KATEKESE [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rangkuman Bahan katekese Calon Babtis “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yohanes 15:16 – 17) Tuhan, aku telah mengatakan ya untuk selama – lamanya. Biarlah aku tidak akan pernah menengok ke belakang setelah aku meletakkan tanganku pada bajak. Luruskanlah jalan Salib bagiku. Berikanlah kepadaku KASIH sehingga tidak akan ada ruang untuk pikiran atau langkah yang tidak patuh. -Elisabeth Elliot-



RANGKUMAN MATERI UNTUK CALON BAPTIS 4 MASA, 3 TAHAP 1. MASA PRAKATEKUMENAT Tujuan: agar para simpatisan mulai berkenalan dg Gereja, Yesus Kristus, Iman, dan cara hidup Katolik, dan juga untuk memurnikan tujuan/ motivasi untuk menjadi seorang Katolik. Masa ini ditutup dengan tahap pertama yakni upacara penerimaan Katekumenat. 2. MASA KATEKUMENAT Para calon baptis sudah berhubungan dengan Gereja dan termasuk keluarga Kristus. Masa ini merupakan masa persiapan pemahaman dan persiapan batin sebelum dibaptis, yang ditutup dengan tahap kedua yaitu upacara penerimaan Calon Baptis. 3. MASA PERSIAPAN TERAKHIR Masa ini disebut juga “Masa penyucian dan penerangan”, yang ditutup dengan tahap ketiga yaitu upacara penerimaan Sakramen Inisiasi. Masa ini biasanya berlangsung pada masa Prapaskah dan penerimaan Sakramen Inisiasi pada upacara malam Paskah, atau Ibadat dan upacara dapat diadakan di hari lainnya. Upacara ini bertujuan mengingatkan yang akan dijalani oleh calon baptis setelah selesai mengikuti pertemuan (sejak masa prakatekumenat sampai dengan masa katekumenat), sebelum calon baptis dipermandikan (dibaptis). 4. MASA MISTAGOGI Masa ini disebut juga masa pendalaman Iman, yang biasanya berlangsung selama masa Pentakosta ataupun di luar masa Pentakosta (tidak harus seminggu sekali). Merupakan masa pembinaan lanjut setelah para katekumenat dibaptis agar para baptisan baru merasa mantap menjadi orang Katolik. Pembinaan/ pendalaman iman bisa diwujudkan dalam kegiatan Rekoleksi ataupun Retreat.



MASA PRAKATEKUMENAT Keinginan Menjadi Kristen Katolik Merupakan Panggilan Allah Alasan menjadi seorang Katolik bermacam – macam tergantung pribadi masing – masing, namun perlu dimurnikan, dengan menyadari bahwa ia ingin mengikuti hidup seorang pribadi yang bernama Yesus Kristus. Yesus diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis ke tengah bangsa Yahudi dengan sebutan Anak Domba Allah. Yesus adalah Mesias, anak Allah, Raja Israel. Yesus melaksanakan tugas yang diberikan oleh Bapa lewat sabda dan karyaNya dan melalui cara hidupNya demi keselamatan semua umat manusia. Cara hidup Yesus ini dilanjutkan oleh para pengikutNya, yaitu dalam suatu persaudaraan yang disebut Gereja. Gereja Kristen Katolik biasanya disebut juga Gereja Katolik. Katolik berasal dari bahasa Yunani “katholikos” yang berarti keseluruhan atau “umum”. Gereja Katolik berarti Gereja yang tersebar di seluruh muka bumi dan mengajarkan secara menyeluruh dan lengkap segala ajaran iman, serta tertuju kepada semua manusia. Pokok – pokok iman Gereja Katolik dirumuskan dalam syahadat (syahadat pendek/ syahadat Para Rasul dan syahadat panjang). Simpatisan adalah mereka yang mulai masa pendampingan dalam masa prakatekumenat, sehingga dianjurkan memiliki Kitab Suci. Dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci, simpatisan akan semakin mengenal pribadi Yesus. Melalui Yesus, Allah memanggil manusia. Siapa saja yang percaya kepadaNya dan mengikutiNya akan mendapatkan keselamatan. Penjamin adalah yang mendampingi simpatisan. Peranan penjamin: memberi jaminan kepada Gereja bahwa simpatisan yang didampinginya pantas untuk diterima menjadi anggota Gereja; membantu simpatisan untuk mengatasi kesulitan dan menyadarkan konsekuensi menjadi seorang Katolik; membantu berdoa baik pribadi maupun bersama.



Syahadat Para Rasul (PS No.1) Bapa Kami (PS No.10). Salam Maria (PS No.14) Kemuliaan (PS No.13) Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.



Menjadi Katolik Berdasarkan Jawaban Bebas atas Panggilan Allah Seseorang memilih agama berdasarkan kehendak yang bebas karena memilih suatu agama merupakan salah satu hak yang paling asasi (dilindungi oleh undang – undang dan PBB). Kebebasan seseorang memilih agama berdasarkan pada martabatnya sebagai ciptaan Allah yang telah diberi akal budi dan kehendak yang bebas. Tuntutan Yesus kepada para pengikutNya adalah melepaskan segala sesuatu yang menghalangi hubungan dengan Allah, yang artinya tidak boleh mementingkan dirinya sendiri. Menjadi pengikut Yesus merupakan anugerah Allah.



Waktu Yesus hidup di tengah bangsa Yahudi, sebagian besar orang menolakNya, bahkan para pemimpin agama Yahudi, karena Yesus dianggap tidak taat lagi pada agama Yahudi. Yesus lebih memperjuangkan nasib manusia daripada hanya taat pada hokum Taurat yang sering kurang manusiawi. Sebagai orang Katolik, kita perlu untuk selalu mengadakan hubungan dengan Allah dalam bentuk doa (memohon pertolongan Allah setiap pagi sebelum memulai kegiatan), doa malam (menghadap Allah lagi sebelum tidur untuk mensyukuri keseluruhan hari yang telah dijalani), doa makan (menghadap Tuhan sebelum dan sesudah makan untuk mensyukuri setiap rezeki/ anugerah yang kita terima), dll. Doa Pagi (PS No.50) Doa Sebelum Makan (PS No.164) Doa Malam (PS No. 82) Doa Tobat (PS No.25) “Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa – dosaku. Aku sungguh patut Engkau hokum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang mahamurah, ampunilah aku, orang berdosa. Amin.” Ya Bapa, lindungilah aku malam ini supaya tidur dengan nyenyak. Semoga besok pagi aku dapat bangun kembali dengan segar. Aku mohon berkatMu untuk orangtua dan sanak saudaraku, terutama untuk orang – orang sakit dan menderita. Utuslah malaikatMu selalu berjaga disampingku, melindungi aku sepanjang malam, dan membangunkan aku besok pagi. Bapa, selamat malam. Aku serahkan jiwa-ragaku ke dalam tanganMu, dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. Menjadi Katolik Memerlukan Proses Menjadi Katolik perlu waktu, karena merupakan perjalanan rohani yang panjang, dan melalui suatu proses untuk menjadi manusia baru. Menjadi pengikut Yesus dituntut untuk bertobat dan beriman kepadaNya. Baca Kisah Saulus dalam Kisah Para Rasul 9:1-19. Seseorang yang bertobat dan beriman kepada Yesus adalah orang yang mendapat panggilan Yesus, bukan karena usahanya sendiri. Yesus akan mencari dan menuntunnya agar kembali ke jalan yang benar. Seseorang tidak dapat dipaksakan begitu saja untuk mengikutiNya, namun perlu suatu proses, perlu waktu yang panjang. Yesus memanggil Saulus karena Yesus melihat semangat yang luar biasa pada Saulus dan Yesus yakin dapat mengubah sikap Saulus. Dan pada akhirnya Saulus mengakui Yesus sebagai Juru Selamat dan ia bersedia menjadi saksi Yesus Kristus, seorang pewarta Injil yang luar biasa yang mendapat julukan “Rasul Bangsa – bangsa”.



