Kel 12 Struktur Modal Dan Leverage2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE” Dosen : Nurcahyono,SE,MSA



Disusun oleh: 1. Elsa Audina R



(E2B019002)



2. Amellya Dewi



(E2B019018)



3. Khoiriyanti Fadhilah



(E2B019019)



4. Dwi Putri Dinda R



(E2B019038)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan yang berjudul Struktur Modal dan Leverage. Makalah Manajemen Keuangan Struktur Modal dan Leverage disusun guna memenuhi tugas dosen Bapak Nurcahyono,SE,MSA pada matkul Manajemen Keuangan.Selain itu,penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Nurcahyono , SE, MSA pada matkul Manajemen Keuangan.Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.



Semarang,09 Desember2020



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2 BAB I...............................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4



I.



LATAR BELAKANG......................................................................................................4



BAB II.............................................................................................................................................5 PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5



II. 



Pengertian Struktur Modal............................................................................................5 Leverage Keuangan (Financial Leverage)..................................................................15



BAB III..........................................................................................................................................16 PENUTUP...............................................................................................................................................16



3.1



KESIMPULAN...........................................................................................................16



3.2



SARAN.......................................................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17



3



BAB I PENDAHULUAN I.



LATAR BELAKANG Struktur modal perusahaaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan



yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai aktivanya. Struktur modal mengarah pada pendanaan perusahaan yang menggunakan utang jangka panjang, saham preferen ataupun modal pemegang saham. Struktur keuangan jangka panjang perusahaan lebih menggambarkan target komposisi utang dan ekuitas suatu perusahaan (Bernstein dan Wild, 1998 dalam Putra, 2012). Menurut Sudarno (2005) salah satu faktor yang menyebabkan terpuruknya kondisi perusahaan adalah karena banyak perusahaan yang menggunakan pinjaman untuk melakukan ekspansi usaha dan selalu mengabaikan susunan struktur modal perusahaan. Akibatnya akan terjadi ketidaksesuaian antara sumber pendanaan dan penggunaannya. Suatu contoh, sumber dana jangka pendek yang seharusnya digunakan untuk pengeluaranpengeluaran operasional jangka pendek ternyata justru digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek jangka panjang atau sebaliknya. Masalah lain juga sering kita lihat bahwa manajer keuangan tidak mampu melakukan kombinasi modal yang baik, sehingga menimbulkan dampak risiko bisnis yang cukup tinggi.



1.1 RUMUSAN MASALAH 1. Apasaja pendekatan pendekatan secara teoritis yang termasuk dalam struktur modal ? 2. Apasaja pendekatan secara konsep dalam penilaian struktur modal ? 3. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik ?



1.2



TUJUAN PERUMUSAN MASALAH



1. Mengetahui pendekatan teoritis apasaja yang termasuk dalam struktur modal. 2. Mengetahui pendekatan secara konsep dalam struktur modal. 3. Mengetahui bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik.



BAB II PEMBAHASAN II.



Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah bauran atau perpaduan daur hutang jangka panjang saham



preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan



keseimbangan



antara



risiko



dan



pengembalian



sehingga



memaksimumkan harga saham. Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan dengan cara yang akan memaksimumkan harga saham perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian terhadap paduan dana yang akan meminimalkan campuran biaya modal perusahaan. Kita dapat menyebut paduan sumber dana yang tepat ini struktur modal optimal.



2.1 Teori Struktur Modal 1. Pendekatan Laba Operasi Bersih Satu pendekatan terhadap penilaian laba perusahaan dikenal sebagai pendekatan laba operasi bersih (net operating income, NOI). Melalui pendekatan ini, laba operasi bersih didiskon pada tingkat kapitalisasi total perusahaan untuk memperoleh nilai total pasar perusahaan. Nilai pasar pinjaman kemudian dikurangi dari nilai total pasar untuk memperoleh nilai pasar saham biasa. Penggunaan pendekatan ini mengakibatkan tingkat kapitalisasi total serta biaya dana pinjaman tetap sama walaupun digunakan pengungkit keuangan yang diukur sebagai B/S. Asumsi kritis pada pendekatan ini adalah ko bersifat konstan, berapa pun jumlah pengungkit keuangan. Pasar mengkapitalisasi laba operasi bersih perusahaan dan menentukan nilai keseluruhan perusahaan. Akibatnya, bauran pendanaan hutang dan ekuitas menjadi tidak penting. Peningkatan pendanaan hutang yang seharusnya lebih murah 5



