Karil 123 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • erlia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA ILMIAH



UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PRIMA PADA PERPUSTAKAAN



DIBUAT OLEH



: NOORLIANTI



NIM



: 017672436



EMAIL



: [email protected]



FJHHIKJ;LJKJNK,HHKLH GCJHGKHKJKJL FHGJGHKJH



ABSTRAK Noorlianti. 2016. Upaya Meningkatkan Pelayanan Prima Pada Perpustakaan Tabalong. Karya Ilmiah. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Terbuka. Karya Ilmiah ini dilatar belakangi oleh kepentingan pengunjung atau pembaca pada Perpustakaan. Sekarang ini fakta atau kenyataan kurangnya Frekuensi kunjungan para pelajar atau mahasiswa ke Perpustakaan. Kita semua pasti perihatin ketika kita mendengar hal ini, tapi inilah fakta. Peran perpustakaan dirasa masih kurang dalam rangka menarik minat baca pelajar dan mahasiswa agar mereka mau membaca diperpustakaan Melalui karya ilmiah ini, penulis mengharapkan dapat menggambarkan peran perpustakaan dengan meningkatkan pelayanan prima untuk para pengunjung perpustakaan. Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik.. Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pembaca serta memberikan fokus pelayanan kepada pembaca.Penelitian bertujuan melihat gambaran perilaku tenaga perpustakaan terhadap pelayanan prima di Perpustakaan. Strategi perpustakaan dalam mengatasi ketidak puasan pengunjung dilakukan dengan membangun kualitas layanan yang baik Diharapkan manajemen perpustakaan perlu ditingkatkan dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap sarana prasarana dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pengunjung perpustakaan. Kata kunci : pelayanan prima, perpustakaan, tenaga perpustakaan (Pustakawan)



i



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya, saya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN



PELAYANAN PRIMA PADA PERPUSTAKAAN”. Saya sadari, masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, semoga hal ini tidak menghalangi saya untuk terus berkarya. Saya berharap di masa yang akan datang, saya dapat membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi dan menjadi penulis yang sukses.



Karya Ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas dan menambah ilmu , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Karya Ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Terbuka. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan karya ilmiah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Tabalong, Oktober 2016



Penulis



ii



DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................................i KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................................1 B. Perumusan Masalah ...................................................................................................3 C. Maksud dan Tujuan....................................................................................................3 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Pelayan Prima .........................................................................................4 B. Tujuan dan Manfaat Pelayan Prima .........................................................................5 C. Prinsip Layanan Prima Perpustakaan .......................................................................5 D. Upaya Meningkatkan Pelayanan Prima Perpustakaan ............................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................11 B. Saran ..........................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini fakta atau kenyataan kurangnya Frekuensi kunjungan para pelajar atau mahasiswa ke Perpustakaan. Kita semua pasti perihatin khususnya pustakawan ketika kita mendengar hal ini, tapi inilah fakta. Peran perpustakaan dirasa masih kurang dalam rangka menarik minat baca pelajar dan mahasiswa agar mereka mau membaca diperpustakaan. Sebenarnya kalau kita mencari penyebabnya itu ada banyak. Beberapa hal yang menyebabkan pelajar atau mahasiswa malas untuk mengunjungi perpustakaan antar lain: a. Minat baca pelajar atau mahasiswa itu sendiri yang rendah. Dorongan/ motivasi dari dalam diri untuk membaca itu kurang sehingga mereka tidak ingin pergi ke perpustakaan untuk membaca atau untuk meminjam buku. b. Salah satu komponen terpenting perpustakaan adalah pustakawan. Komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan atau jasa kapada pengguna parpustakaan. Pustakawan seharusnya merupakan tenaga fugsional yang statusnya tidak berbeda dengan tenaga professional lainnya misalnya dosen, hakim, jaksa, dokter dan tenaga professional lainnya. Oleh karena itu, seorang pustakawan harus mampu menempa dirinya menjadi seorang professional yang mampu memberikan jasa dan layanan yang memuaskan kepada pelanggannya. Jika kekurangan perpustakaan dapat ditutupi dengan baik Semakin sering berkunjunganya pelajar atau mahasiswa ke perpustakaan berarti menandakan semakin akan haus bacaan. Disinilah terjadinya dinamika kegiatan perpustakaan untuk mencerdaskan pelajar atau mahasiswa dan tentu saja akan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Karya Ilmiah ini menekankan pada komponen kedua yakni Pelayanan Prima oleh Pustakawan kepada para Pembaca terutama para Pelajar dan Mahasiswa. Pelayan



