Karya Tulis Ilmiah 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI”



OLEH: Halawati S.Pd.I NIP: 197511151999032002 Jabatan: Guru Bahasa Arab



Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo Provinsi Jambi



DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................... i Daftar Isi........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 A. Latar Belakang.......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................................... 3 C. Tujuan........................................................................................................ 3 BAB II ISI...................................................................................................... 4 A. Pembelajaran Bahasa Arab....................................................................... 4 B. Permasalahan Pembelajaran Bahasa Arab................................................ 5 C. Teknologi Pembelajaran............................................................................ 7 D. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab......................... 10 E. Media Pembelajaran Interaktif.................................................................. 14 F. Pemanfaatan Teknologi Multimedia.......................................................... 16 BAB III PENUTUP....................................................................................... 21 Kesimpulan.................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk menumpahkan isi hati, pikiran seseorang terhadap lawan bicaranya. Berbahasa merupakan media terpenting bagi manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Terkait dengan bagaimana orang menilai belajar bahasa Arab, banyak sudut pandang yang heterogen. Sebagian ada yang memandang bahasa Arab adalah bahasa agama, karena bahasa arab dipandang sebagai alat untuk mempelajari teks-teks suci yang berbahasa Arab. Ada yang berpandangan belajar bahasa Arab adalah belajar bahasa ilmu pengetahuan islam. pandangan ini juga tidak salah, karena memang ilmu-ilmu islam mayoritas referensinya berbahasa Arab. Dan ada pula yang berpandangan bahwa belajar bahasa arab adalah belajar berbahasa. Pandangan ini lebih menitik beratkan pada bagaimana orang belajar bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Perbedaan sudut pandang ini, menyebabkan adanya perbedaan metode, teknik, bahan ajar, media pembelajarannya. Jika, bahasa Arab sebagai alat komunikasi, maka belajar bahasa Arab lebih menitik beratkan pada bagaimana anak didik banyak praktik dan terampil untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Arab, baik menyimak, berbicara, membaca, maupun menulisnya. Terlepas dari berbagai sudut pandang tersebut, jika kita amati dengan seksama, maka pembelajaran bahasa arab banyak menemui berbagai kendala dan hambatan. Teknologi diartikan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia .Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Membahas tentang penerapan teknologi dalam pembelajan bahasa Arab yang dimaksudkan adalah bagaimana teknologi dapat menjawab permasalahan – permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab.Apakah teknologi dapat berperan dalam keselarasan dan keberlanjutan pembelajaran bahasa Arab dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas? Apakah dengan teknologi dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik mempelajari 1



bahasa Arab? Apakah dengan teknologi dapat menciptakan realisasi dan relevansi dengan apa yang dirasakan peserta didik? Apakah dengan teknologi dapat menciptakan mediamedia pembelajaran bahasa Arab yang lebih bervariasi yang selama ini masih terasa kurang? Apakah teknologi dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru dalam mengajar bahasa Arab? Apakah dengan teknologi mampu memanfaatkan alokasi waktu untuk pembelajaran bahasa Arab?Apakah melalui teknologi mampu menciptakan lingkungan berbahasa Arab?



2



B. Rumusan Masalah 1. Apa Permasalahan dalam Pembelajaran Bahasa Arab? 2. Bagaimana Pembelajaran Bahasa Arab di Inovasikan dengan Teknologi? 3. Apa saja Komponen Media Pembelajaran Interaktif? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran bahasa Arab yang tepat untuk siswa-siswi sesuai dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan.



3



BAB II ISI A. Pembelajaran Bahasa Arab Bahasa Arab (al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh AlQur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3.Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa. Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4. Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6.Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutama dalam sains, matematika dan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab. Bahasa Arab menarik minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam berasal dari bahasa Arab juga telah diajarkan di pesantrenpesantren Indonesia. Banyak universitas internasional dan beberapa sekolah menengah internasional telah mengajarkan Bahasa Arab (Arabic as Foreign Language).Bahasa Arab 4