diimbangi oleh peningkatan tingkat pengembalian ekuitas yang diminta, ke. Maka rata-rata tertimbang ke dan ki tetap sama, walaupun pengungkit keuangan berubah. Pada saat perusahaan meningkatkan penggunaan pengungkit keuangannya, risiko perusahaan semakin meningkat dan investor meningkatkan tingkat pengembalian ekuitas secara langsung untuk menyesuaikan



peningkatan



rasio



hutang



terhadap



ekuitas.



Sepanjang ki tidak



berubah. Ke merupakan fungsi linier konstan rasio hutang terhadap ekuitas. Karena biaya modal perusahaan, ko, tidak dapat diubah melalui pengungkit keuangan, maka pendekatan laba operasi bersih secara implisit membuktikan tidak ada struktur modal yang optimal. Sejauh ini, pembahasan laba operasi bersih hanya dilakukan dalam batasan definisi. Namun pembahasan masih memiliki kekurangan dalam menjelaskan perilaku penting yang dimiliki laba operasi bersih. Modigliani dan Miller, dua ahli teori keuangan pemenang penghargaan Nobel, memberikan dukungan atas perilaku pemisahan penilaian total dan biaya modal perusahaan dari struktur modalnya. Pembahasan tersebut diawali dengan pengkajian pendekatan tradisional terhadap struktur modal dan penilaiannya. 2. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional terhadap struktur dan penilaian modal mengasumsikan adanya struktur modal optimal dan manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan pengungkit keuangan. Pendekatan ini menyatakan perusahaan pada awalnya dapat mengurangi biaya modalnya dan meningkatkan nilai totalnya melalui pengembalian ekuitas yang diminta. Peningkatan ke tidak sepenuhnya mengimbangi manfaat yang diperoleh dari pendanaan hutang yang lebih murah. Dengan semakin seringnya dilakukan pengungkitan keuangan, investor secara meningkat menghukum tingkat pengembalian perusahaan hingga akhirnya pengaruh ini dapat mengimbangi manfaat pendanaan yang lebih murah. Satu variasi pendekatan tradisional, di mana ke diasumsikan akan meningkat pada tingkat yang lebih cepat dengan pengungkit keuangan. Sedangkan ki diasumsikan akan meningkat hanya setelah peningkatan pengungkit keuangan dalam jumlah besar. Awalnya, rata-rata tertimbang biaya modal menurun dengan penggunaan pengungkit keuangan yang tidak terlalu besar. Sampai pada titik tertentu, peningkatan dapat lebih mengimbangi penggunaan dana hutang yang lebih murah dalam struktur modal, sehingga ko mulai



mengalami peningkatan. Peningkatan ko ini selanjutnya memperoleh dukungan pada saat ki mulai meningkat. Struktur modal optimal adalah titik di mana ko berada pada titik terendah. Pada posisi struktur modal optimal tersebut, tidak hanya rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan mencapai titik terendah, namun total nilai perusahaan juga mencapai titik tertinggi. Hal ini disebabkan semakin rendah tingkat kapitalisasi, ko, yang digunakan pada arus laba operasi bersih perusahaan, semakin tinggi nilai serang bersih arus tersebut. Oleh karena itu, pendekatan tradisional struktur modal menunjukkan bahwa: (1) biaya modal bergantung pada struktur modal perusahaan dan (2) terdapat struktur modal optimal. 3. Nilai Perusahaan, Biaya Agensi, Teori Tradeoff Statis, dan Teori Pecking Order Masalah agensi merupakan konflik antarkelompok, pemilik (pemegang saham), manajer perusahaan, dan karyawan. Ada perbedaan kepentingan antara ketiga kelompok tersebut. Di sini akan timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan perusahaan. Ada kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Timbulnya pertentangan ini antara lain: 



Apabila perusahaan memiliki free cashflows yang sangat besar.







