Kel 2 Komunikasi Antar Sesama Perawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR SESAMA PERAWAT” KOMUNIKASI KEPERAWATAN



Dosen Pembimbing: Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep. Disusun Oleh kelompok 2: G1B120032



Niken Ayu Ristiana



G1B120033



Adinda Putri Bestari



G1B120037



Vebyola Viona



G1B120044



Sheyla Utami



G1B120045



Auliah Trisky Syahputri



G1B120051



Ahmad Syahdad



G1B120052



Elliza Puspika Sari



G1B120057



Aulia Sura



G1B120058



Tri Hestu Haryani



G1B120064



Olga Lolonda



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Komunikasi Antar Sesama Perawat” pada mata kuliah Komunikasi Keperawatan dengan penuh kemudahan dan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah , beserta rekan-rekan yang ikut terlibat dalam penyusunan makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini Untuk memenuhi Tugas Skill Lab komunikasi Keperawatan. Selain itu kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca, juga setelah itu pembaca dapat mengembangkan, melaksanakan dan mempraktikkan ilmu yang telah di dapat. Penulis menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam bentuk tulisan, isi, informasi maupun dalam bentuk penyajian. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran untuk perbaikan makalah ini. Semua untuk mendukung agar yang penulis buat dapat lebih baik lagi di kemudian hari.



Jambi,



Februari 2021



Kelompok 2



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................1 BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 2 1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 2 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6 2.1 Pengertian Komunikasi............................................................................... 6 2.2 Komunikasi antara Perawat dengan Sesama Perawat................................. 7 2.4 Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.......................................................................................................8 2.5 Gangguan Komunikasi Antar Perawat...................................................... 10 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan.................................................................................................... 10 2.7 Hambatan Dalam Proses Komunikasi....................................................... 12 BAB III LAMPIRAN.............................................................................................14 3.1 Skenario Roleplay..................................................................................... 14 BAB IV PENUTUP............................................................................................... 27 4.1 Identifikasi Masalah Roleplay...................................................................27 4.2 Kesimpulan................................................................................................27 4.3 Saran.......................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 29



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan, ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, dan perawat. Semua profesi tadi diwajibkan saling bekerjasama dalam menjalankan profesionalitas profesinya masing-masing. Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada. Semua profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima. Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan masyarakat, analis kesehatan, ahli gizi, radiologi dan lainnya. Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit selama 24 jam dalam sehari, sehingga perannya dalam penerapan keselamatan pasien sangat diharapkan. Pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan pelayanan yang multidisilpin sehinga bisa berpotensi terjadinya pelayanan yang tumpang tindih, terjadinya konflik interprofesional dan juga keterlambatan pemeriksaan dan tindakan (Susilaningsih, 2016). Komunikasi



dalam



kolaborasi



merupakan



unsur



penting



untuk



meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien (Reni,A al,2010). The American Nurses Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif sebagai standar praktik keperawatan profesional. Kompetensi profesional dalam praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi. Perawat terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi dalam berbagai format dan di semua bidang praktek. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti



2



dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003). Proses komunikasi tentunya sangat penting dilakukan oleh para perawat dalam melayani para pasiennya. Khususnya komunikasi interpersonal yang sering digunakan oleh para perawat dalam melakukan tugasnya sehari-hari dalam melayani para paseinnya. Yang dimana pengertian Komunikasi itu sendiri adalah suatu proses melalui mana seseorang (komuni dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku kator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk katakata)



orang-orang



lainnya



(khalayak).



Komunikasi



terapeutik



termasuk



komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalanmendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antaraperawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003:24). Dalam pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80 % yang disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim, kerjasama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patient safety (WHO, 2009). JCAHO (2007) mengutip kegagalan komunikasi sebagai salah satu penyebab utama pada sekitar 65% dari peristiwa sentinel dilaporkan. informasi transfer miskin dan diskontinuitas perawatan telah ditemukan untuk menurunkan kualitas pelayanan di follow-up dan meningkatkan hasil klinis yang merugikan (Kripalani et al., 2007). Selain itu, informasi yang tidak lengkap atau tertunda telah terbukti mempengaruhi manajemen tindak lanjut (Kripalani et al., 2007). untuk itu pemahaman akan komunikasi ini sangat penting agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan baik.



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa Itu Pengertian Komunikasi? 1.2.2 Bagaimana Komunikasi antara Perawat dengan Sesama Perawat?



3



1.2.3 Bagaimana Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat? 1.2.4 Bagaimana Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan? 1.2.5 Apa saja Gangguan Komunikasi Antar Perawat? 1.2.6 Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan? 1.2.7 Apa saja Hambatan Dalam Proses Komunikasi?



