6 0 461 KB
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS (Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah III)
Dosen Pengampu: Ns. Eni Kusyati, M.Si.Med Disusun oleh: Antonita Lintang Pawestri
1903015
Lisa Amalia
1903035
Mei Noviyanti
1903038
Roqimayatun Novitasari
1903053
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG TAHUN AJARAN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Dermatitis”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan kami buat kurang tepat atau tidak berkenan di hati para pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih dan semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, 27 September 2021
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................2 BAB I......................................................................................................................................3 PENDAHULUAN..................................................................................................................3 1.1
Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3
Tujuan Umum :......................................................................................................4
Tujuan Khusus :.................................................................................................................4 BAB II.....................................................................................................................................5 PEMBAHASAN.....................................................................................................................5 2.1
Pengertian Dermatitis............................................................................................5
2.2
Epidemiologi...........................................................................................................5
2.3
Klasifikasi...............................................................................................................6
2.4
Penyebab Dermatitis..............................................................................................7
2.5
Tanda dan Gejala...................................................................................................7
2.6
Patofisiologi...........................................................................................................10
2.7
Pencegahan...........................................................................................................10
2.8
Pengobatan...........................................................................................................10
2.9
Komplikasi............................................................................................................12
2.10
Pathway.................................................................................................................12
2.11
Pengkajian............................................................................................................12
2.12
Diagnosa Keperawatan........................................................................................16
Rencana Tindakan Keperawatan.......................................................................................17 BAB III.................................................................................................................................20 PENUTUP............................................................................................................................20 3.1
Kesimpulan...........................................................................................................20
3.2
Saran.....................................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda. 1.2 Rumusan Masalah
Apa pengertian dermatitis?
Apa epidemiologi dermatitis?
Apa klasifikasi dermatitis?
Apa saja penyebab dermatitis?
Apa saja tanda dan gejala dermatitis?
Bagaimana patofisologi dermatitis?
Bagaimana pengobatan dermatitis?
Bagaimana komplikasi dermatitis?
Bagaimana asuhan keperawatan penyakit dermatitis?
1.3 Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit dermatitis dan mampu memberikan asuhan keperawatan dermatitis.
Tujuan Khusus :
Dapat mengetahui apa pengertian dermatitis.
Dapat mengetahui apa Epidemiologi dermatitis.
Dapat mengetahui klasifikasi dermatitis.
Dapat mengetahui penyebab dermatitis.
Dapat mengetahui tanda dan gejala dermatitis.
Dapat mengetahui bagaimana patofisologi dermatitis.
Dapat mengetahui pengobatan dermatitis.
Dapat mengetahui komplikasi dermatitis.
Dapat mengetahui asuhan keperawatan penyakit dermatitis. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dermatitis Dermatitis adalah peradangan kulit (Epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis (Djuanda Adhi, 2010). Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik (Brunner dan Suddart, 2000). Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada dermatitis berbeda. 2.2 Epidemiologi Dermatitis kontak uiritan dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan kelamin. Jumlah penderita kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat. Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan jumlah penderita dermatitis kontak
alergik leih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di masyarakat. 2.3 Klasifikasi 1. Contact Dermatitis adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansu yang menempel pada kulit. Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi:
Dermaitis Kontak Iritan: Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.
Dermatitis Kontak Alergi: Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen.
2. Neurodermatitis adalah Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulangulang karena berbagai ransangan pruritogenik. 3. Seborrheic Dermatitis adalah gangguan yang biasa terjadi pada kulit kepala sehingga menyebabkan kulit kepala menjadi bersisik, gatal, memerah dan memunculkan ketombe yang membandel atau susah dihilangkan. 4. Statis Dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah.
5. Atopic Dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergi, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). 2.4 Penyebab Dermatitis Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
2.5 Tanda dan Gejala Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala berbeda: 1. Contact Dermatitis
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi
dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput. 2. Neurodermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher. 3. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan munjul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti parkinson.
4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah, yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab. 5. Atopic Dermatitis
Dengan tanda dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
2.6
Patofisiologi Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.
2.7 Pencegahan a. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang. b. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah. c. Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat. d. Jaga kebersihan diri dan lingkungan. e. Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu. f. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan. g. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.
