Karies  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KARIES GIGI



DI SUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5.



A. Muh Rifky Dwitirta Dewi Reski Amelia Mutmainna Safri Rezky Mirwa Istiqamah Ridhani Aditya Dewi



PO714261181001 PO714261181013 PO714261181028 PO714261181042 PO714261181043



POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN KEPERAWATAN GIGI TAHUN 2019



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya, dalam tugas ini penulis membahas tentang makalah yang berjudul “KARIES GIGI”. Dalam penyususnan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah ini maupun makalah selanjutnya.



Makassar,



penyusun



2



2019



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2 C. Tujuan ...................................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi..................................................................................................................... 3 B. Macam Macam Teori Karies ................................................................................... 4 C. Etilogi....................................................................................................................... 5 D. Faktor-faktor Terjadinya Karies .............................................................................. 7 E. Klasifikasi Karies Gigi ............................................................................................. 9 F. Cara mencegah Terjadinya Karies ........................................................................... 16 G. Pengobatan Karies Gigi ........................................................................................... 24 H. Penilaian Status Karies ............................................................................................ 27



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................................. 30 B. Saran ........................................................................................................................ 30



DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak dan remaja. Upaya menurunkan insidensi dan akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi, jika tidak di tangani, akan menyebabkan kerusakan total pada gigi yang sakit (Wong, 2009). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian di ikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Dalam pencapaian target Indonesia Sehat 2013, dilakukan peningkatan status kesehatan gigi juga peningkatan kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan secara global. Adapun sasaran secara menyeluruh tahun 2010 menurut WHO 90% anak berumur 2 kali sehari. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi tiap 6 bulam sekali. Cara penyikatan gigi yang baik dan benar  Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.  Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.  Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.  Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.



Gunakan



hanya



ujung



bulu



sikat



gigi



untuk



membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.  Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.  Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.  Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu



25



 penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.  Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga dapat mengering setelah dipakai.  Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.  Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi.



Cara pemakaian dental floss  Ambil benang gigi sepanjang 45 cm dan lilitkan sebagian besar kedua ujung benang pada kedua jari tengah Anda.  Pegang erat sisa benang gigi dengan ibu jari dan jari telunjuk.  Mulailah selipkan secara perlahan-lahan benang gigi pada sela-sela gigi.  Gesekkan benang gigi membentuk pola huruf C pada sela-sela gigi dan gusi.  Gerakkan benang naik dan turun secara lembut dan perlahan agar tidak melukai gusi.  Terapkan hal yang sama pada sela-sela gigi yang lain.



26



1. Pemberian fluor Fluor merupakan bahan alami yang banyak terdapat dalam tanaman dan binatang, dan merupakan ion fluorine yang dijumpai dalam jaringan hidup, terutama yang bermineralisasi seperti email gigi dan tulang. Banyak jenis makanan dan minuman yang mengandung bahan ini, termasuk beberapa jenis ikan dan teh. Aplikasi fluor dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara sistemik dan secara topikal. Pemberian sistemik biasanya dilakukan pada ibu hamil atau anak-anak. Sedangkan untuk pemberian secara topikal dilakukan dengan pembubuhan atau pengolesan larutan fluor pada permukaan email. Sediaan fluor yang diaplikasikan dalam bentuk Natrium fluorida 2% yang tersedai di pasaran dalam bentuk gel. Sebelum dilakukan aplikasi seluruh permukaan gigi harus diprofilaksis. Isolasi dengan cotton roll atau rubber dam, keringkan seluruh permukaan gigi dengan semprotan angin. Ulaskan Natrium fluorida 2% pada permukaan gigi, biarkan selama 3-5 menit. Setelah aplikasi, pasien akan diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama kurang lebih 30 menit.



27



Cara pengaplikasian fluor Gigi diolesi disclosing Seluruh gigi dibersihkan, scaling dan polesh Gigi diblok dgn cotton rool pasang tongue holder Gigi dikeringkan dengan cheepblower/three way syringe Ulaskan larutan fluor pd seluruh permukaan gigi Diamkan selama 3-5 menit Setelah selesai pasien dianjurkan berkumur-kumur ringan



 Pencegahan sekunder 



Penambalan gigi, kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan membuang bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis bahan tambalan yang digunakan tergantung dari lokasi dan fungsi gigi. Geraham dengan



tugas



mengunyah



memerlukan



bahan



yang



lebih



kuat



dibandingkan gigi depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan pada gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut.