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Setelah dilakukan pembelajaran diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami konsep tentang Konsep Komunikasi Antar Sesama Perawat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Untuk Mengetahui Apa Itu Pengertian Komunikasi. 1.3.2.2 Untuk Mengetahui Bagaimana Komunikasi antara Perawat dengan Sesama Perawat. 1.3.2.3 Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat. 1.3.2.4 Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. 1.3.2.5 Untuk Mengetahui Apa saja Gangguan Komunikasi Antar Perawat. 1.3.2.6 Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan. 1.3.2.7 Untuk Mengetahui Apa saja Hambatan Dalam Proses Komunikasi.



4



1.4 Manfaat Penulisan 1.1.1 Manfaat Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan



memahami tentang konsep



komunikasi antar sesama perawat dan dapat menerapkannya dalam praktik keperawatan. 1.4.2 Manfaat Untuk Perawat Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Perawat tentang komunikasi antar sesama Perawat 1.4.3 Manfaat Untuk Masyarakat Diharapkan masyarakat dapat memahami konsep komunikasi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin communicationem atau communicatio atau communicare yang berarti untuk berbagi, menyampikan, menginformasikan, bergabung, bersatu, berbagi dalam; secara harfiah juga bisa diartikan communis yang berarti “'sama” (Harper, 2016). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan (komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan) (Mulyana, 2007). Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi (Handoko Hani, 1986:272). Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya (Handaya, 1980:94) Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain untuk menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut



serta



diharapkan



diperoleh



titik



kesamaan



untuk



pengertian



(Reksohadiprojo, 1986:176).



6



2.2 Komunikasi antara Perawat dengan Sesama Perawat Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah merupakan suatu dasar dan kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Komunikasi merupakan suatu proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan klien serta dengan tenaga kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi seseorang akan merasa terasing dan tanpa komunikasi pula suatu tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien akan mengalami kesulitan yang sangat berarti (Riyaldi, 2016). Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Pada suatu kolaborasi, dibutuhkan komunikasi yang baik antar sesama. Penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat di lingkungan rumah sakit berperan besar untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan (Sitepu, 2012). Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan dikarenakan dapat dijadikan alat untuk membina hubungan yang terapeutik, dalam komunikasi terapeutik juga terjadi penyampaian informasi, pertukaran perasaan dan pikiran sehingga pada akhirnya hasil yang diharapkan adalah terjadinya perubahan perilaku menjadi lebih baik (Sitepu, 2012).



2.3 Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik dengan semua perawat yang berada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci.



7



Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih, silih asah : 1. Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling membimbing, manasihati, menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan. 2. Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam menjalankan tugasnya dapat saling menghargai satu sama lain, saling kasih mengasihi sebagai anggota profesi, saling bertenggang rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang dapat membuat sikap saling curiga dan benci. 3. Silih asah dimaksudkan bahwa perawat yang merasa lebih pandai aau tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat membagi ilmu yang dimilikinya kepada rekan sesama perawat tanpa pamrih. Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antar tenaga professional kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat. Dengan demikian, perawat mampu melaksanakan peran dan fungsinya secara berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa tenaga keperawatan harus bekerja sepanjang waktu untuk member pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar klien. Perawat merupakan profesi yang harus setia setiap saat di sisi klien sehingga kerjasama, koordinasi, dan komunikasi antar perawat yang terlibat dalam tim perawatan klien harus dilakukan untuk mencegah terputusnya proses keperawatan yang diselenggarakan.



2.4 Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.



8



A. Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan. B. Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala ruang kepada perawat pelaksana merupakan contoh hubungan struktural. C. Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk. Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatianterhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal initerjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah: 1. Lemahnya



pemahaman



mengenai



penggunaan



diri



secara



terapeutik



saatmelakukan intraksi dengan klien 2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasidua arah secara terapeutik. 3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.



9



Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim keperawatan dengan klien maupun tenaga kesehatan lainnya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi



dengan



menggunakan



pendekatan



model



konseptual



proses



mengakibatkan



proses



interpersonal yang dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.



2.5 Gangguan Komunikasi Antar Perawat Gangguan



komunikasi



antar



perawat



dapat



keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun. Agar kerjasama ini berhasil dengan baik, diperlukan hal-hal berikut : 1. Pesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan dilakukan dan pemahamantentang masing masing tugas anggota tim keperawatan. 2. Pendelegasian wewenang. 3. Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim keperawatan. 4. Terciptanya rasa solidaritas kelompok. 5. Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim.