Kita yang dengan sepenuh hati mau mengikuti Yesus Kristus dalam Gereja Katolik, juga perlu menjadi saksi Yesus Kristus, namun tidak dapat dengan kekuatan sendiri, harus memohon kekuatan dari Allah sendiri lewat doa – doa seperti Doa Iman (PS No.21), Doa harapan (PS No.22), dan Doa Kasih (PS No.23) Mengembangkan Hidup Katolik Menjadi Katolik tidaklah hidup sendiri tetapi bergabung dengan suatu kelompok orang Katolik dan menjadi anggota Gereja. Supaya dapat mengembangkan hidup secara Katolik, perlu mengenal dan mengikuti kegiatan orang Katolik di lingkungan setempat. Sebagai anggota masyarakat, orang beriman wajib berperan serta dalam kegiatan yang ada di sekitarnya sebagai bentuk nyata dari perwujudan imannya. Kehidupan Jemaat Perdana….Baca Kisah Para Rasul 2:42–47 Persekutuan hidup para murid Yesus pada zaman para Rasul disebut Gereja Perdana. Cara hidup Gereja Perdana menjadi inspirasi bagi kehidupan Gereja sekarang, dan ungkapan hidup mereka sebagai orang beriman ditandai dengan doa dan karya. Pelayanan Sosial di tengah masyarakat merupakan perwujudan iman secara konkret. Umat Katolik tidak menjadi kelompok tersendiri. Umat Katolik hendaknya ikut bertanggung jawab dalam menangani segala keprihatinan yang dihadapi masyarakat setempat. Ciri orang beriman adalah gairah, keberanian hidup, dan kegembiraan dalam menjalankan segala kegiatan dengan memohon pendampingan Tuhan sendiri. Doa Rosario dianjurkan untuk didoakan bersama dalam bulan Mei dan Oktober. Terdiri dari 20 peristiwa: 5 peristiwa gembira, 5 peristiwa sedih, 5 peristiwa mulia, dan 5 peristiwa terang. Tatacara Berdoa Rosario: Dalam (demi) nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Aku percaya akan Allah,…………. (Syahadat singkat) Bapa kami yang ada di surga,……….. (doa Bapa Kami) Kemuliaan kepada Bapa,……………. (doa Kemuliaan) Terpujilah nama Yesus, Maria, dan Yosef – sekarang dan selama – lamanya. Amin. Salam,Putri Allah Bapa....(Salam Maria penuh rahmat) Salam, Bunda Allah Putra....( Salam Maria penuh rahmat ) Salam, Mempelai Allah Roh Kudus....( Salam Maria penuh rahmat) Terpujilah nama Yesus, Maria, dan Yosef – sekarang dan selama – lamanya. Amin. Selanjutnya pemimpin membacakan peristiwa – peristiwa dari rangkaian misteri yang dipilih. Kemudian dilanjutkan dengan doa Bapa Kami, 10x Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilah. Lalu dibacakan peristiwa kedua, dan begitu seterusnya. MASA KATEKUMENAT ALLAH



Allah Pencipta Baca Kejadian 1:1 – 31 Penulis Alkitab bukanlah pakar IPTEK ataupun wartawan, dan juga belum ada sewaktu alam semesta ini diciptakan. Mereka adalah orang beriman yang telah mengalami pengalaman pribadi bersama Allah, sehingga melalui tulisan mereka, kita dapat menghayati bahwa Tuhan Allah begitu baik pada manusia ciptaanNya, bahkan sebelum manusia ada telah disiapkan lahan dan segala isinya agar manusia nyaman tinggal di dalamnya. Kesejahteraan bagi manusia yang belum diciptakanNya itu sudah direncanakan ketika Ia menciptakan alam semesta. Manusialah yang terakhir diciptakan, sehingga alam semesta ini sudah siap untuk ditempati manusia ketika manusia diciptakan Karena kasihNya, sebelum menciptakan alam semesta Allah telah merencanakan agar manusia hidup selamat, yaitu bersatu dengan Allah selamanya. Tuhan mempercayakan alam dan segala isinya ini untuk dikuasai dan dipelihara oleh manusia, dan kita sebagai orang beriman wajib memelihara dan melestarikan alam. Tuhan juga mengizinkan kita menyebutnya sebagai Bapa, walaupun sebagai ciptaanNya kita sama sekali tak pantas menyebutNya demikian. Bila manusia ingin mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan sejati, satu – satunya jalan adalah menyatukan diri denganNya. BAHAN RENUNGAN PRIBADI: Pernahkah aku mengalami diselamatkan oleh Allah? Bagaimanakah kejadiaannya? Apa saja kiranya yang sudah dibuat oleh Allah bagi diriku sampai sekarang? Tanda syukur dan terimakasih macam apa yang selayaknya kubuat untuk membalas segala kebaikanNya? Allah Penyelamat Baca Tobit 2:9 – 10; 11:7 – 14 Tobia menyembuhkan Tobit, ayahnya dengan menggunakan empedu ikan, yang didapatkan setelah mengalami perjalanan yang panjang bersama dengan Rafael, utusan Tuhan. Allah lebih dahulu memanggil setiap orang untuk mengalami keselamatanNya melalui ciptaan, sesama, peristiwa, sejarah, dan Kitab Suci. Orang yang terbuka hatinya akan secara bebas menjawab panggilanNya. Tuhan berkarya melalui sesama kita, alam ciptaanNya, dan peristiwa sehari – hari. Dengan karya – karya penyelamatanNya itu Allah ingin agar kita membuka hati dan pikiran untuk menanggapi secara positif sehingga kita mengalami bahwa Allah itu baik dan akhirnya sungguh mengalami kebahagiaan sejati. Tanggapan kita atas karya keselamatan Allah itu bercorak pribadi (iman akan kebaikan Allah), sosial (iman akan kemurahan Allah), dan ekologis (iman akan keagungan Allah) Allah Yang Murah Hati Allah menganugerahkan hidup dengan segala keperluannya kepada manusia, bukan karena jasa manusia ataupun kebaikan manusia, melainkan karena



kemurahan hatiNya yang tak terhingga. Pengalaman akan Kemurahan Hati Allah menurut Kitab Suci: Allah memberi hidup, dengan segala keperluanNya (Kejadian 2:7, Lukas 12:29 – 30, Filipi 4:19) Allah memberi dengan cuma – cuma, tanpa amal jasa manusia (Matius 10:7 – 8, Wahyu 21:6) Allah memberi tidak pandang bulu (Matius 5:44 – 45, Efesus 6:9) Allah memberi tanpa berkesudahan (Mazmur 30:6) Allah Yang Setia Meskipun manusia berdosa, Allah tetap mau menyelamatkan manusia. Hal ini tampak antara lain dalam janji Allah kepada Nuh, panggilan Abraham, panggilan Musa, panggilan nabi – nabi, dan terlebih kedatangan Yesus Kristus. Kebaikan Allah semakin tampak bagi manusia, ketika Ia menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya. (Kejadian 1:26a – 27) Dosa adalah tindakan manusia menolak dan mengabaikan kebaikan Allah yang mengakibatkan penderitaan atau ketika kita melanggar 10 perintah Allah sehingga merusak hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam sekitar kita. Dosa asal adalah dosa yang kita “terima” sejak kita lahir, bukan yang kita lakukan, suatu keadaan, bukan perbuatan. Dengan Sakramen Baptis, maka akan menghapus dosa asal dna mengarahkan pada Allah lagi (bdk. Katekismus Gereja Katolik 405) Perjanjian Allah dengan Nuh (Kejadian 9:12 – 16) Perjanjian Allah dengan Abraham (Kejadian 12: 1 – 3) Perjanjian Allah dengan Musa (Keluaran 6:6; 19:5; 24:7). Allah mewahyukan diri kepada Musa dengan nama Yahwe, artinya Aku yang hadir dan selalu menyertai. 10 Perintah Allah ditulis Musa dalam 2 Loh Batu Hukum, yang isinya mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya. 10 perintah Allah ini diuraikan dalam hukum ibadat dan hukum sosial. 2 Loh Batu disimpan dalam Tabut Perjanjian, suatu peti kayu berharga yang dilapisi emas, dan ditempatkan dalam kemah khusus yang disebut Kemah Suci atau Kemah Pertemuan. Perjanjian Allah dengan Daud (2Sam 7:16) Untuk menyambut kedatangan Mesias, para nabi mempersiapkan umat pilihan Allah dengan menyampaikan pesan: Wawasan terhadap keadaan saat itu Ancaman hukuman Janji penyelamatan Kesetiaan Allah memuncak dengan kedatangan Yesus, Dialah Raja Damai, Hamba Yahwe, Sang Penyelamat. Ia mengikat suatu perjanjian baru dengan manusia ketika mengadakan perjamuan malam terakhir (1 Kor 11:24 – 25). Perjanjian baru ini disebut perjanjian kekal, sebab hubungan Allah dengan umat manusia di dalam Yesus Kristus tidak akan pernah putus. Allah Bapa Yesus Kristus memperkenalkan kepada kita bahwa Allah itu Bapa yang baik sebagaimana yang diajarkanNya dalam doa Bapa Kami. Gambaran masyarakat umum tentang Allah: ada yang menganggap Allah itu



