Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Interpersonal Dengan Sesama Perawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal dengan Sesama Perawat



Kelompok 6 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Andra Eka Putri (1710012) Ramdhonia Rahmawati (171008800 Rifka Mufida (1710090) Riska Wahyu Kusumanita (1710092) Rizky Kurniasari (1710094) Roesita Junaedi Putri (1710096) Salsa Nur Fadhilah (1710098) Sherly Hoiriyah (1710100)



Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya Tahun Ajaran 2017 / 2018



Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Makalah Komunikasi Keperawatan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah , dosen pembimbing, beserta rekan-rekan. Untuk memenuhi Tugas komunikasi Keperawatan yang di buat sebagai salah satu bentuk melatih kemandirian di bidang Pendidikan dan Kesehatan. Adapun tujuan dilaksanakan Komunikasi Keperawatan adalah untuk menambah wawasan, juga meningkatkan prestasi Mahasiswa, dengan dilaksanakan ini penulis dapat mengembangkan, melaksanakan dan mempraktikkan ilmu yang telah di dapat. Penulis menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam bentuk tulisan, isi, informasi maupun dalam bentuk penyajian. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran untuk perbaikan makalah ini. Semua untuk mendukung agar yang penulis buat dapat lebih baik lagi di kemudian hari.



Penulis



Kelompok 6



i



BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan,ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, dan perawat. Semua profesi tadi diwajibkan saling bekerjasama dalam menjalankan profesionalitas profesinya masingmasing. Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada.Semua profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima. Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan masyarakat, analis kesehatan,ahli gizi,radiologi dan lainnya. Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi keperawatan dapat berjalan secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan.Semua jenis profesi harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi. Perawat,bidan, dokter, dan semua profesi lain merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku pelajar. Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalakan dalam batas-batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.



2.1. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara berkomunikasi perawat dengan perawat ? 2. Bagaimana proses komunikasi perawat dengan perawat ?



3.1. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara berkomunikasi perawat dengan perawat 2. Untuk mengetahui proses komunikasi perawat dengan perawat



1



BAB II Pembahasan 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi



merupakan



proses



kompleks



yang



melibatkan



perilaku



dan



memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan, komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.



2.2. Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan,saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. American Medical Assosiation (AMA), 1994, setelah melalui diskusi dan negosiasi yang panjang dalam kesepakatan hubungan professional dokter dan perawat, mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam



batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat. Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien.Agar hubungan kolaborasi dapat optimal,semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega,bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan individu,keluarga dan masyarakat.



2.3. Komunikasi antara Perawat dengan Perawat Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal. Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan. Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing-



masing



perawat



dalam



menjalankan



tugas



berdasarkan



wewenang



dan



tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala ruang kepada



perawat



pelaksana



merupakan



contoh



hubungan



struktural.



Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya.



2.4. Hubungan Perawat dengan Sejawat Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik dengan semua perawat yang berada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci. Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih, silih asah :



1. Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling membimbing, manasihati, menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan. 2. Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam menjalankan tugasnya dapat saling menghargai satu sama lain, saling kasih mengasihi sebagai anggota profesi, saling bertenggang rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang dapat membuat sikap saling curiga dan benci. 3. Silih asah dimaksudkan bahwa perawat yang merasa lebih pandai aau tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat membagi ilmu yang dimilikinya kepada rekan sesama perawat tanpa pamrih.



Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antartenaga professional kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat. Dengan demikian, perawat mampu melaksanakan peran dan fungsinya secara berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa tenaga keperawatan harus bekerja sepanjang waktu untuk member pelayanan pemenuhankebutuhan dasar klien. Perawat merupakan profesi yang harus setia setiap saat di sisi klien sehingga kerjasama, koordinasi, dan komunikasi antar perawat yang terlibat dalam tim perawatan klien harus dilakukan untuk mencegah terputusnya proses keperawatan yang diselenggarakan.



