27 0 1 MB
PERAN PRIA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
1
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
2
Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya kesertaan
KB pria, al: (1) Kondisi lingkungan sosial, budaya, masyarakat dan keluarga yang masih menganggap partisipasi pria belum atau tidak penting dilakukan. (2) Pengetahuan dan kesadaran pria dan keluarga dalam ber KB rendah. (3) Keterbatasan penerimaan dan aksesibilitas (keterjangkauan) pelayanan kontrasepsi pria. (4) Adanya anggapan, kebiasaan serta persepsi dan pemikiran yang salah yang masih cenderung menyerahkan HARIYADI, 2012 tanggungBAMBANG jawab KBKESMAS sepenuhnya kepada para3 istri atau
Sangat
sulit melihat peran pria dalam kesehatan reproduksi Faktor budaya : memanjakan suami perempuan bertanggung jawab dalam kel. ttg kesehatan reproduksi Sebenarnya : Pria secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peranan yang penting dalam memutuskan kontrasepsi BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
4
KONFERENSI
INTERNASIONAL MENGENAI KEPENDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN (ICPD) DI KAIRO MESIR TAHUN 1994 MENYERUKAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN BERBAGI TANGGUNG JAWAB DARI PRIA DALAM MELAKSANAKAN KELUARGA BERENCANA. Rekomendasinya : kontrasepsi untuk pria dapat memenuhi persyaratan : Sama efektifnya dengan KB pada wanita Dapat diterima oleh pasangan suami isteri Efektifitas dapat tercapai Bebas efek samping, tidak mempengaruhi libido dan potensi seksual Mudah didapat dan terjangkau secara ekonomi
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
5
Mengingat
dalam hak asasi manusia penentuan pengambilan (HAM) dan kesetaraan keputusan keluarga gender serta kesamaan sebagian besar masih hakdan kewajiban didominasi suami, maka antara suami dan istri, indikator partisipasi pria saat ini kondisi di tsb untuk mendukung istri tidaklah dapat dalam kontrasepsi, dipertahankan , bahkan pemberi pelayanan KB secara bertahap harus (motivator , promotor) dan diperbaiki merencanakan jumlah anak bersama pasangan. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
6
mengingat
perempuan yang sudah mengalami masa hamil, persalinan, menyusui, mendidik, mengasuh, bahkan acap kali diharuskan membantu suami mencari tambahan penghasilan, masih harus menggunakan alat kontrasepsi yang terkadang tak cocok, bahkan menimbulkan komplikasi. Adapun suami yang andil dalam proses reproduksi tak mau berperan dengan memakai alat kontrasepsi. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
7
PENTINGNYA PRIA TERLIBAT DALAM KESEHATAN REPRODUKSI (KB) DIDASARKAN BAHWA PRIA ADALAH MITRA REPRODUKSI DAN SEKSUAL SANGAT BERALASAN APABILA PRIA DAN WANITA BERBAGI TANGGUNG JAWAB DAN PERAN SECARA SEIMBANG UNTUK MENCAPAI KEPUASAN KEHIDUPAN SEKSUAL DAN BERBAGI BEBAN UNTUK MENCEGAH PENYAKIT SERTA KOMPLIKASI KES. REPRODUKSI.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
8
Mengingat
betapa strategis peran pria dalam program KB, penanganan tak bisa dilakukan secara parsial, sekadar mengajak atau menyosialisasikan cara dan alat KB. Harus secara menyeluruh menggali akar permasalahan untuk mengubah pola pikir bahwa reproduksi juga tanggung jawab lelaki. Partisipasi lelaki sangat kecil, tetapi kontrol mereka terhadap perempuan dalam memutuskan untuk ber-KB sangat dominan. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
9
KB
adalah singkatan dari Keluarga Berencana ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ,1997). "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.”