jauh dan manusia tidak mungkin berhubungan denganNya, ada yang menganggap Allah itu hakim yang mengawasi dan menghukum manusia, dll. Orang Katolik memahami Allah berdasarkan pengalaman Yesus Kristus sendiri dalam berhubungan dengan Allah, yang dijelaskan dalam 4 Kitab: Lukas 2:41 – 52 Matius 11:27 Yoh 14:6 dan Yoh 14:9 Mrk 14:36 Berdasarkan pengalaman Yesus itulah ia mengajak murid – muridNya juga untuk menyapa Allah sebagai Bapa dengan doa Bapa Kami. Allah memiliki sifat “kebapaan” dan “keibuan”, tidak berarti Allah itu laki – laki atau perempuan, tetapi mau menyatakan kepada kita betapa besar kasih dan keprihatinan Allah kepada manusia. (Yes 49:14) Baca Lukas 11:13; Lukas 12:29 – 31; Yohanes 14:1 – 14 YESUS KRISTUS Kelahiran Yesus Setiap orang mengharapkan keselamatan yang menyeluruh, tidak hanya jasmani tetapi rohaninya juga, sehingga keselamatan yang telah dirasakan di dunia ini akan dilanjutkan kelak dalam hidup sesudah mati. Maria dalam Injil disebut sebagai seorang “perawan” yang akan mengandung dan melahirkan Yesus, yang disebut Anak Allah yang Mahatinggi. “Perawan” dan “Bunda” menyatakan keluhuran Yesus dan kesucian Maria. Ada 4 Dogma atau pernyataan iman Gereja yang menyatakan kesucian Maria, yaitu: Maria adalah Bunda Allah Maria adalah Perawan Maria terkandung tanpa noda Maria diangkat ke surge dengan jiwa dan badannya Kedatangan Allah menunjuk kasih yang sungguh menyelamatkan. Yang harus disadari adalah Keselamatan itu bukanlah usaha dan jasa manusia, melainkan karunia dari Allah sendiri. (Yoh 3:16 – 18) Allah datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan semua orang yang mau menerimaNya Kelahiran Yesus kita hayati dan rayakan pada hari Natal: Allah hadir mendatangi manusia lewat wujud manusia, yang secara konkret lewat keluarga Yusuf dan Maria. Yesus Dibaptis Dengan peristiwa pembaptisanNya, Yesus dilantik oleh Allah Bapa sebagai penyelamat yang solider dengan manusia berdosa Baca Markus 1:5, Matius 3:13, Lukas 3:21 – 22 Baptis yang diterimakan oleh Yohanes ialah “tanda tobat” sebagai syarat menerimakan keselamatan Pembaptisan Yesus berbeda, Ia mau dibaptis karena mau menyatakan diri solider dengan mereka, sehingga Yesus mempersatukan orang – orang berdosa itu dengan diriNya menghadap Bapa. Di dalam Dia, Yesus membawa para pendosa kepada BapaNya. Pembaptisan ini menunjukkan “pelantikan” Yesus di dalam tugas perutusanNya. Roh Kudus yang turun mengurapi Yesus menjadi tanda bahwa Yesus sungguh



bekerja sebagai penyelamat manusia dalam kuasa Roh Kudus. Penyertaan Roh Kudus dalam karya Yesus → Baca Luk 4:1; Yoh 3:34; Mrk 5:30; Ibr 9:14; Rm 8:11 Berkat Roh Kudus itulah Yesus kini tetap Anak Allah yang berkuasa (Rm1:4) Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Dalam hidup, karya, dan sabdaNya, Yesus mewartakan Kabar Gembira datangnya Kerajaan Allah Kerajaan Allah adalah situasi atau keadaan dimana Tuhan menguasai manusia sepenuhnya dan menganugerahkan kebahagiaanNya sendiri kepada manusia untuk selama – lamanya. Oleh Yesus, Kerajaan Allah yang menyelamatkan manusia itu tidak hanya diberitakan atau diwartakan saja, tetapi juga dinyatakan dalam perbuatanNya (Mat 9:35). Hal ini menyatakan bahwa Kerajaan Allah, kuasa Allah, atau pemerintahan Allah tampak dan hadir di dalam diri Yesus. (Luk 11:20) Kerajaan Allah serta keselamatanNya sudah tersedia bagi manusia, khususnya bagi orang lemah dan tak berdaya, bagi orang berdosa dan tersingkir. Penjelasan Yesus mengenai bagaimana kita menyikapi datangnya Kerajaan Allah: Hendaknya bersikap seperti anak – anak, maksudnya kita perlu menyadari kebutuhan dan ketergantungan kita pada orang tua. (Luk 9:62) orang dituntut ketetapan dan keteguhan hati, tidak ragu – ragu lagi akan kerajaan Allah. (Mat 13:44 – 46), maksudnya ialah orang yang mau menerima Kerajaan Allah harus rela meninggalkan sesuatu yang dahulu atau sebelumnya pernah mempunyai arti dalam kehidupannya. Yang dahulu dianggap kurang berharga lagi karena sekarang sudah menemukan sesuatu yang lebih berharga yaitu Kerajaan Allah. Sabda Dan Karya Yesus Karya keselamatan Allah menjadi nyata melalui Hidup, Sabda, dan Karya Yesus. Yang mewartakan Kerajaan Allah pertama – tama adalah Yesus Kristus. Yesus menyampaikannya lewat kata – kata (sabda) dan disertai perbuatan (karya). Maka sabda dan karya Yesus itu terpadu. (Mat 4:23; Luk 24:19; Kis 10:38) Menurut orang Katolik, mukjizat ialah suatu peristiwa yang di dalamnya orang melihat Allah berkarya. Mukjizat Yesus dalam kisah Perjanjian Baru: Pengusiran roh jahat (Mrk 5:1 – 20) Penyembuhan penyakit (Mat 9:1 – 8) Menghidupkan orang mati (Yoh 11:1 – 44) Meredakan angin rebut ( Mrk 4:35 – 41) Mengubah air menjadi anggur (Yoh 2:1 – 11) Yesus mengerjakan segala mukjizat itu dengan cara yang sederhana, hanya dengan menyentuh, menjamah, atau mengurapi, tidak dengan mantra ataupun “kekuatan” gaib. Yesus mengerjakan mukjizat yang menjadi “tanda” penyembuhan yang “tahan maut” yakni pengampunan dosa. Melalui karya Yesus, Allah telah mematahkan kuasa – kuasa setan dan Kerajaan Allah telah ditegakkan. Bagi orang beriman, perubahan hati dari rasa dengki menjadi simpati, dari cinta diri ke cinta sesama, dari keadaan berdosa menjadi berahmat, dari keputusasaan



menjadi harapan, dll...kita hayati sebagai mukjizat dalam diri kita. Yesus bekerja melalui RohNya menggerakkan hati kita untuk berubah. Yesus Mencintai Orang Miskin Dan Pendosa Dalam karya penyelamatanNya, Yesus mendahulukan orang – orang miskin dan tersingkir. Dalam Kitab Suci, yang dimaksudkan dengan “orang miskin” ialah mereka yang secara material miskin dan tidak berpendidikan. Orang miskin ditindas dan dihina oleh para penguasa dan pemimpin agama, namun Yesus memberikan daya baru bagi orang – orang miskin untuk berjuang membebaskan diri dari lembah penderitaan. Karena sikap solidernya terhadap kaum miskin dan pendosa yang tersingkir, Yesus mendapat banyak tantangan (Luk 6:6 – 11) Sengsara Dan Wafat Yesus Karena kesetiaanNya kepada Allah, Yesus tetap solider dengan orang miskin dan tersingkir, sampai berani mengambil risiko, hingga mati di salib. Ketaatan Yesus terhadap BapaNya: Luk 2:49 Yoh 4:32 – 34 Yoh 6:38 Mrk 14:36 Ibr 5:7 – 9 Bagi pemimpin Yahudi dan pemuka agama serta ahli Taurat, Yesus menjadi “batu sandungan”, karena sabda dan karyaNya tidak sejalan dengan mereka, bahkan bertentangan. Wafat Kristus sering disebut sebagai “Penebusan”, yang berarti membebaskan semua orang yang terlibat dalam dosa asal. (Rm 5:12 – 18) Umat Katolik memperingati sengsara dan wafat Kristus dengan melakukan “Jalan Salib” dan Rosario peristiwa sedih. Gereja merenungkan sengsara dan wafat Yesus secara meriah dalam perayaan Jumat Agung, yaitu hari Yesus wafat di kayu salib Yesus Bangkit – Hidup Mulia Kebangkitan Yesus Kristus dari mati menunjukkan bahwa Allah membenarkan pemakluman Yesus mengenai Kerajaan Allah, sekaligus menunjukkan siapakah Dia itu sebenarnya. Para murid mengubah pandangan mereka mengenai wafat Yesus setelah menerima kesadaran baru dari Roh Kudus. Jadi perubahan itu bukan datang dari kekuatan para murid sendiri, melainkan dari Roh Kudus. Jadi bagi mereka, ini merupakan pengalaman iman. Kita mati dan bangkit bersama Kristus berarti hidup baru, yaitu kita kembali hidup dalam rahmat Allah berkat kebangkitan Yesus Kristus. (Rm 6:11) Dengan wafatNya, Yesus Kristus membebaskan kita dari dosa, dan dengan kebangkitanNya, Yesus Kristus membuka pintu masuk menuju kehidupan baru. Bagi umat Katolik, Paskah merupakan perayaan iman yang paling agung, yaitu merayakan kemuliaan Kristus, yang juga berarti merayakan keselamatan manusia yang diperoleh berkat kebangkitan Kristus (Paskah). Maka, perayaan Ekaristi setiap hari Minggu juga merayakan Paskah, namun ada saat – saat khusus, umat Katolik merayakan Paskah secara meriah, yaitu pada hari Raya Paskah (hari minggu setelah wafat Kristus)