berkembang semakin luas dengan munculnya software, siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online. Membahas tentang “fungsi pembelajaran bahasa Arab” maka kita terlebih dahulu melihat pengertian “fungsi” itu sendiri lalu dikaitkan dengan beberapa permasalahan yang terkait dengannya yaitu bahasa, pembelajaran, dan bahasa Arab. Fungsi yang berkaitan dengan bahasa ada beberapa hal yaitu: Fungsi (noun) adalah peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sbg subjek); -- ekspresif Ling penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembicara; --fatis Ling penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar; -- kognitif Ling penggunaan bahasa untuk penalaran akal; -- komunikatif Ling penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Pembelajaran dapat diartikan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang memiliki fungsi-fungsi yang tersebut di atas. Oleh karena itu fungsi pembelajaran bahasa Arab dapat dimaknakan adalah suatu proses memfungsikan bahasa Arab kepada peserta didik atau pembelajar bahasa Arab baik dalam lingkup kebahasaan, kependidikan, sosial, keagamaan, dan kenegaraan. Dr. H. Bisri Mustofa, M.A. dan H.M. Abdul Hamid, M.A. mengungkapkan dalam bukunya “Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab” bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab jika dilihat pada sisi pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab mudah dikuasai oleh para pelajar. Sementara bagi pelajar tujuannya adalah agar dapat menguasai bahasa Arab. Pada kesempatan lain mereka mengatakan bahwa pada umumnya motivasi dan dorongan mempelajari bahasa Arab di Indonesia adalah untuk tujuan agama, yaitu untuk mengkaji dan memperdalam ajaran Islam dan sumber-sumber yang berbahasa Arab. B. Permasalahan Pembelajaran Bahasa Arab Metode pembelajaran bahasa nampaknya sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau al madhol apa yang mendasari seseorang terhadap persepsinya tentang bahasa. 5



Banyak sekali asumsi tentang bahasa misalnyabahasa adalah kebiasaan (al- ‘adah) dan kebiasaan membutuhkan pengulangan dan pembiasaan. Asumsi lain mengatakan bahwa bahasa adalah habit (al-malakah) sedang tulisan hanyalah symbol. Yang lain mengatakan bahasa adalah apa yang diucapkan dan bukan apa yang seharusnya diucapkan. Masih banyak lagi asumsi-asumsi lain menyangkut bahasa yang dari asumsi itu melahirkan cara baik cara belajar maupun cara mengajar. Dari sini para pakar mengatakan bahwa pendekatan adalah sejumlah asumsi tentang bahasa. Dengan ungkapan yang sederhana dapat dikatakan bahwa bila asumsi orang tentang bahasa adalah lisan maka ia akan mengajarkan bagaimana keterampilan berbahasa harus dicapai dan materi apa yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Sebaliknya bila asumsi orang tentang bahasa adalah yang tertulis atau tulisan, maka yang akan diajarkan adalah bagaimana memahami yang ditulis. Berbagai problem tersebut antara lain :1) Mengapa belajar bahasa Arab membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Bukti konkritnya: siswa belajar bahasa Arab di SD selama 3 tahun (mulai kelas 4 sampai kelas 6); kemudian dilanjutkan ditingkat MTs selama 3 tahun; dilanjutkan di tingkan MA selama 3 tahun dan di dalam perguruan tinggi selama 4 tahun. sehingga kurun waktu untuk belajar bahasa Arab kurang lebih 13 tahun, tetapi hasil survei menyatakan masih banyak siswa yang belum mahir berbicara dalam bahasa Arab, sulit memahami teks-teks Arab dan kesulitan untuk menulis dalam tarkib Arab. Mengapa ini terjadi? Pasti di dalamnya terdapat berbagai kendala penghambatnya; 2) Mengapa motivasi siswa sangat rendah dalam belajar bahasa Arab? Mengapa? Apakah bahasa Arab adalah bahasa yang rumit dan sulit dicerna? atau metodenya monoton, atau kurang inovasi dari guru dalam mengemas pelajaran bahasa Arab menjadi menarik dan menyenangkan; 3) Bukubuku paket bahasa Arab terkesan sulit dan padat dengan materi. Serta isi buku terkadang tidak relevan dengan realitas siswa yang ada, sehingga hal ini menyebabkan siswa belajar bahasa arab kurang termotifasi; 4) Media bahasa Arab sangat terbatas. karena itu, dibutuhkan guru yang kreatif untuk menemukan dan membuat media pembelajaran bahasa Arab yang menarik. Sebab, peranan media sangat penting dalam mentransfer pengetahuan bahasa kepada siswa. Di toko-toko tidak dijual media-media bahasa Arab yang membahas tentang materi hiwar dalam kondisi tertentu. Kalaupun ada, itu pun untuk kalangan terbatas, film-film dan 6