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
Dengan
kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. 10
Kesertaan pria dalam ber-KB tak bisa ditundatunda lagi, karena akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan penanganan kesehatan reproduksi, termasuk penurunan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
Sedangkan suami yang ikut andil dalam proses reproduksi tidak mau berperan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Masalah kesehatan reproduksi bukan hanya milik perempuan, setelah menikah, laki-laki juga memiliki peran sama dalam menjaga kesehatan reproduksi pasangannya. 11
dari
14 % isteri yang meminta suami untuk memakai metode kontrasepsi pria, hanya separuh yang bersedia. Sebagai contoh vasektomi sering dianggap dapat mengurangi kemampuan seksual. kondom membuat hubungan seksual menjadi hambar; senggama terputus, memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
12
KONDOM
VASEKTOMI
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
13
PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGGUNAAN HORMONAL SEBAGAI KONTRASEPSI PRIA DIFOKUSKAN PADA PEMBERIAN PREPARAT HORMON DENGAN TUJUAN MENEKAN HORMON YANG DIHASILKAN HIPOFISIS MENYEBABKAN PENGURANGAN DAN PENGHAMBATAN PRODUKSI SPERMA OLEH TESTIS. HORMON YANG DIPAKAI ADALAH HORMON ANDROGEN ATAU KOMBINASI HORMON ANDROGEN DAN HORMON PROGESTERON YANG MEMPUNYAI MASA KERJA YANG LAMA (LONG ACTING) YANG DAPAT DIBERIKAN SECARA ORAL, SUNTIKAN, DITEMPEL KE KULIT DAN DITANAM DIBAWAH KULIT (IMPLANT). BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
14
FAKTOR INTERNAL ANTARA LAIN BERKAITAN DENGAN ORGAN REPRODUKSI DAN BIOLOGIS PRIA, KARENA PENGENDALIAN KEMAMPUAN REPRODUKSI PRIA LEBIH SULIT DIKENDALIKAN SEBAB PRIA SELALU DALAM KEADAAN SUBUR DAN BANYAKNYA SPERMA YANG DIHASILKAN.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
FAKTOR EKSTERNAL ADALAH TERBATASNYA ALAT KB BAGI PRIA DAN ADANYA MITOS ATAU ANGGAPAN KELIRU DIMASYARAKAT BAHWA SEPERTI VASEKTOMI ATAU STERILISASI PRIA BISA MEMPENGARUHI LIBIDO PRIA
ADANYA KEKHAWATIRAN PARA ISTRI MEMBERIKAN PELUANG LEBIH BESAR BAGI SUAMI UNTUK MENYELEWENG,
MASYARAKAT MASIH MENEMPATKAN PEREMPUAN OBYEK DALAM MASALAH SEKSUAL MAUPUN REPRODUKSI, KARENA YANG HAMIL DAN MELAHIRKAN WANITA MAKA PEREMPUANLAH YANG HARUS IKUT KB AGAR TIDAK HAMIL.
15
Banyak
pria ingin berbagi tanggung jawab dalam pencegahan kehamilan, sayangnya jumlah pilihan kontrasepsi yang tersedia untuk pria saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan untuk wanita. Metode kontrasepsi pria al.: mencakup kondom pria, vasektomi (sterilisasi pria), dan penarikan (alias senggama terputus)
Pengetahuan
pria terhadap KB dipengaruhi dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa,media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
17
peranannya
Tanpa
pria, tidak mungkin seorang wanita bisa hamil. Namun dalam kegiatan pembatasan kelahiran dan penjarangan anak, pada umumnya kaum pria diabaikan. .
dalam hal pembatasan kelahiran dan penjarangan anak Sedikit sekali perhatian kaum pria mengenai Bukti-bukti keadaan ini tampak pada klinik yang melayani program keluarga berencana yang umumnya hanya dikunjungi oleh kaum wanita
18
Informasi methode KB Pria untuk klien tidak lengkap Bias sasaran KIE dan konseling KB & KR lebih banyak diarahkan ke perempuan Remaja pria kurang tersentuh KIE dan konseling Keraguan provider dengan methode KB Pria Data dan analisa kontrasepsi pria masih sangat minim
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
19
Pendidikan Pekerjaan Keterpaparan
media massa Faktor kondisi lingkungan Pengalaman menggunakan Faktor lainnya
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
20
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
21
SOSIALISASI KB PRIA MASIH MENJADI BARANG LANGKA, JARANG DAN SULIT DITEMUI DI MASYARAKAT, SEHINGGA METODE KB PRIA MASIH BELUM SEPOPULER METODE KONTRASEPSI WANITA
PERAN
SIKAP PROVIDER DAN PETUGAS KB DI LAPANGAN SIKAP PROAKTIF DALAM MEMPROMOSIKAN DAN RESPONSIF BILA MENEMUI KAUM PRIA YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN KB,
MAKA
PROGRAM KB PRIA AKAN BERJALAN OPTIMAL.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
22
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
. Hal lain yang sangat mendukung sosialisasi program KB pria adalah promosi dan motivasi dari kaum pria yang telah menjadi akseptor KB pria
Apalagi bila para akseptor tersebut telah bergabung dalam suatu kelompok KB
Dengan terbentuknya kelompok KB pria tersebut maka proses sosialisasi KB pria ke masyarakat akan lebih mudah dan terarah.
23
sosialisasi
program KB pria promosi dan motivasi dari kaum pria yang telah menjadi akseptor KB pria bergabung dalam suatu kelompok KB. Dengan terbentuknya kelompok KB pria tersebut maka proses sosialisasi KB pria ke masyarakat akan lebih mudah dan terarah. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
24
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
25
Partisipasi
kaum
pria dalam menyukseskan program keluarga berencana (KB) masih sangat rendah, jumlah pria yang menggunakan alat kontrasepsi relatif kecil. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
Mengingat strateginya peran pria dalam program KB maka penanganannya tidak bisa dilakukan hanya secara parsial saja, hanya sekedar mengajak atau mensosialisasikan cara dan alat KB saja, tapi harus secara menyeluruh dengan menggali segala akar permasalahannya untuk merubah pola pikir bahwa reproduksi juga merupakan tanggung jawab laki-laki.
26
Yaitu hanya 4,4%, yang meliputi : penggunaan kondom (0,9%), vasektomi/ metode operasi pria (MOP) (0,4%), senggama terputus (1,5%) dan pantang berkala (1,6%).
