nasihat yang percuma karena tidak



malorghâ v melonggarkan (ikatan, dsb.)



digubris



M ma’ [maʔ] kok



tadâ’ macan ngakan budu’na ‘tidak ada



ma’lum [maʔlʊm] v maklum



macan memakan anaknya’ tidak ada orang



ma’mom [maʔmɔm] n makmum



tua yang tidak sayang pada anaknya



ama’mom vi bermakmum



maddhu [maddhu] n madu



ma’na [maʔna] n makna



maghi’ [maghiʔ] n biji buah asam



ama’na vi 1 memaknai 2 memiliki makna ma’siyat [maʔsiyat] n maksiyat



Mahrib [mahrɪb] n maghrib makam [makam] n makam; kuburan



ama’siyat vi bermaksiyat



amakamaghi



vt



memakamkan;



maaf [maaf] n maaf



menguburkan



macan [macan] n macan; harimau



pamakaman n 1 pekuburan 2 penguburan



can-macanan n peran macan dalam tradisi



makhlok [mah.lɔk] n makhluk



seni pertunjukan Madura yang diperankan



makro [makrɔ] a makruh



oleh seorang laki-laki bertopeng macan



maksod [maksɔd] n maksud



macan kala ka embi’ ‘macan kalah dengan



malaèkat [malaɛkat] n malaikat



kambing’ diungkapkan bila yang kuat



malang [malaŋ] a melintang



kalah dengan yang lemah



malar moghâ [malar mɔghǝ] semoga Malar



yang mencelakakan anaknya sendiri



moghâ ana’ bhâdhân kaulâ sè kaduâ kèngèngah jhuְdhu salamet molaè dhunnya kantos akhèrèpon. ‘Semoga



macan



kedua anak saya tersebut menemui jodoh



macan



ngèkkè’



bunto’na



‘macan



menggigit ekornya (sendiri)’ orang tua ngerrep



kokona



‘macan



menyembunyikan kukunya’ orang yang



yang selamat mulai dunia sampai akhirat.’



lebih banyak diam, tetapi pada saat yang



malatè [malatɛ] n melati



tepat dapat bertindak cepat dan jitu



malekko’



[mɘlɘkkɔʔ]



negghu’ bunto’na macan ‘memegang ekor



melingkarkan



harimau’



tangghiling.



melakukan



sesuatu



mengundang bahaya atau celaka



yang



tubuh ‘Tidur



trenggiling.’ malèng [malɛŋ] n maling



v



tidur



Malekko’ melingkar



dengan



mara seperti



malèng ngako cèְtak ‘maling mengakui kepala’



menyatakan



kehadiran



untuk



mengakui kesalahan malo



a



[malɔ]



mano’ [manɔʔ] n burung saor



mano’



sahut-menyahut



amat



sangat



malu



manossa [ma.nɔs.sa] n manusia



(menyangkut martaat, harga diri, dan



maot [maɔt] n maut; kematian



kehormatan)



mara [mara] p seperti



manara [mɘnara] n menara mandhâr-mandhâr



mardâ [mardǝ] n bara api



[mandhǝr]



semoga;



ren-maren n makanan pencuci mulut sin.



tambhâ amès



(nasihat) sia-sia; tidak mempan mandi [mandi] v mandi



marghâ [marghǝ] n sebab



mandii v memandikan



amarghâ vi bersebab: Amarghâ asa-pèsa,



Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam pengganti



marè [marɛ] adv sudah mamarè v menyelesaikan



sinonim: mogha-mogha mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2



penanggalan



sehingga



gaduh



Madura



yang



penyebutan



merupakan



bulan



hijriyah



robâ messom ta’ kabâbâ ‘karena terpisah, wajah muram tak kuasa menanggung beban’ marhum [marhʊm] n orang yang telah



Jumadil Akhir. Mandimawwâl [man.di.maw.wǝl] n bulan kelima dalam penanggalan Madura yang merupakan pengganti penyebutan bulan



meninggal dunia martabhât [martabhǝt] 1n martabat 2 p seperti Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk



hijriyah Jumadil Awal. manè’ [manɛʔ] n manik-manik



pejabat yang tidak berasal dari keturunan



manès [manɛs] a manis



ningrat



mamanès v memaniskan



Mas



nès-mamanès v bersikap, atau bertingkah



untuk laki-laki yang telah menunaikan



seolah-olah manis



ibadah haji



mangkara’



[mɘŋkaraʔ]



ara’-mengkara’



v



tuwan



panggilan



(penghormatan)



masèghit [mɘsɛghit] n masjid



berbicara tidak mau kalah dengan nada



mashur [mashʊr] a mashur; terkenal



meninggi, membentak, dan menyentak



masjid [masjid] n masjid



seperti orang marah



maskè [mas.kɛ] p meski, meskipun



mangkèn [maŋkɛn] adv 1 sekarang: Baja



mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana



mangken dung-odung are ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 nanti Mangken dhimen jha’ ru-kabhuru. ‘nanti dulu



sello’ batu cincin amata v bermata 2 berbatu (zamrud,



jangan terburu-buru



ta-mataan v memaki dengan kata mata.



manjheng [mañ.jhɘŋ] v berdiri



intan, kecubung, dsb.) ètèmbhâng potè mata, angoan apotèa



mamanjheng v memberdirikan



tolang



pamanjengga cara berdirinya



‘daripada putih mata lebih baik berputih



manjhilân



[mañjhilǝn]



manjhing



[mañjhiŋ]



n biji buah nangka v tiba waktunya



(biasanya untuk shalat) mannè [mannɛ] n air mani; sperma



tulang’



perib yang



secara



harfiah



dimaksudkan



berarti untuk



menyatakan bahwa dari pada merasa malu lebih baik mati



mella’ matana gerrâng sebuah ironi yang



mara mènnya’ bân aèng ‘seperti minyak



ditujukan kepada seseorang yang tak



dan air’ tidak pernah menyatu; tidak



melihat



pernah akur



dan



lingkungan sangat



mempertimbangkan



sekitar



jelas



yang



sebenarnya



sehingga



melangkahi



mèra [mɛ.ra] a merah mamèra v memerahkan



kepentingan orang lain dan menyebabkan



mèrè [mɛrɛ] n kemiri



perselisihan



merrak [mɘrrak] n burung merak



ngangghuy mata buta, kopèng tèngel,



mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin



colo’ buwi ‘memakai mata but, telinga tuli,



messin [mɘssɪn] n mesin



mulut bisu’ tidak suka mencampuri urusan



amessin v bekerja menggunakan mesin:



orang lain



amessin padi merontokkan padi dengan



norotè



mata



kasta,



norotè



atè



matè



mesin perontok padi



‘mengikuti mata menyesal, mengikuti kata



messom [mɘssɔm] a (wajah) muram



hati mati’ mencita-citakan yang terlalu



mo’mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman



muluk-muluk dan berpikiran yang bukanbukan



menyebabkan



penyesalan



dan



celaka



kepada Allah modhin



[mɔdhin] n petugas KUA yang



bertugas menikahkan sebagai penghulu



matè [matɛ] v mati



moghâ-moghâ



matèè v mematikan



[mɔghǝ]



Mogha



semoga



dhaddhi sampornana. ‘semoga menjadi



mawar [mawar] n mawar



kesempurnaan’



mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati



mohal [mɔhal] a tidak masuk akal



Mè’rad [mɛʔrad] n Mikraj



Moharram [mɔharram] n bulan Muharram



mella’ [mɘllaʔ] vi terbuka mata



mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan



la’-mella’ 1 adv dalam keadaan sadar,



kerabat yang menurut agama Islam tidak



melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum



boleh dinikahi; muhrim



pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak



mokenna [mɔkɘnna] n mukenna



saudara



mola [mɔla] mulai



dan



tetangga



untuk



mempersiapkan acara dan beramah tamah mellak [mɘllak] a rakus



molana adv mulanya



mellèng [mɘllɛŋ] a nakal



molè [mɔlɛ] v pulang



mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulangulang



perkataan



dengan



amolaè v memulai



cerewet



dan



suara monoton



mamolè v memulangkan molèan n 1 hewan yang selalu pulang ke rumah 2 (santri) pulang ke rumah saat



mèlo [mɛlɔ] vi kebagian



liburan



mèmbhâ [mɛmbhǝ] n sejenis pohon yang



pamolèan n tempat untuk pulang



daunnya sangat pahit, biasanya digunakan sebagai jamu; mimba



Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari Maulid,



yaitu



Maulid



Nabi,



yang



mennem [mɘnnɘm] num enam



merupakan pengganti Rabiul Awal dalam



mènynya’ [mɛññaʔ] n minyak



penanggalan



Madura



biasanya



amènynya’ v berminyak



dimeriahkan



mènynya’ gas minyak tanah



memperingati kelahiran nabi Muhammad



menynya’ lettèk minyak goreng



Saw.



dengan



selamatan



Molodhan n ritual peringatan maulid Nabi



‘Pak



Muhammad Saw.



istrinya.’



Samad



datang



bersama



dengan



Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng



amoso v 1 (bi’) bertanding melawan:



molos ‘hitam polos’ monafèk [mɔnafɛk] a munafik monajât [mɔnajǝt] n permohonan kepada



Dâlem lomba ghellâ’ SDN Langkap 5 amoso SDN Langkap 3. ‘Dalam lomba tadi SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN



Tuhan dalam ibadah; munajat



Langkap 3.’



n mundu monteng [mɔntɘŋ] n tulang ekor monyè [mɔñɛ] n bunyi amonyè vi berbunyi mamonyè vi membunyikan nyè-monyèan n bunyi bunyian mopakat [mɔpakat] a mufakat morèd [mɔrɛd] n murid mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari monְdhu



amosoan v (saling) bermusuhan: Sebâb



[mɔn.ɖhu]



sittong dhisa torè jhâ’ amosoan. ‘Karena satu desa mari jangan bermusuhan.’ mostajhâb [mɔstajhǝb] a dikabulkan Tuhan; mustajab moְtak [mɔʈak] n monyet motèk [mɔtɛk] a pelit mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah meninggal dengan wajah asli orang yang



agama Islam; murtad



meninggal tersebut



mosafèr [mɔsafɛr] n musafir



muslim [mʊslɪm] n orang Islam



mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan



muslimat



mosèbâ [mɔsɛbǝ] n musibah



[muslimat]



n



orang



Islam



perempuan



moseng [mɔsɘŋ] n musang



muslimin [muslimin] n kaum muslim



moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama dengan Pak Samad dâteng moso binèna.



N Na’ [naʔ] n bentuk singkat dari ana’ yang digunakan dalam panggilan na’-enna’an [naʔɘnnaʔan] n boneka akanְta na’-enna’an kaju ‘seperti boneka kayu’ ditujukan untuk orang yang tindak tanduknya dalam bergaul terkesan kaku dan kasar nabbhi [nabbhi] n nabi anabbhi v bernabi; memiliki nabi naghârâ [nɘghǝrǝ] n negara



anakso v menuruti nafsu amarah nakto [naktɔ] n titik anakto v bertitik anaktoè v memberi titik nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan tetapi nanggher [naŋghɘr] n pohon randu alas nangka [naŋka] n nangka naong [naɔŋ] a teduh anaong v berteduh



anaghârâ v bernegara



manaong v membawa ke tempat teduh



naghârâ ngèbâ tata, dhisa ngèbâ cara



ong-naongan n tempat berteduh (dari



‘negara membawa tata, desa membawa



panas, hujan, dsb.)



cara’ setiap daerah memiliki adat dan kebiasaan sendiri-sendiri nakso [naksɔ] n nafsu amarah



nasè’ [nasɛʔ] n nasi nasè’ kembhâng nyamplong ‘nasi bunga nyamplung’ nasi putih campur jagung



nyabâ [ñabǝ] n 1 nyawa 2 nafas



nasè’ satangonan èlettè’è palotan ètem



anyabâ v 1 bernyawa 2 bernafas



sabutèr ‘nasi seperiuk kecipratan sebutir ketan hitam’ sumber kejahatan yang kecil



nyalèndhâ [ñalɛndhǝ] v bersikap, berpikiran,



dapat merusak tatanan suatu lingkungan



dan atau berbeda dari orang kebanyakan nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap



yang besar nembhârâ’



[nɘmbhǝrǝʔ]



n musim hujan



manyaman v membuat enak



nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau



kanyamanan n keenakan



nèmor kara kemarau berkepanjangan



nyaman bâdâ neng orèng ‘enak ada di



nèyat [nèyat] n niat



orang lain’ perasaan tidak puas dengan



anèyat v berniat



yang diperoleh diri sendiri menciptakan



ngara [ŋara] mungkin



perasaan bahwa orang lain kelihatan lebih



ngodâ [ŋɔdǝ] a muda



beruntung



v



dâ-mangodâ



bersikap



nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang



seolah-olah



bentuk panjangnya mon la kenynyang pas



masih muda niyat [niyat] n niat



molè ‘kalau sudah kenyang lalu pulang’



aniyat v berniat



tamu yang pulang setelah diberi makan



nya’nya’ [ñaʔñaʔ] anya’nya’ v membantah dengan



mengulang-ulang



seolah-olah kepulangannya hanya me-



perkataan



nunggu suguhan dahulu nyèllam [ñɛllam] vi masuk Islam (untuk



orang yang dibantah nya’nyang membantah



[ñaʔñaŋ] dengan



anya’nyang



v



muallaf) nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu



mengulang-ulang



nyo’nyo’ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu



perkataan orang yang dibantah



O obân [ɔbǝn] n uban aobân v beruban



ca’-oca’an n semua bentuk peribahasa Madura.



obâng [ɔbǝŋ] n(T) uang



ocol [ɔcɔl] v melepas agar bisa terbang



ngobângè v membeli



ngocol vt melepas agar bisa terbang



obbhâr [ɔbbhǝr] ngobbhâr vt membakar



odâng [ɔdǝŋ] n udang



aobbhâr vi terbakar: aobbhâr konco’eng



ghâ-raghâ odâng ‘seperti meraba-raba



‘terbakar ujungnya’



udang’ mencoba dan menjajaki



bhâr-obbhâr v membakar-bakar (sampah



kabbhina



dsb)



udang



obi [ɔbi] n ubi rambat



odâng



berkumis’



maksudnya



asongodhân meremehkan



menyatakan



tanpa



orang



tahu



dijelaskan



berisi’ diam yang bermanfaat



begitulah sebenarnya; kalau cuma begitu



aobu’ v berambut oca’ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan ngoca’ v mengatakan



semua



yang



bahwa



neng-ennengnga obi aèssè ‘diamnya ubi obu’ [ɔbuʔ] n rambut



pun



‘semua



semua orang juga tahu odi’ [ɔdiʔ] v hidup maodi’ v menghidupkan ngodii v menghidupkan ojhân [ɔjhǝn] n hujan



aojhân v berhujan-hujan



ompang [ɔmpaŋ] ngompang v membayar



kaojhânan v terkena hujan



v



ngojhânnaghi



bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang menghujankan;



diterima ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau



membiarkan terkena hujan ojhan tanges v ‘hujan tangis’ kemalangan



cabang



yang menimpa banyak orang sekali gus



buahnya



mara ojhân dherres ‘seperti hujan deras’



ngondhu v menggoyang pohon untuk



suara (gaduh) orang banyak



menjatuhkan buahnya



ngojhânnaghi



bujâna



dhibi’



pohon



untuk



menjatuhkan



ondhur [ɔndhur] v pergi



‘menghujankan garam sendiri’ orang yang



ondhur



sa’ang



dâteng



membual untuk menunjukkan kebaikan



merica



datang



cabai’



budi pekerti sendiri



ditinggalkan pemimpin yang keras untuk



ola’ [ɔlaʔ] n ulat



cabbhi



‘pergi



bawahan



yang



kemudian diganti pemimpin yang lebih



mara ola’ samennèt ‘seperti ulat bulu’



keras lagi onga’ [ɔŋaʔ] aonga’ v mendongak



lekas marah olar [ɔlar] n ular



ongghâ [ɔŋghǝ] vi 1 naik 2 naik kelas lo’



lar-olaran n ular-ularan olar ngèntarè kol-tokol ‘ular mendatangi



ongghâ ‘tidak naik kelas’ 3 berangkat bekerja ke Jawa: Ongghâa bila? ‘Kapan



pemukul’



mau berangkat?’



melakukan



sesuatu



yang



membahayakan diri sendiri olar



ngontal



ekornya



bunto’na



sendiri’



ngongghâi ‘ular



orang



menelan



tua



yang



mencelakakan anaknya sendiri



v



mendatangi



orang



yang



berperkara atau musuh untuk meminta keadilan dengan menuntut (permintaan maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau



oleng [ɔlɘŋ] olengngan/leng-oleng n kain panjang yang digunakan sebagai ganjalan saat membawa sesuatu di kepala dengan



menyelesaikan dengan kekerasan (carok, dsb) onjhur [ɔñjhur] n bagian bawah (kaki) saat



cara dilingkarkan sehingga melingkar dan



orang terbujur



berbentuk pipih



ngonjhur v duduk atau tidur dengan kaki



ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat ollè ngemmèn èemmèn polè ‘dapat dari memimta,



diminta’



pernyataan



yang



menunjukkan orang serakah yang suka meminta olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat berbaring 2 hulu



lurus; membujur ongkabhan [ɔŋkabhǝn] n susunan ungkapan yang



arti



unsur-unsurnya



tidak



jelas



terkait pada yang dimaksudkan, misalnya



sa kaddhu’ ra’ra’ ‘banyak sekali’, nga’enga’ dhaba’ ‘lupa-lupa ingat’, dsb. ontal [ɔntal] ngontalagi v melempar dengan



oman [ɔman] ngoman v membujuk



dilambungkan



ombâ’ [ɔmbǝʔ] n ombak



ngontal v minum (obat); menelan tanpa



ombhut



[ɔmbhut]



n semak belukar



omor [ɔmɔr] n umur; usia saomorra adv sepanjang hayat



mengunyah orem [ɔrɘm] a suram orèng [ɔrɛŋ] n orang ngorèngè v menemui tamu dalam acara hajatan



rèng-orèngan n 1 orang-orangan sawah 2



saudara



mainan atau boneka berbentuk manusia



menunjukkan



orèng dhumè’ orang atau kelompok orang



hubungan darah



yang berada pada stratifikasi terendah



orèng jhujhur matè ngonjhur ‘orang jujur



terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang



mati membujur’ orang jujur hidupnya



sejenis



tenang dan bahagia sehingga meninggal



orèng kong-rokong orang gembel



dengan damai



orèng



sarèyal



pa’polo



orang’



tidak



begitu



yang



berartinya



se-Real



Orèng madhurâ ta’ tako’ matè, tapè tako’



empat puluh’ rakyat jelata yang diberi



kalaparan ‘orang Madura tidak takut mati,



nama



orang madura takut kelaparan’ ungkapan



dengan



‘orang



menjadi



jumlah



kewajibannya



membayar pajak dalam setahun



yang



mara oreng akento’ perib ‘seperti orang



Madura dalam bertahan hidup.



kentut’



menuruti



orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra ‘orang



kehendak hatinya tanpa memikirkan orang



makan masih menyisakan butir nasinya’



lain atau keadaan sekitarnya



kesalahan atau kekurangan adalah sifat



mara orèng nabbhu canang perib ‘seperti



yang manusiawi



orang



yang



hanya



menunjukkan



perjuangan



orang



osong [ɔsɔŋ] ngosong vt mengusung



orang menabuh canang’ orang yang selalu



song-osong n usungan jenasah, keranda



memuji-muji dirinya sendiri perib



otang [ɔtaŋ] n utang



‘Seperti orang menabuh gong.’ Orang



aotang vi berutang



yang jika baik pekerjaannya tidak dipuji



maotang vi mengutangkan; membolehkan



karena memang sudah tugasnya, tetapi



pembelian dengan cara utang



kalau salah dimarahi.



ngotangè vi memberi utang



Mara orèng ngakan rojhâk cengkèr perib



parotangan n hal-hal yang berhubungan



‘seperti orang makan rujak cengkir kelapa’



dengan utang biasanya berupa jasa atau



perkataan yang manis tetapi menyakitkan



utang budi otang dârâ ‘hutang darah’



kerena mengandung sindiran



hutang nyawa yang harus dibayar dengan



Mara



orèng



martabhat



nabbhu



orèng



egghung



èlanyo’



bâ’â



perib



nyawa oto’ [ɔtɔʔ] n kacang panjang



‘seperti orang terhanyut banjir’ digunakan untuk mengumpamakan hakikat manusia



ghilir



dalam



berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,



hidup



kepentingan



pasti



diri



memikirkan



sendiri



sebelum



oto’



sistem



giliran



yang



tertib



dari depan ke belakang, dsb)



memikirkan kepentingan orang lain



owan



[ɔwan]



ngowan



v



menggembala



orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi orèng



perib



‘orang



menjadi



saudara,



P pa’a’ [paʔaʔ] n pahat



pa’a’ mènta ètokol/pa’a’ nyandar ka tokol



ma’a’ v memahat



‘pahat minta dipalu/pahat menyandar ke palu’



orang



yang



betanggung



jawab



terhadap perbuatan salahnya, misalnya orang



yang



menang



menyerahkan



diri



dalam



dengan



carok



suka



rela



pa’po’ [paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi pacca’ [paccaʔ] n bakiak



n



pakan [pakan] n pakan pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit dan membingungkan sehingga tidak thu



apacca’an v memakai bakiak [pacol]



paka’ [pakaʔ] a sepat/sepet makanè v memberi pakan



kepada pihak yang berwajib



pacol



majungè vt memayungi



cangkul



apa yang harus dikerjakan karena merasa kecil



untuk



menyiangi tanaman



serba salah berhadapan dengan orang yang memiliki kelebihan



padd̩hâ [padɖhǝ] a setara; sebanding



pako [pakɔ] n paku



padi [padi] n padi



mako v memaku



paè’ [paɛʔ] a pahit



mara pako ngennèng ka kaju ‘seperti paku



paghâr



[paghər]



n pagar



kena ke kayu’ orang yang teguh pada



apaghâr vi 1 memiliki pagar; berpagar 2 melindungi



diri



dengan



sesuatu



yang



pendirian pakon [pakɔn] n(T) perintah



bersifat magis Mon terro hasella kodhu



makon v memerintah



apaghar.



bâdâ pakon, bâdâ pakan ‘ada perintah,



‘Kalau



ingin



berhasil



harus



‘berpagar’’



ada makan’ ada kerja harus ada imbalan



ghâr-maghâr n melakukan pekerjaan yang



palappa



[palappa/pɘlappa]



n



rempah-



berhubungan dengan pagar.



rempah



maghâre vt memagari; memberi pagar



malappaè v memberi rempah-rempah atau



paghâr alas n rumah yang penghuninya



bumbu



tidak disukai karena melakukan hal yang



malappaè mano’ ngabâng ‘membumbui



tidak baik



burung terbang’ menghayalkan sesuatu



paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè



yang sia-sia



dhibi’ ta’ èrèksaghi perib ‘pagar orang diurus, pagar sendiri tidak diurus’ suka



palotan [palɔtan] n (beras) ketan palotan ètem ketan hitam



mencampuri urusan orang lain



pana [pana] n 1 sejenis santet yang berupa



pajhânten [pajhəntɘn] n pejantan



benda terang melayang di udara; sinonim:



pajhânten



iyâ



jhubâ’



tentu



jelek’



panapa [panapa] pron apa



seorang anak tidak jauh beda dengan



pandâ’ [pandǝʔ] a pendek



‘pejantan



jhubâ’ jelek



ana’na anaknya



orang tuanya pajhât



[pajhət]



gandhuru 2 panah



mapandâ’ v memendekkan



adv [T] memang



pandân [pandǝn] n pandan



paju [paju] a laku



pandhi [pandhi] n pandai (besi)



mapaju vt membuat laku, melariskan



mandhi v menempa (besi/logam)



‘melariskan



panebbhâ [panɘbbhǝ] n seikatan lidi (sekitar



jualan sendiri’ mengambil menantu dari



satu genggam), yang ujungnya dibiarkan



kerabat dekat



panjang, digunakan untuk membersihkan



mapaju



wâl-juwâllâ



dhibi’



pajung [pajuŋ] n payung apajung vst berpayung apajungan vi berpayung; memekai payung



isi rumah dari kotoran (debu, sarang labalaba, dsb.)



pangaro [pɘŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau hal



yang



terdapat



pada



anak,



istri,



apara’ v mendekat parabân [prabǝn] n perawan; gadis



dipercaya



marabânè v 1 memrawani; melakukan



dapat membawa keberuntungan Bungsona



hubungan seksual dengan gadis perawan



èangghep andi’ pangaro sebâb molaè laherra usaha eppa’na atamba lancar.



2 memakai pertama kali parabânan



n



‘Anak bungsunya dianggap mempunyai



pengantin



perempuan



pengaruh karena sejak kelahirannya usaha



pengantin pria sebagai balasan



binatang,



benda



dsb.



yang



seserahan



dari



pihak



kepada



pihak



parao [paraɔ] n perahu



bapaknya bertambah lancer.’ panggher [paŋghɘr] manggher v mengikat



aparao(an) vi naik perahu; berperahu



hewan pada pohon, tonggak dsb agar



mara parao sarat ‘seperti perahu sarat



tidak lepas



muatan’ kekenyangan sehingga tidak bisa



pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar



bergerak



pangpang [paŋpaŋ] n tiang panjhennengngan



parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa



[panjhɘnnɘŋan]



pron (T)



parèmpen [pɘrɛmpɘn] a hemat dan cermat parèng [parɛŋ] v beri



anda panjhilân [panjhilǝn] n biji nangka



aparèng vi memberi Beliau ampon bennya’



tidak bisa dipegang perkataannya karena



aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân tuntunan-tuntunanèpon dâ’ bhâdhân kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‘Beliau



selalu berubah-ubah pendiriannya.



(Rasulillah)



Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng ‘seperti biji nangka diwadahi piring’ orang yang



telah



banyak



memberikan



pao [paɔ] n mangga



ajaran-ajaran



papareghân [paparɛghǝn] n peribahasa yang



kepada saya dan Anda sekalian.’



dan



tuntunan-tuntunan



mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau



marèngè vt memberikan



dua baris dengan rima tengah dan akhir,



paparèng n pemberian; anugerah



misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè



sakembu.



parèbhâsan [parɛbhǝsan] n peribahasa yang tidak



menggunakan bahasa



kias



atau



papèyar [papɛyar] mapèyar v menempeleng



bukan perumpamaan, misalnya manggu’



(berasal dari tiruan bunyi atau onomatope)



ka karsana Allah, tada’ jhaghung obi dhaddi nase’, dsb.



pappa [pappa] n pelepah daun pisang pappa’ [pappaʔ] mappa’ vt mengunyah (makanan



dsb)



untuk



diambil



sarinya



paro



[parɔ]



paruh



(pembagian)



saparo



‘separuh’



kemudian ampasnya dimuntahkan



maro v memaruh



pappa’an n sisa tembakau setelah di-



paron n system bagi hasil (terutama dalam



gunakan untuk susur



bidang pertanian) dengan masing-masing



(mara) pappa’an takaè’ ‘sisa tembakau



dari dua pihak mendapat bagian yang



sesudah susur yang dikaitkan’ makian



sama



untuk



paro



bahwa



merendahkan orang



yang



dengan



maksud



dimaksud



tidak



berguna para’ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2 dekat



n paruh laba; bagi laba



bhatè



masing-masing separuh ngala’



paron



melakukan



v (bagi pemilik



usaha



dengan



dengan system bagi hasil



modal)



pihak



lain



parocabhân peribahasa bandingkan



n



adalah



patè’ celleng! sejenis makian yang artinya



langsung



mem-



anjing hitam



[parɔcabhǝn] yang



persamaan



keadaan,



sifat,



Mara patè’ arebbhu’ tolang ‘seperti anjing



atau perilaku dengan sesuatu dengan



berebut



menggunakan



makanan



pembanding,



seperti



akanta, mara, martabhât, marabhut yang berarti ‘seperti’, misalnya mara kettang mèghâ’ bâlâng ‘seperti kera menangkap belalang’, martabhât durina pandân ‘seperti duri pandan’ marabhut buwâna ghâ’-saghâân ‘seperti buah saga’ parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak karena tahu berada pada posisi salah parsemmon [parsɘmmɔn] n peribahasa yang



tulang’



ribut



memperebutkan



Mara patè’ bân kocèng ‘seperti anjing dan kucing’ tidak pernah akur Mara patè’ nemmo tolang ‘seperti anjing menemukan tulang’ serakah patong



[patɔŋ]



matong



v



mendapat



patungan patongan n patungan paya [paya] a payah pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura



berisi kiasan yang bersifat menyindir,



pè-apè



mirip bidal, misalnya ta’ tao lèbât è



tenggiling mati’ orang yang kelihatan



bâbâna bringèn korong ‘tak tahu lewat di



pendiam,



bawah bringin kurung’



tingkah di hadapan orang banyak, tetapi



pas [pas] p kemudian; lalu



tangghiling tenang,



matè dan



‘pura-pura



tidak



banyak



dibelakangnya sebaliknya



pasa [pasa] n puasa



pècet



[pɛcɘt]



mècet



v



1



memijat



2



apasa vi berpuasa



memencet



masaè vt berpuasa untuk suatu maksud



apècet v memijatkan diri (pada tukang



masae katerbi’eng ‘berpuasa untuk hari



pijat)



kelahiran’



cet-pècet n saling memijat (gantian)



pasaan n bulan (ber)puasa



peddhâng [pɘddhəŋ] n pedang



Pasa [pasa] n bulan kesembilan dalam penanggalan Madura sebagai pengganti penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa



meddhâng v menebas dengan pedang dhâng-peddhângan n pedang-pedangan; pedang mainan



dengan



pedְdhis [pɘdɖhis] a pedas Rassana cabbhi



pasar patemmonan n pasar yang diadakan



peddhis. ‘rasa cabai pedas’ pegghâ’ [pɘgghǝʔ] v putus megghâ’ v memutuskan (tali dsb.) mapegghâ’ v memutuskan (tali dsb.) ghâ’-pegghâ’ a putus-putus; banyak yang



berarti



puasa



yang



sesuai



kewajiban puasa bulan ramadlan pasar [pasar] n pasar. setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu hari sepanjang tahun kadi’ pasar tada’ acannana peribahasa



putus



yang arti harfiahnya ‘seperti pasar tak ada



pèghâ’ [pɛghǝʔ] v tangkap



terasi’. Peribahasa ini digunakan untuk



mèghâ’ vt menangkap



menyimbolkan kelompok yang berbicara



èpèghâ’ vp ditangkap



sendiri-sendiri



di



sebuah



(kelas, rapat, musyawarah dsb.) patè [patɛ] n santan patè’ [patɛʔ] n anjing



pertemuan



èpèghâ’



kaoghân



disembelih’



‘ditangkap



dimintai



tolong



untuk untuk



melakukan sesuatu secara mendadak



dengan tenggat waktu yang sangat singkat



sehingga



tanpa



persiapan



memadai mèghâ’



jhuko’



‘menangkap



ta’



ikan



buddhâgghâ tidak



ingin



cellot terkena



lumpur’ menginginkan sesuatu dengan tanpa bersusah payah pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan untuk



menulis



Sekarang



sastra



masih



lama



digunakan



Madura. dalam



pesantren untuk memaknai kitab kuning; pegon pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak besar bagian dalam paha biasanya untuk menghukum kenakalan anak. kang-pèkangan n paha bagian dalam tempat mekang. mèkang vt melakukan pekerjaan pekang pèkol [pɛkɔl] v pikul



sapèkol, saso’on secara harfiah berarti ‘sepikul, sejunjung’ yang dimaksudkan kodrat



laki-laki



bekerja dengan ‘memikul’ dan permpuan ‘menjunjung’ akanta pèkolan ta’ èrao’ ‘seperti pikulan tidak diserut’ untuk mengibaratkan orang yang dalam tindak tanduknya kaku dan kikuk lak-mapèlak v berbicara atau bertindak seolah-olah terampul dan cekatan



pellèr [pɘllɛr] n alat kelamin jantan atau laki-laki; penis peltèng [pɘltɛŋ] n gentong peltong [pɘltɔŋ] n tempat rumput dari daun kelapa pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang mon andi’na dhibi’ pènang/di’-andi’na orèng



bijjhân/mon



dunynyana



dhibi’



èman/mon andi’na orèng dhujân ‘kalau miliknya sendiri pinang, milik orang lain wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau milik



orang



doyan’



peribahasa



yang



berasal dari pantun yang ditujukan untuk orang yang pelit



pèngghir [pɛŋghir] n tepi; sisi; pinggir mèngghir v minggir; menepi pèngghirân n pinggiran; tepi pengko [pɘŋkɔ] a keras kepala (tentang sesuatu) pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben apènjhungan v memakai kemben pènta [pɛnta] v pinta mènta v meminta



v



lamaran



dalam



acara



pertunangan pènter [pɛntɘr] a pintar mapènter v membuat jadi pintar



pèlè [pɛlɛ] v pilih



mènterrè v menipu dengan kepintaran



mèlè v memilih



ter-mapènter



lè-pèlèan v suka pilah-pilih



bersikap,



pèlèan n pilihan ‘memilih



daging’



memutuskan dengan tidak adil karena uang, kekuasaan, dsb.



malam terang bulan



tan-pèntan



pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan



dhâghing



bulan biasanya dilakukan pada malam-



pendhusa [pɘndhusa] n peti mati



kol-pekol n pikulan



mèlè



kandungan yang telah mencapai tujuh



pendha’an adv lebih mendingan



pekolan n pikulan



menunjukkan



pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk



pènְdhâ’ [pɛnɖhǝ’] a mendingan



mèkol vt memikul



untuk



pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat



v sok pintar; berbicara,



atau



bertindak



pintar ter-pènterran a paling pintar



seolah-olah



pèpè [pɛpɛ] n pipi: Lamon ghun coma



abhâkalan gi’ ta’ ollè nyiom pèpè. ‘kalau hanya tunangan, belum boleh cium pipi’ pèrak [pɛrak] v senang; gembira



mèssè vi membayar [mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri’. ‘Buk mèssèè



Mariam membayar tembakau yang dibeli



kapèraghân merasa sangat senang



kemarin



percajâ [pɘrcajǝ] vi percaya



pèssè budu’ bunga uang, rente



mercajâaghi v mempercayakan



Mon ta’ èman pèssè sa sèn, ta’ kèra tao



kapercajâân n kepercayaan



andi’ sajhâmpel ‘kalau tidak sayang pada



pèrèng [pɛrɛŋ] n piring apèrèng



uang satu sen, tidak akan pernah punya



v berpiring: apereng emmas



‘berpiring emas’



satu rupiah’ orang yang boros tidak punya apa-apa



pèrèng bhâsa ta’ èkennèng raghum polè



pessen [pɘssɘn] n pesan



‘piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi’



apessen v berpesan



wanita yang sudah pernah menikah (janda)



messen v memesan



akan memiliki nilai sangat kurang menurut



pessennan n pesanan pètè’ [pɛtɛʔ] n anak ayam



laki-laki perrèng [pɘrrɛŋ] n bambu



pètè’ sa patarangan ta’ kèra padâ buluna



perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang



‘anak ayam sepeteluran tidak akan sama



bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri



bulunya’ sekalipun saudara kandung tidak



pada cabang-cabangnya



akan sama rupa dan kelakuannya



perres [pɘrrɘs] v peras



petְta [pɘtʈha] n (R) perkataan



merres vt memeras merres pello



konèng



apetְta v berkata-kata ‘memeras peluh



petteng [pɘttɘŋ] a gelap



v



kuning’ memeras keringat untuk bertahan



mapetteng



hidup



menggelpakan



perro’ [pɘrrɔʔ] n usus rajâ



perro’



‘besar



perro’



topona



jadi



gelap;



pettengngan n mati lampu usus’



mudah



teng-metteng v gelap-gelapan pètto’ [pɛttɔʔ] n tujuh



tersinggung dan marah tadâ’



membuat



‘tidak



ada



usus



peyo’ [pɛyɔʔ] n cicit



buntunya’ orang yang hanya memikirkan



piyo’ [piyɔʔ] n peyo’



diri sendiri



poְdhâk [pɔɖhǝk] n pudak; bunga pandan



pèsa [pɛsa] n pisah



yang wangi



apèsa vi berpisah



pokang [pɔkaŋ] n paha



asa-pèsa vi berpisah-pisah



poke [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau



mèsa vt 1 memisah 2 membeli Purnomo



mesa sapeda montor langsung dari dealer. ‘Purnomo



membeli



langsung dari dealer’ pèso [pɛsɔ] n makian apèsoan vi memaki mèsoè vt memaki pèssè [pɛs.sɛ] n uang



sepeda



motor



kemaluan perempuan; vagina pokol [pɔ.kɔl] pukul mokol vt memukul pokpak [pɔk.pak] sibuk atau cerewet karena hal yang tidak penting apokpak vi melakukan tindakan pokpak pola [pɔla] ala-pola v bertingkah polah polana [pɔlana] p karena



polè [pɔlɛ] adv lagi



mondhuk vi belajar di pondok pesantren



polo [pɔlɔ] puluh



pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan



polowan n puluhan



yang



polo’ [pɔlɔʔ] n tutup periuk



berasal



dari



lafadh



istighfar



‘astaghfirullah’ poro [pɔrɔ] n borok



polong [pɔ.lɔŋ] kumpul apolong vi berkumpul



kakona mara poro ‘kekakuannya seperti



long-molong vt mengumpulkan sedikit



borok’



demi sedikit



perilaku



mapolong v mengumpulkan



orang



yang



kakunya



sifat,



sikap,



menyakiti



dan orang



sekitarnya sehingga dibenci



molong vt memetik; memanen



porop [pɔ.rɔp] v tukar dhupa



morop vt menukar



nyoprè mèlo ro’omma ‘berkumpul dengan



taporop vi tertukar



orang membakar dupa agar kebagian



porop



harumnya’ bergaul dengan orang baik



menukar pemakaian, misalnya A memakai



Apolong



bân



orèng



ngobbhâr



akan membawa pengaruh yang baik bâcengnga



‘berkumpul



‘tukar



pakai’



tukar-



milik B dan B memakai milik A. potè [pɔtɛ] a putih



Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto mèlo



angghuy



mapotè v memutihkan



dengan



orang membakar tahi pasti kebagian bau



ngapotè v memutih: Ngapotè, wa’ lajârâ



busuknya’ berteman dengan orang yang



ètangalè. ‘Memutih, itu layarnya terlihat’



buruk perangainya pasti



akantha potèna tellor ‘seperti putih telur’



ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan



baik lahirnya, buruk batinnya



berwarna kuning karena dimasak dengan



mapotèa dângdâng potè, macellengnga



kunyit. Makanan ini sering ditemui pada



dhâlko’ celleng ‘memutihkan gagak putih,



perayaan-perayaan



menghitamkan



hari



besar



burung



kuntul



hitam’



agama/selamatan



hitam putih nasib bawahan ditentukan



ponar asekkol makanan yang disajikan



kebijakan atasan potong [pɔtɔŋ] v patah



pada selamatan karena pasangan yang menikah



telah



bergaul



dengan



motong v menggunting rambut



baik



mapotong v mematahkan



sebagai suami istri. Makanan ini terdiri atas ponar dan sekkol yang diberi irisan



powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak



telur



powasa [pɔwasa] n puasa



dadar.



Selamatan



ini



dilakukan



apowasa vi berpuasa



dengan mengundang tetangga sekitar. pondhuk



[pɔndhuk]



n pondok pesantren



Q Qur’an [qurʔan] n al-Quran



R ra’a [raʔa] n kutu air



mara râ’-dherrâ’ bâbinè’ ‘seperti tekukur



râ'-dherrâ’ [rǝʔdhɘrrǝʔ] n burung tekukur



betina’ berlagak berani tetapi penakut



raba [rabǝ] n rawa



araobhi taè ‘mencuci muka (seseorang)



rabet [rabɘt] n liana



dengan kotoran’ mempermalukan orang



raddhin [raddhin] a cantik



lain (orang tua, saudara, kerabat, teman



dhin-maraddhin v bersikap seolah-olah/



dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak



seperti orang cantik; sok cantik



baik dan memalukan



raè [raɛ] n wajah; muka



rasol [rasɔl] n tumpeng



rajâ [rajǝ] a besar: dhusa rajâ ‘dosa besar’



arasol vi mengadakan selamatan dengan



rajâ bhâdhuk ‘besar lambung’ banyak



tumpeng



makan sedikit kerja



muwâng



rajâ karep ‘besar hasrat’ angan-angan



‘membuang tumpeng, mengambil butir



tinggi



nasi’ karena serakah mengejar yang kecil



yang



biasanya



tanpa



rasol,



ngala’



butèr



perib



mempertimbangkan kemampuan diri



sedang yang besar yang dimiliki hilang



rajâ pakèbânna, rajâ pacarrènna ‘besar



karenanya



kamar



mandinya,



besar



pelimbahan



Rasol



[rasɔl]



n



bulan



keempat



dalam



comberannya’ besar pemasukan, besar



penanggalan Madura sebagai pengganti



pula pengeluaran



bulan hijriyah Rabiuts Tsani.



rajâ cètak, korang otek ‘besar kepala, kurang otak’ bersikap seolah-olah pintar, padahal sebenarnya bodoh



ratosan n ratusan rebba [rɘbbǝ] n selamatan berupa makanan



n raja rajhang n linggis rako’ [rakɔʔ] arako’ v mengambil sebanyakrajha



ratos [ratɔs] ratus



[rajhǝ]



[rajhǝŋ]



banyaknya dengan dua belah tangan



yang maksudnya dikirimkan kepada orang yang meninggal biasanya dilakukan pada setiap malam Jumat arebba vi melakukan rebba



rambhut [rambhut] n(T) rambut



Rebba [rɘbbǝ] n nama bulan kedelapan



rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain



dalam penanggalan Madura yang menjadi



sisa); perca.



pengganti



bing-rambingnga Kor’an ‘perca al-Quran’



Sya’ban. Nama Rebba berasal dari tradisi



orang yang selalu dihormati sampai usia



bersedekah



tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan



diperuntukkan



guru,



meninggal dari sebuah keluarga karena



yang



berhubungan



dengan



kebijaksanaan orang tersebut bing-rambingnga



sotra



‘perca



penyebutan makanan bagi



bulan yang



orang



Hijriyah pahalanya



yang



telah



dipercaya bahwa pada bulan ini adalah sutra’



bulan yang penuh berkah karena catatan



bangsawan sejati yang tetap berwibawa



amal satu tahun dikumpulkan dan catatan



meskipun tidak berpenampilan sebagai bangsawan rampa’ [rampaʔ] a rimbun randhâ [randhǝ] n janda rao’ [raɔʔ] v serut; raut arao’ v meraut; menyerut raop [raɔp] araop v cuci muka araobhi v mencucikan muka



amal baru dimulai. rebbha [rɘbbhǝ] n rumput rebbhâng [rɘbbhǝŋ] a berkobar; menyala besar Rebbhu [rɘbbhu] n hari keempat dalam penanggalan Madura; Rabu. rebbhuan diadakan setiap hari Rabu. Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan Muharram yang dipercaya sebagai hari



semua bala atau cobaan diturunkan dalam



Peribahasa ini meggambarkan orang yang



satu tahun



terlalu memandang tinggi kemampuan



rebbhu’ [rɘbbhuʔ] v rebut



dirinya



arebbhu’ vi berebut; merebut



Rerajah



n bulan kedua belas



[rɛrajǝh]



arebbhu’ jhuccong ‘berebut depan’ tidak



penanggalan Madura yang berarti ‘hari



mau antre



besar’



rèjhekkè



[rɛjhɘkkɛ]



n rejeki



Rejjheb



merupakan



pengganti



penyebutan bulan Hijriyah Dzul Hijjah.



kè-rèjhekkèan n untung-untungan



Disebut Reraja karena dalam bulan ini



n nama bulan ketujuh



[rɘj.jhɘb]



yang



dalam penanggalan Madura yang menjadi



terdapat



hari



besar



Idul



Adha



yang



merupakan tanda selesainya ibadah haji.



pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah



rèsè' [] v hujan rintik-rintik



Rajab.



ressek [rɘssɛk] n/a hidup bersih dan rapi



reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara areksaghi v mengurus; memelihara rembhak



[rɘmbhək]



Sek-ressek



n musyawarah



v,n



odang



terlalu



menghargai



kebersihan sehingga mengganggu orang



arembhâk v bermusyawarah bhâk-rembhâk



paressek vi bersihkan dan rapikan



sekitar.