2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan. Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat membuat penafsiran dari pesan komunikasi yang dilakukan. Perbedaan penafsiran yang disebabkan beberapa hal dapat mengganggu jalannya komunikasi yang efektif. Persepsi seseorang, nilai, emosi, latar belakang budaya dan tingkat pengetahuan



10



seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan. Persepsi Persepsi adalah cara seseorang mencerap tentang sesuatu yang terjadi disekelilingnya. Persepsi akan sangat mempengaruhi jalannya komunikasi karena proses komunikasi harus ada persepsi dan pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan dan diterima oleh kedua belah pihak. Nilai Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. Komunikasi yang terjadi antar perawat juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dari kedua belah pihak. Emosi Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi disekelilingnya.



Kekuatan



emosi



seorang



dipengaruhi



oleh



bagaimana



kemampuan atau kesanggupan sesorang dalam berhubungan dengan orang lain. Latar Belakang Sosial Budaya Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dapat dijadikan pegangan bagi perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan melangkah dalam berkomunikasi. Pengetahuan Komunikasi sulit berlangsung bila terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dari pelaku komunikasi. Peran dan Hubungan Peran seseorang mempengaruhi dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Komunikasi efektif bila partisipan (perawat-klien) mempunyai efek/dampak yang positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-masing.



11



Kondisi Lingkungan Komunikasi berkaitan dengan lingkungan sosial tempat komunikasi berlangsung, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang merupakan identitas sosial dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antara lain: usia, jenis kelamin, etnik, status sosial, bahasa, kekuasaan, peraturan sosial, peran sosial.



2.7 Hambatan Dalam Proses Komunikasi Secara umum hambatan yang terjadi selama komunikasi adalah sebagai berikut: a. Kurangnya penggunan sumber komunikasi yang tepat b. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi c. Penampilan, sikap dan kecakapan yang kurang tepat selama berkomunikasi d. Kurangnya pengetahuan e. Perbedaan persepsi f. Perbedaan harapan g. Kondisi fisik dan mental yang kurang baik h. Pesan yang tidak jelas i. Prasangka yang buruk j. Transmisi/media yang kurang baik k. Penilaian yang premature l. Tidak ada kepercayaan m. Ada ancaman n. Perbedaan status, pengetahuan, dan bahasa o. Distorsi (kesalahan informasi) Untuk mengatasi hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut: 1. mengecek arti atau maksud yang disampaikan 2. meminta penjelasan lebih lanjut 3. mengecek umpan balik atau hasil



12



4. mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dnegan bahasa isyarat 5. mengakrabkan antar pengirim dan penerima 6. membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat 7. mengurangi informasi/pesan yang meluas 8. menggunakan orientasi penerima.



13



BAB III LAMPIRAN 3.1 Skenario Roleplay SKENARIO ROLEPLAY “MISS KOMUNIKASI ANTAR PERAWAT YANG MENYEBABKAN PASIEN MENGALAMI KEJANG” 1. Narator : Aulia Sura 2. Perawat 1(anak melati): Vebyola Viona 3. Perawat 2(anak mawar): Auliah Trisky Syahputri 4. Perawat 3(poli umum): Adinda Putri Bestari 5. Perawat 4(nurse station): Elliza Puspika 6. Pasien: Olga Lolonda 7. Keluarga perawat: Niken Ayu Ristiana 8. Ayah Pasien: Ahmad Syahdad 9. Ibu Pasien: Tri Hestu Haryani 10. Kepala Ruangan: Sheyla Utami



Dirumah sakit Harapan Bunda, Tampak aktivitas seperti biasanya. Terlihat 2 orang perawat bersiap untuk menjalankan tugasnya seperti biasa. Sembari menuju ruangan masing-masing perawat pun saling berkomunikasi. Auliah



: Veb hari ini dapet tugas di ruangan mana?



Vebyola



: ini aul, di poli anak melati (veby menjawab tanpa semangat)



Auliah pun bertanya mengapa veby terlihat tidak semangat.. Auliah



: kamu kenapa hari ini? Kok kayaknya ga semangat banget?



Vebyola



: hmmm ayah aku sakit aul, keadaannya pagi tadi sedikit



memburuk.. Auliah



: kenapa ga dibawa ke rumah sakit aja?



14



Vebyola



: Ayah gamau, ayah nolak terus kalo di ajak ke RS.



Auliah



: yaudah kalo gitu, doain aja yang terbaik untuk ayah kamu… yokk



kita kerja dulu Vebyola



: iyaa aul…



Perawat veby pun memasuki ruangan poli anak, dimana terdapat seorang anak yang sedang dirawat inap. Veby



: Assalamualaikum selamat pagi dek, bu..