Dalam perayaan Paskah, biasanya ada upacara pembaptisan. Menurut Santo Paulus, pembaptisan berarti ambil bagian dalam rahasia Paskah (Rm 6:3 – 4) Roh Kudus Roh Kudus menjiwai, memberi kekuatan, membimbing, dan menggerakkan Gereja serta orang – orang beriman. Roh Kudus dimaksudkan Yesus sebagai “Penolong” dan “Penghibur”, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Roh Kudus disebut sebagai “Kekuasaan” atau “Roh Allah” atau “Roh Tuhan”, semuanya ini untuk menyebut Roh yang satu dan sama, yaitu Roh Kudus, yang adalah Roh Yesus Sendiri. Roh Kudus dalam Kitab Suci menyatakan kehadiran Allah sendiri yang berkarya di dunia. Peristiwa yang dilukiskan dalam cerita Pentakosta: Dari langit ada tiupan angin keras Lidah – lidah seperti nyala api hinggap pada mereka Mereka berbicara dalam pelbagai bahasa, tentang karya Allah Pendengar tercengang – cengang dan termangu – mangu Yesus mengutus RohNya hadir dalam Jemaat yang mewartakan Injil. Jadi, Roh Kuduslah yang merambatkan dan memperluas Gereja, maka Roh Kudus dikatakan sebagai jiwa, pembimbing, dan penggerak bagi Gereja untuk mewartakan Kristus di dunia ini. Bagi umat Katolik, peran Roh Kudus adalah: Memimpin kita untuk sanggup hidup sesuai dengan hukum kasih yang memerdekakan dan mengubah kita sesuai dengan gambar Allah (2 Kor 3:17) Membantu kita bagaimana berdoa (Rm 8:26) Membuat kita sanggup mengasihi (1 Yoh 4:8) Allah Tritunggal Kudus Maha Esa Mengenal Allah Tritunggal Kudus Yang Maha Esa berarti menyelami cintakasihNya, untuk bisa semakin bersyukur dan berterima kasih kepadaNya, sehingga kita semakin tergerak pula untuk ikut serta dalam hidup dan karya cinta kasihNya itu demi penyelamatan dunia. Baca Efesus 1:3 – 14 Pelaku utama karya keselamatan adalah Allah sendiri (Bapa Tuhan kita Yesus Kristus), kemudian keselamatan itu secara nyata ditugaskan dan terlaksana dalam Yesus Kristus, lalu Roh Kuduslah yang akan meneruskan dan menggenapinya. Ketiga pribadi inilah yang dalam karya keselamatan kita imani sebagai Allah Tritunggal Kudus Maha Esa. Dan dengan kebangkitan Yesus, kita mengenal Allah Tritunggal. Sebelum dan sesudah berdoa, orang Katolik membuat Tanda Salib, dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa – dan Putra – dan Roh Kudus. Amin” Dengan tanda salib ini, kita mengungkapkan iman bahwa Allah Bapa merencanakan keselamatan yang dilaksanakan oleh Putra dan diteruskan oleh Roh Kudus Kebaktian Gereja secara khusus menghormati Allah Tritunggal Kudus dirayakan secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah perayaan hari Pentakosta. GEREJA Persaudaraan Murid – Murid Yesus Kristus Gereja, Paguyuban Murid – Murid Yesus Kristus Gereja merupakan paguyuban – paguyuban terbuka dari persekutuan orang –



orang yang mengikuti Yesus Kristus, yang dibimbing oleh Roh Kudus menuju Bapa. Paguyuban orang – orang yang mengikuti Yesus Kristus dihimpun menjadi satu tubuh yang hidup dengan Kristus sebagai Kepala (Ef 1:22; Kol 1:18) Warga gereja tersebar luas di seluruh dunia ini, namun mereka merupakan satu kesatuan dalam Kristus (1Kor 12:27) Gereja bagaikan tubuh Kristus yang hidup. Masing – masing warga Gereja adalah anggota tubuh, yang mendapat anugerah/ karunia dari Roh Kudus untuk ambil bagian dan terlibat dalam membangun Gereja. Hidup paguyuban murid – murid Yesus Kristus yang dicita – citakan: Antara warga yang satu dan yang lain sederajat Semua warga punya tanggung jawab Semua warga diharapkan berperan sesuai dengan Kharismanya Gereja kelompok kecil (keluarga beriman) Kharisma Kepemimpinan Dan Kharisma – Kharisma Lain Dalam Gereja Hierarki merupakan Dewan Para Uskup yang diketuai oleh Paus, dibantu oleh imam dan diakon yang mempunyai fungsi kepemimpinan resmi hidup beriman umat berdasarkan Injil Yesus Kristus Peran pokok Hierarki adalah pemersatu/ tugas kepemimpinan. Konsili menegaskan bahwa “tugas yang oleh Tuhan diserahkan kepada pada gembala umatNya, sungguh merupakan pengabdian” Diperlukan seorang pemimpin adalah untuk membimbing dan mengarahkan jemaat dalam melaksanakan karya perutusan yang diserahkan kepada mereka. Gereja disebut “apostolic” artinya kebenaran iman dan hidup Gereja bertumpu pada Gereja para rasul atau Gereja perdana. Sehingga para rasul merupakan hierarki atau pemimpin dalam persekutuan orang yang beriman pada Yesus Kristus 4 syarat untuk dapat mengajar bersama dengan Pengganti Petrus: Ajaran itu harus menyangkut iman dan kesusilaan Harus bersifat “ajaran otentik”, artinya jelas dikemukakan dengan kewibawaan Kristus Dinyatakan dengan tegas atau definitif (tidak bias diganggu gugat) Disepakati bersama (secara khusus menyangkut pernyataan para uskup sebagai dewan) Jabatan – jabatan dalam Gereja: Paus dan Uskup, Imam, Diakon, Biarawan/ Biarawati, Kardinal. Ekumene Dan Umat Berkeyakinan Lain Umat Kristen Katolik bersama umat Kristen lain mengusahakan persatuan Gereja serta kesetiaan pada Injil Yesus Kristus dan bersama umat berkeyakinan lain membina persaudaraan dan kerja sama untuk membangun kesejahteraan masyarakat Perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Yesus Kristus yang lain KATOLIK PROTESTAN Lebih ditekankan pada Sakramen (manusiawi/ kelihatan) Lebih ditekankan pada sabda/ pewartaan dan misteri (transenden/ tersembunyi) Mementingkan Kurban (Ekaristi) Terpusat pada sabda (khotbah) Perasaan, kesenian, dan kehangatan cukup dipentingkan Pengetahuan, ilmu,



dan ketegasan lebih ditekankan Hubungan dengan Gereja menentukan hubungan dengan Kristus Hubungan dengan Kristus menentukan hubungan dengan Gereja Bersifat hierarkis Tradisi (ciptaan manusia) Kitab Suci dibaca dan dipahami dibawah bimbingan hierarki Setiap orang membaca dan mengartikan Kitab Suci sendiri Gambaran hidup Gereja perdana (Kis 2:32 – 47) Cita – cita Gereja Katolik mengenai hubungan antar uman beragama: bersikap saudara dengan sesama tanpa memandang agama. Pendalaman Mengenai Gereja, Persaudaraan Murid – Murid Yesus Kristus Baca 1 Kor 12:12 – 47 Menghayati keselamatan dalam persaudaraan orang – orang yang mengikuti Yesus (Gereja) dan menghayati keselamatan bersama umat yang berkeyakinan lain hendaknya tidak secara pasif saja, melainkan secara aktif. Dalam Syahadat Para Rasul: “Gereja yang satu”, mau menyatakan kesatuan Gereja merangkum baik persekutuan dan perbedaan. Gereja satu karena mencerminkan keutuhan, bukan keseragaman. Perbedaan agama tidak boleh menjadi hambatan untuk menjalin kerja sama dan bekerja sama dengan kesejahteraan masyarakat. Doa dan Ibadat Murid – Murid Yesus Kristus Gereja Yang Berdoa Dan Beribadah Melalui doa, umat beriman membangun hubungan akrab dengan Allah. Agar dapat berdoa dan beribadat dengan sungguh mendalam dan jujur di hadapan Allah, kita memerlukan bimbingan Roh Kudus. Melalui doa dan ibadat, Yesus menjalin hubungan pribadi dengan BapaNya, sehingga hidupNya selalu terarah kepada BapaNya serta menjadi kuat dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Yesus mengajarkan cara berdoa kepada para muridNya, dan mengajak mereka untuk selalu berdoa baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, termasuk orang – orang yang memusuhi mereka. (Luk 6:28, 18:1, 22:40; Mat 5:44, 26:41) Termasuk ke dalam Liturgi adalah ketujuh sakramen: Sakramen Inisiasi (baptis, krisma, komuni pertama) Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit Sakramen Tahbisan (imamat) dan Sakramen Perkawinan Termasuk ke dalam Paraliturgi adalah ibadat harian, sakramentali, doa – doa harian, ibadat sabda, doa pribadi, puasa dan pantang, dan ziarah. Tahun Liturgi adalah rangkaian perayaan misteri karya keselamatan Tuhan Yesus Kristus, mulai dari misteri kelahiran Yesus sampai kenaikanNya ke surge dan turunnya Roh Kudus bahkan sampai penantian penuh harapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus di akhir zaman. Lingkaran Tahun Liturgi: Lingkungan Natal Masa Adven (dimulai 4 minggu sebelum Natal) Masa Natal (dimulai malam Natal sampai hari Minggu yg terdekat dg tgl 6 Januari)



