20 0 245 KB
KEPERAWATAN KELUARGA “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gagal Ginjal Kronis”
Dosen Pembimbing : Paramita Ratna Gayatri, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Oleh: Kelompok 4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN 2021/2022
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4 1. Ameyliana Prisiska Amandani
(10219004)
2. Aurellia Amara Putri
(10219008)
3. Cici Sukma Melati
(10219012)
4. Delphi Eka Sandy Agustyan
(10219016)
5. Dinda Sita Devi
(10219020)
6. Fakhri Akmal Zaki
(10219024)
7. Fredy Ricamahendra
(10219028)
8. Joan Nita Mukti Soleha
(10219031)
9. Lulu Habiba Nailarifda
(10219035)
10. Niken Ayu Aprilita
(10219041)
11. Nurul Kholifatun Nisa’
(10219044)
12. Putri Agustin
(10219046)
13. Riko Andi Pranoto
(10219048)
14. Sendi Eka Oktaviani
(10219053)
15. Siska Fithia Putri
(10219056)
16. Violita Oktarina
(10219062)
17. Vidiliya Dwi Utami
(70420001)
18.
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gagal Ginjal Kronis”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga dengan tujuan agar para mahasiswa lebih mengetahui dan lebih paham tentang asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis. Penulis sadar bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh kerena itu, selain membaca makalah ini pembaca bisa memberikan kritikan dan tanggapan tentang makalah ini agar bisa lebih baik lagi nantinya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan mengenai osteoarthritis, khususnya bagi para mahasiswa perawat yang akan menjadi perawat yang hebat. Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI Halaman Judul.............................................................................................................................i Daftar Nama Anggota................................................................................................................ii Kata Pengantar..........................................................................................................................iii Daftar Isi...................................................................................................................................iv BAB I Pendahuluan....................................................................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2 C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2 BAB II Pembahasan...................................................................................................................3 A. Definisi...........................................................................................................................3 B. Etiologi...........................................................................................................................3 C. Patofisiologi...................................................................................................................3 D. Manifestasi Klinis..........................................................................................................4 E. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................5 F. Komplikasi.................................................................................................................... 6 G. Pencegahan komplikasi..................................................................................................6 H. Penatalaksanaan.............................................................................................................6 I. Pathway..........................................................................................................................9 BAB III Asuhan Keperawatan Keluarga (Teori).....................................................................10 A. Pengkajian....................................................................................................................11 B. Diagnosis Keperawatan................................................................................................14 C. Intervensi Keperawatan................................................................................................16 D. Implementasi Keperawatan..........................................................................................17 E. Evaluasi Keperawatan..................................................................................................18 BAB IV Asuhan Keperawatan Keluarga (Kasus)....................................................................20 A. Pengkajian....................................................................................................................20 B. Analisa Data.................................................................................................................28 C. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................30 D. Prioritas Diagnosa Keperawatan..................................................................................30 E. Intervensi Keperawatan................................................................................................33 F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan....................................................................36
BAB V Penutup........................................................................................................................40 A. Kesimpulan..................................................................................................................40 B. Saran.............................................................................................................................40 Daftar Pustaka4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan WHO penyakit gagal ginjal dan saluran kemih telah menyumbang 850.000 kematian setiap tahunnya. Hal ini menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal kronik menduduki angka ke-12 tertinggi kematian atau angka ke-17 kecatatan. Hingga tahun 2015 sebanyak 36 juta orang didunia meninggal akibat gagal ginjal kronik (Berita Republika, 2016). Di Indonesia, kasus gagal ginjal diperkirakan terjadi sekitar 0.2% setiap tahunya dari jumlah total penduduk, atau sekitar 490.000. Privalensi terbesar terjadi pada kelompok umur >75 tahun dengan 0,5% lebih tinggi daripada kelompok umur yang lain. Gagal ginjal juga menempati urutan ke-10 dalam penyakit tidak menular (RISKESDAS,2013). Gagal ginjal kronik terjadi perlahan-lahan bisa dalam hitungan bulan bahkan tahun, dan sifatnya tidak bisa disembuhkan. Selama ini dikenal dua metode dalam penanganan gagal ginjal yaitu transplantasi dan dialysis. Untuk transplantasi ginjal masih terbatas karena banyak kendala yang harus dihadapi diantaranya ketersediaan donor, teknik operasi, dan juga perawatan pada waktu pasca operasi. Sedangkan hemodialisa atau proses cuci darah menggunakan mesin, membutuhkan waktu paling sedikit 3-4 jam setiap kali terapi. Kegiatan ini berlangsung terus menerus sepanjang hidupnya. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk satu kali proses cuci darah (setidaknya Rp.500.000,-per terapi) kerap dirasakan membebani penderita dan keluarga. Ketergantungan pada mesin dialysis juga membuat aktifitas penderita menjadi terbatas. Prosedur hemodialisa sangat bermanfaat bagi pasien penyakit gagal ginjal tahap akhir, namun tidak berarti tidak beresiko dan tidak mempunyai efek samping. Berbagai permasalahan dan komplikasi dapat terjadi pada pasien yang mengalami hemodialisa. Komplikasi hemodialisa dapat menimbulkan perasaan ketidaknyaman, meningkatkan stress dan mempengaruhi kualitas hidup pasien, diantaranya