2.8 Pengobatan Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi. a. Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit. b. Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit). c. Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
d. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
2.9 Komplikasi a. Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu. b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit c. Infeksi sekunder d. Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman sthapylococcus aureus dan virus Herpes Simplex. e. Infeksi saluran nafas atas f. Bronkitis g. Infeksi kulit
2.10
Pathway
Fisik (sinar, suhu) Mikroorganisme (bakteri, jamur)
Dermatitis
Faktor dari luar (eksogen)
Faktor dari luar (endogen)
Dermatitis Kontak (sabun, detergen zat kimia)
Dermatitis Atopik
Allergen Sensitizen
Iritan Primer
Sel Langerhans dan Makrofag
Mengiritasi Kulit
Sel T
Sensitivitas sel T oleh saluran limfe
Peradangan Kulit (lesi)
Resiko Infeksi
Terpajan ulang
Sel Efektor mengeluarkan limfokin Gangguan Gatal, Panas, kemerahan
rasa nyaman
2.11
Pengkajian
a. Identitas Pasien b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok c. Riwayat Kesehatan: 1. Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya. 2. Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. 3. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. 4. Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan. 5. Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah menggunakan obatobatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat. d. Pola Fungsi Gordon : 1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan a) Persepsi terhadap penyakit : Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien b) Penggunaan :
Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan
trisiklik,
antihistamin,
fenotiasin,
inhibitor
monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik dan obat anti-parkinson
Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien.
2) Pola Nutrisi/Metabolisme
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola Eliminasi
Tanyakan
bagaimana
pola
BAK
dan
BAB,
warna
dan
karakteristiknya
Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi
4) Pola Aktivitas/Olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola Istirahat/Tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
6) Pola Kognitif/Persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
Kaji penglihatan dan pendengaran klien
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola Peran Hubungan
Tanyakan apa pekerjaan pasien
Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
9) Pola Seksualitas/Reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola Koping-Toleransi Stres
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11) Pola Keyakinan-Nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.
e. Pemeriksaan Fisik 1) Subjektif : Gatal 2) Objektif :
Skuama kering, basah atau kasar
Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum )
Kerontokan rambut
2.12
Diagnosa Keperawatan
Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus Dermatitis secara teori terdapat 2 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit dibuktikan dengan pasien mengatakan adanya sensasi panas terbakar dan kulit terasa gatal nampka ruam kemerahan, kulit kering bersisik.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit di buktikan dengan pasien mengatakan merasakan gatal dan mengeluh tidak nyaman, pasien tampak menunjukan gejala distres.
Rencana Tindakan Keperawatan
NO TUJUAN &Kriteria Hasil DP 1.
Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SLKI)
tangan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka masalah
Tanda
resiko
infeksi
akan
Observasi:
interaksi, dan kontra indikasi
teratasi dengan Kriteria Hasil:
Kemerahan menurun.
Demam menurun.
Nyeri menurun.
Bengkak menurun.
Kadar sel darah putih membaik.
Identifikasi kemungkinan alergi, obat.
Verifikasi
order
obat
sesuai
dengan indikasi.
Periksa
tanggal
kadaluwarsa
obat. Terapeutik:
Lakukan
prinsip
6
benar
Kelompok 4
( pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi).
Perhatikan obat
jadwal
pemberian
jenishipnotik,
narkotika,
dan antibiotik.
Hindari pemberian obat yang tidak di beri label dengan benar.
Fasilitasi minum obat.
Dokumentasi
pemberian
obat
dan respon terhadap obat. Edukasi:
Jelaskan
jenis
pemberian,
obat,
alasan
tindakan
yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian.
Jelaskan
faktor
yang
dapat
meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2.
selama 3 x 24 jam maka masalah
Observasi:
Identifikasi
sumber
gangguan rasa nyaman akan teratasi
ketidaknyaman
dengan Kriteria Hasil:
ruang, kebersihan)
Kesejahteraan fisik meningkat.
Rileks meningkat.
Keluhan
ketidak
suhu
Monitor kondisi kulit, terutama Kelompok 4 area benjolan (mis. tanda – tanda iritasi)
nyamanan
menurun.
.
(mis.
Gelisah menurun.
Keluhan sulit tidur menurun.
Pola tidur membaik.
Terapeutik:
Sediakan ruangan yang tenang dan mendukung.
Jadwalkan kegiatan sosial dan kunjungan.
Fasilitasi
kenyamanan
lingkungan ( mis. atur suhu, selimut, kebersihan).
Atur posisi yang nyaman.
Hindari paparan kulit terhadap iritan.
Edukasi:
Jelaskan
tujuan
manajemen
lingkungan.
Ajarkan cara manajemen sakit dan cedera jika perlu.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri adanya respon alergi.Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut. Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.
3.2 Saran Kepada pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis pada seseorang maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk. Dan disarankan kepada orang tua agar menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan dermatitis.
DAFTAR PUSTAKA PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta DPP PPNI. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Djuanda Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6. Jakarta: FKUI.