(melakukan)



per-



musyawarahan



rèya [rɛya] ini ro’om [rɔʔɔm] a harum



rèmerrè n serangga yang sangat kecil yang



roba [rɔ.bǝ] n wajah



menyebabkan gatal remrem [rɘmrɘm] aremrem v merendam



aroba vi berwajah



yang



robbâna [rɔbbǝna] n semacam akronim



diadakan oleh orang-orang blater dengan



yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob



pembayaran yang tidak sama bergantung



abâ’na bâdâ è bâbana. ‘Di mana pun ada



pembayaran



diterima



tenda pesta dia ada di bawahnya.’ Orang



seperti



yang selalu hadir pada keramaian meski



rèmo



n



om-ro’om n sesuatu yang berbau harum



[rɛmɔ]



seseorang



semacam



yang pada



arisan



pernah acara-acara,



pernikahan, sunatan, dan terutama to’-



tidak diundang robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang



oto’ arèmo v melakukan remo



karobbhuân v terkena robohan pohon,



èrèmoaghi v dirayakan dengan remo



tiang, dsb



rèmo carok remo yang diadakan dengan



marobbhu vt 1 merobohkan 2 mencari



maksud



sandaran untuk masalah yang dihadapi;



menggalang



dana



untuk



melakukan carok



meminta



rempa’ [rɘmpaʔ] n ambruk atau sempal reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng oreng



pertolongan



Lamon marobbhu ka



penuh:



ba’eng ta’ sangghup, taretan. Jika kamu tidak sanggup mintalah tolong pada saudara (kerabat).



rengngè’ [rɘŋŋɛʔ] n nyamuk



robbhu



bhâta



perjodohan



dua



orang



saudara



berlindung



kayu’



saudara perempuan, misalnya A dan B dua



maksudnya naymuk yang berlindung dari



orang laki-laki bersaudara dan C dan D



tiupan



dua



angin



merasa



pohon dirinya



berjasa



karena menjaga kayu agar tidak tumbang.



orang



dengan



orang



Rengngè’ ngalèng ajâgâ kaju. ‘Nyamuk menjaga



laki-laki



dua



perempuan



bersaudara,



A



menikah dengan C, B dengan D atau A



sedikit dan tidak berarti, lama-lama penuh



dengan D, B dengan C



dan berarti; sedikit demi sedikit lama-



roghâ [rɔghǝ] a salah urat yang dibiarkan



lama jadi bukit



tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah



rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi



dan menyebabkan sakit



arompi buluna merrak ‘berrompi bulu



rojhâk v rujak



merak’



arojak v membuat rujak bersama)



tè’-lettè’



ngèrèt



ronjhângan



kong-rokong



n



sejenis



yang menyebabkan per-tengkaran orang tua



dan terbang bergerombol



rong-kerrong



roma [rɔma] n rumah



kerong-



kerong; sejenis hewan laut; therapon ropek [rɔpɘk] a sempit



rombu [rɔmbu] a kotor



roso’ [rɔsɔʔ] n rusuk



kembu



n



[roŋ-kɘrroŋ]



roman [rɔman] n merang padi rombu,



‘serangga



menarik lesung’ pertengkaran anak kecil



serangga yang muncul menjelang petang



long-polong



yang



ronjhângan [rɔñjhǝŋan] n lesung panjang



roko [roko] n mukenna [rɔkɔŋ]



penampilan



menyembunyikan kemiskinan



rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan



rokong



kebagusan



bit-abit



mengumpulkan



olle



barang



rote [rɔtɛ] n roti



sa



sangat



S sa’ang [saʔaŋ] n merica



sabbhil [sabbhil] asabbhil v berusaha keras



sa’ar [saʔar] n ijuk pohon aren



sabbhu’ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang



akantha sa’ar gherrana ‘seperti ijuk pohon



asabbhu’ v memakai sabuk/ikat pinggang;



aren kekakuannya’ orang yang dalam



bersabuk



bergaul kaku dan kasar tutur kata dan



asabbhu’ karet ‘bersabuk karet’ makan



tindak tanduknya



banyak sekali



sabâ [sabǝ] n sawah



sabellas [sɘbɘllǝs] num sebelas



sabâ’ [sabǝʔ] v meletakkan



Sabto



bâ’-sabâ’ n sesaji untuk makhluk halus yang diletakkan pada tempat keramat untuk mengobati tulah akibat melanggar



vt



n



hari



ketujuh



penanggalan Madura. sabu [sabu] n sawo sabu kecce’ [kɘcceʔ] n sawo kecik



meletakkan;



menaruh;



sada’ [sadǝʔ] n arit; sabit; clurit



memasang



saduhuna [saduhuna] adv apa adanya



nyabâ’ oca’ melamar perempuan oleh



saghara [sa.ghǝ.rǝ] n laut



keluarga



dekat



(acara



ini



dilakukan



songghâ



‘memasang



ranjau



senjata makan tuan



nyaghara v sangat luas nyaghara ngen-



angennna



sebelum upacara pertunangan) nyabâ’



dalam



sacca [sacca] a tulus setia



pantangan tempat tersebut nyabâ’



[saptɔ]



èterjhâk



dhibi’



diterjang



sendiri’



‘sangat



luas



angan-angannya’ sakonè’ [sakɔnɛʔ] adj sedikit



(seperti



laut)



sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ’eng jelas



sala. ‘Yang kamu lakukan jelas salah.’ 2 n kesalahan: Jiya lakar tang sala. ‘Itu



sambhel [sambhɘl] n lauk yang dibuat dari parutan



kelapa



tua



digoreng



dengan



bumbu sambhen [sambhɘn] nyambhen v meng-



memang kesalahanku.’ manyala v berbuat salah dengan sengaja



gemburkan tanah pada tanaman palawija



untuk



yang masih muda dengan mencangkul



mengganggu



atau



membuat



keributan



seputar akarnya



salabât [salabǝt] n uang sedekah dari tuan



sambhughel [sɘmbhughɘl] n simpul



rumah yang punya hajat dalam acara ritual



noccolè sambhughellânna atè ‘melepas



seperti selamatan, pelet kandung, dsb,



simpul



yang jumlahnya tidak ditentukan, biasanya



tertimpa kemalangan dengan setulus hati



diberikan pada pembaca doa.



sampat



hati’



membantu



[sampat]



nyampat



orang



v



melempar



salaja [sɘlajǝ] n sebelah



untuk menjatuhkan (buah dsb)



salamet [s(ɘ)lamɘt] v selamat



pat-sampadhân vi lempar-lemparan



v



asalamet



mengadakan



selamatan;



berkenduri nyalameddhi untuk,



yang



nyampat buwâna dhibi’ ‘melempar buah sendiri’ tamu yang terpaksa memakan



v



mengadakan



misalnya



selamatan



anggota



keluarga,



oleh-olehnya



sendiri



karena



oleh-oleh



tersebut menjadi suguhan tuan rumah



keberangkatan, perayaan dsb



sampay [sampai] sampayan n penjemuran



salameddhan n selamatan



sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya



salang [salaŋ] adv saling



batik)



salebbâr [salɘbbǝr] n katok kolor



bagian di atas pinggang dan bagian bawah



salèkko [salɛkkɔ] a rikuh



langsung jatuh ke arah bawah



salèn [salɛn] v ganti



asampèr v memakai samper



yang



dipakai



dengan



dililitkan



asalèn v berganti (pakaian dsb)



ngobâ sampèr ghi’ jhâghââ, malè’ oca’



salènan v pakaian ganti



tadâ’ nemmo ‘mengubah kain panjang



nyalènè v 1 mengganti 2 membelikan



harus berdiri, membalik lidak tak ada yang



pakaian ganti dalam pertunangan



tahu’



salèp [salɛp] nyalèp v menyusul salèp



gampangnya



orang



untuk



berbohong



ghuntèng/tarjhâ’



‘selisipan



sampèr laju è sampayan ‘kain panjang



gunting/tendang’ pernikahan antara dua



menjadi butut di penjemuran’ pekerja



pasang



cakap



saudara,



misalnya



A



dan



B



saudara, C dan D saudara. A menikah



yang



tidak



berkembang



kedudukannya



dengan C, B dengan D, atau A dan D, B



sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda



dengan C



samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha



saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat personifikasi,



misalnya



temon



amoso durian’ tada’



dhurin ‘timun melawan kerbhuy kaberraan tandu’ ‘tak ada kerbau keberatan tanduk’. samangkèn [sa.maŋ.kɛn] adv[T] sekarang



dhaddhi sampornana ka se nanggha’ sareng se nengghu. ‘semoga menjadi kesempurnaan



bagi



yang



menanggap



dengan yang menonton’ sanajjhân [sanajjhǝn] p meskipun sandar [sandǝr] v sandar



n



dar-sandar



sandaran:



dar-sandarra



hal-hal yang bersifat magis atau barang



korse ‘sandaran kursi’



barang klenik



nyandar v bersandar



asarat v 1 berobat 2 berusaha secara



sang [saŋ] a milikku: sang ana’ ‘anakku’



magis



sanga’ [saŋaʔ] num sembilan



misalanya dengan bantuan dukun atau



untuk



keberhasilan



sesuatu



a tanggap a sanggup



sarbhu [sarbhu] asarbhu v menggemburkan



nyangghubhi v menyanggupi



tanah pada tanaman palawija yang masih



sangghâp



[saŋghǝp]



sangghup



[saŋghup]



barang-barang bertuah



sangsang [saŋsaŋ] nyangsang v tersangkut di atas pohon, atap dsb.



muda



dengan



mencangkul



seputar



akarnya



nyangsangaghi v menyangkutkan



sarè [sarɛ] cari



santap [santap] nyantap v menempeleng



nyarè vt mencari: Lakona rèng majâng



santre [santrɛ] n santri



nyarè jhuko’ sabbhân arè. ‘pekerjaan



nyantre vi menjadi santri



nelayan mencari ikan setiap hari



pasantren n asrama tempat santri belajar sape [sa.pɛ] n sapi



rè-sarèan v mencari-cari sarè’at [sarɛat] n syariat



kerrabhan sape n karapan sapi



sareng [sarɘŋ] prep(T) dengan



sapeda [sɘpɛda] n sepeda



asareng vi bersama



asapedaan v bersepeda



sarok [sarɔk] tasarok v tertusuk duri kecil



sapo [sapɔ] n sapu



dan potongannya tertinggal dalam daging



asapoan v menyapu



sarong [sarɔŋ] n sarung



po-sapo n alat menyapu; sapu



asarong(an) v bersarung



po-sapo èsèmpay ‘sapu diikat’ peribahasa



sasat [sasat] p seperti



untuk



satiya [sɘtiya] adv sekarang



mengumpamakan



sebuah



kesetiakawanan atau persatuan



satos [satɔs] num seratus



po-sapo pegghâ’ sèmpayya ‘sapu lidi



Satto [sattɔ] n Sabto



lepas ikatannya’ anak yang bercerai-berai



sattoan n diadakan atau terjadi setiap hari



karena perpisahan / perceraian kedua



Sabtu: pasar sattoan ‘pasar yang ada



orang tuanya



setiap hati Sabtu’



sapo’ [sapɔʔ] n selimut asapo’ v berselimut nyapoe v menyelimuti sapolo [sɘpɔlɔ] num sepuluh sapora [sɘpɔra] n maaf



sè [sɛ] p yang sebbhit [sɘb.bhit] sobek asebbhit v tersobek nyebbhit vt merobek; menyobek sebbhut [sɘbbhut] vi sebut



asapora v meminta maaf



nyebbhut vt menyebut



nyapora v memaafkan



sebbhudhân n sebutan



sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ’eng



seda [sɛdǝ] pron (R) kamu



kodhu ghellem apasa lèma arè. ‘Syaratnya,



seְdha [sɛɖhǝ] v (T) meninggal dunia



kamu harus bersedia berpuasa selama



seher [sɛhɛr] n sihir



lima hari’ 2 berobat (biasanya pengobatan



nyeher v menyihir



alternatif) 3 pelindung atau kemampuan



sekep [sɛkɘp] n senjata yang dibawa untuk



terutama kesaktian yang diperoleh dari



menjaga kemungkinan terjadi perkelahian



asèkep/nyèkep v membawa senjata sèkep bingkèng bertolak pinggang



ditujukan



untuk



menyatakan



berartinya persaudaraan



sekkem [sɘkkɘm] n sekam



sengka [sɘŋka] a segan; sungkan



sekken [sɘkkɘn] a kuat; erat (ikatan, dsb.)



sengko’ [sɛŋkɔʔ] pron saya



masekken



tidak



v mempererat; memperkuat



Sennen



n



[sɘnnɛn]



hari



kedua



dalam



(ikatan, pertalian, hubungan, dsb)



penanggalan Madura.



panyekken n penguat (ikatan, pertalian,



sennenan n diadakan atau terjadi setiap



hubungan, dsb)



hari Senin: Pasar sennenan ‘pasar yang



sekkèn [sɘkkɛn] n senjata sejenis keris yang sekkol [sɘkkɔl] n lauk yang dibuat dari parutan



kelapa



tua



digoreng



dengan



bumbu



seppur [sɘppʊr] n kereta api sereng [sɛrɛŋ] n pertemuan lautan dan daratan; pantai pengghir sereng ‘tepi laut’



sèkot [sɛkɔt] nyèkot v 1 (jahit-menjahit) memotong pola 2 membentuk saat musuh tidak siap atau lengah nyèlèp v menyerang dari belakang saat



seset



akela



istnja’’membersihkan



sella’ [sɘllaʔ] a sesak karena berjejal



capung



tubuh



(mandi)



dengan sangat singkat. settep [sɘttep] n ketapel settong [sɛttɔŋ] n satu seyam [sɛyǝm] n puasa



la’-sella’è hanya bikin sesak sèllem [sɛllɘm] nyèllem v 1 menyelam 2



aseyam vi berpuasa Singke’ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina.



tenggelam sello’ [sɘllɔʔ] n cincin



Mara Singke’ kaelangan dhacen secara



asello’(an) v memakai cincin; bercincin [sɘmbhǝjǝŋ]



n sembahyang



nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah) [sɘbhur]



v sembur



harfiah



berarti



kehilangan untuk



‘seperti



dacin’



yang



menggambarkan



sittong [sittoŋ] num satu



nyembhurraghi v menyemburkan



siyong [siyɔŋ] n taring



semmo [sɘmmɔ] adv agak



asiyong v bertaring



sèmpen [sɛmpɘn] nyèmpen v menyimpan,



siyongan n ikan lele



menabung



Slasa



sèmpennan n simpana; tabungan [sɘmpɔ]



nyempo



Cina



totok



dimaksudkan orang



yang



membuat keributan karena hal kecil.



nyembhur v menyembur



sempo



‘seperti



nyettep v mengetapel



musuh tidak siap atau lengah



sembhajang



seset [sɛsɛt/seset] n capung akadi’



sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang



sembhur



diadakan tiap hari Senin’ seppat [sɘppat] n ikan sepat



tidak berlekuk dan lebih kecil



v



menyepuh



(perhiasan) sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah atau mata uang lain sendu’ [sɘnduʔ] n senduk sayur



[slasa]



n



hari



ketiga



dalam



penanggalan Madura. so’on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di kepala 2 (T) memohon; meminta nyo’on v 1 menjunjung barang di kepala 2 memohon; meminta panyo’on n permohonan



ta’ abau sendu’ ta’ abau centong ‘tidak



soca [sɔca] n (T) mata.



berbau senduk tidak berbau centong’ yang



sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan daun pisang yang dibuat dengan melipat



kedua



ujung



dan



langsung



dibuang



Madura



dalam



sesudah dipakai



penghidupan,



nyodu v menyendok dengan sodu



jodoh



du-soduan



v



menyedok



gerak



tempat



pencarian



bermukim,



dan



songkèl [sɔŋkɛl] nyongkèl v menyelipkan



berkali-kali



dengan



senjata dibalik pakaian untuk berjaga-



sodu lebbi sodu korang tajhin ‘lebih



jaga, bersiap-siap, atau untuk pembelaan



sendok kurang bubur’ orang yang lebih



diri



banyak mengumbar janji daripada yang



ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng



ditepati



ètapok



sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah



ta’



alabân



‘bergagah-gagah



menyelipkan keris tetapi ditampar tidak



semua dengan sempurna 2 berkeagamaan



melawan’



sokklat [sɔk.klat] a warna coklat



berlagak



berani



sebenarnya



penakut



sokkor [sɔkkɔr] n syukur



songot [sɔŋɔt] n kumis



soko [sɔkɔ] n kaki



asongot/asongodhân v berkumis



nyoko v mengaki



songsang [sɔŋsaŋ] nyongsang v terbalik



nyoko ajâm ‘mengaki ayam’ meski terlihat



soprè [sɔprɛ] nyoprè v mencari; mengharap



buruk di luar, tetapi baik di dalam



Sora [sɔra] n bulan Muharram



solak [sɔlak] nyolak v memberi lebih banyak



soro [sɔrɔ] nyoro v menyuruh soso [sɔsɔ] n payudara



dengan maksud tidak suka atau tidak baik solap [sɔlap] a silau



nyoso vt menyusu; menetek



somajâ [sɔmajǝ] n janji yang ditentukan



nyosoè vt menyusui sosoan n hasil pekerjaan menyusui taretan



waktu dan atau tempat somor [sɔmɔr] n sumur somor ditimba’



èèssèè



sosoan,



ètèmbâ



meminta



‘sumur



sesuatu



diisi



saudara



susuan



atau



karena



menyusu pada satu orang



sedangkan



soson [sɔsɔn] susun



v



sesuatu tersebut sangat dibutuhkan oleh



asoson



orang yang diminta tersebut



‘bersusun tiga’



songai [sɔ.ŋai] n sungai



bersusun:



asoson



tello’



nyoson v menyusun sotra [sɔtra] n sutra



Songennep [sɔŋɘnnɘp] n kabupaten paling



asotraan v memakai pakaian dari sutra



timur pulau Madura; Sumenep. Songennep ta’ abingker ‘Sumenep tidak berbingkai’ tidak adanya batas bagi orang



T ta’ [taʔ] adv (MT) tidak



bâr-tabârrâ birâ sapakanְdhângan tadâ’ ta’



tabâng [tabǝŋ] v kejar



bâdâna



ghâtella



‘setawar-tawarnya



nabâng v 1 mengejar 2 mengejar perkara



tumbuhan birah sekandang pasti ada



hukum, misalnya dengan menyuap dsb.



gatalnya’ perdamaian dalam pertikaian



bâng-tabângan v kejar-kejaran



antar keluarga pasti menyisakan sakit hati



1tabâr



[tabǝr] a tawar



meski sekecil apapun 2tabâr



[tabǝr] v tawar



nabâr v menawar



tajhin



v



bâr-tabârân



saling



tawar;



tawar-



menawar



dimaksudkan



bubur



untuk



yang



menetralkan



pengaruh tidak baik bulan shafar. Bubur



tabbhu [tabbhu] v tabuh



ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama



nabbhu v menabuh tabbhuk



sappar/mèra



[tabbhuk]



bubur merah manis (coklat gula Jawa)



n bunyi jatuh/gedebuk



tabbhughân adv berbunyi gedebuk



tepung



kenyal



yang



putih asin yang dimasak dengan santan



atabu’ v berperut suka



gumpalan



memanjang (disebut bai’ ‘isi’) dan bubur



tabu’ [tabuʔ] n perut bu’-tabu’ân



berisi



berisi bai’ yang bulat lebih besar dari bai’ meminta



makanan



bubur merah



terutama bagi seorang guru



tajhin somsom bubur tepung beras putih



tabu’ karèt ‘perut karet’ banyak makan



dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan



tadâ’ [tadǝʔ] v tidak ada



daging dibumbui merica, bawang putih,



matadâ’ v menghabiskan tadâ’



attas



bâbâna



‘tidak



pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk ada



atas



pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,



bawahnya’ memperlakukan secara adil



membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik



tadâ’ bâbâ èrèna ‘tidak ada bawah irinya’



sapi makan bubur ini jika ada sisa



memperlakukan secara adil



tajhin sora/peddhis bubur beras putih



taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia)



dengan cincangan opor daging sapi, pelas



ataè vi buang air besar



udang, dan cincangan kelapa muda yang



tae(na) jha’ bâdââ oto’na ècongkè’ polè



disediakan untuk merayakan 10 Muharram



‘andai saja tahinya ada kacangnya akan



ada juga yang disediakan untuk kematian



dicungkil lagi’ sangat pelit; kikir



Husain



èontalè malatè ngantep taè ‘dilambungi



Karbala



melati, melempar tahi’ ‘susu dibalas air tuba’



(cucu Nabi)



dalam



perang



di



tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di tanah dengan kayu lancip kurang lebih



tajhâ’ [tajhǝʔ] v tarik



seukuran tangan untuk ditanami jagung,



najhâ’ v menarik



kacang tanah dsb pada lahan kering



ètajhâ’ èèrèt ‘menarik menyeret’ sangat



jhu-tajhu n alat untuk najhu takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‘Allaahu



irit tajhem [tajhɘm] a tajam matajhem v menajamkan



Akbar’; takbir Takepe’ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam



tajhem mara bellât ‘tajam seperti sembilu’



penanggalan Madura sebagai pengganti



sangat tajam



penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa’dah.



tajhi [tajhi] n susuh



Bulan ini disebut takepe’ ‘terjepit’ karena



èkennèng tajhina dhibi’ ‘terkena susuhnya



berada di antara dua bulan mulia Syawal



sendiri’ senjata makan tuan



dan Dzul Hijjah.



tajhin



[tajhin]



n bubur



taker [takɘr] v takar



tajhin sanapora bubur berwarna hijau,



naker v menakar



ditaburi gula merah, dan di beri santan.



ker-taker n alat untuk menakar



Bubur ini disediakan dalam selamatan perjalanan



naker



kakan



‘menakar



makan’



nambhai vt mengobati



menyeimbangkan antara pendapatan dan



tambhâ



belanja



pencuci mulut



amès



‘obat



takèr [takɛr] n takir, pincuk



tambhâna



tako’ [takɔʔ] a takut



malu/kehilangan



amis’



makanan



matè



‘obat



malo harga



diri



mati’



nako’è v menakutkan



peribahasa yang menyatakan bahwa harga



ko’-nako’è v menakut-nakuti



diri



ko’-matako’ v 1 menakut-takuti 2 pura-



menebus rasa malu mati dengan carok itu



pura takut



adalah



segalanya



sehingga



untuk



lebih baik



tako’ ka matana oreng ‘takut pada mata



tambu’ [tambuʔ] nambu’ v melempar



orang lain’ tidak berani tampil di depan



bu’-tambu’ân v lempar-lemparan tambur [tambur] n genderang



umum. talè [talɛ] n tali



tamone [tɘmɔnɛ] n ari-ari



atalè v bertali; terikat



tampar [tampar] n tali; tambang; tampar



lè-talè n pengikat perjodohan seperti



tampar bi’ talena, lamon entar bi’ molena



cincin, kalung, dsb



ungkapan yang menyatakan bahwa sekali



nalèè v mengikat



berbuat harus sampai tuntas



mara talèna salebbâr ‘seperti tali katok



tana [tana] n tanah



kolor – panjang pendeknya tidak jelas’



tana’ [tanaʔ] v tanak atana’ v memasak nasi



orang yang perkataannya berubah-ubah nalèè tabu’ ‘mengikat perut’ menahan



tanang [tanaŋ] n tangan



lapar



atanang v bertangan



talè kangkang ‘tali kekang’



ta’ tao ajhungjhung tanang ‘tidak tahu



lanjhângnga talè ta’ kèra nyapo’ ka colo’



menyembah’ tidak tahu tata krama



‘sepanjang-panjangnya mengejar



mulut’



tali



berita



tidak



akan



sensasional



tandâ’ [tandəʔ] n tandak (penari) tanְdha [tanɖhǝ] n tanda



biasanya merebak dengan cepat



nanְdhae v menandai



talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan



tane [tanɛ] n tani



pas èkèbâ ‘tali kekang tali timba, sisa



atane v bertani



dimakan



se atanè atana’ ‘yang bertani menanak’



membawa



terus



dibawa’



pulang



sisa



tamu



yang



suguhan.



Ini



merupakan satu hal yang memalukan. talekkèn [tɘlɘkkɛn] n mengajari orang mati menjawab



pertanyaan



malaikat



kubur setelah mayat dikubur; talkin



dalam



yang



berusaha



akan



memetik



hasil



usahanya tanen [tanɘn] n perangkap hewan taneyan [tanɛyan] n halaman taneyan



lanjhang



pola



pemukiman



tales [talɘs] n talas; keladi



keluarga yang memanjang dari barat ke



tamba [tamba] namba v menambah



timur. Komposisinya terdiri atas paling



atamba v bertambah



barat



nambaè v menambahi



wudhu’ berupa sumur dan kamar mandi



ba-tamba n tambahan



sebelah



timur



rumah



orang



tambhâ



[tambhǝ]



n obat



atambhâ vi berobat



sebuah



perempuan.



Di



langgar



dengan



memanjang tua depan



dan



tempat



berurutan anak-anak



masing



rumah



terdapat dapur dengan kandang ternak di belakangnya.



tappor [tappɔr] v memukul dengan benda keras untuk menghancurkan, membelah,



tang [taŋ] a milikku: tang buku ‘buku



dsb nappor v memukul dengan benda keras



milikku’ tanges [ta.ŋɛs] n tangis



etappor kelap idm disambar petir



nanges vi menangis



tarabhâs [tarabhǝs] narabhâs v menerabas



atangesan vi bertangisan



tarang



tangghâ’



[taŋghǝʔ]



v nanggha’ v menanggap



(hiburan)



[taraŋ]



patarangan



[ptaraŋan]



unggas



(biasanya



sarang/tempat



peliharaan) mengerami telur.



tangghâ’ jhâ’ opaè ‘biarkan manggung



tarata [tɘrata] n ayam hutan



tapi jangan diberi upah’ anjuran untuk



tareddhep [ta.rɘd.dhɘp] vi tertidur



mengabaikan kabar yang belum tentu



tarètan [tarɛtan] n saudara



benar



tarnyang [tarñaŋ] atarnyang v membantah [tɘŋghiliŋ]



tangghiling



n trenggiling



dengan



tanto [tantɔ] a tentu; pasti



tasbhi [tasbhi] n tasbih; rosario



tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko’ ta’ tao lamon



kodhu ka romana. Saya tidak tahu kalau harus ke rumahnya. 2 pernah: Samot lakar penter, tape ta’ tao abhajang ‘Samot pintar,



tetapi



tidak



pernah



sembahyang.’



v



o-matao



perkataan



orang yang dibantah



nantoaghi v menentukan



memang



mengulang-ulang



tasè’ [tasɛʔ] n laut taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam berbicara tasmak [tasmak] n kaca mata atasmaghân v memakai kaca mata; berkaca mata



bersikap



atau



bertindak



tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat tebbhâs [tɘbbhəs] nebbhâs v pembelian



seolah-olah tahu; sok tahu tao dhughâ kèra ‘tahu duga kira’ tahu



seluruh hasil panen sebelum dipetik dari



mengukur diri



pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang



tao nyekot ta’ tao ajhai’ ‘bisa memotong



memetik atau memanen



pola tidak bisa menjahit’ bisa menasihati tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya tapa’ [tapaʔ] n tapak ‘tapak burung gagak’ yang dilambangkan simpang



empat.



Hal



ini



berhubungan hal-hal yang berbau klenik dan mistis tapok



[tapɔk]



napok



vt



menempeleng;



menampar napok



tèddhâ’ [tɛddhǝʔ] v injak nèddhâ’ v menginjak: Nèddhâ’ teppong ta’



alampat. ‘menginjak tepung tak berbekas’ tegghu’ [nɘgghuʔ] negghu’ v memegang ghu’-negghu’ v memegang sesuatu ghu’-tegghu’an v saling berpegangan (tangan)



ngènjhâm



tanang



‘menampar/menempeleng



meminjam



tangan’



tebbhâs tebbhu [tɘbbhu] n tebu



tapa’ dangdang secara harfiah berarti kepada



tebbhasan n system pembelian dengan cara



sama



sembunyi tangan’



dengan



‘lempar



batu



tekkor [tɘkkɔr] n tekor tèkos [tɛkɔs] n tikus tèkos katon bunto’na ‘tikus kelihatan ekornya’



hukuman



hanya



diberikan



kepada orang yang wajib menanggungnya



tellasân [tɘllasǝn] n hari raya



ta’



nemmo



bujâ



è



batton



‘tidak



Tellasân Ajjhi Hari Raya Idul Adha



menemukan garam di pinggir balai-balai’



Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri



selalu salah



Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri



ta’ nemmo èra ‘tidak bisa bergerak’; selalu



Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajǝ/rɛyajǝ] hari



salah tèmon [tɛmɔn] n mentimun



raya Idul Adha Tellasân Topa’ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat,



mara



yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau



mentimun



tanggal



mengibaratkan lawan yang tidak seimbang



delapan



dianalogikan



Syawal.



dengan



Idul



Lebaran Fitri,



ini yaitu



merayakan puasa enam hari pada bulan Syawal



tèmon



amoso



dhurin



‘seperti



melawan



durian’



atau sebanding tèmor [tɛ.mɔr] n timur ngatemor agak ke timur



tello’ [tɘllɔʔ] n tiga



tenְdhak [tɛnɖhǝk] n langkah



tellor [tɘllɔr] n telur



satenְdhak



sapeccak



atellor v bertelur



‘selangkah



sekaki’



lor-telloran n telur-teluran; telur mainan



sepupu sekaki adalah saudara kandung



nyabâ’ tellor è bâtton ‘menaruh telur di



yang artinya saudara dan bukan sama-



pinggir balai-balai’ melakukan pekerjaan



sama jauh, sama-sama dekat



sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri



harfiahnya



selangkah



adalah



tengel [tɛŋɘl] a tuli



tèma [tɛma] n timah



matengel



tèmbâ [tɛmbǝ] n timba



mendengar



nèmbâ v menimba



arti



v



acuh,



pura-pura



tidak



ngel-matengel v pura-pura tuli



tèmbhâng [tɛmbhǝŋ] 1 v timbang 2 p



tèngel montengnga ‘tuli tulang ekornya’



(ètèmbhâng) daripada



tidak mau mendengar nasihat dan selalu



atèmbhâng v menimbang berat badan



melawan tèngghu [tɛŋghu] vi tonton



sendiri nèmbhâng v menimbang



nèngghu vt menonton: Moghâ dhâddhi



tèmbhângan n timbangan Tadâ’ tèmbângan berrâ’ salajâ ‘tidak ada



sampornana ka sè nangghâ’ sareng sè nèngghu. ‘semoga menjadi kesempurna-



timbangan berat sebelah’ keadilan harus



an bagi yang menanggap dengan yang



menempatkan semua orang dalam posisi



menonton’



seimbang



merupakan



ghun-tengghun n tontonan



pentingnya



rasa



keadilan



implementasi bagi



orang



Madura tembus [tɘm.bus] a tembus nembusi vt memastikan temmo [tɘmmɔ] atemmo v bertemu



tèngka [tɛŋka] n tingkah atèngka v bertingkah aka-tengka v banyak tingkah tèngka’ [tɛŋkaʔ] n langkah atèngka’ v melangkah



nemmo v menemukan



tengnga [tɘŋŋa] n tengah



patemmon n pasar yang adanya dua hari



tèngngep



sekali



[tɛŋŋɘp]



telungkup



mon-temmon v berjanji untuk bertemu



tennar [tɘnnar] a retak



disuatu tempat dan waktu tertentu



tèpès [tɛpɛs] a tipis



nèngngep



v



(ter)-



matèpès v menipiskan



dilakukan saat nyaba’ oca’ berupa topa’



pès-tèpès v tipis-tipis



toju’)



teppong [tɘppɔŋ] n tepung



tokang [tɔkaŋ] n tukang



teppong bi’ ghuddhuna, apolong padâ buddhuna



‘tepung



bergabung



sama



dengan



rusaknya’



kuenya, bergabung



tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian atokar v bertengkar; berkelahi atokaran v saling bertengkar satu sama



Jhâ’



atokar



sakancaan.



sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini



lain:



berasal dari pantun pendek.



teman jangan saling bertengkar.’



‘Sesama



tèra’ [tɛraʔ] a terang



nokare v mengajak berkelahi/bertengkar



terro [tɘrrɔ] v ingin



kar-tokaran v kelahi-kelahian; permainan



tètè [tɛtɛ] n titi



perkelahian antar anak laki-laki sin lat-



nètè v meniti



siladhân ‘silat-silatan’



sasat nètè obu’ salembâr ‘seperti meniti



tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu



rambut selembar’ 1 melakukan pekerjaan



nokol v memukul



sia-sia yang hanya menyebabkan celaka



kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul



sendiri 2 selalu salah dan menerima



kol-tokolan v saling pukul toktok n lomba adu binatang kepala dengan



hukuman to’ot [tɔʔɔt] n lutut



kepala



no’ot v memukul atau menyerang dengan lutut



atoktok v mengadu kepala tolak [tɔlak] nolak vt menolak



leng-ngaleng ka to’ot ‘bersembunyi di



tolak



balik lutut’ rahasia yang terkuak karena



keperluan singkat tanpa berhenti setelah



pertanyaan yang menelisik



menyelesaikan pekerjaan tersebut



to’-oto’ v sejenis arisan yang digunakan



(bâli)



ngangkès



bhubuwan



‘mengangkis



pernah



dibayarkannya



pada anggota-anggota remo



balik



untuk



satu



tolang [tɔlaŋ] n tulang



oleh blater untuk menarik dana dari yang



bolak



tolang



acalathaghân



tulang



berserakan’



membantu atau menunjang kebutuhan



tobi’ [tɔbiʔ] nobi’ v mencubit



keluarga,



bi’-tobi’an v cubit-cubitan



kerabat,



atau



orang



lain



sehingga mendekatkan hubungan



todus [tɔdus] a malu



tomang [tɔmaŋ] n tungku



toghu [tɔghu] tunggu



tombhâk [tɔmbhǝk] n tombak



atoghu vi menunggui



nombhâk v menombak



noghui vt menunggui



ètombhâk



patoghu n penunggu (mistis)



pembunuhan



toju’ [tɔjuʔ] v duduk



èosong



‘ditombak



diusung’



anggota



keluarga



oleh



sendiri



ju’-toju’ v duduk-duduk



tompa’ [tɔmpaʔ] v naik



katoju’ân n tempat duduk



nompa’ v menaiki



matoju’ v mendudukkan



tompeng [tɔmpɘŋ] n tumpeng



ngatojui v menduduki (tempat duduk)



Muwâng



matoju’



tandha



memberikan



‘membuang



lamaran



berupa



oleh-oleh



tanda



(biasanya



tompeng, tumpeng,



nabâng



butèr



mengejar



butir



nasi’ karena serakah mengejar yang kecil



sedang yang besar yang dimiliki hilang karenanya



nongkol v sudah bertongkol jhâ’ kolnongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati



tona [tɔna] a rugi



tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil



tond̩hing [tɔnɖhiŋ] n tonding



berwarna merah pada kulit ayam, lepitan



tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau



kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu



yang tidak tajam



tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan



nonding v memukul dengan punggung



tonjhâng [tɔñjhǝŋ] nonjhâng v menopang



pisau



(menahan



tondu’ [tɔnduʔ] nondu’ v menunduk



penyebutan



bulan



pengganti



hijriyah



Syawwal.



Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya yang



diperingati



hari



supaya



tidak



roboh



(condong dsb.)



Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam penaggalan Madura sebagai



dsb.)



ketujuh



tono



[tɔnɔ]



nono



v



memasak



dengan



membakar katonon v terbakar topa’ [topaʔ] n ketupat



Syawal



topa’ toju’ sejenis ketupat yang alasnya



setelah puasa enam hari pada bulan



berbentuk segi enam dengan atas runcing



tersebut.



seperti kerucut



tongga’ [tɔŋgǝʔ] n tonggak



nyarè topa’, kaèlangan teppang ‘mencari



tonggha’an [tɔŋghǝʔǝn] n batang bambu



ketupat,



bagian bawah yang berbuku pendek dan



karena



paling keras



sedang yang besar yang dimiliki hilang



tonggha’ ngalang ka dunynya ‘tonggak



karenanya



kehilangan serakah



mengejar



melintang di muka bumi’ masalah yang



topèng [tɔpɛŋ] n topeng



samar-samar tiba-tiba muncul kepada



tore [tɔrɛ] mari



umum



toro’ [tɔrɔʔ] v ikut



tongka’ [tɔŋ.kaʔ] n tumit



sewadah



sesajian’



yang



kecil



atoro’ v patuh; taat



nongka’ vi melakukan dengan tumit



noro’ v ikut



tada’ tongka’ tada’ dai peribahasa yang



noro’è v mengikuti dari belakang



arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak



noro’ bunte’ ‘ikut di belakang’ mengikuti



peduli dahi yang dimaksudkan untuk tidak



orang yang lebih tahu (kadang-kadang



membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan



tanpa alasan) toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali



seseorang. bada e tongka’ bada e dai ‘ada di tungkai ada di dahi’ segala sesuatu ada tempatnya sesuai kodrat



toron e Tangkel. ‘dari Surabaya, ali turun di Tangkel’ 2 mudik dari Jawa Hasan bhuru toron dari Sorbhaja. ‘hasan baru



tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat



mudik dari surabaya’



tongko’ [tɔŋkɔʔ] nongko’ vi 1 bertengger 2



toronan n keturunan toron tana selamatan



bertumpu; berpijak



untuk anak yang baru pertama menginjak



ko’-nongko’ v bertengger



tanah sejak dilahirkan



ko’-tongko’



n



tempat/sesuatu



untuk



norodhi/norote v menuruti kehendak



berpijak, bertumpu tongkol



[tɔŋkɔl]



tongkol pisang



n calon



torot [tɔrɔt] biar



buah



pisang;



towa [tɔwa] a tua



wa-matowa v bersikap atau bertindak



seolah-olah sudah tua



U uwan [uwan] nguwan v menggembala



W wâng-ghuwâng [wǝŋghuwǝŋ] n kumbang



tahi’ memperebutkan sesuatu yang tidak



wangwung/tahi



berharga karena terpengaruh ketamakan wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret



mara wâng-ghuwâng nemmo taè ‘seperti kumbang



wangwung/tahi



menemukan



Z Zabur [zǝbur] n kitab Zabur zakat [sǝkat] n zakat



zamzam [sǝmsǝm] n air zamzam



DAFTAR PUSTAKA Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya Simpati Mandiri Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan



Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa



Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta: Pusat



Pembinaan



dan



Pengembangan



Bahasa



Departemen



Pendidikan



dan



Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa



Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka



A a- [a] prefiks yang jika dihubungkan dengan bentuk dasar menjadi kata kerja misalnya



tokar ‘perkelahian; pertengkaran’ menjadi atokar ‘berkelahi’ -a [a] suffiks yang berarti akan atau hendak,



abân [abɐn] adv siang (antara pukul 10.00 – 13.00) bân-abân adv waktu siang 1abâng



ngabângv



[abɐŋ]



terbang,



mengangkasa



misalnya atokarra menjadi ‘hendak atau



ngabângaghi v menerbangkan



akan berkelahi’



pangabângnga n cara terbangnya



aba [aba] {Ar.} n 1 bapak; 2 panggilan untuk orang



yang



lebih



tua



yang



sudah



melaksanakan ibadah haji



bâng-abângn angkasa; langit; awing-awang 2abâng



[abɐŋ] ebang-abangev ditakut-takuti



3abâng



abâ [abɐ] i seruan keheranan, kekaguman seperti aduh, ko’?, dsb.



[abɐŋ]



abangannav



kelihatannya,



tampaknya, sepertinya abâr [abɐr] bâr-abâr hawar; awar-awar; nama



abâ’ [abɐʔ] n 1 diri abâ’eng‘dirinya’ 2 badan



lo’ nyaman abâ’‘tidak enak badan’



pohon yang getahnya menyebabkan gatal bila terkena kulit; Fiscus septica abâs [abɐs] v pandang



saabâ’ sebadan bâ’-abâ’ân 1sendiri 2 diriku sendiri



ngabâsvt



bâ’-saabâ’ hanya sendiri



mengagumi dsb) Tadâ’ orèng ngabâs arè sè



abâ’ dhibi’ diri sendiri



ta’ solap. ‘tak ada orang yang memandang



abâ’ dhiri’ aba’ dhibi’ abâ’



sampayan



kamondurân



selalu



senang



di



(dengan



maksud



matahari tanpa silau’



‘diri/badan



penjemuran’



‘badan/diri mana



ngabâssâv hendak melihat pangabas(sa)n cara memandang



kelihatan pantas memakai apa saja abâ’



memandang



bunglon’



pun;



mudah



pangabâsânn penglihatan abây



[abɐi]



tandan



pisang



(ttg.



tangkai



pada



buah-buahan



yang



menyesuaikan diri



panjang



abâ’ kèsa cèţak gherrângdikatakan kepada



bertumpukan)



orang yang sangat miskin



ngabây v memotong tandan pisang



sakè’ pas èlang badan segar kekuatan



n bau mulut abbhâna baceng‘bau mulutnya busuk/tidak enak’



kembali



wang-lowangè/ngalowangè abbhâ ‘hanya



abâ’ seggher kakowadhân abâli polè, rassa lagi,



kemudian



rasa



sakit



menghilang



abbhâ



[abbhɐ]



menghabiskan bau mulut saja’ nasehat



abâ’na [abɐʔna] pron [R] kamu



yang percuma karena tidak digubris



aba’en [abɐʔən] pron [R] kamu



mowang abbhâ bâceng ‘membuang bau



aba’eng [abɐʔəŋ] pron [R] kamu bilâ abâ’eng



mulut yang busuk’ mempengaruhi orang



sè amaèna ka roma? ‘kapan kamu main ke rumah’ [abɐk] a agak; sedikit abâk sakè’



‘agak/sedikit sakit’ bâk-abâk



sedikit



abbhâng



sesuatu



yang



meng-



agak



bâk-abâk



sakè’



[abɐk] bâk-abâkv membasahi badan



sebelah atas (ttg. Mandi setengah badan)



bhâng-ngabhângèv



[abbhɐŋ]



menakut-nakuti abbheng



‘sedikit agak sakit’ 2abâk



melakukan



untungkan bagi diri sendiri



abad [a.bad] n abad (masa seratus tahun) 1abâk



lain



[abbhəŋ]



ngabbhengngè



v



menghalangi kaabbhengngan



v



terhalang



(ttg.



perempuan yang meninggal karena bayi tidak bias keluar)



Halaman 1 dari 97



abbher [abbhər]ngabbherv1 terbang (dengan kepakan sayap atau tenaga dorong mesin)



Lamon mano’ ngabbher, jhuko’ alangngoy. ‘jika burung terbang, ikan berenang’ 2 melayang Lajangnga samot la ngabbher e



langnge’. ‘layang-layang samot melayang di



1abhu



intj



[abhu]



keheranan, dsb)Abhu! Ma’ bariya? ‘aduh, kok begitu?’ 2abhu [abhu] a agak keropos karena dimakan usia abit [abit] a lama maabitv memperlama



mangabbherv menerbangkan



abidhâna lebih lama



menerbangkan



untuk



orang lain



bit-abitadvlama-lama bit-maabit berpura-pura lama



pangabbherrân cara terbangnya



abu [abu] n abu



bher-ngabbherv beterbangan ngabbherrâ



(ungkapan



keterkejutan,



langit’ mangabbherraghiv



aduh



ta’



tèngghi,



abu tomang v abu sisa pembakaran tungku akoro’a



ta’



acan [acan] n terasi



dâlem‘mau terbang ta’ tinggi, menggali pun



acar [acar] n acar



tak dalam’ tidak memiliki kekuasaan sama



accem [accǝm] n (buah atau pohon) asam



sekali



accèn [accɛn] a asin



abbhlâk



ngabbhlâkv



[abbhlɐk]



membuka



pintu lebar-lebar



acum [acum] v menyusun dari bawah ke atas



abbhrâ [abbhrɐ] a kelihatan kelihatan jelas tajam/mencolok Mon ngangghuy kalambhi abârna mèra èkatèla’ abbhrâ.



dan



Kalau



memakai



baju



berwarna



merah



kelihatan mencolok. abbhreng



[abbhrəŋ]



cèn-accènn ikan asin ngacum v menyusun dari bawah ke atas adâ’ [adɐʔ] adv depan adâ’ [adɐʔ] v tidak ada; tiada tadâ’ maadâ’v menghabiskan ad̩dh ̩ âng [adɖhɐŋ] v hadang



n brem; sejenis makanan



ngad̟d̟hâng v menghadang



yang terbuat dari tepung dan sari tapai



pangadd̩hângn



a berat (sukar, susah, payah, muskil, sulit)cè’ abbhuddhâ ‘berat



menyusul nelayan pencari ikan ketengah



sekali’



d̟hâng-ad̟d̟hâng



1abbhut



2abbhut



[abbhut]



[abbhut]



ngabbhuddhi



v



me-



minjamkan abbo [abbo] p aduh; wah (kata seru sebagai



nelayan



pembeli



laut untuk membeli hasil tangkapan



n



penghadang;



ad̩dh ̩ ep [adɖhǝp] v menghadap ke d̩hep-ad̩dhebbhanv saling berhadapan ngadd̩hepv menghadap



bo-abbo wah wah wah



ngad̩dheppaghiv menghadapkan



bawahan)



ngadd̩hebbhiv menghadapi addhu [addhu] v adu



abdhinapron [T] saya



addhuânn aduan



abdhi dhâlempron [T] saya



dhu-ngaddhuv mengadu domba



abek [abək]a sejuk (segar)



tirai



pembatas



ungkapan keheranan) abdhi [abdhi] n abdi, sahaya (pelayan, orang



yang



ngaddhuv mengadu



bek-abek adv amat sejuk



addhu adâ’idm adu muka



bek-ngabek v menyejukkan diri



dhu-addhu bâlâkang‘adu punggung’ saling



abhâng [abhɐŋ] a merah Kaka’ lèbur d̩â’



mano’ sè abulu abhâng. ‘kakak senang pada burung yang berbulu merah’



bermusuhan addhu terrang‘adu terang’ saling jujur adhât [adhɐt] n adat; kebiasaan ngadhâdhi



v



melakukan



atau



memperlakukan sesuai adat yang berlaku



Halaman 2 dari 97



adhân [adhɐn] n,v 1 azan



ajâm tokong mènta monteng perib ‘ayam



ngadhânè v mengadzani



kutung minta tulang ekor’ menginginkan



aèng [aɛŋ] n air



sesuatu yang tidak mungkin



kaaènganv terkna air



Mon



ngaèngèvt mengairi



jhâghungperib‘selama



aèng mata air mata



pada jagung’ sifat alami manusia, yaitu



Aèng



ècello’perib‘air



èpaghili



dialirkan



masih



ajâm



bisa



ghi’



endâ’



ayam



dipengaruhi



ka



masih



suka



godaan



harta,



diciduk’ meminta sesuatu sedangkan yang



kedudukan, dan wanita



diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh



wa-towa ajâm perumpamaan yang secara



orang yang diminta tersebut



harfiah ‘tuanya seperti



Aèng èpeddhâng ta’ apèsaperib ‘air ditetak



perumpamaan pada orang yang semakin



pedang tidak terpisah’ hubungan keluarga yang sangat erat sehingga tidak terganggu Aèng



sondhâng



nand̩hâaghi



dâlemma



mengalir



balik



lèmbungperib‘air menandakan



dalamnya



lubuk’



orang



dijadikan



tua semakin cantik/tampan ajhâk [ajhɐk] ngajhâkv mengajak jhâk-ajhâkn



dengan masalah dari luar



ayam’



undangan



untuk



dalam membangun rumah, hajatan dsb. pangajhâk n ajakan ajhâr [ajhɐr] v belajar



berilmu tidak banyak bicara Mara aèng è daunna talesperib‘ibarat air di



jhâr-ajhârân v mengulang pelajaran



daun



ngajhârv mengajar



keladi’



orang



yang



saling



membantu kebutuhan tetangga, misalnya



tidak



bisa



dinasehati



ngajhârèv mengajari



Mara aèng ebâdd̩hâi kèrèngperib‘seperti air



pangajhârânn pelajaran; pengajaran



diwadahi keranjang ikan’ harta yang cepat



ngajhârè



habis



bebek berenang’ melakukan pekerjaan yang



aghung



[aghuŋ]



a agung; amat besar



penanggalan Madura yang mengadopsi dari penanggalan Hijriyah diadakan



misalnya



pasar



alangngoy



1ajhi



[ajhi] n harga awal yang dipatok penjual



untuk kemudian ditawar oleh pembeli ngajhii v memberi harga awal untuk ditawar



setiap



hari



Ahad,



ahadhan‘pasar



yang



2ajhi



[ajhi] ngajhi v mengaji



pangajhiyânn pengajian ajjhi [ajjhi] n haji



diadakan setiap hari Ahad’ ahli [ahli] n ahli



akal [akal] n akal



li-maahliv sok ahli



kal-ngakalèv menipu



ajâm [ajɐm] n ayam



akal



bukongidm‘akal



jâm-ngajâmèv memanas-manasi



mengumpulkan



ajâm katè ta’ kala kalèțtègghâperib‘ayam



sehingga menjadi banyak



katai tidak



‘mengajari



sia-sia; menggarami air laut



ahad [ahat] n nama hari pertama dalam



ahadhân



bhibhik



kalah gemerusuknya’



untuk



kebenaran orang kecil akan memberikan perlawanan yang sama dengan orang besar ajam mènta sasengngètperib‘ayam meminta rempah-rempah’ melakukan sesuatu yang



burung



betet’



demi



sedikit



sedikit



akanta [akanʈa] p seperti Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang menurut kepercayaan tempat pembalasan perbuatan selama hidup di dunia; akhirat ako [akɔ] v aku



mengundang bahaya



ngakov mengaku



Ajâm mon ngakana ghi’ ngarkar kaadâ’



ko-ngakov mengaku-ngaku



peribahasa yang senada dengan ‘ibarat



pangakoann pengakuan



ayam, tiada mengais tiada makan’



alang [alaŋ] v halang



Halaman 3 dari 97



ngalangv menghalangi jalan; melintang



ambhâ [ambhɐ] v lepas, masuk dan merusak



alas [alas] n hutan



lahan



alas rajâ hutan belantara ale’ [aleʔ] n alè’



dengan



memakan



tanaman



atau



(hewan



peliharaan)



alè’ [alɛʔ] n adik



ambhu [ambhu] v usah; perlu: lo’ ambhu



le-alè’ân v memanggil dengan sebutan alè’ alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak



tidak usah ambu [ambu] v berhenti maambu v menghentikan



tingkah lèm-maalèmv



bersikap



atau



bertindak



seolah-olah alim



paambuwân



n



tempat



berhenti;



pemberhentian



alèng [alɛŋ] bd ngalèngv1



tanaman



menginjak-injak



bu-ambuwân 1 adv sering berhenti Pantes tidak



mau



mengaku



2



lo’ dhik dâpa’, bu-ambuwân. “Pantaslah



berlindung dari pandangan, cahaya dsb.



tidak sampai-sampai, sering berhenti.” 2 n



ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat



tempat berhentiGardu ghellâ’ sala sittong



lèng-alèng n pelindung atau penutup agar



bu-ambuwânna orèng sè lèbat. Gardu tadi



tidak terkena cahaya, terlihat, dsb



salah satu tempat berhentinya orang yang



alès [alɛs] n alis



lewat.



alip [alip] n huruf pertama tulisan Arab



maambuv menghentikan



lip-alibhân n berkenaan dengan alif atau



amèt [amɛt] v pamit



huruf hijaiyah yang maksudnya pelajaran



amok [ŋamɔk] ngamokv mengamuk



membaca



ajhâr



al-Quran:



lip-alibhân



‘belajar membaca huruf Arab—untuk belajar membaca al-Quran’ Tang ana’ lo’ ngalle polana ce’ mellèngnga. ‘Anak saya tidak naik kelas karena sangat nakal.’



abu-abu dengan ukuran sedikit lebih besar dari ibu jari tangan. ampas



[ampas]



n



ampas,



sisa



perasan



(kelapa, jeruk, dsb) ngalokaghi v



memuji



dan



ngampel v memeluk pel-ampellan v saling peluk; berpelukan



mengunggulkan lok-alokn



kumbang yang



ampel [ampəl] v peluk



allèyan n kenaikan kelas [alɔk]



ampal [ampal] n sejenis



keluar malam hari, berwarna putih atau



allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas



alok



pangamog(gha)adv cara mengamuknya



acara



perlombaan



mem-



perkenalkan sapi pada lomba kecantikan sapi betina alos [alɔs] a halus maalos v menghaluskan



ampon



adv(T)



[ampɔn]



sudah:ampon



lastare‘sudah selesai’ saamponnap setelah ana’ [anaʔ] n anak nganaèv menghasilkan



anak



(dalam



alpo’ [alpɔʔ] a sudah tua (untuk benda)



pernikahan); tidak mandul



ambâ’ [ambɐʔ] 1 jemput 2 hadang



ana’ malang sara ‘anak sangat malang’



ba’-ambâ’ n sejenis hantu yang menurut



anak yang tidak mendengar atau patuh



kepercayaan menghadang orang di jalan



pada perkataan orang tua



bâ’-ambâ’ânv menunggu lama



mon ana’ labu ka somor emma’ alonca’,



ngambâ’vt 1 menjemput 2 menghadang



mon



pangambâ’n



andhâperib‘kalau



nelayan



pembeli



yang



emma’







labu



anak



ana’



jatuh



ke



nyarè sumur



menyusul nelayan pencari ikan ketengah



orang tua melompat, kalau orang tua yang



laut untuk membeli hasil tangkapan



jatuh anak mencari tangga’ besar kasih sayang orang tua terhadap anaknya.