prima



dalam



perpustakaan



sudah



ditekankan



dalam



undang-undang



perpustakaan nomor 47 tahun 2007, tentang layanan perpustakaan pasal 14 ayat (1) “ layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka”. Perpustakaan merupakan Unit yang turut melaksanakan dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi. Pemustaka adalah 1



sivitas akademika yang terdiri dari Pelajar, guru, mahasiswa, dosen, dan karyawan, semuanya membutuhkan informasi yang berbeda-beda dan dinamis. Mahasiswa sering datang keperpustakaan menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengan perkuliahan dan pustakawan membantu mencarikan, kemudian dosen datang ke perpustakaan mencari bahan mengajar atau penelitian dan meminta pustakawan mencarikan literatur sesuai dengan yang mereka ajarkan. Selain dosen, mahasiswa, ada juga karyawan yang mengunjungi perpustakaan, biasanya mencari bahan pelatihan, kenaikan pangkat, informasi obat-obatan, resep masakan dan sebagainya. Ketiga jenis pemustaka tersebut tingkah lakunya berbeda-beda, ada yang menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti tetapi kadang-kadang ada yang tidak,2 ada yang sopan ada juga yang tidak. Namun demikian pustakawan harus bisa mengatasi semua persoalan dengan sebaik mungkin. Pustakawan harus dapat menjawab semua kebutuhan pemustaka dengan bahasa yang jelas, sopan, dan tepat. Berangkat dari sinilah pustakawan dapat menunjukkan eksistensinya dan perannya dalam memberikan layanan sebaik mungkin kepada pemustaka. Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, maka pustakawan hendaknya selalu berupaya memberikan layanan yang terbaik (layanan prima). Agar terwujud layanan prima di perpustakaan maka pustakawan hendaknya memiliki kompetensi, yaitu memiliki ilmu pengetahuan tentang perpustakaan yang memadai, keterampilan dan, sikap yang baik dalam memberikan layanan kepada pemustaka.



2



B. Perumusan Masalah 1. Apa Upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan ? 2. Apa saja faktor pendukung upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan ? 3. Bagaimana cara atau upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan ?



C.



Maksud dan Tujuan Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah: 1. Menjelaskan tujuan meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan 2. Mendeskripsikan faktor faktor pendukung upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan 3. Menjelaskan cara-cara faktor pendukung upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan 4. Menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dalam upaya meningkatkan Pelayanan prima Perpustakaan



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pelayan Prima 1.Pelayanan Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk., 1995:646) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sejalan dengan hal tersebut, Normann (1991:14) menyatakan karakteristik pelayanan sebagai berikut: a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi. b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang bersifat tindakan sosial. c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi dalam waktu dan tempat bersamaan. Karakteristik tersebut dapat menjadi dasar pemberian pelayanan terbaik. Pengertian lebih luas disampaikan Daviddow dan Uttal (Sutopo dan Suryanto, 2003:9) bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan. 2. Pelayanan Prima Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan prima pustakawan adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pustakawan sebagai pelayan bagi pengunjung atau pembaca . Dengan kata lain pelayanan prima adalah: a. Pelayanan yang terbaik dari Pustakawan kepada pelanggan atau pengguna jasa. b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan. c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang belum ada standar pelayanan yang terbaik dapat diberikan pelayanan yang mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan secara maksimal. d. Pengunjung adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal. 4