adalah
kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status social ekonomi, dan dinamika keluarga. (Nurani, 2013). Dalam mengatasi masalah gagal ginjal, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan yaitu mengenal masalah gagal ginjal dalam sebuah keluarga, pengambilan keputusan
untuk
tindakan yang tepat terkait masalah gagal ginjal,
perawatan keluarga dengan masalah gagal ginjal, memodifikasi lingkungan yang ada serta perlu pemanfaatan fasilitas kesehatan secara tepat. Namun ketika salah satu anggota
keluarga mengalami masalah gagal ginjal dan keluarga tidak mampu mengenal tanda gejala, penyebab, pencegahan serta perawatan pasien dengan masalah gagal ginjal secara menyeluruh maka tugas keluarga yang lain juga tidak terpenuhi sehingga menimbulkan dampak
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
dengan
gagal
ginjal,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan terkait gagal ginjal, ketidakmampuan keluarga merawat dengan gagal ginjal, ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dengan gagal ginjal, dan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang mengakibatkan keluarga menjadi tidak produktif. B. Rumusan Masalah Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Gagal Ginjal Kronik merupakan Gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (Retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Bruner dan Suddart, 2001) Gagal ginjal Kronik Merupakan Kerusakan Ginjal Progresif yang berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan Limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialysis atau transplantasi ginjal). (Nursalam, 2006) Gagal Ginjal Kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irrefersibel. (Kapita Selekta Kedokteran, 1999) Gagal Ginjal Kronik merupakan destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. (Patofisiologi, Elizabeth corwin, 2000) B. Etiologi Penyakit-penyakit sistemik seperti Diabetes Melitus, Glomerulonefritis kronis, Pielonefritis, Hipertensi yang tidak dapat dikontrol, Obstruksi traktus urinarius, lesi Herediter seperti penyakit Polikistik, gangguan vaskuler, infeksi. (Smeltzzer Suzzane, 2001) C. Patofisiologi Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) di duga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesis nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR (daya saring). Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bsa diabsorpsi berakibat diuretik osmotic disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yangrusak bertambah banyak oligouri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-
kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun 15ml/menit atau lebih rendah itu. (Barbara C.Long 1996 : 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normal diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timmbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Sunddarth, 2001 : 1448) D. Manifestasi klinis a. Manifestasi klinik menurut (Smeitzer, 2001 : 1449) antara lain : Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem rennin-angiosteninaldosteron), gagal jantung kongesif dan odema pulmoner akibat cairan berlebihan dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi). b. Manifestasi klinik menurut (Suyono, 2001) adalah sebagai berikut : A. Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting
Edema
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction sub pericardial
B. Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Sputum kental dan liat
C. Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan perdarahan mulut
Nafas berbau amonia
D. Sistem Muskuloskeletal
Kram otot
Fraktur tulang
Kehilangan kekuatan otot
E. Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Pruritis
Kulit kering bersisik
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
F. Sistem Reproduksi
Amenorhoe
Atrofi testis
E. Pemeriksaan penunjang 1) Pemeriksaan Laboraturium
Laboraturium Darah : BUN, Kreatinin, Elektrolit, (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, leukosit), Protein antibody (kehilangan protein dan imunoglobulin).
Pemeriksaan Urine : Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM, Keton, SDP, TKK/CCT.
2) Pemeriksaan EKG Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia). 3) Pemeriksaan USG Menilai berat dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih, serta prostat. 4) Pemeriksan Radiologi Renogram, Intravenosus, Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Arteriografi, dan Venografi, CT scan, MRI, Renal Biopsi, Pemeriksaan Rontgen Dada, Pemeriksaan Rotgen Tulang, Foto Polos Abdomen.
F. Komplikasi Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup : a. Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan diet berlebih. b. Perikarditis : efusi perikardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat. c. Hipertensi : akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin, angiotensin, aldosteron. d. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastro intestinal. e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat. G. Pencegahan komplikasi Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang menunjukkan kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah, dan pemeriksaan urinalis, pemeriksaan kesehatan umum, dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditunjukkan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna., dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara Long. 2001) H. Penatalaksanaan Pengobatan gagal ginjal kronik di bagi menjadi dua tahap : a. Tahap pertama yaitu tindakan konservatif yang ditujukan untuk merendakan atau memperlambat perburukan progresif gangguaan fungsi ginjal. Tindakan konservatif dimulai bila penderita mengalami asotemia penatalaksanaan konservatif meliputi : 1. Penentuan dan pengobatan penyebab 2. Pengoptimalan keseimbangan garam dan air 3. Koreksi obstruksi saluran kemih 4. Deteksi awal pengobatan infeksi 5. Diet rendah protein, tinggi kalori
6. Pengendalian keseimbangan elektrolit 7. Pencegahan dan pengobatan penyakit tulang dan ginjal 8. Modifikasi dan terapi obat dengan perubahan fungsi ginjal 9. Deteksi dan pengobatan komplikasi b. Tahap kedua pengobatan dimulai ketika tindakan konservatif tidak lagi afektif dalam mempertahankan kehidupan. Pada keadaan ini terjadi penyakit ginjal stadium terminal. Penatalaksanaan, meliputi : 1. Hemodialisa Hemodialisa adalah dialisis yang dilakukan diluar tubuh. Tujuan hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat toksik di dalam darah, menyesuaikan kadar air dan elektrolit di dalam darah. Pada hemodialisa darah dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter
masuk ke dalam sebuah alat besar. Di dalam mesin
tersebut terdapat ruang yang dipisahkan oleh sebuah membran semipermeabel. darah di masukan ke salah satu ruang, sedangkan ruang yang lain diisi oleh cairan dialisis, dan diantara keduanya akan terjadi difusi darah dikembalikan ke tubuh melalui sebuah pirau vena. Hemodialisa memerlukan waktu sekitar 3-5 jam dan dilakukan sekitar seminggu. Pada akhir interval 2-3 hari di antara terapi, keseimbangan garam,air, dan pH sudah tidak normal lagi. Hemodialisa tampaknya ikut berperan menyebabkan anemia karena sebagian besar sel darah merah ikut masuk dalam proses tersebut, infeksi juga merupakan resiko. 2. Dialisis peritoneum Dialisis peritoneum berlangsung didalam tubuh. Pada dialisis peritoneal permukaan peritoneum yang luasnya sekitar 22.000 cm 3 berfungsi sebagai difusi. Membran peritoneum digunakan sebagai sawar semipermeabel alami. Larutan dialysis yang telah dipersiapkan sebelumnya (sekitar 2 liter) di masukan ke dalam rongga peritoneum melalui sebuah kateter tetap yang di letakan di bawah kulit abdomen. Larutan dibiarkan di dalam rongga peritoneum selama waktu yang telah di tentukan (biasanya 4-6 jam). Selama waktu ini, terjadi proses difusi air dan elektrolit keluar masuk antara darah yang bersirkulasi. Dialysis peritoneum di lakukan sekitar 4 kali/ hari. Masalah-masalah terjadi pada dialysis peritoneum adalah infeksi dari kateter atau malfungsi kateter. 3. Transplantasi ginjal Transplantasi atau pencangkokan ginjal adalan penempatan sebuah ginjal donor ke dalam abdomen seseorang yang mengidap penyakit ginjal stadium akhir. Ginjal
yang di cangkok dapat di peroleh dari donor hidup atau mati. Semakin mirip sifatsifat antigenik ginjal yang didonorkan dengan pasien, semakin tinggi keberhasilan pencangkokan. Individu yang mendapat pengcangkokan ginjal harus tetap mendapat berbagai obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah penolakan ginjal, penolakan dapat terjadi sacara akut, dalam masa pasca transpalntasi dini, atau beberapa bulan atau tahun setelah pencangkokan semua orang yang mendapat terapi imunosupresi beresiko mengalami infeksi. (Price and Wilson, 2005)
I. Pathway CKD/Gagal Ginjal Infeksi
Penyakit metabolik
Penyakit vaskulair
Nefropati toksik
Peradangan
Nefropati obstruksi
Gg jaringan penyambung
Gg konginetal & Heriditer
Kerusakan nefron ginjal
Hipertropi nefron tersisa untuk mengganti kerja nefron yang rusak peningkatan kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam tiap nefron, meskipun GFR untuk seluruh massa nefron menurun dibawah normal.
STD I
STD II
STD III
Penurunan cadangan ginjal (asimtomatik)
Insuf renal (BUN, Creat nokturia, poliuri)
GG std akhir (90% massa nefron hancur, BUN, Creat oliguri), poliuri
Perubahan sistem tubuh
Hematologi Sist GI Anoresia, Nausea, Vomitus
Anemia (< eritopoet)
Syaraf Otot
Pegal tungkai, Kesemutan
Nyeri Akut Nutrisi < mdh stomatitis
PK:Anemia (GG F: Trombeyt)
Cardiovascular
Endokrin
HTPK:HT Nyeri dada sesek
Kulit
Gg sex GTT
PK:Hiperglikemi Gg.Metab lemak Gg. Metab VIT D
Sist lain
Gatal,pct urea frost ekimosis
Gg. As bs
PK:Perd arahan (Gg lekosit) Risk Infeksi
PK:Asidosis metblk PI Ke > Cairan nafas tidak PK:Ketidakseimba effektif ngan Cairanedema
Elektrolit PK:Hipoalbumin Gg:irama jantung
PK:Aritmia
PK:Ketidakseimbangan Cairan & Elektrolit
Gg. Integritas KulitPK:Asidosi
s
Gg. Metabolik Konsep Diri gg elektrolit
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (TEORI) A. Pengkajian Suprajitno (2012), mengatakan data yang dikaji asuhan keperawatan keluarga yaitu : a. Berkaitan dengan keluarga 1) Data demografi dan sosiokultural 2) Data lingkungan 3) Struktur dan fungsi keluarga 4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga 5) Perkembangan keluarga b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga 1) Fisik 2) Mental 3) Emosi 4) Sosial 5) Spiritual Menurut Nursalam (2008), ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu : a. Komunikasi Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teraupetik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan keluarga untuk menukar pikitan dan perasaan. b. Observasi Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan. c. Pemeriksaan fisik Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu : 1) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan, penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
2) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba. Tangan dan jari adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran. 3) Perkusi
adalah
suatu
pemeriksaan
dengan
jalan
mengetuk
untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. 4) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Menurut Komang (2012) hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga adalah : a. Data umum 1) Nama KK 2) Umur KK 3) Pekerjaan KK 4) Pendidikan KK 5) Alamat dan nomor telepon 6) Komposisi anggota keluarga (nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan KK, pendidikan, keterangan) 7) Genogram, menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar 8) Tipe keluarga 9) Suku bangsa a) Asal suku bangsa b) Bahasa yang dipakai keluarga c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan 10) Agama a) Agama yang dianut keluarga b) Kepercayaan yang mempengaruhi keluarga 11) Status ekonomi keluarga a) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan c) Tabungan khusus kesehatan
d) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot, transportasi) 12) Aktifitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti a) Riwayat terbentuknya keluarga inti b) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau penyakit menukar di keluarga) 4) Riwayat keluarga sebelumnya a) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga b) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan c. Lingkungan 1) Karakteristik rumah (ukuran, kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan, ventilasi, SPAL, air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi, denah rumah) 2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal (aturan penduduk setempat, budaya setempat, apa ingin tinggal dengan satu suku saja) 3) Mobilitas geografis keluarga (keluarga sering pindah rumah, dampak pindah rumah terhadap keluarga) 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat (perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti keluarga) d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga 2) Struktur kekuasaan keluarga 3) Struktur peran (formal dan informal) 4) Nilai dan norma keluarga e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan saling memiliki, dukungan terhadap anggota keluarga, saling menghargai, kehangatan. 2) Fungsi sosialisasi Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar, interaksi dan hubungan dalam keluarga.