kartu-kartu bahasa Arab, poster-poster Arab, buku-buku cerita dalam bahasa Arab. Jika dibandingkan dengan bahasa Inggris, kita akan banyak menjumpai media pembelajaran bahasa Inggris di setiap toko-toko besar. Kapan media-media bahasa Arab tersedia di setiap toko?; 5). Di sebagian sekolah, tenaga pengajarnya bukan dari jurusan bahasa Arab (tidak memiliki keterampilan bahasa Arab yang memadai). ada guru yang mahir keterampilan bahasanya, tetapi keterampilan mengelola kelasnya kurang (bukan guru profesional) dan kalau ada guru yang profesionalnya tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan kompetensi kemahiran berbahasa yang baik. Ini juga akan menentukan hasil pembelajaran bahasa Arab. Alangkah baiknya, jika terhadap guru yang memiliki keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiraah, dan kitabah) dan dia juga memiliki kompetensi dalam memanajemen kelas dengan piawai memilih metode, teknik, media, materi, dan mengetahui kondisi, motivasi, dan kemampuan siswa-siswanya, sehingga dia dapat benar-benar dapat menyajikan pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan dan siswa dapat meningkatkan kompetensi bahasanya; 6) Waktu dan jam pembelajaran di sekolah hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Waktu yang terbatas membuat pembelajaran bahasa Arab semakin lama tercapai. Karena itu perlu ada jam tambahan (ekstra) untuk menambah jam belajar bahasa Arab; 7) Kurangnya faktor pendukung bagi perolehan bahasa Arab bagi siswa. Siswa jarang mendengarkan ungkapanungkapan arab, berbicara arab, membaca teks arab, dan menulis kalimat-kalimat arabiyah. Intinya faktor pendukung pembelajaran bahasa Arab adalah adanya lingkungan bahasa Arab. Jika ada lingkungan bahasa Arab, maka bahasa Arab dengan sendirinya terserap oleh siswa-siswa untuk kemudian diterapkan dalam komunikasi sehari-hari. C. Teknologi Pembelajaran Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa



7



diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas menjelaskan tentang teknologi sebagai berikut: Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Pada pertengahan abad ke-20, manusia telah mencapai kecukupan teknologi untuk kali pertama meninggalkan atmosfer Bumi dan menjelajahi ruang angkasa.Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir. Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaanpertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnyanya hanya menyangkut permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisionalbahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong pahampaham seperti transhumanisme dan teknoprogresivisme memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru 8



mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas lumba-lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka. Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Definisi



“teknologi



pendidikan”



yang



dijumpai



dalam



situs



(http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan) menjelaskan definisinya sebagai berikut; 1) Systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction (Commission on Instructional Technology, 1970); 2) Educational technology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning resources and through the management of these process (AECT, 1972); 3) Instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. The term instructional technology is often used interchangeably with the term educational technology, but instructional technology often has more emphasis on the scientific and systems approach of instructional problem solving while educational technology focuses more on the craft or art of using technology to support learning; 4) a Systematic way of designing, implementing and evaluating the total process of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non-human resources to bring about more effective instruction” (U.S. Commission on Instructional Technology definition); 5) Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by 9



creating, using, and managing appropriate technological processes and resources (AECT, 2004). Berdasarkan definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA, M.Sc.Ph.D dapat disimpulkan bahwa: 1) Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study); 2) Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja; 3) Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan system (pendekatan yang holistic/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial); 4)