Masa biasa (33 – 34 minggu di antara Lingkungan Natal dan Lingkungan Paskah) Lingkungan Paskah Masa Prapaskah atau Masa Puasa (dimulai Rabu Abu, selama 40 hari) Pekan Suci (minggu terakhir masa Prapaskah) Minggu Palma: Yesus disambut di Yerusalem sebagai Raja Kamis Putih: Yesus bersama para Rasul mengadakan perjamuan malam terakhir. Ia mengadakan Sakramen Ekaristi Jum’at Agung: Yesus menderita dan wafat di salib Sabtu Suci: Yesus dalam makam. Tidak ada perayaan. Masa Paskah (dimulai dari malam Paskah sampai Hari Raya Pentakosta) 40 hari setelah Paskah: Kenaikan Tuhan Yesus ke surga 49 setelah Paskah: Novena 50 hari setelah Paskah: Hari Raya Pentakosta (hari raya kedatangan Roh Kudus) Warna Liturgi: Putih: lambing kegembiraan, kesucian, kemurnian. Dipakai pada hari raya/ perta Tuhan Yesus Kristus, Ibu Maria, para malaikat, dan para pria/ wanita kudus Merah: lambang cinta kasih, api, darah, kekuatan, dan Roh Kudus. Dipakai pada hari raya Minggu Palma, Jum’at Agung, Pentakosta, dan pesta para Martir. Hijau: lambang harapan, syukur, dan kesuburan. Dipakai pada masa biasa. Ungu: lambang tobat, mati raga, kesedihan, keprihatinan. Dipakai pada masa Adven dan Prapaskah, sering juga pada misa arwah. Hitam: lambang duka, berkabung. Dapat dipakai pada misa arwah dan penguburan. Kuning Emas: Lambang Kemuliaan. Pemakaiannya seperti pada warna putih. Berdasarkan keperluannya, doa dapat dikelompokkan menjadi doa pujian, doa syukur, doa permohonan, doa penyerahan, dan doa tobat. Agar manusia dapat menghadap Allah, maka perlu bantuan Roh Kudus untuk membimbing doa kita dalam hati, dan membuat kita tidak ragu – ragu mengungkapkan isi hati kita. Menyadari bahwa kita makhluk ciptaanNya dan juga pendosa, namun tetap dicintai Allah, maka dalam berdoa kita perlu merendahkan diri, sungguh menyesali dosa kita, sungguh percaya, jujur, tekun, dan dengan tulus hati, dan juga dengan sikap badan yang hormat (sesuai adat setempat). Untuk doa baik sendiri maupun bersama, perlu menyediakan waktu khusus dan tempat yang baik, atau sakral, artinya dikhususkan bagi Allah Gereja Menjadi Tanda Dan Sarana Keselamatan Bagi Semua Orang Gereja ikut serta dalam karya penyelamatan Yesus Kristus melalui 4 kegiatan pokok, yaitu persaudaraan, pewartaan, ibadat, dan pelayanan, yang menjadi tanda dan keselamatan bagi semua orang. Allah hadir dalam hidup manusia melalui Yesus Kristus, yang adalah Allah sendiri (Yoh 10:30). Yesus menjadi tanda kehadiran Allah yang utama dan paling sempurna, artinya melalui Dialah kita dapat mengenal Allah. Allah juga hadir melalui para nabi dan peristiwa – peristiwa: Penyeberangan Laut Merah (Kel 14:21 – 31) Mukjizat air di padang gurun (Kel 17:1 – 17) Penyeberangan Sungai Yordan (Yos 3:14 – 17) Mukjizat – mukjizat Yesus



Yesus disebut sebagai Sakramen Utama atau Sakramen Allah, karena hanya melalui Dialah Allah menyelamatkan kita dan melalui Dia pula kita mengenal Allah dengan lebih baik. Gereja disebut sebagai Sakramen Yesus Kristus atau Sakramen Dasar, karena di dalam Gereja, Yesus Kristus meletakkan dasar penyelamatan umat manusia, yakni persatuan manusia dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gereja menjadi tanda kehadiran Yesus yang menyelamatkan melalui 4 kegiatan: Persaudaraan iman (Koinonia) Pewartaan (Kerygma) Ibadat (Liturgia) Pelayanan kemasyarakatan (Diakonia) Sakramen Baptis Sakramen Baptis merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman akan Yesus Kristus; dan dengan menerimanya orang menjadi anggota Gereja. Yang termasuk Sakramen Inisiasi adalah: Sakramen Baptis: diterima secara resmi sebagai anggota Gereja Sakramen Krisma: diterima sebagai anggota Gereja yang dewasa dan diutus menjadi saksi Kristus Sakramen Ekaristi (Komuni Pertama): diterima sebagai anggota Gereja secara penuh, dipersatukan dengan Tuhan Yesus Kristus dalam menyambut komuni, yaitu Tubuh dan DarahNya Bertobat berarti meninggalkan cara hidup lama dan memasuki hidup baru (membangun kembali hubungan dengan Allah dan sesama. Percaya berarti menerima dan mengakui Kerajaan Allah yang diberitakan Yesus itu, dengan harapan akan mengalami penyelamatan. Dengan dibaptis, berarti kita bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus dan memiliki semangat dan cita – citanya. Seluruh hidup, kegiatan, dan karya diperuntukkan bagi keselamatan banyak orang, seperti yang Yesus lakukan. Sejumlah orang yang berperan dalam suatu upacara Pembaptisan: Calon baptis/ katekumen Jemaat Petugas/ pelayan baptis Wali baptis/ penjamin Masyarakat umum Pembaptisan dilakukan dengan menuangkan air suci di atas kepala calon baptis oleh Imam/Uskup sebanyak 3x, sambil mengucapkan: “(nama baptis) aku membaptis saudara demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Kemudian mengurapi ubun – ubun orang yang dibaptis dengan minyak krisma, lalu memakaikan kain putih. Lalu penjamin memberikan lilin yang menyala dari Lilin Paskah dan diberikan kepada orang yang dibaptis. Bila bayi dibaptis, maka orang tuanya bertanggung jawab atas pendidikan imannya, dan setelah dewasa, maka pembaptisannya diteguhkan ketika ia menerima Sakramen Krisma Nama baptis diambil dari nama orang kudus yang dapat ditemukan dari buku Ensiklopedia Orang – orang Kudus, Puji Syukur, Kalender Liturgi, dan Kitab Suci. Sakramen Ekaristi Ekaristi merupakan perayaan iman jemaat dalam bentuk perjamuan sebagai ungkapan syukur dan kenangan atas kebaikan Allah yang menyelamatkan



