Kasus Tutorial IPE [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kasus tutorial



Skenario 1 Seorang laki-laki 17 tahun datang ke poliklinik sebuah RS dengan keluhan batuk darah, batuk darah sejak 2 hari, warna merah segar, jumlah kira-kira 1 sendok makan setiap batuk. Pasien mengeluh batuk sejak 3 minggu, jika makan makanan yang berminyak batuk bertambah berat, tiap sore sampai malam hari badan terasa demam, nafsu makan berkurang selama menderita batuk, sehingga BB menurun. Selama batuk-batuk ini pasien sudah berobat 2 kali, tetapi belum ada perbaikan. RPD : pernah batuk darah sekitar 6 bulan yang lalu, tidak diobati. RPK : bapak penderita meninggal 2 tahun yang lalu karena batuk darah. RPS : pasien tinggal di pondokan sejak 3 tahun, tidak merokok. Pemeriksaan fisik: pasien tampak lemah, anemis, GCS 456, tensi 120/70 mmhg, nadi 89x/menit, RR 27x/menit, suhu axila 37,4 0C, konjungtiva anemis, ikterus (-) leher: pembesaran kelenjar (-), paru: simetris, premitus taktil menurun pada apex paru sinistra, perkusi sonor, rhonki (+) pada apex sinistra, jantung: batas jantung normal, HR: 89x/menit, s1 s2 tunggal, ekstremitas tidak ada kelainan. Laboratorium Hb: 8,9 gr%, leukosit 6700/mm3, trombosit 187.000/mm3, LED 64/jam.



Skenario 2 Seorang laki-laki 59 tahun datang ke UGD sebuah RS dengan keluhan sesak nafas, sesak nafas sejak 1 minggu, semakin memberat, terutama kalau dipakai jalan, dengan istirahat sesak agak berkurang. Selain itu pasien mengeluh batuk-batuk terutama malam hari, tidak berdahak. Kaki membengkak sejak 5 hari, perut terasa sebah. Sebenarnya pasien sejak beberapa bulan terakhir mengeluh nafasnya ngos-ngosan kalau jalan agak jauh, tetapi dengan istrahat sesak berkurang. RPD: diabetes sejak 4 tahun, hipertensi sejak 6 tahun, tidak rajin kontrol ke dokter. Pemeriksaan fisik: pasien tampak sesak, BMI: 23kg/m2, GCS 456, tensi 170/100 mmhg, nadi 112x/menit, RR 32x/menit, suhu axila 36,7 0C. Leher: JVP R+5 cm. H2O; paru ronkhi basal kedua paru, jantung: batas kiri AAL ICS V, batas kanan MSL ICS IV , suara gallop (+), HR112x/menir regular. Abdomen: liver span 14 cm, lien dalam batas normal, sifting dullness (-), edema tungkai (+), GDA 246 mg/dl.



Skenario 3 Laki-laki usia 52 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan badan lemah badan lemah sejak 2 bulan terakhir dan dirasakan penderita mudah lelah dan tidak bergairah. Panas badan sejak 3 hari disertai sakit perut dan kadang mual dan muntah penderita merasa aneh karena payudara terasa makin



membesar disertai rontoknya rambut pubis dan buahzaka yang mengecil. Penderita sejak muda peminum alkohol dan pernah dirawatkarena sakit kuning. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T: 110/70 mmhg, nadi 102 x/menit, reguler, RR 22x/menit, akral hangat, suhu 39,2 0C, suhu rektal 38,9 0C, kesadaran (GCS 456), tampak sakit. Kepala : anemisdan jaundice, leher : JVP R+3 cm H2O (posisi 900). Dada : spider naevi (+), .............(+). Jantung : batas kiri jantung pada MCI sinistra ICS IV, S1 dan S2 single, spiliting (-), murmur (-). Paru : perkusi sonor dan suara nafas vesikuler di perifer kedua lapang paru. Abdomen : liver dulness 4 cm, shifting dulness (+), limfa shufner II, nyeri tekan pada perut dan ekstremitas Erythema palmaris (+). Pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin 9,7 gr% Leukosit 16.000/mm3, trhombosit 96.000/mm3, eritrosit 4.500.000/mm3 LED 60/jam SGOT 29 mg/dl SGPT 32 mg/dl Gula darah acak 102 mg/dl, ureum 75 mg/dl Creatinin 1,8 mg/dl Skenario 4 Pria 43 tahun datang ke poli IPD karena panas badan, panas badan sejak 1 minggu yang lalu naik turun, panas disertai mual dan malas makan. Luka pada kaki sejak 2 minggu yang lalu berbau dan bernanah. Mula-mula luka kecil, lama-lama membesar dan bernanah. Luka tidak membaik meskipun penderita sudah berobat ke puskesmas. Penderita mempunyai riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu dan tidak rutin berobat. Pemeriksaan fisik : T 120/80 mmhg, nadi 105x/menit, reguler, RR 14x/menit, suhu 38,5 0C, kesadaran (GCS 456), tampak sakit. TB 70 cm, BB 69 kg. Kepala: anemis. Leher : JVP R+3 cm H2O (posisi 90 0). Jantung : bataskiri jantung pada MCL sinistra ICS IV, s1 dan s2 single, spliting (-), murmur (-). Paru : perkusi sonor dan suara nafas vesikuler di perifer kedua lapangan paru. Abdomen : liver dan limfa tidak teraba, bising usus normal. Ekstremitas : pulsasi A. Dorsalis pedis ekstremitas dextra menurun. Ulkus di plantar pedis dextra,ukuran 4x5 cm, pus (+), jaringan nekrotik (+), bau menyengat, nyeri (-). Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin 9,8 gr%, leukosit 14.500/mm3, thrombosit 208.000/mm3, eritrosit 4.500.000/mm3, LED 70/jam, gula darah acak 372 mg/dl, ureum 23 mg/dl, creatinin 0,8 mg/dl.