3) Fungsi perawatan keluarga Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tapi bagaimana prevensi/promosi). Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagimana keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan). f. Stres dan koping keluarga 1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga 2) Respon keluarga terhadap stres 3) Strategi koping yang digunakan 4) Strategi adaptasi fungsional (adakah cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptif) g. Pemeriksaan fisik 1) Tanggal pemeriksaan 2) Pemeriksaan dilakukan pada seluruh anggota keluarga 3) Aspek pemeriksaan mulai tanda vital, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher,thorax, abdomen, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, sistem genetalia. h. Harapan keluarga 1) Terhadap masalah kesehatan keluarga 2) Terhadap petugas kesehatan yang ada B. Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah. Penilaian (skoring) Diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) dalam Komang (2012) sebagai berikut. Proses skoring dilakukan untuk setiap Diagnosis keperawatan : a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat. b. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot skor x bobo angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteriaskor tertinggi adalah 5 Penilaian diagnosis keperawatan
NO 1
2
3
4
Kriteria Sifat Masalah
Skor
Tidak/kurang sehat
3
Ancaman kesehatan
2
Keadaan sejahtera
1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Bobot 1
2
Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah
0
Tinggi
3
Cukup
2
Rendah Menonjolkan masalah
1
Masalah berat, harus segera ditangani
2
Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani
1
Masalah tidak dirasakan
0
1
1
Menurut Nursing Diagnoses : Definitions and Classifikation (2015-2017) dan Udjianti (2010), diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada keluarga dengan yaitu: a. Diagnosis aktual Diagnosa sehat/wellness digunakan apabila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive perumusan diagnosis, keperawatan keluarga potensial hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (Problem) dan S (sympthom/sign), tanpa komponen etiologi E. b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun semua sudah ditentukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan
timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga resiko, terdiri dari Problem (P), etiologi dan Symptom/sign (S). c. Diagnosis potensial Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan di keluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata/gangguan, terdiri dari problem (P), etiologi dan symptoms (S). Menurut Sudiharto (2007), etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga menggunakan lima skala ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan keperawatan, yaitu : 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga 2. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan tindakan. 3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit 4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga 5. Ketidakmampuan
keluarga
dalam
menggunakan
sumber
dimasyarakat
guna
memelihara kesehatan C. Intervensi Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Menurut Nursalam (2008) perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang di identifikasikan pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Kualitas rencana keperawatan dapat menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu : a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam : -
Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
-
Menentukan prioritas masalah
-
Memilih tindakan yang tepat
-
Pelaksanaan tindakan
-
Penilaian hasil tindakan Menurut Suprajitno (2012) tindakan keperawatan keluarga mencakup beberapa hal
dibawah ini : a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan. d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut. D. Implementasi Keperawatan Menurut
Nursalam
(2008)
asuhan
keperawatan
dibedakan
berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik keperawatan, yaitu : a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan yang memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau dokter. c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan secara tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan. Setyowati dan Murwani (2008) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain : a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan. b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menerapkan caracara hidup sehat. c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan keperawatan. e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi). f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga. g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan. E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan, (Nursalam, 2008). Nursalam (2008), menyatakan bahwa, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa
menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan : a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas interfrensi tersebut. b. Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi.