Halaman 4 dari 97



anca [añca] ngancav memancing kemarahan ca-ngancav



memancing-mancing



ke-



selalu



menganga



untuk



banyak



bicara angghuy [aŋghuy] v pakai



marahan



angghuyânn pakaian



anco’ [añcɔʔ] nganco’ v menyetubuhi co’-anco’v bersetubuh nganco’



guy-ngangghuyv memakai sesuatu



colo’‘menyetubuhi



mulut’



kangghuy p(dipakai) untuk



memotong pembicaraan orang yang lebih



ngangghuyv memakai



tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat



ngangghuy



tidak sopan



ngarè’idm‘memakai



ancor [añcɔr] a hancur [andhə]



èlmona ilmunya



n tangga



banyak anjhu [añjhu] nganjhuv menjaga dan merawat



andhellânn andalan



anak kecil atau bayi



dhel-andheln sering dijadikan andalan



angka’ [aŋkaʔ] ngangka’v mengangkat



ngandhellaghiv mengandalkan



angkès [aŋkɛs] v angkis



andi’ [andiʔ] vi punya Kaula andi’ bur-leburan punya



orang



sedikit dengan sabar akhirnya terkumpul



andhel [andhǝl] n andal



duwa.’‘saya



orèng



menyabit rumput’ mengumpulkan sedikit-



maancor v menghancurkan and̩hâ



bicara;



dua



hal



yang



ngangkèsv mengangkis angko [aŋkɔ] a angkuh



menyenangkan’



angko’ [aŋkɔʔ] ngangko’v mengangkut



ngaandi’v mengambil (milik orang) sebagai



angkreng [aŋkrəŋ] a gagah perkasa



milik sendiri



angos [aŋɔs] a hangus



andi’ jhâlu mandhi tajhem‘punya susuh bertuah tajam’ memiliki kemampuan bela



maangos v menghanguskan antem [antəm] v hantam ngantem v menghantam



diri andus [andus]ngandusv menyeruduk



antèng [antɛŋ] n anting



angèn [aŋɛn] n angin



antos [antɔs] ngantosv (T) menunggu



angen [aŋǝn] v angan



tos-antosân v menunggu-nunggu



ngen-angen v angan-angan ngen-ngangenv mempertimbangkan



anyar [añar] a baru nganyarèvt memperbarui



v anggap v menganggap 2a setia



nyar-nganyarèv melakukan sesuatu yang



Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè’ cè’



nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang



nganggebbhâ bân cè’ èstona. ‘meskipun



Madura untuk memperbarui akad nikah



hanya binatang, adat anjing sangat setia



dengan mengulang akad nikah sebelumnya



anggheb



[aŋghǝp]



nganggheb



1



dan tulus’



tanpa memberi maskawin lagi



anggher [aŋghǝr] p asalkan



anynyong [aññɔŋ] a encer



angghit [aŋghit] ngangghitv menyusun angghu’ akanța



[aŋghuʔ]



tidak menjadi kebiasaan lingkungan sekitar



n pencabut bulu/rambut ta’ epencètperib‘seperti



angghu’



maanynyong v mengencerkan apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura apel [apəl] n apel



pencabut bulu/rambut tidak ditekan’ mulut



apes [apǝs] n nasib yang buruk; sial Apessâ



yang selalu menganga untuk bicara; banyak



abâ’ tadâ’ se tao bilâ dâtengnga.‘tak ada



bicara



yang tahu kapan datang nasib buruk’



mara



angghu’



tadâ’



mècetperib‘seperti



pencabut bulu tidak ditekan’ mulut yang



apoy [apɔi] n api poy-ngapoyèv memanas-manasi



Halaman 5 dari 97



akadi’ apoy kalaras/kalarèperib‘seperti api



asatvi habis airnya (sungai, sawah, danau,



daun pisang kering/daun kelapa kering’



dsb.)



semangat yang menyala-nyala tetapi segera



maasat n menghabiskan air, menguras



padam dalam waktu sekejap



asèl [asɛl] n hasil  hasèl



mara apoy sekkemperib seperti api dalam



asma [asma] n (T) nama



sekam



assim [assɪm] n bersin



tadâ’ apoy ta’ akokosperib‘tak ada api tak



asta [asta] n(T) tangan



berasap’ rahasia yang disembunyikan pasti



ngastanèv memegang asto [astɔ] v,n kutuk



akan terkuak ara [ara] n arah



ngasto v mengutuk



ngara 1 adv mungkin 2 v membidik



astowan n kutukan



ngaraaghi v mengarahkan



ata’ [ataʔ] n atap



pangara n maksud; tujuan



aata’v beratap



pangara bâdâ, pangaro tadâ’‘maksud ada, tetapi



pengaruh



memiliki



keinginan



tidak



punya’



besar



tetapi



Orang tidak



sanggup mewujudkannya



ngata’èv memberi atap atè [atɛ] n hati tè-ngatèv hati-hati atè abulu‘hati berbulu’ bersifat pendengki



ara’ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras)



ate kadungdung‘hrf hati kedondong’ hati



arapa [arapa] pron mengapa



orang yang berwatak buruk



arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung-



atè malan hati yang cepat sedih atau sabar;



odung arè‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 hari arè Slasa: hari Selasa arè’ [arɛʔ] n (MB) arit; sabit; clurit ngarè’ vt menyabit areng [arəŋ] n arang arep [arǝp] ngarep v mengharap ngarepaghiv mengharapkan arebbhân n harapan pangarepn pengharapan rep-ngarepv mengharap-harap; sangat



sensitive



arghâ



kennèng



èberri’



atè



pas



nèddhâ’



cètakperib‘tak dapat diberi hati lalu mau menginjak kepala’ tidak tahu balas budi atèng [atɛŋ] ngatèngv mengangkat untuk memindahkan tèng-ngatèng



v



(sedang)



mengangkat



sesuatu ator



[atɔr]



ngatoraghi v



menyampaikan;



menghaturkan kaatorv dihaturkan



mengharap [arghɐ]



ta’



n harga



ngarghâiv 1 menghargai hak, pendapat dsb. 2 memasang harga arjhu, ngarjhu [arjhu] v menjolok arrèn [arrɛn] n pohon aren arta [arta] n harta artè [artɛ] n arti ngartèv mengerti



tor-ator n (hidangan, dsb) disuguhkan atau dihaturkan atos [atɔs] atosânn ratusan attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak ke atas awwâl [awwəl] awal, mula ngawwâliv memulai lebih dahulu ayo [ayo(h)] inj ayo



Halaman 6 dari 97



B bâ' [bɐʔ] n bentuk singkat dari abâ’



d̟â-mabâd̟âv mengada-ada



bâ’â [bəʔə] n banjir



kabâd̟âân n keadaan



bâ’âng [bɐʔɐŋ] a getir



mabâd̟âv mengadakan



bâ’na [bɐʔna] pron(R) pelesapan dari aba’na



bâd̟â angka-angkènaidm‘ada tata caranya’



yang menunjukkan persona kedua; kamu



segalanya teratur sesuai ketentuan



[bɐʔǝŋ] pron(R) pelesapan dari abâ’eng yang menunjukkan persona kedua;



bâd̟â eabâs, tadâ’ etegghu ‘ada dipandang,



kamu



dapat dipakai



bâ’eng



tiada ditonton’ memiliki sesuatu yang tidak



bâb [bɐp] n bab



ta’ kèra bâd̟â keccengnga idm ‘tak pernah



bâbâ [bɐbɐ] n bawah



ada pekatnya’ selalu habis tanpa sisa bâdbâdhân [bɐdbɐdhɐn] n tempat lewat



ngabâbâv agak ke bawah bâbi [bɐbi] n babi bâbi



edheddhel



nemmo ka



perib



ara’



‘babi



dicelupkan ke dalam arak’ perbuatan dosa bâbinè’ [bɐbinɛʔ] n perempuan; betina bunga-bunga



dalam



ritual



keluar



dari



masalah



mâddhâèv mewadahi bâdd̩hâk [bɐddhɐk] a terus terang dhâk-bâddhâghânadv



tertentu bâburughân [bɐburughɐn] n petuah; nasihat bâbutton wasit pertandingan ojung yang diperankan



jalan



abâdd̩hâv berwadah



bâbur [bɐbur] n irisan daun pandan sebagai



biasanya



menemukan



tempat



bâd̟dh ̩ â [bɐdɖhɐ] n wadah



yang berlipat-lipat



campuran



lewat’



bâdbâdhân‘menemukan



salah



satu



tokoh



ojhung



terus



terang



apa



adanya bâddhung [bɐddhuŋ] n sejenis kapak besar dhung-bâddhungan1 vi mengapak sesuatu 2 n kapak mainan



bâca [bɐca] mâcav membaca



mâdhdhungv



ca-mâcav membaca sesuatu (doa, dsb.)



kapak



can-bâcann bacaan



mâdhdhung



bâcca [bɐcca] a basah



memotong



menggunakan



to’ot‘mengapak



lutut’



berkesantunan; tahu tata krama



aca-bâccav berbasah-basah



bâgi [bɐgi] mâgiv membagi



mabâccav membasahi



abâgiv terbagi Bakto dapa’ roma, Saat



bâceng [bɐcǝŋ] a bau busuk/tidak enak saceng-bâcengnga



nemmo jhajhan se la abagi tello’. ‘Saat



acan



ghi’



èdhulitperib‘sebusuk-busuknya



terasi



sampai rumah Saat menemukan jajan yang telah terbagi tiga.’



masih dicuil’ pertolongan atau bantuan



agi-bâgiv 1 terbagi-bagi 2 membagi-bagi



terhadap



bâgiyân



saceng-bâcengnga buri’ ghi’ ècetto’/ ecalot



n1 bagian; hasil bagi; jatahsaparapat bagiyan ‘seperempat bagian’ 2 pembagian (matematika)Sitti ghellâ’ ajhâr bagiyân è sakolana. ‘Tadi siti belajar



kèyaperib‘sebusuk-busuknya



dubur



pembagian di sekolahnya.’ 3 penggalan dari



ditelusuk/diceboki juga’ seburuk-buruknya



bagian yang utuh E bâgiyân ceṭak sasat



dilakukan



keluarga meskipun



atau



kerabat



hubungan



pasti sedang



renggang



anak akan disayang dan dibela juga bâd̩â [bɐdɐ] v ada abad̟ai v menyediakan; meng-ada-kann



apolong bi’ tongarra epasang salèmpang. Di bagian kepala seberti menyatu dengan tali kekang dipasang selempang



Halaman 7 dari 97



kabâgiyânv kebagian



abâlesvi membalas



sabâgiyân n sebagian



bâlessânn balasan



bâi’ [bɐiʔ] n biji



les-bâlessânv saling membalas; berbalas-



abâi’ v berbiji bâjâ



balasan



n



[bɐjɐ]



saat;



waktu;



malem‘waktu malam’ bâjâng [bɐjɐŋ] n



bâjâ



saat



bâli [bɐli] v kembali abâlivi kembali



1



wayang



2



mabâliv mengembalikan li-bâliyânadv berkali-kali



bayangan/gambar abâjângvi terbayang Bulâ ta’ bisa tèdung



bâli’ [bɐliʔ] v balik



karna abâjâng raèna dhika. ‘Saya tak bisa



abâli’ v berbalik (tidur terlentang menjadi



tidur karena terbayang wajahmu.’



telungkup atau sebaliknya)



abâjângaghivi membayangkan



mabâli’ v membalikkan



jâng-bâjângann bayangan yang terbentuk



li’-bâli’na dâdâr‘berbaliknya daun kering’



karena cahaya



perubahan nasib



1bâjhâ



[bɐjhɐ] n baja



2bâjhâ



[bɐjhɐ] n(T) gigi



bâjhân



[bɐjhɐn]



bâlibis [b(ɐ)libis] n belibis bâlibis abâli ka rabâna ‘balibis kembali ke



n wajan; penggorengan



rawanya’ pulang kampung



bâjhi’ [bɐjhiʔ] a 1 benci 2 jijik



bâlijjhâ [bɐlijjhɐ] n pedagang yang menjual



jhi’-mabajhi’ v pura-pura benci bâjhit



[bɐ.jhit]



dagangannya



n makanan yang sejenis dodol



dengan



berkeliling



desa,



kampung, dsb



yang berbahab dasar ketan tanpa digiling



bâllu’ [bɐlluʔ] n delapan



dicampur gula dimasak pada santan yang



bâllung [bɐlluŋ] num delapan; perubahan bentuk bâllu’ karena menjadi inti frasa



mendidih. bâko’



[bɐkɔʔ]



a



mata



bengkak



karena



numeralia saat digabung dengan bentuk lain, misalnya bâllung polo ‘delapan puluh’.



menangis dsb.



bân [bɐn] p kalabân



bâkto [bɐktɔ] n waktu abâktov berwaktu; ada saatnya



bândhil [bɐndhil] n duri



abâktoèv memberi waktu



martabhât



bâlâkang [b(ɐ)lɐkaŋ] n punggung



bândhil‘ibarat



onak’



mau



meminta tidak mau memberi; pelit



bâlâng [bɐlɐŋ] n belalang



bângal [bɐŋal] a berani



lâng-bâlângann tempurung lutut



bângalann pemberani



mara



ngal-mabângalv pura-pura berani



lâng-bâlânganna



to’ot‘seperti



tempurung lutut’ orang yang tidak bisa



bângal



dipegang



menjual, berani membeli’ bisa menasihati



perkataanya



karena



selalu



berubah-ubah pendiriannya



dan



bâlânjhâ [blɐñjhɐ] n (uang) belanja



ajhuwâl, bisa



bângal



melaksanakan



mellè‘berani apa



yang



dinasihatkan



abâlânjhâ v berbelanja



bangal ka tonding tako’ ka tajhem ‘berani



mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai



pada punggung pisau takut pada tajamnya’



hidup



sok



bâlâțțang [b(ə)lətʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam



berani



dibelakang



lawan



ketika



berhadapan nyalinya menciut



yang hidup di air tawar



mon lo’ bângal acarok jhâ’ ngako orèng



martabhâtbâlâtt̝ang‘ibarat yuyu’ menekan



madhurèperib‘kalau tidak berani bercarok



bawahan



jangan mengaku orang Madura’ ungkapan



untuk



dipersembahkan



atasan bâles [bɐlǝs] mâlesv membalas



pada



untuk menegaskan jati diri orang Madura yang harus mampu membela harga diri



Halaman 8 dari 97



ngal-bangal mardâ ‘beraninya seperti bara api’ berbicara besar tetapi penakut bângatowa



n



[bɐŋǝtɔwa]



1



bârâmma [bərəmma] pron bagaimana; kata tanya yang menanyakan cara



orang



tua



ghârubhek dan diatasnya; pitarah 2 sesepuh bângbâng [bɐŋbɐŋ] n sayap



bârâmpa [bɐrɐmpa] pron berapa; kata tanya yang menanyakan jumlah bârâs [bɐrɐs] a 1 sehat 2 sembuh



abângbâng v memiliki sayap; bersayap



mabârâsv menyembuhkan



bângkang [bɐŋkaŋ] abângkang v telanjang



bâri’ [bəriʔ] adv kemarin



mângkangè v menelanjangi



bârikkèng [bɐrikkɛŋ] a pelit



tabângkang v tiba-tiba telanjang karena



bâringèn [briŋɛn] n beringin



tanpa sengaja pakaian terlepas



bârinto [bɐrintɔ] adv seperti ini/itu



bangku [baŋku] n bangku



bârna [bɐrna] a 1 warna 2 macam



bângon [bɐŋɔn] n bangun (datar; ruang, dsb);



abârna v berwarna



bentuk; rupa



mârnaè v mewarnai



abângonv berbentuk; memiliki bentuk



ana-bârna v 1 berwarna-warni 2 ber-



bangonanv bangunan



macam-macam (tingkah laku, dsb.)



banjir [bañjir] n banjir



bâruy [bɐruy] a basi



bânnè [bɐnnɛ] adv bukan



bâta’ [bɐtaʔ] mâta’ v mengangkat masakan



ne-banneana berlainan



dari tungku atau alat memasak



bânynya’ [bɐñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah



bâtek [bɐtǝk] n watak



ampon bânynya’ aparèng ajhârân-ajhârân bân tuntunan-tuntunan. ‘Rasulillah telah



abâtekv berwatak



banyak



berjauhan



memberi



ajaran-ajaran



dan



tuntunan-tuntunan.’



ajâmidm‘berwatak



abâtek



merasa



rindu,



ayam’



jika



tetapi



jika



berdekatan (selalu) bertengkar



kabânynya’ann kebanyakan



bâto [bəto] n batu



mabânynya’ vt memperbanyak Mabânynya’



abato v membatu; keras (kepala) seperti



ana’



batu



tojjhuna



akabin‘Memperbanyak



keturunan adalah tujuan menikah



mâto v melempar batu



nya’-bânnya’ana paling banyak



bâto tèpa’n batu bata



bapa’ [bapaʔ] n ayah; orang tua



bato karang v batu karang



bârâ [bɐrɐ] a bengkak



on-so’on bâtoperib secara harfiah ‘(seperti)



bârâ’ [bɐ.rɐʔ] n barat



menjunjung batu’ yang dimaksudkan untuk



ngabârâ’ agak ke barat ka



bârâ’



ta’



kacapo’,



pekerjaan ka



tèmor



ta’



kacapo’‘ke barat tak terkejar, ke timur tak terkejar’



karena



serakah



semua



yang



diinginkan tidak berhasil atau menemui kegagalan bârâghât [bɐrɐghɐt] n pembiayaan abârâghâdhiv membiayai bârâkay [bərəkay] n biawak martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay



berat



yang



dilakukan



menghasilkan tidak seberapa atau tidak seimbang



antara



perjuangan



dan



penghasilan bâto’ [bɐtɔʔ] n batuk abâto’v batuk tadâ’ bâto’ tadâ’ assim perib ‘tidak ada batuk tidak ada bersin’ orang yang tidak banyak



bicara



tetapi



sering



membuat



kejutan



‘ibarat biawak/seperti telur biawak (telurnya



bâtton [bɐttɔn] n pinggiran balai-balai atau



disukai, dagingnya tidak)’ suami istri yang



langgar panggung yang berupa bambu



berhubungan harmonis satu sama lain,



utuh, kayu aren, atau balok kayu



namun tidak harmonis dengan mertua



Halaman 9 dari 97



ta’



tao



bâttonna



pinggirnya



langghâr‘tidak



langgar’



mengibaratkan



orang



sarkasme yang



tahu untuk



tidak



tahu



berfisik lemah tetapi masih dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya bellu’ [bǝlluʔ] n belut



aturan karena tidak pernah menjadi santri



bellu’



atau belajar agama



yang pandai menipu dengan cara halus



bâu [bɐu] n bau



orang



u-bâuânn bau-bauan



berbudi



baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud gabungan harimau dahan, serigala, dan kera yang menurut kepercayaan muncul 40



bersayap’



orang



bellu’ abunto’ arè’‘belut berekor celurit’



abâuvi berbau



setelah



abângbâng‘belut



hari



sebelumnya



menjadi



jarangkong beccè’ [bǝccɛʔ] a baik abeccèanv(figuratif) melakukan hubungan haram atau diluar nikah



yang



semula



luhur,



bersifat



pemurah,



berubah menjadi sebaliknya ko-bengkon rumahan: kalambhi ko-bengko ‘pakaian rumahan’ berdhâ [bərdhɐ] v kekenyangan kaberdhâânn kekenyangan; terlalu banyak makan berka’ [bərkaʔ] v (ber)lari: Sapèna berka’ cè’



santa’eng.



cè’-beccè’ana paling baik



kencang’



ce’-mabecce’v 1 berpura-pura baik 2 vi



ka’-berka’an v berlari-lari



mabeccè’v memperbaiki beddâl [bǝddɐl] n hasil; keluaran



‘sapinya



lari



dengan



sangat



berrâ’ [bǝrrɐʔ] a berat maberrâ’ v



1



memberatkan



2



hamil;



mengandung



meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh



râ’-berrâ’âna paling berat



(tanaman)



râ’-maberrâ’v berpura-pura berat



beddâlân n keluaran; hasil produksi dari



berrâ’



bedd̩hâ’ [bǝdɖhɐʔ] n bedak



hati,



bengko [bǝŋkɔ] n rumah



cè’-beccèa baik-baik; baik semua



(sedang) memperbaiki sesuatu



baik



dan penolong



jhuwângan‘berat



ke



atas’



terlalu



banyak beban daripada kemampuan



abedd̩hâ’v berbedak



râ’-berrâ’



medd̩hâ’èv membedaki



persahabatan yang terganjal oleh sifat satu



beddhâk [bǝddhɐk] v terkena (getah, kotoran,



abegghâv terendam; direndam [bəllɐs] a belas



bellâsânn belasan 2bellâs



gula’



atau kedua sahabat tersebut berri’ [bǝrriʔ] v beri



dsb) begghâ [bəgghɐ] megghâv merendam 1bellâs



ghulâ‘berat-berat



[bəllɐs] a baik; penyayang; welas



lâs-mabellâs v pura-pura baik



aberri’vi memberi merri’vt memberi aberri’



long-ellongan‘memberi



jalan keluar berrit [bǝrrit] n,a (tempat) keramat atau



bellât [bǝllət] n sembilu



angker



belli [bǝlli] vd beli



èkennèng



berritv



terkena



gangguan



mahluk



halus



mellè [mǝllɛ] vt membeli mellèaghiv membelikan le-mellè v membeli sesuatu lin-bellin n barang-barang yang dibeli belli’ [bǝlliʔ] n atap rumbia



jalan



tembus’ membantu orang dengan memberi



tulah dari



atau tempat



keramat atau angker berta [bǝrta] n berita; kabar: ngèding berta ‘mendengar kabar’ bessè [bǝssɛ] n besi konengn



belli’ potong jhâjhâluna‘atap rumbia patah



besse



bambu pengikatnya’ orang tua yang sudah



kekebalan



besi



kuning;



jimat



Halaman 10 dari 97



bettes [bǝttɛs] n betis



bhâkal [bhɐkal] 1 adv akan: Jhâ’ bong-



bhâbâng[bhɐbɐŋ] n bawang bâng-bhâbânga



(anak



kecil)



yang



ikut



mengerjakan suatu pekerjaan tetapi tidak diperhitungkan



n buah nangka yang



bhâbbhâl[bhɐbbhɐl]



masih sangat muda biasa dimakan dengan garam atau bumbu rujak lo’-tao



bhâbbhâl



‘tidak



tahu bhâbbhâl’



sombong. Sakabbhina manossa bhâkal matèa. Jangan terlalu sombong. Semua manusia akan mati 2 n tunangan abhakalanv bertunangan kal-bhâkaln acara pertunangan mabhâkalèvt menunangkan bhâko [bhɐkɔ] n tembakau bhâko



ètolong



ngantos



lemmessâ



orang yang masih belum pengalaman atau



‘tembakau diangkat menunggu lemasnya’



belum memiliki kecakapan



ada



bhâbhâr



[bhɐbhɐr]



v lahir



waktu



yang



[bhɐbhɐsan]



n peribahasa yang



bhâktè [bhɐktɛ] n bakti abhâktèv berbakti



keadaan,



ngabhâktèv membaktikan diri



atau



perilaku,



dengan



kalimat yang sering tidak lengkap tetapi tetap



pemakaiannya,



misalnya



nemmo



bhâlâ [bhɐlɐ] n kaum, golongan, kerabat abhâlâv berkerabat



pokolan ‘mendapat durian runtuh’, abujâi



bhâlâi [bhɐ.lɐ.i] n bencana; bala



saghârâ ‘menggarami laut’, dsb.



bhâlâkbhâk [bh(ɐ)lɐkbhɐk] n pasung mâlâkbhâk v memasung



bhâbhâtang [bhɐbhɐtaŋ] n bangkai Bhâbhâtang



ngajhâk



matè‘bangkai



bhâlik [bhɐlik] n belakang; sisi lain



mengajak mati’ kejahatan selalu melibatkan



abhâlik v berbalik



orang baik-baik



mâlikv membalik



bhâbur



[bhɐbur]



sebagai



n irisan daun pandan wangi



campuran



bunga



(untuk



ritual



tertentu)



bhâi



a bagus; baik adv saja: Mèlè sè mèra bhâi. Pilih



[bhɐghus]



[bhɐjɐŋ]



n



bentuk



singkat



dari



bhândheng [bhɐndhǝŋ] n ikan bandeng bhândheng kerrong



n perompak; jagoan pura-pura



rajin;



bersikap atau berbuat seolah-olah rajin membuat



merajinkan bhâji’ [bhɐjiʔ] n bayi



sabhâlânan



èpatadâ’



sèttong‘bandeng



rong-



setambak



dihabiskan kerung-kerung satu’ ulah satu



bhâjheng [bhɐjhǝŋ] a rajin jheng-mabhâjhengv



abhandhaiv memberi modal mândhâivmemodali



sembhâjâng (sembahyang) abhâjângvi bersembahyang mâjângagivt menyolati (jenasah)



mabhâjhengv



terlebih dahulu menyentuh bumi



abhândhâv bermodal



bhâjâ [bhɐjɐ] n 1 buaya 2 mata keranjang



bhâjhâk



terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat



bhândhâ [bhɐndhɐ] n 1 modal 2 harta



bhâin [bhɐin] adv saja bhâi



[bhɐjhɐk]



abhâlingkangv



[ˋbhəliŋkaŋ]



bhân [bhɐn] p setiap sabbhân



yang merah saja.



bhâjâng



apèyara sapè kerrabhân rowa bârâghâddhâ larang. ‘sebaliknya memelihara sapi bhâlingkang



bhâdhân kaulâpron [T] saya [bhɐi]



tabhâligghâ p sebaliknyaTabhâligghâ kèya



karapan biayanya mahal’



bhâdhân [bhədhən] n badan bhâghus



harus



baik



mengandung kiasan untuk mengacu kepada sifat,



baik



ditunggu agar pekerjaan terlaksana dengan



abhâbhâraghi v melahirkan bhâbhâsan n



kalanya



jadi



rajin;



anggota keluarga dapat merusak nama seluruh anggota keluarga bhând̩hing tandingan:



n bannè



[bhɐnɖhiŋ]



Cekcek



bandingan;



bhândingnga



bârakay. ‘Cecak bukan tandingan biawak.’



Halaman 11 dari 97



abhândhingv berbanding



gembala’ musuh yang kuat kalah dengan



mândhingaghi v membandingkan



lawan yang lemah karena kecerdikan



bhânè [bhɐnɛ] n 1 umpan 2 peluru ketapel



bhânto [bhɐntɔ] v bantu



abhânè v 1 berpeluru Sèngko’ nyettép



abhânto v membantu



abhânè èker. ‘Saya mengetapel berpeluru



bhântoan n bantuan



kelereng.’ 2 berumpan



mânto v membantu



bhângka



v mati (kasar) [bhɐŋkalan] n



bhânyak [bhɐñak] n angsa



[bhɐŋka]



Bhângkalan



Bangkalan;



bhârânca



[bhɐrɐñca]



a



lancar



dan



bisa



kabupaten paling barat pulau Madura



berbicara dengan siapa saja; supel; mudah



Bhângkalan



bergaul



ta’



korang



wâ’-buwâ’ân



‘Bangkalan tidak kurang buah-buahan’ 1



bhârâng [bhɐrɐŋ] n barang; sesuatu



Negeri sendiri (bagi orang Madura) tetap



bhâreng [bhɐrəŋ] n teman abhâreng v berteman; bersama dengan



masih daerah



memiliki lain



kelebihan



2



Anjuran



dibandingkan untuk



pulang



kampung bhângsalan



mârengngè v menemani bhârenteng



[bhɐŋ.sa.lan]



n frasa pendek



mengandung permainan kata-kata untuk menyembunyikan sebenarnya



arti



ingin



maksud



dikatakan,



yang



misalnya



konyè’ ghunong ‘kunyit gunung’ adalah



giat;



bhâruma [bhǝruma/bhruma] n kolong tempat tidur bhâsa [bhɐsa] n bahasa bhâsa [bhəsa] a pecah mabhâsavt memecahkan



‘seketemunya apa adanya’, gumo’ dâdâ



sa-bhâsapecahan



buru’, dsb.



sangat



sungguh-sungguh



tanaman temmo maksudnya sanemmona ‘adalah soso maksudnya kasoso ‘terburu-



a



[bhɐrǝntǝŋ]



sa-bhâsana



pèrèng



pecahan piring bhâta [bhɐta] n batu bata



bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2 membantah



bhâtang [bhɐtaŋ] n bangkai bhâtbhuru [bhɐtbhuru] n kelelawar



bhântal [bhəntal] n bantal



bhâțè [bhɐʈɛ] n untung (niaga);laba



abhântalvt memakai bantal; berbantal



bhâtèk [bhɐtɛk] n batik; motif kain



tal-bhantalann sakit pada leher setelah



abhâtèkv berbatik; bermotif



bangun tidur



bhâțok [bhɐʈɔk] n batok; tempurung kelapa



abhântal ombâ’, asapo’ angèn, apajung



bhâu [bhɐu] n bahu



langngè’‘berbantal



bhed̟dh ̟ il [bheɖɖhil] n bedil; senapan



angin’



ombak



menunjukkan



jiwa



berselimut bahari



orang



Madura



d̟hil-bhed̟dh ̟ ilann senapan mainan med̟dh ̟ ilvt menembak dengan bedil atau



abhântal syahâdât, asapo’ iman, apajung Islam‘berbantal syahadat, berselimut iman, berpayung



Islam’



keberagamaan termanifestasi



menunjukkan



orang dalam



Madura setiap



rasa



senapan bheddhuk [bhǝddhuk] 1 n beduk; jidor 2 v tiba waktu shalat (dhuhur)



yang



bhellâk [bhǝllɐk] a belang



kegiatan



bhelli [bhǝlli] vd sembelih



vi menyembelih untuk keperluan



sampai hal-hal terkecil



abelli



bhântal patèidm teman sehidup semati



tertentu



bhântèng [bhɐntɛŋ] mântèngv membanting bhântèng



[bhɐntɛŋ]



bhântèng



n banteng



matè



ngowan‘banteng



amoso mati



melli vt menyembelih bhelling [bhǝlliŋ] n beling; pecahan kaca



na’-kana’



melawan



anak



Halaman 12 dari 97



kadi’



bhelling



kaojhânan‘seperti



beling



terkena hujan’ tidak bisa dinasehati; keras



adhâ-bhidhâ v berbeda-beda bhighâl [bhighɐl] n rampok; perampok



kepala bhellu [bhǝllu] n anak kuda bhellu



noro’



asennèn



mighâl, abhighâlv merampok ‘anak



kuda



ikut



manggung’ anak kecil yang ikut bekerja [bhǝndǝm]



mendem



v



membenamkan; menanam kedalam tanah abhendemv membenamkan diri [bhǝndǝr]



mabhenderv



bhiluk [bhiluk] belok abiluk v berbelok milukv membelok



(biasanya untuk belajar) bhendem



bhender



midhâaghi v membedakan



bhinar [bhinar] a berseri-seri bhindhârâ [bhindhɐrɐ] n 1 calon kiai yang terdiri atas putra kiai atau mantan santri



a benar



yang telah mengabdi di masyarakat tapi



membenarkan;



menjadikan



benar



belum dianggap pantas untuk menjadi kiai oleh masyarakat



kabhenderrann 1 kebetulan 2 kebenaran der-bhenderadv



dengan



sebenarnya;



benar-benar bhennèng



mabhingongvi



membuat



a bening



bhirâng [bhirɐŋ] n parang atau golok



mentorv



[bhəntɔr]



bhiru



[bhiru]



a



membentur;



akalambhi



bhiru dâun hijau bhisan [bhisan] n besan



menabrak abhentoranv saling berbenturan



abhisanv berbesan



mentorraghiv membenturkan



bhisan



tor-mentorv membentur kesana-kemari



janda



n



[bhǝrkat]



makanan



Morsidi



biru:



bhiru.‘Morsidi berbaju biru.’



dan menonjol ke depan



bherkat



bingung;



membingungkan



[bhənnɛŋ]



bhennol [bhǝnnɔl]a tentang dahi yang lebar bhentor



bhingong [bhiŋɔŋ] v bingung



yang



makanan



dibagikan



pada



sakatèdungan‘besan dan



duda



yang



seranjang’



masing



masing



berkat;



memiliki keturunan melakukan pernikahan



pendoa



kemudian



dalam acara selamatan (tahlilan, rokat dsb.) bherrâs [bhǝrrɐs] n beras



menjadi



besan



karena



menjodohkan masing-masing anak mereka dari pernikahan sebelumnya.



bherrâs sè la dhâddhi tajhin ta’ abâli



bhludhru [bhludhru] n beludru



bherrâs polè ‘beras yang sudah jadi bubur



Bhu [bhu] n bentuk singkat dari ebhu



tak akan menjadi beras lagi’ serupa dengan



Bhu, pa’, bhâbhu’, ghuru, rato‘ibu, bapak,



peribahasa “Nasi telah menjadi bubur”.



sesepuh, guru, raja’ urutan ketaatan orang



bhersè



[bhǝrsɛ]



a bersih



Madura, yaitu kepada ibu,



asè-bhersè/sè-bhersèv bersih-bersih kabhersèann kebersihan



bhubu [bhubu] abhubuv memberikan buwuh



mersèèv membersihkan se-bherse bersih:



1



Jhâ’



atau bhubuwân



v bersih-bersih 2 terlalu sè-bhersè. ‘Jangan terlalu



bersih’



bhubuwânn



uang



atau



yang



yang harus dikembalikan dalam jumlah yang



bhibhik [bhibhik] n bebek



mengadakan hajatan; buwuh ‘bebek



melawan



belibis’ musuh yang tidak sebanding bhidha [bhidhɐ] n beda; selisih abhidhâ v berbeda



barang



disumbangkan pada tuan rumah hajatan



bhețțok [bhǝtʈok] n ikan bețok bhibhik amoso bâlibis



lalu bapak,



sesepuh, guru, dan terakhir pada raja



sama



saat



pemberi



sumbangan



bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang berbentuk kerucut) bhucor [bhucɔr] v bocor bhud̟hu [bhu.ɖhu] a bodoh



Halaman 13 dari 97



dhu-mabhudhuv pura-pura bodoh



bhuru kaluar dâri eddussâ‘baru keluar dari



kabhudhuwân n kebodohan



dosnya’ yang menunjukkan orang yang



mabhudhu v memperbodoh; membodohkan



belum



bhud̟hu èker ‘bodoh kelereng/tidak tahu bhuju’ [bhujuʔ] n1 buyut; kakek dari bapak 2



makam



sesepuh



atau



leluhur



Bhuk



n



panggilan



untuk



kakak



perempuan.  embhuk bhuk-embhughânv tuwann



memanggil



dengan



bhurungann borongan bhurus [bhurus] n anjing bhutbhut [bhutbhut] v mencabut bulu unggas



v



mutbhut



mencabut



bulu



untuk



dibersihkan



panggilan



(penghormatan)



kabhutoann kebutuhan



mabhullongv membolongi



mutoaghiv membutuhkan



long-bhullongan n bolongan



bhuțok [bhuʈɔk] n pupuk



bhulung [bhuluŋ] n pohon sagu



n bumi h bhundhu’ [b undhuʔ] v bungkus abhundhu’v berbungkus dhu’-bhundhu’n bungkusan mundhu’v membungkus bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia anga-bhungav bersenang-senang mabhungavt membahagiakan;



bhuto [bhutɔ] v butuh; perlu abhutoaghiv membutuhkan



untuk orang yang telah menunaikan Haji bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong



bhumè



kaku seperti barang masih baru.



yang disembelih untuk dibersihkan



panggilan embhuk bhuk



sehingga



bhuta [bhuta] n raksasa



kampung yang dikeramatkan [bhuk]



bergaul



bhurung [bhuruŋ] v borong (tentang kerja)



kelereng’ sangat bodoh ego



berpengalaman



muțokv memberi pupuk bhutol[bhutɔl] n botol



[bhumɛ]



abhutol v berbotol: abhutol mèra ‘berbotol merah’ bhutol [bhutol] v bocor bi’ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân biasa [biasa]a biasa abiasaaghiv membiasakan me-



nyenangkan



mabiasav membuat jadi biasa sa-biasa biasa-biasa



nga-mabhungav berpura-pura senang



bibir [bibir] n bibir



bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon 2



bibir



attas



bân



bibir



bâbâ



ghâmpang



pangkal



akebbi’‘bibir atas dan bibir bawah gampang



abhungka v berbatang: Moskèl rassasna



berkata’



bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.



menasihati gampang



‘Musykil rasanya ada pohon nyiur berbatang



bibir nolak, atè mellak‘bibir menolak, hati



lebih dari satu.’



rakus’



ka’-bhungka’an



[kaʔbhuŋkaʔan]



n



pepohonan bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di atas akar. bhungkos [bhuŋkɔs] n bungkus



sindiran



bahwa



pura-pura



menolak



hanya



meski



sebenarnya sangat ingin biddhâng [biddhɐŋ] n wedang abiddhâng



v1



mencelup



pada



membuat air



wedang



panas



2



untuk



membersihkan bulu



abhungkos v berbungkus



bid̟dh ̟ i’ [biɖɖhiʔ] v giring



mungkosv membungkus



mid̟̟d̟hi’ v menggiring



kos-bhungkosn bungkusan; pembungkus



kalau



bigghi’



[bigghiʔ]



n



kata



penggolong



bhunten [bhuntǝn] p(T) tidak



bermacam-macam benda tellorsatos bigghi’



bhurua baru



‘telur seratus buah’ bighi [bighi] n 1 isi (umbi-umbian) 2 biji



Halaman 14 dari 97



abighiv berisi



dibutuhkan orang lain 2 keadaan serba



bighilân [bighilɐn] n biji nangka sin manjhilân akantha



bighilân



è



pèrèng‘seperti



biji



tidak berkesesuaian bitta’ [bittaʔ] mitta’v membeber



nangka di piring’ orang yang tidak bisa



mitta’ buri’ è tengnga jhâlân ‘membeber



dipegang



pantat di tengah jalan’ membuka aib sendiri



perkataanya



karena



selalu



berubah-ubah pendiriannya bijjhân



[bijjhɐn]



di depan umum



n wijen



biyasa [biyasa] a biasa



bilâ [bilɐ] p bila; ketika; jika



abiyasaaghiv membiyasakan



[bilɐŋ] n hitungan; jumlah: tadâ’ bilângnga ‘tak terhitung’ bilis [bilIs] n semut bilu’ [biluʔ] a bengkok; menyimpang dari



kabiyasaann kebiyasaan



bilâng



sa-biyasa v biasa-biasa blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2 jagoan ablatèrv menjadi blater



garis lurus mabilu’v membengkokkan



blèk [blɛk] n kaleng



binè [binɛ] n istri



colo’ blèk ‘mulut kaleng’ (anak kecil) mudah



abinèv beristri



menangis karena alasan kecil



mabinèè v mengawinkan anak laki-laki



blijjhâ



[blijjhə]



n



pedagang



kecil



yang



nè-binèann laki-laki yang gemar menikah



membeli barang (biasanya dari pasar atau



lebih dari sekali dengan poligami atau



langsung ke produsen) untuk dijual kembali



kawin cerai.



di tempat lain



binè’ [binɛʔ] n perempuan



bohong [bohoŋ] n singkong



mon binè’ matè arèmbi’, mon lakè’ matè



bubudhân [bubudhɐn] n muatan



acarok‘perempuan mati karena melahirkan,



buccol [buccɔl] muccolv melepaskan



laki-laki mati karena carok’sudah dianggap



buddhâk [buddhɐk]  beddhâk



biasa di Madura jika perempuan meninggal



budhu’ [budhuʔ] n nasi uduk



karena melahirkan dan laki-laki karena



budhun [budhun] n bisul



melakukan carok.