Hestu&olga



: Waalaikumsalam sus



Veby



: baiklah bu, perkenalkan nama saya vebyola saya perawat yang



bertugas pada pagi ini pada pukul jam 09.00-11.20. hari ini saya akan memeriksa keadaan anak ibu bu. Apakah saya diizinkan untuk memeriksa anak ibu, bu? Hestu



: iya sus, silahkan gpp.



Veby



: baik bu, permisi ya dek suster periksa dulu



Olga



: iya suster.



Veby pun melakukan pemeriksaan terhadap olga, Setelah melakukan pemeriksaan, tiba tiba hp veby pun berbunyi dan ternyata ibu veby menelponnya… *kringggg Veby



: sebentar ya bu, ibu saya menelpon saay angkat dulu



Hestu



: iyaaa sus



Veby pun keluar ruangan untuk mengangkat telpon.. Veby



: Hallo Asssalamualaikum bu kenapa bu?



Niken



: Walaikumsalam nak.. nakk ayahmu nakkk…



Veby



: kenapa ayah bu????



Niken



: Ayah jatuh di kamar mandi nak, terus sekarang ayah pingsan ini



ibu bawa ke Rumah sakit, kamu bisa pulang ga? Ibu gatau harus gimana… Veby



: iya bu, saya pulang sekarang…



15



Setelah mendapatkan telpon dari ibunya, perawat veby pun mengkonfirmasikan kepada Perawat dinda yang berada di poli umum untuk menggantikan posisinya.. Diruangan poli umum. Veby



: dinn, dinn… bisa gantiin aku ga, tolong dong ayah ku masuk



rumah sakit.. Adinda



: boleh, tapi kamu di rungan mana?



Veby



: Aku di ruangan Melati, tadi ada satu pasien kamu kasih aja obat



ini.. aku pulang dulu yaa… Adinda



: ehh tapi, dosisnya berapa?



Veby



: udah aku catet disitu (veby menajwab sambil berlari



meninggalkan ruangan) Saat adinda hendak memberikan obat kepada pasien tersebut adinda kebingungan karena tidak ada catatan khusus tentang dosis yang di buat veby.. Adinda pun memberikan obat dengan dosis yang tidak seharusnya.. *Diruangan Pasien Adinda



: Assalamualaikum selamat pagi dek, bu..



Hestu&olga



: Waalaikumsalam



Olga



: lohh kok susternya beda sama yang tadi?



Adinda



: iya dek, yang tadi suster veby ini suster dinda yang



menganggantikan suster veby untuk bertugas hari ini.. Nah suster kesini mau kasih obat ke adek, adek bisa minum sirup kan? Olga



: bisa suster



Adinda



: oke ini obatnya diminum ya dek..



Olga



: iya suster



Adinda



: iya dek.. baiklah saya permisi dulu nanti ada suster lain lagi yang



akan kesini pada pukul 13.00.. wassalamualaikum Hestu&olga



: Waalaikumsalam



16



Jam menunjukkan pukul 12.45 saat dimana perawat harus bergantian ship pagi dan siang. Diruangan perawat terdapat 2 orang perawat yang akan bertukar tugas. Adinda



: Suster Auliah ini Rekam Medis pasien yang ada di ruangan melati,



kebetulan hari ini hanya ada 1 pasien. Perawat Auliah pun menerima Catatn medis yang diberikan oleh suster adinda, akan tetapi Suster Auliah kebingungan karena isi catatnnya tidak lengkap. Suster Auliah pun menanyakan hal tersebut kepada suster Adinda. Auliah



: Sus, kok catatnnya dikit sekali, tidak lengkap..



Adinda



: Saya tidak tahu sus, saya hanya menggantikan veby saja. katanya



tadi hanya berikan obat itu saja. Auliah



: Ohh begitu ya, Jadi untuk siang ini hanya berikan Obat ini saja ya?



Adinda



: iya sus hanya itu saja…



Setelah melakukan breafing suster Auliah pun menuju ruang melati.. *Diruang pasien Auliah



: Assalamualaikum. Selamat siang..



Hestu&olga



: Waalaikumsalam



Auliah



: baiklah bu, perkenalkan nama saya Auliah saya perawat yang



bertugas pada siang ini pada pukul jam 13.00-16.20. siang ini saya akan memberikan obat kepada anak ibu, ini obat yang sama yang di berikan oleh suster pagi tadi bu.. Hestu



: oh iya sus. Silahkan..



Auliah



: baiklah dek ini obatnya kita minum obat dulu yaa..



Olga



: iya sus



Auliah



: baiklah bu apakah ada yang ingin di tanyakan?