Perempuan dan lakilaki mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya, termasuk KB dan pengasuhan anak
KESERTAAN KB BAGI PRIA TIDAK BISA DITUNDA-TUNDA LAGI, KESERTAAN PRIA DALAM PROGRAM KB AKAN MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG SANGAT BESAR TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PENANGANAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI TERMASUK PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN MAUPUN ANGKA KEMATIAN BAYI, YANG KESEMUANYA ITU MEMPUNYAI PENGARUH CUKUP BESAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM).
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
28
MESKIPUN DARI DUA METHODE KB PRIA TELAH TERSEDIA BERBAGAI MEREK KONDOM DAN TELAH DIKEMBANGAN BEBERAPA TEHNIK VASEKTOMI YANG RELATIVE LEBIH BAIK, NAMUN SERINGKALI MENJADI ALASAN UTAMA YANG DIKEMUKAKAN DARI BERBAGAI PIHAK, MENGAPA KESERTAAN PRIA DALAM KB RENDAH.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
29
1)
Efektifitas tinggi untuk melindungi kehamilan 2) Tidak ada kematian dan angka kesakitannya rendah 3) Biaya lebih murah karena membutuhkan satu kali tindakan saja. 4) Prosedur medis dilakukan hanya sekitar 15 – 45 menit 5) Tidak mengganggu hubungan seksual setelah vasektomi 6) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi lain. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
30
1) Karena dilakukan dengan tindakan medis/pembedahan, maka masih memungkinkan terjadi komplikasi, seperti perdarahan, nyeri dan infeksi. 2) Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk HIV dan AIDS 3) Harus menggunakan kondom selama 12 – 15 kali senggama agar sel mani menjadi negatif 4) Pada orang yang mempunyai problem psikologis dalam hubungan seksual, dapat menyebabkan keadaan semakin terganggu.
Efektifitas vasektomi sangat tinggi, artinya kemungkinan gagal kecil sekali (0,15%) jika tindakan medis dilakukan secara benar. BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
31
Vasektomi
adalah prosedur yang lebih sederhana dan aman dibandingkan tubektomi. Pembedahan vasektomi bisa dilakukan kurang-lebih setengah jam secara rawat jalan. Prosedurnya mungkin sesederhana sunat (khitan). Dengan metode tanpa pisau bedah, bekas lukanya bahkan hanya tusukan kecil di kulit skrotum yang tanpa jahitan dan bisa segera sembuh dalam beberapa hari. Hampir tidak ada potensi risiko yang serius dari vasektomi.
Untuk
mencapai kepuasan klien, dari beberapa penelitian mengungkap kebutuhan atau keinginan pria terhadap pria terhadap KB & KR, sebagai berikut : Tempat pelayanan yang disukai Tenaga pelayanan yang diinginkan untuk KB Pria Methode Kontrasepsi yang disukai Bentuk KIE KB & KR yang diinginkan
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
33
kesertaan
KB suami masih sangat rendah, yaitu hanya 4,4%, yang meliputi : penggunaan kondom (0,9%), vasektomi/ metode operasi pria (MOP) (0,4%), senggama terputus (1,5%) dan pantang berkala (1,6%).
Perempuan dan lakilaki mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya, termasuk KB dan pengasuhan anak
PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGGUNAAN HORMONAL SEBAGAI KONTRASEPSI PRIA DIFOKUSKAN PADA PEMBERIAN PREPARAT HORMON DENGAN TUJUAN MENEKAN HORMON YANG DIHASILKAN HIPOFISIS MENYEBABKAN PENGURANGAN DAN PENGHAMBATAN PRODUKSI SPERMA OLEH TESTIS. HORMON YANG DIPAKAI ADALAH HORMON ANDROGEN ATAU KOMBINASI HORMON ANDROGEN DAN HORMON PROGESTERON YANG MEMPUNYAI MASA KERJA YANG LAMA (LONG ACTING) YANG DAPAT DIBERIKAN SECARA ORAL, SUNTIKAN, DITEMPEL KE KULIT DAN DITANAM DIBAWAH KULIT (IMPLANT). BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2010
35
Testis memproduksi testosteron dan sperma Pil diminum (testosterone eksternal ) isyarat pada otak mengatur testikel untuk berhenti memproduksi sperma dan testosteron. Penambahan progestin turut memperbaiki keefektifan pil tersebut hampir sekitar 95 persen, meskipun para peneliti masih terus menguji apa yang bisa mengontrol sperma berhenti berproduksi.
Penelitian terus dikembangkan untuk menghentikan produksi sperma namun tanpa mengurangi gairah seksual, metabolisme normal tubuh serta mengurangi resiko gangguan prostat.
untuk
menemukan alat kontrasepsi bagi pria yang nantinya kapsul dan tablet menjadi pilihan bagi pria yang enggan menggunakan alat kontrasepsi dengan cara suntik atau cara lainnya karena dirasakan sakit
kerja
alat kontrasepsi meng urangi produksi sperma serta membuat tidak kuat sehingga saat bertemu dengan sel telur tidak menyebabkan keha milan.
BAMBANG HARIYADI, KESMAS 2012
38