manusia berkat wafat dan kebangkitan Yesus. Ekaristi merupakan Perjamuan syukur, yaitu ungkapan iman umat untuk bersyukur atas karya Yesus Kristus yang menyelamatkan, terutama dalam sabda dan karyaNya, khususnya terhadap mereka yang miskin, lemah, menderita, dan tersisih. Ekaristi juga merupakan tanda ungkapan iman umat, yakni suatu tindakan mengenang karya keselamatan Yesus Kristus, yang tetap berlangsung sampai sekarang dan di masa mendatang. Santo Paulus menyatakan bahwa Perayaan Ekaristi menjadi tanda dan sarana untuk membangun Gereja dalam semangat Kristus, yakni semangat pengorbanan demi keselamatan manusia. Ketika menyambut Komuni, maka Imam akan berkata, “Tubuh Kristus”, dan kemudian jemaat menjawab, “Amin” Amin berarti tanda kepercayaan bahwa Kristuslah Sang Roti kehidupan kekal, yang telah menyelamatkan umat manusia. Syarat menyambut komuni adalah sudah dibaptis secara Katolik dan sudah menerima Sakramen Komuni Pertama, tidak memiliki dosa berat, satu jam sebelum menyambut harus pantang makanan dan minuman (kecuali air putih) Para petugas Perayaan Ekaristi: Imam, misdinar, lector, prodiakon, wakil – wakil umat, dirigen, pemungut kolekte, dan penghias altar Perlengkapan Ekaristi: Amik: Kain linen berwarna putih, berbentuk bujur sangkar dg 2 tali pada 2 sudutnya. Dipakai Imam di bawah alba, lambing perlindungan terhadap setan. Alba: jubah dari kain linen putih, dipakai Imam, panjangnya sampai batas kaki, pada pinggang diikatkan singel Singel: tali putih pengikat alba, mengingatkan pada tali pengikat tangan Yesus ketika ditangkap di taman Zaitun dan ketika dicambuki sebelum disalibkan Stola: selempang dari kain halus, warna sesuai dengan warna liturgi, sebagai tanda martabat yang mengenakan: diakon (dari bahu kiri bersilang ke bawah lengan kanan), imam (bersilang di depan dada), uskup (menjulur di depan langsung ke bawah dari bahu kiri dan kanan) Kasula: pakaian upacara imam yang dikenakan di atas alba dan stola, warna sesuai warna liturgi Piala misa: tempat anggur misa, terbuat dari logam mulia (emas), dilengkapi dengan paterna (piring kecil untuk hosti), senduk kecil (untuk mencampur air ke dalam anggur), palla (kain linen keras penutup piala misa dan paterna), korporale (kain linen segi empat, dibentangkan di altar sebagai alas piala), kain piala (kain untuk mengeringkan piala misa) Sibori: piala dengan tutup, untuk menyimpan hosti. Bila hosti sudah dikonsakrir, sibori ditudungi kain setera putih/ keemasan yg disebut velum (tutup) Hosti: roti bundar dari gandum murni tanpa campuran bahan lain, dalam konsekrasi dinyatakan sebagai Tubuh Kristus. Anggur misa: dihasilkan dari buah anggur tanpa ramuan lain, dipesan dari para pengolah yang sudah disumpah, dalam konsekrasi dinyatakan sebagai Darah Kristus Ampul: 2 gelas kecil, masing – masing untuk tempat air dan tempat anggur sebelum dituang ke dalam piala misa Pedupaan: terdiri dari tempat membakar dupa dan tempat dupa. Dupa digunakan



untuk mendupai Sakramen Mahakudus, altar dan salib, kurban persembahan, relikwi, dan umat yang menghadiri misa. Asap wangi yang membubung melambangkan doa dan persembahan Gereja ke hadirat Allah. Sakramen Krisma Sakramen Krisma merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman jemaat yang dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga masing – masing anggota ikut bertanggung jawab dalam pengutusan menjadi saksi Injil Yesus Kristus, baik dalam jemaat maupun dalam masyarakat. Sebelum kebangkitanNya, Yesus selalu dinaungi atau berhubungan dengan Roh Kudus, menunjukkan hubungan dasar antara manusia dengan Allah. Sebagai manusia, Yesus dibatasi oleh kemanusiaanNya, sehingga perlu bimbingan Roh Kudus agar hidupNya terarah kepada Allah, BapaNya, dan mampu menunaikan tugasNya. Roh kudus dalam pembaptisan, mengarah ke dalam (Gereja)/ sebagai pintu, mengantar seseorang masuk ke dalam kesatuan Gereja. Dalam Krisma, Roh Kudus mengarah keluar (masyarakat luas), mengantar baptisan menjadi orang Kristen yang dewasa yang siap menunaikan tugasnya di tengah jemaat dan masyarakat. Dengan menerima Sakramen Krisma, orang beriman diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa, yang ditunjukkan dengan peristiwa “Roh Kudus pada hari Pentakosta diutus Tuhan Yesus Kristus memenuhi para rasul” Inti perayaan Sakramen Krisma: Pembaruan janji baptis Penumpangan tangan Pengurapan dengan minyak Krisma Dengan berpegang pada bimbingan Roh Kudus, kita diutus untuk mengusahakan kesejahteraan hidup masyarakat, khususnya yang lemah dan menderita. Para pelaku Sakramen Krisma: Bapak Uskup, Imam pembantu, wali krisma, salon Krisma, Umat paroki. Syarat menerima Sakramen Krisma: Sudah dibaptis dan belum pernah menerima Sakramen Krisma Sudah dipandang dapat menggunakan akal budi nya Dalam situasi bahaya/ darurat, misalnya bahaya kematian, boleh menerima tanpa persiapan menurut kebiasaan Gereja. Sakramen Tobat Sakramen Tobat merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman orang berdosa akan pengampunan Allah yang berbelas kasih dalam Gereja. Penjelasan mengenai dosa, tobat, dan pengampunan (Luk 15:11 – 32) Dosa berarti tindakan memutuskan hubungan dengan Allah Pertobatan berarti sadar akan dosa dan kembali kepada Allah Pengampunan berarti menerima orang berdosa yang bertobat dengan sukacita Yesus memberi kuasa kepada Gereja untuk mengampuni dosa mereka yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus (Kis 2:38, 3:19) Membangun sikap rendah hati dengan menghayati hal – hal berikut: Dosa selalu menghadang Sesal dan tobat Pengakuan dosa Absolusi (pengampunan)



Penitensi (denda dosa) Pelaku Sakramen Tobat: Pemimpin Ibadat: yg mempersiapkan ibadat tobat Bapa Pengakuan: imam Peniten: orang yang mengaku dosa Peniten masuk kamar pengakuan, berlutut, dan berkata: “Bapa, berkatilah saya! Saya mau mengakukan dosa – dosa saya kepada Allah yang Mahakuasa, kepada Bapa dan seluruh umat Allah yang kudus. Pengakuan saya yang terakhir …..hari/ minggu/ bulan/ yang lalu. Saya berbuat dosa dengan pikiran, perkataan, perbuatan, dan kelalaian, dan khususnya saya telah berbuat ………… saya menyesal atas semua dosa saya, dan dengan hormat saya minta pengampunan serta penitensi yang berguna bagi perkembangan diri saya” Biasanya Sakramen Tobat diberikan pada masa – masa tertentu seperti masa Adven dan masa Prapaskah, atau bila seseorang telah melakukan dosa yang besar. Sakramen Pengurapan Orang Sakit Sakramen pengurapan orang sakit merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman Gereja akan kerahiman Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Bagi Yesus, dosa dan sakitnya seseorang tidaklah berkaitan. Yesus tetap menyembuhkan sebagai karya penyelamatan Allah. Setiap kali Yesus menyembuhkan orang sakit, Ia berkata, “imanmu telah menyelamatkan engkau” (Luk 7:50), orang yang menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit akan diselamatkan berkat imannya dan iman Gereja. Berkat Sakramen Pengurapan Orang Sakit, si sakit menerima: Kekuatan dan penghiburan untuk mengalami penderitaannya dengan kesabaran dan ketabahan sebagaimana Yesus telah mengalaminya; Pengampunan atas semua dosanya, baik dosa kecil maupun dosa besar, bila sudah tak mampu lagi menerima Sakramen Tobat; Kekuatan berserah diri untuk memasuki hidup abadi; Bila Tuhan menghendaki, ia menerima kesembuhan demi keselamatannya. Buah – buah Sakramen Pengurapan Orang Sakit: Menumbuhkan rasa solider di antara mereka Menyadarkan mereka akan keterbatasan hidupnya, sehingga mereka terdorong untuk selalu berjaga – jaga Kedekatan penderitaan si sakit dengan sengsara dan wafat Yesus menyadarkan mereka bahwa partisipasi dalam misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus merupakan panggilan mereka juga. Pelaku Sakramen Pengurapan Orang Sakit: Imam, si sakit, dan jemaat Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai penerimaan sakramen ini ditunda sampai sakitnya bertambah “parah”, sehingga tidak dapat menghayatinya. Sakramen Tahbisan Sakramen Tahbisan merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman Gereja yang menempatkan seseorang dalam tugas kepemimpinan resmi hidup beriman umat. Pada kisah Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah Tokoh sentral, Ia adalah seorang Pemimpin Umat atau Gembala, seorang Guru atau Pengajar, bahkan



