Kata Pengantar Pembahsaan - DLL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Mahasiswa (S1) Mata Kuliah teknologi Pemuliaan Ternak Semester 05 / TA 2017



Praktikum Ke



: VI



Judul Praktikum



: Perhitungan Nilai Ripitability Korelasi Dalam Kelas



Nama



: Fitri Khairunisah



NIM



: 1505104010028



LABORATORIUM ILMU PEMULIAAN DAN REPRODUKSI TERNAK PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan tentang " Perhitungan Nilai Ripitability Korelasi Dalam Kelas " . Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Kami sebagai penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Laporan yang menjadi tugas Praktikum Teknologi Pemuliaan Ternak ” Perhitungan Nilai Ripitability Korelasi Dalam Kelas ". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan Laporan ini berlangsung sehingga Laporan ini dapat terselesaikan sebagai mana mestinya. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Teknologi Pemuliaan Ternak. Akhir kata kami berharap semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



PEMBAHASAN Ripitabilitas adalah suatu konstante yang menunjukkan besarnya hubungandiantara beberapa pengukuran pada suatu sifat pada individuyang sama. Konstante ini pada suatu sifatsifat yang muncul beerapa kali secara berurutan dalam hidup hewan, misalnya produksi susu, telur, wool dan juga produksi anak. Pengetahuan tentang ripitabilitas juga berguna untuk meramal performens / produksi yang akan datang berdasarkan produksi yang sekarang. Ripitabilitas juga dapat memberikan suatu petunjuk berapa catatan yang harus diperoleh dari individu ternak sebelum diadakan culling (penyingkiran hewan – hewan yang tidak dikehendaki untuk diternakkan), hal ini tampak jelas bila dihubungkan dengan adanya rumus yaitu: R = Dimana R adalah ripitabilitas untuk catatan lebih dari satu, r adalah ripitabilitas dan n adalah banyaknya catatan yang tersedia. Penerapan rumus ini misalnya pada sapi, sifat bobot sapi mempunyai ripitabilitas 47 persen; sedangkan sifat litter size pada babi mempunyai ripitabilitas 16 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peternak dapat menyingkirakan sapi –sapi betina berdasarkan data penimbangan dari bobot sapih anaknya pada peritas pertama.(tanpa harus menunggu paritas berikutnya). Kemudian untuk sifat  litter sizze pada  babi harus menunggu sampai 5 catatan (paritas pertama hingga ke lima) bila akan melakukan culling dengan ketepatan yang sama dengan culling untuk sifat bobot sapih pada sapi. Seperti telah dijelaskan terdahulu baywa untuk menghitung ripitabilitas dapat didekati dengan Sidik Ragam guna menghitung komponen ragamnya, selain itu dapat pula dihitung dengan menghitung korelasi sederhananya. Semua cara tersebut adalah merupakan pendekatan untuk mempermudah menduga rgam genetik (VG) ragam lingkungan permanen (VEp) dan ragam total atau ragam fenotipik (VP) sebab rumus ripitabilitas yang sebenarnya adalah :r = dimana  VP = VG + VEp + VEt  ; VEt adalah ragam lingkungan yang bersifat temporer / sementara. Dari rumus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ripitabilitas sengan erat hubungannya dengan heritabilitas. Hubungannya adal;ah bahwa ripitabilitas merupakan batas tertinggi dari heritabilitas, yaitu artinya bahwa heritabilitas tidak boleh lebih tinggi daripada ripitabilitas. Metode Pendugaan ripitabilitas antara lain a. Korelasi antar kelas b. Korelasi dalam kelas



 Nilai ripitabilitas berkisar antara 0 dan 1, dapat digolongkan pada 3 katagori, yaitu kurang dari 0,2 termasuk rendah, 0,2-0,4 sedang dan di atas 0,4 tinggi. Jadi karena hasil perhitungan 0.0371377 maka nilai ripitabilitynya rendah.



LATAR BELAKANG Sejak nenek moyang kita mulai menjinakkan dan memelihara hewan liar serta mengubahnya menjadi ternak, secara tidak sadar mereka telah melaksanakan program pemuliaan secara sederhana. Bila dipandang dari sudut genetika kuantitatif, nenek moyang kita itu telah melaksanakan peningkatan mutu genetik ternak yang dipeliharanya, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana, yaitu dengan memilih hewan-hewan tertentu yang dianggapnya lebih sesuai dengan kebutuhannya atau hewan yang disenanginya. Hewan-hewan pilihan tersebut kemudiaan dipelihara lebih lama dari hewan-hewan lain dan dikawinkan untuk memperoleh keturunan. Ilmu Genetika dimulai dengan adanya konsep-konsep yang dikemukakan oleh Gregor Mendel (1822-1844) dalam Tahun 1865. Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan melalui perbaikan mutu pakan dan program pemuliaan melalui seleksi dan persilangan.Perbaikan mutu pakan dan manajemen dapat meningkatkan produktivitas, tapi tidak meningkatkan mutu genetik Perbaikan tersebut sering kali bersifat sementara dan tidak diwariskan pada turunannya. Perkawinan silang dapat meningkatkan produktivitas dan mutu genetik, namun membutuhkan biaya besar dan harus dilakukan secara bijak dan terarah, karena dapat mengancam kemurniaan ternak asli. Perbaikan mutu genetik biasanya bersifat permanen dan dapat diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya.