Hestu



: sepertinya tidak ada sus..



17



Auliah



: kalau begitu saya mau permisi dulu, kalau ibu perlu sesuatu



langsung saja ke nurse station bu.. disana ada perawat yang berjaga bu.. Hestu



: oke sus, terimakasih.



Auliah



: sama sama bu Assalamualaikum



Suster Auliah pun meninggalkan ruangan… Setelah Sekitar 15 menit ibunya Olga merasakan ada yang aneh dengan anaknya, karena sedari tadi olga hanya diam.. Ibunya pun memastikan keadaan Olga dengan menggoyang-goyangkan badannya.. Hestu



: nakkk.. kenapa nakkk??? heh jangan ngelamunn…



Tidak lama kemudian Olga mulai kejang-kejang ibunya pun panikk lalu berlari menuju ke nurse statiton.. *Di nurse station Hestu



: Susss.. tolong anak saya suss…



Elliza



: Kenapa bu kenapa??



Hestu



: Anak saya sus.. anakk sayaaa…



Elliza



: iya bu anak ibu kenaapa??



Hestu



: Anak saya kejang-kejang bu..



Elliza



: dimana bu, diruangan mana??



Hestu



: diruangan melati sus.. haduh gimana sus, saya harus telpon suami



saya.. Elliza



: ibu yang tenang dulu, saya keruangan anak ibu sekarang, ibu



silahkan telpon suami ibu dulu.. Hestu



: iya sus..



Suster Elliza pun berbegas menuju ruangan yang di maksud oleh ibu hestu.. Disaat yang bersamaan ibu hestu pun menelpon suaminya untuk memberitahu keadaan anaknya..



18



Tutt tutt tuttt Hestu



: Hallo Assalamualaikum pak, bapak dimana, bapak harus ke



Rumah Sakit Sekarang pak… Syahdad



: Loh loh kenapa bu? Ada Apa?



Hestu



: Olga Pak Olga..



Syahdad



: kenapa Olga bu?



Hestu



: Olga kejang pak…



Syahdad



: kok bisa bu?



Hestu



: ibu gatau pak, bapak kesini saja sekarang…



Syahdad



: baiklah bu bapak ke Rumah Sakit sekarang..



Hestu



: iya pak, hati hati.. Assalamualaikum



Syahdad



: Waalaikumsaalam bu..



Setelah menyelesaikan perbincangan dengan suaminya ibu Hestu pun berlari menuju ruangan anaknya… Disana sudah ada suster fizza dan kepala ruangan Ibu Sheyla..



Hestu



: Bagaimana sus keadaan anak saya??? apakah baik baik saja sus???



Sheyla



: Ibu tenang dulu ya bu, tarik nafas dulu.. In Syaa Allah Anak ibu



baik baik saja bu.. Hestu



: Suster ini gimana, orang anak saya kejang begitu kok di suruh



tenang.. Sheyla



: Iya kalo Ibu ga tenang gini nanti ibu bisa stress, tekanan darah ibu



bisa naik. Justru itu bisa membahayakan keadaan ibu sendiri… Setelah mendengarkan Suster Sheyla, Ibu Hestu pun mulai tenang dan Olga pun sudah tidak kejang lagi karena sudah dilakukan tindakan Oleh Suster Elliza…



19



Tidak lama setelah itu suami ibu Hestu pun datang.. Syahdad



: Mana Anak saya mana..



Sheyla



: Ini dengan ayahnya Olga?



Syahdad



: Iya Sus anak saya dimana?



Sheyla



: Anak bapak ada didalam pak, sudah mulai membaik. Bapak yang



tenang yah.. Syahdad



: Apa saya boleh menemui anak saya sus?



Sheyla



: Iya Pak Silahkan..



Setelah kejadian itu KARU sheyla meminta suster elliza untuk memberitahu suster yang lainnya agar bisa berkumpul diruanganya. Sheyla



: Suster Elliza, tolong sampaikan pada semua perawat terutama



yang berjaga hari ini untuk berkumpul diruangan saya jam 14.30. Elliza



: baik bu, saya sampaikan..



Setelah 30 menit kemudian, Suter Dinda, Suster Auliah dan Suster Ellizapun berkumpul diruangan KARU Sheyla



: yang bertugas hari ini udah hadir semua?



Adinda



: Iya Bu..



Sheyla



: tadi ada pasien yang kejang-kejang gara-gara pemberian dosis



obat yang terlalu tinggi! Saya ingin bertanya ini atas tanggung jawab siapa? Auliah



: Saya bu..



Sheyla



: kenapa bisa salah begitu? Apa tidak di periksa dulu?..