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (KASUS)
Kasus
Tn. P 45 tahun BB 50 kg masuk ke Rumah Sakit Bhakta,Keluarga mengatakan Tn.P sering mengeluhan sakit pinggang dan mengatakan BAK sedikit .Keluarga menanyakan kesehatan Tn.P saat ini .Terdapat udem di ekstermitas bawah dengan pitting udem +3, saat diauskultasi terdengar bunyi krekels pada aorta abdomenalisnya, serta TD : 160/90 mmHg. N : 60 x/menit, S : 36,6 C. Saturası O2: 90 %, RR 30 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ureum 300 mg/dl, Na 150 mEq/lt, albumin 2,5 gr/dl, Kreatinin 3. Ht 14,0 % dan Hb 6.2 mg/dl. Setelah dilakukan pemeriksaan TKK (total kretinin clearence) didapatkan hasil 2,08 ml/menit dan terjadi penurunan GFR 10 ml/mnt/1.73m2 selain itu pada pemeriksaan USG pada kedua ginjal didapatkan kedua ginjal tampak mengecil. Keluarga klien mengatakan klien mengalami hal ini sejak 3 tahun yang lalu, Keluarga juga tidak pernah memeriksakan keadaan Tn.P ke rumah sakit.Keluarga dan Tn.P awalnya mengira hanya penyakit biasa saja sehingga klien hanya membeli obat diwarung jamu untuk mengurangi rasa sakit terhadap penyakitnya tersebut.Keluarga juga mengatakan kurang paham bagaimana cara merawat Tn.P . Keluarga juga mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi yang sudah lama dideritanya.. A. PENGKAJIAN I. IDENTITAS UMUM KELUARGA a. Identitas Kepala Keluarga : Nama
:
Pendidikan Umur
Tn.P :
:
SMA
45 Tahun
Pekerjaan :
Wiraswasta
Agama
:
Islam
Alamat
:
Bandar lor Kediri
Suku
:
Jawa
No.Telp
:
082228968xxx
b. Komposisi Keluarga No
Nam
L/
Umu
Hub.Kl
Pekerjaan
Pendidika
. 1.
a Tn. P
P L
r 45 Th
g Suami
Wiraswast
n SMA
2.
Ny. E
P
43 Th
Istri
a
SMA
3.
An. A
P
19 Th
Anak
IRT
SMA
Belum bekerja c. Genogram Keluarga Ayah Kakek
Keluarga Ibu Nenek
Ayah
Kakek
Ibu
Anak Ket : : Laki – laki : Perempuan : Serumah : Kepala keluarga : Meninggal d. Type Keluarga :
Nenek
a) Jenis type keluarga : Keluarga Inti (Orangtua dan anak, tinggal satu rumah, terpisah dari keluarga lain) b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Gagal ginjal kronis e. Suku Bangsa : a) Asal suku bangsa : Jawa b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : -
Jika ada bayi yang masuk angin bawang merah untuk menggerok badan bayi
-
Daun sangket,jeruk nipis dan minyak kayu putih untuk mengurut badan
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : -
Puasa romadhon yang dijalankan oleh keluarga setiap tahun
Status Sosial Ekonomi Keluarga : a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ayah b) Penghasilan : 2.500.00 c) Upaya lain : Tidak ada d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll): - Meja, kursi,Almari,TV,Kulkas,Mesin Cuci,Kasur,Motor,Mobil e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : 1.500.00 untuk makan,bayar listrik g. Aktivitas Rekreasi Keluarga : -
Keluarga jarang rekreasi,saat ada waktu senggang melakukan aktivitas rekreasi diluar,Saat malam dirumah menonton Televisi bersama.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) : - Keluarga Tn.P melepas anak sebagai dewasa b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : - Keluarga ingin meluluskan anaknya sampai perguruan tinggi c. Riwayat kesehatan keluarga inti : a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : -
Riwayat kesehatan Tn.P saat ini gagal ginjal kronis
b) Riwayat penyakit keturunan : -
Tidak ada
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga : -
Tn. P memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kronis
-
Ny. E tidak ditemukan masalah kesehatan
-
An. A tidak ditemukan masalah kesehatan Imunisasi
No Nama
Umur
BB
Kead
(BCG/Polio/
aan
DPT
Masalah
Tindakan yang telah
Keseh
/
kesehatan
dilakukan
atan
HB/Campak
1
Tn.P
45 Th
50 kg
Sakit
) Lengkap
2
Ny.E
43 Th
59 kg
Sehat
Lengkap
kronis
pemeriksaan TKK
3
An.A
19 Th
55 Kg
Sehat
Lengkap
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Gagal ginjal
Telah dilakukan
d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : -
Keluarga menggunakan jasa pelayanan kesehatan dokter/puskesmas terdekat maupun rumah sakit
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : -
Dalam waktu 3 tahun terakhir pasien menjalani pengobatan
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah a) Luas rumah : 5,5x12 meter b) Type rumah : Permanen c) Kepemilikan : Milik sendiri (Tn. S) d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : -
Ruang tamu
: 1 3m x 4m
-
Ruang keluarga : 1 3m x 4m
-
Kamar
: 3 3m x 3m
-
KM
: 1 2 m x 3m
-
Dapur
:1
e) Ventilasi/jendela -
Ventilasi
:9
-
Jendela
:4
f) Pemanfaatan ruangan :
2,5m x 3m
-
Pemanfaatan ruang sudah sesuai fungsinya
g) Septic tank
: ada
h) letak
:
-
Septic tank terletak dibelakang rumah dengan jarak sekitar 11 meter
i) Sumber air minum : Sumur j) Kamar mandi/WC : KM dan WC menjadi 1 tempat k) -
Sampah : Dikumpukaan ditempat sampah lalu dibuang oleh tukang sampah Limbah RT: Dikumpukaan ditempat sampah lalu dibuang oleh tukang sampah
l) Kebersihan lingkungan : Bersih, setiap hari dibersihkan b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW a) Kebiasaan : Kerja bakti b) Aturan/kesepakatan : Tidak ada c) Budaya : -
Tahlilan
-
Slametan
c. Mobilitas Geografis Keluarga : -
Ayah : Rumah ke tempat kerja
-
Ibu
-
Anak : Rumah ke sekolah
: Ibu rumah tangga
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : -
Tahlilan
-
Ronda malam
e. Sistem Pendukung Keluarga -
Fasilitas kesehatan yang digunakan yaitu BPJS
IV. STRUKTUR KELUARGA a. Pola/cara Komunikasi Keluarga : -
Dua arah, jika ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan
b. Struktur Kekuatan Keluarga : -
Ny.E mampu mengubah kesehatan keluarga dengan menyiapkan makanan yang seimbang
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) -
Formal -
Peran Tn. S : Kepala Keluarga
-
-
Peran Ny. E : Ibu Rumah Tangga
-
Peran An. A : Anak
Informal -
Peran Tn. S : Tulang punggung keluarga
-
Peran Ny. E : Ibu rumah tangga
-
Peran An. A : Pelajar
d. Nilai dan Norma Keluarga -
Anak tidak boleh keluar rumah malam-malam.