Kawasan



teknologi



pendidikan



dapat



meliputi



kegiatan



analisis,



desain,



pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar; 5) Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech); 6) Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi



kegiatan



analisis,



desain,



pengembangan,



pemanfaatan,



pengelolaan,



implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumbersumber belajar. Tujuan teknologi dalam pembelajaran adalah untuk memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan khusunya untuk teknologi informasi dan komunikasi. Dijelaskan oleh Jamal dalam bukunya “Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan” bahwa pembelajaran yang didukung oleh tekologi ini setidaknya akan berjalan efektif dengan: 1) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan permasalahan – permasalahan dalam kehidupan nyata (kontekstual) sehingga pendidikan menjadi relevan dan responsive terhadap tuntutan kehidupan nyata sehari-hari. Implikasinya kurikulum menjadi lebih menarik dan dapat merangsang minat atau motivasi peserta didik karena dapat dengan mudah menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari; 2) Menumbuhkan pemikiran reflektif; serta 3) Membantu perkembangan dan keterlibatan aktif dari peserta didik dalam proses belajar.



10



D. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dari beberapa permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa factor pembelajaran yang dilibatkan adalah: pengaturan materi untuk tiap jenjang (manajerial), motivasi peserta didik, pendekatan kontekstual, media pembelajaran, peningkatan kompetensi guru, efektivitas waktu pembelajaran, dan komunitas bahasa. Peran teknologi dapat mengambil fungsi-fungsi sebagai faktor-faktor pembelajaran. 1. Internet Penggunaan internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap kegiatan akademik mahasiswa tapi juga bagi dosen.Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang menjadi bidang kemampuannya. Melalui penggunaan internet dan web, dosen akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (human ware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain. Melalui internet, pembelajar dapat mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping itu juga pemanfaatan program power-point digunakan untuk mengembangkan keterampilan wicara 11



siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi tugas untuk menguraikan topik tertentu yang diminati selama beberapa menit dengan dukungan power-point. Situs-situs yang berhubungan dengan bahasa Arab dan pendidikan Islam banyak disajikan di internet, baik yang menyajikan tentang tauhid, tasawuf, sejarah Islam, akidah-akhlak, dan bidang-bidang lainnya.Juga di internet sangat membantu penguasaan kemahiran berbahasa Arab. Karena situs-situs tersebut menyajikan berbagai data dan informasi masa lalu, terkini dan akan datang mengenai dunia Arab, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian bahasa Arab dan Islam. Situs-situs untuk bidang keislaman antara lain www.pesantrenonline.com, atau www.google.com dengan mengetik apa yang diinginkan. Sedangkan



situs-situs



utama



Arab



adalah



seperti



www.arabic.com,



www.raddadi.com, www.arabia.com, www.alsaha.com, www.senbad.net dan lain sebagainya. Kalau dilihat dari situs www.raddadi.com sebagai contoh, maka terlihat berbagai macam bidang yang ada dalam situs tersebut. Antara lain bidang-bidang yang diberikan adalah sebagai berikut: situs kesehatan, situs Islam, situs media massa, situs pekerjaan, situs sastra, situs komputer dan lain sebagainya. 2. CD Interaktif Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam media yang ada, diantaranya adalah CD (compact disk) interaktif. VCD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tip recorder hanya lebih lengkap. Tip recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam konteks pengajaran ALA, telah banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam 12



bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, BustanAr-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li asSigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah alMusabaqahwaal-Algha:z serta masih banyak lagi. 3. Satelit/ Parabola Satelit juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata dan pengenalan budaya. Dengan piringan parabola, motor penggerak dan Digital Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung. Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak (maharatul istima’). 4. Arabic E-Learning Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: e-learning merupakan



suatu



jenis



belajar



mengajar



yang



memungkinkan



tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Matthew Comer hero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006] mendefinisikan: E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan 13



arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning. Sekarang ini, keberadaan e-learning semakin banyak bak jamur di musim hujan, terutama di situs perguruan tinggi. Seperti UI, UGM, UM, UPI, UNHAS, dan masih banyak lagi. E. Media Pembelajaran Interaktif Kata media berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Lima Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau digantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari bahasa Latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos yang berarti “ilmu”. Miarso memberikan batasan media pembelajaran tersebut sebagai segala sesuau yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Adapun manfaat media pembelajaran bagi dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapaitujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam mata pelajaran. Menurut Hake, pembelajaran interaktif adalah lawan dari pembelajaran tradisional yaitu elemen yang disusun untuk meningkatkan pemahaman konsep secara interaktif dari siswa melalui kegiatan berpikir dan bekerja yang menghasilkan umpan balik 14