seorang Nabi Besar, yang memberitakan Kabar Gembira tentang kedatangan Kerajaan Allah, sekaligus seorang Imam Agung, yang mempersembahkan diriNya sebagai korban demi keselamatan umat manusia, dan seorang Pelayan Masyarakat, yang selalu siap sedia melayani orang – orang yang memerlukan pertolongan. Yesus memberi kuasa kepada para Rasul untuk menjadi pemimpin umatNya (Gereja), yakni menjadi gembala, nabi/ guru, dan imam, serta menjadi pelayan masyarakat agar tercipta hidup yang damai sejahtera. Kepemimpinan mereka tergabung dalam Dewan Para Rasul yang diketuai oleh St.Petrus Pengganti para Rasul adalah para Uskup, yaitu mereka yang menerima Sakramen Tahbisan/ “Sakramen Wisuda”, maksudnya dengan menerima Tahbisan, seorang pria Katolik secara resmi diangkat menjadi pemimpin Gereja, yang diutus untuk mempersatukan umat beriman, serta menciptakan damai sejahtera dalam kehidupan masyarakat. Tahbisan Uskup dilakukan paling sedikit oleh 3 orang Uskup, dengan inti: Calon Uskup berlutut di hadapan pentahbis. Para pentahbis menumpangkan tangan di atas kepala calon Uskup, lalu mengucapkan doa pentahbiskan Uskup. 3 macam tahbisan : Uskup, Imam, dan diakon 3 Kaul yang diucapkan para tertahbis: Selibat, Taat, dan Miskin. Sakramen Perkawinan Dan Membangun Keluarga Katolik Sakramen Perkawinan adalah persekutuan hidup dan cinta kasih suami istri yang diteguhkan oleh perjanjian nikah atau persetujuan pribadi yang tak dapat ditarik kembali, untuk membentuk keluarga kristiani. Yesus menegaskan sifat perkawinan yaitu monogam, artinya bersifat tetap dan tertutup dan tidak dapat diceraikan oleh manusia. Santo Paulus menggambarkan perkawinan sebagai rahasia besar, artinya kesatuan suami – istri berdasarkan rencana keselamatan Allah. Cinta Kristus kepada GerejaNya adalah dasar kesatuan suami – istri (Ef 5:22 – 30) Sakramen Perkawinan diteguhkan dalam janji perkawinan, yang mengikat suami – istri untuk saling setia, sehidup semati, dan setia kepada Kristus. Hakikat perkawinan adalah kebersamaan yang dibangun atas dasar cinta perkawinan dan diteguhkan dengan janji perkawinan. Halangan – halangan perkawinan: 3 halangan yang berasal dari perkawinan itu sendiri: Belum cukup umur (Kan. 1083) Impotensi (Kan. 1084) Ikatan perkawinan (Kan. 1085) 3 halangan berdasarkan hal agama: Agama yang berbeda (Kan. 1086 dan 1124) Tahbisan suci (Kan. 1078) Kaul keperawanan (Kan. 1088) 3 halangan yang muncul dari dosa besar Penculikan wanita (Kan. 1089) Pembunuhan teman perkawinan (Kan.1090) Kelayakan publik (Kan. 1093) 3 halangan berdasarkan persaudaraan Hubungan darah (Kan. 1091) Persaudaraan ipar, semenda (Kan. 1092)



Adopsi (Kan. 1094) Dispensasi adalah kelonggaran yang diberikan Bapak Uskup demi kesejahteraan rohani umat dalam suatu kasus khusus, dan dengan ketentuan khusus. Pewartaan Murid – Murid Yesus Kristus Gereja Mewartakan Injil Salah satu tugas pokok Gereja adalah mewartakan Injil Yesus Kristus, yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota jemaat, demi keselamatan semua orang. Perutusan Yesus, karya Yesus, tindakan Yesus harus dilanjutkan oleh murid – muridNya, oleh semua orang yag mengikuti Yesus (Yoh 20:21b) Karena pentingnya bidang pewartaan, Gereja membutuhkan tenaga – tenaga terdidik secara khusus untuk dapat menangani pengembangan pewartaan secara lebih professional. Kegiatan – kegiatan di bidang pewartaan dalam Gereja Paroki dan Gereja Lingkungan: Kegiatan pembinaan untuk umat yang mau menerima sakramen: Baptis, Komuni Pertama, Krisma, Perkawinan, Pengakuan, Imamat, Pengurapan Minyak Suci Kegiatan pembinaan iman umat: Sekolah minggu, Bina Iman Remaja, Bina Iman Muda – mudi, Pendalaman iman bapak/ ibu Kegiatan pendampinagn iman untuk kelompok profesi: pembinaan iman para guru, buruh, dokter, dsb. Mengenal Kitab Suci Kitab Suci mengungkapkan pengalaman dan kesaksian iman umat akan Allah yang telah mewahyukan diri dan tertulis dengan ilham Roh Kudus Wahyu merupakan tindakan Allah untuk mengkomunikasikan DiriNya secara pribadi. Dalam memepersiapkan kedatangan Sang Wahyu, yaitu Kristus sendiri, Allah bersabda dengan perantaraan para nabi Dalam mengarang Kitab – Kitab Suci itu, Allah memilih orang – orang yang digunakanNya, sementara mereka memakai kemampuan mereka sendiri, menuliskan yang dikehendakiNya. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang dinyatakan oleh para penulis suci (hagiograf) yang diilhami, diakui sebagai pernyataan Roh Kudus, diterima sebagai Kitab Suci yang mengajarkan kebenaran dengan teguh dan setia tanpa kekeliruan. Naskah Kitab Suci bukan buku sejarah/ Koran/ majalah, tetapi merupakan ungkapan iman, maka harus dibaca dengan kacamata iman, disertai dengan keterbukaan hati dengan memohon bantuan Roh Kudus agar berkarya dalam hati pada saat membaca hingga bisa berjumpa dengan Allah yang dialami oleh penulis. Kisah Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru selalu dihubungkan dengan Kitab Perjanjian Lama (Rm 15:4) Menghayati Sabda Tuhan Dalam Kitab Suci Dengan membaca Kitab Suci orang semakin mengenal dan dekat dengan Allah yang berfirman sehingga hidupnya terarah dan sesuai dengan kehendakNya. Allah selalu hadir dalam setiap peristiwa hidup yang kita alami. Orang yang terbuka hatinya dalam mendengar sabda, akan mengalami perjumpaan dengan Allah sendiri, dan menemukan apa yang menjadi kehendak Allah



Alkitab merupakan kitab kepercayaan dan pengalaman umat Allah dalam segala macam keadaan dan situasi, yang menjadi pedoman dan pegangan bagi umat. Umat tanpa hentinya menghidupkan kembali dan menjabarkan apa yang tersirat dalam Kitab Suci Melalui Kitab Suci, jemaat dapat tahu tentang kepercayaan sejati, bagaimana menanggapi karya penyelamatan Allah. Penghayatan jemaat atau Gereja Perdana memberi kesaksian bagaimana orang menghayati iman kepercayaan dalam hidup Kesulitan yang ditemui selama membaca Kitab Suci dapat diatasi dengan saling tukar penghayatan/ pengalaman atas sabda yang didengar dalam acara – acara pendalaman Iman. Tersedia pula penjelasan – penjelasan yang disusun oleh para ahli dan diterbitkan oleh para penerbit Kristen Katolik GEREJA Pelayanan Kemasyarakatan Murid – murid Yesus Kristus Gereja Yang Melayani Gereja melibatkan diri dalam pelayanan terhadap kepentingan masyarakat untuk kesejahteraan semua orang terutama yang tersingkir dan menderita Sikap Yesus yang menyamakan diri dengan yang paling hina (Mat 25:31 – 46), menjadi arah dari Gereja saat ini, yaitu terbuka terhadap keprihatinan semua umat manusia di dunia (Tujuan diadakannya Konsili Vatikan II) Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, sebagai tempat pendidikan yang paking baik. Tugas perutusan Gereja yaitu membangun dunia ini sesuai dengan kehendak Allah Iman dan kehidupan sehari – hari tidak boleh dipisahkan, karena setiap orang Katolik adalah warga kota surgawi dan sekaligus duniawi, maka harus melaksanakan kewajiban terhadap dua kota tersebut dalam semangat Injil. Setiap orang Katolik terpanggil untuk mengambil bagian secara aktif, baik dalam kehidupan Gereja maupun kehidupan masyarakat Gereja Dan Masalah – Masalah Sosial Gereja melihat masalah – masalah social secara mendalam dalam terang Injil untuk menumbuhkan kepekaan sosialnya dan menawarkan dialog serta kerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk mengatasi masalah – masalah sosial tersebut demi kehidupan bersama yang lebih adil dan manusiawi Masalah sosial timbul karena adanya 2 pihak yang berbeda/ perbedaan derajat (kuat dan lemah). Selama masih ada orang yang menganggap dirinya berkuasa dan memandang orang lain lebih rendah dan dapat dijadikan sarana untuk mencari keuntungan, maka masalah sosial akan selalu timbul Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:14 – 18) Ajaran sosial Gereja adalah ajaran resmi (mengikat), yang pokok – pokoknya dikemukakan oleh Gereja sebagai tanggapan terhadap masalah sosial dan bagian dari pokok ajaran iman Kristiani. Menurut Sidang Agung Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) – Umat, yang diselenggarakan pada 22 Oktober – 2 November 1995, ada 2 hal penting yang menjadi tugas perutusan kita yaitu mendukung kehidupan, memperjuangkan kebebasan umat manusia, dan keutuhan alam ciptaan. Gereja Ambil Bagian Dalam Membangun Masyarakat Pancasila Ambil bagian memperjuangkan terwujudnya nilai – nilai Pncasila merupakan