-
Harus jujur
V. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afektif -
Sikap saling menghargai dikembangkan dalam keluarga,
-
Saat keluarga sedang sakit saling mendukung keluarga,
-
Saat keluarga sedang ada masalah saling membantu
b. Fungsi sosialisasi a) Kerukunan hidup dalam keluarga : -
Jika ada konflik/masalah diatasi dengan cara kekeluargaan
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : -
Interaksi dengan anggota keluarga sangat baik
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : -
Kepala keluarga (Ayah)
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : -
Berkumpul dan menonton Televisi
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : -
Ikut serta dalam kegiatan yang di adakan desa seperti kerja bakti
c. Fungsi perawatan kesehatan a) Pengetahuan
dan
persepsi
keluarga
tentang
penyakit/masalah
kesehatan
keluarganya : - Jika ada keluarga yang sakit seperti pusing/batuk/pilek dibelikan obat ke apotik b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat : - Keluarga mengambil keputusan jika ada keluarga yang sakit segera diperiksakan ke dokter
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : - Mengingatkan untuk minum obat. - Mengantar anggota keluarga yang sakit ke dokter - Mengingatkan untuk memakan makanan yang sehat dan minum air putih yang cukup. d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : - Lingkungan rumah dibersihkan setiap hari seperti menyapu e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat :
- Jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas/dokter terdekat d. Fungsi reproduksi a) Perencanaan jumlah anak : Tidak ada b) Akseptor : Ya - yang digunakan – lamanya c) Akseptor : Belum Alasannya Karena tidak ingin menunda untuk memiliki momongan d) Keterangan lain : Tidak ada e. Fungsi ekonomi a) Upaya pemenuhan sandang pangan : -
Yang memenuhi kebutuhan adalah Ayah
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : Tidak ada VI. STRES DAN KOPING KELUARGA a. Stressor jangka pendek : -
Tn.P khawatir jika penyakitnya kambuh
b. Stressor jangka panjang : -
Adanya kekhawatiran tidak bisa meneruskan pengobatan karena perekonomian yang kurang stabil dan adanya pandemi yang tak kunjung membaik
c. Respon keluarga terhadap stressor : -
Bekerja keras,berusaha dan memberi dukungan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,selalu berdoa.
d. Strategi koping : -
Berusaha tetap bersabar harus tetap semangat dalam menghadapi masalah
e. Strategi adaptasi disfungsional : -
Tetap berusaha dan bekerja keras
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA Pemenuhan gizi : -
Makan makanan yang sehat dan bergizi
Upaya lain : Tidak ada VIII. PEMERIKSAAN FISIK a. Identitas Nama
: Tn. P
Umur
: 45 th
L/P
:L
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : Wiraswasta b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini -
Gagal ginjal kronis
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya -
Hipertensi
e. Tanda-tanda vital : -
TD : 160/90 mmHg
-
RR : 30 x/mnt
-
N : 60 x/mnt
-
S : 36,6 º C
-
Saturası O2: 90 %
f. Sistem Cardio Vascular -
Normal
f. Sistem Respirasi -
Px merasa sesak dengan saturasi O2 : 90 % dan RR : 30x/menit
g. Sistem Gastrointestinal (GI Track) -
Normal
g. Sistem Persyarafan -
Normal
i. Sistem Muskuloskeletal -
Px mengeluh sakit pinggang
j. Sistem Genetalia -
Normal
IX. HARAPAN KELUARGA 1. Terhadap masalah kesehatannya : -
Semoga seluruh anggota keluarga selalu diberikan kesehatan
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : -
Tidak ada
B. ANALISA DATA N O 1.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Ketidakmampuan Keluarga
KEPERAWATAN Manejemen Kesehatan
Pasien mengatakan
Dalam Merawat Anggota
Keluarga Tidak Efektif
mempunyai riwayat
Keluarga Yang Sakit
DS: -
hipertensi yang sudah lama -
Pasien mengatakan pegal pada bagian pinggang dan BAK sedikit
-
Pasien mengatakan terjadi pembengkakan dibagian ekstremitas bawah
DO: -
TD : 160/90mmHg
-
Nadi : 50x/menit
-
Hasil Laboratorium : Ureum : 300mg/dl Na : 150mEq Kreatinin 5
Ht : 14,0% Hb : 6,2 mg/dl -
TKK (total kreatinin clearence) didapatkan hasil 2,08 ml/menit dan terjadi penurunan GFR 10ml/menit/1,73 m2
-
Hasil USG didapat bagian kedua ginjal mengecil
-
Udem ekstremitas bagian bawah
-
Pitting edema +3
-
CRT : >2 dt
-
GFR : 10 ml/menit/ 1,73 m2
2.