melalui diskusi dengan petunjuk dari guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian materi, yang tidak membuat siswa sebagai pendengar pasif, tetapi membuat siswa mau belajar mandiri, memberikan respon yang aktif, dan ikut serta memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 1. Metode Pengajaran Bahasa Arab Menurut Edward M. Anthony, bahwa unsur metode terdiri dari, pendekatan (approach), metode (method), dan tekhnik (technique). Pendekatan berisikan asumsiasumsi yang mendasari metode, sedangkan metode menerjemahkan asumsi-asumsi tersebut dalam kegiatan pembelajaran meliputi antara lain penentuan tujuan, bahan, teknik, dan prosedur belajar di kelas. Teknik merupakan implementasinya dalam kelas (Pateda, 1991). Ketiganya bekerjasama dalam membangun sebuah metode yang berhasil guna dan teruji keberhasilannya dalam membelajarkan sebuah materi. Salah satu metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa Arab adalah metode langsung (direct method/al-tariqah al-mubasyirah). Metode ini termasuk metode yang banyak dikenal, yaitu suatu metode yang digunakan oleh seorang guru ketika menyajikan materi pelajaran bahasa, langsung menggunakan bahasa sasaran sebagai bahasa pengantar tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun, dengan bantuan gambar atau alat peraga untuk menjelaskan kosa kata-kosa kata yang sulit (Al-Khuliy, 1982). Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti. Jika dalam ilmu pasti siswa dituntut agar menghafal rumus- rumus tertentu, pengajaran berfikir bahasa, dan siswa mengingat, dilatih maka praktek dalam langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami siswa, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya (al-Khuliy, 1982: 153). Dalam metode langsung ini materi diarahkan pada kosa kata-kosa kata dan pola kalimat yang memiliki frekuensi cukup tinggi dalam penggunaan sehari-hari, sedangkan gramatika diajarkan secara lisan melalui situasi tanpa menghafalkan 15



kaidah-kaidah gramatikanya. Media sangat berperan dalam metode ini untuk pengajaran kosa kata-kosa kata yang memiliki arti konkrit, sedangkan yang abstrak diajarkan melalui asosiasi. Dalam pengajarannya diperbanyak latihan-latihan dan peniruan. Siswa dilatih untuk berfikir dalam bahasa sasaran. 2. Android Android adalah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Pada awalanya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. Pada tahun 2005 Google mengakusisi Android Inc yang pada waktu itu di pimpin oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears dan Chris White. Sistem operasi ini biasanya ditanamkan pada smartphone atau computer tablet. Seperti halnya Linux, android ajuga merupakan sistem operasi opensource, itu juga artinya bahwa android menyediakan kebebasan bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi buatan sendiri yang oleh bermacam-macam piranti bergerak (mobile device). Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. F. Pemanfaatan Teknologi Multimedia Revolusi ICT bukan hanya merupakan Revolusi Teknologi tetapi juga sekaligus merupakan Revolusi Ekonomi, Revolusi Sosial, Revolusi Hukum, Revolusi Pendidikan dan Revolusi Informasi. Kita sedang mengalami suatu revolusi teknologi baru yaitu revolusi teknologi informasi dan komunikasi, atau yang lebih populer dengan sebutan ICT (Information and Communication Technology). Setelah beberapakali ikut mengalami dan merasakan revolusi teknologi, tentunya banyak yang sudah kita pelajari sehinggar diharapkan pada revolusi yang sekarang ini, kita mempunyai kesempatan untuk menumpang kereta revolusi tersebut menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagaimana 16



yang terjadi sebelumnya, hasil dari revolusi teknologi adalah suatu teknologi serbaguna (general purpose technology) yang telah mempengaruhi teknologi lainnya dan cara manusia hidup, belajar, bekerja, dan berintekraksi seperti yang terjadi pada revolusi teknologi mesin uap dan revolusi teknologi listrik. Perkembangan teknologi, khususnya ICT telah memicu terjadinya reformasi dalam dunia pendidikan. Melalui kemampuan ICT menisbikan ruang dan waktu, teknologi