Auliah



: Maaf bu saya hanya meneruskan intervensi yang telah dibuat oleh



suster dinda bu.. Adinda



: Maaf bu, Saya hanya menggantikan posisi suster veby pagi tadi,



suster veby bilang berikan saja obat itu tapi tidak menjelaskan lebih lanjut



20



mengenai dosisnya, karena suster veby buru buru pulang karena ayahnya masuk Rumah Sakit bu.. Sheyla



: Loh kok gaada konfirmasi dengan saya? Harusnya ini tidak boleh



seperti ini asal mendelegasikan wewenang saja.. Coba lihat atas keteledoran ini, bisa membahayakan pasien, kalo terjadi apa apa sama pasien, pihak keluarga bisa menuntut kita.. Sheyla



: Lain kali kalo pergantian tugas seperti itu jangan sampai miss



komunikasi, kesehatan Pasien itu Tanggung Jawab kita. Saya tidak ingin dengar kasus seperti ini terjadi lagi. Cukup kali ini saja.. Apakah bisa di mengerti??? Adinda&Auliah&Elliza : bisa bu… Sheyla



: Suster Auliah ikut saya keruang pasien, kita jelaskan ini kepada



keluarga pasien. Untuk yang lainnya silahkan kembali bertugas. Auliah



: baik bu..



KARU sheyla dan Suster Auliah pun menuju ruangan pasien untuk meminta maaf atas kesalahan yang terjadi.. Sheyla



: Asaalamualaikum, selamat siang



Hestu&Syahdad: Waalaikumsalam.. Sheyla



: Perkenalkan sebelumnya bu, saya suster sheyla saya kepala



ruangan disini, saya bersama suster Auliah disini ingin memastikan kondisi anak ibu.. Auliah



: iya bu saya periksa dulu anaknya ya bu..



Hestu



: iya sus..



Auliah



: Keadaan anak ibu sudah mulai membaik bu..



Hestu



: Alhamdulillah ya sus..



Syahdad



: kenapa anak saya biaa sampai sepeti ini iya sus?



Sheyla



: mohon maaf sebelumnya pak,buu, kedatangan saya dan suster



Auliah kesini selain memeriksa keaadan anak bapak dan ibu saya juga ingin menjelaskan atas kejadian tadi.



21



Hestu



: iya sus, sebenarnya anak saya kenapa, kok setelah minum obat



malah kejang kejang? Sheyla



: jadi begini pak, buu, setelah dilakukan pemeriksaan oleh suster



Elliza tadi, anak ibu bisa sampai begini karena pemberian dosis obat yang terlalu tinggi Hestu



: Hah (dengan wajah kaget dan emosi)? Bagaimana itu bisa terjadi



sus? Sheyla



: ibu tenang dulu iya bu



Hestu



: bagaiamana saya bisa tenang, nyawa anak saya hampir melayang



karena kesalahan kalian Sheyla



: iya bu sebelumnya kami minta maaf bu, apakah saya bisa jelaskan



terliebih dahulu bu? Syahdad



: sudah bu tenang dulu, coba suster jelaskan bagaimana ini bisa



terjadi Sheyla



: jadi begini pak bu, ini terjadi karena miss komunikasi antara



perawat yang berjaga ship pagi dan siang bu, sekali lagi saya mewakili semua perawat meminta maaf kepada bapak dan ibu atas kejadian ini. Hestu



: Ga bisa sus, kalau sampai terjadi apa-apa dengan anak saya kalian



harus betanggung jawab, kalian itu sudah sangat lalai terhadap pasien Sheyla



: iya bu saya mohon maaf bu, karena ada miss komunikasi antar



perawat Hestu



: saya mau semua suster yang menangani anak saya datang kesini



untuk menjelaskan semuanya Sheyla



: baik buu, akan saya beritahukan kepada mereka bu, apakah masih



ada yang bisa saya bantu pak bu? Syahdad



: sepertinya tidak sus



Sheyla



: baik lah pak bu, saya permisi dulu, wassalamu'alaikum



Syahdad&Hestu : waalaikumsalam



22



Setelah dari ruang pasien, KARU Sheyla meminta suster Auliah untuk memberitahu suster veby, suster Adinda, bahwa besok pagi mereka harus menemui KARU Sheyla di ruangannya... *Keesokan harinya, diruangan KARU Vebyola



: assalamu'alaikum buu



Sheyla



: waalaikumsalam, masuk.