ètemmo budhun ‘ditemukan budhun’ kena



bintang [bintaŋ] n bintang



penyakit bisul



birâ [birɐ] n birah; sejenis talas yang bisa



mara budhun sè ghi’ ta’ teddhâs ‘seperti



alocasia



bisul yang belum pecah’ masalah yang



dimakan



setelah



direbus



dsb;



indica birjhi’



berlarut-larut [birjhiʔ]



v memisah-misah menjadi



tidak



terselesaikan



dan



terkatung-katung budi [budi] n belakang



bagian-bagian kecil mirjhi’vt memisah-misah menjadi bagian-



di-budiadv paling belakang/akhir



bagian kecil



di-budinaadv akhirnya



birnyè [birñɛ] a gampang menangis



kabudianv bergerak lebih kebelakang lagi



bitong [bitɔŋ] v hitung



makabudi v



membelakangkan;



bitongann hitungan



dahkan kebelakang



mitongv menghitung



sabudiana yang lebih belakang



tong-bitongan



1



v



melakukan



memin-



peng-



bud̟u [buɖu(h)] n tentang ikan menjadi busuk



hitungan; menghitung-hitung 2 n pelajaran



karena lama mati sehingga tidak dapat



berhitung



dimasak untuk dimakan



èbitong ghânep, èbirjhi’ ghânjhil ‘dihitung genap, diperinci ganjil’ 1 orang yang sangat



budu’ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk hewan)



budu’eng



ajam



anak



ayam



2



Halaman 15 dari 97



panggilan untuk anak untuk merendah saat mengacu pada anak sendiri



bulâng [bulɐŋ] molang v mengajar; mendidik (sebagai guru)



abudu’v beranak (hewan)



bullâ’ [bullɐʔ] v merasa panas karena terkena



mabudu’ v 1 memelihara supaya beranak-



api, bara, air panas dsb.



pinak 2 menggandakan dengan bunga atau



bulu [bulu] n bulu



rente: mabudu’ pesse ‘meminjamkan uang



abuluv berbulu



dengan bunga’



bulu kèjhâ’ [kɛ.jhɐʔ] n bulu mata



bugghik [bugghik] n punggung



bun-embunan [bunǝmbunan] n ubun-ubun



abugghikv berpunggung



bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim yang bentuk panjangnya Tabu’ kembung



bujâ [bujɐ] n garam abujâivi memberi garam; menggarami



tongkeng èlang ‘perut kembung pantat



abujâi aèng tasè’ secara harfiah berarti



hilang’ bayi yang berperut gendut sehingga



‘menggarami



menarik



air



laut’



maksudnya



melakukan pekerjaan yang sia-sia. ta’



kennèng



pèntaè



bujhel



dapat



n pusar 1



yang



tua yang bahagia akan kesehatan anaknya bentuk panjangnya mon la kembung pas



membuka:



molè



abukka’



‘kalau



sudah



kembung



bunglon [buŋlɔn] n rambutan



mukka’



bungo [buŋɔ] a ungu



bârâna‘membuka rahasia



papan



seseorang



tabir’ dengan



maksud dipergunjingkan



setelah



diberi



makan



seolah-olah



kepulangannya menunggu suguhan dahulu



bungso [buŋsɔ] a (anak) bungsu bunter



buko [bukɔ] n buku; ruas



(ke-



kenyangan) lalu pulang’ tamu yang pulang



kalambhi‘membuka baju’ 2 terbuka Labangnga abukka’.‘Pintunya terbuka’ ka’-bukka’anv saling terbuka membuka



kecil



bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang



bukka’ [bukkaʔ] mukka’v membuka abukka’v



menjadi



merupakan ungkapan kebahagiaan orang



bujâna‘tidak



dimintai garamnya’ pelit; kikir [bujhǝl]



pantatnya



[buntǝr]



a



bentuk



bulat



seperti



lingkaran



bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang



bunto’ [buntɔʔ] n ekor



dibuat dari anyaman daun kelapa kemudian



abunto’(an)v berekor



dibungkus karung goni, diikat dengan tali



burgu’ [burguʔ] n sejenis kerudung



sehingga membundar



buri’ [buriʔ] n anus; dubur



buku [buku] n buku



buru [buru] v 1 lari dari sesuatu Ayo, dhuli



mukuaghiv membukukan; menjadikan buku bulâ [bulɐ] pron(M) saya bulân [bulɐn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari



buru. ‘ayo cepet lari’ 2 melarikan diri: Polana tako’ èokom matè, Mat Rai buru dèri penjara (Karena takut dihukum mati, Mat



dalam penanggalan yang terdiri atas 28, 29,



Rai melarikan diri dari penjara.) 3lepas



30,



maburuv melepaskan



atau



31hari



yang



membagi



tahun



burug [burug] v aburug mengajar; mendidika



menjadi 12 kènè’ ta’ korang bulânna‘kecil tidak kurang



morok [] mengajar atau mendidik (ngaji



bulannya’



dsb)



orang



yang



kelihatan



lemah



tetapi mampu mengatasi masalah yang



burung [buruŋ] v gagal; tidak jadi



besar bersinonim dengan kecil-kecil cabe



buta [buta] a buta mabutav acuh, tidak mau melihat



rawit mara



bulân



pornama



‘seperti



purnama’ wajah yang berseri-seri



bulan



ta-mabutav pura-pura buta butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)



Halaman 16 dari 97



abutèranv



membiarkan



butir-butirnasi



buwâ kaalèngan dâun‘buah terhalang daun’



terbuang tanpa dimakan saat makan aburu



membantu kepentingan orang lain, tetapi



butèr, adhina tompeng‘mengejar butir nasi,



dia sendiri tidak mendapat apa-apa



meninggalkan tumpeng’



karena serakah



buwâng [buwɐŋ] v buang



mengambil yang kecil sedang yang besar



buwângann buangan



yang dimiliki hilang karenanya



muwângv membuang



buto [butɔ] a utuh mabutov membuat utuh kembali buwâ [buwɐ] n buah



tabuwang v terbuang (tanpa sengaja) wang-buwangnga n pembuangan buwi [buwi] a bisu



abuwâv berbuah



mabuwi v



wa’-buwaann buah-buahan



membisu



acuh,



tidak



mau



berbicara;



wi-mabuwiv pura-pura bisu; bersikap atau bertindak seolah-olah bisu



Halaman 17 dari 97



C cabbhi [cabbhi] n cabai



calèpèr



cabbhi lètè’ cabe rawit nè’-kènè’



a



[calɛpɛr]



tak



henti-henti



berkomentar dan selalu berbicara



cabbhi lètè’ peribahasa yang



bersinonim ‘dengan kecil-kecil cabe rawit’ cabbhur [cabbhur] v cebur



calmot [calmɔt] a coreng-moreng calo’ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak dilebarkan



acabbhurvi menceburkan diri



calo’ kodhi’ calo’ yang pelebaran perutnya



nyabbhurvt menceburkan



sangat



tacabbhurvi tercebur



sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari



cabhul



[cabhul]



n orang yang sangat pendek;



mencolok



sehingga



membundar,



tempurungnya cambur [cambur] a serupa dengan yang lain



cebol mara



cabhul



è



jhurâng



ajhângoa



sehingga sulit dibedakan



langngè’‘seperti cebol di jurang hendak



bur-macambur v bergabung untuk menyatu



menggapai langit’ orang yang berkeinginan



dengan suatu kelompok atau golongan



sangat tinggi sehingga tidak mungkin bisa tercapai



kurang tepat ramuannya (makanan)



caca [caca] n perkataan



campor



acaca duwâ’‘berkata dua’ sama dengan cacat [cacat] n cacat; cela; aib



1cangcang



nyaccavi mencincang



pemberian,



kotor cacèng [cacɛŋ] n cacing



[caŋcaŋ] n siput yang hidup di



pohon



nglodu’â



hendak



nyangcangv



[caŋcaŋ]



pada patok atau batang pohon 2cangcang



komèrè‘seperti



menelan



kamiri’



menginginkan sesuatu yang tidak mungkin cakang [cakaŋ] a cekatan runcing dan membengkok



[caŋghik]



acangghikv



cekcok;



bercekcok cangka [caŋka] n cabang cangkaro’



[cǝŋkarɔʔ]



n kerak nasi yang



digoreng



calaka’ [calakaʔ] n bencana; kecelakaan acalaṭaghânv



cangghik



acangkav bercabang



cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya



[claʈak]



lemparan,



menambatkan hewan ternak, perahu, dsb



cacemmer [cacǝmmǝr] n air pelimbahan; air



calaṭak



menerima



barang jatuh dsb.



cacca [cacca] v cincang



cacing



bercampur atau



nyacat v mencela



cacèng



acamporv



[campɔr/campor]



candhâk [candhɐk] nyandhâkv menangkap



lidah bercabang atau munafik



mara



camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena



berserakan



cangkèm [caŋkɛm] n dagu cangkèr [caŋkɛr] n cangkir



tidak teratur



cangnga’ [caŋŋaʔ] acangnga’v membantah



nyalațak v menyerak



cantͅèng [canʈɛŋ] n gayung



calațțong [calaʈʈɔŋ] n kotoran hewan besar (sapi, kerbau, kuda, gajah, dsb.) calè [calɛ] n cela nyalè v mencela lè-calèan v saling mencela



capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air acapcabhânvi menetes nyapcapvi menetes capèng [capɛŋ] n caping acapènganvi bercaping



lè-calè bellât ‘cela-cela sembilu’ sesuatu



capo’ [capɔʔ] nyapo’v melampaui; menyusul



yang dicela tetapi dipakai juga



carakan [carakan] n abjad/huruf jawa



Halaman 18 dari 97



carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa



berbentuk hewan spt ayam dsb dengan



carèkkèng [carɛkkɛŋ] a pelit



lubang kecil memanjang di bagian atas



caremmet [carəmmət] a sangat benci



cella [cəlla] n cela; aib



carèta [carɛta] n cerita



nyella v menghina; mencela



acarètav bercerita



celleng [cǝllǝŋ] a hitam



nyarètaaghiv menceritakan



macellengv menghitamkan



nyarètaèmenceritakan



ngacellengv menghitam



carobhu [carɔbhu] a ceroboh; sembarangan carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki



celleng modhus sangat hitam cellep [cəlləp] a dingin (tentang makanan;



secara berhadapan dengan menggunakan



perasan, dsb)



senjata (terutama celurit) didasari perasaan



macellep v mendinginkan



terhina atau dendam.



lep-cellep adv dalam keadaan dingin: Lep-



acarokvi melakukan carok. Klèbun Jhâddih



cellep kadi’ riya èntarra kamma? ‘Dalam



acarok kalabân klèbun Tana Mèra. ‘Kepala desa



Jaddih



melakukan



carok



dengan



kepala desa Tanah Merah’.



dalam kubangan lumpur dsb)



Mon lo’ bângal acarok, jhâ’ ngako orèng Madhurâ‘Kalau



tidak



carok,



jangan



mengaku



Orang



Madura



kehormatan



berani



harus



an



melakukan



orang berani



harga



Madura’ membela



diri



sekaligus



n



lapisan



[c(a)rɔmpɛŋ]



tacelletv terbenam; terperosok (ban) cello’ [cǝllɔʔ] v ciduk nyello’v menciduk lo’-cello’ n alat untuk menciduk; gayung cellot [cǝllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat cèlo’ [cɛlɔʔ] a asam; kecut



menghindari perasaan malo carompèng



keadaan dingin seperti ini mau ke mana?’ cellet [cǝllǝt] nyelletaghiv membenamkan (ke



cèmeng [cɛmǝng] acèmengv tidak bisa diam



pembungkus bambu muda yang dipenuhi



cèmot [cɛmɔt] a jauh sekali (tak terkejar)



miang



cempaka [cǝmpaka] n cempaka



cațak [caʈak] n (potongan) ranting yang



Cèna [cɛna] n (orang, bahasa) Cina



bercabang dua



Cèna èjhuwâli jhârum ‘Cina dijuali jarum’



acathak v bercabang



melakukan pekerjaan sia-sia



cațoț [caʈɔʈ] n catut; alat pencabut paku nyațoț v bekerja menggunakan catut



cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol cèngcèng [cɛŋcɛŋ] v singsing; menggulung



cè’ [cɛʔ] adv sangat



atau menarik ke atas lengan baju, rok,



cèccè [cɛccɛ] v menumbuk dengan benda



sarung



dsb



untuk



memudahkan



tumpul benda-benda basah seperti daun



bekerja.



dsb



Nyèngcèng v menyingsigkan



nyèccè v menumbuk



dalam



cèngè [cɛŋɛ] n sambal



cekcek [cǝkcǝk] n cicak



cengkal [cǝŋkal] a membandel



cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki



cengkèr [cǝŋkɛr] n cengkir; kelapa yang



cekka’ [cəkkaʔ] v melekat Sè cekka’ coma



congor bi’ talè laènna sè ngalèlèt bhâdhânna. Yang melekat cuma tali kekang (sapi)



dengan



tali



lainnya



yang



melilit



badannya. cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng cèlèngan n 1 tabungan; 2 tabung yang dipakai untuk bemnyimpan uang biasanya



masih muda; mumbang cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut nyèngkolv menyikut kol-cèngkolanv saling sikut cèntong [cɛntɔŋ] n centong nyentong v menyenduk dengan centong ceppet [cəppət] a cepat; lekas maceppetv mempercepat



Halaman 19 dari 97



pet-ceppet a terlalu cepat Jhâ’ pet-ceppet. ‘jangan terlalu cepat’



cocot [cɔcɔt] n moncong; mulut yg panjang atau memanjang (spt mulut anjing atau



cepplo’an [cǝpplɔan] n pemilihan kepala desa



babi)



cèrè [cɛrɛ] n cela; aib



codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar



cèrèt [cɛrɛt] n poci; teko; cerek



cokka [cɔkka] n cuka



cerrè’ [cǝrrɛʔ] a pelit



coko’ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung yang



cerrèng [cǝrrɛŋ] n jerit



menutupi



acerrèngvi menjerit rèng-cerrèngan



menjerit



main-main



berkali-kali dan mengganggu



nyokobhiv mencukupi



ajhuluaghi cètagghâ, bilâ ètegghu’ bunto’na pas alè’-palè’‘menjulurkan kepalanya, kalau ekornya



alasan



bergeliat



diri’mudah



ditagih



berkelit



untuk



acoko’ v berkerudung



cokop [cɔkɔp] a cukup



cèţakbâto keras kepala/kepala batu



ketika



ditambah



karena sifat dan perangai yang buruk



acèţakv berkepala



melepaskan



biasanya



ako’-coko’ tae‘berkerudung tahi’ terkenal



cèţak [cɛʈak] n kepala



dipegang



rambut,



kerudung dibagian luar



mencoba



nyokopaghi v menyukupkan colo’ [cɔ.lɔʔ] n mulut acolo’vi (kas) menyangkal tuduhan yang



berjanji



namun



sudah terbukti.



dengan



banyak



kacolo’an



ketidak



dengan menyampaikan kepada orang lain



menutupi



sanggupannya menepati janji



suka



memperbesar



masalah



sesuatu yang sepele



cèțè [cɛʈɛ] n periuk



acolo’ songai‘bermulut sungai’ rakus



cetto’ [ceʈʈɔʔ] nyetto’v mencungkil



colo’ bâbâ bahasa kiasan untuk kemaluan



ciya [ciya] a 1 dingin 2 hambar (tentang rasa



perempuan



makanan dan minuman)



colo’ bâlijjhâ‘mulut penjual keliling’ suka



ciyom [ciyɔm] cium



berbohong



nyiyomvt mencium



dan



membesar-besarkan



sesuatu mengenai dirinya



cobbâ [cɔbbɐ] a bolong atau lalai (untuk



colo’



ebblèk‘mulut



kaleng’



gampang



ibadah yang dilakukan secara rutin spt



menangis; birnyè



salat, puasa, dsb)



colo’ morbhur‘mulut bercuap’ orang yang



cobbhu’ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman bambu yang



digunakan untuk



mencuci



beras cobhâ



[cɔbhɐ]



perkataanya suka mencela dan menjelekjelekkan



orang



lain



yang



belum



jelas



kebenarannya



n cobaan



coma [cɔma] p cuma



nyobhâ v memberi cobaan



comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang



cobik [cɔbik] n cobek; cowek



lancang dan bukan pada tempatnya



cocco’ [cɔccɔʔ] n paruh



combel [cɔmbəl] v cubit



nyocco’v mematuk



nyombel v mencubit



coco [cɔcɔ] v menusuk (dengan senjata dsb) nyoco v menusuk



compo’ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah



cocok [cɔcɔk] v sesuai



congar [cɔŋar] n tali kekang pada sapi,



cocor [cɔcɔr] n paruh



kerbau yang dimasukkan melalui hidung;



acocorv berparuh acocor/cor-cocor



comettè [cɔməttɛ] n cemeti; cambuk



keluan tongar bunto’idm



berbaris



teratur ke belakang menghadap satu arah



congor [cɔŋɔr] n tali kekang pada sapi dan kerbautongar conto [cɔntɔ] n contoh



Halaman 20 dari 97



nyontoaghiv mencontohkan copa [cɔpa] n ludah



tidak bisa dijilat kembali’ janji yang sudah terlanjur diucapkan harus ditepati



acopav meludah



copè’ [cɔpɛʔ] a sempit



nyopaèv meludahi



copet [cɔpǝt] a sempit



copa sè ella ghâgghâr ka tana ta’ èkennèng



corok [cɔrɔk] tacorok rugi dan harus nomboki



jhilât polè‘ludah yang sudah jatuh ke tanah



corpot [cɔrpɔt] a pembohong besar; tukang bual



Halaman 21 dari 97



D dâ’ [dɐʔ] p ke



dârâ èlongan v mimisan



d̟â’iyâ [dɐʔiyɐ] p begitu



âkadârâ èkadhâghing mendarah mendaging



dâdâ [dɐdɐ] n dada



d̟ârd̟âr [ɖɐrɖɐr] v membuka lebar-lebar



adâdâv berdada



dâri [dɐri] p dari



dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâperib‘dada



dâteng [dɐtǝŋ] v datang



gula, punggung mimba’ baik di muka



adâtengnganv berdatangan



(umum),



adâtengngèv mendatangi



namun



di



belakang



tampak



kadâtenganv kedatangan; didatangi



keburukannya d̟âd̟âp[ɖɐɖɐp]a silau



madâtengv mendatangkan



d̟âp-d̟âd̟âbhân n kesulitan melihat karena



padâtengnga a cara datangnya



silau



teng-dâtengv



d̟âd̟âr [ɖɐɖɐr] n daun kering



tiba-tiba: Teng-dateng ngamok, ta’ etemmo marghana. Tiba-tiba



dâdu [dɐ.du] n dadu



mengamuk tak jelas sebabnya.



adâduvi melakukan perjudian dadu



dâun [dɐun] n daun



dâi [dɐi] n dahi



adâunv berdaun



dâjâ [dɐ.jɐ] n utara



un-dâunann dedaunan



makadâjâ



v menjalankan, mengarahkan,



menghadapkan, dsb ke utara ngadâjâv agak ke utara nèyat



menyebabkan



mnghalalkan



d̩hâ’âr [dhɐʔɐr] v (T) makan adhâ’ârv (T) makan dhâbâ’ [dhɐ.bɐʔ] n berudu; anak katak



dangdang [daŋdaŋ] v dandang (alat dapur) dângdâng [dɐŋdɐŋ] n burung gagak semangka’



dengan



tidak



melakukan



atau



nga’-ènga’



dhâbâ’‘ingat-ingat



berudu’



lupa-lupa ingat



mara dângdâng nyocco’ samangka ‘seperti pekerjaan



adeppaèv mengukur dengan depa



dhâ’ârânn (T) makanan



berbagai cara dânga [dəŋa] adangav mendongak



mematuk



bâringèn



deppa [dǝppa] n depa



ngèco’‘tamak/serakah bibit niat mencuri’



gagak



dâunna



sedikit demi sedikit



bhibbhiddhâ



serakah



ka



‘berlindung pada daun beringin’ mengaku



dâkka [dɐkka] a tamak; loba; serakah Dâkka



lèng-ngalèng



kurang



sungguh sungguh dântè’ [dɐntɛʔ] v tunggu



d̩hâbu [ɖhɐbu] n (T) kata ad̩habu v berkata d̩habuann perkataan dhâbu’ [dhɐbu’] v cabut nâbu’ v mencabut



adântè’v menunggu



bu’-dhâbu’



(lo’) kadântèn v (tidak) sabar menunggu



mencabut (rumput, uban, dsb)



d̩âpa' [dɐpaʔ] v sampai, tiba



v



(melakukan



pekerjaan)



d̩hâd̩d̩hâ’ [ɖhɐɖɖhɐʔ] n pohon dadap



madâpa'v1 menyampaikan (pesan, titipan



d̩hâdd̩hâ’



dsb.) 2 mengantar sampai tempat tujuan



pagghun dhâddhâ’ kèya‘sekalipun dicat,



d̩âpor [dapɔr] n dapur por-d̟âporv mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan dapur dârâ [dɐrɐ] n darah adârâv berdarah



sanajjhân



èeccèddhâ



ghi’



dadap masih tetap dadap juga’ kenyataan yang



ditutup-tutupi



lama-lama



akan



ketahuan juga dhâddhi [dhɐddhi] 1 vi menjadi Moga dhaddhi



samporna. ‘semoga menjadi sempurna’2 p



Halaman 22 dari 97



Dhâddhi, mon èbitong sataon sakalèyan kalè bârâghât jiya bârâmpa? ‘jadi



jadi



baik



selalu



keluar



dari



permasalahan



dengan baik.



kalau dihitung setahun sekali dikali biaya



dhâlem [dhɐlǝm] n (T) rumah; kediaman



tersebut berapa’



dhâlika [dh(ɐ)lika] n geladak tempat tidur



adhâddhiagi vi menjadikan



nâlikaèv memberi atau membuat geladak



dhin-dhâddhinn hantu orang yang sudah



tempat tidur



meninggal dengan wajah asli orang yang meninggal tersebut, biasanya datang tiba-



dhâlko’ [dhɐlkɔʔ] n burung bangau; burung kuntul



tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian



dhâlmos [dhɐlmɔs] a (sangat) malas bekerja



kadhâddhiânn kejadian



d̟hâlpok [ɖɐlpɔk] a tua (kasar)



madhâddhi v menjadikan



dhâlubâng [dhɐlubɐŋ] n kertas



d̟hâd̟hâ [ɖhɐɖhɐ] a (ikan, ungags, dsb) mudah



adhâmaranv memakai lampu



sakit, mati dsb. dhâdhâk



[dhɐdhɐk]



dhâmar [dhɐmar] n lampu; pelita



kadhadhak adv mendadak;



d̩hâmmang



[ɖhɐmmaŋ]



1



terburu-buru



mendingan



dhâk-dhâdhâk adv secara mendadak



d̩hâmmangana lebih ringan



adv sampai: Coma karna adantè’ pèssè saèbu ropèa dhâghâ ta’ abhâjâng. ‘Hanya karena menunggu uang



mad̩hâmmangv meringankan



dhâghâ



[dhɐghɐ]



seribu rupiah lagi sampai tidak shalat.’



a



ringan



2



mang-d̩hammangana paling ringan mang-d̩hâmmanga ringan-ringan; rata-rata ringan



dhâghâng [dhɐghɐŋ] n pedagang



dhândhân [dhɐndhɐn] adhândhânv berdandan



adhâghângv berdagang



dhândhânann dandanan



dhâghângann (barang) dagangan



nândhânèv mendandani



èkadhâghângv dijadikan barang dagangan



d̟hângkas [dhɐŋkas] a dangkal



dhâghâng tona adhu’um bhâtè‘pedagang



d̟hângkè’ [ɖhɐŋkɛʔ] a dempet



rugi membagi-bagi untung’ orang yang



dhâpa’, pa’-dhâpa’an [paʔ.dhɐpaan] n tapak



melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk



kaki



memamerkan kelebihan yang tidak dimiliki



dhârâka [dhɐrɐka] a durhaka



sè adhâgâng, adhâghing‘yang berdagang,



d̝hârd̝hâr



berdaging’ yang berusaha (berdagang) akan



[ɖhɐrɖhɐr]



nârd̝hâr



v mengetuk



pintu dengan keras; menggedor dhâris [dhɐris] n burung hantu



berhasil dan hidup nyaman (berdaging) dhâghing [dhɐghiŋ] n daging



dhâurân [dhɐ.u.rɐn] n kayu untuk pikulan



adhâghingv berdaging; gemuk



uang biasanya dibuat dari bambu dan



dhâghing budhuk n penyakit kusta



bersifat lentur



d̝hâkd̝hâk



[ɖhɐkɖhɐk]



nâkd̝hâk v mengetuk



pintu dengan keras; menggedor



untuk dicampur dengan sedikit saos, kecap



adv seketika itu juga dhâlâ adv dhâghâ dhalang [dhələŋ] n dalang dhâkkala



[dhɐkkala]



dsb. sebelum dimakan neddhelv melakukan deddhel



[dhɐlɐ]



dhellek [dhəllək] n ikan gabus besar biasanya



adhâlângv mendalang dhâlâng kerobohan



èkarobbhui



dheddhel [dhǝddhǝl] v mencelupkan makanan



seukuran betis atau paha orang dewasa pangghung‘Dalang



panggung.’



Pemimpin



yang



dhemmel [dhəmməl] a belum kering benar (tt pakaian); lembab



celaka karena ulah sendiri.



dhibâsa [dhibɐsa] a dewasa



tadâ’ dhâlâng kakorangan lakon‘Tak ada



dhibi’ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri



dalang kehabisan cerita.’ Pemimpin yang



kadhibi’adv sendirian



Halaman 23 dari 97



ngadhibiiv mau menang sendiri d̩hidd̩hi’



adhungèngv mendongeng



adj sedikit



[ɖhidɖhiʔ]



dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng



dhika [dhika] pron(M) kamu; anda



adhungngèngv mendongeng



dhimèn [dhimɛn] n dahulu: Maos dhimèn



dâlem atèna. ‘Baca dulu dalam hati.’ d̟himpa [ɖhimpa] a lumpuh 1dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès‘hari



[dhuŋkaŋ]



adhungkang



membungkukkan



(buri’)



badan



menunggingkan



untuk



pantat



biasanya



berkonotasi penghinaan, melangkahi, dsb dhunynya [dhuñña] n1 dunia 2 harta:ta’ andi’



Kamis’ 2dhina



dhungkang



dhunynya tidak punya harta; miskin3 alam



[dhina] bd, inj biar



adhina v menyisakan dhinèng



p



[dhinɛŋ]



fana, yaitu alam sebelum akhirat adapun,



mengenai,



dhupa [dhupa] n dupa



tentang hal d̩hingd̩hing [ɖhiŋɖhiŋ] n daging dhipplak



adhunnynyav berharta



[dhipplak]



adhupaèv memberi (membakar) dupa



a pincang



nupae v memberi (membakar) dupa



dhisan desa



padhupaan



dhlânang [dhlɐnaŋ] n gagang (pedang, pisau,



pedupaan



n



tempat



membakar



dupa;



dhurin [dhurin] n durian



dsb) adhlânangv



memiliki



bergagang



(dari):



gagang



atau



adhlânang



kaju



‘bergagang kayu’ dhrâjhât



sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa saja



dhlubâng [dhlubɐŋ] n kertas [dhrɐjhɐt]



dhusa [dhusa] n dosa



d̟huson



n derajat



[dhusɔn]



a



mudah



marah



atau



tersinggung



dhu’um [dhuʔum] v membagi



dhuwâ [dhuwə] n doa



adhu’umv berbagi



adhuwâv berdoa



adhu’umanv berbagi (kebahagiaan, harta,



adhuwâaghiv mendoakan



dsb.) dengan orang lain



nuwâiv mendoai; berdoa untuk atau pada



nu’umv membagi



nuwâaghiv mendoakan



dhuddhing [dhuddhiŋ] nuddhing v menunjuk d̩hukon



[ɖhukɔn]



ad̩hukonv



n dukun



atamba,



bertambah,



menggunakan



pertolongan



bherkaddhâ



makanan



korang‘doa



berkatnya



kurang’



tugas bertambah upah tetap atau berkurang dhuwâ’ [dhuwəʔ] n



dukun nukonèv bekerja sebagai dukun dhulâng



dhuwâ



[dhulɐŋ]



dhuwâ’ bato pohon atau buah jamblang



nulângv menyuapi



dhuwâ’ butèr pohon atau buah salam



adhulângv menyuapi



dibâsa [dibɐsa] a dewasa



lâng-dhulâng(an)v saling menyuapi



dimma [dimma] pron dimana



dhuli [dhuli] adv segeraTa’ tako’ matè, sapè



dhuli nyalèp. ‘tidak takut mati, sapi segera menyusul/menyalip’



man-dimman (dari) mana-mana dinna’ [dinnaʔ] pron/adv disini; penunjuk dekat



dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek,



diyâ [diyɐ] adv di sini dokar [dokar] n dokar



menowel lit-dhulidhânv



1



saling



mencolek



atau



adokar v naik dokar



menowel 2 menowel atau mencolek dengan



du [du] num dua; singkatan dari duwa’ yang



usil Jhâ’ lit-dulidhân, bânnè pettès. Jangan



menjadi inti frasa numeralia seperti du polo



colak-colek, bukan petis.



‘dua puluh’



dhungèng



[dhuŋɛŋ]



n dongeng



du’u [duʔ.u] a bodoh



Halaman 24 dari 97



duccol [duccɔl] v lepas



madumpav menumpahkan



aduccolv melepas (pakaian dsb.)



durdur [durdur] a lembut karena terlalu



nuccolèv melepaskan dugghâ



[dugghɐ]



v



masak atau karena jatuh (ttg buah-buahan) sampai;



terjangkau;



tergapai dumalem [dumalǝm] adv dua hari yang akan



duri [duri] n duri aduriv berduri aduri



pandân/martabhât



durina



datang



pandân‘berduri pandan/ibarat duri pandan’



kadumalemmaadv dua hari yang lalu



mau meminta tidak mau memberi; pelit



dumpa [dumpa] v tumpah



duwâ’ [duwɐʔ] n dua



Halaman 25 dari 97



E è [ɛ] p di



menghilang.’ 2 vt menghilangkan Ustadz



ebbal [əbbal] n bola



adhabu jha’ bato bisa maelang najis.



ebbis [ǝbbis] n bis; bus



ngèlangngaghi



èbhu [ɛbhu] n ibu



bato bisa ngelangngaghi najis.



èbir [ɛbir] a sifat pamer



Èlang tamparra ghi’ karè tembânav ‘hilang



èbo’ [ɛboʔ]n ibu èbhu



tamparnya, masih ada timbanya’ hilang



èbu [ɛbu] ribu



segala



èbuann ribuan



keuntungan



hanya



tersisa



ellap [əllap] n lap; penyeka



ngeccètv mengecat



ngellap v mengelap



eddus [ǝddʊs] n karton pembungkus barang



ellong [ǝllɔŋ] long-ellongann jalan tembus èlmo [ɛlmɔ] n ilmu



produksi; dus



n ijin



aèlmov berilmu; pandai



ngèdhinèv mengijinkan



mara



èding [ɛ.diŋ] dengar



èlmona



tagghuk‘seperti



ilmu



menabrak’ orang yang mau enaknya sendiri



ngèdingvt mendengar



tanpa memikirkan kesusahan orang lain



ngedingngaghiv mendengarkan



èlong [ɛlɔŋ] n hidung



ngèding sakopèngan‘mendengar sekuping’



ta’



mendengar selintas



lesengnga‘tidak



egghung [ǝgguŋ] n gong to’-koto’



dan



Tello’



ella [ǝlla] adv sudah



aeccètv bercat



èdhi



menghilangkan



modalanya



eccèt [ǝccɛt] n cat



[ɛdhi]



vt



amonyè



tao



jhâ’



konco’na



èlongnga



tahu



bahwa



bâdâ ujung



hidungnya belepotan’ orang yang tidak egghung‘berbisik



sadar akan keburukan sendiri



berbunyi gong’ karya besar yang hanya



ollè èlong mènta pèpè‘dapat hidung minta



berasal



pipi’ tidak pernah puas atau cukup; tamak;



dari



kabar



atau



rencana



yang



sayup-sayup èjhâ



[ɛjhɐ]



loba



ngèjhâv mengeja



èman [ɛman] a sayang



èjhâân n ejaan



emanana pelit; terlalu sayang pada sesuatu



èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri ejjhâm



[ǝjjhɐm]



ngaemanè v menyayangi



n jam



emba [ǝmba] n kakek/nenek



aejjhâmanv memakai jam tangan



embhân [ǝmbhən] ngembhânv menggendong



lo’ tao ngèding monyena ejjhâm ‘tidak



(bayi dsb) di depan



pernah mendengar bunyi jam’ orang yang



bhân-embhânn kain untuk menggendong



dianggap tidak tahu aturan karena berasal



abhân-embhânv



dari desa terpencil. Ungkapan ini digunakan



menggendong



untuk melecehkan







la



memakai



kain



abhân-embhân



untuk ghi’



èker [ɛkər] n kelereng; gundu



âghândhungè‘yang sudah menggendong di



èlang [ɛlaŋ] vi hilang



depan digendongi lagi di punggungnya’



kaèlanganv kehilangan



orang



maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se



masih diberi tambahan beban lagi



madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‘sakti yang



menghebohkan



desa



bisa



yang



sudah



menanggung



beban



embhuk [ǝmbhuk] n saudara perempuan yang lebih tua; kakak perempuan embi’ [ǝmbiʔ] n kambing



Halaman 26 dari 97



embi’



ambhâ



ka



pakacangan‘kambing



terlepas ke kebun kacang’ menghabiskan



ta’



endâ’



katompangan‘tidak



tertumpangi’ tidak mau berhutang budi



semua makanan yang disuguhkan



end̟i [ənɖi] jhâ’ endi adv nanti dulu



embi’



ènep [ɛnəp] ngènep v menginap



kenynyang



ghi’



ngandus‘kambing



mau



kenyang masih menanduk’ tamak; loba;



ngènepaghi v menginapkan; meninggal-kan



tidak pernah merasa cukup



satu malam



mara



embi’



ngantor



ghunong‘seperti



ènga’ [ɛŋaʔ] 1 v ingat 2 p seperti



kambing menanduk gunung’ pekerjaan sia-



makènga’vmaènga’



sia karena tidak mungkin berhasil



maènga’v mengingatkan



èmbu [ɛmbu] n tambahan



nga’-enga’anv ingat sesuatu tapi belum



bu-embun yang ditambahkan



jelas



ngèmbui v menambah



ngenga’èv mengingat sso



ngala’ èmbu ‘mengambil tambahan’ suatu



èngghâ [ɛŋghɐ] v pergi



kondisi



èngghi [ɛŋghi] p (M/R) iya



ketika



seseorang



bertingkah



melebihi yang seharusnya misalnya orang miskin yang suka menghambur-hamburkan uang, orang “jelek” yang sok cantik dsb.



èngghi panèka ialah engghun [ǝŋghun] n tempat engghunna bhândheng epatabâri kènduy



embu’ [ǝmbʊʔ] n ibu



‘tempatnya



bandeng



emma’ [əmmaʔ] n 1 bapak 2ibu



melakukan



pekerjaan



emmas [ǝmmas] n emas ngemmasè



v



memberi



ditawari yang



teri’ sia-sia;



menggarami air laut atau



memasang



engko’ [ǝŋkɔʔ] pron(R) aku, saya



emas



enjâ’ [ǝñjɐʔ] (R) tidak



emmas tabhendem ‘emas terpendam’ orang



ènjhâm [ɛñjhɐm] ngènjhâm v meminjam



yang memiliki kemampuan tetapi tidak



ènjhâmann hasil meminjam; pinjaman ngènjhâmmaghiv meminjamkan



terlihat atau diketahui orang lain emmas towa èsempo‘emas tua disepuh’



ennem [ǝnnǝm] n enam



orang



enneng [ǝnnǝŋ]neng-ennengv diam



yang



sekalipun



keturunan



orang



terpandang tetapi mau berguru kepada



neng-ennengnga



siapa saja



besi berkarat’ diam karena memang tidak



emmas towa ta’ ambhu eseppo ‘emas tua tidak usah disepuh’ orang yang matang kepintaran



dan



kebijaksanaannya



tidak



perlu dinasehati berpandai



pekerjaan



yang



mampu (tahu dsb) èntar [ɛntar] v pergi: Siyani entar ka pasar. ‘Siyani pergi ke pasar’ ngèntarè v mendatangi



ngemmasè ngèras mandhi ‘berpandai emas seraya



bessè tataèn ‘diamnya



besi’



dua



dilakukan



atau



dengan



lebih baik



secara bersamaan



entèk/tèk-entèghân



[ǝntɛk/tɛkǝntɛghɐn]



n



jari kelingking ngentèkaghiv‘mengelingkingkan’ meremehkan



empa’ [ǝmpaʔ] n empat



enten [ǝntǝn] (M) tidak



empo [ǝmpɔ] n empu (pembuat senjata)



ènten [ɛntǝn] n intan



èmpon [ɛmpɔn] a lumpuh



Ènten èbâddhâi kalontongan‘intan diwadahi



èmpor [ɛmpɔr] aèmporvberkubang lumpur



kelongkong’ orang yang mulia (bangsawan



endâ’ [ǝndɐʔ] vi mau



dsb) akan tetap terlihat meskipun bergaul



dâ’-mata’endâ’, di-budina èkala’ ngendâ’



dengan orang kebanyakan



pura-pura tidak hendak, padahal sangat



ènten



berkehendak



orem‘intan yang tenggelam dalam lumpur



nyèllem



ka



cellot



ta’



bhâkal



Halaman 27 dari 97



tidak akan suram’ keluhuran sifat (orang) mulia pasti tampak meski disembunyikan èntèng [ɛntɛŋ] a ringan; enteng



essa [əssa] a sah; abash ngessaaghi v mengesahkan èssè [ɛssɛ] n isi



ngèntèngaghi v menganggap ringan atau



aèssèv berisi



sepele; menyepelekan



ngèssèèv mengisi èsto [ɛstɔ] a tulus; sungguh-sungguh; serius;



èntep [ɛntəp] v tutup pintu aèntep v tertutup (pintu)



ikhlas



ngèntep v menutup pintu



ngèstoaghivt



melakukan



orang



dengan



ènter [ɛntǝr] ènterrann baling-baling aènterv berpusing; berputar ènthok [ɛnʈɔk] n entok; bebek manila enynyor [əññɔr] n kelapa



ngèrèng



ngestoaghi



tulus



undangan



dengan



tulus’ ètèk ècocorè emmas ghi’ bhâkal ècocoraghi



eppa’ [ǝppaʔ] n bapak [ɛrɛŋ]



untuk



ètèk [ɛtɛk] n anak bebek



èpon [ɛpɔn] pron (T) nya èrèng



lain



undangan‘menghadiri



sesuatu



ka pacarrèn kèya‘itik diberi paruh emas



v



1



mengiring;



akan disusupkan ke air limbah juga’ orang



mengarak 2 ikut 3 ayo; mari



yang sudah terbiasa berperilaku buruk sulit



pangèrèngn



dibawa ke dalam kebaikan



pengiringPangerengnga saronen. ‘Pengiringnya alat musik saronen.’ èrèt [ɛrɛt] v seret ngèrètv menyeret èrowan [ɛrɔwan] n tawon (madu) èrok [ɛrɔk] ngèrokv mengganggu; mengacau errat [ərrat] rat-errat/erradhânn geretan/



ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè‘itik yang



bertelur,



ayam



yang



mengerami’



seseorang yang melakukan kebaikan, tetapi orang lain yang mendapat pujian sesuai dengan peribahasa ‘kerbau punya susu, sapi dapat nama’



rautan pensil



èter [ɛtǝr] aèter v berputar



ngerradhi v meraut untuk menajamkan



ètong [ɛtɔŋ] ngètongv menghitung



pensil èsak [ɛsak] a baik



ètongan n hitungan ettong [əttoŋ] num satusittong



Halaman 28 dari 97



F faèdâ [faɛdɐ] n faidah; manfaat; kegunaan faham/fahâm



[faham/fahɐm]



mengerti



v



faham;



foto [foto] n foto afotov berfoto ato-fotov berfoto-foto



fardu [fardu] n fardu; kewajiban



motov memfoto



fitna [fitna] n fitnah



to-fotowânv saling berfoto



Halaman 29 dari 97



G gâji [gɐji] n gaji



dsb)’



agâji v memiliki gaji atau penghasilan



barang



yang



menyenangkan



bila



dilihat



ngâji v membayar gaji



ghâdhing [ghɐdhiŋ] n gading (gajah)



gâjiân n gajian



ghâdhu [ghɐdhu] ngâdhuvt memakan lauk



orèng gâjiânn orang gajian; pegawai gâlânon [gɐlɐnɔn] nungkapan permisi; kula nuwun agâlânonv



tanpa nasi ghâdhebbhung



n



[ghɐdhǝbbhuŋ]



batang



pisang; gedebung mengucapkan



permisi;



berpermisi



ghâdhebbhung



ngajhâk



lotţo’‘batang



pisang mengajak busuk’ kejahatan selalu



galbas [galbas] n toples



menarik keterlibatan orang baik-baik



galbas baddhâna dhupa, (blas tadâ’ pa-apa)



ghâgghâr [ghɐgghɐr] v jatuh



‘toples tempat dupa, kosong tidak ada apa-



aghâgghârân v berjatuhan



apa’ omongan yang tidak menghasilkan



kaghâgghârân v keguguran (kandungan)



bukti apa-apa



maghâgghâr



gâlebbâr [gɐləbbɐr] agâlebbârv berkibar



v



bâr-gâlebbârn panji-panji; benderaDâ’iyâ



Ghâgghârâ



kèya bâr-gâlebbâr amacem bârna mossa’è sakobângnga lon-alon. ‘Begitu juga panji-



bhugkana‘daun



panji bermacam warna memenuhi sekeliling [gəlunduŋ]



agâlundungv



[gəlundur]



agâlundurvi



2



dâdâr



ta’



jatuh



kèra



jhâu



dâri



tidak



jauh



dari



pohonnya’ seorang anak tidak akan jauh berbeda dari orang tuanya aghâjâ’v bergurau; bercanda ngâjâèv menghibur (bayi) supaya tenang



menggelinding gâlundur



menjatuhkan



ghâjâ’ [ghɐjɐʔ] n gurauan; canda



alun-alun.’ gâlundung



1



menggugurkan (kandungan)



jâ’-ghâjâ’



patè’‘gurau-gurau



menggelinding



gurauan



magâlundurvt menggelindingkan



menjadi pertengkaran



gândhuru n sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sin. pana gânteng [gɐntəŋ] a ganteng; tampan



ghâjâ’ kembang



kecil



yang



sangat



kembhângnga perkelahian’



nasihat



teng-gântenga ganteng-ganteng



ghâlâghâs [ghɐlɐghɐs] ` gelagah



seolah-olah ganteng gend̟eng [gǝndǝŋ] a bodoh deng-magendeng v pura-pura bodoh gessa [gǝssa] agessav berbicara santai asa-gessavberbicara santai (intensitas) ghâbây [ghɐbɐy] v buat



ghâlâghâs katonon‘gelagah terbakar’ cepat naik darah tetapi cepat reda ghâlâta [ghɐlɐta] n kutu busuk martabhât ghâlâta koros‘ibarat kutu busuk kurus’ tuan rumah yang menyajikan oleholeh tamunya sebagai suguhan ghâlijek [ghɐlijǝk] ngâlijekv menggelitik ghâlincap [ghɐliñcap] n ketiak



aghâbây, ngâbây v membuat



ghâliyâ’ [ghɐliyɐʔ] n geli



ghâbâyânn buatan; produksi dari



ghâllu [ghɐllu] adv terlebih dahulu



eghabay bas-abasan ‘dijadikan barang yang dipandang-pandang (karena kebagusannya



untuk



berhati-hati dan menjaga batas gurauan ghâjhâ [ghɐjhɐ] n gajah



gellas [gəllas] n gelas



berpotensi



tokar‘gurauan



magântengv membuat jadi ganteng teng-magânteng v berbuat atau bersikap



anjing’



lu-ghâllua yang paling dhulu; yang pertama ghâltè’ [ghɐltɛʔ] n burung gelatik



Halaman 30 dari 97



akana ghâltè’ nemmo padi‘seperti gelatik



maghânjhil v mengganjilkan



menemukan padi’ menghabiskan semua



ghânta’ [ghəntaʔ] n jangkrik



suguhan yang diberikan; kemaruk



ghântè



ghâludhuk



[ghɐludhuk]



nguntur; geledek



n



[ghɐntɛ]



penggganti:



ghântè‘mencari pengganti’



rajâ ghâludhugghâ ta’ kera rajâ ojhânna/



aghântèv berganti



kabânynya’an



ghântèanadv bergantian



ghâludhuk



korang



ojhân‘besar geledeknya tidak akan besar



ngântèv mengganti



hujannya/kebanyakan



ngântèèv



geledek



kurang



mengganti



(kerusakan,



hujan’ peribahasa yang mirip dengan ‘Tong



yang rusak, kerugian, dsb)



kosong nyaring bunyinya.’



tè-ghântèv berganti-gantian



ghâlunyo'



[ghɐluñɔʔ]



v telan



bagian



tèn-ghântènn pengganti; cadangan



ngâlunyo’ v menelan



ghântong [ghɐntɔŋ] v gantung



ghâmpang [ghɐmpaŋ] a gampang; mudah ghâmparan



nyarè



[ghɐmparan]



aghântongv bergantung ngântongv menggantung



n [T] bakiak



ghân [ghɐn]p sampai batas (jarak, waktu,



tong-ghântongn gantungan (baju, dsb.)



dsb.) tertentu.