ini



menawarkan



banyak



kemudahan



untuk



meningkatkan



kualitas



penyelenggaraan pendidikan. Di samping itu, ICT juga menawarkan peluang untuk memperkaya media belajar, antara lain melalui multimedia. Menyikapi gerbong perubahan ICT yang merupakan suatu keniscayaan yang tak terelakkan ini, beberapa institusi pendidikan dalam negeri mulai menerapkan pembelajaran (learning) yang terbuka dan fleksibel. Pada pembelajaran seperti ini, siswa/mahasiswa menghadiri pertemuan dalam kelas, namun pada waktu yang lain mereka belajar melalui sistem jarak jauh. Berdasarkan hal ini, dirasa penting untuk mengembangkan dan mengawamkan model pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa melalui media interactive. Hal ini karena kita sedang menapaki pendidikan yang dikenal dengan istilah the new learning scenarios (Amien, 2005). Tujuan utama penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah: 1. Mengedepankan keaktifan pelajar Pendidikan pada era ICT saat ini membutuhkan pergeseran dari sistem yang berbasis instruksi yang diperankan oleh seorang pengajar ke sistem yang mengedepankan keaktifan pelajar untuk menentukan sendiri cara dan substansi pengetahuan yang diminatinya. Jika dahuku pengajar adalah pusat pengajaran dan pelajar pasif, maka sekarang peran pengajar telah bergeser menjadi fasilitator dan pelajar memegang peran yang lebih aktif. 2. Menempatkan proses belajar sebagai proses berbagi pengetahuan Para pengajar pada dasarnya adalah juga merupakan ‘pelajar’, walaupun memiliki pengelaman dan pengetahuan yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan pelajar. Dengan demikian proses belajar bukan lagi merupakan transfer pengetahuan, tetapi lebih menyerupai proses berbagi pengetahuan dimana kedua belah pihak, pengajar dan pelajar, saling belajar bersama. 17



3. Memanfaatkan non conventional ruang dan waktu a. Landasan Teori Penggunaan Multimedia dalam Pengajaran Bahasa







Kontruktivisme dalam Pembelajaran (Pannen, P. 2005) Aliran ini menganut empat princip dalam pembelajaran, yaitu, Instruction to construction Reinforcement to interest, Obedience to autonomy dan Coercion to co-operation.







Conversation Theory (Vygotsky, 1978) Aliran berprinsip bahwa pembelajaran fenomena social dari hasil interaksi antara dua orang. Pada awalnya, mereka berdua berbeda pendapat, namun melalui dialog mereka mengarah dan mengahasilkan suatu kesepakatan. Saat ini internet menyiapkan informasi dari masyarakat yang berbeda budaya dengan tingkat perbedaan pengalaman pula. Perbedaan ini kemudian disatukan dalam suatu dialog maya melalui ICT.







Placed Knowledge (Young, 1993) Aliran ini menempatkan internet sebagai sumber pengetahuan. Aliran tersebut berpendapat bahwa pengetahuan adalah hubungan yang aktif antara pelajar dan lingkungan. Pembelajaran terjadi saat pelajar aktif terlibat dalam realitas maya di internet.



b. Jenis Multimedia Multimedia adalah media yang memuat materi pelajaran yang terdiri dari teks, grafik, image, animasi, vidio, dan audio. Paket materi tersebut terintegrasi dan saling berhubungan yang membantu pelajar mencari, menganalisa melalui media secara interaktif. Pengajar, pelajar, dan atau pun pemakai dapat mengontrol materi yang diinginkan. Jenis multimedia tersebut di antaranya, adalah: 



Sistem audio interaktif Sistem yang paling mendasar adalah sistem ini. Melalui multimedia tersebut, pengajar dapat berbagi pengalaman atau belajar bersama dengan 18



pelajar asuhannya dalam sebuah lab, misalnya kegiatan pelafalan dengan menggunakan radio kaset yang dapat merekam dan compter untuk memainkan CD atau materi dari internet. 