Adinda&Auliah : selamat pagi bu Sheyla



: iya pagi, silahkan duduk



Veby,dinda&auliah : (berjalan le arah kursi dan duduk) Sheyla



: suster veby, saya yakin suster auliah dan suster adinda sudah menceritakan semu kejadian kemarin



Vebyola



: iya bu, mereka sudah cerita, saya minta maaf bu, karena kelalaian



saya semua ini terjadi Sheyla



: kenapa kemarin suster veby tidak konfirmasi dulu ke saya jika



ingin pulang cepat karena ayah kamu sakit? Vebyola



: mohon maaf bu, kemarin saya panik dan harus buru-buru ke



rumah sakit, karena ibu saya sendirian. Sheyla



: harusnya bagaimana pun kondisinya kamu tetap izin terlebih



dahulu sebelum keluar dari Rumah sakit ini, apalagi kemarin itu masih jam kerja kamu kan? Vebyola



: iya bu saya minta maaf



Sheyla



: Sekarang ibu Hestu dan bapak Syahdad meminta kalian bertiga



untuk menemuinya, sekarang ayo kita kesana Veby,dinda&auliah : baik bu.. Mereka pun menunuju ruangan pasien... *Diruang pasien Sheyla



: assalamu'alaikum pak bu



Hestu&Syahdad: Waalaikumsalam..



23



Sheyla



: mohon maaf pak bu, sebelumnya saya kesini bersama suater yang



kemarin menangani adek olga Syahdad



: iya bu..



Vebyola



: pak bu, sebelumnya saya minta maaf saya suster veby, saya



suster yang kemarin bertanggung jawab atas adek olga, saya kesini ingin mejelaskan dan meminta maaf atas perbuatan saya kemarin, saya benar-benar tidak sengaja melakukannya bu, kemarin ayah saya masuk rumah sakit, ibu saya juga sendirian disana, jadi ketika ibu saya memberi kabar saya langsung panik dan buru-buru pulang bu, dan akhirnya saya minta tolong kepada suster adinda, tetapi saya tidak menulis dosis obat yang lengkap di rekam medis adek olga, sehingga suster Adinda pun memberikan dosis obat yang tidak sesuai bu, semua ini kesalahab saya bu saya mohon maaf Hestu



: untung saja saya tidak bawa masalah ini ke hukum, untung anak



saya ga kenapa-napa Syahdad



: sudah lah bu, mereka juga tidak sengaja, lagian kan olga sekarang



udah baik baik aja kan Hestu



: tapi ibu masih kesal pak dengan mereka, kalian kan perawat yaa



seharusnya jangan teledor dan sembarangan dong kalau kerja. Syahdad



: kalau itu saya setuju, kalian itu harus teliti, jangan sampai



kejadian ini terulang kembali, karena akibat kesalahan kalian, kalian bisa membahayakan keselamatan pasien. Vebyola



: baik pak bu, saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini



lagi, saya akan lebih teliti lagi pak bu, sekali lagi saya minta maaf Syahdad



: iya saya maafkan



Sheyla



: pak buu, sekali lagi saya sebagai KARU mohon maaf atas samua



kejadian ini Syahdad



: iya sus,



Sheyla



: apakah masih ada yang ingin dibicarakan lagi pak bu



Syahdad



: seperti tidak bu



Sheyla



: baik lah kalau begitu, kami permisi dulu, karena masih ada pasien



lain yang harus kami tangani



24



Syahdad



: baik sus



Sheyla



: assalamu'alaikum



Syahdad



: waalaikumsalam



Setelah keluar dari ruangan pasien KARU Sheyla meminta Suter adinda suster auliah dan suster veby untuk ikut bersama dengan KARU Sheyla ke ruangannya... *Di Ruang KARU Sheyla



: silahkan duduk suster veby



Vebyola



: baik bu, terimakasih



Sheyla



: suster veby, tadi sudah mendengar kan semua yang dikatakan



bapak syahdad dan ibu hestu? Vebyola



: sudah buu



Sheyla



: saya terpaksa memberikan SP3 kepada suster veby, karena yang



sudah suster veby lakukan ini sangat membahayakan nyawa pasien Vebyola



: tapi buu, saya sudah meminta maaf kepada orangtua dari olga bu,



dan mereka juga sudah memaafkan saya bu Sheyla



: saya tahu, tapi jika saya tidak memberikan SP3 ini ke suster veby,



jika nanti ada perawat melakukan hal yang sama bagaimana, saya tidak mau perawat yang lain menganggap kalau saya tidak bisa berbuat adil dan tidak bertanggungjawab atas posisi saya, jadu kamu harus mendapatkan SP3. Ini adalah peringatan terakhir, jika suster veby melakukan kesalahan lagi, saya terpaksa melaporkan suster ke direktur rumah sakit untuk memberhentikan suster veby karena dianggap tidak berkompeten! Vebyola



: baik bu, sekali lagi saya mohon maaf dan tidak akan mengulangi



kesalahan lagi bu. Sheyla



: bagus, saya pengang janji kamu, untuk yang lainnya harap



kejadian ini di jadikan pelajaran untuk kedepannya agar kita dapat menajalin komunikasi yang baik jangan sampai kasus seperti ini terjadi kembali. Auliah & Adinda &Vebyola : baik bu,



25



Sheyla



: kalau begitu silahkan kembali bekerja



Auliah & Adinda &Vebyola : baik bu, kami permisi wassalamu'alaikum Sheyla : waalaikumsalam.