èghântong



tadâ' ghân-engghânna tidak ada batasnya



dâlem‘digantung



tèngghi, tinggi,



èbhendem ditanam



dalam’



ghâncang [ghɐñcaŋ] a cepat



hukuman yang setimpal dengan kesalahan



ghâncèras [ghɐncɛras] n nama warangka keris



yang diperbuat



Madura yang serat bagian atasnya tidak melintang



seluruh



bagian



sarung



keris



ghârâp



[ghərəp]



aghârâpv



menggarap;



menyelesaikan suatu pekerjaan ghâris [ghɐris] n garis



tersebut terbuat dari kayu utuh ghândhin [ghɐndhin] n pelimbahan; comberan



agharis v bergaris kalambhi potè aghâris



saghândhinga



celleng ‘baju putih bergaris hitam’ ghârisânn penggaris ngârisv menggaris ris-ghârisn alat menggaris ghârubhek [ghɐrubhǝk] n moyang; kakek dari



[ghɐndhɪŋ]



ghânding sebanding



ghândhu’ [ghɐndhuʔ] aghandhu’/ngandhu’ v mengandung aghandhu’ tae kerreng‘mengandung tahi kering’ mempunyai maksud jahat terhadap



ghârubhuk [ghǝrubhuk] n gharubhek



orang lain ghândhung



aghândhungv



[ghɐndhuŋ]



di-



ghât/egghât [ghɐt/əgghɐt] 1 n batas 2 v



ngândhung v menggendong di punggung ghânep [ghɐnǝp] a genap



v



1



berbatas menggenapkan



2



karena



[ghɐŋghuʔ] tidak



n



perasaan



bosan



sesuatu



untuk



punya



dikerjakan; iseng sambil



lalu;



2



sesuatu



yang



dikerjakan sambil lalu ghânjhâl [ghɐñjhɐl] jhâl-ghânjhila goyang; tidak stabil; berubah-ubah ghânjhil



[ghɐñjhil]



tel-ghâteln gatal-gatal ghâţèng [ghɐʈɛŋ] n kemaluan laki-laki; bagian yang digunakan dalam persetubuhan



ghu’-ghângghu’ n 1 makanan ringan yang dimakan



aegghât v berbatas ghâtel [ghɐtǝl] a gatal



melengkapkan ghângghu’



ghârud̟hu’ [ghɐrudhuʔ] nguntur aghârudhu’v mengguntur



gendong di punggung



maghânep



kakek



a ganjil



gheddhâng [ghǝddhɐŋ] n pisang gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig orang pendiam yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas 1ghella’



[ghəllɐʔ] n tawa



aghellâ’vi tertawa



Halaman 31 dari 97



maaghellâ’ v menjadikan tertawa



pa’-gheppa’ v makanan yang dibuat dari



lâ’-ngellâ’èvt menertawakan



ketela



2ghellâ’



[ghǝllɐʔ] adv tadi



ghellâng [ghǝlləŋ] n gelang ghellem



ghendhâk



jalar



yang



digoreng



gherrâ [ghǝrrɐ] a kaku



aghellâng(an)v memakai gelang; ber-gelang [ghəlləm]



rambat/ubi



kemudin ditusuk seperti satai



v mau a sombong



magherrâv membuat jadi kaku râ-gherrâa kaku seperti



[ghǝndhɐk]



gherrâ atèna ‘kaku hatinya’ mudah merajuk



ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ’



atau ngambek



pa-apa‘sombong



sudah



gherrâ montengnga‘kaku tulang ekornya’



sombong tidak ada apa-apanya’ peribahasa



melompong,



orang yang tata tutur dan gerak geriknya



yang mirip dengan ‘Tong kosong nyaring



sangat kaku dan tidak mau berkompromi



bunyinya’



atau keras kepala



ghendhâng [ghǝndhɐŋ] n gendang



râ-gerrâ



pèkolan‘kaku



seperti



pikulan’



aghendhânganv bermain gendang



orang yang peran atau hasil pekerjaannya



gendhâng ètabbhu salajâ‘gendang ditabuh



serba tanggung sehingga tidak memuaskan



sebelah’ berat sebelah atau tidak adil ghendhi



[ghǝndhi]



n kendi



gherrâng



[ghǝrrɐŋ]



n



sejenis



ikan



yang



dikeringkan



ghenna’ [ghənnaʔ] a lengkap



gherrem [ghǝrrǝm] n geraham



maghenna’v melengkapi



gherring [ghǝrriŋ] n sakit parah



na’-ghenna’n pelengkap



ghi’ [ghiʔ] adv 1 masih 2 pada (waktu): ghi’



ghentang [ghǝntaŋ] aghentangvi telentang maghentangvt menelentangkan tang-ghentangan



jhâman lambâ’ ‘pada zaman dahulu’ ghi’ ano.na ‘beberapa waktu yang lalu’



tidur-tiduran



dengan



ghibâ [ghibɐ] v bawa kèbâ ngibâvt membawa:Ca’na Ka’ Morsid lamon



posisi terlentang ghentang nèngngep‘terlentang telungkup’



ta’ ngibâ pèssè ta’ ollè noro’‘Kata Kak



pernikahan antara dua pasang saudara,



Morsid kalau tidak membawa uang tidak



misalnya A dan B saudara, C dan D saudara.



boleh ikut’



A menikah dengan C, B dengan D, atau A



bân-ghibânn 1 barang bawaan 2 oleh-oleh ghighi [ghighi] n gigi



dan D, B dengan C ghentèng [ghǝntɛŋ] n genting



ghilâ [ghilɐ] a gila



ghentong [ghǝntɔŋ] n gentong/tempayan ghentong



ekarobung



canteng‘gentong/tempayan



dirubung



gayung’ orang tua yang tetap disambangi



âkaghilâ v menjadi gila ghili [ghili] n alir(an) aghili v mengalir maghili v mengalirkan li-ghiliân n tempat air mengalir



keturunannya ghentong nyarè canteng‘gentong/tempayan



ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling



mencari gayung’ meminta pertolongan pada



ghilingan n gilingan



yang lebih lemah



ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan



tadâ’ ghentong nyello’ ka cantèng ‘tak ada



urutan; bergilir



gentong menciduk gayung’ 1. orang tua



aghilir v bergilir



tidak meminta balasan dari anak 2. yang



ghilirânn giliran



kuat yang bisa membantu yang lemah



ghilir tampar‘gilir tambang/ tali/ tampar’



gheppa’



[ghəppaʔ]



v memukul dengan jari



menyerahkan tanggung jawab diri sendiri



tangan dibuka; menepuk



kepada orang lain sehingga orang lain



ngeppa’ v menepuk



tersebut yang memiliki tanggung jawab



Halaman 32 dari 97



adv masih belum; bentuk singkat dari ghi’ lo’ ghindhung [ghindhuŋ] v gendong ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir; sisi; ghilo’



[ghilɔʔ]



ghiring



menjambak;



merenggut



(rambut) ghumo’ [ghumo’] n gundukan tanah angghumo’ dâdâ ‘gundukan dada’ terburuburu, bhângsalan yang berarti soso ‘susu’ yang berarti kasoso ‘kesusu; terburu-buru’



bagian; pinggir [ghiriŋ]



v



ngumbhi’



aghiring v menggiring



ghun [ghun] cuma



ghita’ [ghitaʔ] adv masih belum; bentuk singkat dari ghi’ ta’



ghundul [ghʊndʊl] a gundul aghundulv memotong gundul rambut



ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi atau membuat lubang (ditanah untuk hewan



ghundulânn tuyul ghung [ghuŋ] n gong



pembuat lubang di dinding atau tembok



martabhât ghung tèma‘ibarat gong timah –



bagi orang jahat yang masuk secara paksa);



yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh



membobolMaleng aghubang romana Mèlan.



secara khusus’ orang yang diam jika tidak



‘Maling melubangi rumah Melan.’



ditanya



èghubâng v dilubangi ghucè



[ghucɛ]



ghucè



ghungsèng



n guci



èkennèng



n



giring-giring;



kelintingan;



sejenis bel kecil yang dikalungkan pada kodungè‘guci



dapat



binatang peliharaan atau bayi yang mulai



ditutupi’ perkara rahasia sekali pun tidak



bisa berjalan



dapat ditutup-tutupi



agungsengan v memakai giring-giring atau



ghudd̩hu [ghudɖhu] n kue yang terbuat dari pisang, ketela, sukun dsb. yang dicelupkan pada adonan tepung sebelum digoreng. ghud̩hâ



[ghuɖhə]



v ganggu; goda



aghud̩hâv mengganggu; menggoda ghulâ [ghulɐ] n gula ghulâp



[ghulɐp]



n nyala



aghulâp v menyala ghuli [ghuli] n gerak aghuliv 1 bergerak; 2 bertingkah



kelintingan ghunong [ghunɔŋ] n gunung ghunong na’nong bâto klèțtak‘gunung udik berbatu putih kering kerontang’ tempat yang sangat terpencil dan sangat sulit didatangi, pernyataan ini digunakan untuk melecehkan ghuntèng [ghuntɛŋ] n gunting nguntèng v menggunting ghuru [ghuru] n guru



ali-ghuliv bergerak-gerak



aghuruv berguru



maghuliv menggerakkan



ngurui v mengajar



ghuling



[ghuliŋ]



n (bantal) guling



ghulu [ghulu] n (T) leher ghulu’



[ghuluʔ]



aghulu’v berguling-guling di



tanah ghulung [ghuluŋ] v gulung



paghurunn tempat berguru atau bertanya; perguruan ghusè [ghusɛ] n gusi ghutos [ghutɔs] n tali pendek yang terbuat dari belahan bambu diraut tipis biasanya



aghulungvbergulung



sebagai pengikat jalinan daun pohon sagu



ngulungv menggulung



yang dibuat atap.



ngulunggaghiv menggulungkan ghumbhi’ [ghumbhiʔ] v jambak



ghuttè [ghutteɛ] n paman ghuwâ[ghuwɐ] n goa godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga



Halaman 33 dari 97



H Hampèyan [hampɛyan] pronSampèyan



had̟ir [hadir] v datang; hadir; ada ngad̟irè v menghadiri



Hèd̟â [hɛdɐ] pron (R) Sèd̟â



had̟irat [hadirat] n orang-orang perempuan yang hadir



hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian seseorang yang diisi dengan membaca doa;



had̟irin [hadirin] n orang-orang laki-laki yang



haul ngeholèv mengadakan haul untuk sso



hadir hadiya [hadiya] v hadiah



hormat[hɔrmat]n hormat



hakim [hakım] n hakim



kahormadhann kehormatan



halwa [halwa] n halwa



ngormatv menghormat



(mara) halwa èkakan kocèng‘ibarat halwa



ngormadhiv menghormati



dimakan kucing’ wanita yang secara sosial



horop [hɔrɔp] n huruf



memiliki



derajat



hotèl [hɔtɛl] n hotel



dengan



laki-laki



lebih yang



tinggi secara



menikah sosial



derajatnya lebih rendah



Halaman 34 dari 97



I ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga imam [imam] n 1 pemimpin shalat; imam 2 ulama yang diakui kepintarannya sebagai mujtahid, pemimpin, dsb terutama di masa klasik ngimamè v menjadi imam shalat paimaman n tempat shalat yang disediakan untuk imam shalat iman [iman] n iman Islam [islam] n Islam iyâ [iyɐ] (R) iya



Halaman 35 dari 97



J jâgâ [jɐgɐ] v jaga



jhâjhuluk [jhɐjhuluk] n julukan



ajâgâv menjaga



ajhâjhulukvi



jago [jago] a jago



ajhâjhuluk



go-majagovi sok jago







berjuluk







Ghâmbhu.



pangdâlem ‘yang



kanan



berjuluk Si Ghambhu’



jagowânn jagoan



jhâjjhâlâng [jhǝjjhɐlɐŋ] n laron



jakèt [jakɛt] n jaket



jhâjjhâlâng nyandâr ka apoy/dhâmar ‘laron



jangkung [jaŋkuŋ] pajangkungan n tanah



bersandar



kuburan yang mayatnya sering menjadi



ke



api/lampu’



melakukan



pekerjaan yang membahaya-kan diri sendiri jhâlâ [jhɐlɐh] n jala



hantu jârèya [jɐrɛya] n penunjuk jauh atau dekat; ini



jhâlân [jhɐlɐn] n jalan ajhâlânv berjalan



atau itu jârângkong [jɐrɐŋkɔŋ] n hantu yang menurut



ajhâlânèv menjalani



kepercayaan muncul selama 40 hari sejak



ajhâlânaghiv menjalankan



kematian berbentuk manusia dengan wajah



alân-jhâlân v berjalan-jalan



menyerupai orang yang telah meninggal



lân-jhâlânn tengah jalan



dan mengenakan kain kafan; jembalang jedding [jəddıŋ] n bak tempat air; jeding



jhâlu [jhɐlu] n susuh; tanduk pada kaki ayam ajhalu v bersusuh



jendèla [jǝndɛla] n jendela



jhâman [jhɐman] n zaman



jhâ’ [jhɐʔ] adv jangan



jhâmang [jhɐmaŋ] n jambul



Jhâbâ [jhɐbɐ] n Jawa [jhɐbhɐr]



jhâbhâr



ajhâmangv berjambul Sapèna ajhâmang,



n harakat (fatha) dalam



tulisan Arab



tandu’eng ‘Sapinya



jhâghâ [jhɐghɐ] v1 bangun (tidur) 2bangkit



èbhundhu’ berjambul,



bhludhru



celleng.



tandu’nya



ditutup



beludru hitam.’ jhâmo [jhɐmɔ] n jamu



(berdiri) majhâghâv membantu bangkit berdiri



ajhâmov minum jamu



nyâghâè v membangunkan (tidur)



ajhâmoèv memberi jamu (sapi dsb)



n dunia; jagat jhâghung [jhɐghuŋ] n jagung jhâi [jhɐi] n jahe jhâi’ [jhɐiʔ] ajhâi’/nyâi’v menjahit i’-jhâi’ânv sedang menjahit sesuatu jhâil [jhɐil] n iler ajhâilv mengiler jhâjâ [jhɐjɐ] a jaya; beruntung; sukses; jhâghât



[jhɐghɐt]



berhasil



jhângghâr



[jhɐŋghɐr]



n



jengger;



balung;



daging yang tumbuh di kepala ayam jhângghel [jhɐŋghǝl] n tongkol jagung ajhangghel v bertongkol jhângghirâng [jhɐŋghirɐŋ] n sejenis lele yang ukurannya lebih kecil akantha



jhângghirâng



nemmo



cacemmer‘seperti lele menemukan kotoran’ memperebutkan barang yang tak berharga



jhâjhân [jhɐjhɐn] n jajan



karena ketamakan



ajhâjhânv berjajan



mara jhângghirâng nemmo taè ‘seperti lele



nyâjhânèv memberi (uang) jajan



menemukan



jhâjhâr



[jhɐjhɐr]



n jajar bâjâng‘jajaran



berebut



saling



mendahului untuk mendapatkan sesuatu



ajhâjhârv berjajar jhâjhâr



tahi’



yang tidak layak diperebutkan wayang’



menempatkan sesuai aturan tempatnya



jhangka’ [jhɐŋkaʔ] n dingklik ajhângka’vi memakai dingklik



Halaman 36 dari 97



jhângkèras [jhɐŋkɛras] n nama warangka keris Madura yang serat bagian atasnya tidak melintang



seluruh



bagian



sarung



keris



majhâuv menjauh



ajhângov menggapai; menjangkau jhângsèra



u-majhâuv pura-pura menjauh



n peralatan untuk tempat



tidur yang terdiri atas bantal dan guling yang



berasal



dari



rendah jhâu [jhɐu] a jauh ajhâuiv menjauhi



tersebut terbuat dari kayu utuh jhângo [jhɐŋɔ] v gapai; jangkau [jhɐŋsɛra]



laki yang secara sosial derajatnya lebih



jhâng-dhunjângnga



sera‘penunjang kepala’ jhânjhi [jhɐñjhi] n janji ajhânjhiv berjanji jhin-jhânjhinv saling berjanji parjhânjhiann perjanjian jhânor [jhɐnɔr] n janur jhârâbâ’ [jhɐrɐbɐʔ] n jerawat ajhârâbâ’ânv berjerawat jhârân [jhɐrɐn] n kuda ajhârânanv naik kuda; berkuda



jhebbhing [jhǝbbhɪŋ] n anak perempuan jhekjhek [jhǝkjhǝk] a ajeg; istiqamah jhelli’ [jhǝlliʔ] n klitoris; klentit jhelling [jhǝlliŋ] v lihat ajellingv melihat nyellingngaghiv



memperlihatkan;



pajhellingann penglihatan ling-jhellinganv melihat kesana-kemari jhembhâdhân [jhəmbhɐdhɐn] n jembatan jhembhâr [jhəmbhɐr] n luas atau jembar dalam penghidupan majhembhârv meluaskan



Jhârân celleng ghusè, èsemma’è ngokop,



kajhembhârân n keluasan



èjhauè ngettè’‘kuda bergusi hitam, didekati



jhemmor [jhǝmmɔr] v jemur



menggigit, dijahui menendang’ bercampur



ajhemmorv berjemur



baur dengan orang yang sudah terkenal



nyemmorv menjemur



bermoral bejat dan bertabiat busuk pasti



mor-jhemmor n jemuran



akan



mencelakakan



keseluruhan



pajhemmoran n tempat penjemuran jherruk [jhǝrruk] n jeruk



lingkungannya jhârân



èkalèburè



loranaperib‘kuda



jhijhir [jhijhir] v jejer; berderet teratur



disenangi tuannya’ seorang bawahan yang



ajhijhir v berjejer



karena kecakapannya disenangi majikannya



nyijhir v menjejer



sehingga



meng-



amati



meningkatkan



taraf



hidupnya



karena diperhatikan oleh tuannya tersebut



ajhir-jhijhir v berjejer-jejer jhilâ [jhilɐ] n lidah



Jhârân ngakan bubudhânna ‘kuda memakan



jhilâ



muatannya’ orang (tamu) yang ikut makan



berbicara sangat gampang, tetapi harus



oleh-olehnya sendiri



dipertanggungjawabkan



jhârum



[jhɐrum]



n 1 jarum 2 orang dalam



penunjuk jalan bagi orang luar yang akan mencuri di suatu daerah mara jarum



jhârum



amoso



melawan



ta’



atolang‘lidak



tak



bertulang’



jhilât [jhilɐt] nyilâtv menjilat Jhinmèra [jhinmɛra] n kependekan dari tajhin mera yang artinya bubur merah. Bentuk ini



bâddhung‘seperti



kapak’



pertandingan



dengan lawan yang tidak seimbang jhâruppen [jhâruppǝn] v kelilipan jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati



digunakan



untuk



bulan



Shafar



dalam



penanggalan Madura karena pada bulan ini dianggap



bulan



penuh



berkah



dan



diperingati dengan bersedekah tajhin mera. Jhinpedd̩his [jhinpǝdɖhis] n kependekan dari



jhâtè kasosobhân lojung‘jati tersusupi kayu



tajhin peddhis yang artinya bubur pedas.



aren’ wanita yang secara sosial memiliki



Bentuk



derajat lebih tinggi menikah dengan laki-



Muharram



ini



digunakan dalam



untuk



penanggalan



bulan Madura



Halaman 37 dari 97



karena pada bulan ini dianggap bulan



ajhuma’adhânv pergi melaksanakan shalat



penuh



Jumat.



berkah



dan



diperingati



dengan



jhumaadhânn shalat Jumat.



bersedekah tajhin peddhis. jhipet



n penjepit (rambut dsb)



[jhipɛt]



jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi



jhu’ [jhuʔ] n bentuk terikat yang berarti jari jhu’ dhuddhing n jari telunjuk



paling: jhung rajâân‘berebut menjadi paling besar’



jhu’ empol n jari jempol



jhungjhung



jhu’ ențèk n jari kelingking



mengacungkan



nyungjhung.



jhu’ tengngan jari tengah



tangan’ 2 menjunjung



jhudhu



ajhuduv berjodoh



acungkan



dorong untuk menjatuhkan menjatuhkan



nyudhuaghi/ajhudhuagiv menjodohkan jhugghlâng [jhugghlɐŋ] n lubang besar di tanah



jhuntrong [jhuntrɔŋ] a mulus tanpa hambatan jhurâng [jhurɐŋ] n jurang jhurâng èkallè, ghunong ètèmbhuk ‘jurang



jhujhur [jhujhur] a jujur



digali, gunung ditimbun’ kegiatan percuma



kajhujhurânn kejujuran



meminta



pajhujhur v berbuatlah jujur nyujjhu



[jhujjhu]



pada



orang



tidak



punya,



menyumbang pada orang kaya



v



menyodok,



jhuwâl [jhu.wɐl] vt jual ajhuwâlvi menjual



menusuk jhujjhu’, nyujjhu’ [jhujhuʔ] memakan umpan



ajhuwâlânvi berjualan nyuwâl vt menjual



(ikan, dsb.) jhuko’



panggil



ka’-jhungka’anv saling mendorong untuk



hidup; jodoh



jhujjhu,



èsebbhut



jhungka’ [jhuŋkaʔ] nyungka’aghi v men-



n takdir tentang pasangan



[jhudhu]



‘yang



1







tangan:



jhu’ manesn jari manis jhubâ’ [jhubəʔ] a jelek; buruk



nyungjhungv



[jhuŋjhuŋ]



[jhukɔʔ]



n 1 ikan: jhuko’ tasè’‘ikan



wâl-jhuwâlvi berjualan



laut’ 2 lauk: jhuko’ ajâm ‘lauk ayam’



wâl-jhuwâlân



vi



ajhuko’v berlauk: Mon tellasân ajuko’ ajâm



(permainan anak)



Kalau hari raya berlauk ayam



ajhuwâl



ko’-jhuko’ann 1 berbentuk seperti ikan



mengedepankan



bermain



jual



bhâghus‘menjual keunggulan



beli bagus’



penampilan



lajângan ko’-jhuko’an ‘layangan berbentuk



atau kemampuan diri



seperti ikan’ 2 ikan mainanko’-jhuko’an



ajhuwâl bibir‘menjual bibir’1 mengada-ada



karèt ikan mainan dari karet



untuk menggunjing 2 memuji-muji dengan



Jhuko’ kènè’ kakanna jhuko’ rajâ‘ikan kecil



menyimpan maksud tertentu



makanan



kebiasaan



Ajhuwâl bujâ ka rèng Ghirpapas ‘menjual



bahwa orang lemah ditindas oleh yang lebih



garam pada orang Ghirpapas—sebuah desa



kuat



temoat



rajâ jhuko’na rajâ ghulina‘besar ikannya,



pekerjaan sia-sia; menggarami air laut



besar



ikan



besar’



gerakannya’



suatu



sesuai



dengan



keadaannya jhulu



[jhulu]



untuk



produksi



garam’



melakukan



jigjig [jigjig] n joging; lari-lari kecil untuk kesehatan



ajhulu v menjulurkan tangan



memberi



atau



menerima;



ajigjigv melakukan joging jijib [jijip] a tertib



menyodorkan



jikar [jikar] n pedati



nyuluaghiv menjulurkan (tangan, dsb)



jiya [jiya] n ini



Jhuma’at [jhumaʔat] n hari keenam dalam penanggalan Madura; Jumat.



jumblâng



[jumblɐŋ]



ajumblâng



v



berat



sebelah atau tidak seimbang; jomplang



Halaman 38 dari 97



jumbleng [jumbləŋ] n kakus atau jamban cara



juta [juta] n juta



lama yang yang tempat buang hajatnya



ata-jutav berjuta-juta Larangaga jiya kanna’



langsung berada di atas lubang galian



sampe’ ata-juta. ‘mahalnya di sini itu



junèl [junɛl] a memiliki keterampilan (dalam kesaktian)



sampai berjuta-juta’ jutaan jutaan



kajunèlan n kesaktian



Halaman 39 dari 97



K ka [ka] prep ke; kepada



kadi’ [kadiʔ] p seperti



Ka’ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak



kadung [kaduŋ] adv terlanjur; kadung



laki-laki.



kaè’ [kaɛʔ] bd



ka’dinton ini



ngaè’v mengait



kabâ’ [kabɐʔ] n kawat



makaè’v mengaitkan (pada kait)



kabâbâ [kabɐbɐ] a sanggup mengangkat atau



takaè’v terkait (pada kait)



membawa



endâ’



kabâdanan [kabɐdanan]n kecamatan



ngaè’



mengait



kabâsa [kabɐsa] a kobasa



ta’



tetapi



endâ’



tidak



mau



kaen [kaen] n kain



kabhâr [kabhɐr] n kabar



kaju [kaju] n kayu



akabhârv mengirim kabar



ju-kajuânn pohon-pohonan



ngabhâraghiv mengabarkan



Mon



kabhuru



adv terburu-buru



kaju



dhângnga.



kabinn kawin akabinv



dikait’



mau



meminta, tidak mau dipinta; pelit



kabbhi [kabbhi] num semua



[kabhuru]



èkaè’perib‘mau



rajâ



robbhu,



kabbhi



‘Jika pohon besar



med-



tumbang,



semua akan memotongnya’ Jika seorang



Ana’eng klèbun towa



menikah



berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan



akabin bi’ randhâ. ‘Anak kepala desa-lama



penghargaan



menikah dengan janda’.



dengan cepat menghilang.



kabinann acara akad nikah.



(akibat



pengkatnya)



akan



kaka’ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang lebih



makabinv menikahkan Samad makabin Siti



bi’ orèng jhâu. ‘Samad mengawinkan Siti dengan orang jauh’.



tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ’. ‘Makan, habiskan.’



kabit [kabit] mulai kabit bâri’‘mulai kemarin’ kabidhânadv mula(i)nya



akakanv menggerogoti; memakani kakanann makanan



kabulâ [kabulɐ] n hamba; pelayan



makanèv memberi makan



ngabulâ v menghamba; menjadi pelayan



ngakanvt makan



kabupatèn [kabupatɛn] n kabupaten



ngakan asella arè ‘makan bersela hari’



kaca [kaca] n kaca



kadang makan kadang tidak



akacav berkaca



makanè



kaca kebbhâng cermin besar



entok jantan’ memodali usaha yang tidak



kacang [kacaŋ] n kacang



ènthok



lakè’



‘memberi



makan



bisa diharapkan hasilnya



pakacangann lahan kacang



makanè ètèk lakè’ ‘memberi makan itik



ghilir kacangidm sistem giliran yang tertib



jantan’ memodali usaha yang tidak bisa



berdasarkan aturan



diharapkan hasilnya



kaccol [kaccɔl] n ikan gabus yang masih kecil biasanya seukuran atau lebih kecil dari



kakè [kakɛ] pron(R) kamu kala [kala] a kalah ngalav mengalah



jempol kaki orang dewasa kacèk [kacɛk] n beda; selisih



makala v mengalahkan:Kana’ juwa lakar



kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki



kene’, tape bisa makala se raja. ‘Anak itu



kad̟hang



[kaɖhɐŋ]



d̟hâng-kad̟hâng



p ada



kalanya; sekali-sekali; kadang-kadang kadhibi’



[kadhibiʔ]



memang kecil, tetapi bisa mengalahkan yang besar’



pron sendiri



Halaman 40 dari 97



kalaan/kaladhân [kaladhɐn] n selalu kalah atau sering kalah



kalkal



[kalkal]



v



memasak



sampai



(air)



mendidih



kala’ [kalaʔ] v ambil



ngalkal v mendidih; mendidihkan



ngala’vt mengambil Mat Rai ngala’ nangka e



budina roma. ‘Mat Rai mengambil nangka di



kallè [kallɛ] ngallèv menggali le-kalleanv menggali sesuatu



belakang rumah’



kalodu’ [kalɔduʔ] ngalodu’v menelan



ngala’aghi vt mengambilkan



kalong [kalɔŋ] n kalung



ngala’ann suka mencuri



akalongv berkalung Akalong kaen bhludhru,



ngala’ atè mengambil hati



asolam benang emmas. ‘Berkalung kain



ngala’ karebbâ dhibi’ suka menang sendiri;



beludru, bersulam benang emas’



egois



ngalongèv mengalungi kaluwang [kǝluwaŋ] n sejenis kelelawar



kalabân [kalabɐn] p dengan; bersama kalabu [k(a)labu] a kelabu; warna campuran hitam dan putih; abu-abu kalak,



katolak‘kuning-kuning meskipun



kuning



terro



menginginkan



kalak [kalak] n sejenis buah mundu nèng-konèng



kaluwang



dhurin‘kelelawar



durian’



orang



yang



menginginkan sesuatu yang sangat sulit



tekka’a



konèng



buah



kalak,



tertolak’



untuk



kaluwar [kǝluwar] v keluar makaluwarv mengeluarkan kamar [kamar] n kamar



perempuan/laki-laki lajang yang ditampik



ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap



karena sikap dan kelakuan yang tidak



kambâng [kambɐŋ] ngambângv mengapung



menyenangkan meskipun berwajah cantik



bâng-kambânganv terapung-apung



atau tampan, tidak dianggap sebagai calon



kamondurân [kamɔndurɐn] n bunglon ngamonduraghivt



menantu yang diinginkan kalampok [kalampɔk] n jambu air



membunglon;



menyesuaikan diri



kalanceng [kalañcǝŋ] n serangga kecil yang



kampowan



[kampɔwan]



perapian



di



luar



mengumpulkan madu dari bunga, biasanya



rumah yang terdiri atas sampah kering



bersarang pada lubang pohon bambu



digunakan untuk menghangatkan hewan



kalaras [klaras] n daun pisang kering



ternak atau hanya mengabukan sampah



kalarè [kǝlarɛ] n daun kelapa kering



mara kampowan sekkem‘seperti api dalam



kalarkar [kalarkar] v serak



sekam’ menyimpan tenaga/ kekuatan agar



ngalarkar v menyerak



bertahan lama



akalarkaran v berserakan



kampong [kampɔŋ] n kampung



kalè [kalɛ] n kali: Jhâ’ sampè’ tello kalè,



kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri



sabbhâr bâdâ bâtessa.‘Jangan sampai tiga



atas beberapa rumah yang penghuninya



kali, sabar ada batasnya.’



masih berkerabat dan letaknya terpisah dari



kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala



kana’ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil



desa di Madura kalèlès [kalɛlɛs] n perlengkapan kerapan sapi yang



melekat



kampung (mèji) lain



pada



pangonong



tempat



penunggang sapi memacu sapi karapan kalènțang [k(a)lɛnʈaŋ] n buah pohon kelor atau merunggai kalènèng [k(a)lɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat kalèțțèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik



dan belum dewasa Kana’ kene’ juwa akabin



ghi’ kana’. Anak kecil itu menikah saat masih kecil. na’-kana’1 n anak-anak 2 teman-teman (sepergaulan):



Na’-kana’



kamma



kabbhi?Teman-teman pada ke mana? 3 Sèngko’ marè èntar dâ’ kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ’



orang(-orang):



Halaman 41 dari 97



na’-kana’. Saya telah datang ketempat yang



kapor [kapɔr] n kapur ngaporn mengapur dinding (rumah).



dijanjikan tetapi tidak ada orang. kanca [kañca] n teman



por-kaporv



melakukan



pekerjaan



akanca vi melakukan pertemanan, berteman



pengapuran (rumah).



ngancaèv menemani



Bâ’na ngakan kapor, sèngko’ ta’ noro’a



sakancaan sepertemanan



bâ’âng‘Engkau makan kapur, aku tidak



kancèng [kañcɛŋ] n kancing baju



akan



merasakan



getirnya’



sikap



tidak



ngancèng v mengancing



mencampuri urusan orang lain; individualis



kancèngan n kepancingan; kail-kail; berasa



sakapor



sakit pd tenggorokan kalau menelan



sadhembil



kancot [kañcɔt] n kancut;



kain penutup



kemaluan; calana dalam perempuan



sèrè,



sakacèp



ghâmbir



pènang,



digunakan



bân



sebagai



perumpamaan pengantar atau sambutan sekedarnya.



akancodhân v memakai kancut



kappra [kappra] a kaprah, lumrah



kand̩hâ [kanɖhɐ] vd berbicara



karaddhu [karaddhu] a laku; disukai;cocok



akand̩hâvberbicara



karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang



ngand̩hâivmemberi tahu



merupakan tiruan bunyi daun-daun kering



dhâ-kandhân percakapan



yang terinjak(-injak) atau bunyi benda jatuh



kand̩hâng [kanɖhɐŋ] n kandang



di antara daun-daun pohon



kandung [kanduŋ] ngandung v hamil



karaksagghâ



è



diyâ,



tabbhugghânna



è



kandungann kandungan



dissa‘suara



mangandung v menghamili



jatuhnya di sana’ janji yang disebarkan ke



kanna’ [kannaʔ] adv ke sini: Jhâ’ tar-èntar



kanna’ polè. ‘jangan datang-datang ke sini lagi’



berisiknya



mana-mana,



di



sini,



bunyi



namun kenyataannya tidak



terpenuhi karamas [karamas] n keramas



kantok



[kantɔk]



ngantok



v



mengantuk;



perasaan ingin tidur



akaramas v berkeramas akaramas sambi mandi ‘keramas sambil



kantos [kantɔs] v sampai; hingga



mandi’ beberapa pekerjaan yang dilakukan



kanyot [kañɔt] v terbawa arus



secara bersamaan dengan hasil yang baik



kaok



[kaɔk]



n



tiruan



bunyi



ayam



saat



ditangkap



minum air”



akaokv berkeok



karè [karɛ] n sisa



kapa [kapa] pa-kapan pelana sot-ngosot



serupa denga peribahasa “sambil menyelam



pa-kapa



akarèv bersisa lajhu



ètompa’‘mengelus-elus pelana kuda lalu



rè-karèn sisa-sisa kared̟dh ̟ âp [karəɖɖhɐp] n keredep; berkelip-



ditunggangi’ memuji-muji karena memiliki



kelip; berkilau-kilau



maksud tertentu



ngared̟dh ̟ âp v berkelip-kelip; berkilau-kilau



kapal [kapal] n kapal akapalanvi naik kapal kapala [kapala] n kepala; pimpinan kapalang [kapalaŋ] a tanggung; tidak cukup; kurang kapètèng [kapɛtɛŋ] n kepiting kapo’ [kapɔʔ] n buih; busa akapo’ v berbusa; berbuih ngapo’ v berbusa; berbuih



karèna



[karɛna]



v



mempertimbangkan



sebelum melakukan ngarènaaghi v memberikan pertimbangan karep [karǝp] n keinginan; hasrat akarepvi berkehendak ngareppaghivt mengharapkan kareppek [kǝrǝppǝk] n piyut atau canggah; anak dari peyo’ karèt [karɛt] n karet



Halaman 42 dari 97



akarètv diikat, dipasang, dsb. Karet



akantha katkat ngondhu nanggher‘seperti



karèt ghellâng nkaret gelang



cecak terbang menggoyang pohon randu



karobung [karɔbuŋ] ngarobungvt merubung karopok [kǝrɔpɔk] n anak dari kareppek;



kato [katɔ] akatovi memanggil ngatoaghi v memanggilkan



anggas karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah untuk mendapat makanan (ayam): mengais 2



alas’



membeber



rata



untuk



dijemur/



ngatoevt memanggil to-katoanv memanggil-manggil kațo’ [kaʈɔʔ] n celana pendek



didinginkan (padi/nasi)



akațo’(an)v memakai celana pendek



karkaran n tempat mendinginkan nasi yang



ngațo’èv memakaikan celana pendek



sambil dibolak-balik dikipas



to’-ngațo’ v hanya memakai celana pendek



ngarkar v menyebarkan nyebarkan dengan dicakar



atau



dengan



tangan



seperti



ngaton v memperlihatkan diri kaulâ [kaulɐ] pron(T) saya



mencakar kar-ngarkar



colpè’



menunjukkan



bahwa



kèbâ [kɛbɐ] vd bawa ngèbâvt



untuk makan harus bekerja karsa [karsa] n(T) kehendak



Marlèna



membawa



ngèbâlessong‘Marlena membawa lesung’



karunnu’ [karunnuʔ] n tiruan bunyi ayam jantan



1kèbân



[kɛbɐn] n tempat mandi wanita yang



baru melahirkan



akarunnu’ v berkokok



2kèbân



kasap [kasap] n sumber penghasilan akasapv bekerja; mencari penghasilan [kasɔmbhɐ]



[kɛbɐn] n hewan



kebbi’[kǝbbiʔ] akebbi’v menggerakkan dua bibir membuka dan menutup saat berbicara



kaso [kasɔ] a terburu-buru kasombhâ



katon [katɔn] v kelihatan



kecca’



n kesumba



[kǝccaʔ]



a



suka



memperkatakan



keburukan orang lain seolah-olah dirinya



kasombhâ sarè ka adâ’‘kesumba seri di



tidak memiliki keburukan sama sekali



awal’ orang yang bersenang-senang pada



keccap [kəccap] v kunyah; gerakan bibir akeccap(bhân)v mengunyah



waktu muda, sengsara pada waktu tua kasoso [kasɔsɔ] v terburu-buru



sakeccapadv satu kunyahan; satu ujar



kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal



kecceng [kǝccǝŋ] a pekat; kental



kata’ [kataʔ] n katak



kècek [kɛcǝk] a buta (kasar)



kata’ nèddhâ’â kerbhuy/sapèkatak hendak menginjak



kerbau/sapi’



keinginan



yang



tidak mungkin berhasil



kèco’ [kɛcɔʔ] v curi co’-ngeco’v



mencuri-curi



kesempatan, dsb)



katebbhung [kǝtǝbbhung] n batang/pohon pisang



ngèco’ v mencuri ngèco’an a suka mencuri



kat̩èl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda katèpongan



[katɛpɔŋan]



n



bambu



co’-ngeco’v yang



mencuri-curi



keddhâ’ [kəddhɐʔ] n daki



dibandingkan



kèddhâng [kɛddhɐŋ] n kijang



bembu



biasanya



lain



mudah



dalam patah



satu



karena



angin katès [katɛs] n papaya katès rambây papaya jantan; papaya yang tangkai buahnya memanjang katkat [katkat] n cecak terbang



(waktu,



kesempatan, dsb)



memiliki batang lebih besar dan lebih tipis rumpun



(waktu,



keddhep [kəddhəp] v kedip akeddhep v berkedip ngeddhebbhi v mengedipi adhep-keddhep v berkedip-kedip kèka



[kɛka]



kambing



n



aqiqah;



dengan



memotong



syarat



tertentu



satu untuk



Halaman 43 dari 97



kelahiran anak perempuan dan dua untuk anak



laki-laki



sebagai



tuntunan



dari



akembhârânv



berpakaian



sama



motif, dan warna)



Rasulillah



kembu [kɐmbu] n kembu



akèka v melakukan aqiqah



kembung [kǝmbuŋ] a kembung



kèkèt [kɛkɛt] n gelut



makembungv mengguna-gunai se-seorang



akèkètv bergelut



sehingga



ngèkèdhiv menggeluti; bergulat dengan kèkkè’ [kɛkkɛʔ] ngèkkè’v 1 menggigit 2 membuka



(corak,



mulut



tentang



keterlibatan



perutnya



membesar



dan



menderita. kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki kemmè [kǝmmɛ] n kencing



seseorang



akemmèv buang air kecil; kencing



kèkkè’ann gigitan: sakèkkè’an‘satu gigitan’



akemmèan 1n beser 2 adv terkencing-



kè’-kèkkè’anv saling menggigit



kencing



kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur atau



Kemmès [kǝmmɛs] n hari kelima dalam



kubul setelah buang air; istinja’ kèlan [kɛlan] n jengkal



penanggalan Madura; kamis



ngelane v menjengkali èberri’



sakèlan



ngemmèèv mengencingi



kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk



mènta



sadeppa‘diberi



makan nasi ketan yang terbuat dari parutan



sejengkal minta sedepa’ tidak pernah puas



kelapa yang dimasak dengan gula



atau cukup; tamak; loba



(bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan‘(jika



kèlap [kɛlap] n halilintar



kenca nasi ketan,) jika teman saudara’



kèlès [kɛlɛs] n sejenis bambu



peribahasa yang berasal dari sejenis pantun



kella [kǝlla] ngellav 1 memasak (dengan) air 2



yang maksudnya bahwa kedekatan seorang



memasak dengan bumbu tertentu: kella



celo’ ‘memasak dengan bumbu asam’, kella paè ‘dimasak dengan santan’ kellar [kǝllar] v mampu:kellar mellè‘mampu kellar



membawa



kenceng [kǝñcǝŋ] a bersemangat kèndâng [kɛndɐŋ] ngèndâng v mengeringkan dengan dianginkan (ttg pakaian) kènduy [kɛnduy]n ikan teri



membeli’ ta’



teman bisa seperti saudara



ngèba



abâ’‘tidak



badan/diri’



tidak



mampu



mempunyai



kènè’ [kɛnɛʔ] a kecil makènè’v membuat jadi kecil nè’-kènè’ a kecil-kecil



kemampuan atau kekuatan sama sekali kellas [kǝllas] n kelas



nè’-kènè’an a 1 paling kecil: Sawani nè’-



akellasv berkelas



kènè’an



kembhâng [kǝmbhɐŋ] n bunga



dari



lèma’



sakancaan.



paling kecil dari lima sekawan’; 2 kecil-



akembhângv berbunga



kecilan



ngembhâng v berbunga



kèngèng [kɛŋɛŋ] adv bisa; dapat



bâng-kembângann bunga-bungaan



kennal [kǝnnal] v kenal



èberri’ kembhâng mâles cacemmer‘diberi



akennalanv berkenalan



kembang



ngennalaghiv mengenalkan



membalas



air



limbah’‘susu



nal-makennalv



dibalas air tuba’ ngembhâng lalang masana kapètèng apèra ‘berbunganya bertelur’



‘Sawani



alang-alang datangnya



saat



kepiting



masa



yang



menyenangkan banyak orang kembhâr [kǝmbhər] a kembar



bersikap



atau



bertindak



seolah-olah kenal kènnè’ [kɛnnɛʔ] a kecil  kènè’ kenneng



n abalanjha.



[kǝnnǝŋ]



kennengnga



tempat: ‘pasar



Pasar tempat



berbelanja’ akennengv ada tempatnya



Halaman 44 dari 97



ngennengngè v menempati



kèrèm



kennengngan n tempat



[kɛrɛm]



akèrèm



v



titip



untuk



membelikan



kennèng [kǝnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat



ngèrèmv mengirim



ngennèngv 1 mengenai 2 boleh (tidak



ngèrèmaghiv mengirimkan kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan tempat ikan



bahaya) lo’ ngennèng masa haid yang menyebabkan



kerra’ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb)



perempuan tidak boleh shalat kennèng



talèè



cacana‘dapat



diikat



akerra’vterpotong ngerra’v memotong



ucapannya’ dapat dipercaya kento’ [kǝntɔʔ] n kentut



ra’-kerra’n ikan laut yang dijual berupa



akento’v berkentut



potongan-potongan



ngento’èv mengentuti to’-kento’



dipindang; besek



sejenis



yang



sudah



dipanggang serangga



yang



mengeluarkan gas sebagai mode pertahana kenynyang [kǝññaŋ] a kenyang



kerrang [kərraŋ] n kerang (hewan laut) kerrap [kǝrrap] n balap; lomba adu cepat ngerrapvmelomba kecepatan



kakenynyangann kekenyangan



kerrabhânn karapan sapi



makenynyangv mengenyangkan



kerras [kǝrras] a watak keras, kerras atèna:



nyangkenynyangana paling kenyang keppay [kǝppay] n kipas



keras hatinya. Mon kerras paakerrès. peribahasa yang



akeppay v berkipas; mengipasi diri sendiri



secara



ngeppayv mengipasi



berkerislah’



harfiah



berarti



yang



‘kalau



ditujukan



keras untuk



keppè’ [kǝppɛʔ] ngeppè’v mengepit



menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa



keppel [kəppəl] v kepal; genggam



harus mempersenjatai diri dengan laku



ngeppel v mengepal; menggenggam 1kèra



[kɛra] v kira



utama. kerrèk [kǝrrɛk] v bunyi jangkrik



ngèrav mengira



akerrèkv berbunyi jangkrik



ra-kèraadv kira-kira



ngerrèkv 1 kerik; kerok 2 menghaluskan



ra-ngèrav mengira-ngira



dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi



2kèra



[kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan



bentuk



penyangkalan



ta’)



mungkin:ta’



kèra‘tak mungkin’ kerbhuy [kǝrbui] n kerbau



kerik dari jangkrik kerrèng [kǝrrɛŋ] a kering kerrès [kǝrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada



kerbhuy koros mènta èsaè’è ‘kerbau kurus



mandhi polana empona mandi sabellunna mandhi. ‘Keris Mandirada ampuh karena



minta ikut membajak’ meminta tanggung



empunya mandi sebelum menempa.’



jawab lebih (karena mengharap pangkat,



Kerrès alompa’ pamorra‘keris melampaui



jabatan, gaji, dsb.) padahal tidak sanggup



pamornya’



menanggung



sekehendak hati tanpa memikirkan akibat



kerbhuy molè ka kandhângnga ‘kerbau pulang ke kandangnya’ pulang kampung kercet [kǝrcǝt] v 1 ciut; mengkerut 2 (keong, siput,



kura-kura,



dsb.) masuk kedalam



tempurung kèrè’ [kɛrɛʔ] rè’-kèrè’ 1 n anak anjing 2



n,aseperti anak kecil; kekanak-kanakan



orang



yang



berbicara



ucapannya kelak kertas [kərtas] n kertas kèsa [kɛsa] n keranjang ayam ketel [ketel] n kelentit; klitoris kețtang [kəʈʈaŋ] n kera kettang makong n kera putih yang menurut kepercayaan



sebagian



orang



Madura



Halaman 45 dari 97



merupakan transformasi hantu orang mati



kocca ajjhi n kopyah haji; penutup kepala



setelah empat puluh hari



dari kain berwarna putih biasanya dipakai



kettè’ [kǝttɛʔ] n kaki belakang serangga seperti



belalang,



digunakan



untuk



jangkrik



dsb



melompat



yang



menendang



orang yang sudah berhaji kocca laken n topi koboi kocca sodâ’n topi kocèng [kɔcɛŋ] n kucing



dsb. ngettè’v menendang kebelakang



cèng-kocènganv kucing-kucingan



ketteng [ketteŋ] n putus (jari)



kocèng calaka’ kucing garong



Tanang ketteng terro asello’a.‘tangan putus



du’-nondu’ kocèng‘tunduk-tunduk kucing’



pun



sikap diam yang mengandung maksud dan



ingin



digunakan



bercincin’ untuk



Peribahasa



menyatakan



ini



bahwa



siapapun pasti ingin yang terbaik.



niat tidak baik kocèng



ketto [kǝttɔ] a keruh



aghâjâ’



moso



dâun



‘kucing



bergurau dengan daun’ pekerjaan yang sia-



makettov mengeruhkan; memperkeruh



sia



kèya [kɛya] adv juga



kocèng



kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram



berkalung tasbih’ terlihat alim atau suci di



ngiloaghivmengikilokan; menjual perkilo



along-kalong



tasbhi‘kucing



luar, tetapi penuh kemaksiatan di dalamnya



klabu [klabu] a abu-abu



kocèng kala ka tèkos‘kucing kalah dengan



klèbun [klɛbun] n kepala desa



tikus’ ungkapan untuk yang kuat kalah



klemmar [kləmmar] n sejenis ikan air tawar



dengan yang lemah kocek [kɔcǝk] ngocekv mengulek (bumbu



yang berukuran kecil klemmar aghuli koncel ‘ikan kecil bergerak



dsb)



layaknya ikan gabus’ orang kecil bertingkah



cek-kocekn ulekan



seperti orang besar, bertingkah di atas



du’-nondu’



kemampuan wajar.



ulekan’ orang yang bersikap diam dan tidak



ko’ol [kɔʔɔl] n keong sawah



cek-kocek‘tunduk-tunduk



banyak bertingkah tetapi dapat melakukan



mata ko’ol ‘mata keong’ sebutan untuk



sesuatu yang mengejutkan kocèng [kɔcɛŋ] n kucing



orang yang terlalu mudah tertidur kobâl [kɔbɐl] n tampar



cèng-kocènganv kucing-kucingan n ku-



mara kobâl èkemmèè patè’‘seperti tampar



cing mainan



dikencingi anjing’ selalu membantah tidak



mara kocèng bullâ’ ‘seperti kucing terkena



mau kalah



barang panas’ terburu-buru



kobâsa [kɔbɐsa] a kuasa; sanggup sa-makobâsav



bersikap,



Mara kocèng èkalèburi na’-kana’‘seperti



berbicara



atau



bertindak seperti atau seolah-olah berkuasa kobher [kɔbhǝr] v sempat atau ada waktu



kobokan; mencuci



tangan



tempat



sebelum



air



dan



n



untuk sesudah



makan kocca



[kɔcca]



kocèng



èkaèn-maènan



na’-



kana’‘seperti kucing dimain-mainkan anak



[kɔbhuk/kɔbhughɐn]



mangkok



tidak dijaga kebutuhannya Mara



ngobherraghi v menyempatkan kobhuk/kobhughân



kucing disenangi anak-anak’ disenangi tapi



kecil’



disenangi



tapi



tidak



dijaga



kebutuhannya kocor [kɔcɔr] n kue cucur kodhi’ [kɔdhiʔ] n sejenis calo’/cakkong



nkopiah;



penutup



kepala;



ma’



kodhi’



tataèn



berkarat



kolan



rarèngkan‘kok



songkok; peci;



parang



akocca(an) v bersongkok



meremehkan orang yang banyak tingkah



banyak



tingkah’



Halaman 46 dari 97



sebagai



orang



yang



tidak



mempunyai



ngomkomv merendam komkomann air rendaman bunga



kepandaian kodhu [kɔdhu] adv harus



kompoy [kɔmpɔi] n cucu



kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung



kona [kɔna] a kuno



adung-kodungv melakukan sesuatu dengan



koncèl [kɔñcɛl] n ikan gabus



berpakaian kerudung



konci [kɔñci] n kunci



akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung



akonciv terkunci



ngodungèv



ngonciv mengunci



menutupi



dengan



tudung;



menudungi



konci enggres kunci inggris



kojhu’ [kɔjhuʔ] n burung kutilang



konco’ [kɔñcɔʔ] n ujung



koko [kɔ`kɔ] n kuku



akonco’ v berujung (tumpul, tajam, dsb.) ngonco’v mencapai ujung



nga’-anga’ koko hangat-hangat kuku koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat



ta’ ètemmo konco’ bhungkana‘tidak ketemu



makoko v menguatkan; mengukuhkan



ujung



kokos [kɔkɔs] n asap



pangkalnya’



pembicaraan



tidak



teratur dan kemana-mana



akokos/ngokosv berasap



konèng [kɔnɛŋ] a kuning



kolè’ [kɔlɛʔ] n1 kulit 2 sampul (buku)



konèng konyè’ jingga



akolè’v berkulit



nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng



le’-kole’ n kulit melulu



ta’ karaddhu‘kuning-kuning buah mundu,



ngolè’è



v 1 memberi kulit 2 (rumah)



memberi lapisan dinding dengan adonan



sekalipun kuning tidak laku’ kong-rokongv sejenis serangga kecil yang



mortar, campuran semen, kapur, tanah, dan



terbang



air



menjelang maghrib



Man-èman sayang



kolè’na



kulit



ghedd̩hâng



pisang.’