Apabila ada transaksi akuisisi atau pembelian sebuah perusahaan oleh perusahaan besar dengan menggunakan utang yang bisa disebut sebagai leveraged buy out (LBO). Masalah agensi akan menimbulkan biaya agensi, yang cenderung terjadi dalam



organisasi bisnis karena kepemilikan dan kontrol manajemen sering terpisah. Maka manajer perusahaan dapat dianggap agen bagi pemegang saham perusahaan. Untuk memastikan bahwa manajer agen bertindak untuk kepentingan pemegang saham, perlu dipastikan mereka memiliki: (1) insentif yang tepat untuk melakukan itu, dan (2) keputusan mereka dimonitor. Insentif biasanya berbentuk rencana kompensasi eksekutif dan penghasilan tambahan. Penghasilan tambahan bisa jadi menambah staf pendukung, keanggotaan country club, pesawat perusahaan yang mewah, atau hal lain yang senada. Untuk memonitor diperlukan biaya tertentu yang ditanggung pemegang saham, seperti (1) mengikat manajer, (2) mengaudit laporan keuangan, (3) menyusun organisasi dengan unik agar membatasi keputusan manajerial yang berguna, dan (4) meninjau kembali biaya dan keuntungan



7



penghasilan tambahan manajer. Daftar ini indikatif dan tidak terbatas. Intinya adalah biaya monitor pasti ditutup oleh pemilik perusahaan-pemegang sahamnya. Manajemen struktur modal juga menimbulkan biaya agensi. Masalah agensi berakar pada konflik kepentingan, dan manajemen struktur modal meliputi konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Bertindak atas kepentingan pemegang saham bisa menyebabkan manajemen menginvestasi dalam proyek yang sangat berisiko. Investor yang ada dalam obligasi perusahaan dapat dengan logis tak menyukai kebijaksanaan investasi seperti itu. Perubahan dalam struktur risiko aset perusahaan akan mengubah risiko yang dihadapi perusahaan. Ini dapat mengarah pada revisi yang buruk atas peringkat obligasi perusahaan selama ini. Peringkat obligasi yang menurun akibatnya menurunkan nilai pasar obligasi perusahaan. Jelas, pemegang obligasi akan tak senang dengan hasilnya. Untuk mengurangi konflik kepentingan ini, kreditur (investor obligasi) dan pemegang saham mungkin setuju memasukkan aturan pembatas dalam kontrak obligasi. Aturan biasanya membatasi pembayaran dividen tunai atas saham biasa. Untuk memastikan bahwa aturan protektif diikuti manajemen berarti biaya monitor muncul. Seperti biaya monitor lainnya, ditanggung oleh pemegang saham biasa. Selanjutnya, seperti biaya lain, melibatkan analisis tradeoff yang penting. 



Tanpa aturan obligasi yang protektif banyak aturan obligasi yang protektif.







Tingkat bunga tinggi tingkat bunga rendah.







Biaya monitor rendah biaya monitor tinggi.







Tak ada efisiensi operasi yang hilang banyak efisiensi operasi yang hilang. Gambaran tersebut menunjukkan beberapa tradeoff dalam penggunaan aturan obligasi



protektif. Tetapi perusahaan mungkin bisa menjual obligasi yang tak memiliki aturan protektif hanya dengan menerapkan tingkat bunga yang sangat tinggi. Tanpa aturan protektif, tak ada biaya monitor. Juga, tak ada efisiensi operasi yang hilang, seperti bisa bergerak cepat untuk mendapatkan perusahaan tertentu di pasar akuisisi. Sebaliknya, kemauan memasukkan beberapa aturan dapat mengurangi biaya eksplisit kontrak utang, tapi akan melibatkan biaya



monitor yang nyata dan kehilangan sedikit efisiensi operasi (yang juga berarti biaya yang lebih tinggi). Maka saat penerbitan utang pertama dijual, tradeoff akan terjadi di antara biaya monitor, kehilangan efisiensi operasi, dan menikmati biaya bunga eksplisit yang lebih rendah. Myers dengan ringkas mengikhtisarkan teori pecking order struktur modal dengan 4 poin: 



Perusahaan menerapkan kebijaksanaan dividen untuk kesempatan investasi.







Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana yang sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari.







Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan pertama memilih menerbitkan sekuritas utang, menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.







Dengan semakin banyaknya dana eksternal dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapatan pecking order akan diikuti. Ini berarti lebih menyukai utang yang lebih berisiko, artinya pada konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.