TAMAT



26



BAB IV PENUTUP 4.1 Identifikasi Masalah Roleplay 1. Identifikasi hambatan-hambatan yang terjadi selama interaksi Jawaban: Hambatan-hambatan yang terjadi pada interaksi yang terdapat pada Skenario Roleplay adalah penyampaian pesan yang tidak jelas dan distorsi (kesalahan informasi) antar perawat 1 dan lainnya yang menyebabkan terjadinya masalah serius yang dapat membahayakan pasien. Selain itu transmisi/media yang kurang baik (Rekam Medik) dalam berkomunkasi menyebabkan minimnya informasi yang di dapat perawat.



4.2 Kesimpulan Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan/informasi/ide yang di lakukan



oleh



pengirim



pesan



(komunikator)



terhadap



penerima



pesan



(komunikan). Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah merupakan suatu dasar dan kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tanpa komunikasi seseorang akan merasa terasing dan tanpa komunikasi pula suatu tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien akan mengalami kesulitan yang sangat berarti (Riyaldi, 2016). Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik dengan semua perawat yang berada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci. Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih, silih asah. Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan



27



profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal. Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk. Gangguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun. Agar kerjasama ini berhasil dengan baik, diperlukan hal-hal berikut : Pesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan dilakukan dan pemahaman tentang masing masing tugas anggota tim keperawatan, Pendelegasian wewenang, Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim keperawatan, Terciptanya rasa solidaritas kelompok, Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim. Persepsi seseorang, nilai, emosi, latar belakang budaya dan tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan. Secara umum hambatan yang terjadi selama komunikasi adalah sebagai berikut: Kurangnya penggunan sumber komunikasi yang tepat, Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi, Penampilan, sikap dan kecakapan yang kurang tepat selama berkomunikasi, Kurangnya pengetahuan, Perbedaan persepsi, Perbedaan harapan, Kondisi fisik dan mental yang kurang baik, Pesan yang tidak jelas, Prasangka yang buruk, Transmisi/media yang kurang baik, Penilaian yang premature, Tidak ada kepercayaan, Ada ancaman, Perbedaan status, pengetahuan, dan bahasa dan Distorsi (kesalahan informasi).



4.3 Saran Setelah membaca dan mempelajari makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami tentang konsep komunikasi antar sesama perawat dan dapat mengembangkannya dan mempraktikkannya dalam praktik keperawatan. Selain itu diharapkan juga kepada perawat agar dapat meningkatkan pengetahuan berkomunikasi dan dapat di terapkan secara langsung kepada sesama perawat. Selain itu juga diharapkan masyarakat dapat memahami tentang komunikasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



28



DAFTAR PUSTAKA



Agus M Hardjana. 2003. Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta : Kanisius. Arya Reni, Kurniawan Yudianto, Irman Somantri. 2010. Efektifitas Pelaksanaan Komunikasi dalam Kolaborasi Antara Perawat dan Dokter di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sumedang. Jurnal unpad.ac.id/mku/article. Vol. 12, No. 1 Maret 2010– September 2010 Hal 36, Ellis Mawarni, d. (n.d.). Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2) , 416-420. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Riyaldi, S. (2016). Hubungan Motivasi Kerja Dan Lama Kerja Perawat Dengan Penerapan



Komunikasi



Terapeutik



Pada



Klien



Di



Ruah



Sakit



PKU



Muhammadiyah Kota Gede Yogyakarta, Skripsi. Dipublikasikan. Rokhmah Noor Ariyani, Anggorowati. 2017. KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK



KOLABORASI



INTERPROFESI



SEBAGAI



UPAYA



MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN. Journal of Health Studies, Universitas Diponegoro Semarang Indonesia. Sitepu, E.C.B. (2012). Hubungan Motivasi Dengan Penerapan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, Skripsi. Dipubikasikan. WHO. 2010. Framework for Action on Interprofesional Education & Collaborative Practice. Geneva : World Health Org.



29