‘Sayang-



Terlalu



hemat



sehingga menjadi kikir



berkelompok



pada



sore



hari



kontͅol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar konyè’ [kɔñɛʔ] n kunyit mara konyè’ bân kapor‘seperti kunyit dan



kolek [kɔlǝk] n kolak



kapur’ jodoh yang langgeng



akolekv memasak atau membuat kolak



kopa’ [kɔpaʔ] n tepuk tangan



dem-ngeddem kolek ‘pekat seperti kuah



akopa’v bertepuk tangan



kolak’ orang yang kelihatan diam dan



akopa’



kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba



menyumbang’ menyumbang saran tetapi



mendapat hasil yang sangat besar



tidak disertai tanggung jawab dukungan



kolèt/kalolèt [kɔlɛt/kalɔlɛt] v menguliti



ta’



nombhuk‘bertepuk



tidak



yang nyata



kombâ [kɔmbâ] v cuci (pakaian, kain, karpet,



kopèng [kɔpɛŋ] n telinga



dsb)



ngopèngv mencuri-curi dengar



akombâ v mencuci



ta’ èkopèngv tidak didengar; diacuhkan



ngombâ v mencuci bâ-kombâ



v



mencuci



kopi [kɔpi] n kopi sesuatu



(tidak



dijelaskan) kombâân n cucian kombi’ [kɔmbiʔ] v kupas; menguliti



akopiv (biasa) minum kopi pi-kopiyân v sedang minum kopi kora



[kɔra]



v membersihkan alat dapur



terutama alat makan setelah dipakai



ngombi’ v mengupas



akora vi mencuci piring, dsb



bi’-kombi’ n alat mengupas; pengupas



ngoraè vt mencuci piring, dsb.



komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri



ra-kora



v



komkom [kɔmkɔm] v rendam



terutama alat makan setelah dipakai



membersihkan



alat



dapur



Halaman 47 dari 97



pakoraan n tempat mencuci piring



makosongv mengosongkan



korang [kɔraŋ] a kurang



kakosongann kekosongan



akorangv berkurang



1kotak



ngorangèv mengurangi 1koras



[kɔtak] akotakv berkotek (ayam)



ngotakv menggigil karena ketakutan



[kɔras] n kuras; rangkaian kertas yang



akotak ta’ atellor‘berkotek tidak bertelur’



disatukan menjadi beberapa halaman dalam



banyak bicara tetapi tidak menghasilkan



penjilidan 2koras



apa-apa



[kɔras] v kuras



2kotak



ngoras v menguras



[kɔtak] n kotak



kotaghânn kamar santri



korbhi [kɔrbhi] n induk



kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan



pangorbhin indukan



sebagai penutup dada/payudara; kutang.



koro’ [kɔrɔʔ] v gali; membuat lubang



akotangvi memakai kutang



ngoro’ v menggali



akotanganvi memakai kutang



korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar



koțem [kɔʈəm] ngotem v menghantam



akorongv bersangkar



koto’ [kɔtɔʔ] ngoto’èv membisiki



ngoronge v memasukkan dalam sangkar koros [kɔrɔs] a kurus



akoto’ v berbisik to’-koto’v berbisik(-bisik)



makorosv menguruskan



kotor [kɔtɔr] a kotor



ngorosaghiv menyebabkan kurus



ator-kotor v berkotor-kotor



ros-korosa kurus-kurus



ngotorè v mengotori



ros-korossa ghâjhâ‘kurusnya gajah’ orang



koțțong [kɔʈʈɔŋ] n putus karena dipotong



yang



krépé’ [krepeʔ] n kripik; emping



memiliki



keagungan



akan



tetap



dihormati meskipun jatuh melarat korsè [kɔrsɛ] n kursi kosok [kɔsɔk] v gosok akosok v berhapus; terhapus (tulisan)



kropo’ [kropoʔ] n kerupuk kulup [kulup] n kulit bagian ujung zakar yang dipotong saat sunat v tertutup kulup kuwa [kuwa] n kuah



ngosok v 1. menghapus 2. menggosok



akuwa v berkuah



sok-kosok n alat menghapus/menggosok



nguwaè v memberi kuah



kosong [kɔsɔŋ] a kosong



kuwa’ [kuwaʔ] n asap



Halaman 48 dari 97



L la [la] adv sudah; bentuk pendek dari ella la’as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah



lajjân [lajjɐn] n pasangan alajjânèv melayani



v



lepas dari tangkainya dan belum digiling;



jân-lajjân



gabah; antah



sendiri-sendiri;



labân [labɐn] v lawan



tidak



sesuai



misalnya



pasangannya; kanan



dengan



kanan kiri dengan kiri



alabânv melawan



laju [laju] a butut (karena lama disimpan atau



labâng [labɐŋ] n pintu



dipakai)



alabângv berpintu



lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ’na



bâng-labângn posisi tempat pintu berada



dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu’.



labâng koarè [kɔarɛ] pintu gerbang yang



‘Kalau dia memang hebat, itu kereta api



terbuat dari kayu dan atau bambu dengan hiasan-hiasan tempat pengantin pria masuk



suruh jadikan ikat pinggang.’ lakè [lakɛ] n suami alakèn 1 melakukan pernikahan dengan



rumah pengantin perempuan labât [labɐt] alabât v melayat



seorang



labu [labu] n labu



mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki



labu [labu] v jatuh



suami;



lelaki; bersuami



menikah (Satiya



(sitti sitti



bu-malabuv pura-pura jatuh



Sekarang Siti sudah bersuami.



bu-talabuv terjatuh-jatuh; jatuh bangun



kè-lakèan



labuan v mudah jatuh



sering kawin cerai.



malabuv menjatuhkan



malakèèv



menikahkan



perempuan



dengan



ladd̩hing ladhin



n pisau aladhinè v melayani



[ladɖhiŋ]



[ladhin]



berganti-ganti



alakèya la



suami



alakè) karena



anak/saudara



seorang



lelaki:Mat



Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol.Mat



ngaladhinè v melayani



Norsam menikahkan Nurhayati bulan Rabiul



laèn [laɛn] a lain; beda



Akhir.



alaènvi berpisah



alake



èn-laènana berbeda satu sama lain



perempuan yang menikah dengan laki-laki



laènana berbeda



lakè’ [lakɛʔ] n1 laki-laki 2 jantan



laèp [laɛp] n paceklik cacana‘paceklik



lako [lakɔ] n kerja ucapannya’



tidak



lagghu



alakovi bekerja ngalakonèvt mengerjakan



banyak bicara [lagghu]



patungan’



yang beristri



malaènvt memisahkan laep



matong‘bersuami



n pagi



ghu-lagghu adv pada waktu pagi lajângan [lajɐŋan] n layang-layang alajânganv bermain layang-layang lajâr [lajar] n layar alajârv 1 berlayar; berperahu atau kapal



kalakoann pekerjaan akon-lakonvi (sedang) mengerjakan sesuatu (biasanya hajatan) alako ghâbây ‘bekerja’ laksana



[laksana]



melaksanakan



layar 2 bekerja sebagai pelaut (biasanya di



lalang [lalaŋ] n ilalang



kapal asing sebagai cleaning service, bar



lama’ [lamaʔ] n alas



tender, koki, dsb) lajhu [lajhu] 1p lalu 2 v masuk bertamu malajhuv menyilakan masuk tamu



alaksanaaghiv



alama’v beralas lambâ’ [lambɐ’] adv dulu lambhâ’ [lambhɐʔ] a pemurah; dermawan



Halaman 49 dari 97



lamès [lamɛs] a suka meminta



lanjhâng



lamon [lamɔn] p jika



Landaur’ sangat tinggi



lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup;



lanjhâng ta’ kollè ghâbây talè ‘panjang tak



jejak



mara



landaur‘panjang



seperti



bisa dibuat tali’ sia-sia



ngalampaaghi v



menjalani



hidup



berdasarkan ajaran tertentu; menjalankan



Jhang-lanjhangnga are, jhang-lanjhangnga bulan,



lampat [lampat] n bekas



po’-capo’



nemmo



moso‘bersama



jalannya hari dan jalannya bulan, akhir-



alampatvi berbekas



akhinya



akan



ketemu



musuhnya’



lampu [lampu] n lampu; pelita



pembalasan terhadap ketidakadilan pasti



lanas [lanas] n nanas



datang suatu saat, cepat atau lambat



landaur [landaur] a sangat tinggi berasal dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang sangat



lantar [lantar] n sebab lantaran n penyebab



tinggi.



lantor [lantɔr] v membiarkan sesuka hati



Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi



lanyo [lañɔ] a (kendaraan) berjalan mulus



land̟hu [lanɖhu] a tumbuh subur (tanaman)



meluncur dengan lancar



landu’ [landuʔ] n cangkul



lanyo’ [lañɔʔ] alanyo’aghiv menghanyutkan



alandu’v mencangkul du-landu’ânv



lao’ [laɔʔ] n selatan



melakukan



pekerjaan



menggunakan cangkul langghâr



[laŋghɐr]



o’-lao’ yang paling selatan



n langgar



lapar [lapar] v lapar



langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau bertindak



tidak



sesuai



dengan



tata



langka’ [laŋkaʔ] n periuk anyar



tutupnya



polo’



baru’



anyar‘periuk



baru



perumpamaan



untuk



rang-malarangv jual mahal laris [larɪs] a laris lastarè [lastarɛ] v selesai



pengantin baru



ngalastarèaghiv menyelesaikan



langlang [laŋlaŋ] v lerai; haling alanglang/ngalanglang



v



1



lè’èr [lɛʔɛr] n leher melerali;



2



alè’èrv berleher lèbât [lɛbɐt] v lewat



menghalangi langngè’ [laŋŋɛʔ] n langit



alèbâdhiv melewati



langngè’ jhâu bi’ somor‘langit jauh dari sumur’ sesuatu yang tidak mungkin



berenang



lebbâs [lǝbbɐs] a terlalu lembek karena telalu masak (pada buah)



langngoy [laŋŋɔy] alangngoyv berenang



untuk



lebbhu [lǝbbhu] n masuk alebbhuvi masuk malebbhuvt memasukkan



bermain



lebbhur [lǝbbhur] lebur



lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang



lebbi [lǝbbi] a lebih



malanjhângv memperpanjang



alebbiiv melebihi



jhâng-lanjhânga panjang-panjang lanjhâng colo’‘panjang mulut’ orang yang suka



larang [laraŋ] a mahal malarangv memahalkan



langkong [laŋkɔŋ] a (T) lebih



ngoy-langngoyanv



kalaparan n kelaparan larangana lebih mahal



kesopanan terhadap orang yang lebih tua langka’



ngalao’ agak ke selatan



mengadu



menyampaikan



domba gunjingan



dengan seseorang



kepada orang yang dipergunjingkan



ngalebbiiv memberi lebih lèbur



[lɛbur]



v



menyenangkan;



meng-



gembirakan ngalèburèv menyenangi



Halaman 50 dari 97



lèbur mata‘senang di mata’ menyenangkan



lemma’ [lǝmmaʔ] a enak; lezat



atau



lemmes [lǝmmǝs] a lemas



senang



saat



melihat







karena



penampilan luar – tetapi saat dicoba tidak



malemmesv melemaskan



suka



mes-malemmesv bersikap atau bertindak



lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket,



seolah-olah lemas mes-lemmesa lemas seperti



misalnya getah nangka lecca’ [lǝccaʔ] alecca’v meremas-remas untuk mencampur



mes-lemmes kobâl ‘lemas seperti tali ijuk’ bersikap



leccèng [lǝccɛŋ] aleccèngv berlari meloncat-



seolah



mendengar



dan



patuh



tetapi mengabaikan atau mengacuhkan lempo [lǝmpɔ] a gemuk



loncat karena terkejut, takut, atau jijik lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat



lempoana lebih gemuk



lèkè ta’ nampèk ka bâ’â‘selokan tidak dapat



menggemukkan: malempo abâ’‘menggemukkan badan sendiri’ po-lempoa gemuk-gemuk po-lempoana paling gemuk lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur



menolak banjir’ seorang anak remaja tidak



lèncak rajâ, bhârumana rajâ‘ambin besar



dapat



kolongnya besar’ besar pendapatan, besar



leddhu’



[lǝddhuʔ]



malempov



ledak



aleddhu’vi meledak legghâ [lǝgghɐ] a lega lèkè [lɛkɛ] n selokan



menolak



perjodohan yang



diatur



orang tuanya



pengeluaran



lekkas [ləkkas] a cepat; segera



lèngka



lèkko [lǝkkɔ] a keruh malèkkovt mengeruhkan



alengkav



[lɛŋka]



melewati,



melangkahi,



menyeberangi:



tasè’‘menyeberangi laut’



lèlèt [lɛlɛt] alèlètv melilit



ngalèngkaèv melangkahi



lèma’ [lɛmaʔ] num lima



lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling



lèma [lɛma] num lima; perubahan bentuk



lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèngv berputar



lema’ karena menjadi inti frasa numeralia yang dilekatkan pada bentuk lain misalnya



lèma lembâr.



lengngen [lǝŋŋǝn] n lengan ‘(baju) berlengan pendek’



alembârânnum berlembar-lembar [lɛmbɐy]



ngalènglèngèv memutari; mengelilingi alengngenv berlengan: alengngen pandâ’



lembâr [lǝmbɐr] n lembar lèmbây



alèngka



n



ayunan



lènta [lɛnta] n lintah



tangan



saat



lèntè [lɛntɛ] n lidi



berjalan; lenggang



lèpek [lɛpǝk] a (badan) lemah



alèmbâyv melenggang



leppet [lǝppǝt] n lepat



Lèmbâyyâ meltas penjhâlin (lèmbây tas-



lèrè [lɛrɛ] a lambat



peltasân)‘lenggangnya



lèsan [lɛsan] n(T) mulut



lecutan



seperti



rotan’ ayunan atau lenggang tangan yang



alèsanv bermulut



lentur,



alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ‘bermulut



dideskripsikan



untuk



cara



melenggang perempuan yang anggun



gula, berpunggung mimba’ bermanis-manis



lembhâjung [lǝmbhɐjuŋ] n tunas/daun muda kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lembu’ [lǝmbuʔ] a lunak lembu’



bun-embunnanna‘lunak



saat



berhadapan,



tenyata



terlihat



keburukannya di belakang lèseng [lɛsǝŋ] n jelaga



ubun-



ubunnya’ orang yang terlihat tenang saat



lesso [lǝssɔ] a lelah; capai; penat lessong [lǝssɔŋ] n lesung



disindir, dikata-katai, atau diganggu, tetapi sebenarnya sangat marah



Halaman 51 dari 97



akanta



lessong



burto’‘seperti



lesung



bolong’ harta yang cepat habis karena



lompa’ [lɔmpaʔ] v terpa alompa’ v menerpa lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun



pemborosan lettèk [ləttɛk] n minyak kelapa



lonca’ [lɔñcaʔ] alonca’v melompat



lo’ [lɔʔ] adv(MB) tidak



ca’-lonca’anv berlompat-lompatan



lobâng [lɔbəŋ] n lubang



lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena



alobangv berlubang



loppa [lɔppa] v lupa



alobângèv melubangi



ekaloppaè v terlupa



lobâng landâ’ liang lahat



loppaan a sering lupa



locèr [lɔcɛr] a loncer



pa-maloppa v pura-pura lupa



loco [lɔcɔ(h)] a lucu



lora



[lɔra]



n 1 tuan; orang terhormat/



aloco v melucu



berpangkat 2 panggilan pada santri 3



con-locon n lelucon



panggilan untuk anak kiyai



loghâbâ



[lɔghɐbɐ]



a, v (ber)besar hati



lorèk [lɔrɛk] a loreng



lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon kelapa



(batuk, nafas, dsb.)



loka [lɔka] n luka



malorghâv melonggarkan (ikatan, dsb.)



alokaè v melukai



lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua



ngalokaè v melukai



sisinya



lomarè [lɔmarɛ] n lemari lombhâr



lorghâ [lɔrghɐ] a1 longgar; 2 mendingan



[lɔmbhɐr]



v



[lɔtɛŋ] n (rumah) loteng‘rumah tingkat’



lotèng membiarkan



lepas



(bebas); umbar



tingkat:



roma



lotto’ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb)



lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung



luwang



[luwaŋ]



v sudah (bekas) pernah



mara lombhung katoro’‘seperti lumbung



dipakai, dimakan, dinikmati dsb.



bocor’



wang-luwangè abbhâ‘buang-buang nafas’



lekas



(harta, dsb)



habis



karena



pemborosan



nasihat yang percuma karena tidak digubris



Halaman 52 dari 97



M vt



ma’ [maʔ] kok



amakamaghi



ma’lum [maʔlʊm] v maklum



memakamkan; menguburkan



ma’mom [maʔmɔm] n makmum



pamakamann 1 pekuburan; 2 penguburan



ama’momvi bermakmum



mengebumikan;



makhlok [mah.lɔk] n makhluk



ma’na [maʔna] n makna



makro [makrɔ] a makruh



ama’navi 1 memaknai 2 memiliki makna



maksod [maksɔd] n maksud



ma’siyat [maʔsiyat] n maksiyat



malaèkat [malaɛkat] n malaikat



ama’siyat vi bermaksiyat



malang [malaŋ] a melintang



maaf [maaf] n maaf



malar moghâ [malar mɔghɐ] semoga Malar



macan [macan] n macan; harimau seni pertunjukan Madura yang diperankan



moghâ ana’ bhâdhân kaulâ sè kaduâ kèngèngah jhud̩hu salamet molaè dhunnya kantos akhèrèpon. ‘Semoga kedua anak



oleh seorang laki-laki bertopeng macan



saya tersebut menemui jodoh yang selamat



can-macanann peran macan dalam tradisi



macan kala ka embi’‘macan kalah dengan



mulai dunia sampai akhirat.’



kambing’ diungkapkan bila yang kuat kalah



malarat [malarat] a sulit; melarat



dengan yang lemah



malathè [malaʈɛ] n melati



macan ngèkkè’ bunto’na‘macan menggigit ekornya



(sendiri)’



orang



tua



yang



malekko’



mencelakakan anaknya sendiri



tangghiling.



macan



trenggiling.’



ngerrep



menyembunyikan



kokona‘macan



kukunya’



orang



yang



v



[mǝlǝkkɔʔ]



melingkarkan



‘Tidur



tidur



dengan



Malekko’



tubuh



mara



melingkar



seperti



malèng [malɛŋ] n maling



lebih banyak diam, tetapi pada saat yang



Padâ malèng jhâ’ malèngè. ‘sesama maling



tepat dapat bertindak cepat dan jitu



jangan memalingi’ sesame orang pintar



negghu’ bunto’na macan‘memegang ekor



jangan saling memintari



harimau’



malèng



ngako



kepala’



menyatakan



melakukan



sesuatu



yang



mengundang bahaya atau celaka tadâ’



macan ngakan budu’na‘tidak



cèțak‘maling



mengakui



kehadiran



untuk



ada



mengakui kesalahan



macan memakan anaknya’ tidak ada orang



males [maləs] a malas



tua yang tidak sayang pada anaknya



malo [malɔ] a amat sangat malu (menyangkut



macem [macəm] n macam acem-macemv bermacam-macam



martaat, harga diri, dan kehormatan) Man[man] n kependekan dari paman



maddhu [maddhu] n madu



manara [mǝnara] n menara



maèdo [maɛdo] v maido; menyalahkan karena



manca



tidak percaya pada pekerjaan maèn [maɛn] amaèn v 1 bermain (permainan) 2 berkunjung; bertandang èn-maènann (alat) permainan



a luar negeri, daerah, kampung, dsb.: oreng manca ‘orang luar’ amanca v pergi keluar daerah, negara dsb. manco’ [mañcɔʔ] n  tamanco’ amanco’ v  tamanco’ [mañca]



maghi’ [maghiʔ] n biji buah asam



mandhâr-mandhâr



Mahrib[mahrɪb] n maghrib



sin.mogha-mogha mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2



majâr [majɐr] v membayar majârraghi v membayarkan makam [makam] n makam; kuburan



[mandhɐr]



semoga;



(nasihat) sia-sia; tidak mempan mandi [mandi] v mandi



Halaman 53 dari 97



mandiiv memandikan



mant̩ong, t̩ong-mant̩ong [ʈoŋ manʈoŋ] n



pamandiann tempat pemandian



angin puting beliung



Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam penanggalan pengganti



Madura



yang



penyebutan



merupakan



bulan



hijriyah



pamaosânn pembacaan maot [maɔt] n maut; kematian mara [mara] p seperti



Jumadil Akhir. Mandimawwâl



maos [maɔs] v membaca



n



[man.di.maw.wɐl]



bulan



mara [mara] ayo; mari



kelima dalam penanggalan Madura yang



mardâ [mardɐ] n bara api



merupakan pengganti penyebutan bulan



mard̟hika [marɖhika] v merdeka



hijriyah Jumadil Awal.



marè [marɛ] adv sudah



manè’ [manɛʔ] n manik-manik



mamarèv menyelesaikan



manès [manɛs] a manis



ren-marenn makanan pencuci mulut sin.



mamanèsv memaniskan nès-mamanèsv bersikap, atau bertingkah



tambhâ amès samarènap sesudah



seolah-olah manis



lo’ dͅhik kamarèan tidak selesai-selesai



mangkat [maŋkat] v berangkat



marghâ [marghɐ] n sebab



[maŋkana] p oleh karena itu Mangkana arghâna sapè kerrabhân è attas sajuta sampè’ lèma ratos juta. ‘oleh karena



mangkana



itu harga sapi karapan di atas sejuta sampai lima ratus juta’ mangkara’



amarghâvi bersebab: Amarghâ asa-pèsa, robâ messom ta’ kabâbâ‘karena terpisah, wajah



muram



ara’-mengkara’



v



kuasa



menanggung



beban’ marhum



[mǝŋkaraʔ]



tak



[marhʊm]



n



orang



yang



telah



meninggal dunia



berbicara tidak mau kalah dengan nada



marongghi [marɔŋghi] n kelor; merunggai



meninggi,



martabhât



membentak,



dan



menyentak



seperti orang marah



[martabhɐt] 1n martabat 2



p



seperti



n1 sekarang:Baja mangken dung-odung are‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 nanti Mangken dhimen jha’ ru-kabhuru.‘nanti dulu jangan



Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk pejabat



terburu-buru



masa[masa] n masa; waktu



mangkèn



[maŋkɛn]



mangko’ [maŋkɔʔ] n mangkok manjhângan manjheng



[mañjhɐŋan]



[mañ.jhǝŋ]



yang tidak berasal dari keturunan ningrat Mas tuwan panggilan (penghormatan) untuk laki-laki yang telah menunaikan ibadah haji masana katonon bhuru aghâbâyâ somor



n jerapah



‘saat kebakaran baru akan membuat sumur’



v berdiri



pekerjaan yang terlambat dan sia-sia



mamanjhengv memberdirikan



masana mok-amok bhuru nèttèa kerrès



pamanjengnga cara berdirinya



‘saat terjadi kerusuhan baru akan menempa



manjhilân [mañjhilɐn] n biji buah nangka manjhing



[mañjhiŋ]



v tiba waktunya (biasanya



keris’ perkerjaan yang terlambat dan sia-sia masaghi [masaghi] a persegi masèghit [mǝsɛghit] n masjid



untuk shalat) mannè [mannɛ] n air mani; sperma



mashur [mashʊr] a mashur; terkenal



mano’ [manɔʔ] n1 burung 2 zakar; kemaluan



masjid [masjid] n masjid



laki-laki; penis



maskè [mas.kɛ] pmeski, meskipun



no’-mano’anvfig. bercumbu



maso’ [masɔʔ] v masuk



saor



mano’



sahut-menyahut



gaduh manossa [ma.nɔs.sa] n manusia



sehingga



amaso’aghiv memasukkan kamaso’anv kemasukan; dimasuki mamaso’ v memasukkan



Halaman 54 dari 97



so’-maso’an n lubang untuk masuk



mè’-amè’ [mɛʔamɛʔ] adv mungkin; siapa



maso’ akal masuk akal



tahuTalèna pangonong èparèksa mè’-amè’



massa’ [massaʔ] a masak amassa’v memasak



bâdâ sè ram-ram otabâ lorghâ. “Tali pangonong diperiksa mungkin/siapa tahu



massa’an n masakan



ada yang terlalu besar atau longgar.”



sa’-massa’a



masak-masak



(hampir



Mè’rad [mɛʔrad] n Mikraj mègghi' [mɛgghiʔ] n buah: tello megghi’ ‘tiga



semuanya masak) mastèka [mastɛka] n mustika; mestika; batu



buah’



bertuah yang diperoleh dari tubuh hewan



mèjâ [mɛjɐ] n meja



yang dianggap keramat ([raja] ular, [raja]



mèkra’ [mɛkraʔ] n batas beberapa ayat dalam



ikan, kerang, dsb)



al-Quran yang memiliki satu tema biasanya



mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana



sello’ batu cincin amatav bermata 2 berbatu (zamrud, intan,



ditandai dengan huruf ain (‫)ع‬ mella’ [mǝllaʔ] vi terbuka mata; jaga la’-mella’ 1 adv dalam keadaan sadar,



kecubung, dsb.)



melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum



ta-mataanv memaki dengan kata mata.



pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak



ètèmbhâng



saudara



potè



mata,



angoan



apotèa



dan



tetangga



untuk



tolang perib secara harfiah berarti ‘daripada



mempersiapkan acara dan beramah tamah



putih mata lebih baik berputih tulang’ yang



la’-mella’ ètèk v antara tidur dan jaga;



dimaksudkan untuk menyatakan bahwa dari



separuh jaga mellak [mǝllak] a rakus



pada merasa malu lebih baik mati mella’ matana gerrâng sebuah ironi yang



mellak da’ oca’ ‘rakus pada kata-kata’ tidak



ditujukan



mempan nasihat dan teguran



kepada



melihat



seseorang



dan



yang



tak



mempertimbangkan



lingkungan sekitar yang sebenarnya sangat jelas



sehingga



melangkahi



kepentingan



orang lain dan menyebabkan perselisihan



mellèng [mǝllɛŋ] a nakal mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulang-ulang perkataan



dengan



cerewet



dan



suara



monoton



ngangghuy mata buta, kopèng tèngel, colo’



mèlo [mɛlɔ] vi kebagian



buwi‘memakai mata but, telinga tuli, mulut



mèmbhâ [mɛmbhɐ] n sejenis pohon yang



bisu’ tidak suka mencampuri urusan orang



daunnya sangat pahit, biasanya digunakan



lain



sebagai jamu; mimba



norotè



mata



kasta,



norotè



atè



matè‘mengikuti mata menyesal, mengikuti



mèmpè [mɛmpɛ] n mimpi amèmpè v bermimpi



kata hati mati’ mencita-citakan yang terlalu



mènangka [mɛnaŋka] p sebagai



muluk-muluk dan berpikiran yang bukan-



mencol [məñcɔl] 1 v benjol 2 n benjolan di



bukan menyebabkan penyesalan dan celaka



kepala karena kejatuhan, terbentur, atau



matè [matɛ] v mati



terlempar benda keras



matèè v mematikan



mendhem [mǝndhǝm] va mabuk



mator [matɔr] v(T) menyampaikan



amendhemaghiv memabukkan



pamatorn penyampaian



mennang [mənnaŋ] v menang



mawar [mawar] n mawar



kamennangann kemenangan



mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati



mamennangv memenangkan



mè’[mɛʔ] cak mengapa; kenapa Bâ’eng mè’



lo’



dâteng



bâri’?“Mengapa



datang kemarin?”



kamu



tidak



mennem [mǝnnǝm] num enam mental [məntal] v memantul mènynya’ [mɛññaʔ] n minyak



Halaman 55 dari 97



amènynya’v berminyak



mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan



mènynya’ gas minyak tanah



kerabat yang menurut agama Islam tidak



menynya’ lettèk minyak goreng



boleh dinikahi; muhrim



mara mènnya’ bân aèng ‘seperti minyak dan



mokenna [mɔkǝnna] n mukenna



air’ tidak pernah menyatu; tidak pernah



mola [mɔla] mulai amolaèv memulai



akur mèra [mɛ.ra] a merah



molanaadv mulanya



mamèrav memerahkan



amolaè dâri alip polè ‘mulai dari alif lagi’



mercon [mərcɔn] n mercon amerconanv



berusaha dari awal lagi



memiliki



mercon



(untuk



molè [mɔlɛ] v pulang mamolèv memulangkan



disulut) mercon



srèng



mercon



yang



[srɛŋ] diberi



mercon bubuk



terbang;



pendorong



molèann



1



hewan



yang



selalu



sebelum meledak dan diberi lidi sebagai



liburan



penyeimbang



pamolèann tempat untuk pulang



mercon slorot [slɔrɔt]mercon srèng



pulang



kerumah 2 (santri) pulang ke rumah saat



Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari



mèrè [mɛrɛ] n kemiri



Maulid, yaitu Maulid Nabi, yang merupakan



mereng [mɛrǝŋ] v(T) mendengar



pengganti Rabiul Awal dalam penanggalan



merengaghiv mendengarkan



Madura



mèro’ [mɛrɔʔ] n ingus



selamatan



amèro’(an) v beringus (karena pilek/flu)



biasanya



dimeriahkan



memperingati



dengan



kelahiran



nabi



Muhammad Saw.



merrak [mǝrrak] n burung merak



Molodhann ritual peringatan maulid Nabi



merras [mǝrras] a bernas



Muhammad Saw.



mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin Mèskèn dhâghing,



tona



pèkkèr



‘miskin



Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng



molos‘hitam polos’



daging, tuna pikiran’ selain tidak punya



momo' [mɔmɔʔ] n puki; kelamin perempuan



harta juga tidak punya kepintaran



mon [mɔn] p jika lamon



messin [mǝssɪn] n mesin amessinv



bekerja



monafèk [mɔnafɛk] a munafik



menggunakan



mesin:



amessin padi merontokkan padi dengan



monajât [mɔnajɐt] n permohonan kepada Tuhan dalam ibadah; munajat mondͅhu [mɔn.ɖhu] n mundu



mesin perontok padi messom [mǝssɔm] a (wajah) muram



monteng [mɔntǝŋ] n tulang ekor



mettèr [məttɛr] v tumbuh kecil (tunas, bisul,



monyè [mɔñɛ] n bunyi amonyèvi berbunyi



dsb) mo’mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman modhin



[mɔdhin]



n



petugas



KUA



yang



bertugas menikahkan sebagai penghulu [mɔghɐ]



semoga



Mogha



sampornana.



‘semoga



menjadi



moghâ-moghâ



dhaddhi



mamonyèvi membunyikan nyè-monyèann bunyi bunyian



kepada Allah



kesempurnaan’



mopakat [mɔpakat] a mufakat morèd [mɔrɛd] n murid; siswa; pelajar mornang [mɔrnaŋ] v bengkak bernanah mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari agama Islam; murtad



mohal [mɔhal] a tidak masuk akal



mosafèr [mɔsafɛr] n musafir



Moharram [mɔharram] n bulan Muharram



mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan mosèbâ [mɔsɛbɐ] n musibah moseng [mɔsǝŋ] n musang



Halaman 56 dari 97



mosna [mɔsna] v musnah



mujaèr [mujaɛr] n ikan tawar bersisik abu-



moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama dengan



abu hitam berbentuk pipih, bertelur dr



Pak Samad dâteng moso binèna. ‘Pak



mulut induk betina dapat hidup di air tawar



Samad datang bersama dengan istrinya.’



dan air payau, termasuk suku Cichlidae;



amoso v 1 (bi’) bertanding melawan:Dâlem



mujair



lomba ghellâ’ SDN Langkap 5 amoso SDN Langkap 3. ‘Dalam lomba tadi SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN Langkap 3.’ amosoanv



(saling) bermusuhan:Sebâb sittong dhisa torè jhâ’ amosoan. ‘Karena



satu desa mari jangan bermusuhan.’ mostajhâb



[mɔstajhɐb]



a dikabulkan Tuhan;



mustajab



muslim [mʊslɪm] n orang Islam muslimat



[muslimat]



n



orang



Islam



perempuan muslimin [muslimin] n kaum muslim muwa [muwa] n muka maskèa



muwa,



mon



bâdâ



jhârâbâ’na



ètèndes kèya ‘mskipun muka, jika ada jerawatnya akan dipencet juga’ lebih baik



moțak [mɔʈak] n monyet



melakukan kesalahan tapi berbuat sesuatu



motèk [mɔtɛk] a pelit



daripada tidak salah tapi tidak berbuat apa-



mowa [mɔwa]n muka



apa



mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah meninggal dengan wajah asli orang yang meninggal tersebut



Halaman 57 dari 97



N Na’[naʔ] n bentuk singkat dari ana’ yang digunakan dalam panggilan



yang besar



na’-enna’an [naʔǝnnaʔan] n boneka akanța



na’-enna’an



nem [nəm] num enam; perubahan bentuk



kaju‘seperti



boneka



kayu’ ditujukan untuk orang yang tindak tanduknya dalam bergaul terkesan kaku nabbhi [nabbhi] n nabi



digabung



dengan



bentuk



lain,



misalnya nem èbu ‘enam ribu’. nembhârâ’ kembhâr musim kemarau yang



anabbhiv bernabi; memiliki nabi



masih turun hujan sehingga seperti ada dua



naghâ [naghɐ] n naga [nǝghɐrɐ]



musim hujan



n negara



nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau



anaghârâv bernegara naghârâ



ennem karena menjadi inti frasa numeralia yang



nembhârâ’ [nǝmbhɐrɐʔ] n musim hujan



dan kasar



naghârâ



dapat merusak tatanan suatu lingkungan



ngèbâ



nèmor kara kemarau berkepanjangan tata,



dhisa



ngèbâ



nènèt [nɛnɛt] a (lampu) redup



cara‘negara membawa tata, desa membawa



neng [nəŋ] p di



cara’ setiap daerah memiliki



nèngkè’ [nɛŋkɛʔ] a dangkal



adat dan



nèyat [nèyat] n niat



kebiasaan sendiri-sendiri nakso [naksɔ] n nafsu amarah



anèyatv berniat



anaksov menuruti nafsu amarah



ngara [ŋara] mungkin



nakto [naktɔ] n titik



ngèrèngè [ŋɛrɛŋɛ] n kecoak



anaktov bertitik



ngodâ [ŋɔdɐ] a muda



anaktoèv memberi titik



dâ-mangodâv bersikap seolah-olah masih



nalèka [nalɛka] p ketika



muda



namong [namɔŋ] p namun



ngorak [ŋɔrak] v meranggas (bulu binatang)



nana [nana] n nanah



niyat [niyat] n niat



anana v bernanah



aniyatv berniat



nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan tetapi nanggher



[naŋghǝr]



n pohon randu alas



anomerv bernomor



nangka [naŋka] n nangka



anomerrèv memberi nomor



nantè’ [nantɛʔ] v tunggu



norè [nɔrɛ] n sejenis bambu yang berduri



anantè’ v menunggu



nya’ [ñaʔ] n bentuk singkat dari mènynya’



naong [naɔŋ] a teduh



biasanya menjadi D dalam frasa nomina,



anaongv berteduh



misalnya nya’ ro’om ‘minyak harum’.



manaongv membawa ke tempat teduh ong-naongan



n



tempat



berteduh



nya’nya’ (dari



panas, hujan, dsb.) kembhâng



anya’nya’v



membantah



dengan mengulang-ulang perkataan orang nya’nyang [ñaʔñaŋ] anya’nyangv membantah



nyamplong‘nasi



bunga



nyamplung’ nasi putih campur jagung nasè’ satangonan èlettè’è palotan ètem sabutèr‘nasi



[ñaʔñaʔ]



yang dibantah



nasè’ [nasɛʔ] n nasi nasè’



nomer [nɔmər] n nomor



seperiuk



kecipratan



sebutir



ketan hitam’ sumber kejahatan yang kecil



dengan mengulang-ulang perkataan orang yang dibantah nyabâ [ñabɐ] n 1 nyawa 2 nafas anyabâv 1 bernyawa 2 bernafas



v hinggap: Dhârâ cellengngaMan Tofa nyabâ’ è tas ghentèng.



nyabâ’



[ñabɐʔ]



Halaman 58 dari 97



‘Merpati hitam Man Tofa hinggap di atas genting’



nyang-manyang



[ñaŋmañaŋ]



sejenis



serangga terbang dan menyengat



nyalèndhâ [ñalɛndhɐ] v bersikap, berpikiran, dan atau berbeda dari orang kebanyakan nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap manyamanv membuat enak



nyanyi [ñañi] anyanyiv bernyanyi nyanyiyânn nyanyian nyi-nyanyiyânv bernyanyi-nyanyi nyata [ñata] a nyata



kanyamanann keenakan



anyataaghiv menyatakan



nyaman bâdâ neng orèng‘enak ada di orang lain’ perasaan tidak puas dengan yang



nyèllam



[ñɛllam]



vi masuk Islam (untuk



muallaf)



diperoleh diri sendiri menciptakan perasaan



nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu



bahwa orang lain kelihatan lebih beruntung



nyenna [ñənna] n tunas



nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang bentuk panjangnya mon la kenynyang pas



molè‘kalau sudah kenyang lalu pulang’tamu



anyenna v bertunas nyèor



[ñɛɔr] n kelapa



bhungkana nyèor



‘pohon kelapa’



yang pulang setelah diberi makan seolah-



nyessel [ñəssəl] v menyesal



olah



nyo’nyo’ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu



kepulangannya



n



hanya



me-nunggu



suguhan dahulu



Halaman 59 dari 97



O obâ [ɔbɐ] v ubah



odi’ [ɔdiʔ] v hidup



aobâ v berubah



maodi’v menghidupkan



ngobâ v mengubah



ngodiiv menghidupkan



obân [ɔbɐn] n uban



ojhân [ɔjhɐn] n hujan



aobân v beruban



aojhânv berhujan-hujan



obâng [ɔbɐŋ] n (T) uang



kaojhânanv terkena hujan



ngobângèv membeli obbhâr



[ɔbbhɐr]



aobbhâr



ngojhânnaghi



ngobbhârvt membakar



vi



menghujankan;



mem-



biarkan terkena hujan



aobbhâr



terbakar:



konco’eng‘terbakar ujungnya’ bhâr-obbhârv membakar-bakar



v



ojhan tanges v ‘hujan tangis’ kemalangan yang menimpa banyak orang sekali gus’



(sampah



dsb)



mara ojhân dherres‘seperti hujan deras’ suara (gaduh) orang banyak



obhât [ɔbhɐt] n obat



ngojhânnaghi bujâna dhibi’‘menghujankan



aobhât v berobat



garam sendiri’ orang yang membual untuk



ngobhâdhi v mengobati



menunjukkan kebaikan budi pekerti sendiri



obi [ɔbi] n ubi rambat neng-ennengnga



Sasat ojhân ghâgghâr ka tasè’ ‘seperti hujan



obi aèssè‘diamnya



ubi



berisi’ diam yang bermanfaat



jatuh ke laut’ tidak bisa dinasehati atau diajarkan kebaikan



obu [ɔbu] ngobuv memelihara



Ojhung [ɔjhuŋ] n ritual memohon hujan



bu-obuann hewan peliharaan



dengan upacara saling pukul dengan rotan



obuân a peliharaan: macam obuan ‘macan



sampai berdarah di sumur keramat



peliharaan’



okep [ɔkǝp] ngokep v memeram buah dengan



obu’ [ɔbuʔ] n rambut



cara dimasukakan kedalam lubang, diberi



aobu’v berambut



karbit, dsb agar cepat masak



oca’ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan



aokepvfig diam di rumah dan jarang keluar



ngoca’v mengatakan



okebbhânnmasak hasil peraman



ca’-ngoca’v berbicara ca’-oca’annsemua



oker [ɔkǝr] ngoker v mengilik-ngilik untuk bentuk



peribahasa



memancing kemarahan (jangkrik dsb) 2



Madura



memancing kemarahan



oca’ pasaran ‘omongan pasaran’ omongan



ker-okerv benda yang digunakan untuk



yang tidak perlu dilayani



mengilik-ngilik



ocol [ɔcɔl] v lepas (terbang atau lari)



okèr [ɔkɛr] ukir



ngocolvt melepas agar bisa terbang atau



aokèr v berukir



lari



ngokèrv mengukir



odâng [ɔdɐŋ] n udang ghâ-raghâ



odâng



okèran n ukiran ‘seperti



meraba-raba



ngoker ‘mengukir geladak tempat tidur’



udang’ mencoba dan menjajaki



melakukan pekerjaan sia-sia (ukiran tidak



kabbhina odâng asongodhân‘semua udang



akan terlihat karena tertutup tikar dan atau



berkumis’ meremehkan yang maksudnya menyatakan bahwa tanpa dijelaskan pun semua orang tahu begitulah sebenarnya;



kasur) [ɔkɔm] p seperti; serupa: Sapa selo’ pegghella mon lo’ eken-reken okom riya?



1okom



kalau cuma begitu semua orang juga tahu



Halaman 60 dari 97



‘Siapa yang tak akan marah kalau tidak



olor [olor] v ulur



dianggap seperti ini?’ 2okom



lok-ologhân v memanggil-manggil



[ɔkɔm] n hukum



oman [ɔman] ngomanv membujuk



aokomv menyerahkan diri untuk dihukum



ombâ’ [ɔmbɐʔ] n ombak



ngokomv menghukum



ombâr [ɔmbɐr] v



okomanv hukuman



1 terbit (matahari) 2



muncul dari ujung jalan dsb



okor [ɔkɔr] v ukur



ngombâr v 1 terbit 2 muncul



kor-okorv alat mengukur misalnya meteran



bâr-ombârân n ujung jalan yang terlihat



dsb.



mata tempat orang kendaraan dsb muncul



ngokorv mengukur



dari arah yang berlawanan



okoran v ukuran



ombhâl [ɔmbhɐl] n upah



kadi’ sè èokor ‘seperti sudah diukur’ tepat



ngombhâl v mengupah seseorang untuk



sekali



melakukan sesuatu



ola [ɔla] aolav mengolah bahan menjadi sst:



bhal-ombhal n uang atau benda yang



aola tajhin ‘mengolah bahan menjadi bubur’ ngolav mengolah bahan: ngola bherrâs



ombhul [ɔmbhul] bhul-ombhul



‘mengolah beras’



ombhut [ɔmbhut] n semak belukar



la-olav mengolah sesuatu (biasanya tidak



omor [ɔmɔr] n umur; usia



dijadikan upah



aomor v berumur



disebutkan) ola’ [ɔlaʔ] n ulat



saomorra adv sepanjang hayat



mara ola’ samennèt‘seperti ulat bulu’ lekas marah



ompa’ [ɔmpaʔ] v memasukkan makanan ke dalam mulut; suap



olar [ɔlar] n ular



ompang



lar-olarann ular-ularan



ngompangv



melakukan



sesuatu



yang



diterima oncor [ɔñcɔr] n obor aoncoran v menerangi memakai obor



membahayakan diri sendiri olar ngontal bunto’na‘ular menelan ekornya



ond̟em [ɔnɖəm] a mendung



sendiri’



ondhâk [ɔndhɐk] n tingkatan; level



orang



tua



yang



mencelakakan



ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau



anaknya sendiri oleng



[ɔlǝŋ]



olengngan/leng-olengn



kain



panjang yang digunakan sebagai ganjalan



cabang pohon untuk menjatuhkan buahnya ngondhuv



menggoyang



saat membawa sesuatu di kepala dengan



menjatuhkan buahnya



cara dilingkarkan sehingga melingkar dan



ondhur [ɔndhur] v pergi



berbentuk pipih lè-ollèn oleh-oleh; buah tangan pernyataan



yang



yang



keras



untuk



diganti pemimpin yang lebih keras lagi ngaonèngè v mengetahui



meminta



pangaonèngan n pengetahuan



olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat olok [ɔlɔk] v panggil



kemudian



onèng [ɔnɛŋ] v tahu



menunjukkan orang serakah yang suka



berbaring 2 hulu



untuk



datang cabai’ bawahan yang ditinggalkan pemimpin



ollè ngemmèn èemmèn polè‘dapat dari diminta’



pohon



ondhur sa’ang dâteng cabbhi‘pergi merica



ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat



memimta,



membayar



bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang



olar ngèntarè kol-tokol‘ular mendatangi pemukul’



[ɔmpaŋ]



onga’ [ɔŋaʔ] aonga’v mendongak ongghâ [ɔŋghɐ] vi 1 naik 2 naik kelas lo’



ongghâ‘tidak



naik



kelas’



3



berangkat



ngolok v memanggil



Halaman 61 dari 97



bekerja ke Jawa:Ongghâa bila?‘Kapan mau



menjadi orang’ yang menunjukkan tidak



berangkat?’



begitu berartinya hubungan darah



ngongghâi



v



mendatangi



orang



yang



orèng jhujhur matè ngonjhur ‘orang jujur



berperkara atau musuh untuk meminta



mati



keadilan



tenang dan bahagia sehingga meninggal



dengan



menuntut



(permintaan



membujur’



orang



jujur



hidupnya



maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau



dengan damai



menyelesaikan dengan kekerasan (carok,



orèng kong-rokong orang gembel



dsb)



Orèng madhurâ ta’ tako’ matè, tapè tako’



ongghâ hajji ‘naik haji’ mengerjakan ibadah



kalaparan ‘orang Madura tidak takut mati,



haji



orang madura takut kelaparan’ ungkapan



adv sungguh v undang



ongghu



[ɔŋghu]



onjhâng



[ɔñjhɐŋ]



yang



menunjukkan



perjuangan



orang



Madura dalam bertahan hidup.



ngonjângv mengundang



orèng majâng èjhuwâli pènd̩hâng ‘nelayan



onjhângan n undangan



dijuali pindang’ mealkukan pekerjaan sia-



onjhep [ɔñjhəp] ngonjhepaghiv membanting



sia



onjhur [ɔñjhur] nbagian bawah (kaki) saat



orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra ‘orang



orang terbujur



makan masih menyisakan butir nasinya’



ngonjhurv duduk atau tidur dengan kaki



kesalahan atau kekurangan adalah sifat



lurus; membujur



yang manusiawi



ongkabhan



[ɔŋkabhɐn]



n susunan ungkapan



orèng



ngantok



èjhului



bhântal



‘orang



yang arti unsur-unsurnya tidak jelas terkait



mengantuk disodori bantal’ bantuan yang



yang dimaksudkan, misalnya sa kaddhu’ ra’ra’‘banyak sekali’, nga’-enga’ dhaba’‘lupa-lupa ingat’, dsb.



diberian



pada



ontal [ɔntal] v 1 melempar 2 menelan bulatbulat



pada



orang



yang



benar-benar



membutuhkan orèng sabbhâr nompa’ jikar ‘orang sabar naik cikar’ orang yang menerima takdir Allah akan mendapat kebahagiaan di dunia



ngontal v menelan bulat-bulat; menguntal



dan akhirat



ngontalagiv



orèng sarèyal pa’polo‘orang se-Real empat



melempar



dengan



dilambungkan



puluh’



ngontalv minum



(obat);



menelan tanpa



mengunyah



rakyat



dengan



jelata



jumlah



yang



diberi



kewajibannya



nama



membayar



pajak dalam setahun



onyèn [ɔñɛn] ngonyen v menyetubuhi nyèn-onyèn v bersetubuh



mara oreng akento’‘seperti orang kentut’ orang



yang



hanya



menuruti



kehendak



orem [ɔrǝm] a suram



hatinya tanpa memikirkan orang lain atau



orèng [ɔrɛŋ] n orang



keadaan sekitarnya



ngorèngèv menemui tamu dalam acara



mara orèng nabbhu canang‘seperti orang



hajatan



menabuh



rèng-orèngann 1 orang-orangan sawah 2



memuji-muji dirinya sendiri



mainan atau boneka berbentuk manusia



Mara orèng nabbhu egghung‘Seperti orang



orèng dhumè’ orang atau kelompok orang



menabuh gong.’ Orang yang jika baik



yang



pekerjaannya tidak dipuji karena memang



berada



pada



stratifikasi



terendah



canang’



tugasnya,



orang



sudah



sejenis



dimarahi.



orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi



Mara orèng ngakan rojhâk cengkèr‘seperti



orèng ‘orang menjadi saudara, saudara



orang



rujak



kalau



selalu



terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang



makan



tetapi



yang



cengkir



salah



kelapa’



Halaman 62 dari 97



perkataan yang manis tetapi menyakitkan



ngotamaaghiv mengutamakan



kerena mengandung sindiran martabhat orèng èlanyo’ bâ’â‘seperti orang terhanyut



banjir’



digunakan



otama [ɔtama] a utama



untuk



otang [ɔtaŋ] n utang aotang vi berutang



mengumpamakan hakikat manusia dalam



maotangvimengutangkan;



hidup pasti memikirkan kepentingan diri



pembelian dengan cara utang



sendiri sebelum memikirkan kepentingan



ngotangèvi memberi utang



orang lain



parotangann



oser [ɔsər] v kejar; buru



hal-hal



yang



membolehkan



berhubungan



dengan utang biasanya berupa jasa atau



ngoser v mengejar; memburu



utang budi otang dârâ ‘hutang darah’



osom [ɔsɔm] n musim (buah dsb)



hutang nyawa yang harus dibayar dengan



osong [ɔsɔŋ] ngosongvt mengusung



nyawa



aosong (dhibi’)v mengusung dirinya sendiri:



otek [ɔtək] n otak



Cè’ cerrè’eng. Mon matè aosongnga dhibi?’



oteng [ɔtəŋ] n umbi ketela rambat yang kurus



‘Pelit sekali. Kalau mati mau mengusung



memanjang sebesar jari tangan. oto’ [ɔtɔʔ] n kacang panjang



diri sendiri?’ song-osong1 nusungan jenasah, keranda 2



ghilir



v mengusung sst



berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,



song-osong



lombhung



‘bersama-sama



mengusung lumbung’ bekerja sama tolongmenolong otabâ [ɔtabɐ] p atau



oto’



sistem



giliran



yang



tertib



dari depan ke belakang, dsb) owan [ɔwan] ngowanv menggembala ngowan



bakto



‘menggembala



waktu’mengelola atau mengatur waktu



Halaman 63 dari 97



P pa' [paʔ] num empat; bentuk singkat dari



pajhânten jhubâ’ ana’na iyâ jhubâ’‘pejantan



empa’ yang berubah karena menjadi inti



jelek anaknya tentu jelek’ seorang anak



frasa



tidak jauh beda dengan orang tuanya



numeralia



yang



dilekatkan



pada



bentuk lain, misalnya lèma ratos ‘lima



pajhât [pajhət] adv [T] memang



ratus’.



paju [paju] a laku mapajuvt membuat laku, melariskan



pa’a’ [paʔaʔ] n pahat ma’a’v memahat pa’a’



mènta



mapaju wâl-juwâllâ dhibi’‘melariskan jualan



ètokol/pa’a’



nyandar



ka



tokol‘pahat minta dipalu/pahat menyandar ke palu’ orang yang betanggung jawab terhadap orang



perbuatan yang



salahnya,



menang



misalnya



dalam



carok



menyerahkan diri dengan suka rela kepada



sendiri’ mengambil menantu dari kerabat dekat pajung [pajuŋ] n payung apajungvst berpayung apajunganvi berpayung; memekai payung majungèvt memayungi paka’ [pakaʔ] a sepat/sepet



pihak yang berwajib pa’po’[paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi



pakan [pakan] n pakan



pacca’ [paccaʔ] n bakiak;terompah kayu



makanèv memberi pakan



apacca’anv memakai bakiak



pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit



pacol [pacol] n cangkul kecil untuk menyiangi tanaman



apa yang harus dikerjakan karena merasa



pad̟â [padɐ] a,adv sama



serba salah berhadapan dengan orang yang



mapadâv menyamakan padd̩hâ



dan membingungkan sehingga tidak thu



[padɖhɐ]



memiliki kelebihan



a(lawan



yang)



setara/



pako [pakɔ] n paku makov memaku



sebanding/ seimbang padi [padi] n padi



mara pako ngennèng ka kaju‘seperti paku



paè’ [paɛʔ] a pahit



kena ke kayu’ orang yang teguh pada



paghâr



[paghər]



n pagar



pendirian



apaghârvi 1 memiliki pagar; berpagar 2 melindungi



diri



dengan



sesuatu



yang



bersifat magis Mon terro hasella kodhu



apaghar.