Sejalan dengan hal itu pelayanan prima juga diharapkan dapat memotivasi pemberi layanan lain melakukan tugasnya dengan kompeten dan rajin



B. Tujuan dan Manfaat Pelayan Prima Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada pembaca atau pelanggan. Pelayanan prima dalam sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Pelayanan pada sektor bisnis berorientasi profit, sedangkan pelayanan prima pada sektor publik bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik. Perbaikan pelayanan sektor publik merupakan kebutuhan yang mendesak sebagai kunci keberhasilan reformasi administrasi negara. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan atau membebani, sehingga akan meningkatkan kepercayaan (trust) terhadap pemerintah. Kepercayaan adalah modal bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya.



C. Prinsip Layanan Prima Perpustakaan Sebuah layanan dinilai prima jika mematuhi beberapa prinsip. Prinsip merupakan tata nilai yang harus melekat pada layanan prima. Cornelius (2002) mengatakan bahwa sebuah pelayanan dinilai sebagai pelayanan prima jika desain dan prosedurnya mematui beberapa prinsip antara lain, yaitu: 1. Mengutamakan pelanggan 



Prosedur pelayanan harus disusun demi kemudahan dan kenyamanan pengunjung.







Pelayanan bagi pelanggan eksternal juga perlu diutamakan.







Pelayanan bagi pelanggan tak langsung juga penting untuk diutamkan.



5



2. Sistem yang efektif  Sebuah sistem yang nyata, yaitu suatu tatanan yang memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit organisasi.  Sebuah sistem yang “RAMAH”, yaitu satu tatanan yang mempertemukan manusia dengan yang lain. Petemuan semacam ini melibatkan sentuhan-sentuhan emosi, perasaan, harapan, harga diri, penilaian, sikap dan perilaku.  Agar berhasil merebut hati pelanggan, proses pelayanan harus berjalan efektif, artinya mengungkit munculnya kebanggaan pada diri petugas dan membentuk citra positif di mata pengunjung. 3. Melayani dengan hati nurani 



Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan yang utama adalah kesatuan sikap dan perilaku sesuai hati nurani. Perilaku yang dibuat-buat atau berlebihan sangat mudah dikenali pengunjung sehinggan akan memperburuk penilaian pengunjung. Sikap dan perilaku yang baik oleh petugas dapat menutupi kekurangan sarana dan prasaranan.



4. Perbaikan berkelanjutan 



Pelanggan dapat belajar mengenali kebutuhan dari proses pelayanan. Semakin baik pelayanan, tuntutannya juga semakin tinggi dan kebutuhannya semakin luas dan beragam. Fenomena aksi-reaksi antara mutu layanan dan tuntutan pelanggan akan terus bergulir cepat. Hal ini memacu petugas untuk meningkatkan mutu pelayanan secara terus-menerus.



5. Memberdayakan pelanggan 



Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumberdaya/perangkat tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari. Selain hal diatas berikut ini merupakan prinsip pelayanan publik (prima) yang



perlu diperhatikan dalam memeberikan pelayanan yang baik, diantaranya adalah: 1. Kesederhanaan  Prosedur pelayanan yang mudah dipahami, dilaksanakan dan tidak berbelit-belit. 2. Kejelasan  Persyaratan teknis yang jellas dan administrative pelayanan publik.



6



 Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan jika terjadi masalah atau keluhan. 3. Kepastian waktu Pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan 4. Akurasi 5. Produk layanan publik diterima dengan baik 6. Keamanan 7. Tanggung jawab Pimpinan penyelenggara publik harus benar-benar bertanggung jawab atas penyelesaian persoalan atau keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 8. Kelengkapan sarana dan prasarana 9. Kemudahan akses 10. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun serta ramah. 11. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus bersih, tertib dan teratur dalam mendukung terciptanya suasana yang nyaman.