28







Dental sealant, perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan menutupi permukaan gigi dengan suatu bahan. Dental sealant dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi dicuci dan dikeringkan kemudian memberi pelapis pada gigi (Lithin,2008).



 Pencegahan tersier Pencegahan tersier, gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu.



7. PENGOBATAN KARIES GIGI 



Perawatan fluoride Dalam tahap awal dokter akan melakukan perawatan fluoride. Floured adalah mineral yang membantu melindungi dan menjaga kekuatan enamel gigi. Basanya fluoride banyak ditambahkan dalam produk obat kumur maupun pasta gigi.







Munutup lubang gigi ( tambal gigi) Tambal gigi sering kali jadi pilihan utama apabila kerusakan akibat pembusukan gigi sudah mulai melewati tahap erosi enamel. Agar lubang tidak bertambah dalam, dokter akan mengisi gigi yang berlubang dengan bahan khusus. Ada banyak pilihan bahan untuk menambal gigi yang berlubang. Namun, tambal gigi berbaha resin composite lebih banyak diminati ketimbag jenis lainnya. Resin composite biasanya akan mengeras



29



dengan cara disinar jenis tambalan ini juga disebut dengan tambal laser atau tambal sinar.







Crown Pemasangan crown alias mahkota gigi tiruan juga dapat menjadi solsi untuk mengatasi gigi berlubang. Dokter akan memasang selubung gigi di atas gigi yang rusak. Dengan begitu bagian gigi yang muncul diatas tepi gusi. Mahkota tiruan ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki, bentuk. Ukuran, dan tampilan gigi yang tidak normal.







Pencabutan gigi Dalam kasus



yang sangat parah dokter dapat mencabut gigi yang



bermasalah. Proses pencabutan gigi tidak memakan waktu yang lama. Sebelum dicabut, dokter akan lebih dulu memberikan obat bius diarea gusi



30



yang bermasalah. Dengan begitu anda tidak akan merasakan sakit ketika dokter mencabut gigi anda.







Pulp capping atau pemberian kalsium hidrogsida untuk mempertebal lapisan dentin.







Endodontic Apabila kerusakan telah mencapai bagian dalam gigi (pulp), anda mungkin memerlukan root canal. Root canal atau perawatan saluran akar gigi biasanya dilakukan dokter untuk memperbaii gigi ang terlanur terinfeksi atau rusak parah. Bagian pulpa yang mengalami kerusakan akan diangkat kemudian ditambal dengan semen khusu, dokter juga membersihkan sekitar jaringan yang terinfeksi supaya tidak semakin parah atau mengatasi dan mengobati lubang gigi yang mengalami infeksi.



31



Adapun pengobatan yang dapan dilakukan dirumah untuk mengatasi karies gigi : Sikat gigi setidaknya 2 kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. 



Gunakan sikat gigi berbulu lembut dengan kepala sikat gigi yang kecil atau pas di rongga mulut.







Gunakan pasta gigi yang mengandung floride. Fluoride adalah mineral yang bermanfaat untu meelindungi sekaligus menjaga kekuatan enamel gigi.







Bersihkan gigi dengan (floss) untuk membersihkan sela-sela gigi setidaknya satu kali sehari etelah menyikat gigi.







Bersihkan pula lidah anda secara rutin untuk mencegah penumukan plak di permukaan lidah.







Kumur dengan air atau obat kumur setelah mengonsumsi makanan dan cemilan.







Banyak minum air putih untuk merangsang produksi air liur.







Batasi makanan yang terlalu manis, asin, berlemak, dan mengandung banyak minyak.







Perbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran.







Rajin konsutasi ke dokter gigi untuk pembersihan dan pemeriksaan.



8. PENILAIAN STATUS KARIES Indeks DMFT ialah ukuran yang dinyatan dengan angka dari keadaan suatu golongan atau kelompok terhadap suatu penyakit, untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan nama atau seragam. Ada beberapa indeks karies yang biasa digunakan seperti indkes klien dan indeks WHO. Indeks karies menurut klienn dan palmer, untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan pada gigi decayed missing filed tooth (DMFT) dan permukaan gigi decayed missing filled surface (DMFS).