Video Screen Tingkatan multimedia kedua adalah media video yang dapat digunakan nonton bersama. Melalui media ini, pengajar dapat mengontrol materi pembelajaran dengan menyiapkan film yang sesuai dengan target kompetenci yang diharapkan.







Komputer Media membuat pengajar dan pelajar lebih bebas menggunakan CD dan kegiatan berbasis internet. Melalui media yang bersifat multi ini, para pengajar bahasa dapat



menyiapkan materi yang bervariasi dan bertingkat sesuai kebutuhan pelajar. Hanya saja, para pengajar dituntut lebih aktif membagi kelas dalam level dan materi yang sama, namun penyajian berbeda. Tentunya hal ini menuntut idealisme dan keikhlasan dari para pengajar. c. Cara Membuat Materi Multimedia Interaktif Memodifikasi software yang telah ada, misalnya Microsoft Powertpoint, Microsoft Office, Hot Potatoes (yang digunakan dalam pengajaran intermatif bahasa Inggris), authorware, dan software lainnya. Microsoft Powertpoint dimodifikasi dengan memanfaatkan fasilitas yang telas tersedia, di antaranya fasilitas hyperlink. Fasilitas ini adalah untuk menampilkan berbagai file lain yang dianggap mendukung materi, menghubungkan picture, atau animasi lainnya pada file-file lain yang telah disiapkan terlebih dahulu. Fasilitas lainnya adalah mengaktifkan menu Insert (Movies and Sounds). Menu ini untuk merekam suara yang mungkin dianggap untuk memperjelas suatu gambar, ucapan atau pun suara penutur asli bahasa Arab. Fasilitas lainnya adalah memaksimalkan Custom Animations. Fasilitas ini digunakan untuk membuat tulisan atau pun gambar memiliki animasi permainan yang menarik. Pembuatan animasi ini sangat tergantung 19



dari rasa seni pembuatnya. Semua itu dapat dicapai dengan banyak berlatih memanfaatkan fasilitas ini pada Microsoft PowerPoint. Microsoft Office digunakan dalam interkatif dengan modifikasi pada menumenunya menjadi berbahasa Arab. Untuk Office 2003, menu-menu tersebut dimodifikasi dengan mengaktifkan menu Tools, dan Customize. Setelah itu, menumenu pada toolbar mulai dari File hingga Help dapat diganti dengan bahasa Arab atau disandingkan saja. Penyandingan ini untuk melihat bahasa Inggris dan bahasa Arab yang telah dibuat. Dengan demikian, pembelajar akan mendapat informasi sekaligus, yaitu istilah komputer dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. Memang akan membutuhkan waktu, namun itulah pilihan jika hendak memanfaatkan berbagai software yang ada disekeliling kita. Hot Potatoes dimodifikasi dengan memanfaatkan Arabic Office. Software Hot Potatoes harus di-install terlebih dahulu. Software ini dapat didownload dari situs http://www.victoria.com, atau menggunakan search engine http://www.google.com, lalu mencari hot potates. Software tidak menyiapkan karakter bahasa Arab. Jadi harus memanfaatkan Arabic Office kemudian mengcopy-paste kata, frase atau pun kalimat yang hendak dibuat interaktif. d. Harapan Penerapan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa Arab Impian kami sebagai pengajar bahasa Arab dalam penerapan multimedia interkatif adalah mengarahkan pelajar menjadi lebih mandiri belajar bahasa Arab dalam kapasitas yang dimilikinya. Mereka dapat memilih cara belajar bahasa Arab secara linear atau pun tidak, tergantung dari keinginannya. Para pelajar dapat pula mengatur waktu dan tempat di mana ia tertarik dan merasa nyaman belajar. Mereka dapat memilih topik yang menjadi perhatiannya. Hal ini tidak berarti bahwa multimedia akan mengantikan posisi pengajar, atau menjadikan kita semua pensiun. Tetapi, dengan multimedia interaktif (1) motivasi pelajar dapat meningkat, (2) cara belajar disiplin tertanamkan, dan (3) mandiri serta (4) dapat bekerjasama.