D. Upaya Meningkatkan Pelayanan Prima Perpustakaan Menurut Irawan (2001) dalam menanggapi komplain yang disampaikan oleh para pembaca/pemustaka yang mempunyai problem haruslah disambut dengan dua kata , yaitu pertama dengan ucapan terima kasih oleh front-line staff atau bagian custumer service karena mereka yang komplain masih menjadi pelanggan dan memberikan



kesempatan



kepada



organisasi



atau



badan



usaha



untuk



melakukanrecovery. Yang menjadi masalah adalah apakah front-line staff mampu melakukan dengan tulus. Gerakan tubuh dan pancaran sinar mata sersta senyuman yang menyertai adalah lebih penting dari pada sekedar kata-kata. Pustakawan adalah anggota staf berkualifikasi profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan sebuah perpustakaan, sedapat mungkin dibantu staf yang cukup,bekerja sama dengan semua anggota komunitas,dan berhubungan dengan perpustakaan umum lainya. Peran pustakawan bervariasi tergantung pada kondisi saat ini. Di dalam konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan 7



mengembangkan dan mengoperasikan jasa perpustakaan yang efektif: yaitu mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di dalam lingkungan jaringan yang makin berkembang, pustakawan harus Kompeten dalam perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani informasi yang berbeda-beda bagi konsumen dan penerbit. Dengan demikian, pustakawan harus melanjutkan pengembangan dan pelatihan profesionalnya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pustakawan saat menghadapi keluhan pemakai, antara lain : a. Pemakai biasanya marah pada saat menyampaikan keluhan, tetapi pustakawan tidak boleh terpancing dan ikut marah b. Pustakawan tidak boleh membuat janji-janji demi menyenangkan pemakai namun berakibat fatal di kemudian hari serta tidak menjanjikan sesuatu di luar kewenangannya. c. Jika permasalahan tidak dapat diselesaikan sementara pustakawan sudah berbuat maksimal untuk pemakai, petugas harus berani menyatakan menyerah dengan jujur. Kejujuran adalah kebijaksanaan terbaik Dalam menghadapi pemakai yang selalu mengeluh, pustakawan harus sabar dan melakukan pendekatan terhadap orang tersebut secara khusus. Beberapa cara bagi pustakawan untuk menghadapi keluhan pemakai perpustakaan yaitu: a. Dengarkan dengan penuh perhatian dan empati pemakai yang mengeluh b. Jika memungkinkan, isolasikan pemakai yang sedang marah, sehinga pemakai lain tidak mengetahuinya c. Bertindak secara tenang. Hindari amarah dan menyalahkan bahwa kesalahan ada di pihak pemakai. Jangan berdebat dengan pemakai d. Berhati-hati dengan harga diri pemakai. Gunakan nama pemakai sesering mungkin. Hadapi keluhan pemakai dengan serius e. Berikan perhatian yang menyeluruh kepada pemakai. Konsentrasikan pada permasalahan, tidak menyalahkan dan menghina pemakai. f.



Buat catatan dan tulis fakta tentang keluhan pemakai. Mintalah pemakai untuk berbicara secara perlahan agar keluhannya dapat dicatat. Hal ini dapat melegakan pemakai.



8



g. Katakan pada pemakai apa yang sedang pustakawan lakukan terhadap mereka. Tawarkan beberapa pilihan. Jangan membuat janji jika tidak mungkin dipenuhi, jangan melakukan tindakan di luar batas otoritas pustakawan. h. Dalam membantu menyelesaikan masalah, tentukan jangka waktunya secepat mungkin. Jangan terlalu berani menentukan waktu tapi tidak ditepati; lebih baik lebihkan waktu sedikit namun penyelesainnya lebih cepat. i. Amati tindakan yang dilakukan oleh orang lain yang membantu menyelesaikan masalah tersebut sampai tuntas j. Hubungi pemakai dan tanyakan apakah keluhan yang ditangani sudah memuaskan atau belum. Sampaikan rasa terima kasih kepada pemakai Keluhan pemakai harus dipandang sebagai satu langkah perbaikan perpustakaan . Bila ingin memuaskan pemakai, maka pustakawan harus dapat menghargainya dengan tulus, dengan menggunakan hati nurani, agar ia merasa tersentuh hatinya dan tidak berpaling ke jasa yang ditawarkan penyedia jasa lain.Pemakai akan memandang petugas dengan memperhatikan perkataan, tindakan atau perilaku dan penampilannya. Pada dasarnya layanan adalah perpaduan antara Effisiency dan Courtsy