32



Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya tidak tumbuh, sudah dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang) dan F (gigi yang ditumpat) da dijumlahkan sesuai kode. Untuk gigi permanen dan gigi susu hanya dibedakan dengan pemberian kode decayed missing failed tooth (DMFT) atau decayed missing filed surface DMFS sedangkan deft (decayed extracted failed tooth ) dan defs (decayed extracted faled surface) digunakan untuk gigi susu. Rerata DMFT (decayed missing filed tooth) adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi atas jumlah orang yang diperiksa. DMFT (decayed missing failed tooth) merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikin, yang disebabkan oleh karies gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap,. Tujuan pemeriksaan DMF-T



(decayed missing filed tooth) adalah untuk



melihat status karies gigi, perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan, membandingkan status pengalaman karies gigi



masyarakat dari satu daerah dengan daerah lain atau



membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, serta untuk memantau perkembangan suatu pengalaman karies individu. Kriteria pencabutan DMFT (decayed missing filling tooth) a. Decay (karies gigi) D = semua gigi yang mengalami karies, karies skunder yang mengalami tumpatan, gigi dengan tumpatan sementara. b. M = Gigi yang hilang atau dicabut karena karies. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal atau dicabut karena kebutuhan perawatan orthodonti tidak termasuk kedalam kategori. c. Filling F = gigi yang sudah ditumpat dan tumpatannya masih dalam keadaan baik. Perhitungan DMFT (decayed missing filed tooth) berdasarkan pada 28 gigi permanen, adapun gigi yang tidak dihitung adalah sebagai berikut :



33



1. Gigi molar tiga. Gigi yang erupsi, gigi disebut erupsi apabila ada bagian gigi yang menembus gusi baik itu erupsi awal (clinical emergence), erupsi sebagian (partial eruption) maupun erupsi penuh (full eruption). 2. Gigi yang tidak ada karena kelainan kongnetial dan gigi berlebih (supernumerary teeth) . 3. Gigi yang hilang bukan karena karies, seperti atau perawatan orthodontic. 4. Gigi tiruan yang di sebabkan trauma estetik dan jembatan. 5. Gigi susu yang belum tanggal  Untuk individu (Gigi Permanen) DMFT=D+M+F Untuk populasi Mean DMF=



Jumlah DMF Jumlah subyek yang diperiksa



Maksimum skor = 32 Minimum skor = 0  Gigi Sulung def – t, terdiri dari: d : decayed, Untuk kriteria komponen def-t sama dgn kriteria komponen DMF-T, hanya saja digunakan untuk gigi susu. e = extraction - Gigi susu berkaries yg terindikasi dicabut krn karies f : filled due to caries, Gigi berkaries yg telah ditambal dgn baik Yg termasuk dlm F: Tambalan tanpa sekunder karies deft=d+e+f untuk populasi mean def=



Jumlah def Jumlah subyek yang diperiksa



Maksimum skor = 20 Minmum skor = 0



34



DAFTAR PUSTAKA



S.SOLIKIN,2013(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved =2ahUKEwjGncaXu8rkAhUyjOYKHc3_BgYQFjAEegQIBRAC&url=http%3A %2F%2Feprints.ums.ac.id%2F26006%2F2%2FBAB_I.pdf&usg=AOvVaw30rO DQaJ8HhmurIVs8GhSf) Diakses pada tanggal 12 september 2019. I.Ilmayah,2017(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2 ahUKEwjQ04L1xMrkAhVIXn0KHdpyCLkQFjADegQIAxAC&url=http%3A% 2F%2Frepository.umy.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F14644 %2FBAB%25202.pdf%3Fsequence%3D4%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw0 whJ_9vig8sxOJnK2E4ODf) Diakses pada tanggal 12 septembe 2019. NovitaMeiseda,dkk,2014(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd =3&ved=2ahUKEwjFnd3O1cvkAhUbfX0KHYXIB14QFjACegQIBxAC&url=h ttp%3A%2F%2Fklik.ulm.ac.id%2Findex.php%2Fklik%2Farticle%2Fview%2F2 %2F2&usg=AOvVaw3Ie3_AT24uQ-A25mFwtjkx) Diakses pada tanggal 12 september 2019. DinaKurniasar,2018(https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/87958/Dina%20K urniasari-141610101022%20Sdh.pdf?sequence=1)Diakses pada tanggal 12 september 2019.



YusufSaktia, 2016, (https://www.slideshare.net/sacktian/makalah-kariesgigi63273241) Di akses pada tanggal 12 september 2019. Chintia, 2017, (https://chintiamonica.wordpress.com/2017/11/28/topikal-aplikasi/) Diakses pada tanggal 13 september 2019 Sukinijkgsmg, 2010 (http://utamadental.wordpress.com/2011/03/03/karies-gigi/) Diakses pada tanggal 13 september 2019



35