2.5. Gangguan Komunikasi Antar Perawat Gangguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun. Agar kerjasama iniberhasil dengan baik, diperlukan hal-hal berikut : 1. Pesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan dilakukan dan pemahamantentang masing masing tugas anggota tim keperawatan. 2. Pendelegasian wewenang.



3. Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim keperawatan. 4. Terciptanya rasa solidaritas kelompok. 5. Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim. 2.6. Hubungan Kerja Perawat Dengan Institusi Tempat Perawat Bekerja Seorang Perawat yang telah menyelesaikan pendidikan baik tingkat akademik maupun tangkat sarjana memerlukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya baik dibidang pengetahan, Keterampilan dan sikap yang professional. Untuk memperoleh pekerjaan yang betul-betul sesuai dengan kemampuan standar yang telah dugariskan oleh pendidikan yang telah diikutinya,sangatlah sulit. Karena basarnya persaingan antara jumlah tenaga yang ada dan jumlah lahan tempat bekerja, Karena itu sering terjadi bahwa perawat berpendapat lebih baik bekerja dulu, Soal penempatan kerja yang sesuai atau tidak, akan dipakirkan kemudian.Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi untuk bekerja. Bila pekerjaan yang diberikan sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Maka motivasi kerja akan meningkat, Akan tetapi bila volume pakerjaan yang didapatkannya tidak sesuai dengan keinginan dan cita-citanya maka akan terjadi penurunan motivasi kerja yang menjurus kepada terjadinya konflik anytara nilai (value). Sebagai perawat dengan kebijakan institusi tempat bekerja. Bila terjadi penumpukan konflik nilai didalam pelaksanaan pekerjaannya setaiap hari, akan terjadi: 1. Buruknya komunikasi antara perawat sebagai pekerja dengan institusi selaku pemberi kebijakan. 2. Tumbuh sifat masa bodoh terhadap tugas yang merupakan tanggung jawabnya. 3. Kinerja menjadi menurun. Agar dapat terbina hubungan kerja yang adekuat antara perawat dengan institusi tempat bekerja,perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Perlu ditanamkan dalam diri perawat bahwa pekerja iti tidak sekedar mencari nafkah atau mencari uang,Tapi perlunya hati yang ikhlas. 2. Pekerjaan juga merupakan ibadah berarti bahwa hasil yang dapat diperolah dari pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, Dapat memenuhi kebutuhan lahir maupun batin.



3. Tidak semua keinginan individu perawat akan pekerjaan dan tugasnya dapat terealisasi dangan baik sesuai nilai yang ia miliki. 4. Upayakan untuk memperkecil terjadinya konflik nilai dalam melaksanakan tugas keperawatan debgan menyesuaikan situasi dan kondisi tempat bekerja. 5. Menjalin karja sama yang baik dan dapat memberikan kepercayaan kepada pembari kebijakan bahwa tugas dan tanggung jawab keperawatan selalu mengalami perubahan (dinamis) sesuai iptek.



BAB III Penutup 3.1.



Kesimpulan Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik dengan



semua perawat yang berada dilingkungan kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci. Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih, silih asah. Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antartenaga professional kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat. Dengan demikian, perawat mampu melaksanakan peran dan fungsinya secara berkesinambungan.



3.2.



Saran 1. Perlu adanya sosialisasi praktik kolaborasi dan managed care diantara tim kerja kesehatan atau profesi kesehatan mulai dari situasi pendidikan. 2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kesehatan perlu adanya peningkatan pendidikan perawat dan komunikasi yang baik ke pasien maupun antar tim kerja, dan untuk meningkatkan praktik kolaborasi perlu adanya komitmen bersama antara pemimpin (struktural) dan fungsional (profesi kesehatan), dimana pimpinan dapat mengadopsi managed care dan mensosialisasikan serta dapat diterapkan pada pelayanan.



Daftar Pustaka