Strategi perpustakaan dalam mengatasi ketidak puasan pemakai dilakukan dengan membangun kualitas layanan yang baik melalui peningkatan : 1. Profesionalisme dan Keterampilan (Profesionalisme and Skills)Para pemakai menyadari bahwa pemberi pelayanan dan para pustakawan memiliki pengetahuan dan keterampilan



yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara



profesional(outcome-related criteria 2. Sikap dan Perilaku (Attitude and Behavior) Para pemakai merasakan bahwa petugas pelayanan atau pustakawan (contact person) memperhatikan dan tertarik untuk memecahkan masalah pemakai secara spontan dan ramah (process-related criteria) 3. Aksesibilitas dan Fleksibilitas (Accessibility and Flexibility) Para pemakai merasakan bahwa perpustakaan, lokasinya, waktu kegiatan/layanan pustakawan dan sistem operasionalnya dirancang dan beroperasi dengan baik sehingga mudah memiliki akses kepada layanan serta kesemuanya dipersiapkan agar sesuai dengan permintaan dan keinginan pemakai (process-related criteria 4. Reliabilitas dan Terpercaya (Reability and Trustworthiness) Para pemakai mengetahui bahwa mereka mempercayai perpustakaan dan pustakawan akan 9



menepati janjinya dan melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati (process related criteria) 5. Perbaikan (Recovery) Perbaikan atau Recovery yang dilakukan adalah perbaikan sistem pelayanan perpustakaan baik dalam hal sarana prasarana ataupun bagi tenaga perpustakaan (pustakawan).



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pelayanan prima merupakan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan secara baik atau minimal sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta berfokus kepada pelanggan/masyarakat secara sangat baik atau terbaik. Pelayanan prima bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan.



B. Saran Untuk dapat melakukan pelayanan prima di perpustakaan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji para pembaca / mempelajari pembaca, agar lebih mengenal pembaca harus merupakan kegiatan penting yang tidak dapat ditinggalkan oleh perpustakaan. Melalui penelitian kebutuhan pembaca yang terus dilakukan dan direvisi secara berkala, akan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang klien, sehingga memudahkan pustakawan dan perpustakaan menyiapkan dan menyediakan jasa perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Artinya jasa perpustakaan yang ditawarkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat atau pembaca.



11



DAFTAR PUSTAKA Bangun, Antonius. 1992. Pendidikan Perpustakaan di Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia. Jurusan Ilmu Perpustakaan Suwarno, Wiji. 2014. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta : Arruz Media http://administrasidanmanajemen.blogspot.co.id/2009/01/pengertian-tujuan-dan-manfaatpelayanan.html https://arhiefstyle87.wordpress.com/2008/11/07/upaya-peningkatan-perpustakaan-sebagaipusat-sumber-belajar/ http://bicaraperpustakaan.com/2016/02/prinsip-layanan-prima-perpustakaan.html/ http://hafizahshalehah.blogspot.co.id/2014/08/pelayanan-prima-perpustakaan-perguruan.html https://perpustakaansmakesatrian1.wordpress.com/2012/05/02/rendahnya-minat-kunjungansiswa-ke-perpustakaan/ http://www.teoripendidikan.com/2015/01/karya-ilmiah-perpustakaan-sekolah-dan.html



12