‘Kalau



ingin



berhasil



harus



ghâr-maghârn melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pagar.



bâdâ pakon, bâdâ pakan‘ada perintah, ada makan’ ada kerja harus ada imbalan maksa v memaksa pala’ [palaʔ] n batang kemaluan; penis



maghârèvt memagari; memberi pagar alasn rumah yang



makonv memerintah



paksa [paksa] v paksa



‘berpagar’’



paghâr



pakon [pakɔn] n(T) perintah



penghuninya



tidak disukai karena melakukan hal yang tidak baik



la’-pala’ taon angin puting beliung palandây [palandɐy] v meletakkan pakaian di penjemuran untuk dikeringkan palandâyân n penjemuran



paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè



palappa [palappa/pǝlappa] n rempah-rempah



dhibi’ ta’ èrèksaghi perib ‘pagar orang



malappaèv memberi rempah-rempah atau



diurus, pagar sendiri tidak diurus’ suka



bumbu



mencampuri urusan orang lain pajhânten [pajhəntǝn] n pejantan



Halaman 64 dari 97



malappaè burung



mano’



ngabâng‘membumbui



terbang’



menghayalkan



sesuatu



yang sia-sia



ghâng-mangghâng v memanggang sesuatu (tidak dijelaskan) ghâng-pangghâng



palèng [palɛŋ] adv paling; ter-



n



pemanggang;



alat



untuk memanggang



palotan [palɔtan] n (beras) ketan



panggher



palotan ètem ketan hitam



manggherv



[paŋghǝr]



mengikat



hewan pada pohon, tonggak dsb agar tidak



paman [paman] n paman



lepas pangghi [paŋghi] mangghiv(T) menemukan



pamarènta [pamarɛnta] pana [pana] n1 sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sinonim:



mangghiiv menemui (tamu, dsb.) pamangghin pendapat pangghung [paŋghuŋ] n panggung



gandhuru 2 panah panapa [panapa] pron apa



pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar



panas [panas] a panas



panglo [paŋlɔ] manglo v menyalahkan pihak



mapanas v memanaskan pancal



mancalv



[pañcal]



lain atas kekeliruan, kesalahan, dsb (binatang)



lari



tunggang-langgang karena terkejut



pangonong [paŋɔnɔŋ] n bagian depan kaleles atau bajak



pancèng [pañcɛŋ] n pancing



berupa kayu panjang yang



menyatukan sepasang sapi



mancèng v memancing



pangpang [paŋpaŋ] n tiang



cèng-pancèng n pancingan; sesuatu yg



panjhâlin [pañjhɐlin] n rotan



dipakai



panjhennengngan [panjhǝnnǝŋan] pron (T)



untuk



memancing



(memikat,



menarik hati, dsb)



anda



pandâ’ [pandɐʔ] a pendek



panjhilân [panjhilɐn] n biji nangka



mapandâ’ v memendekkan



Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng‘seperti biji



pandân [pandɐn] n pandan



nangka diwadahi piring’ orang yang tidak



pandhi [pandhi] n pandai (besi)



bisa dipegang perkataannya karena selalu



mandhiv menempa (besi/logam)



berubah-ubah pendiriannya.



panebbhâ [panǝbbhɐ] n seikatan lidi (sekitar



panyakèt [pañakɛt] n penyakit



satu genggam), yang ujungnya dibiarkan



apanyakèdhân v berpenyakit



panjang, digunakan untuk membersihkan



pao [paɔ] n mangga



isi rumah dari kotoran (debu, sarang laba-



papareghân [paparɛghɐn] n peribahasa yang



laba, dsb.)



mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau



mara panebbhâ èsèmpay ‘seperti sapu lidi



dua baris dengan rima tengah dan akhir,



diikat’ persatuan menyebabkan kekuatan



misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè



pangaro [pǝŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau



sakembu.



hal yang terdapat pada anak, istri, binatang,



papèyar [papɛyar] mapèyarv menempeleng



benda dsb. yang dipercaya dapat membawa



(berasal dari tiruan bunyi atau onomatope)



keberuntungan Bungsona èangghep andi’



pappa [pappa] n pelepah daun pisang



pangaro sebâb molaè laherra usaha eppa’na atamba lancar. ‘Anak bungsunya dianggap



pappa’



mempunyai



pengaruh



karena



sejak



mappa’vt



[pappaʔ]



(makanan



dsb)



untuk



pappa’ann



lancer.’



gunakan untuk susur



pangghâng



v panggang



mangghâng v memanggang



sarinya



kemudian ampasnya dimuntahkan



kelahirannya usaha bapaknya bertambah [paŋghɐŋ]



mengunyah



diambil



(mara) sesudah



sisa



tembakau



pappa’an susur



setelah



takaè’‘sisa



yang



di-



tembakau



dikaitkan’



makian



Halaman 65 dari 97



untuk merendahkan dengan maksud bahwa



paparèngn pemberian; anugerah parènta [parɛnta] n perintah



orang yang dimaksud tidak berguna para’ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2



marèntav memerintah pamarèntan pemerintah



dekat apara’v mendekat



parlo [parlɔ] v perlu; butuh



parabân [prabɐn] 1n perawan; gadis 2a masih



kaparloann keperluan



suci; belum pernah melakukan hubungan



marloagiv



badan



menyempatkan (hadir dsb.)



marabânèv



1



memrawani;



melakukan



paro



menganggap



[parɔ]



paruh



hubungan seksual dengan gadis perawan 2



‘separuh’



memakai pertama kali



marov memaruh



parabânan



n



pengantin



perempuan



seserahan



dari



pihak



paron n system bagi hasil (terutama dalam



pihak



bidang pertanian) dengan masing-masing



pengantin pria sebagai balasan



dari dua pihak mendapat bagian yang sama paro bhatèn paruh laba; bagi laba masing-



aparao(an)vi naik perahu; berperahu parao



saparo



kepada



parao [paraɔ] n perahu mara



(pembagian)



perlu;



sarat‘seperti



perahu



masing separuh sarat



ngala’



paronv



(bagi



pemilik



modal)



muatan’ kekenyangan sehingga tidak bisa



melakukan usaha dengan pihak lain dengan



bergerak



system bagi hasil



parè [parɛ] n (ikan) pari



parocabhân [parɔcabhɐn] n adalah peribahasa



parèbhâsan [parɛbhɐsan] n peribahasa yang tidak menggunakan bahasa kias atau bukan



manggu’ ka karsana Allah, tada’ jhaghung obi dhaddi nase’, dsb. parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa parèksa [parɛksa] v periksa marèksa v memeriksa pamarèksaan n pemeriksaan perumpamaan,



misalnya



korang parèksa ‘kurang tahu’ parem [parǝm] n param



yang



langsung



mem-bandingkan



persamaan keadaan, sifat, atau perilaku dengan



sesuatu



pembanding,



dengan



seperti



menggunakan



akanta,



mara,



martabhât, marabhut yang berarti ‘seperti’, mara kettang mèghâ’ bâlâng‘seperti kera menangkap belalang’, martabhât durina pandân‘seperti duri pandan’marabhut buwâna ghâ’saghâân‘seperti buah saga’ parot [parɔt] v parut; n alat memarut; misalnya



aparemv berparam; memakai param



pemarut; parut



aparem samarèna mencol ‘berparam setelah



marot v memarut



hilang benjolannya’ melakukan pekerjaan



rot-parot n alat memarut; parutan parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak karena



yang terlambat dan percuma parèmpen [pǝrɛmpǝn] a hemat dan cermat parèng [parɛŋ] v(T) beri



tahu berada pada posisi salah parsemmon [parsǝmmɔn] n peribahasa yang



aparèngvi memberi Beliau ampon bennya’



berisi kiasan yang bersifat menyindir, mirip



aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân tuntunan-tuntunanèpon dâ’ bhâdhân kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‘Beliau



bidal, misalnya ta’ tao lèbât è bâbâna



(Rasulillah) ajaran-ajaran



telah



banyak



dan



memberikan



tuntunan-tuntunan



kepada saya dan Anda sekalian.’



bringèn korong‘tak tahu lewat di bawah bringin kurung’ pas [pas] p kemudian; lalu pas/eppas [pas, ǝppas] a pas; cukup; sesuai; cocok



marèngèvt memberikan



Halaman 66 dari 97



ngeppasaghiv



menyesuaikan;



mencocok-



patè’ [patɛʔ] n anjing



kan



patè’ celleng! sejenis makian yang artinya



pas-ngeppasa pas-pasan



anjing hitam



pasa [pasa] n 1. ketam 2. serutan kelapa, es,



Mara patè’ arebbhu’ tolang‘seperti anjing



dsb.



berebut



masa v mengetam; menyerut



makanan



pasa [pasah] n puasa



tulang’



ribut



memperebutkan



Mara patè’ bân kocèng ‘seperti anjing dan



apasavi berpuasa



kucing’ tidak pernah akur



masaèvt berpuasa untuk suatu maksud



Mara patè’ nemmo tolang ‘seperti anjing



masae



menemukan tulang’ serakah



katerbi’eng‘berpuasa



untuk



hari



kelahiran’



Patè’ kaaddhângan tètè ‘anjing terhadang



pasaann bulan (ber)puasa Pasa



[pasa]



n



penanggalan



bulan



titian’ bingung dan tidak tahu apa yang



kesembilan



Madura



sebagai



dalam



pengganti



penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa berarti puasa yang sesuai dengan kewajiban



harus diperbuat karena malu atau takut ketahuan berbuat sesuatu yang tidak tepat patong [patɔŋ] matong v mendapat patungan patongann patungan patung [patoŋ] n patung



puasa bulan ramadlan pasang [pasaŋ] v pasang



paya [paya] a payah



masangv memasang



pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura



masangèv memasangi



pè-apè



tangghiling



matè‘pura-pura



sang-masangvi memasang



tenggiling



mati’



yang



pasar [pasar] n pasar.



orang



kelihatan



pendiam, tenang, dan tidak banyak tingkah



pasar patemmonann pasar yang diadakan



di



setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu



dibelakangnya sebaliknya



hadapan



orang



banyak,



tetapi



peccot [pəccɔt] n pecut; cambuk; cemeti



hari sepanjang tahun kadi’ pasar tada’ acannana peribahasa yang



meccot v mencambuk; melecut



arti harfiahnya ‘seperti pasar tak ada terasi’.



cot-peccot n cambuk; alat melecut atau



Peribahasa



mencambuk



ini



digunakan



untuk



menyimbolkan kelompok yang berbicara



pècè’ [pɛcɛʔ] v pencet



sendiri-sendiri di sebuah pertemuan (kelas,



mècè’ v memencet



rapat, musyawarah dsb.)



cè’-pècè’ v sesuatu yang dipencet seperti



pasarèan [pasarɛan] n makam orang(-orang)



pècet [pɛcǝt] mècetv 1 memijat 2 memencet



mulia pasang [pasaŋ] 1 v pasang 2 n pasangan apasangan v berpasangan



peddhâng [pǝddhəŋ] n pedang



pasèr [pasɛr] n pasir



meddhângv menebas dengan pedang



masèr v seperti pasir [pasra]



v



dhâng-peddhângann



pasrah;



menyerahkan



masraaghi v memasrahkan [patar]



pedang-pedangan;



pedang mainan pedd̩hâs,medd̩hâs [pǝddhɐs] v mempan; bisa



sepenuhnya patar



apècetv memijatkan diri (pada tukang pijat) cet-pècetn saling memijat (gantian)



masang v memasang



pasra



tombol dsb.



matar



tanaman patè [patɛ] n  matè pațè [paʈɛ] n santan



v



menyemai



melukai, memotong, dsb.; ampuh benih



lo’ meddhâs lâ-bâlâ ‘tidak mempan nasihat’ tidak bias dinasehati pedd̩his [pǝdɖhis] a pedas Rassana cabbhi



peddhis. ‘rasa cabai pedas’



Halaman 67 dari 97



mapeddhisv menjadikan pedas pegghâ’



[pǝgghɐʔ]



untuk menunjukkan kodrat laki-laki bekerja



v putus



dengan



‘memikul’



dan



permpuan



megghâ’v memutuskan (tali dsb.)



‘menjunjung’



mapegghâ’v memutuskan (tali dsb.)



akanta pèkolan ta’ èrao’‘seperti pikulan



ghâ’-pegghâ’a putus-putus; banyak yang



tidak diserut’ untuk mengibaratkan orang



putus



yang dalam tindak tanduknya kaku dan



pegghel [pəgghəl] a marah



kikuk



mapegghel v menjadikan sso marah



mèkol



a bersifat pemarah; mudah



pegghellân marah



tuwa’



la’jân



rè’-kèrè’,



dumpa rè’-kèrè’na buru ‘ibarat memikul tuak berpengimbang anak anjing, tuaknya



pèghâ’ [pɛghɐʔ] v tangkap



tumpah anak anjingnya lari’ pekerjaan yang



mèghâ’vt menangkap



kurang



èpèghâ’ vp ditangkap



menyebabkan kegagalan



kaoghân‘ditangkap



èpèghâ’



disembelih’



dimintai



untuk



tolong



untuk



melakukan sesuatu secara mendadak dengan tenggat waktu yang sangat singkat



sehingga



tanpa



persiapan



memadai mèghâ’



jhuko’



ta’



buddhâgghâ



cellot‘menangkap ikan tidak ingin terkena lumpur’



menginginkan



sesuatu



dengan



tanpa bersusah payah pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan untuk



tuwa’na



menulis



sastra



lama



Madura.



Sekarang masih digunakan dalam pesantren untuk memaknai kitab kuning; pegon pejjhu [pəjjhu] n cairan kemaluan; air mani; sperma pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak besar bagian dalam paha biasanya untuk menghukum kenakalan anak. kang-pèkangann



paha



bagian



dalam



tempat mekang. mèkangvt melakukan pekerjaan pekang pèkkèr [pɛkkɛr] mèkkèr vberpikir



dipertimbangkan



pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan; cakap lak-mapèlakv



bertindak



seolah-olah terampul dan cekatan pèlè [pɛlɛ] v pilih mèlèv memilih lè-pèlèan v suka pilah-pilih pèlèan n pilihan mèlè



dhâghing



memutuskan



‘memilih



dengan



tidak



daging’



adil



karena



uang, kekuasaan, dsb. pele' [peleʔ] a sipit pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk kandungan



yang



telah



mencapai



tujuh



bulan biasanya dilakukan pada malammalam terang bulan pellèr [pǝllɛr] n zakar; kemaluan laki-laki peltas [pǝltas] n lecutan yang dihasilkan dengan



melengkungkan



kemudian



dilepaskan



benda



panjang



seperti



pada



perangkap burung, rotan dsb. meltas v melecut peltèng [pǝltɛŋ] n gentong



mon



mèkolvt memikul



orèng



pekolan n pikulan



andi’na



secara yang



harfiah



berarti



dimaksudkan



dhibi’



bijjhân/mon



èman/mon



kol-pekoln pikulan sejunjung’



atau



pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang



pèkol [pɛkɔl] v pikul



‘sepikul,



berbicara



kelapa



mekkere v memikirkan



saso’on



baik



peltong [pǝltɔŋ] n tempat rumput dari daun



kèr-mèkkèrv merenungkan



sapèkol,



dengan



andi’na



pènang/di’-andi’na dunynyana orèng



dhibi’



dhujân‘kalau



miliknya sendiri pinang, milik orang lain wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau milik orang doyan’ peribahasa yang berasal



Halaman 68 dari 97



dari pantun yang ditujukan untuk orang



mercajâaghiv mempercayakan



yang pelit pencar [pəncar] mencar v memisah-misah;



apèrèngv



pend̟ha’anadv lebih mendingan [pɛnɖhɐng]



[pɛŋghir]



berpiring:



apereng



emmas



‘berpiring emas’



n ikan pindang



pèrèng bhâsa ta’ èkennèng raghum polè



pendhusa [pǝndhusa] n peti mati pèngghir



kapercajâânn kepercayaan pèrèng [pɛrɛŋ] n piring



memencar pènd̟hâ’ [pɛnɖhɐ’] a mendingan pènd̟hâng



percajâ [pǝrcajɐ] vi percaya



‘piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi’



n tepi; sisi; pinggir



wanita yang sudah pernah menikah (janda)



mèngghirv minggir; menepi



akan memiliki nilai sangat kurang menurut



pèngghirânn pinggiran; tepi



laki-laki



pèngkès [pɛŋkɛs] v singsing



perghem



mèngkès v menyingsingkan lengan baju agar tidak kotor, basah, dsb saat bekerja pengko [pǝŋkɔ] a keras kepala (tentang



[pərghəm]



merghem



v



menggenggam perkara [pǝrkara] n perkara permèn [pərmɛn] n permen perrè’ [pǝrrɛʔ] n burung pipit



pendapat dsb) pèngo [pɛngɔ] apèngo v memutar; berbelok; berbalik



perrèng [pǝrrɛŋ] n bambu perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang



pengpeng [pəŋpəŋ] n perasaan tidak nyaman,



bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri



sulit bicara karena hidung tersumbat akibat



pada cabang-cabangnya



flu



mara perreng tale ‘seperti bambu tali’



penjhâlin



npanjhâlin



[pǝñjhɐlin]



memiliki banyak kecakapan



pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben



perres [pǝrrǝs] v peras



apènjhunganv memakai kemben



merresvt memeras



pènta [pɛnta] v pinta



merres



mèntav meminta tan-pèntan



v



pello



lamaran



dalam



acara



peluh



hidup perro’ [pǝrrɔʔ] n usus



pertunangan pențèl [penʈɛl] n puting susu; pentil



rajâ perro’ ‘besar usus’ mudah tersinggung



mențèl v memainkan puting susu pada bayi



dan marah



saat menyusu



tadâ’



pènter [pɛntǝr] a pintar



topona‘tidak



ada



usus



diri sendiri



mènterrèv menipu dengan kepintaran sok



perro’



buntunya’ orang yang hanya memikirkan



mapènterv membuat jadi pintar ter-mapènterv



konèng‘memeras



kuning’ memeras keringat untuk bertahan



pintar;



berbicara,



pèsa [pɛsa] n pisah apèsavi berpisah



bersikap, atau bertindak seolah-olah pintar



asa-pèsavi berpisah-pisah



ter-pèntera pintar-pintar: Kancana be’eng



mèsavt 1 memisah 2 membeli Purnomo



ter-penter. ‘teman kamu pintar-pintar’



mesa sapeda montor langsung dari dealer.



ter-pènterrana paling pintar



‘Purnomo membeli sepeda motor langsung



[pɛpɛ] n pipi:Lamon ghun coma abhâkalan gi’ ta’ ollè nyiom pèpè. ‘kalau



pèsè’ [pɛsɛʔ] a pesek (hidung)



hanya tunangan, belum boleh cium pipi’



pèso [pɛsɔ] n makian



pèpè



dari dealer’



pèra [pɛra] apèrav bertelur



apèsoanvi memaki



pèrak [pɛrak] v senang; gembira



mèsoèvt memaki



kapèraghân merasa sangat senang



pèssè [pɛs.sɛ] n uang



Halaman 69 dari 97



mèssèvi membayar



pobu [pɔbu] v pasang



[mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri’.‘Buk



mèssèè



Mariam membayar tembakau yang dibeli kemarin



mobuv 1 memasang 2 membubuhi mobuiv memasangi pod̩hâk [pɔɖhɐk] n pudak; bunga pandan yang wangi pojhi [pɔjhi] n puji



pèssè budu’ bunga uang, rente Mon ta’ èman pèssè sa sèn, ta’ kèra tao



jhi-pojhiânn puji-pujian



andi’ sajhâmpel‘kalau tidak sayang pada



mojhiv memuji



uang satu sen, tidak akan pernah punya



pojhiânn pujian



satu rupiah’ orang yang boros tidak punya



pojhur [pɔjhur] a mujur



apa-apa



pokang [pɔkaŋ] n paha



pessen [pǝssǝn] n pesan



pokè [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau



apessenv berpesan



kemaluan perempuan; vagina



messenv memesan



pokkong [pokkoŋ] a tak berekor (ayam dsb.);



pessennann pesanan



tokong



pètè’ [pɛtɛʔ] n anak ayam



1pokol



pètè’ sa patarangan ta’ kèra padâ buluna ‘anak ayam sepeteluran tidak akan sama bulunya’ sekalipun saudara kandung tidak akan sama rupa dan kelakuannya



[pɔ.kɔl]v pukul



mokolvt memukul 2pokol



[] n saat yang menyatakan waktu;



pukul: pokol lèma’ ‘pukul lima’ pokpak



[pɔk.pak]apokpakvi1



sibuk



atau



pètodhu [pɛtɔdhu] n petunjuk



cerewet karena hal yang tidak penting 2



pèțok [pɛʈɔk] a bengkok



repot



mapèțokv membengkokkan



a



țok-pèțok



banyak



yang/rata-rata



beberapa



pekerjaan



pola [pɔla] ala-polav bertingkah polah polana [pɔlana] p karena



bengkok petͅta ͅ [pǝtʈha] n (R) perkataan



polè [pɔlɛ] adv lagi



apeṭta ̣ v berkata-kata pettè’



mengerjakan



sekaligus



[pəttɛʔ]



v



polo [pɔlɔ] puluh



menghidupkan



(lampu,



televise, setrika dsb)



polo’ [pɔlɔʔ] n tutup periuk



mettè’ v menghidupkan tè’-pettè’



v



tombol,



polong [pɔ.lɔŋ] kumpul tuas,



dsb



untuk



apolongvi berkumpul long-molongvt mengumpulkan sedikit demi



menghidupkan petteng [pǝttǝŋ] a gelap mapettengv



polowann puluhan



sedikit



membuat



jadi



gelap;



mapolongv mengumpulkan



menggelpakan



molongvt memetik; memanen



pettengngann mati lampu



Apolong bân orèng ngobbhâr dhupa nyoprè



teng-mettengv gelap-gelapan



mèlo ro’omma‘berkumpul dengan orang



pètto’ [pɛttɔʔ] n tujuh pèttong



[pɛttɔŋ]



num



membakar dupa agar kebagian harumnya’ tujuh;



perubahan



bergaul dengan orang baik akan membawa



bentuk pètto’ karena menjadi inti frasa



pengaruh yang baik



numeralia ketika digabung dengan bentuk



Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto



lain, misalnya pèttong polo ‘tujuh puluh’.



mèlo bâcengnga‘berkumpul dengan orang



peyo’ [pɛyɔʔ] n cicit



membakar



piyo’ [piyɔʔ] n  peyo’



busuknya’ berteman dengan orang yang



po’lot [pɔʔlɔt] n pensil



buruk perangainya pasti



tahi



pasti



kebagian



bau



Halaman 70 dari 97



pon [pɔn] adv sudah ampon



poron [pɔrɔn] v (T) mau; bekenan



ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan



porop [pɔ.rɔp] v tukar



berwarna kuning karena dimasak dengan



moropvt menukar



kunyit. Makanan ini sering ditemui pada



taporopvi tertukar



perayaan-perayaan



porop angghuy ‘tukar pakai’ tukar-menukar



hari



besar



agama/selamatan



pemakaian, misalnya A memakai milik B



ponar asekkol makanan yang disajikan pada selamatan karena pasangan yang menikah



dan B memakai milik A. posang [pɔsaŋ] a 1 tersesat jalan; 2 bingung



telah bergaul dengan baik sebagai suami



harus berbuat apa



istri. Makanan ini terdiri atas ponar dan



maposang v membingungkan



sekkol



sang-maposang v pura-pura tersesat



yang



Selamatan



diberi ini



irisan



telur



dadar.



dilakukan



dengan



pondhuk



[pɔndhuk]



n pondok pesantren



potè [pɔtɛ] a putih



mondhukvi belajar dipondok pesantren pongpong [pɔŋpɔŋ] adv senyampang ponjhin



[pɔñjhin]



possa' [pɔssaʔ] a penuh mossa’èv memenuhi



mengundang tetangga sekitar.



mapotèv memutihkan ngapotèv memutih: Ngapotè, wa’ lajârâ



n tempat uang yang terbuat



ètangalè.



‘Memutih,



itu



layarnya



dari kain dengan tutup tali seperti jerat;



terlihat’akantha potèna tellor‘seperti putih



pundi



telur’ baik lahirnya, buruk batinnya



pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan yang



berasal



dari



lafadh



istighfar



‘astaghfirullah’ untuk dibersihkan [pornama]



a



purnama;



bulan



poro‘kekakuannya



menyakiti



sehingga dibenci



putih nasib bawahan ditentukan kebijakan potong [pɔtɔŋ] v patah motongv menggunting rambut powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak



seperti



borok’ orang yang sifat, sikap, dan perilaku kakunya



macellengnga



mapotongv mematahkan



dan 15 penanggalan Kamariyah poro [pɔrɔ] n borok mara



potè,



atasan



nampak bulat sempurna pada tanggal 14



kakona



dângdâng



dhâlko’ celleng‘memutihkan gagak putih, menghitamkan burung kuntul hitam’ hitam



porak [pɔrak] v membelah dada (hewan dsb) pornama



mapotèa



orang



sekitarnya



powasa [pɔwasa] n puasa apowasavi berpuasa pres/eppres [prɛs, ǝpprɛs] n hadiah;juara:



pres sittong ‘juara/hadiah pertama’



Halaman 71 dari 97



Q Qur’an [qurʔan] n al-Quran



Halaman 72 dari 97



R ra’a[raʔa] n kutu air



raji [raji] n (T) istri



râ'-dherrâ’ [rɐʔdhǝrrɐʔ] n burung tekukur



raka [raka] n (T) suami



mara râ’-dherrâ’ bâbinè’‘seperti tekukur betina’ berlagak berani tetapi penakut



rako’ [rakɔʔ]arako’ v mengambil sebanyakbanyaknya dengan dua belah tangan



ra’yat [raʔyat] n rakyat



rakora [rakɔra] n kura-kura



rabâ [rabɐ] n rawa



rambhut [rambhut] n (T) rambut



rabât [rabɐt] v rawat



rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain sisa);



arabât



v



menjaga



tubuh



(kesehatan,



perca.



kecantikan, dsb)



bing-rambingnga



ngarabât v merawat



orang yang selalu dihormati sampai usia



rabeng [rabǝŋ] a rabun



tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan guru,



rabet [rabǝt] n liana



yang berhubungan dengan kebijaksanaan



1rabu



[rabu] v (T) datang



bing-rambingnga



[bu-rabuwɐn] n area di



atas kemaluan di bawah perut



tidak



berpenampilan



sebagai



rammè [rammɛ] a ramai



bersikap



seolah-olah/



marammèv meramaikan mèn-rammènn keramaian



seperti orang cantik; sok cantik raè [raɛ] n wajah; muka raghâ



sutra’



bangsawan



raddhin [raddhin] a cantik



[raghɐ]



sotra‘perca



bangsawan sejati yang tetap berwibawa meskipun



rabu’ [rabuʔ] n pupuk; rabuk dhin-maraddhinv



al-Quran’



orang tersebut



ngarabui v datang; mendatangi 2rabu/bu-rabuwân



Kor’an‘perca



ramo’ [ramo’] n akar



v raba



aramo’ v berakar



araghâv meraba



rampa’ [rampaʔ] a rimbun



aghâ-raghâv meraba-raba



rampèt [rampɛt] a dempet; tersusun



aghâ-raghâ odâng ‘meraba-raba udang’



arampèt v 1 berdempet; 2 tersusun lurus



mencoba-coba kemungkinan atau sesuatu



ramram [ramram] a terlalu besar



yang tidak pasti



ranca’ [rañcaʔ] n ranting; cabang pohon yang



rajâ [rajɐ] a besar:dhusa rajâ‘dosa besar’ rajâ



bhâdhuk‘besar



lambung’



banyak



masih kecil aranca’n bercabang



makan sedikit kerja



randhâ [randhɐ] n janda



rajâ karep‘besar hasrat’ angan-angan tinggi



rangrang [raŋraŋ] a jarang



yang biasanya tanpa mempertimbangkan



rao’ [raɔʔ] v serut; raut arao’v meraut; menyerut



kemampuan diri rajâ kamar



pakèbânna,



rajâ



mandinya,



pacarrènna‘besar



besar



pelimbahan



raop [raɔp] araopv cuci muka araobhiv mencucikan muka



comberannya’ besar pemasukan, besar pula



araobhi



pengeluaran



dengan kotoran’ mempermalukan orang



rajâ



cètak,



korang



otek‘besar



taè‘mencuci



muka



(seseorang)



kepala,



lain (orang tua, saudara, kerabat, teman



kurang otak’ bersikap seolah-olah pintar,



dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak



padahal sebenarnya bodoh



baik dan memalukan



rajhâ [rajhɐ] n raja



raprap [raprap] n rayap



rajhang [rajhɐŋ] n linggis



rasol [rasɔl] n tumpeng



Halaman 73 dari 97



arasol vi mengadakan selamatan dengan



Rejjheb [rǝj.jhǝb] n nama bulan ketujuh dalam



tumpeng muwâng



rasol,



‘membuang nasi’



ngala’



tumpeng,



karena



perib



penanggalan



mengambil



butir



pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah



mengejar



yang



Rajab.



serakah



butèr



kecilsedang yang besar yang dimiliki hilang karenanya Rasol



kè-rèjhekkèann untung-untungan



penanggalan



bulan



Madura



keempat sebagai



dalam



pengganti



bulan hijriyah Rabiuts Tsani. ratos [ratɔs] ratus ratosann ratusan rè’-kèrè’ [rɛʔkɛrɛʔ] n 1 anak anjing 2 anakanak rebba [rǝbbɐ] n selamatan berupa makanan yang maksudnya dikirimkan kepada orang yang meninggal biasanya dilakukan pada setiap malam Jumat



ngarèkenv1



menghitung



Madura



memper-



hitungkan (biasanya dalam kalimat negatif)



lo’ arèken ‘tidak mempedulikan’ reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara areksaghiv mengurus; memelihara rembhak [rǝmbhək] n musyawarah arembhâkv bermusyawarah bhâk-rembhâkv,n (melakukan) permusyawarahan rèmerrèn serangga yang sangat kecil yang



rèmo [rɛmɔ] nsemacam arisan yang diadakan



yang



menjadi



oleh



bulan



Hijriyah



pembayaran yang tidak sama bergantung



penyebutan



orang-orang



Sya’ban. Nama Rebba berasal dari tradisi



pembayaran



bersedekah



seseorang



makanan



diperuntukkan



mengkalkulasi;



2 mempedulikan;



remrem [rǝmrǝm] aremrem v merendam



Rebba [rǝbbɐ] n nama bulan kedelapan dalam pengganti



menjadi



menyebabkan gatal



arebba vi melakukan rebba penanggalan



yang



rèken [rɛkən] v hitung; kalkulasi areken,



n



[rasɔl]



Madura



bagi



yang orang



pahalanya yang



telah



blater



yang pada



dengan



pernah



diterima



acara-acara,



seperti



pernikahan, sunatan, dan terutama to’-oto’



meninggal dari sebuah keluarga karena



arèmov melakukan remo



dipercaya bahwa pada bulan ini adalah



èrèmoaghiv dirayakan dengan remo



bulan yang penuh berkah karena catatan



rèmo carok remo yang diadakan dengan



amal satu tahun dikumpulkan dan catatan



maksud menggalang dana untuk melakukan



amal baru dimulai.



carok



rebbha [rǝbbhɐ] n rumput



rempa’ [rǝmpaʔ] n ambruk atau sempal



[rǝbbhɐŋ] a berkobar; menyala



rebbhâng



reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng



besar Rebbhu



rendem [rəndəm] arendem v merendam



[rǝbbhu]



n



hari



keempat



dalam



oreng rèngkes [rɛŋkǝs] a ringkas; rapi



penanggalan Madura; Rabu. rebbhuan diadakan setiap hari Rabu.



arèngkesv meringkas; merapikan diri untuk



Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan



berangkat



Muharram



yang



dipercaya



sebagai



hari



rengngè’ [rǝŋŋɛʔ] n nyamuk



semua bala atau cobaan diturunkan dalam



Rengngè’ ngalèng ajâgâ kaju. ‘Nyamuk



satu tahun



berlindung



rebbhu’ [rǝbbhuʔ] v rebut arebbhu’vi berebut; merebut arebbhu’



jhuccong‘berebut



mau antre



menjaga



pohon



kayu’



maksudnya naymuk yang berlindung dari tiupan angin merasa dirinya berjasa karena depan’



tidak



menjaga



kayu



agar



tidak



tumbang.



Peribahasa ini meggambarkan orang yang



rèjhekkè [rɛjhǝkkɛ] n rejeki



Halaman 74 dari 97



terlalu



memandang



tinggi



kemampuan



dirinya



C, B dengan D atau A dengan D, B dengan C



rèpot [rɛpɔt] a repot; sibuk



roghâ [rɔghɐ] a salah urat yang dibiarkan



marèpotv merepotkan Rerajah



perempuan bersaudara, A menikah dengan



penanggalan besar’



bulan



Madura



yang



penyebutan



tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah



n



[rɛrajɐh]



kedua



yang



berarti



merupakan



bulan



belas



Hijriyah



‘hari



pengganti Dzul



Hijjah.



Disebut Reraja karena dalam bulan ini terdapat



hari



besar



Idul



Adha



yang



merupakan tanda selesainya ibadah haji.



dan menyebabkan sakit rogi [rɔgi] a rugi karogiyân n kerugian rojhâkv rujak arojakv membuat rujak rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan bersama)



rèsè' [rɛsɛʔ] v hujan rintik-rintik



roko [roko] n mukenna



ressek [rǝssɛk] n/a hidup bersih dan rapi



roko’ [rɔkɔʔ] n rokok



paressek vi bersihkan dan rapikan



aroko’v merokok



sèk-ressèk v bersih-bersih



ko’-roko’anv sedang meroko’



Sèk-ressèk



odâng



‘suka



bersih



seperti



udang (kotorannya ada di kepala – menurut awam



Madura)’



terlalu



menghargai



kebersihan sehingga mengganggu orang sekitar.



ngaroko’èv membiayai rokok rokong



[rɔkɔŋ]



kong-rokong



n



sejenis



serangga yang muncul menjelang petang dan terbang bergerombol roma [rɔma] n rumah



rèya [rɛya]pron ini/itu



roman [rɔman] n merang padi



ro’om [rɔʔɔm] a harum



romasa [rɔmasa] aromasav merasa



om-ro’omn sesuatu yang berbau harum



rombu [rɔmbu] a kotor



roba [rɔbɐ] n wajah



long-polong rombu, bit-abit olle sa kembu



arobavi berwajah



mengumpulkan barang sangat sedikit dan



robbâna [rɔbbɐna] n semacam akronim yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob abâ’na



bâdâ è bâbana. ‘Di mana pun ada tenda



tidak berarti, lama-lama penuh dan berarti; sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi



pesta dia ada di bawahnya.’ Orang yang



arompi



buluna



selalu hadir pada keramaian meski tidak



merak’



kebagusan



diundang



menyembunyikan kemiskinan



robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang karobbhuân



v



terkena



robohan



yang



pohon,



tè’-lettè’



ngèrèt



ronjhângan‘serangga



menarik lesung’ pertengkaran anak kecil



marobbhuvt



1



merobohkan



2



mencari



sandaran untuk masalah yang dihadapi; pertolongan



penuh;



pasrah



sepenuhnya:Lamon ba’eng ta’ sangghup,



yang menyebabkan per-tengkaran orang tua rong-kerrong [roŋ-kǝrroŋ] n kerong-kerong; sejenis hewan laut; therapon



marobbhu ka taretan. Jika kamu tidak



ropa [rɔpa] n rupa



sanggup mintalah tolong pada saudara



aropav berupa



(kerabat).



aropaaghiv berupa



robbhu



penampilan



bulu



ronjhângan [rɔñjhɐŋan] n lesung panjang



tiang, dsb



meminta



merrak‘berrompi



bhâta



perjodohan



dua



orang



saudara laki-laki dengan dua orang saudara perempuan, misalnya A dan B dua orang laki-laki bersaudara dan C dan D dua orang



ropek [rɔpǝk] a sempit ropèya



[rɔpɛya]



n



rupiah



(mata



uang



Indonesia) rosak [rɔsak] a rusak



Halaman 75 dari 97



marosak v merusak



menunjukkan bahwa hanya orang yang



karosaghân n kerusakan



tidak mampu yang melakukan sesuatu yang



roso’ [rɔsɔʔ] n rusuk



memancing perhatian/bertingkah



rotè [rɔtɛ] n roti



rowa [rɔwa] itu



tadâ’ rotè ngala’ èmbu ‘tidak ada beli roti minta



tambahan’



peribahasa



yang



Halaman 76 dari 97



S sa-



[sa] p 1 se-; bentuk terikat yang



diikatkan sudah



pada



kata-kata



saamponna,



yang



saellana,



berarti



samarena



sadepa’eng kobherrâ ‘kapanpun sempatnya’ 3 satu; se: sa lonalon ‘se alun-alun’ sa’ang [saʔaŋ] n merica sa’ar [saʔar] n ijuk pohon aren ‘sesudahnya’ ‘kapan



2 kapan



pun



pun:



sa



sampainya’



sabhun [sabhun] n sabun Sabto



[saptɔ]



n



hari



ketujuh



penanggalan Madura. sabu [sabu] n sawo sabu kecce’ [kǝcceʔ] n sawo kecik sabun [sabon] n sabun sacca [sacca] a tulus setia sada’ [sadɐʔ] n arit; sabit; clurit sadhâjâ [sadhɐjɐ] num semua



akantha sa’ar gherrana ‘seperti ijuk pohon



saduhuna [saduhuna] adv apa adanya



aren



saè [saɛ] a (T) baik



kekakuannya’



orang



yang



dalam



dalam



bergaul kaku dan kasar tutur kata dan



saellana [saəllana] adv sesudah



tindak tanduknya



saghame’ [saghɐmɛʔ] num dua puluh lima



sabâ [sabɐ] n sawah



saghâra [saghɐrɐ] n laut nyagharav sangat luas



sabâ’ [sabɐʔ] v meletakkan bâ’-sabâ’ n sesaji untuk makhluk halus yang diletakkan



pada



mengobati



tempat



tulah



keramat



akibat



untuk



melanggar



nyabâ’vt meletakkan; menaruh; memasang oca’



melamar



angennna‘sangat luas (seperti laut) anganangannya’ sajân [sajɐn] adv makin; semakin sakè [sakɛ] nyakèv (binatang) menjantani



pantangan tempat tersebut nyabâ’



nyaghara ngen-



perempuan



oleh



kè-sakèv (binatang) kawin sakè’ [sakɛʔ] v sakit



keluarga dekat (acara ini dilakukan sebelum



kè’-masakè’v pura-pura sakit



upacara pertunangan)



masakè’v menyakitkan



nyabâ’ songghâ èterjhâk dhibi’‘memasang ranjau diterjang sendiri’ senjata makan tuan sabbhâ



[sabbhɐ]



asabbhâ



v



(ttg



ayam,



kambing, dsb) berangkat mencari makan sabbhân [sabbhɐn] 1 p setiap: sabbhân arè



nyakè’èv menyakiti sakola [sakola] n sekolah asakolav bersekolah masakolav menyekolahkan sakolaann sekolahan



‘setiap hari’ 2 adv dahulu: Sabbhan sengko’



sakonè’ [sakɔnɛʔ] adj sedikit



la messen. ‘dahulu saya sudah memesan’



saktè [saktɛ] a sakti



sabbhâr [sabbhɐr] a sabar



kasaktèann kesaktian



masabbhâr v menyabarkan



tè-saktèana paling sakti



bhâr-masabbhâr v berbuat atau bersikap



sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ’eng jelas



asabbhu’v memakai sabuk/ikat pinggang;



sala. ‘Yang kamu lakukan jelas salah.’ 2 nkesalahan: Jiya lakar tang sala. ‘Itu memang kesalahanku.’ 3 p sudah (untuk menyatakan penegasan dan penguatan) Sala èangghuyè salèmpang èdhândhânè polè.



bersabuk



‘Sudah diberi selempang didandani juga.’



seolah-olah sabar; pura-pura sabar sabbhil



[sabbhil]



asabbhilv berusaha keras



sabbhrâng [sabhrɐŋ] n singkong sabbhu’ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang



asabbhu’



karet‘bersabuk



karet’



makan



kasalaann kesalahan



banyak sekali sabellas [sǝbǝllɐs] num sebelas



Halaman 77 dari 97



manyalav berbuat salah dengan sengaja untuk



mengganggu



atau



membuat



samar [samar] a samar nyamarv menyamar nyamaraghiv menyamarkan



keributan salabât [salabɐt] n uang sedekah dari tuan



sambhel [sambhǝl]n lauk yang dibuat dari



rumah yang punya hajat dalam acara ritual



parutan kelapa tua digoreng dengan bumbu



seperti selamatan, pelet kandung, dsb, yang jumlahnya



tidak



ditentukan,



biasanya



diberikan pada pembaca doa.



masih



muda



dengan



mencangkul



sambhughel [sǝmbhughǝl] n simpul



mengadakan



selamatan;



berkenduri



noccolè



sambhughellânna



atè‘melepas



simpul hati’ membantu orang yang tertimpa



nyalameddhiv



mengadakan



misalnya



selamatan



anggota



keluarga,



salameddhann selamatan



n



sambi [sambi] adv sambil berupa oleh-oleh, dsb)



salang [salaŋ] adv saling [salasa]



kemalangan dengan setulus hati sambi [sambi] nyambiv membawa (barang



keberangkatan, perayaan dsb



Salasa



meng-



seputar akarnya



salamet [s(ǝ)lamǝt] v selamat



untuk,



nyambhenv



[sambhǝn]



gemburkan tanah pada tanaman palawija yang



salaja [sǝlajɐ] n sebelah asalametv



sambhen



lo’ bi-nyambi v tidak membawa sesuatu



hari



ketiga



dalam



sama sekali sampat [sampat] nyampatv melempar untuk



penanggalan Madura. salebbâr [salǝbbɐr] n katok kolor



menjatuhkan (buah dsb)



salèkko [salɛkkɔ] a rikuh



pat-sampadhânvi lempar-lemparan



salèmpang [salɛmpaŋ] n selempang



nyampat



salèn [salɛn] v ganti



sendiri’ tamu yang terpaksa memakan oleh-



asalènv berganti (pakaian dsb) 1



dhibi’‘melempar



buah



olehnya sendiri karena oleh-oleh tersebut



salènanv pakaian ganti nyalènèv



buwâna



menjadi suguhan tuan rumah



mengganti



2



membelikan



sampay [sampai] sampayann penjemuran sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya



pakaian ganti dalam pertunangan salèp [salɛp] nyalèpv menyusul



batik) yang dipakai dengan dililitkan bagian



lèp-salèbhânv susul-menyusul; saling susul



di



salèp



langsung jatuh ke arah bawah



ghuntèng/tarjhâ’‘selisipan



atas



pinggang



dan



bagian



bawah



gunting/tendang’ pernikahan antara dua



asampèrv memakai samper



pasang saudara, misalnya A dan B saudara,



ngobâ sampèr ghi’ jhâghââ, malè’ oca’



C dan D saudara. A menikah dengan C, B



tadâ’ nemmo‘mengubah kain panjang harus



dengan D, atau A dan D, B dengan C



berdiri, membalik lidak tak ada yang tahu’



pernikahan



gampangnya orang untuk berbohong



ini



dipercaya



dapat



menyebabkan salah satu dari pasangan ada



sampèr



yang meninggal



menjadi butut di penjemuran’ pekerja cakap



salessa [salǝssa] n ketombe saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat misalnya temon amoso dhurin‘timun melawan durian’tada’ kerbhuy kaberraan tandu’‘tak ada kerbau keberatan



personifikasi,



tanduk’.



laju



è



sampayan‘kain



panjang



yang tidak berkembang kedudukannya sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha



dhaddhi sampornana ka se nanggha’ sareng se nengghu. ‘semoga menjadi kesempurnaan



bagi



yang



samangka [samaŋka] n semangka



dengan yang menonton’



samangkèn [sa.maŋ.kɛn] n [T] sekarang



kasampornaann kesempurnaan



menanggap



Halaman 78 dari 97



nyampornaaghiv menyempurnakan sanajjhân



asapoanv menyapu



p meskipun



[sanajjhɐn]



po-sapon alat menyapu; sapu



sanaos [sanaɔs] p meskipun



po-sapo èsèmpay‘sapu diikat’ peribahasa



sanat [sanat] a siap: Sapè nomer sittong bân



untuk



mengumpamakan



nomer duwâ’ la padâ sanat è ghâris palèng adâ’. ‘Sapi nomor satu dan nomor dua telah



kesetiakawanan atau persatuan



sama-sama siap di garis paling depan.



ikatannya’1



sandal [sandal] n sandal



po-sapo pegghâ’ sèmpayya‘sapu lidi lepas karena



asandal(an) v memakai sandal; bersandal sandar [sandɐr] v sandar



sebuah



anak



yang



perpisahan



/



bercerai-berai



perceraian



kedua



orang tuanya 2 runtuhnya persatuan sapo’ [sapɔʔ] n selimut Sapo’eng bhludhru



dar-sandarn sandaran: dar-sandarra korse



asolam emmas kèya, possa’ bi’ ghungsèng.