TINJAUAN PUSTAKA Menurut Talib et al (2000), rata-rata kapasitas produksi susu sapi perah dalam negeri hanya menghasilkan susu sekitar 10 liter/ekor/hari. Sedangkan hasil penelitian Ma riyono dan Priyanti (2008), menghasilkan   bahwa rata-rata produksi susu sapi perah yang diberi pakan jerami padi dan rumput gajah yaitu masing-masing sebesar 10,87. Ripitabilitas



atau repeatability berasal



dari



kata repeat yang



berarti



pengulangan



dan ability yang berarti kemampuan. Dengan demikian ripitabilitas berarti kemampuan seekor individu/kelompok ternak sapi perah untuk mengulang produksi selama hidupnya. Atau merupakan sebuah ukuran kekuatan hubungan antara ukuran yang berulang-ulang suatu sifat dalam populasi. Sifat dapat ditentukan pada individu yng umumnya mempunyai catatan produksi lebih dari satu, misalnya produksi susu pada sapi perah.( Rice, et.all, 1957)             Setiap hasil pengamatan produksi menggambarkan hasil kerjasama antara factor genetic dan factor lingkungan. Apabila pengamatan dilakukan berulang kali maka hasil pengamatan pada lingkungan yang pertama akan berbeda dengan lingkungan ke dua dan lingkungan pada pengamatan ke dua tidak sama dengan lingkungan pada pengamatan berikutnya. Sejauh mana hubungan antara produksi pertama dengan produksi yang berikutnya pada individu tersebut inilah yang disebut angka pengulangan (ripitabilitas). (Warwick. et.all, 1979) Secara statistik ripitabilitas merupakan korelasi/kemiripan antara catatan, misalnya antar laktasi pada sapi perah. Atau ripitabilitas merupakan bagian dari ragam fenotip yang disebabkan oleh perbedaan antar individu yang bersifat permanen. Oleh sebab itu, ripitabilitas meliputi semua pengaruh genetik ditambah pengaruh factor lingkungan permanen. Lingkungan permanen adalah semua pengaruh yang bukan bersifat genetic tetapi mempengaruhi produktivitas seekor hewan selama hidupnya. Konsep ripitabilitas (r) digunakan untuk mempelajari bagian ragam total suatu sifat pada suatu populasi yang disebabkan oleh keragaman antar individu yang bersifat permanen pada periode produksi yang berbeda.(Kurnianto, 2009).



DAFTAR PUSTAKA Karnaen dan J Arifin. Korelasi Nilai Pemuliaan Produksi Susu Sapi Perah Berdasarkan  Test Day Laktasi 1, Laktasi 2, Laktasi 3,  dengan Gabungannya. Animal Production 11 (2)  135 ‐142 Mardalena. 2008. Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah  Peranakan Fries Holstein . Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. XI.  No.3. Subandriyo. 2010. Seleksipadainduksapiperahberdasarkan PenelitiandanPengembanganPeternakan, Bogor.



Nilai



Pemuliaan. 



(Pusat



Rice, V.A., F.N. Andrews, E.J Warwick and J.E. Legates. 1957. Breeding and Improvement of Farm Animals. McGrow-Hill Book Company Inc. Kogakusha Company, Ltd. Tokyo  Warwick, E.J., J. Everett, and J.E. Legates. 1979. Breeding and Improvement of Farm Animals. 7th Ed. McGraw-Hill Book Co., New York. Warwick, E.J., J. Maria Astuti, dan W. Hardjosubroto. 1983. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Indonesia.



KEsimpulan



 Nilai ripitabilitas berkisar antara 0 dan 1, dapat digolongkan pada 3 katagori, yaitu kurang dari 0,2 termasuk rendah, 0,2-0,4 sedang dan di atas 0,4 tinggi. Berdasarkan hasil praktikum nilai ripitabilitas sapi perah besar termasuk dalam kategori Rendah. Dengan demikian ripitabilitas merupakan sebuah ukuran (nilai fenotipik) kekuatan yang berulang-ulang dari suatu sifat dalam suatu populasi atau sebuah ukuran kekuatan (konsistennya) suatu sifat dalam suatu populasi. 1. Nilai jumlah kuadrat (JK) antar individu (b) yaitu 49112476,18 2. Nilai jumlah kuadrat (JK) pengukuran dalam individu (w) yaitu 46226877 3. Nilai kuadrat tengah (KT) antar individu (b) yaitu 1637082,539 4. Nilai kuadrat tengah (KT) pengukuran dalam individu (w) yaitu 745594.7903 5. Nilai r dugaan 0.0371377 6. Hasil Analisis Menunjukkan nilai Ripitability : 4%, dari jumlah data 31 .