20



BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa agar bahasa Arab tidak termarginalkan dengan bahasa asing lainnya di era teknologi informasi sekarang ini, maka diperlukan adanya proses pembelajaran bahasa Arab yang inovatif, kreatif, menyenangkan, sesuai dengan perkembangan zaman, kompetitif, pengajar bahasa Arab yang profesional, metodologi dan media pembelajaran sesuai dengan standard global. Internet adalah media pembelajaran berbasis teknologi informasi yang dianggap lebih komunikatif, transformatif, akurat, simpel, fleksibel, informatif dan bersifat global dibandingkan dengan media lainnya dalam pembelajaran bahasa Arab bagi anak didik. Hal ini karena anak didik tidak hanya mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dari pengajar, memperkaya wawasan lewat buku-buku di perpustakaan dan diskusi sesama anak didik melainkan perlu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan perkembangan mutakhir bahasa Arab melalui media tersebut. Di samping itu, objek pembelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak hanya terdapat di instansi pendidikan pada area lokal tertentu, melainkan sudah lintas negara dan benua sehingga tidak memerlukan media pembelajaran klasik dan konvensional. Dengan demikian, diperlukan dukungan kebijakan, komitmen tinggi dan pandangan visioner dari pihak pengelola lembaga pendidikan dan pendukung bahasa Arab (Dosen, Guru, Kiai, Ustadz) yang diorientasikan bagi usaha pengembangan Sumber Daya Manusia unggul di bidang pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan perkembangan Iptek. Komitmen yang didasari bahwa teknologi adalah mahal, tetapi anggapan ini tidak selamanya benar. Pembangunan fisik sebenarnya terkadang menjadi lebih mahal karena memerlukan biaya perawatan yang besar. Pembangunan berorientasi fisik pada lembaga pendidikan tinggi biasanya didasari alasan-alasan klasik keterbatasan ruang kelas bagi pelaksanaan pembelajaran kelas konvensional. Pembelajaran tatap muka konvensional di waktu yang



akan



datang



akan



semakin



berkurang



tergantikan



pembelajaran



yang



lebih



terdesentralisasikan melalui CD interaktif, web base, dan perangkat teknologi informasi lainnya. Selain itu, perlu juga pembangunan yang diorientasikan untuk peningkatan sarana Teknologi Informasi seperti belanja program software dan hardware pembelajaran bahasa Arab yang up to



21



date. Hal inilah yang memerlukan pandangan jauh ke depan bahwa eksistensi mahasiswa/siswa bahasa Arab ke depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan belajarnya di masa sekarang.



22



DAFTAR PUSTAKA Amien, A. Mappadjandji (2005) Pendidikan dari Perspektif Sains Baru; Belajar Merajut Realitas, Hasanuddin University Press. Pannen, P, dkk (2005) Kontruktivisme dalam Pembelajaran. DIKNAS 3. Vigotsky, L (1978) Mind in Society, Massachusetts: Harvard University Press. 4. Wood, Chris (2001) Do You Know Who’s Watching You? Computer in Society 3/4: 138-142. Young, M.F (1993) Instructional Design for Situated learning, Educational Technology Research and Development 41/1: 43-58. Arsyad, Azhar. 2000.MediaPengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers Azra, Azyumardi. 1998. Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sujari. 2008. “Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional dalam Perspektif Pendidikan Islam di Indonesia” dalam http://baim32.multiply.com/journal/item/36. diakses pada tanggal 5 Agustus 2008 Sukmajaya, Prananto. 2009. “Teknologi Informasi Implikasinya bagi Teknologi Pendidikan” dalam http://website.p4tkmatematika.com/2008/11/28/teknologi-informasi-implikasinya-bagi-teknologipendidikan/. diakses pada tanggal 22 Januari 2009. Taufiqqurrahman. 2008. “Makânatul Ma’âjim alIliktarâniyah wa Ta’allaqahâ bi Tadrîs al-Lughah al-Arabiyah fi ’Ashril Aulamah” dalam as-Sijlul ’Ilmi alMu’tamar ad-Duwalî: al-Lughah al-Arabiyah wal ’Aulamah Wajhan li Wajhin. Malang: Universitas Negeri Malang