2.2



Menentukan Struktur Modal yang Optimal Struktur modal keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh



mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan. Struktur modal perusahaan akan mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko, dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah hutang berlebihan. Jika demikian, untuk selanjutnya hutang akan digunakan untuk menggantikan ekuitas sampai berapa jumlahnya. Dalam keputusan semacam itu struktur modal yang dipilih haruslah yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dana dari dalam perusahaan, maka hal ini dapat menyebabkan berkurangnya ketergantungan kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah tidak dapat dipenuhi oleh sumber dana dari perusahaan,



9



maka perusahaan harus menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan. Baik dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Apabila dalam pemenuhan dana dari sumber ekstern tersebut lebih mengutamakan hutang, maka ketergantungan kepada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansial juga semakin besar. Sebaliknya, apabila lebih mengutamakan pada saham, maka biayanya akan sangat mahal karena biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru akan lebih mahal dari sumber dana lainnya karena adanya flotation cost. Oleh karena itu, maka pola diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber tersebut. Dalam keadaan bagaimanapun perusahaan sebaiknya jangan memunyai hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri. Sehingga modal yang dijamin tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya. Menurut konsep cost of capital, perusahaan harus mengusahakan agar dapat mencapai struktur modal yang optimal, yakni struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal rata-rata di mana besarnya average cost of capital tergantung pada proporsi masing-masing sumber dana tersebut. Van Horne menyatakan: kalau ingin meningkatkan harga per saham, maka terlebih dahulu harus mengusahakan biaya modal perusahaan menjadi seminimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham perusahaan. Suatu struktur modal yang optimal sangat penting bagi suatu perusahaan dan ini menurut pendapat Weston dan Copeland (1992: 565) mengenai struktur moda, yaitu: “if there is an optimal capital structure for a company it will minimize the opportunity cost of capital”. Dari semua uraian di atas, dapat diketahui bahwa bila ingin memaksimumkan harga per saham maka harus mengoptimalkan struktur modal perusahaan tersebut dengan berusaha keras supaya biaya modal menjadi seminimum mungkin jumlahnya.



2.3



Keputusan Struktur Modal Dalam teori, struktur modal yang optimal adalah struktur di mana biaya marginal riil



baik berupa eksplisit dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama (Erich; 1981).



Hal ini menuntut kehati-hatian para manajer keuangan untuk menentukan struktur modal yang tepat agar dalam praktiknya tidak berdampak negatif. Masalah utama dalam menentukan struktur modal yaitu menaksir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan modal sendiri. Perlu diingat bahwa dari berbagai metode untuk menentukan struktur modal suatu perusahaan tidak satu pun yang bisa dianggap sempurna. Oleh karena itu, diperlukannya informasi yang cukup untuk mengambil keputusan yang rasional dengan pandangan positif bahwa kita mampu menentukan struktur modal yang tepat. A. Faktor-faktor yang Menentukan Pemilihan Struktur Modal 1. Lokasi Distribusi Keuntungan Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan dari keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai yang diharapkan dari keuntungan, dengan penyimpangan yang sama, maka semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian. 2. Stabilitas Penjualan dan Keuntungan Bahwa semakin stabil keuntungan, berarti semakin kecil pinjaman karena bertambah besarnya kemungkinan perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban tetapnya. 3. Kebijakan Dividen Implikasi bahwa banyak perusahaan yang mencoba menggunakan kebijakan dividen dalam jumlah yang konstan akan langsung dirasakan bagi manajer keuangan, yaitu dengan menyediakan dana untuk membayar jumlah dividen yang tetap. Semakin tinggi tingkat leveragenya, semakin besar kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar dividen dalam jumlah yang tetap. 4. Pengendalian Penggunaan hutang yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham baru dianggap lebih menguntungkan dengan alasan kepemilikan. Hal ini bisa jadi menyebabkan pihak yang semula memiliki sebagian besar saham dengan pengeluaran 11