‘sandaran kursi’



Selimutnya beludru bersulam emas juga,



nyandarv bersandar



penuh dengan giring-giring.



sang [saŋ] a milikku: sang ana’‘anakku’



asapo’ v berselimut



sanga’ [saŋaʔ] num sembilan



nyapo’èv menyelimuti



sangaja [saŋaja] a sengaja



po’-sapo’



sangang [saŋaŋ] num Sembilan; perubahan



n



sesuatu



yang



sebagai selimut



bentuk sanga’ karena menjadi inti frasa



sapolo [sǝpɔlɔ] num sepuluh



numeralia yang digabung dengan bentuk



sapora [sǝpɔra] n maaf



lain



misalnya



sangang



polo



‘sembilan



puluh’ sangghâp



asaporav meminta maaf nyapora v memaafkan



[saŋghɐp]



a tanggap



sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ’eng



sangghu [saŋghu] v sangka; kira



kodhu ghellem apasa lèma arè. ‘Syaratnya,



nyangghu v menyangka sangghup



digunakan



[saŋghup]



kamu harus bersedia berpuasa selama lima



a sanggup



hari’



nyangghubhiv menyanggupi



2



berobat



(biasanya



pengobatan



alternatif) 3 pelindung atau kemampuan



sangka [saŋka] v sangka; duga; kira



terutama kesaktian yang diperoleh dari hal-



nyangka v menyangka



hal yang bersifat magis atau barang barang



panyangka n persangkaan



klenik



sangsang [saŋsaŋ] nyangsangv tersangkut di



asarat v 1 berobat 2 berusaha secara magis



atas pohon, atap dsb.



untuk



nyangsangaghiv menyangkutkan



dengan bantuan dukun atau barang-barang



santa’ [santaʔ]a 1 nyaring 2 cepat: Sapena



berka’



ce’



santa’eng.



‘sapinya



berlari



dengan sangat cepatnya’



keberhasilan



sesuatu



misalanya



bertuah sarbhu



asarbhu/nyarbhuv



[sarbhu]



menggemburkan



tanah



pada



tanaman



muda



dengan



palawija



santre [santrɛ] n santri



mencangkul seputar akarnya dan menyiangi



nyantrevi menjadi santri pasantrenn asrama tempat santri belajar sapè [sa.pɛ] n sapi



yang



masih



santap [santap] nyantap v menempeleng



rumput yang tumbuh disekitarnya. sarè [sarɛ] cari nyarèvt mencari: Lakona rèng majâng nyarè



pè-sapèann sapi-sapian



jhuko’ sabbhân arè. ‘pekerjaan nelayan



kerrabhan sapen karapan sapi



mencari ikan setiap hari



sapeda [sǝpɛda] n sepeda asapedaanv bersepeda sapo [sapɔ] n sapu



rè-sarèanv mencari-cari sarè’at [sarɛat] n syariat sareng [sarǝŋ] p(T) dengan



Halaman 79 dari 97



areng-sarengv bersama-sama



sèka’ [sɛkaʔ] n burung elang



asarengvi bersama



sèkep [sɛkǝp] n senjata yang dibawa untuk



asarengèv menemani



menjaga kemungkinan terjadi perkelahian



sarkajâ [sarkajɐ] n serikaya; Anona squamosa



asèkep/nyèkepv membawa senjata



sarok [sarɔk] tasarokvtertusuk duri kecil dan



sèkep bingkèng bertolak pinggang sèket [sɛkǝt] num lima puluh



potongannya tertinggal dalam daging sarombân [sarɔmbɐn] sembarang



sekkem [sǝkkǝm] n sekam



saronèn [sarɔnɛn] n alat musik tiup khas



sekken [sǝkkǝn] a kuat; erat (ikatan, dsb.) masekkenv



Madura sarong [sarɔŋ] n sarung asarong(an)v bersarung



buru sasat angèn. ‘tidak takut mati sapi lari seperti angin’



hubungan, dsb) sekkèn [sǝkkɛn] n senjata sejenis keris yang tidak berlekuk dan lebih kecil



sassa [sassa] v cuci (pakaian, dsb.)



sekkol [sǝkkɔl] n lauk yang dibuat dari



asassa vi mencuci



parutan kelapa tua digoreng dengan bumbu



nyassa vt mencuci



vi



memperkuat



panyekken n penguat (ikatan, pertalian,



sasat [sasat] p seperti Ta’ tako’ matè, sapè



sa-sassa



mempererat;



(ikatan, pertalian, hubungan, dsb)



mencuci



sèkot sesuatu



(tidak



[sɛkɔt]



nyèkotv



1



(jahit-menjahit)



memotong pola 2 membentuk



dijelaskan)



èsèkot ka abâ’na dhibi’‘dibentuk pada diri



sassaan n cucian; (pakaian, dsb.) yang



sendiri’ diumpamakan pada diri sendiri,



(hendak) dicuci



berempati, tepa selira



satiya [sǝtiya] adv sekarang satos [satɔs] num seratus Satto [sattɔ] nSabto



sèksèk [sɛksɛk] nyèksèk memotong dengan pisau (ttg daging, sayur, dsb) selbhi’ [səlbhiʔ] n kuncup tunas yang masih



sattoann diadakan atau terjadi setiap hari



kecil dan belum berdaun



Sabtu:pasar sattoan‘pasar yang ada setiap



nyelbhi’ v bertunas kuncup sèlèn [sɛlɛn] v tuang (ttg benda cair)



hati Sabtu’ sè [sɛ] p yang sèbâ’ [sɛbɐʔ] nyèbâ’ v membelah dengan memotong atau memecahkan sebbhit [sǝb.bhit] sobek asebbhitv tersobek nyebbhitvt merobek; menyobek sebbhut [sǝbbhut] vi sebut nyebbhutvt menyebut sebbhudhânn sebutan seda [sɛdɐ] pron (R) kamu sed̩ha



[sɛɖhɐ]



v (T) meninggal dunia



seggher [səgghər] a segar; bugar



nyèlèn v menuangkan sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang saat musuh tidak siap atau lengah nyèlèpv



menyerang



dari



belakang



musuh tidak siap atau lengah sella’ [sǝllaʔ] a sesak karena berjejal la’-sella’è hanya bikin sesak sèllem



[sɛllǝm] nyèllemv 1 menyelam



sellip [sǝllɪp] nyellipv menggiling sellibhân n mesin penggiling sello’ [sǝllɔʔ] n cincin asello’(an)v memakai cincin; bercincin



asèghi’ v terbelah



sembhajang [sǝmbhɐjɐŋ] n sembahyang nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah)



sèhat [sɛhat] a sehat



sembhur [sǝbhur] v sembur



sèhèr [sɛhɛr] n sihir



nyembhurv menyembur



nyeherv menyihir



2



tenggelam



sèghi’ [sɛghiʔ] v belah nyèghi’ v membelah



saat



nyembhurraghiv menyemburkan



Halaman 80 dari 97



sembhuruk



[səmbhuruk]



sembhurughân



a



busuk karena sudah rusak (tentang telur)



sereng



[sɛrɛŋ]



n pertemuan lautan dan



daratan; pantai pengghir sereng ‘tepi laut’



semmo [sǝmmɔ] adv agak



serrang [sərraŋ] v serang



sèmpak [sɛmpak] n celana dalam laki-laki



serrep [sərrəp] v serap



asèmpaghân v memakai celana dalam (laki-



nyerrep v menyerap serrop [sǝrrɔp] nyerropv meniup



laki) sèmpen



nyèmpenv



[sɛmpǝn]



menyimpan,



sèmpennann simpana; tabungan sempo



nyempov



[sǝmpɔ]



akadi’/mara seset la-kela ‘seperti capung menyepuh



(perhiasan)



sèndo’ [sɛndɔʔ] n sendok



nyèssè’



ta’ abau sendu’ ta’ abau centong‘tidak berbau senduk tidak berbau centong’ yang menyatakan



tidak



berartinya persaudaraan



memijit



salah



v



membersihkan



n sesumbar



settep [sǝttep] n ketapel nyettepv mengetapel seyam [sɛyɐm] n puasa



sèngkor [sɛŋkɔr] nyèngkor v menaruh tangan menyembunyikan



sesuatu (yang dipegang, dsb)



n



dengan



tan-nyètanè v membujuk atau menghasut



sengko’ [sɛŋkɔʔ] pron [R] saya untuk



ikan



sètan [sɛtan] n setan



settong [sɛttɔŋ] n satu



[sǝnnɛn]



hidung;



membuang sisiknya.



sengka [sǝŋka] a segan; sungkan



Sennèn



satu



untuk melakukan perbuatan yang tidak baik



asengghak v bersumbar



belakang



melakukan



sèssè’ [sɛssɛʔ] n sisik



sendu’ [sǝnduʔ] n senduk sayur



ke



2



mengesang



nyendo’ v menyendok



[seŋghɐk]



singkat



sesuatu tidak sepenuh hati dan pikiran dengan



asendo’ v bersendok



untuk



sangat



sèssè [sɛssɛ] asèssè v membuang ingus



atau mata uang lain



sengghâk



cewok’ 1 membersihkan tubuh (mandi) dengan



sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah



ditujukan



serser [sərsər] nyerser v mengejar; memburu sèsèt [sɛsɛt/seset] n capung



menabung



hari



aseyam vi berpuasa Singke’ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina. Mara



kedua



dalam



harfiah



Singke’



kaelangan



berarti



dhacen



secara



Cina



totok



‘seperti



penanggalan Madura.



kehilangan dacin’ yang dimaksudkan untuk



sennenann diadakan atau terjadi setiap hari



menggambarkan



Senin:Pasar sennenan‘pasar yang diadakan



keributan karena hal kecil.



tiap hari Senin’ senneng [sənnəŋ] a senang; gembira



orang



yang



sittong [sittoŋ] num satu siyang [siyaŋ] n siang



masennengv membuat sso senang



kasiyangann kesiangan



neng-sennengv bersenang-senang



yang-siyangadvpada siang hari



seppat [sǝppat] n ikan sepat



siyong [siyɔŋ] n taring



seppo [sǝppɔ] a (T) tua



asiyongv bertaring



seppo [sǝppɔ] nyeppov menyepuh; menuakan



siyongann ikan lele



emas dengan campuran sendawa, tawas dsb seppur [sǝppʊr] n kereta api serbèt [sərbɛt] n serbet serbu [sərbu] nyerbu v menyerbu



membuat



slorot [slɔrɔt] n tiruan bunyi semprotan bubuk mercon yang tidak meledak. nylorotv tidak meledak (mercon) so’on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di kepala 2 (T) memohon; meminta



Halaman 81 dari 97



nyo’onv 1 menjunjung barang di kepala 2



somor èèssèè ètèmbâ‘sumur diisi ditimba’



memohon; meminta



meminta



panyo’onn permohonan



tersebut sangat dibutuhkan oleh orang



sobbhluk [sɔbbhluk] sobbhlughân n dandang soca [sɔca] n (T) mata. soddhu’



sedangkan



sesuatu



yang diminta tersebut sompet



sodâ' [sɔdɐʔ] n atap serambi luar [sɔddhuʔ]



sesuatu



v/n sumbat; sumpal;



[sɔmpət]



menutup liang dengan gabus, dsb



v tusuk



asompet v tersumbat



nyoddhu’ v menusuk



nyompet v menyumbat; menyumpal



sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan daun pisang yang dibuat dengan melipat kedua ujung dan langsung dibuang sesudah



pet-sompet



n



penyumbat;



penyumpal;



benda yang dijadikan sumpal sonar [sɔnar] n sinar matahari dsb



dipakai



nyonar v bersinar Pajjhâr lagghu arèna pon



nyoduv menyendok dengan sodu



nyonara. ‘Fajar pagi hari matahari akan



du-soduanv menyedok berkali-kali dengan sodu



lebbi



korang



tajhin‘lebih



sendok



kurang bubur’ orang yang lebih banyak mengumbar janji daripada yang ditepati



bersinar.’ songay [sɔ.ŋay] n sungai Songennep [sɔŋǝnnǝp] n kabupaten paling timur pulau Madura; Sumenep.



soghi [sɔghi] a kaya



Songennep



sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah



berbingkai’ tidak adanya batas bagi orang



semua dengan sempurna 2 berkeagamaan sokklat [sɔk.klat] a warna coklat



Madura



ta’



abingker‘Sumenep



dalam



gerak



tidak



pencarian



penghidupan, tempat bermukim, dan jodoh



sokkor [sɔkkɔr] n syukur



songka'



soko [sɔkɔ] n kaki nyoko v mengaki



nyongka’v



[sɔŋkaʔ]



membuka



dengan



menarik



menyingkap; dari



bagian



bawah



nyoko ajâm‘mengaki ayam’ meski terlihat buruk di luar, tetapi baik di dalam



songkèl



nyongkèlv



[sɔŋkɛl]



menyelipkan



senjata dibalik pakaian untuk berjaga-jaga,



solak [sɔlak] nyolakv memberi lebih banyak dengan maksud tidak suka atau tidak baik solam [sɔlam] n sulam



bersiap-siap, atau untuk pembelaan diri ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng ètapok



ta’



alabân



‘bergagah-gagah



asolamv bersulam



menyelipkan keris tetapi ditampar tidak



nyolamv menyulam



melawan’



solamann sulaman; hasil menyulam



penakut



solap [sɔlap] a silau



berani



sebenarnya



songot [sɔŋɔt] n kumis



somajâ [sɔmajɐ] n janji yang ditentukan [sɔmbhɐŋ]



asongot/asongodhân v berkumis songsang [sɔŋsaŋ] nyongsangv terbalik



waktu dan atau tempat sombhâng



berlagak



nyombhangv



sopajâ [sɔpajɐ] p supaya



menyumbang



soprè [sɔprɛ] nyoprèv mencari; mengharap



sombhânganv sumbangan



Sora [sɔra] n bulan Muharram



sombong [sɔmbɔŋ] a sombong



sorak [sɔrak] n sorak



bong-masombongv menyombong bong-sombonga penanda



(biasanya



negatif



sombong somor [sɔmɔr] n sumur



jha’‘jangan’)



arak-sorakv bersorak-sorak didahului terlalu



asorakv bersorak sorat [sɔrat] n surat asoradhânv berkirim surat Sorbhâjâ [sɔrbhɐjɐ] n Surabaya soro [sɔrɔ] nyorov menyuruh



Halaman 82 dari 97



sorot [sɔrɔt] nyorot v mundur



nyosonv menyusun



manyorot v memundurkan



sossa [sɔssa] a susah; sedih



rot-sorodhân v saling mundur; berebut



nyossaèv menyusahkan



mundur



kasossaan 1 n kesusahan 2 v mengalami



soroy [sɔrɔy] n sisir



atau tertimpa kesusahan



asoroy v bersisir



sotra [sɔtra] n sutra



nyoroy v menyisir



asotraanv memakai pakaian dari sutra



soso [sɔsɔ] n payudara



sowar [sɔwar] n ono bunyi jatuhan air (saat



nyosovt menyusu; menetek



mandi, dsb.)



nyosoèvt menyusui



sowara [sɔwara] n suara



sosoann hasil pekerjaan menyusui taretan sosoan,



saudara



susuan



atau



karena



nyuâl v menyoal; menanyakan



soson [sɔsɔn] susun tiga’



bersusun:asoson



sowarghâ [sɔwarghɐ] n surga suâl [suɐl] n soal; pertanyaan



menyusu pada satu orang asosonv



asowarav bersuara



tello’‘bersusun



suâlân n ujian lisan suwarghâ [suwarghɐ] n surga



Halaman 83 dari 97



T ta’ [taʔ] adv (MT) tidak



tadâ’ attas bâbâna‘tidak ada atas bawahnya’



ta’ tao abhâlik cobiggha ‘cobeknya tidak



memperlakukan secara adil



pernah berbalik (berputar)’ selalu miskin.



tadâ’ bâbâ èrèna‘tidak ada bawah irinya’



Perputaran cobek sebagai perumpamaan



memperlakukan secara adil



perputaran nasib



tadâ’



bherrâs



jhâghung



ètana’,



tadâ’



taat [taʔat] v taat



jhâghung sabbhrâng èkanasè’ ‘tidak ada



tabâng [tabɐŋ] v kejar



beras jagung ditanak, tidak ada jagung



nabângv 1 mengejar 2 mengejar perkara



singkong dijadikan nasi’ sikap menerima



hukum, misalnya dengan menyuap dsb.



rizki apa adanya



bâng-tabângan v kejar-kejaran



tadâ’ jhur bâlina ‘tidak ada pergi pulangnya’



1tabâr



[tabɐr] a tawar



orang yang melakukan pekerjaan dengan



bâr-tabârrâ birâ sapakand̩hângan tadâ’ ta’



tidak bertanggung jawab misalnya selesai



bâdâna



atau



ghâtella



tumbuhan gatalnya’



birah



‘setawar-tawarnya



sekandang



perdamaian



pasti



dalam



ada



pertikaian



tidaknya



sedangkan



tidak



orang



ada



tersebut



keterangan tidak



bisa



ditemui



antar keluarga pasti menyisakan sakit hati



Tadâ’ orèng jhâruppen èserrop dhibi’. ‘tidak



meski sekecil apapun



ada orang kelilipan ditiup sendiri’ semua



2tabâr



[tabɐr] v tawar



orang pasti membutuhkan pertolongan atau



matabârv menawarkan



bantuan orang lain



nabârv menawar



tadâ' omor meninggal



nabâraghi v menawarkan



taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia)



bâr-tabârânv saling tawar; tawar-menawar tabbhu [tabbhu] v tabuh



ataèvi buang air besar tae(na)



jha’



bâdââ



oto’na



ècongkè’



nabbhuv menabuh



polè‘andai saja tahinya ada kacangnya akan



tabbhuânn tetabuhan (musik, dsb.)



dicungkil lagi’ sangat pelit; kikir



tabbhuan



ella



èontalè



‘gamelan



sudah



etolong,



atangdhang



diangkat,



menari’



pekerjaan yang terlambat dan percuma tabbhuk [tabbhuk] n bunyi jatuh/gedebuk tabbhughânadv berbunyi gedebuk



ngantep



melempar



taè‘dilambungi



tahi’‘susu



dibalas



air



tuba’ tagher [taghǝr] a yang mengguncangkan matagherv



tabbra’ [tabraʔ] nabra’ vt menabrak



mengguncangkan:



Soragghâ



orèng sè nègghu aghâruִ◌dhu’ matagher



bra’-nabra’vi menabrak-nabrak; menabrak



bhumè. taghi [taghi] v tagih



kesana-kemari ba’-tabra’anv saling menabrak



naghi v menagih



tabra’ann tabrakan



kataghiân n ketagihan



tabu’ [tabuʔ] n perut



tajhâ’ [tajhɐʔ] v tarik



atabu’v berperut bu’-tabu’ân



melati,



malatè



suka



najhâ’ v menarik meminta



makanan



terutama bagi seorang guru tabu’ karèt‘perut karet’ banyak makan tadâ’ [tadɐʔ] v tidak ada matadâ’v menghabiskan



ètajhâ’ èèrèt‘menarik menyeret’ sangat irit tajhem [tajhǝm] a tajam matajhemv menajamkan tajhem mara bellât‘tajam seperti sembilu’ sangat tajam



Halaman 84 dari 97



ker-takern alat untuk menakar



tajhi [tajhi] n susuh èkennèng tajhina dhibi’‘terkena susuhnya



naker



sendiri’ senjata makan tuan



menyeimbangkan antara pendapatan dan



tajhin [tajhin] n bubur tajhin



sanapora ini



berwarna



hijau,



disediakan



dalam



selamatan



takèr [takɛr] n takir, pincuk tako’ [takɔʔ] a takut nako’èv menakutkan ko’-nako’èv menakut-nakuti



perjalanan tajhin



makan’



belanja



bubur



ditaburi gula merah, dan di beri santan. Bubur



kakan‘menakar



sappar/mèra



bubur



yang



ko’-matako’ v 1 menakut-takuti 2 pura-



dimaksudkan untuk menetralkan pengaruh



pura takut



tidak baik bulan shafar. Bubur ini terdiri



tako’ ka matana oreng‘takut pada mata



atas dua bagian, bagian pertama bubur



orang lain’ tidak berani tampil di depan



merah



umum.



manis



(coklat



gula



Jawa)



berisi



gumpalan tepung kenyal yang memanjang



talè [talɛ] n tali



(disebut bai’‘isi’) dan bubur putih asin yang



atalèv bertali; terikat



dimasak dengan santan berisi bai’ yang



atalèanv memakai tali



bulat lebih besar dari bai’ bubur merah



lè-talèn pengikat perjodohan seperti cincin,



tajhin somsom bubur tepung beras putih



kalung, dsb



dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan



nalèèv mengikat



daging dibumbui merica, bawang putih,



mara talèna salebbâr‘seperti tali katok kolor



pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk



– panjang pendeknya tidak jelas’ orang



pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,



yang perkataannya berubah-ubah



membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik



nalèè tabu’‘mengikat perut’ menahan lapar



sapi makan bubur ini jika ada sisa



talè kangkang‘tali kekang’



tajhin



sora/peddhis



bubur



beras



putih



lanjhângnga



talè



ta’



kèra



nyapo’



ka



dengan cincangan opor daging sapi, pelas



colo’‘sepanjang-panjangnya tali tidak akan



udang, dan cincangan kelapa muda yang



mengejar



disediakan untuk merayakan 10 Muharram



biasanya merebak dengan cepat



ada juga yang disediakan untuk kematian



talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan



Husain (cucu Nabi) dalam perang di Karbala



pas



tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di tanah dengan kayu lancip kurang lebih seukuran tangan untuk ditanami jagung, kacang tanah dsb pada lahan kering jhu-tajhun alat untuk najhu



èkèbâ‘tali



dimakan membawa



berita



kekang



terus



tali



dibawa’



pulang



sensasional



sisa



timba, tamu



suguhan.



sisa yang Ini



merupakan satu hal yang memalukan. talekkèn [tǝlǝkkɛn] n mengajari orang mati menjawab pertanyaan malaikat dalam kubur



takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‘Allaahu



setelah mayat dikubur; talkin tales [talǝs] n talas; keladi



Akbar’; takbir Takepe’ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam penanggalan



mulut’



Madura



sebagai



pengganti



tama’ [tamaʔ] a tamak; loba tamba [tamba] nambav menambah



penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa’dah.



atambav bertambah



Bulan ini disebut takepe’‘terjepit’ karena



ba-tamban tambahan



berada di antara dua bulan mulia Syawal



nambaèv menambahi



dan Dzul Hijjah.



tambaann tambahan



taker [takǝr] v takar



tambhâ [tambhɐ] n obat



nakerv menakar



atambhâvi berobat



Halaman 85 dari 97



nambhaivt mengobati



namparè v memberi tali; mengikatkan pada



tambhâ amès‘obat amis’ makanan pencuci



tali



mulut



tampar



bi’



talena,



lamon



entar



bi’



tambhâna malo matè‘obat malu/kehilangan



molena‘tampar dengan talinya, berangkat



harga



dengan



diri



mati’



menyatakan



bahwa



peribahasa harga



yang



diri



adalah



segalanya sehingga untuk menebus rasa malu mati dengan carok itu lebih baik



sampai tuntas ditolak



karena



tidak



nambhângè v mengongkosi Sè ngajhâk sè



nambhângè.



perempuan tana [tana] n tanah



tambu’ [tambuʔ] nambu’v melempar



tana’ [tanaʔ] v tanak



bu’-tambu’ânv lempar-lemparan



atana’ v memasak nasi



cellot ‘lempar-lempar



tanah



tanang [tanaŋ] n tangan



liat’ berangkat untuk satu pekerjaan tetapi



atanangv bertangan



di jalan mengerjakan hal lain yang tidak ada



ta’



kaitannya



menyembah’ tidak tahu tata krama



dengan



pekerjaan



tersebut



tao



ajhungjhung



tanang‘tidak



sehingga ditunggu oleh orang lain



tandâ’ [tandɐʔ] n tandak (penari)



nambu’ kalabân kembhâng èbâles acan



tand̩ha [tanɖhɐ] n tanda



‘melempar dengan bunga dibalas terasi’



atanḍhâv bertanda



‘susu dibalas air tuba’



nanḍhaèv menandai



tambur [tambur] n genderang



tandhu [tandhu] n tandu



tamone [tǝmɔnɛ] n ari-ari



tandu’ [tanduʔ] n tanduk



tamoy [tamɔi] n tamu



nandu’v menanduk



katamoyanv 1 kedatangan tamu 2 fig.



tanè [tanɛ] n tani atanèv bertani



mendapat anak bayi tampa [tampa] v menerima dengan satu melebar



tahu



atandu’v bertanduk



matamoy v bertamu



tangan



sesuai



dengan pilihan tampo’ [tampɔʔ] n puki; vagina; kelamin



kendaraan



bu’-tambu’



yang



menyatakan bahwa sekali berbuat harus



ètampekvp



[tambhɐŋan]nongkos



2tambhâng(an)



ungkapan



tampèk [tampɛk] nampek terlalu pilah-pilih



[tambhɐŋ] n tambang



1tambhâng



pulangnya’



dan



telapak



tangan



se atanè atana’‘yang bertani menanak’ yang berusaha akan memetik hasil usahanya



menengadah; menopang



tanen [tanǝn] n perangkap hewan



nampanèv menerima



tanèyan [tanɛyan] n halaman



atampa cangkèm ‘bertopang dagu’ 1 diam



tanèyan lanjhâng pola pemukiman keluarga



bermalas-malasan 2 melamun



yang



tampan



[tampan]



nampanèv



menyambut;



memanjang



Komposisinya



dari



terdiri



barat



atas



ke



paling



timur. barat



menerima



sebuah langgar dengan tempat wudhu’



nampanè (pasa) 1 vmenyambut puasa 2 n



berupa sumur dan kamar mandi sebelah



hari pertama bulan Ramadhan yang dimulai



timur memanjang berurutan rumah orang



sejak maghrib tanggal satu



tua dan anak-anak perempuan. Di depan



pan-tampan



saling-menerima



dalam



pertukaran (cindera mata, dsb.) tampar [tampar] n tali; tambang; tampar atamparv bertali: atampar mera ‘bertali



masing



rumah



terdapat



dapur



dengan



kandang ternak di belakangnya. tang



[taŋ]



a milikku: tang buku ‘buku



milikku’



warna merah’



Halaman 86 dari 97



tangdhâng [taŋdhɐŋ] n tarian untuk laki-laki



tapa [tapa] atapav bertapa



dengan tandak yang dilakukan dalam remo



napaè v melakukan tapa untuk sesuatu:



dan diiringi dengan gemelan atau sandur



napae ana’eng se nyare elmo ‘melakukan



atangdhângv menari dengan tandak dalam



tapa untuk anaknya yang mencari ilmu’



remo



patapaan v tempat bertapa; pertapaan



tanges [ta.ŋɛs] n tangis



tapa’ [tapaʔ] n tapak, telapak



nanges vi menangis



napa’ v sampai: Tapè napa’ dâ’ finis sapè sè



nangèsèv menangisi



nomer sittong. ‘tapi yang sampai ke finis



atangesanvi bertangisan



sapi nomor satu’



tangghâ’ [taŋghɐʔ] v nanggha’v menanggap (hiburan)



tapa’



dangdang



secara



harfiah



berarti



‘tapak burung gagak’ yang dilambangkan



tangghâ’ jhâ’ opaè‘biarkan manggung tapi



kepada



jangan



berhubungan hal-hal yang berbau klenik



diberi



upah’



anjuran



untuk



mengabaikan kabar yang belum tentu benar tangghiling [tǝŋghiliŋ] n trenggiling tangghung



[taŋghuŋ]



a



1



2



empat.



Hal



[tapɔk]



napokvt



menempeleng;



menampar



tanggung



napok



nangghungv menanggung



tanang‘menampar/menempeleng



tangkep [taŋkəp] v tangkap



ini



dan mistis tapok



tanggung



simpang



ngènjhâm



meminjam tangan’ sama dengan ‘lempar



nangkep v menangkap



batu sembunyi tangan’



tangtang [taŋtaŋ] nangtangv menantang



tappor [tappɔr] v memukul dengan benda



atangtangan mengucapkan atau mengirim



keras untuk menghancurkan, membelah,



tantangan



dsb



tanto [tantɔ] a tentu; pasti



napporv memukul dengan benda keras



nantoaghiv menentukan



etappor kelapidm disambar petir



tanya [taña]v tanya



tarabhâs [tarabhɐs] narabhâsv menerabas



atanyav bertanya



tarang



nanyaaghivmenanyakan



[taraŋ]



sarang/tempat



tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko’ ta’ tao lamon



patarangan



[ptaraŋan]



unggas



(biasanya



peliharaan) mengerami telur.



kodhu ka romana.Saya tidak tahu kalau



tarata [tǝrata] n ayam hutan



harus ke rumahnya.2 pernah:Samot lakar



taratas [taratas] naratas v menerabas



penter,



tareddhep [tarǝddhǝp] vi tertidur



memang



tape



ta’



pintar,



tao



abhajang‘Samot



tetapi



tidak



pernah



mataov memperlihatkan; memberi-tahukan dengan memperlihatkan olah tahu; sok tahu kèra‘tahu



[tarñaŋ]



atarnyangv



membantah



dengan mengulang-ulang perkataan orang yang dibantah



pangataoann pengetahuan dhughâ



satarètanann sesaudara tarnyang



o-mataov bersikap atau bertindak seolah-



tao



tarètan [tarɛtan] n saudara atarètanv 1 bersaudara 2 berkerabat



sembahyang.’



duga



tarongghu [tarɔŋghu] sungguh-sungguh kira’



tahu



narongghui v melakukan dengan sungguh-



mengukur diri



sungguh



tao nyekot ta’ tao ajhai’‘bisa memotong



ètarongghuiv dilakukan dengan sungguh-



pola tidak bisa menjahit’ bisa menasihati



sungguh



tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya taon [taɔn] n tahun



Halaman 87 dari 97



tas [tas] n singakatan dari attas ‘atas’ Mano’



tellasân [tǝllasɐn] n hari raya



perrè’ nyabâ’ è tas pao. ‘burung pipit



Tellasân AjjhiHari Raya Idul Adha



hinggap di atas pohon mangga’



Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri



tasbhi



[tasbhi]



n tasbih; rosario



Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri



tasè’ [tasɛʔ] n laut



Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajɐ/rɛyajɐ] hari



taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam



raya Idul Adha Tellasân Topa’ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat,



berbicara tasmak [tasmak] n kaca mata



yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau



atasmaghânv memakai kaca mata; ber-kaca



tanggal



mata



dianalogikan



tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat nebbhâsv



[tǝbbhəs]



Syawal.



dengan



Lebaran



Idul



Fitri,



ini yaitu



merayakan puasa enam hari pada bulan



tatak [tatak] a penuh tekat tebbhâs



delapan



Syawal pembelian



tello’ [tǝllɔʔ] num tiga



seluruh hasil panen sebelum dipetik dari



tello [tǝllɔ] num tiga; perubahan bentuk tello’



pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang



ketika dilekatkan sebagai inti frasa pada



memetik atau memanen



bentuk lain, misalnya tello polo ‘tiga puluh’.



tebbhasann system pembelian dengan cara



n tebu tèddhâ’ v injak nèddhâ’v menginjak:Nèddhâ’ teppong ta’ alampat. ‘menginjak tepung tak berbekas’ teddhâs [tǝddhɐs] v menetas; pecah tègghu [tɛgghu] nègghuv menonton tegghu’ [tǝgghuʔ] negghu’v memegang ghu’-negghu’v memegang sesuatu ghu’-tegghu’anv saling berpegangan tebbhu



tellor [tǝllɔr] n telur atellorv bertelur



tebbhâs; tebasan; borongan [tǝbbhu]



lor-tellorann telur-teluran; telur mainan



[tɛddhɐʔ]



nyabâ’ tellor è bâtton‘menaruh telur di pinggir balai-balai’ melakukan pekerjaan sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri tèma [tɛma] n timah tèmbâ [tɛmbɐ] n timba nèmbâv menimba tèmba’ [tɛmbaʔ] 1 v tembak 2 n senapan nèmba’vt1 menembak 2 meniru ba’-tèmba’annsenapan mainan



(tangan) negghu’ dârâ (perempuan yang) masih bisa hamil karena masih mengalami menstruasi



[tɛmbhɐŋ]



atèmbhângv



nekketv menekan



menimbang



1



menekan-nekan



2



2



p



berat



badan



nèmbhângv menimbang tèmbhângann timbangan



tekkor [tǝkkɔr] n tekor



tèmbhâng



èkettè’



tèkos [tɛkɔs] n tikus



ditendang



kuda’



katon



timbang



sendiri



saling tekan



tèkos



v



1



(ètèmbhâng) daripada



tekket [tǝkkǝt] n tekan ket-tekkeddhânv



tèmbhâng



bunto’na‘tikus



kelihatan



jhârân



‘daripada



pasrah



menerima



penghasilan yang sedikit daripada tidak



ekornya’ hukuman hanya diberikan kepada



mendapat apa-apa



orang yang wajib menanggungnya



Tadâ’ tèmbângan berrâ’ salajâ‘tidak ada



tèla [tɛla] n ketela rambat



timbangan berat sebelah’ keadilan harus



tèla’ [tɛlaʔ] nèla’èv melihat



menempatkan semua orang dalam posisi



ngatela’ v melihat



seimbang



èkatèla’v terlihat



pentingnya



tèlas [tèlas]a terlihat jelas karena tidak ada penghalang



merupakan rasa



implementasi



keadilan



bagi



orang



Madura tèmbo’ [tɛmbɔʔ] n tembok; dinding



Halaman 88 dari 97



atèmbo’ v berdinding



tèngghi bhâu ‘tinggi bahu’ sombong



nèmbo’ v memberi dinding



tèngghu [tɛŋghu] vi tonton



tembus [tǝm.bus] a tembus



nèngghuvt



Moghâ dhâddhi sampornana ka sè nangghâ’ sareng sè nèngghu. ‘semoga menjadi kesempurna-an



nembusivt memastikan temmo [tǝmmɔ] atemmov bertemu



menonton:



nemmov menemukan



bagi



patemmonn pasar yang adanya dua hari



menonton’



sekali



ghun-tengghunn tontonan



mon-temmonv



berjanji



untuk



bertemu



yang



menanggap



atèngkav bertingkah



nemmo angèn nyaman ‘menemukan angin



aka-tengkav banyak tingkah tèngka’ [tɛŋkaʔ] n langkah



nemmo bhuta matè ‘menemukan raksasa



atèngka’v melangkah



mati’ mendapatkan keuntungan yang besar



tengnga [tǝŋŋa] n tengah



ta’ nemmo bujâ è batton‘tidak menemukan



tèngngep



garam di pinggir balai-balai’ selalu salah



tennar [tǝnnar] a retak tèpès [tɛpɛs] a tipis



tèmon



amoso



matèpèsv menipiskan dhurin



‘seperti



mentimun melawan durian’ meng-ibaratkan lawan yang tidak seimbang atau sebanding tèmor [tɛ.mɔr] n timur tènd̩hâk sapèna



sasat



n



noro’



pès-tèpèsv tipis-tipis teppong [tǝppɔŋ] n tepung teppong



bi’



ghuddhuna,



buddhuna‘tepung



ngatemor agak ke timur [tɛnɖhɐk]



bergabung



sama



apolong



padâ



dengan



kuenya,



rusaknya’



bergabung



langkahTèndhâgghâ



sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini



monyèna



berasal dari pantun pendek.



saronèn.



“Langkah sapi tersebut seperti menyertai



tèra’ [tɛraʔ] a terang



bunyi saronen.”



terbhâng [tǝrbhɐŋ] n rebana; terbang



satend̩hak



(ter)-



telungkup



salah mara



nèngngepv



[tɛŋŋǝp]



ta’ nemmo èra‘tidak bisa bergerak’; selalu tèmon [tɛmɔn] n mentimun



yang



tèngka [tɛŋka] n tingkah



disuatu tempat dan waktu tertentu nyaman’ mendapat berita menyenangkan



dengan



sapeccak



arti



harfiahnya



aterbhânganv bermain rebana



‘selangkah sekaki’ selangkah adalah sepupu



martabhat



sekaki adalah saudara kandung yang artinya



rebana Pangelen – Para pemain rebana dari



saudara dan bukan sama-sama jauh, sama-



desa Pangelen selain tangan mereka sibuk



sama dekat



menabuh



tèngal [tɛŋal] n (T) mata



terbhang



rebana,



Pangèlèn



mulut



mereka



‘seperti



sibuk



bernyanyi bersiul atau bersorak sedangkan



nèngalèv melihat



kaki mereka yang bergiring-giring sibuk



panengaln penglihatan



menari sehingga menghsilkan suara musik



tengel [tɛŋǝl] a tuli matengelv



acuh,



dan nyanyian yang padu’ mengumpamakan pura-pura



tidak



mendengar



bersamaan dengan baik.



ngel-matengelv pura-pura tuli tèngel



montengnga‘tuli



tulang



terro [tǝrrɔ] v ingin ekornya’



tidak mau mendengar nasihat dan selalu melawan tèngghi [tɛŋghi] a tinggi matèngghi v meninggikan



beberapa pekerjaan berbeda yang dilakukan



tèta [tɛta] n titah tètè [tɛtɛ] n titi nètèv meniti sasat nètè obu’ salembâr‘seperti meniti rambut selembar’ 1 melakukan pekerjaan



Halaman 89 dari 97



sia-sia yang hanya menyebabkan celaka



nokarev mengajak berkelahi/bertengkar



sendiri



kar-tokaranv



2



selalu



salah



dan



menerima



hukuman tètè [tɛtɛ] a teliti



toko [toko] n toko



[tɛttɛ] n benalu



2tèttè



tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu:Sengko’



nèttèv



[tɛttɛ]



untuk



permainan



siladhân ‘silat-silatan’



patètè adv dengan teliti 1tèttè



kelahi-kelahian;



perkelahian antar anak laki-laki sin lat-



menempa;



memipihkan



memukul



seperti



dalam



kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul



pembuatan emping, keris, dsb. tèttèann 1 landasan yang dipukul saat menempa



2



hasil



anִ◌di’ tokol ‘akupunya palu’ nokolv memukul



tempaan



(emping)



misalnya tettean sapolo ‘hasil tempaan dari sepuluh biji’



kol-tokolanv saling pukul [tɔktɔk] noktokv memukul barang



1toktok



keras dengan barang keras yang lain mis palu dsb; mengetuk



tè-tèttèn alat untuk menempa



2toktok[tɔktɔk]



to’ot [tɔʔɔt] n lutut



n lomba adu binatang kepala



dengan kepala



no’otv memukul atau menyerang dengan lutut



atoktokv mengadu kepala tolak [tɔlak] nolakvt menolak



leng-ngaleng ka to’ot‘bersembunyi di balik



tolak (bâli) bolak balik untuk satu keperluan



lutut’



singkat



rahasia



yang



terkuak



karena



pertanyaan yang menelisik



tanpa



berhenti



setelah



menyelesaikan pekerjaan tersebut



to’-oto’v sejenis arisan yang digunakan oleh



tolang [tɔlaŋ] n tulang



blater untuk menarik dana dari bhubuwan



ngangkès tolang acalathaghân‘mengangkis



yang pernah dibayarkannya pada anggota-



tulang



anggota remo



menunjang kebutuhan keluarga, kerabat,



tobi’ [tɔbiʔ] nobi’v mencubit



berserakan’



atau orang



bi’-tobi’anv cubit-cubitan



membantu



lain sehingga



atau



mendekatkan



hubungan



todus [tɔdus] a malu



tolè [tɔlɛ] v toleh



toghu [tɔghu] tunggu



atolèv menoleh



atoghuvi menunggui



alè-tolè v bertolah toleh



noghuivt menunggui



ta’



patoghun(makhluk halus) penunggu



atolè



bângkong



‘tidak



menoleh



pinggang’ berjalan laju tanpa menoleh



toju’ [tɔjuʔ] v duduk



1tolong



[tɔlɔŋ] nolongv mengangkat untuk



ju’-toju’v duduk-duduk



dipindah



katoju’ânn tempat duduk



penyimpanannya



matoju’v mendudukkan



nolongngaghiv



ngatojuiv menduduki (tempat duduk)



dan



diletakkan



pada



tempat



mengambilkan



untuk



diletakkan pada tempat penyimpannya



matoju’ tandha memberikan tanda lamaran



2tolong



[tɔlɔŋ] nolongv membantu



berupa oleh-oleh (biasanya dilakukan saat



long-nolongèv membantu hajat tetangga,



nyaba’ oca’ berupa topa’ toju’)



kerabat dsb



tokang [tɔkaŋ] n tukang



long-tolonganv berteriak minta tolong



tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian



pertolongann pertolongan



atokarv bertengkar; berkelahi atokaranv saling



bertengkar



long-tolong satu



sama



saroso’



‘bertolong-tolongan



serusuk’ bekerja sama tolong-menolong



lain:Jhâ’ atokar sakancaan. ‘Sesama teman



tomang [tɔmaŋ] n tungku



jangan saling bertengkar.’



tombhâk [tɔmbhɐk] n tombak



Halaman 90 dari 97



nombhâkv menombak ètombhâk



nongka’vi melakukan dengan tumit



èosong‘ditombak



diusung’



pembunuhan oleh anggota keluarga sendiri tompa’ [tɔmpaʔ] v naik



tada’ tongka’ tada’ dai peribahasa yang arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak peduli dahi



yang



dimaksudkan



untuk



tidak



nompa’ vmengendarai



membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan



pa’-tompa’ 1 n tempat naik 2 v bersetubuh



seseorang.



saling tindih



bada e tongka’ bada e dai‘ada di tungkai



tompa’ann kendaraan



ada di dahi’ segala sesuatu ada tempatnya



tompeng [tɔmpǝŋ] n tumpeng Muwâng



sesuai kodrat



tompeng,



nabâng



butèr‘membuang tumpeng, mengejar butir



tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat tongko’ [tɔŋkɔʔ] nongko’vi 1 bertengger 2



nasi’ karena serakah mengejar yang kecil



bertumpu; berpijak



sedang yang besar yang dimiliki hilang



ko’-nongko’v bertengger



karenanya



ko’-tongko’n



tompo' [tɔmpɔʔ] v tumpuk atompo’vi bertumpuk



untuk



nongko’ bhâsa ‘bertumpu bahasa’ bertata



nompo’vt menumpuk



krama pada waktu berbicara



apo’-tompo’v bertumpuk-tumpuk



tongkol [tɔŋkɔl] n calon buah pisang; tongkol



po’nompo’v menumpuk-numpuk



pisang



tompo’ann tumpukan



nongkolv



tona [tɔna] a rugi



sudah



bertongkol



jhâ’



kol-



nongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati



tond̩hing [tɔnɖhiŋ] n tonding



tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil



tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau, celurit dsb. yang tidak tajam nondingv



tempat/sesuatu



berpijak, bertumpu



memukul



dengan



berwarna merah pada kulit ayam, lepitan kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu



punggung



pisau, celurit, dsb



tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan tonjhâng



[tɔñjhɐŋ]



tondu’ [tɔnduʔ] nondu’v menunduk



(menahan



tongar [tɔŋar]n tali kekang pada sapi dan



(condong dsb.)



kerbau yang dimasukkan melalui hidung nongarèv memberi atau memasangtongar Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam penaggalan



Madura



sebagai



pengganti



penyebutan



bulan



hijriyah



tono



dsb.)



[tɔnɔ]



nonjhângv supaya



nonov



menopang



tidak



memasak



roboh dengan



membakar katononv terbakar; kebakaran topa’ [topaʔ] n ketupat



Syawwal.



topa’ toju’ sejenis ketupat yang alasnya



Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya



berbentuk segi enam dengan atas runcing



yang diperingati hari ketujuh Syawal setelah



seperti kerucut



puasa enam hari pada bulan tersebut.



nyarè topa’, kaèlangan teppang ‘mencari



tongga’ [tɔŋgɐʔ] n tonggak [tɔŋghɐʔɐn]



tonggha’an



ketupat,



n batang bambu



bagian bawah yang berbuku pendek dan



kehilangan



sesajian’



karena serakah mengejar yang kecil sedang yang besar yang dimiliki hilang karenanya topèng [tɔpɛŋ] n topeng



paling keras dunynya‘tonggak



tor [tɔr] p juga



melintang di muka bumi’ masalah yang



tore [tɔrɛ] mari



samar-samar



toro’ [tɔrɔʔ] v ikut



tonggha’



sewadah



ngalang



ka



tiba-tiba



umum tongka’ [tɔŋ.kaʔ] n tumit



muncul



kepada



atoro’v patuh; taat noro’ v ikut



Halaman 91 dari 97



noro’aghiv



mengikutkan;



membiarkan



torot [tɔrɔt] biar norodhi/norotev menuruti kehendak



kehendak noro’èv mengikuti dari belakang



toto [tɔtɔ] v tumbuk



ro’-noro’ v 1 ikut campur 2 ikut-ikutan



notov menumbuk



noro’ bunte’‘ikut di belakang’ mengikuti



to-toton alat penumbuk



orang yang lebih tahu (kadang-kadang



to-totoan v sedang menumbuk sst towa [tɔwa] a tua



tanpa alasan) noro’ elmona raprap ‘ikut ilmunya rayap’



matowa v menuakan; mengawinkan agar



melakukan



menjadi



pekerjaan



yang



sepertinya



orang



tua:



matowa



ana’



sangat lambat tetapi menghasilkan sesuatu



mengawinkan



yang jelas dan cepat karena dikerjakan



wa-matowav



bersama-sama



seolah-olah sudah tua



ro’-noro’ bhâbâng ‘ikut-ikut bawang’ ikut



wa-towa



mengerjakan suatu pekerjaan tetapi tidak



kenceng ‘tua-tua kalanceng, makin tua



diperhitungkan, seperti anak kecil yang ikut



makin bersemangat’ 1 semakin tua semakin



belajar pekerjaan orang dewasa dsb.



bersemangat kerja 2 semakin tua semakin



toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali



toron e Tangkel. ‘dari Surabaya, ali turun di Tangkel’ 2 mudik dari Jawa Hasan bhuru toron dari Sorbhaja. ‘hasan baru mudik dari surabaya’ toronann keturunan toron tana selamatan



bersikap



kalanceng,



atau



sajân



bertindak towa



sajân



suka kawin towat [tɔwat] atowatv berteriak wat-towadhânv berteriak-teriak trakat [trakat] n tirakat atrakatv bertirakat tuwa’ [tuwaʔ] n tuak



untuk anak yang baru pertama menginjak tanah sejak dilahirkan



Halaman 92 dari 97



U uwan [uwan] nguwanv menggembala



auwayanv menguap berkali-kali



uway [uway] n uap



uwes [uwes] adv sudah



auway v menguap; membuka mulut dengan lebar



dan



mengeluarkan



udara



karena



mengantuk, dsb.



Halaman 93 dari 97



W wâjib [wɐjip] v wajib; harus



memperebutkan



awâjibaghiv mewajibkan kawâjibhann kewajiban wâng-ghuwâng



[wɐŋghuwɐŋ]



sesuatu



yang



tidak



berharga karena terpengaruh ketamakan wawancara [wawañcara] n wawancara n



kumbang



wangwung/tahi



wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret wortel [wɔrtəl] n wortel



mara wâng-ghuwâng nemmo taè‘seperti kumbang wangwung/tahi menemukan tahi’



Halaman 94 dari 97



Y yâkèn [yɐkɛn] v yakin



yatim [yatim] n yatim



Halaman 95 dari 97



Z Zabur [zɐbur] n kitab Zabur



zamzam [sɐmsɐm] n air zamzam



zakat [sɐkat] n zakat



Halaman 96 dari 97



DAFTAR PUSTAKA Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya Simpati Mandiri Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Davies, William D. 2010. A Grammar of Madurese. Berlin: De Gruyter Mouton Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam



Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Pawitra, Adrian. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Madura-Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat Rahayu, Timbul [et. al]. 2010. Pangajhârân Bhâsa Madhurâ Malathè Potè: Kaangghuy SMP Kellas VIII. Bangkalan: Amanah Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa



Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa



Halaman 97 dari 97