DS :
Ketidakmampuan Keluarga -
Pasien terlihat sesak napas
Intoleransi Aktivitas
Memodifikasi Lingkungan Yang Sehat
DO : -
Pasien terlihat sesak napas
3.
-
TD : 160/90 mmHg
-
Nadi : 50x/menit
-
RR : 30x/menit
-
Hb : 6,2mg/dl
-
jHt : 14,0%
-
Saturasi O2 : 90%
DS :
Ketidakmampuan Keluarga -
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami
Mengenal Masalah Kesehatan
Defisit Pengetahuan
ini sejak 3 tahun lalu -
Keluarga pasien mengatakan hanya mengonsumsi obat warung
-
Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi
-
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya
DO: -
Pasien tidak mengetahui tentang penyakit gagal ginjal kronis
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Masalah kesehatan keluarga tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit d.d pasien mengatakan terjadi pembengkakan dibagian ekstremitas bawah 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat d.d pasien terlihat sesak napas saturasi O2 : 90% 3. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan d.d keluarga pasien mengatakan hanya mengonsumsi obat warung D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Masalah kesehatan keluarga tidak efektif
b.d ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit d.d pasien mengatakan terjadi pembengkakan dibagian ekstremitas bawah Kriteria a. Sifat masalah : aktual
Skala 3
Bobot 1
Skoring 3/3x1 = 1
Pembenaran Keluarga Tn. P tidak mengerti tentang cara
perawatan penyakit gagal ginjal kronis, harusnya keluarga Tn. P mengerti b. Kemungkinan
1
2
1/2x2 = 1
cara merawat penyakit. Masalah keluarga Tn. P
masalah dapat
dapat diubah dengan
diubah : mudah
meningkatkan pendidikan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
c. Potensial
2
1
masalah untuk
2/3x1 = 2/3
dicegah : cukup
baik Masalah keluarga Tn. P ini bisa dicegah dengan cara menumbuhkan rasa ingin tahu keluarga mengenai penyakit gagal ginjal
d. Menonjolnya masalah
2
1
2/2x1 = 1
:
kronis Keluarga Tn. P sebenarnya mengerti akan masalah ini
segera
dan ingin segera ditangani agar dapat mencapai derajat kesehatan yang baik TOTAL SKOR
3 2/3
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat d.d pasien terlihat sesak napas saturasi O2 : 90% Kriteria a. Sifat masalah aktual
Skala 3 :
Bobot 1
Skoring 3/3x1 = 1
Pembenaran Keluarga Tn. P tidak mengerti tentang cara perawatan penyakit gagal ginjal kronis, harusnya keluarga Tn. P merawat kebersihan lingkungan agar udara di sekitar menjadi bersih.
b. Kemungkinan
1
2
1/2x2 = 1
Masalah keluarga Tn. P
masalah dapat
dapat diubah dengan
diubah : mudah
mengetahui bagaimana cara merawat lingkungan
c. Potensial
2
1
masalah untuk
2/3x1 =
yang sehat. Masalah keluarga Tn. P
2/3
ini bisa dicegah dengan
dicegah : cukup
cara menumbuhkan rasa ingin tahu keluarga mengenai pentingnya kebersihan lingkungan untuk penyakit gagal
d. Menonjolnya masalah
2
1
2/2x1 = 1
:
ginjal kronis Keluarga Tn. P mengerti akan masalah ini dan
segera
harus segera ditangani TOTAL SKOR
3 2/3
3. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan d.d keluarga pasien mengatakan hanya mengonsumsi obat warung a.
Kriteria Sifat masalah
Skala 3
Bobot 1
Skoring 3/3x1 = 1
:
membeli obat di apotik
aktual b. Kemungkinan
Pembenaran Keluarga Tn. P harus sesuai anjuran dokter
1
2
1/2x2 = 1
Masalah keluarga Tn. P
masalah dapat
dapat diubah dengan
diubah : mudah
adanya arahan dari tenaga
c. Potensial
2
1
masalah untuk
2/3x1 =
kesehatan Masalah keluarga Tn. P ini
2/3
perlu dicegah dengan cara
dicegah : cukup
menumbuhkan keingintahuan yang tinggi tentang penyakit gagal
d. Menonjolnya
2
1
2/2x1 = 1
ginjal kronis. Keluarga Tn. P menyadari
masalah
:
masalah ini dan ingin
segera
segera ditangani TOTAL SKOR
3 2/3
E. INTERVENSI KEPERAWATAN No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan
Intervensi
Kriteria Hasil Setelah dilakukan
Manajemen
intervensi selama 1 x
kesehatan keluarga
tidak efektif b.d
24 jam diharapkan
tidak efektik
ketidakmampuan keluarga
manajemen
O:
dalam merawat anggota
kesehatan keluarga
Identifikasi respon
keluarga yang sakit .
meningkat
emosional terhadap
1. 1. Masalah kesehatan keluarga
kondisi saat ini -Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang. T: Dengarkan masalah ,perasaan dan pertanyaan keluarga -Terima nilai-nilai keluarga dengan cara tidak menghakimi -Diskusi rencana medis dan perawatan -Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan -E 2.