medan penghayatan dan perwujudan iman Kristiani. Bagi umat Katolik, pengamalan dan perjuangan Pancasila merupakan medan penghayatan iman. Gereja Katolik yakin bahwa Pancasila yang telah teruji dan terbukti keampuhannya dalam sejarah Republik kita ini, merupakan wadah kesatuan dan persatuan nasional, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, umat Katolik menerima Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Paham Gereja tentang agama lain, Konsili Vatikan II, dalam dokumen tentang Hubungan Gereja dengan Agama – agama Bukan Kristen, artikel 2, menyatakan: “Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama – agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara bertindak dan cara hidup, kaidah – kaidah serta ajaran – ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang.” (NA 2) Usaha yang dapat kita lakukan untuk membangun masyarakat Pancasila yaitu dengan menerapkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak – hak orang lain, menghindari bentuk kekerasan, pemerasan, pemborosan, gaya hidup mewah, serta sikap yang bertentangan dengan kepentingan umum. Dasa Firman Allah Dasa Firman Allah disampaikan kepada kita sebagai pedoman hidup. Berdasarkan pedoman itu, kita sebagai orang merdeka diingatkan agar dapat melaksanakan tugas setiap hari di tengah masyarakat secara bertanggung jawab, sehingga berkenan kepada Allah. Pedoman bagi hidup bersama memegang peranan yang penting. Dengan adanya pedoman, orang masih mempunyai kemerdekaan untuk bertindak. Pedoman berperanan sebagai peringatan agar segala sesuatu yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kesepakatan bersama. Agar hidup manusia dapat bahagia, Allah juga memberikan pedoman yang disampaikan lewat Musa. Pedoman itu disebut Sepuluh Firman Allah (Keluaran 20:1 – 17). Rumusan Sepuluh Perintah Allah (PS No.6) berasal dari Santo Agustinus: Akulah Tuhan Allahmu, Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu, dengan tidak hormat. Kuduskanlah hari Tuhan Hormatilah ibu-bapamu Jangan membunuh Jangan berzinah Jangan mencuri Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu manusia Jangan mengingini istri sesamamu Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil. Perintah pertama, kedua, dan ketiga menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan sisanya menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya. Suara Hati



Suara hati merupakan kemampuan seseorang yang diberikan oleh Allah, untuk membedakan yang salah dan yang benar, yang baik dan yang jahat, serta membimbing orang untuk mengambil keputusan secara bertanggung jawab. (Tertulis dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia dewasa ini artikel 16) Baca Lukas 14:28 – 32. Tuhan Yesus menyarankan kepada kita agar mempertimbangkan dahulu sebelum mengambil suatu keputusan, baik dan buruk, benar dan salah, secara bebas dan tidak dipengaruhi orang lain, agar kita tidak salah pilih dan salah melangkah. Kemampuan untuk membedakan yang salah dan yang benar dapat menjadi tumpul dan buta, jika kita terbiasa melakukan dosa. Bisa terjadi juga bahwa suara hati dapat sesat dan keliru, disebabkan karena ketidaktahuan yang tidak teratasi, kemungkinan karena pengaruh dari keadaan setempat. Maka suara hati perlu selalu dibina. Iman dan suara hati berhubungan, bagi orang beriman keputusan suara hati berarti perwujudan iman. Tanggung jawab suara hati merupakan jawaban terhadap Allah.



Maria dan Hidup Kekal Maria Teladan Orang Beriman Kesediaan Maria dipilih menjadi Ibu Yesus menjadi teladan hidup orang beriman. Sebagai ibu Yesus, Maria diikutsertakan dalam karya penyelamatan Allah. Maria mempunyai peranan istimewa dalam kehidupan beriman Gereja, sehingga layaklah bila berkembang kebaktian kepadanya. Maria adalah seorang perawan yang tinggal di Nazaret, daerah Galilea. Ayahnya bernama Yoakim dan ibunya bernama Anna. Kabar gembira disampaikan kepada Maria lewat Malaikat Gabriel (Lukas 1:26 – 38) Orang yang berani menyerahkan hidupnya kepada kehendak Tuhan disebut orang beriman. Biarpun lemah dan tak berdaya, namun percaya bahwa Tuhan selalu mendampingi dan memberi kekuatan kepada kita. Ibu Maria dan juga Elisabeth menjadi contoh orang beriman, karena mereka berani untuk pasrah akan kehendak Allah dan menjalani semuanya dengan percaya. Kelahiran Yesus menjadi karya Allah, sebab Roh Kudus turun atas Maria. Roh Kudus sama dengan kuasa Allah. Karena Yesus adalah anak Allah, maka Maria mendapat kedudukan yang istimewa. 4 dogma tentang Maria: Maria Bunda Allah (Mater Dei) Maria adalah Perawan Maria dikandung tanpa noda Maria diangkat ke surga Gelar Maria, Bunda Allah, diresmikan dan didogmakan oleh Konsili Efesus tahun 431, dan dirayakan setiap tanggal 1 Januari. Kebaktian (devosi) kepada Bunda Maria yang paling pokok adalah doa Salam Maria. Dalam doa Rosario, Salam Maria didoakan sampai 150 kali. Jumlah 150 berasal dari jumlah Mazmur.



Gereja menganjurkan dengan sangat supaya kita melakukan kebaktian/ doa/ devosi dengan hati yang tulus dan bersumber pada iman sejati. Hidup Kekal Kita percaya akan kehidupan kekal sesudah kematian yang merupakan hidup baru penuh kebahagiaan dalam kesatuan dengan Allah. Kehidupan abadi bersama Allah adalah semata – mata anugerah Allah, bukan lebih – lebih karena jasa manusia. Hidup kita sebagai manusia di dunia ini pasti akan berakhir pada kematian, yang menunjukkan ketidakberdayaan kita. Maka, kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini bersifat terbatas dan fana, yang menjadi alasan bagi kita manusia untuk selalu berusaha hidup di hadapan Tuhan. Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Surga tidak lain adalah ikut dibangkitkan bersama Kristus, sehingga masuk surga berarti mengambil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Kristus. Neraka bukanlah tempat, melainkan suatu keadaan celaka dan terpisah dari Allah. Sebenarnya Allah tidak ingin manusia celaka atau terpisah dariNya, namun karena kebebalan hati manusia, ia memisahkan diri dari Allah, menolak cinta Allah, dan lebih memilih kejahatan, kedosaan. Api pencucian adalah tahapan terakhir dalam proses pemurnian pada perjalanan kepada Allah. Pengadilan dialami sebagai siksaan dan juga pemurnian. Doa untuk jiwa – jiwa yang berada dalam api pencucian adalah doa untuk orang yang pada saat kematiannya sebenarnya belum siap menghadap Tuhan. Orang yang meninggal dalam persekutuan iman masih termasuk dalam persekutuan Gereja, maka sudah sewajarnya “persekutuan para kudus” juga dihayati dalam doa untuk saudara – saudara yang telah meninggal, yang masih dalam perjalanan menuju Tuhan.



Nama Kelas



: :



TES PENGETAHUAN Allah Tritunggal Suara Hati Devosi kepada Bunda Maria yang paling pokok Jangan Mencuri Roh Kudus turun atas para Rasul Peringatan Yesus wafat di Kayu Salib Keseluruhan atau “umum” Pokok – pokok iman Gereja Sakramen Inisiasi Pedoman hidup



Doa yang diajarkan Yesus kepada murid – muridNya Maria adalah Bunda Allah, Perawan, dikandung tanpa dosa, dan diangkat ke surga Salah satu perlengkapan Ekaristi Meninggalkan cara hidup lama dan hidup dengan cara yang lebih baik Rusak hubungan dengan Allah Tempat perjanjian Allah dengan Musa yang ditandai dengan 2 Loh Batu Yesus lahir Yesus bangkit Keadaan celaka dan terpisah dari Allah Masa 4 minggu sebelum Natal Pasangkan dengan pilihan di bawah ini!



A. BERTOBAT B. SIBORI C. BAPTIS, KOMUNI, KRISMA D. NATAL E. ALLAH BAPA, ALLAH PUTRA, ALLAH ROH KUDUS F. HARI RAYA JUM’AT AGUNG G. NERAKA H. KATOLIK I. BERDOSA J. MEMBEDAKAN YANG BAIK DAN BURUK



Siapakah Yesus bagimu? K. PASKAH L. DOA ROSARIO M. MASA ADVEN N. HARI RAYA PENTAKOSTA O. GUNUNG SINAI P. DASA FIRMAN ALLAH Q. PERINTAH ALLAH KE – 7 R. DOA BAPA KAMI S. SYAHADAT PARA RASUL T. 4 DOGMA MARIA