saham baru akan menjadi berkurang bagiannya dan akan mengurangi penguasaan atas perusahaan. B. Risiko Kebangkrutan Menurut Halim dan Sarwoko (1995), pada pasar modal sempurna, risiko kebangkrutan, aktiva dapat dijual sesuai dengan nilai ekonomisnya dan dibagikan sesuai dengan klaim. Pada pasar yang kurang sempurna dan tidak diperhitungkan biaya kebangkrutan, pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai ekonomisnya. Biaya administrasi menyebabkan penerimaan pemegang saham menjadi berkurang. C. Stabilitas Penjualan Bagi perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang stabil tiap tahunnya boleh memiliki hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang tinggi. D. Struktur Aktiva Aktiva dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman hutang dalam jumlah besar. E. Elastisitas Operasi Elastisitas operasi rendah yang dimiliki perusahaan lebih memungkinkan untuk memanfaatkan hutang keuangan. F. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, wajib mengandalkan modal eksternal dalam bentuk obligasi daripada saham yang memiliki biaya pengembangan yang tinggi. G. Profitabilitas Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dapat digunakan sebagai permodalan dalam bentuk laba ditahan. H. Pajak Tambahan tarif pajak suatu perusahaan akan lebih bak dalam menggunakan permodalan hutang.



I. Kendali Pengendalian



terhadap



penggunaan



hutang



dalam



perusahaan



perlu



dipertimbangkan, apabila menggunakan jumlah hutang yang sedikit, manajemen menghadapi risiko pengambilalihan oleh perusahaan lain dan jika terlalu banyak, dihadapkan pada masalah kegagalan memenuhi kewajiban. J. Sikap Manajemen Sikap manajemen yang



cenderung



konservatif



atau



sebaliknya



dalam



menggunakan hutang akan sedikit banyak mempengaruhi harga saham. K. Sikap Kreditur Penentuan struktur modal yang tepat di tentukan oleh sikap manajemen dalam menyikapi kreditur. Peminjaman dana lebih dapat membuat keengganan debitur atau pemberian dengan tingkat suku bunga yang tinggi. L. Kondisi Pasar Perubahan jangka pendek dan jangka panjang kondisi di pasar saham dan obligasi akan mempengaruhi struktur modal optimal suatu perusahaan. M. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal perusahaan akan ikut mempengaruhi target struktur modal. Bagi perusahaan baru, estimasi laba besar dimasa yang akan datang belum mencerminkan harga saham. Penggunaan hutang sampai laba terlearisir dan tercermin dalam harga saham, mengemisi, melunasi hutang dan kembali pada target struktur modal.



2.4



Pengertian Leverage Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan pemegang saham. Perusahaan-perusahan yang menggunakan leverage memiliki tujuan agar keuntungan yang didapatkan lebih besar dari biaya tetap (beban tetap). Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan/atau dana yang memiliki beban tetap (hutang dan atau saham 13



istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik perusahaan. Selain itu, laverage bisa diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana di mana untuk menggunakan dana tersebut perusahaan harus menutupi biaya tetap atau beban tetap.



2.5



Jenis – Jenis Leverage



 Leverage Operasi (Operating Leverage) Leverage operasi yaitu kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT). Leverage operasi merupakan pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Artinya, pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Besar dan kecilnya leverage operasi dihitung dengan DOL (Degree of operating leverage) dapat dihitung dengan rumus berikut:



Adapun analissis leverage operasi bertujuan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus didapatkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.







Leverage Keuangan (Financial Leverage) Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan perusahaan. Kewajiban finansial yang tetap ini



tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan. Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of financial leverage). DFL (Degree of financial leverage) menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar DFL-nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar. DFL dapat diperoleh dengan rumus berikut ini:



DFL yang besar menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS). Pada kenyataannya, beban tetap bunga ini dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk saham preferen yang memiliki beban pembayaran tetap setelah perhitungan sebelum pajak. 



Leverage Gabungan (Combination Leverage) Leverage gabungan merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang didefinisikan sebgai persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam unit yang terjual. Combination Leverage(Gabungan) ini terjadi jika perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.



15



BAB III PENUTUP



3.1 KESIMPULAN Struktur modal adalah bauran atau perpaduan daur hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan/atau dana yang memiliki beban tetap (hutang dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik perusahaan.



3.2



SARAN Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.



DAFTAR PUSTAKA https://widmkl.blogspot.com/2014/06/struktur-modal-capital-structure_4766.html



17