-Informasi kemajuan
pasien secara berkala -Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang Intoleransi aktivitas b.d
tersedia.
ketidakmampuan keluarga
Setelah dilakukan
memodifikasi lingkungan yang sehat.
tindakan keperawatan 1x24
O
jam diharapkan
-Identifikasi
intolerensi aktivitas
gangguan fungsi
meningkat.
tubuh yang mengakubatkan kelelahan -minitor pola dan jam tidur -monitor kelelahan fisik dan emosional E -Anjurkan tirah baring -Anjurkan melakukan aktivitas secara bertaharap T
3
-sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus -lakukan rentang gerak pasif/aktif -berikan aktivitas ditraksi yang menyenagkan -K Defisit pengetahuan b.d
Kaloborasi dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
ahli gizi tentang cara Setelah dilakukan
meningkatkan asupan
1x24 jam diharapkan
makanan.
tingkat pengetahuan membaik.
O: -identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi -identifikasi faktorfaktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat T -sediakan materi dan pendidikan kesehatan -jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan -berikan kesempatan untuk bertanya E: Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan -ajarkan perilaku hidup bersih dn sehat -ajarkan strategi yang dapat digunakn untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN N
Diagnosa
O
Keperawatan
1.
Implementasi
Masalah kesehatan
O:Menganjurkan
keluarga tidak efektif
diet
Evaluasi
menjalani
khusus
S:
dengan
-
Klien mengatakan sudah
b.d ketidak mampuan mengurangi konsumsi garam
tidak merasakan pegal-
keluarga dalam
serta
pegal dan BAK lancar
merawat anggota
protein
keluarga yang sedang sakit .
membatasi
asupan -
T:Berkonsultasi
merasakan
dan
pembengkakan pada
melakukan pemeriksaan diri
bagian ekstrimtas bawah
ke dokter secara teratur -Melakukan
oral
hygine O :
sebelum makan jika perlu -Menyajikan makanan secara menarik
dan
suhu
yang
A:
sesuai -E: Perlu mengonsumsi obat obat omunosupresif dalam jangka panjang
Klien mengatakan tidak
-
Masalah teratasi
-
Intervensi selesai
P:
K Di
anjurkan
terapi
obat
obatan 2
Intoleransi aktivitas b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.
S :
O:
-
Identifikasi gangguan fungsi
tidak seak nafas
tubuh yang mengakubatkan kelelahan dan minitor pola dan jam tidur
O: -
E: Menganjurkan
Klien mengatakan sudah
Klien sudah bisa bernafas dengan normal
melakukan
aktivitas secara bertahap T:
A:
Informasi kemajuan pasien
-
Masalah teratasi
-
Intervensi selesai
-
Keluarga klien
secara berkala atau Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia. K:
P:
Memodifikasi gaya hidup sesuai anjuran dokter dan 3
dialysis atau cuci darah
O Menginformasikan
fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia.
S: mengatakan pasien
sudah mau minum obat resep dokter
E
Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan
-
Keluarga klien
Mengecek kesehatan secara
mengatakan sudah tau
berkala
penyakit yang diderita pasien
T
-
Klien mengatakan sudah
keluarga mengenal
Dengarkan masalah ,perasaan
tau penyakit yang
masalah kesehatan
dan pertanyaan keluarga
diderita
yang di mengalami O: K Selalu
mengontrol
yang diderita dan cara
pola
pencegahannya
makanan yang sesuai dengan kondisi ginjal
Klien sudah tau penyakit
A: -
Masalah teratasi
-
Intrvensi selesai
P:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang timbul karena kerusakan filtrasi dan sekresi ginjal anak berujung pada gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronis disebabkan oleh beberapa factor yaitu hipertensi, glomerulousitis, nefropatikanalgesic, nefropati diabetic, nefropati refluk, ginjal polikistik, obstruksi dan gout. Gagal ginjal kronis sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder (sekundery illnes). Penyebab yang sering adalah diabetes melitus dan hipertensi. Penatalaksaan klien gagal ginjal kronis adalah untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang ada dan mempertahankan keseimbangan secara maksimal untuk memperpanjang harapan hidup klien. B. Saran Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mengetahui pengertian gagal ginjal kronis, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi serta asuhan keperawatan keluarga dengan gagal ginjal kronis. Sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat kita harus memberikan perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal salah satunya gagal ginjal kronis, agar pasien dapat mempersiapkan diri menghadapi kematian dengantenang dan nyaman tanpa meras tertekas atas penyakit yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA SAYEM. (n.d.). Repository-poltekkesjogja - repository poltekkesjogja. Retrieved October 24, 2021, from http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2143/1/KTI%20BU%20SAYEM.pdf.